• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PENYAJIAN DATA

4.3 Hasil wawancara

4.3.2 Sumber Daya

Sumber daya merupakan salah sastu aspek penting dalam implementasi sebuah kebijakan atau peraturan. Sumber daya dalam mengimplementasikan sebuah kebijkan bisa berupa sumber daya manusia (SDM ), peralatan, maupun pendanaan (anggaran). Ketersediaan sumber daya mempengaruhi hasil yang ingin dicapai dari sebuah kebijakan dan mendorong atau memperlancar implementasi yang efektif.

Berkaitan dengan sumber daya manusia dalam implementasi Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara di KPPN Medan I, peneliti melakukan

wawancara dengan beberapa informan. Adapun pertanyaan peneliti ajukan yaitu dampak Implementasi SPAN terhadap Sumber Daya Manusia pada KPPN Medan I, seperti yang disampaikan oleh Ibu Farida Aryani , selaku Duta SPAN pada KPPN Medan I. Beliau mengatakan SDM pada KPPN Medan I semakin mengerti menggunakan IT, seperti komputer, karena semua diharuskan dengan IT, kemudian kemungkinan ada penyempitan SDM, artinya kebutuhan SDM tidak perlu sebanyak yang dulu, karena sudah tidak perlu mengecek dokumen karena semua sudah langsung ke pusat. Dan nantinya kalau semua satker semua sudah pakai SAKTI, maka front office di didepan akan berkurang, dan beberapa pegawai sekarang dialihkan tugas menjadi menganalisa dokumen.

Hal tersebut juga dibenarkan oleh Bapak Setyadi Kusdianto, selaku Kepala Seksi Pencairan Dana pada KPPN Medan I. Beliai mengatakan bahwa, dengan pelaksanaan Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara (SPAN), maka ada sedikit perubahan dengan Sumber Daya Manusia, seperti peningkatan pengetahuan mengenai komputer, karena ini memang suatu keharusan, dimana komputer SPAN yang digunakan pada KPPN Medan I ini, merupakan komputer yang memiliki spec yang tinggi, dan pengurangan SDM, karena kita tidak terlalu membutuhkan banyak SDM sekarang, karena banyak pekerjaan sudah terkontrol dengan mudah dengan SPAN, terutama di bidang Seksi Bank.

Dalam proses Implementasi suatu kebijakan tentu akan pengaruhnya terhadap Sumber Daya Manusia yang akan memakai Kebijakan tersebut. Kemampuan SDM dapat dilihat dari jenjang pendidikan, pemahaman terhadap tujuan dan sasaran serta kemampuan menyampaikan program dan

mengarahkankan. Berdasarkan hasil wawancara diatas maka dapat disimpulkan bahwa Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara (SPAN) sebagai suatu sistem berbasis teknologi informasi yang tentunya dalam menggunakan aplikasi SPAN dibutuhkan komputer, jadi pemahaman SDM pada KPPN Medan I dalam menggunakan komputer akan menggunakan. Implementasi SPAN juga berdampak pada kuantitas pegawai, karena SPAN merupakan aplikasi meliputi penyusunan anggaran, manajemen dokumen anggaran, manajemen komitmen pengadaan barang dan jasa, manajemen pembayaran, manajemen penerimaan negara, manajemen kas dan pelaporan diintegrasikan ke dalam SPAN. Jadi jumlah tenaga kerja/pegawai yang digunakan tidak sebanyak sebelumnya, dikarena banyak pelayanan perbendaharaan yang sudah terintegrasi dengan aplikasi SPAN.

Peneliti juga menanyakan kepada Ibu Farida Aryani , selaku Duta SPAN pada KPPN Medan I persiapan Sumber Daya Manusia pada KPPN Medan I dalam menghadapi SPAN. Beliau mengatakan bahwa dalam menghadapi SPAN , SDM yang ada pada KPPN diberikan pemahaman yang lebih mengenai akuntansi berbasis akrual, karena ini penting dalam memakai aplikasi SPAN. Dan KPPN selalu mengadakan pendidikan dan pelatihan kepada pegawai, yang akan dikirim ke pusat dalam mendapatkan pendidikan dan pelatihan. Dan utusan yang telah mendapatkan pendidikan dan pelatihan akan mengajari pegawai yang lainnya.

Hal tersebut juga diperkuat oleh Bapak Danang Supriadi, selaku Kepala Sub Bagian umum. Beliau mengatakan pegawai KPPN akan dikirim ke Pusat atau Balai Dilkat yang ada di Medan , untuk mendapatkan pendidikan dan pelatihan mengenai SPAN, dan untuk intensitasnya biasanya 2 kali setahun ataupun lebih.

Dan Pendidikan dan pelatihan ini memang harus dilakukan dengan rutin, mengingat komposisi SDM yang kebanyakan sudah berumur 50 tahun lebih dan jenjang pendidikan yang sebagian besar tamatan SMA dan tentu tidak familiar dengan komputer.

Gambar 4.1

Komposisi Pegawai Berdasarkan Usia & Komposisi Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Dan dari atas diatas kita melihat bahwa komposisi SDM yang ada di KPPN Medan I yang berumur diatas >50 ada sebanyak 54% dan yang berpendidikan SMA ada 35%, sehingga mayoritas pegawai di KPPN yang sudah berusai >50 tahun , tidak begitu terbiasa dengan bekerja dengan komputer, namun KPPN Medan I secara rutin memberikan pendidikan dan pelatihan kepada pegawai dalam meningkatan kemampuannya, sehingga pegawai dapat bekerja dengan maksimal.

Hal tersebut juga diperkuat oleh Bapak Budi Utomo, selaku Kepala KPPN Medan I, yang mengatakan bahwa seluruh Pegawai di KPPN bisa bekerja sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya, atau bisa dikatakan “the right man , on the

right place” karena kemampuan dan keahlian yang dimiliki setiap pegawai

senantiasa ditingkatkan oleh diklat.

Hal senada juga dikatakan dikatakan oleh Ibu Farida Aryani. Beliau mengatakan kita juga mempunyai GKM atau gugus kendali mutu yang menjamin setiap pegawai yang ada dapat bekerja dengan baik. Pelaksanaan Gugus Kendali Mutu (GKM) secara rutin 2 kali dalam seminggu (hari Selasa dan Kamis) untuk meningkatkan kompetensi SDM pegawai KPPN Medan I dalam penguasaan peraturan dan pekerjaan.. Jadi semua pegawai dapat dijamin bekerja sesuai kemampuan yang dimilikinya yang didapatkan dari pendidikan dan pelatihan yang ada.

Untuk mendukung penyataan Ibu Farida Aryani dan Bapak Budi Utomo, peneliti juga melakukan wawancara dengan beberapa satker. Bapak Andri Ihsan , selaku Staff Keuangan Unimed. Beliau mengatakan bahwa pegawai KPPN Medan

I dapat melayani satker dengan baik, karena dari awal KPPN telah memberikan pelayanan prima, seperti halnya dalam pencairan. KPPN akan memberikan pelayanan yang baik kepada seluruh satker dan akan memproses kebutuhan satker kalau dokumen dan datanya lengkap dan benar. Jadi secara keseluruhan Satker tidak mendapatkan kesulitan dalam mendapatkan pelayanan perbendaharaan.

Hal ini diperkuat oleh satker Ibu Friska Siahaan selaku Kanwil BPN Prov Sumut. Beliau mengatakan Secara keseluruhan hampir tidak ada kesulitan dalam mendapatkan pelayanan perbendaharaan pada KPPN Medan I dengan model SPAN, tetapi untuk awal tahun ada sedikit masalah, karena adanya perubahan sistem , peraturan yang berlaku, peraturan menteri, harus menyesuaikan lagi, jadi kesulitannya ada di awal tahun, tetapi ketika data di awal tahun itu sudah akurat dan data yang ada di KPPN dan satker sudah sinkron, maka tinggal ikuti saja, menjadi mudah. KPPN Medan sudah berkompeten dalam memberikan pelayanan kepada satker.

b. Fasilitas dan Peralatan

Terkait ketersediaan fasilitas, Kepala Seksi Pencairan Dana, Bapak Setyadi Kusdianto, mengatakan untuk mendukung kelancaran pelaksanaan SPAN di Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Medan I, yang digunakan hanya komputer SPAN dan Wifi spot. Kantor KPPN Medan sendiri sudah dilengkapi dengan 12 komputer SPAN yang dikatakan sudah cukup dalam pelaksanaan SPAN. Dalam pemanfaatan komputer yang memang sudah tersedia pada KPPN Medan I, yang dilakukan untuk melakukan Pelayanan perbendaharaan mulai dari perencanaan anggaran, pelaksanaan anggaran, manajemen kas, samapi pada

akuntansi dan pelaporan. Jadi jumlah komputer SPAN sudah cukup pada KPPN Medan I, dan tidak diperlukan penambahan komputer lagi. Selain itu, KPPN Medan I juga sudah dilengkapi dengan Wifi yang dapat mendukung kelancaran pelaksanaan SPAN pada KPPN Medan I, karena SPAN merupakan aplikasi online yang memerlukan koneksi jaringan internet. Jaringan internet yang digunakan oleh SPAN sepenuhnya didedikasikan untuk jaringan SPAN. Dan ada kejadian yang tidak diinginkan dan jaringan SPAN benar-benar tidak dapat digunakan akan disediakan juga jaringan internet secara dial up sebagai Bussines Contigency Plan (BCP) SPAN. Disamping itu, jaringan Pusintek yang sekarang ada pada KPPN juga dapat digunakan sebagai BCP bila jaringan SPAN mengalami gangguan.

Hal tersebut juga dibenarkan oleh Ibu Farida Aryani, selaku Duta SPAN pada KPPN Medan I. Beliau mengatakan bahwa pelaksanaan SPAN bersifat online, tentu saja yang dibutuhkan komputer yang mempunyai spek tinggi, dan kebutuhan akan komputer tidak ada kendala. Dan komputer SPAN yang sudah ada di KPPN , semua bersumber dari pusat dan semua program yang ada di dalamnya sudah diatur, sehingga pegawai KPPN Medan dapat memakai secara langsung. Dan KPPN Medan I juga tersedia Wifi sebagai pendukungnya.

Dokumen terkait