• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara dalam Mendukung Pelayanan Perbendaharaan Negara pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Medan I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Implementasi Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara dalam Mendukung Pelayanan Perbendaharaan Negara pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Medan I"

Copied!
131
0
0

Teks penuh

(1)

LAMPIRAN

PEDOMAN WAWANCARA Kepala KPPN

Standard dan arah kebijakan

1. Apa yang dimaksud dengan SPAN (Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara) ?

2. Apakah dasar hukum pelaksanaan Sistem Perbendaharaan Anggaran Negara pada KPPN?

3. Apa yang menjadi standar dan sasaran Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara ?

4. Apa yang menjadi latar belakang Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara ini diimplementasikan ?

5. Bagaimana pelayanan perbendaharaan dilakukan sebelum Sistem Pembendaharaan Anggaran Negara?

6. Bagaimana perbandingannya ? ( mis. Biaya, waktu, tenaga, SDM, dll ) 7. Apa tujuan dilaksanakan Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara ?

 Sampai saaat ini , bagaimana kinerja sistem ini untuk mencapai tujuan? (efektivitas dan efisiensi) ( sudah sejauh mana tujuan tercapai)

 Salah satu tujuan adalah untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas, bagaimana SPAN dapat menjamin peningkatan efisiensi dan efektivitas dalam pengelolaan anggaran dan pembendaharaan negara?

8. Apa saja kendala yang dihadapi dalam memberikan pelayanan kepada satuan kerja (satker)?

9. Bagaimana Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara dapat mendukung Pelayanan Perbendaharaan Negara di Kota Medan ?

Struktur Birokrasi

(2)

11.Bagaimana proses penyusunan SOP dan siapa aja yang terlibat?

12.Apa dampak implementasi SPAN pada KPPN terhadap struktur organisasi?

13.Bagaimana fungsi masing masing posisi pada struktur organisasi tersebut? KB

14.Apakah masing masing menjalankan fungsinya dengan baik? Contohnya ? 15.Bagaimana pengawasan yang dilakukan pada setiap posisi pada KPPN?

Dan Bagaimana sanksinya ?

Komunikasi 16.Siapa saja implementor dari kebijakan ini? 17.Siapa saja yang menjadi kelompok sasaran?

18.Bagaimana komunikasi yang terjadi diantara para implementor ? ( rapat rutin, metode, intensitas, waktu dan tempat)

19.Bagaimana komunikasi dengan kelompok sasaran (satuan kerja)? ( pertemuan atau sharing, metode, intensitas, masalah yang sering dibahas) 20.Bagaimana sosialisasi tujuan dan manfaat SPAN dilakukan kepada

kelompok sasaran (satker) ? ( metode dan intensitas)

21.Bagaimana koordinasi yang berlangsung antara pihak Kantor Pelayanan Perbendaharaan Anggaran Negara (KPPN) Medan terhadap pihak Satuan Kerja (Satker) dalam Pelayanan Perbendaharaan Negara?

22.Bagaimana cara menghindari distorsi atas Sistem Pembendahraan Anggaran Negara pada KPPN?

Sumber Daya

23.Apa dampak implementasi SPAN terhadap SDM pada KPPN ? 24.Bagaimana persiapan SDM dalam implementasi SPAN?

25.Bagaimana cara untuk meningkatkan pemahaman dan kemampuan pegawai tentang SPAN? ( pendidikan dan pelatihan, dan Intensitas)

(3)

27.Berapa jumlah pegawai KPPN dan bagaimana tingkat pendidikan pegawai tersebut ?

28.Apa saja sarana dan prasarana yang dibutuhkan KPPN untuk implementasi SPAN?

29.Apakah semua saranan dan prasarana yang dibtuhkan itu sudah dimiliki KPPN?

30. Bagaimana keadaannya dan cara pengadaannya ?

31.Apakah ada kendala yang dihadapi dalam penyediaan sarana dan prasarana di KPPN yang berkaitan dengan Implementasi SPAN?

Disposisi

32.Bagaimana respon kelompok satker terhadap Sistem ini di KPPN ?

33.Bagaimana cara memilih/ mengangkat Ketua , pegawai KPPN dan duta SPAN?

34.Apa saja yang dilakukan dalam meningkatkan kinerja pegawai pada KPPN?

35.Bagaimana komitmen Bapak dalam implementasi Sistem Pembendaharaan Anggaran Negara?

36.Bagaimana mengetahui keluhan atau masalah yang dihadapi kelompok sasaran terkait Sistem Pembendaharaan Anggaran Negara ini?

37.Apa saja target yang hendak dicapai Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Kota Medan dalam mendukung Pelayanan Perbendaharaan Negara?

38.Menurut Bapak/Ibu , apakah Implementasi Sistem Perbendaharaan Anggaran Negara mampu mendukung Pelayanan Perbendaharaan Negara?

e-government

39.Di dalam pelaksanaan nya apakah SPAN pada KPPN mendukung penyelenggaraan pemeritahanan e-government? Mengapa?

(4)

Hambatan dan Tantangan

41.Apa yang menjadi hambatan dan tantangan dalam proses pelaksanaan SPAN pada KPPN ?

42.Bagaimana solusi yang dilakukan atas hambatan dan tantangan tersebut? KTB

(5)

Pedoman Wawancara Duta SPAN

Standard dan sasaran kebijakan

44.Apa yang dimaksud dengan SPAN (Sistem Perbendaharaan dan Anggaran

Negara) ?

45.Apakah dasar hukum pelaksanaan Sistem Perbendaharaan dan Anggaran

Negara pada KPPN?

46.Apa yang menjadi latar belakang Sistem Perbendaharaan dan Anggaran

Negara ini diimplementasikan ?

47.Apa yang menjadi standar dan sasaran Sistem Perbendaharaan dan

Anggaran Negara?

48.Bagaimana pelayanan pembendaharaan dilakukan sebelum Sistem

Perbendaharaan dan Anggaran Negara?

49.Bagaimana perbandingannya ? ( mis. Biaya, waktu, tenaga, SDM, dll )

50.Apa tujuan dilaksanakan Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara ?  Sampai saaat ini , bagaimana kinerja sistem ini untuk mencapai

tujuan? (efektivitas dan efisiensi) ( sudah sejauh mana tujuan

tercapai)

 Salah satu tujuan adalah untuk meningkatkan efisiensi dan

efektivitas, bagaimana SPAN dapat menjamin peningkatan

efisiensi dan efektivitas dalam pengelolaan anggaran dan

pembendaharaan negara?

51.Bagaimana Sistem Pembendaharaan Anggaran Negara dapat mendukung

(6)

52.Bagaimana tahapan/ mekanisme pelaksanaan Sistem Pembendaharaan

Anggaran Negara?

Struktur Birokrasi

53.Apakah ada SOP/pedoman pelaksana?

54.Bagaimana proses penyusunan SOP tersebut dan siapa aja yang terlibat?

55.Apa dampak implementasi SPAN pada KPPN terhadap struktur

organisasi?

56.Bagaimana fungsi masing masing posisi pada struktur organisasi tersebut?

KB

57.Apakah masing masing menjalankan fungsinya dengan baik? Contohnya ?

58.Bagaimana pengawasan yang dilakukan pada setiap posisi pada KPPN?

Dan Bagaimana sanksinya ?

Komunikasi

59.Siapa saja implementor dari kebijakan ini?

60.Siapa saja yang menjadi kelompok sasaran?

61.Bagaimana komunikasi yang terjadi diantara para implementor ? ( rapat

rutin, metode, intensitas, waktu dan tempat)

62.Bagaimana komunikasi dengan kelompok sasaran? ( pertemuan atau

sharing, metode, intensitas, masalah yang sering dibahas)

63.Bagaimana sosialisasi tujuan dan manfaat SPAN dilakukan kepada

kelompok sasaran (satker) ? ( metode dan intensitas)

64.Bagaimana cara menghindari distorsi atas Sistem Perbendahraan

Anggaran Negara pada KPPN?

(7)

65.Apa dampak implementasi SPAN terhadap SDM pada KPPN ?

66.Bagaimana persiapan SDM dalam implementasi SPAN?

67.Bagaimana cara untuk meningkatkan pemahaman dan kemampuan

pegawai tentang SPAN? ( pendidikan dan pelatihan, dan Intensitas)

68.Berapa jumlah pegawai KPPN dan bagaimana tingkat pendidikan pegawai

tersebut ?

69.Apakah simber daya manusia dalam bidang ini telah memiliki kemampuan

“the right man on the right place” untuk mengimplementasikan Sistem

Perbendaharaan Anggaran Negara (SPAN) dengan baik?

70.Apa saja sarana dan prasarana yang dibutuhkan KPPN untuk implementasi

SPAN?

71.Apakah semua saranan dan prasarana yang dibtuhkan itu sudah dimiliki

KPPN?

72. Bagaimana keadaannya dan cara pengadaannya ?

73.Apakah ada kendala yang dihadapi dalam penyediaan sarana dan prasarana

di KPPN yang berkaitan dengan Implementasi SPAN?

Disposisi

74.Bagaimana respon satker(satuan kerja) terhadap Sistem ini di KPPN ?

75.Bagaimana komitmen Bapak/Ibu dalam implementasi Sistem

Pembendaharaan Anggaran Negara?

76.Bagaimana mengetahui keluhan atau masalah yang dihadapi kelompok

(8)

77.Menurut Bapak/Ibu , apakah Implementasi Sistem Perbendaharaan

Anggaran Negara mampu mendukung Pelayanan Perbendaharaan Negara?

Mengapa?

78.Dengan Implementasi Sistem Perbendaharaan Anggaran Negara , Apa saja

target hendak dicapai Kantor Pelayanan Perbendaharaan Anggaran Negara

dalam mendukung pelayanan perbendaharaan Negara ?

Hambatan dan Tantangan

79.Apa yang menjadi hambatan dan tantangan dalam proses pelaksanaan

SPAN pada KPPN ?

80.Bagaimana solusi yang dilakukan atas hambatan dan tantangan tersebut?

KTB

81.Apakah ada masalah lain yang muncul dengan dilaksanakannya kebijakan

(9)

Pedoman Wawancara

Kelompok Sasaran

1. Apakah Bapak/Ibu mengetahui apa itu Sistem Perbendaharaan dan

Anggaran Negara?

2. Tujuan Sistem Perbendaharaan Anggaran Negara adalah mendukung

tercapainya akuntabilitas dan transparansi pengelolaan keuangan negara ,

apakah menurut Bapak/Ibu telah sesuai dengan tujuan tersebut?

3. Apakah ada sosialisasi dari KPPN kepada Bapak/Ibu tentang Sistem

Perbendaharaan Anggaran Negara (SPAN)?

4. Bagaimana Sosialisasi yang dilakukan KPPN Medan , Apakah sudah

berjalan dengan baik?

5. Apakah kualitas SDM yang melayani Pelayanan Perbendaharaan

Anggaran Negara dapat melayani Bapak/Ibu dengan baik?

6. Apakah Bapak/ibu mengalami kesulitan dalam mendapatkan pelayanan

dengan model SPAN ini?

7. Apakah pelayanan perbendaharaan negara model Sistem Perbendaharaan

(10)

DAFTAR PUSTAKA Sumber buku:

Bungin, M.Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif. Bandung: Pustaka Grahatama Indrajit, R.E. 2002. E-Government: strategi pembangunan dan pengembangan

sistem pelayanan publik berbasis teknologi digital.penerbit: Andi,

Yogyakarta

Junirso Ridwan & Achmad Sodik. 2010. Hukum Administrasi Negara. Cetakan I.Bandung: Nuansa

Juliantara, Dadang. 2005. Peningkatan Kapasitas Pemerintah Daerah dalam Pelayanan Publik. Yogyakarta : Pembaruan

Kusumanegara, Sclahuddin. 2009. Model dan Aktor Dalam Proses Kebijakan Publik. Yogyakarta: Penerbit Gava Media

Moleong, Lexy. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Ramaja Rosdakarya

Singarimbun, Masri dan Efendi. 1995. Metode Penelitian Survai. Jakarta:LP3ES PUSTAKA SETIA

Subarsono, AG. 2005. Analisis Kebijakan Publik (Konsep, Teori dan Aplikasi). Cetakan Pertama. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Suyanto, Bagong. 2005. Metode Penelitian Sosial Berbagai Alternatif Pendekatan. Jakarta: Prenada

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Tangkilisan. Hessel Nogi. 2003. Implementasi Kebijakan Publik.. Yogyakarta : Lukman offset

Wahab, Solichin, Abdul. 1990. Pengantar Analisis Kebijakan Negara. Jakarta: Rineka Cipta

Widodo,Joko.2011.analisi Kebijkan Publik.Malang: Bayumedia Publishing. Winarno, Budi.2002.Teori dan Proses Kebijakan Publik. Yogyakarta:Media

Pressindo.

Sumber undang undang :

Keputusan Dirjen PB Nomor:KEP/66/PB/2013

Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 154/PMK.04/2014 Sumber Internet :

(11)

BAB III

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

3.1 Sejarah Berdirinya Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Kota Medan

Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara telah

diundangkan oleh Pemerintah Republik Indonesia pada tanggal 5 April 2003

sebagai awal dari Reformasi Manajemen Keuangan Pemerintah. Salah satu hal

penting dalam undang-undang tersebut adalah peniadaan fungsi ordonansering

pada departemen Keuangan dalam hal ini Kantor Perbendaharaan dan kas negara

(KPPN) yang dialihkan kepada kantor/satuan kerja kementrian Negara/Lembaga.

Hal tersebut diikuti dengan reorganisasi Kementrian Keuangan , dimana

KPKN berubah menjadi Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN)

sehingga hanya menjalankan fungsi Bendahara Umum Negara. KPPN sebagai

satu unit organisasi pemerintah pada Kementerian Keuangan mempunyai

tanggung jawab yang sama dengan unit organisasi pemerintah yang lain dalam

mewujudkan tata kelola pemerintah yang baik (good goverment).

Untuk mewujudkan good goverment di seluruh unit kerjanya, Kementrian

Keuangan menjalankan program Reformasi Birokrasi. Langkah awal perwujudan

Reformasi Birokrasi untuk bidang pekerjaan Perbendaharaan Negara, pada

tanggal 30 Juli 2007 Departemen Keuangan membentuk 18 Kantor Pelayanan

Perbendaharaan Negara (KPPN) percontohan di 17 Provinsi dan salah satu KPPN

Percontohan yang telah di bentuk adalah KPPN Medan II.Melalui konsep KPPN

(12)

biaya dicanangkan. Hingga awal tahun 2009 departemen Keuangan telah

membentuk 37 KPPN Percontohan dari 178 KPPN Konvensional.

3.2 Kondisi Umum KPPN Medan I

Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara yang selanjutnya disebut KPPN

adalah instansi vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan setingkat eselon III

yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Kantor Wilayah

Direktorat Jenderal Perbendaharaan dan mempunyai tugas melaksanakan

kewenangan perbendaharaan dan bendahara umum negara, penyaluran

pembiayaan atas beban anggaran, serta penatausahaan penerimaan dan

pengeluaran anggaran melalui dan dari kas negara berdasarkan peraturan

perundang undangan.

Sesuai Peraturan Menteri Keuangan Nomor: PMK-169/PMK.01/2012

tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal

Perbendaharaan, dalam melaksanakan tugas tersebut, KPPN menyelenggarakan

fungsi:

1. pengujian terhadap surat perintah pembayaran berdasarkan peraturan

perundang undangan;

2. penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) dari kas negara atas

nama Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara;

3. penyaluran pembiayaan atas beban APBN;

4. penilaian dan pengesahan terhadap penggunaan uang yang telah

(13)

5. penatausahaan penerimaan dan pengeluaran negara melalui dan dari Kas

Negara;

6. pengiriman dan penerimaan kiriman uang;

7. penyusunan laporan pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja negara;

8. penyusunan laporan realisasi pembiayaan yang berasal dari pinjaman dan

hibah luar negeri;

9. penatausahaan penerimaan Negara bukan pajak;

10.penyelenggaraan verifikasi transaksi keuangan dan akuntansi;

11.pembuatan tanggapan dan penyelesaian temuan hasil pemeriksaan;

12. pelaksanaan kehumasan; dan

13.pelaksanaan administrasi KPPN.

KPPN Medan I secara resmi beroperasi sebagai KPPN Percontohan pada

tanggal 6 Januari 2009 berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Perbendaharaan

Nomor KEP-02/PB/2009 tanggal 6 Januari 2009, dan terhitung mulai tanggal 23

Juni 2014, KPPN Medan I menerapkan Sistem perbendaharaan dan Anggaran

(14)

3.2.1 Struktur Organisasi

Struktur organisasi KPPN Medan I selaku KPPN tipe A1 sesuai PMK

No.169/PMK.01/2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal

Direktorat Jenderal Perbendaharaan adalah sebagai berikut :

1. Seksi Pencairan Dana (Seksi PD);

2. Seksi Bank;

3. Seksi Verifikasi dan Akuntansi (Seksi Vera);

4. Seksi Manajemen Satuan Kerja dan Kepatuhan Internal (Seksi MSKI);

5. Subbagian Umum.

Unit-unit tersebut telah lahir dan disusun sesuai dengan tuntutan reformasi

birokrasi yang berbasis pada pelayanan yang efisien, efektif dan fokus.KPPN

Medan I adalah instansi vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang berada

di bawah dan bertanggunggung jawab langsung kepada Kepala Kanwil Ditjen

Perbendaharaan Provinsi Sumatera Utara, yang mempunyai wilayah kerja

meliputi Kota Medan, Kota Binjai, dan Kabupaten Langkat. KPPN Medan I

mempunyai tugas melaksanakan kewenangan perbendaharaan dan bendahara

umum negara, penyaluran pembiayaan atas beban anggaran, serta penatausahaan

penerimaan dan pengeluaran anggaran melalui dan dari kas negara berdasarkan

(15)

Gambar 3.1

(16)

Dalam jangka menengah, seiring dengan meningkatnya penguasaan

teknologi dan informasi dalam proses bisnis pencairan dana dan pengelolaan

setoran penerimaan negara, maka yang akan menjadi fokus utama KPPN Medan I

adalah memperkuat fungsi pembinaan dan monitoring evaluasi kepada satuan

kerja Kementerian/Lembaga. Hal ini diperlukan untuk meningkatkan kualitas

pengelolaan keuangan negara, mengoptimalkan pencapaian output dan outcome

dari APBN, mencapai kualitas laporan keuangan yang WTP serta untuk

mengurangi kasus-kasus mal administrasi yang masih dihadapi oleh pejabat

perbendaharaan dan pengelolaan di satuan kerja.

Untuk itu, penguatan peran customer service officer serta satker support

officer akan menjadi strategis dalam fungsi KPPN Medan I ke depan. Modal dasar

yang dibutuhkan adalah penguatan kapasitas pengelolaan pejabat perbendaharaan

melalui pengembangan jabatan fungsional penyuluh perbendaharaan, analis

akuntansi dan laporan keuangan, analis pelaksanaan anggaran dan lain-lain.

Sesuai dengan pasal 29 PMK 169/PMK.01/2012, struktur organisasi KPPN Tipe

A1 meliputi :

1. Subbagian Umum

2. Seksi Pencairan Dana

3. Seksi Manajemen Satker dan Kepatuhan Internal

4. Seksi Bank

5. Seksi Verifikasi dan Akuntansi

(17)

Adapun tugas masing-masing seksi adalah sebagai berikut :

1. Subbagian Umum mempunyai tugas melakukan pengelolaan organisasi,kinerja,

SDM, dan keuangan, penatausahaan User SPAN, penyusunan bahan masukan dan

konsep Renstra, Renja, RKT, PK, LAKIP KPPN, penerbitan dan pengiriman

SPM DBH PBB serta tata usaha, rumah tangga dan kehumasan.

2. Seksi Pencairan Dana mempunyai tugas melakukan pengujian resume tagihan

dan SPM, penerbitan SP2D, penerbitan Surat Pengesahan Pendapatan dan Belanja

BLU, penerbitan Surat Pengesahan atas Ralat SPM dari satuan kerja dan Nota

Dinas Kesalahan dan Perbaikan SP2D Hasil Verifikasi pada KPPN, dan

pengelolaan data kontrak, data supplier, dan belanja pegawai sat-ker, serta

monitoring dan evaluasi penyerapan anggaran satker.

3. Seksi Manajemen Satker dan Kepatuhan Internal mempunyai tugas melakukan

pembinaan dan bimbingan teknis pengelolaan perbendaharaan, fungsi customer

service, supervise teknis SPAN dan Helpdesk SAKTI, pemantauan standar

kualitas layanan KPPN dan penyediaan layanan perbendaharaan, pemantauan

pengendalian intern, pengelolaan risiko, kepatuhan terhadap kode etik dan

disiplin, dan tindak lanjut hasil pengawasan, serta perumusan rekomendasi

perbaikan proses bisnis

4. Seksi Bank mempunyai tugas melakukan penyelesaian transaksi pencairan

dana, fungsi cash management, penerbitan Daftar Tagihan, pengelolaan rekening

Kuasa BUN dan Bendahara serta penatausahaan penerimaan negara.

5. Seksi Verifikasi dan Akuntansi mempunyai tugas melakukan verifikasi

(18)

tingkat Kuasa BUN, pelaporan realisasi dan analisis kinerja anggaran serta

analisis data statistik laporan keuangan.

3.2.2 Profil Sumber Daya Manusia (SDM)

Jumlah pegawai KPPN Medan I per 31 Agustus 2015 adalah sebanyak 37

pegawai, dimana komposisi pegawai menurut golongan adalah 5 pegawai

golongan II, 31 pegawai golongan III dan 1 pegawai golongan IV. Adapun

komposisi pegawai menurut tingkat pendidikan adalah sebanyak 21 pegawai

lulusan SMA, 4 pegawai lulusan DI/III, 11 pegawai lulusan DIV/S1, dan 1

pegawai dari S2.

Gambar 3.2

(19)

Dari data diatas maka dapat diketahui bahwa komposisi pegawai

Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara tahun 2017 berdasarkan jenis

kelamin dari 37 orang, jenis kelamin laki laki terdiri 57% dan jenis kelamin

perempuan terdiri dari 43%.

Gambar 3.3

Komposisi Pegawai Berdasarkan Kepangkatan

Dari data diatas maka dapat diketahui bahwa komposisi pegawai

Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara tahun 2017 berdasarkan

kepangkatan dari 37 orang, pengatur II c terdiri dari 11%, pengatur Iid terdiri

dari 3%, Penata Muda IIIa terdiri dari 14%, Penata Muda IIIb terdiri dari 49%,

Penata IIIc terdiri dari 3%, penata IIId terdiri dari 19%, dan Pembina Iva

(20)

Gambar3.4

Komposisi Pegawai Berdasarkan Usia

Dari data diatas maka dapat diketahui bahwa komposisi pegawai

Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara tahun 2017 berdasarkan usia dari 37

orang, Usia <40 tahun berjumlah 14%, usia 41-50 tahun berjumlah 32%, dan

>50 tahun berjumlah 54%.

Gambar3.5

(21)

Dari data diatas maka dapat diketahui bahwa komposisi pegawai

Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara tahun 2017 berdasarkan tingkat

pendidikan dari 37 orang, Berpendidikan SMA berjumlah 57%, berpendidikan

DI/DIII berjumlah 11%, berpendidikan DIV/S1 berjumlah 30%, dan

berpendidikan S2 berjumlah 3%.

Gambar 3.6

Komposisi Pegawai Berdasarkan Jabatan

Dari data diatas maka dapat diketahui bahwa komposisi pegawai

Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara tahun 2017 berdasarkan tingkat

pendidikan dari 37 orang, Eselon III berjumlah 3%, Eselon IV berjumlah

(22)

3.3 Visi , Misi , Sasaran dan Tujuan KPPN Medan I

3.3.1 Visi

Visi ini sesuai dengan yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal

Perbendaharaan yang dijabarkan dalam kontrak kinerja Kepala Kantor Pelayanan

Perbendaharaan Negara Medan I dengan maksud dan tujuan untuk memberikan

arahanyang akan ditempuh guna memberikan kemudahan dalam

mengartikulasikan sosok organisasi secara utuh mencakup seluruh fungsi

pelayanan dan dapat diterjemahkan serta dipahami oleh seluruh elemen dengan

mudah, sekaligus menginspirasi sehingga mampu direalisasikan dengan baik

menuju peningkatankualitas pelayanan publik (good governance).

Visi Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Medan I yaitu:

“Menjadi pengelola perbendaharaan negara di daerah yang profesional, transparan

dan akuntabel untuk mewujudkan pelayanan prima”

Pengelola perbendaharaan Negara di daerah artinya KPPN Medan I

sebagai instansi vertikal Ditjen Perbendaharaan mempunyai tugas melaksanakan

pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan negara sesuai UU Nomor 1

Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.

Profesional artinya mampu menjadi pengelola perbendaharaan yang

menguasai bidang tugasnya karena memiliki pengetahuan dan keterampilan (hard

skill serta integritasmoralitas (soft skill yang memadai).

Transparan artinya dalam melaksanakan tugas dilakukan dengan jujur dan

(23)

Akuntabel artinya dapat mempertanggungjawabkan proses dan hasil kegiatan

untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan memperhatikan kaidah yang

baik (best practice). Pelayanan Prima artinya kepedulian kepada stakeholder

dengan memberikan layanan terbaik.

3.3.2 Misi

Untuk mewujudkan visinya, KPPN Medan I menjalankan misi yang

sejalan dengan tugas dan fungsi Ditjen Perbendaharaan yang meliputi:

1. Menjamin kelancaran pencairan dana DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan

Kegiatan) satuan kerja dalam lingkup pembayaran KPPN Medan I secara tepat

sasaran, tepat waktu, dan tepat jumlah;

2. Menjamin penerimaan negara melalui bank persepsi mitra kerja KPPN Medan I

agar dapat diterima, dibukukan dan dilimpahkan secara tepat waktu dan tepat

jumlah;

3. Mewujudkan pelaksanaan pelaporan pertanggungjawaban keuangan tingkat

UAKBUN Daerah KPPN Medan I yang akuntabel.

3.3.3 Tujuan

Tujuan KPPN Medan I pada tahun 2015 sd. 2019 difokuskan untuk mewujudkan

fungsi pelayanan dalam bidang perbendaharaan yang memiliki kinerja tinggi

sesuai dengan best practice, transparan dan akuntabel dalam rangka meningkatkan

(24)

1. Mewujudkan pelaksanaan tugas pelayanan kepada satuan kerja mulai dari

proses pendaftaran tagihan sampai dengan pembayaran yang meliputi:

pengujian resume tagihan dan SPM, penerbitan SPPT (Surat Persetujuan

Pembayaran Tagihan), pengelolaan data kontrak, data suplier, dan belanja

pegawai satker, serta monitoring dan evaluasi penyerapan anggaran

satker.

2. Mewujudkan pelaksanaan tugas dalam penyelesaian transaksi pencairan

dana dengan penerbitan SP2D atas tagihan yang telah jatuh tempo sesuai

SPPT yang telah diterbitkan oleh seksi Pencairan Dana, melaksanakan

fungsi Manajemen Kas, pengelolaan rekening Kuasa BUN dan Bendahara

serta penatausahaan pengembalian Pendapatan/Penerimaan Negara.

3. Mewujudkan pelaksanaan tugas rekonsiliasi laporan akuntansi,

penyusunan Laporan Keuangan tingkat Kuasa BUN Daerah.

4. Mewujudkan pelaksanaan tugas fungsi customer service, penyediaan

layanan perbendaharaan, manajemen risiko, kepatuhan dan pengendalian

internal serta pemantauan kepatuhan terhadap kode etik dan disiplin.

5. Mewujudkan pengelolaan pengelolaan organisasi, kinerja, SDM, dan

keuangan, manajemen risiko, pengendalian internal serta tata usaha, rumah

tangga dan kehumasan:

a. melakukan perbaikan terus menerus; dan

b. mengembangkan inovasi dan kreativitas.

3.3.4. Sasaran

1. Pengelolaan perbendaharaan negara yang profesional, transparan dan

(25)

a. Persentase Kinerja pelaksanaan anggaran K/L;

b. Nilai LK Kuasa BUN KPPN yang berkualitas.

2. Kepuasan pengguna layanan yang tinggi dengan indikator Indeks

kepuasan satker terhadap layanan KPPN.

3. Kepatuhan pengguna layanan yang tinggi dengan indikator Indeks

kepatuhan pengguna layanan.

4. Pelayanan Prima dengan indikator Persentase SPM Satker yang diproses

menjadi SP2D.

5. Penatausahaan penerimaan dan pengeluaran negara yang andal dan akurat

dengan indikator :

a. Persentase Tingkat akurasi dan ketepatan waktu Laporan Kas Posisi;

b. Persentase retur SP2D.

6. Manajemen Satker yang berkesinambungan dengan indikator tingkat

efektivitas edukasi dan komunikasi.

7. Optimalisasi monitoring dan evaluasi dengan indikator :

a. Persentase penyampaian LPJ Bendahara mitra kerja KPPN melalui

aplikasi pembukuan bendahara secara andal dan tepat waktu;

b. Deviasi antara rencana dan penarikan dana satker yang akurat.

8. SDM yang profesional dan berintegritas dengan indikator :

a. Persentase pegawai KPPN yang mendapatkan nilai hard competency

baik;

(26)

9. Organisasi sehat yang berkinerja tinggi dengan indikator :

a. Nilai hasil evaluasi penerapan pemantauan pengendalian intern;

b. Nilai kualitas pengelolaan kinerja.

10.Pengelolaan Sarana dan Prasarana dengan indikator persentase Barang

Milik Negara dengan kondisi baik.

11.Pengelolaan anggaran yang optimal dengan indikator persentase

penyerapan anggaran dan pencapaian output belanja KPPN.

3.4 Kedudukan Tugas dan Fungsi KPPN Medan I

Saat ini, sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor

169/KMK.01/2012 tanggal 6 November 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan, KPPN Medan I mempunyai

tugas pokok melaksanakan kewenangan perbendaharaan dan bendahara umum,

penyaluranpembiayaan atas beban anggaran, serta penatausahaan penerimaan dan

pengeluaran anggaran melalui dan dari kas Negara berdasarkan peraturan

perundang-undangan yang berlaku. Dalam melaksanakan tugasnya tersebut,

sesuai pasal 27 KPPN A1 menyelenggarakan fungsi :

1. pengujian terhadap surat perintah pembayaran berdasarkan peraturan

perundangundangan;

2. penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) dari kas negara atas

nama Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara;

(27)

4. penilaian dan pengesahan terhadap penggunaan uang yang telah

disalurkan;

5. penatausahaan penerimaan dan pengeluaran negara melalui dan dari Kas

Negara;

6. pengiriman dan penerimaan kiriman uang;

7. penyusunan laporan pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja negara;

8. penyusunan laporan realisasi pembiayaan yg berasal dari pinjaman dan

hibah luar negeri;

9. penatausahaan penerimaan Negara bukan pajak;

10. penyelenggaraan verifikasi transaksi keuangan dan akuntansi;

11. pembuatan tanggapan dan penyelesaian temuan hasil pemeriksaan;

12. pelaksanaan kehumasan; dan

13. pelaksanaan administrasi KPPN

3.5 Daftar Satuan Kerja Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Medan I

Tabel 3.1

Daftar Satuan Kerja Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Medan I

NO NMDEPT NMSATKER

1

'KEMENTERIAN HUKUM DAN

HAK ASASI MANUSIA RI

'BALAI HARTA PENINGALAN MEDAN

2

'KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI

'LEMBAGA PEMASYARAKATAN WANITA MEDAN

3

'KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI

'LEMBAGA PEMASYARAKATAN ANAK MEDAN

4

'KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI

'RUMAH TAHANAN NEGARA MEDAN

5

'KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI

(28)

6

'KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI

'LEMBAGA PEMASYARAKATAN MEDAN

7

'KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI

'LEMBAGA PEMASYARAKATAN

BINJAI

8

'KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI

'RUMAH TAHANAN NEGARA TANJUNG PURA

9

'KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI

'RUMAH TAHANAN NEGARA PANGKALAN BRANDAN

10

'KEMENTERIAN HUKUM DAN

HAK ASASI MANUSIA RI 'KANTOR IMIGRASI MEDAN

11

'KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI

'KANWIL KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM SUMATERA UTARA DI MEDAN

12

'KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI

'KANWIL KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM SUMATERA UTARA DI MEDAN

13

'KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI

'KANWIL KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM SUMATERA UTARA DI MEDAN

14

'KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI

'KANWIL KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM SUMATERA UTARA DI MEDAN

15

'KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI

'KANWIL KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM SUMATERA UTARA DI MEDAN

16

'KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI

'KANWIL KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM SUMATERA UTARA DI MEDAN

17

'KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI

'KANWIL KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM SUMATERA UTARA DI MEDAN

18

'KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI

'KANWIL KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM SUMATERA UTARA DI MEDAN

19

'KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI

'KANWIL KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM SUMATERA UTARA DI MEDAN

20

'KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI

'KANWIL KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM SUMATERA UTARA DI MEDAN

21

'KEMENTERIAN HUKUM DAN

HAK ASASI MANUSIA RI 'KANTOR IMIGRASI POLONIA

22

'KEMENTERIAN HUKUM DAN

HAK ASASI MANUSIA RI 'KANTOR IMIGRASI BELAWAN

23

'KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI

'RUMAH PENYIMPANAN BARANG SITAAN NEGARA MEDAN, KOT.MEDAN, SUMATERA UTARA

24

'KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI

'RUMAH DETENSI IMIGRASI MEDAN

25

'KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI

(29)

26 'KEMENTERIAN PERTANIAN

'DINAS PERTANIAN PROVINSI SUMATERA UTARA

27 'KEMENTERIAN PERTANIAN

'DINAS PERTANIAN PROVINSI SUMATERA UTARA

28 'KEMENTERIAN PERTANIAN

'DINAS PERTANIAN KAB. LANGKAT

29 'KEMENTERIAN PERTANIAN

'DINAS PERTANIAN PROVINSI SUMATERA UTARA

30 'KEMENTERIAN PERTANIAN

'DINAS PERKEBUNAN PROV SUMATERA UTARA

31 'KEMENTERIAN PERTANIAN

'DINAS PERTANIAN PROVINSI SUMATERA UTARA

32 'KEMENTERIAN PERTANIAN

'DINAS PERTANIAN PROVINSI SUMATERA UTARA

33 'KEMENTERIAN PERTANIAN

'DINAS PERKEBUNAN PROV SUMATERA UTARA

34 'KEMENTERIAN PERTANIAN

'DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI SUMATERA UTARA

35 'KEMENTERIAN PERTANIAN

'DINAS PERTANIAN PROVINSI SUMATERA UTARA

36 'KEMENTERIAN PERTANIAN

'BADAN KETAHANAN PANGAN PROPINSI SUMATERA UTARA

37 'KEMENTERIAN PERTANIAN

'BADAN KOORDINASI PENYULUHAN PERTANIAN ,

PERIKANAN DAN KEHUTANAN PROVINSI SUMATERA UTARA

38 'KEMENTERIAN PERTANIAN

'BALAI BESAR KARANTINA PERTANIAN BELAWAN

39 'KEMENTERIAN PERTANIAN

'SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN (STPP) MEDAN

40 'KEMENTERIAN PERTANIAN 'BALAI VETERINER MEDAN

41 'KEMENTERIAN PERTANIAN

'BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS II MEDAN

42 'KEMENTERIAN PERTANIAN

'BALAI BESAR PERBENIHAN DAN

PROTEKSI TANAMAN PERKEBUNAN (BBP2TP) MEDAN

43 'KEMENTERIAN PERTANIAN

'BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SUMATERA UTARA

44 'KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

'DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI SUMATERA UTARA

45 'KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN 'BARISTAND INDUSTRI MEDAN

46 'KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN 'BALAI DIKLAT INDUSTRI MEDAN

47 'KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

(30)

50

DAN KEBUDAYAAN ' LPMP SUMATERA UTARA

53

'KEMENTERIAN PENDIDIKAN

DAN KEBUDAYAAN

'BALAI PENGEMBANGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT SUMATERA UTARA

54

'KEMENTERIAN PENDIDIKAN

DAN KEBUDAYAAN 'BALAI BAHASA MEDAN

55

'KEMENTERIAN PENDIDIKAN

DAN KEBUDAYAAN 'BALAI ARKEOLOGI MEDAN

56 'KEMENTERIAN KESEHATAN

'DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

57 'KEMENTERIAN KESEHATAN

'DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

58 'KEMENTERIAN KESEHATAN

'DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

59 'KEMENTERIAN KESEHATAN

'DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

60 'KEMENTERIAN KESEHATAN

'DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

61 'KEMENTERIAN KESEHATAN

'DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

62 'KEMENTERIAN KESEHATAN

'KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS I MEDAN

63 'KEMENTERIAN KESEHATAN

'RUMAH SAKIT UMUM H. ADAM MALIK MEDAN

64 'KEMENTERIAN KESEHATAN

'BALAI TEKNIK KESEHATAN

LINGKUNGAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT

KELAS I MEDAN

65 'KEMENTERIAN KESEHATAN

'BALAI PENGAMANAN FASILITAS KESEHATAN MEDAN

66 'KEMENTERIAN KESEHATAN

'POLITEKNIK KESEHATAN MEDAN

67 'KEMENTERIAN SOSIAL

'DINAS KESEJAHTERAAN DAN SOSIAL PROVINSI SUMATERA UTARA

68 'KEMENTERIAN SOSIAL

'DINAS KESEJAHTERAAN DAN SOSIAL PROVINSI SUMATERA UTARA

69 'KEMENTERIAN SOSIAL

'DINAS KESEJAHTERAAN DAN SOSIAL PROVINSI SUMATERA UTARA

70 'KEMENTERIAN SOSIAL

'DINAS KESEJAHTERAAN DAN SOSIAL PROVINSI SUMATERA UTARA

71 'KEMENTERIAN SOSIAL

(31)

UTARA

72 'KEMENTERIAN SOSIAL

'DINAS KESEJAHTERAAN DAN SOSIAL PROVINSI SUMATERA UTARA

73 'KEMENTERIAN SOSIAL

'PANTI SOSIAL PAMARDI PUTRA "INSYAF" MEDAN

74 'KEMENTERIAN SOSIAL

'PANTI SOSIAL BINA DAKSA BAHAGIA SUMATERA UTARA

'DINAS JALAN DAN JEMBATAN PROV. SUMATERA UTARA

'BALAI PENDIDIKAN DAN

PELATIHAN I JALAN NASIONAL I (NAD,SUMUT) DI MEDAN

UMUM DAN PERUMAHAN

(32)

89

'KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

'PELAKSANAAN JALAN NASIONAL WILAYAH I PROVINSI

SUMATERA UTARA NASIONAL WILAYAH II PROVINSI

SUMATERA UTARA

93 'KEMENTERIAN PARIWISATA

'DINAS KEBUDAYAAN DAN

PARIWISATA PROPINSI SUMATERA UTARA

94 'KEMENTERIAN PARIWISATA

'BADAN PENGELOLA OTORITA DANAU TOBA

95 'KEMENTERIAN PARIWISATA 'AKADEMI PARIWISATA MEDAN

96

'KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN

TINGGI

'SEKRETARIAT JENDERAL KEMENRISTEK DIKTI (PTN BH -

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA)

97

'KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN

TINGGI 'UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

98

'KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN

TINGGI

'KOORDINASI PERGURUAN TINGGI SWASTA WILAYAH I MEDAN

99

'KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN

TINGGI 'POLITEKNIK NEGERI MEDAN

100

'KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN

TINGGI

'KOORDINASI PERGURUAN TINGGI SWASTA WILAYAH I MEDAN

101

'KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN

TINGGI 'POLITEKNIK NEGERI MEDAN

102

INDONESIA 'ROOPS POLDA SUMUT

108

'KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

(33)

109

'KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK

INDONESIA 'DITINTELKAM POLDA SUMUT

110

INDONESIA 'DITLANTAS POLDA SUMUT

113

'KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

'RO SDM POLDA SUMATERA UTARA

114

'KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK

INDONESIA 'SPN POLDA SUMUT

115

INDONESIA 'SATBRIMOB POLDA SUMUT

117

'KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK

INDONESIA 'DITPOLAIR POLDA SUMUT

118

INDONESIA 'BIDDOKKES POLDA SUMUT

120

'KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK

INDONESIA 'RUMKIT BHAYANGKARA MEDAN

121

'KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK

INDONESIA 'LABFOR CAB MEDAN

122

'KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK

INDONESIA 'POLRESTA MEDAN

123

'KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK

INDONESIA 'POLRES LANGKAT

124

'KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK

INDONESIA 'POLRES PELABUHAN BELAWAN

125

'KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK

INDONESIA 'BIDPROPAM POLDA SUMUT

126

'KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

'BID TI POLRI POLDA SUMATERA UTARA

INDONESIA 'POLRES BINJAI

129

'KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK

INDONESIA 'ITWASDA POLDA SUMUT

130

'KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK

INDONESIA 'RORENA POLDA SUMUT

131

'KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK

INDONESIA 'DITBINMAS POLDA SUMUT

132

'BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN

(34)

135 'BADAN NARKOTIKA NASIONAL

'BADAN NARKOTIKA NASIONAL KOTA BINJAI

136 'BADAN NARKOTIKA NASIONAL

'BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA

137 'BADAN NARKOTIKA NASIONAL

'BADAN NARKOTIKA NASIONAL KABUPATEN LANGKAT

138 'BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

'KANTOR REGIONAL VI BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA MEDAN

139 'KEMENTERIAN PERDAGANGAN

'DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI SUMATERA UTARA

140 'KEMENTERIAN PERDAGANGAN

'DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI SUMATERA UTARA

141 'KEMENTERIAN PERDAGANGAN

'BALAI STANDARDISASI METROLOGI LEGAL REGIONAL I

142

'KEMENTERIAN PEMUDA DAN OLAH RAGA

'DINAS PEMUDA DAN OLAH RAGA PROVINSI SUMATERA UTARA

143

' BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM

(35)

BAB IV PENYAJIAN DATA

4.1 Hasil Penelitian

Pada bab ini penulis akan menyajikan data yang telah diperoleh melalui

penelitian di lapangan untuk kemudian dianalisi berdasarkan teori yang ada. Data

tersebut terdiri atas data primer dan data sekunder. Data primer yaitu data yang

diperoleh dari hasil wawancara dengan para key informan, sedangkan data

sekunder ialah data yang diperoleh dari sumber-sumber tertulis yang memperkuat

data primer. Adapun permasalahan utama yang hendak disajikan dalam bab ini

yaitu Implementasi Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara dalam

Mendukung Pelayanan Perbendaharaan Negara Pada KPPN medan I.

4.2 Pelaksanaan Wawancara

Pelaksanaan Wawancara dilakukan kepada Kepala Kantor Pelayanan

Perbendaharaan Negara Medan I, Duta Sistem Perbendaharaan dan Anggaran

Negara, Kepala Seksi Pencairan Dana, Kepala Kasubbag Umum, dan beberapa

satuan kerja KPPN Medan I. Dalam mengumpulkan data yang diperlukan untuk

menjawab permasalahan penelitian, ada beberapa tahapan yang dilakukan penulis,

yaitu; pertama , penelitian diawali dengan pengumpulan berbagai dokumen

tertulis tentang gambaran serta kondisi umum pelaksanaan Sistem Perbendaharaan

dan Anggaran Negara dalam mendukung Pelayanan Perbendaharaan Negara Pada

KPPN Medan I. Kedua, peneliti melakukan wawancara dengan beberapa informan

yang sudah ditetapkan untuk mendapatkan informasi dan fakta-fakta yang lebih

(36)

Wawancara merupakan pengumpulan data yang dilakukan dengan tanya

jawab secara langsung dan mendalam kepada pihak pihak terkait untuk menjawab

permasalahan penelitian. Sesuai dengan metode penelitian, telah ditetapkan

sebanyak 10 orang sebagai informan. Kesepuluh orang ditetapkan sebagai

informan dalam penelitian ini adalah orang orang yang memiliki kedudukan

tertentu karena dianggap dapat menjawab segala sesuatu yang menjadai

permasalahan penelitian yaitu yang berhubungan dengan proses Implementasi

Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara pada KPPN medan I. Kesepuluh

orang yang ditetapkan menjadi informan yaitu terdiri dari Kepala Kantor

Pelayanan Perbendaharaan Medan sebanyak 1 orang, Duta Sistem Perbendaharaan

dan Anggaran Negara di KPPN Medan I sebanyak 1 orang, Kepala Seksi

Pencairan Dana sebanyak 1 orang, Kepala Kasubbag Umum KPPN Medan 1

sebanyak 1 orang serta satuan kerja KPPN medan I sebanyak 6 orang.

Dalam penelitian, identitas informan perlu dikemukakan untuk

mendukung validasi dan keabsahan data. Informan dalam penelitian ini terdiri dari

dua kategori, yaitu pegawai Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Medan I,

dan Satuan Kerja KPPN Medan I. Berikut dikemukakan masing-masing jumlah

(37)

Tabel 4.1 Informan Penelitian

No. Informan Jumlah (Orang)

1. Pegawai Kantor Pelayanan Perbendaharaan

Negara Medan I

4

2. Satuan Kerja (Satker) KPPN Medan I 6

Jumlah 10

Dari tabel di atas tersebut dapat dilihat bahwa yang menjadi informan dari

penelitian ini terdiri dari Pegawai Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Kota

Medan I yang berjumlah 4 orang yang merupakan informan kunci dalam

penelitian ini. Selain pegawai KPPN Medan I, informan lainnya yang menjadi

informan tambahan dalam penelitian ini terdiri dari Satuan Kerja KPPN Medan

yang pada saat penelitian sedang datang ke KPPN untuk mendapatkan pelayanan

perbendaharaan negara yakni sebanyak 6 orang. Sehingga total keseluruhan

(38)

Tabel 4.2

Identitas Informan Berdasarkan Jenis Kelamin

No. Jenis Kelamin Jumlah (Orang) Persentasi (%)

1. Laki-Laki 5 50%

2. Perempuan 5 50%

Total 10 100%

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa informan penelitian antara jenis

kelamin laki laki dan jenis kelamin perempuan mempunyai jumlah yang sama.

Adapun informan berjenis kelamin laki-laki sebanyak 50% dengan jumlah 5

orang, sedangkan informan berjenis kelamin perempuan sebanyak 50% dengan

jumlah 5 orang.

Tabel 4.3

Identitas Informan Berdasarkan Umur

No. Umur Jumlah (Orang) Persentasi (%)

1. 19-28 0 0%

2. 29-38 2 20%

3. 39-48 6 60%

4 >49 2 20%

(39)

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa informan penelitian mayoritas

berusia dewasa, hal ini karena pegawai KPPN Medan I dan Satker yang menjadi

informan telah berada pada usia produktif. Adapun persentasi dari masing-masing

rentangan usia 29-38 tahun dan >49 tahun yaitu sebanyak 20%, dengan

masing-masing jumlah 2 orang dan usia 39 – 48 yaitu sebanyak 60%.

Tipe wawancara yang dipilih oleh peneliti yaitu tipe wawancara

berstruktur, dimana sebelum memulai wawancara terlebih dahulu peneliti

menyusun daftar pertanyaan yang diajukan. Pertanyaan-pertanyaan yang disusun

jelas berhubungan dengan Implementasi Sistem Perbendaharaan dan Anggaran

Negara (SPAN) dalam Mendukung Pelayanan Perbendaharaan Negara tersebut.

Namun didalam prosesnya sendiri, peneliti tidak menutup kemungkinan

munculnya pertanyaan-pertanyaan baru yang dapat menggali informasi lebih

dalam dari para informan.

Dalam wawancara ini ada beberapa pertanyaan yang diajukan kepada

informan yang menyangkut msalah Implementasi Sistem Perbendaharaan dan

Angggaran Negara dalam Mendukung Pelayanan Perbendaharaan pada KPPN

Medan I, peneliti hanya memilih beberapa orang sebagai informan kunci sesuai

dengan bidang dan kedudukan mereka masing masing sehingga seluruh

(40)

4.3 Hasil wawancara

Pemaparan hasil wawancara ini dibuat secara berurutan menurut urutan

informan kunci yang diwawancarai, yaitu Kepala Kantor Pelayanan

Perbendaharaan Negara Medan I, Duta Sistem Pelayanan Perbendaharaan dan

Anggaran Negara Medan I, serta Satuan Kerja yang mendapatkan pelayanan

perbendaharaan dengan Sistem Pelayanan Perbendaharaan dan Anggaran Negara.

4.3.1 Standar dan Sasaran

Dalam mengkaji suatu proses kebijakan yang sedang

berjalan(implementasi) hendaknya kita memperhatikan bagaimana standar dan

sasaran dari kebijakan tersebut. Standar dan sasaran kebijakan pada dasarnya

adalah apa yang hendak dicapai oleh sebuah program atau kebijakan. Oleh karena

itu, sangatlah penting bahwa sebuah kebijakan yang diimplementasikan memiliki

standar dan sasaran yang jelas, sehingga para pelaksana kebijakan mengetahui

apa yang diharapkan dari kebijakan tersebut (Kumorotomo,2001:13)

Di dalam proses pencapaian sasaran kebijakan ini menilai sejauh mana

ukuran ukuran dasar dan tujuan-tujuan kebijakan yang telah direalisasikan. Sistem

Perbendaharaan dan Anggaran Negara (SPAN) adalah salah satu upaya untuk

meningkatkan efisiensi, efektivitas, akuntabilitas dan transparansi dalam

pengelolaan anggaran dan perbendaharaan negara melalui penyempurnaan proses

bisnis dan pemanfaatan teknologi informasi yang terintegrasi. Berkaitan dengan

standar dan sasaran kebijakan ini, peneliti melakukan wawancara dengan

(41)

berhubungan dengan pelaksanaan Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara

di KPPN Medan I.

Peneliti memulai dengan menanyakan apa yang menjadi dasar

implementasi Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara. Dari hasil

wawancara yang dilakukan dengan Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan

Negara Medan I, Bapak Budi Utomo, beliau mengatakan bahwa yang menjadi

dasar Implementasi Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara adalah Dasar

hukum pelaksanaan SPAN yaitu ,Peraturan Menteri Keuangan

Nomor 154/PMK.05/2014 tentang Pelaksanaan Sistem Perbendaharaan dan

Anggaran Negara. Dan Bapak Budi Utomo menjelaskan SPAN adalah Sistem

Perbendaharaan dan Anggaran Negara yaitu sistem yang dirancang dengan

mengintegrasikan proses penganggaran, pelaksanaan dan pelaporan keuangan

Negara sehingga diperoleh laporan keuangan akurat yang melalui proses

akuntabel dan transparan dan SPAN direncanakan akan menggantikan seluruh

sistem yang digunakan untuk mendukung pengelolaan Keuangan Negara dalam

lingkup Ditjen Perbendaharaan dan Ditjen Anggaran.

Hal senada juga disampaikan Ibu Farida, selaku duta Sistem

Perbendaharaan dan Anggaran Negara pada KPPN Medan I, yang menyatakan

bahwa SPAN adalah Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Republik

Indonesia Nomor 154/PMK.05/2014, Sistem Perbendaharaan dan Anggaran

Negara adalah sistem terintegrasi seluruh proses yang terkait dengan pengelolaan

APBN yang meliputi modul penganggaran, modul komitmen, modul pembayaran,

modul penerimaan, modul kas, dan modul akuntansi dan pelaporan. Dan Ibu

(42)

Negara adalah berdasarkan ketentuan Pasal 7 ayat (2) huruf a

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, Menteri

Keuangan selaku Bendahara Umum Negara telah menetapkan Peraturan Menteri

Keuangan Nomor154/PMK.05/2014 tentang Pelaksanaan Sistem Perbendaharaan

dan Anggaran Negara.

Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara selaku instansi vertikal

Direktoral Jenderal Perbendaharaan yang memperoleh kuasa dari Bendahara

Umum Negara (BUN) untuk melaksanakan sebagian fungsi kuasa BUN, hal ini

sesuai pada pasal 1 ayat 3 PMK nomor 154/PMK.05/2014. Oleh karena itu KPPN

dapat menggunakan aplikasi SPAN sebagai pelayanan perbendaharaan negara.

Dan sesuai PMK no 154/PMK.05/2014.

Peneliti juga menanyakan apa yang menjadi standar dan sasaran dari

Implementasi Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara. Bapak Budi Utomo,

selaku Kepala KPPN Medan I mengatakan menjamin meningkatkan efektivitas

dan efisiensi tentunya, contoh, terkait dengan pembayaran ,pada awalnya kita

harus kirim SP2D ke bank (Surat Perintanh Pencairan Dana) dan perlu waktu,

tetapi kalau sekarang dengan aplikasi SPAN kita dapat berinteraksi dengan

dengan bank, dan secara otomatis bank akan melakukan pembayaran.

Dan Ibu Farida selaku Duta SPAN KPPN Medan I menjelaskan sasaran

SPAN adalah Otomasi proses operasional penganggaran dan pegelolaan kas, asset

dan utang pemerintah, Peningkatan keandalan proses penganggaran dan

pengelolaan kas, asset dan utang pemerintah, peningkatan efisiensi layanan

(43)

akuntabilitas melalui penyusunan dan penyajian laporan keuangan yang lebih

komprehensif, akurat dan tepat waktu, penyediaan fasilitas rekonsiliasi yang

andal, akurat, serta tepat waktu antara pemerintah dan perbankan, penyediaan

jejak audit (audit trail) untuk memfasilitasi proses audit akun pemerintah,

mengintegrasikan data pada berbagai subsistem manajemen keuangan pemerintah

sesuai dengan modul SPAN.

Dan Ibu Rosdiana Silalahi, selaku Kanwil BPN Prov Sumatera Utara,

mempertegas tujuan dari implementasi Sistem Perbendaharaan dan Anggaran

Negara untuk mendukung tercapainya akuntabilitas dan transparansi pengelolaan

keuangan negara. Dan beliau melanjutkan pernyataan yang menyatakan tujuan

SPAN tersebut sudah sesuai dengan pelayanan perbendaharaan negara yang ada di

KPPN Medan I, dimana saya semakin mudah mendapatkan pelayanan dan cepat

diproses, dan pencairan dana lebih cepat dan mudah dan prosesnya dapat dilihat

secara online.

Berdasarkan hasil wawancara diatas maka peneliti dapat menyimpulkan

bahwa tujuan implementasi SPAN adalah untuk mengendalikan anggaran negara,

asset, dan kewajiban Pemerintah Pusat, menyediakan informasi yang

komprehensif, dapat dipercaya, dan tepat waktu tentang keuangan pemerintah,

memudahkan pengambilan keputusan dalam manajemen keuangan pemerintah,

karena di dalam SPAN sesuai PMK 154/PMK.05 terdiri beberapa modul yang

tujuannya mencepat kinerja KPPN dalam memberikan pelayananan

(44)

1. Modul Penganggaran adalah bagian dari SPAN yang melaksanakan

fungsi-fungsi penganggaran yang meliputi perencanaan anggaran,

penyusunan anggaran, pembahasan anggaran dengan Dewan Perwakilan

Rakyat Republik Indonesia, penetapan alokasi anggaran, penyusunan

Rancangan APBN-Perubahan, revisi anggaran, dan monitoring dan

evaluasi kinerja anggaran.

2. Modul Pembayaran adalah bagian dari SPAN yang melaksanakan

fungsi-fungsi pelaksanaan pembayaran atas beban APBN dan/atau pengesahan

pendapatan dan belanja yang meliputi penerbitan SP2D, penerbitan

warkat dan bilyet giro, penerbitan surat pengesahan pendapatan dan

belanja, penerbitan aplikasi penarikan dana, dan penerbitan Surat Kuasa

Pembebanan Letter of Credit (SKP-LC).

. 3.Modul Penerimaan adalah bagian dari SPAN yang melaksanakan

fungsi-fungsi penatausahaan transaksi penerimaan negara yang diterima melalui

Rekening Milik BUN di Bank Indonesia, melalui Bank/Pos Persepsi,

serta melalui potongan Surat Perintah Membayar atau pengesahan

pendapatan dan belanja oleh KPPN.

4.Modul Kas adalah bagian dari SPAN yang melaksanakan fungsi-fungsi

pengaturan rekening milik BUN, perencanaan kas, pemindahbukuan

dana, rekonsiliasi bank, dan pelaporan manajerial.

5.Modul Akuntansi dan Pelaporan adalah bagian dari SPAN yang

melaksanakan fungsi-fungsi penyusunan laporan keuangan sebagai

(45)

data Bagan Akun Standar, konversi data transaksi keuangan, koreksi data

transaksi keuangan,jurnal penyesuaian, rekonsiliasi data, dan laporan

keuangan.

Dengan adanya tujuan dan sasaran dari pelaksanaan reformasi pengelolaan

keuangan Negara melalui SPAN, program SPAN dapat menghasilkan pencapaian

berupa sistem pengelolaan keuangan Negara yang dapat mewujudkan pengelolaan

keuangan Negara yang professional, efektif, efisien transparan, dan akuntabel

sebagaimana amanat Undang-Undang Keuangan Negara. Hal diperkuat oleh

pernyataan Ibu Farida Aryani, selaku Duta SPAN KPPN Medan I karena SPAN

menyederhanakan dan memudahkan berbagai mekanisme pelayanan

perbendaharaan, yang sebelumnya ini masih dikerjakan secara manual, sekarang

dengan teknologi informasi (TI) yang akan mengurangi penggunaan kertas secara

signifikan. Tetapi adanya tuntutan pengusaan penggunaan TI oleh masing-masing

SDM di semua satker, bank/pos, dan terutama KPPN yang memang harus.

Pernyataan ini didukung oleh Bapak Budi Utomo , selaku Kepala KPPN

Medan I. Beliau mengatakan bahwa SPAN dapat menjamin meningkatkan

efektivitas dan efisiensi tentunya, seperti contoh , terkait dengan pembayaran

,pada awalnya kita harus kirim SP2D ke bank (Surat Perintah Pencairan Dana)

dan perlu waktu, tetapi kalau sekarang dengan aplikasi SPAN kita dapat

berinteraksi dengan dengan bank, dan secara otomatis bank akan melakukan

pembayaran. Namun SPAN memiliki beberapa kendala seperti satker kadang

kadang cukup lama paham terhadap Sitem Perbendaharaan dan Anggaran Negara

(46)

keakuratan data harus dituntut , dan kendalanya muncul ketika satker seringkali

menginput data salah, seperti nomor rekening yang salah ataupun kurang. Maka

data yang di input akan ditolak oleh aplikasi SPAN.

Berdasarkan hasil wawancara , peneliti dapat menyimpulkan bahwa

implementasi SPAN pada KPPN 1, memberikan manfaat dalam memberikan

pelayanan perbendaharaan negara kepada seluruh satker dalam hal

profesionalisme sebagai Bendahara Umum Negara di Kota Medan, dan

memberikan pelayanan yang efektif dan efisien serta akuntabel dan transparan.

Namun ada kendala yang dihadapi KPPN Medan I dalam memberikan Pelayanan

Perbendaharaan Negara yaitu kesalahan dalam menginput data yang dilakukan

satker, sehingga data tidak dapat terproses pada aplikasi SPAN, sehingga

keakuratan sangat dibutuhkan.

4.3.2 Sumber Daya

a. Sumber Daya Manusia

Sumber daya merupakan salah sastu aspek penting dalam implementasi

sebuah kebijakan atau peraturan. Sumber daya dalam mengimplementasikan

sebuah kebijkan bisa berupa sumber daya manusia (SDM ), peralatan, maupun

pendanaan (anggaran). Ketersediaan sumber daya mempengaruhi hasil yang ingin

dicapai dari sebuah kebijakan dan mendorong atau memperlancar implementasi

yang efektif.

Berkaitan dengan sumber daya manusia dalam implementasi Sistem

(47)

wawancara dengan beberapa informan. Adapun pertanyaan peneliti ajukan yaitu

dampak Implementasi SPAN terhadap Sumber Daya Manusia pada KPPN Medan

I, seperti yang disampaikan oleh Ibu Farida Aryani , selaku Duta SPAN pada

KPPN Medan I. Beliau mengatakan SDM pada KPPN Medan I semakin mengerti

menggunakan IT, seperti komputer, karena semua diharuskan dengan IT,

kemudian kemungkinan ada penyempitan SDM, artinya kebutuhan SDM tidak

perlu sebanyak yang dulu, karena sudah tidak perlu mengecek dokumen karena

semua sudah langsung ke pusat. Dan nantinya kalau semua satker semua sudah

pakai SAKTI, maka front office di didepan akan berkurang, dan beberapa pegawai

sekarang dialihkan tugas menjadi menganalisa dokumen.

Hal tersebut juga dibenarkan oleh Bapak Setyadi Kusdianto, selaku Kepala

Seksi Pencairan Dana pada KPPN Medan I. Beliai mengatakan bahwa, dengan

pelaksanaan Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara (SPAN), maka ada

sedikit perubahan dengan Sumber Daya Manusia, seperti peningkatan

pengetahuan mengenai komputer, karena ini memang suatu keharusan, dimana

komputer SPAN yang digunakan pada KPPN Medan I ini, merupakan komputer

yang memiliki spec yang tinggi, dan pengurangan SDM, karena kita tidak terlalu

membutuhkan banyak SDM sekarang, karena banyak pekerjaan sudah terkontrol

dengan mudah dengan SPAN, terutama di bidang Seksi Bank.

Dalam proses Implementasi suatu kebijakan tentu akan pengaruhnya

terhadap Sumber Daya Manusia yang akan memakai Kebijakan tersebut.

Kemampuan SDM dapat dilihat dari jenjang pendidikan, pemahaman terhadap

(48)

mengarahkankan. Berdasarkan hasil wawancara diatas maka dapat disimpulkan

bahwa Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara (SPAN) sebagai suatu

sistem berbasis teknologi informasi yang tentunya dalam menggunakan aplikasi

SPAN dibutuhkan komputer, jadi pemahaman SDM pada KPPN Medan I dalam

menggunakan komputer akan menggunakan. Implementasi SPAN juga

berdampak pada kuantitas pegawai, karena SPAN merupakan aplikasi meliputi

penyusunan anggaran, manajemen dokumen anggaran, manajemen komitmen

pengadaan barang dan jasa, manajemen pembayaran, manajemen penerimaan

negara, manajemen kas dan pelaporan diintegrasikan ke dalam SPAN. Jadi jumlah

tenaga kerja/pegawai yang digunakan tidak sebanyak sebelumnya, dikarena

banyak pelayanan perbendaharaan yang sudah terintegrasi dengan aplikasi SPAN.

Peneliti juga menanyakan kepada Ibu Farida Aryani , selaku Duta SPAN

pada KPPN Medan I persiapan Sumber Daya Manusia pada KPPN Medan I dalam

menghadapi SPAN. Beliau mengatakan bahwa dalam menghadapi SPAN , SDM

yang ada pada KPPN diberikan pemahaman yang lebih mengenai akuntansi

berbasis akrual, karena ini penting dalam memakai aplikasi SPAN. Dan KPPN

selalu mengadakan pendidikan dan pelatihan kepada pegawai, yang akan dikirim

ke pusat dalam mendapatkan pendidikan dan pelatihan. Dan utusan yang telah

mendapatkan pendidikan dan pelatihan akan mengajari pegawai yang lainnya.

Hal tersebut juga diperkuat oleh Bapak Danang Supriadi, selaku Kepala

Sub Bagian umum. Beliau mengatakan pegawai KPPN akan dikirim ke Pusat atau

Balai Dilkat yang ada di Medan , untuk mendapatkan pendidikan dan pelatihan

(49)

Dan Pendidikan dan pelatihan ini memang harus dilakukan dengan rutin,

mengingat komposisi SDM yang kebanyakan sudah berumur 50 tahun lebih dan

jenjang pendidikan yang sebagian besar tamatan SMA dan tentu tidak familiar

dengan komputer.

Gambar 4.1

(50)

Dan dari atas diatas kita melihat bahwa komposisi SDM yang ada di

KPPN Medan I yang berumur diatas >50 ada sebanyak 54% dan yang

berpendidikan SMA ada 35%, sehingga mayoritas pegawai di KPPN yang sudah

berusai >50 tahun , tidak begitu terbiasa dengan bekerja dengan komputer, namun

KPPN Medan I secara rutin memberikan pendidikan dan pelatihan kepada

pegawai dalam meningkatan kemampuannya, sehingga pegawai dapat bekerja

dengan maksimal.

Hal tersebut juga diperkuat oleh Bapak Budi Utomo, selaku Kepala KPPN

Medan I, yang mengatakan bahwa seluruh Pegawai di KPPN bisa bekerja sesuai

dengan kemampuan yang dimilikinya, atau bisa dikatakan “the right man , on the

right place” karena kemampuan dan keahlian yang dimiliki setiap pegawai

senantiasa ditingkatkan oleh diklat.

Hal senada juga dikatakan dikatakan oleh Ibu Farida Aryani. Beliau

mengatakan kita juga mempunyai GKM atau gugus kendali mutu yang menjamin

setiap pegawai yang ada dapat bekerja dengan baik. Pelaksanaan Gugus Kendali

Mutu (GKM) secara rutin 2 kali dalam seminggu (hari Selasa dan Kamis) untuk

meningkatkan kompetensi SDM pegawai KPPN Medan I dalam penguasaan

peraturan dan pekerjaan.. Jadi semua pegawai dapat dijamin bekerja sesuai

kemampuan yang dimilikinya yang didapatkan dari pendidikan dan pelatihan

yang ada.

Untuk mendukung penyataan Ibu Farida Aryani dan Bapak Budi Utomo,

peneliti juga melakukan wawancara dengan beberapa satker. Bapak Andri Ihsan ,

(51)

I dapat melayani satker dengan baik, karena dari awal KPPN telah memberikan

pelayanan prima, seperti halnya dalam pencairan. KPPN akan memberikan

pelayanan yang baik kepada seluruh satker dan akan memproses kebutuhan satker

kalau dokumen dan datanya lengkap dan benar. Jadi secara keseluruhan Satker

tidak mendapatkan kesulitan dalam mendapatkan pelayanan perbendaharaan.

Hal ini diperkuat oleh satker Ibu Friska Siahaan selaku Kanwil BPN Prov

Sumut. Beliau mengatakan Secara keseluruhan hampir tidak ada kesulitan dalam

mendapatkan pelayanan perbendaharaan pada KPPN Medan I dengan model

SPAN, tetapi untuk awal tahun ada sedikit masalah, karena adanya perubahan

sistem , peraturan yang berlaku, peraturan menteri, harus menyesuaikan lagi, jadi

kesulitannya ada di awal tahun, tetapi ketika data di awal tahun itu sudah akurat

dan data yang ada di KPPN dan satker sudah sinkron, maka tinggal ikuti saja,

menjadi mudah. KPPN Medan sudah berkompeten dalam memberikan pelayanan

kepada satker.

b. Fasilitas dan Peralatan

Terkait ketersediaan fasilitas, Kepala Seksi Pencairan Dana, Bapak

Setyadi Kusdianto, mengatakan untuk mendukung kelancaran pelaksanaan SPAN

di Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Medan I, yang digunakan hanya

komputer SPAN dan Wifi spot. Kantor KPPN Medan sendiri sudah dilengkapi

dengan 12 komputer SPAN yang dikatakan sudah cukup dalam pelaksanaan

SPAN. Dalam pemanfaatan komputer yang memang sudah tersedia pada KPPN

Medan I, yang dilakukan untuk melakukan Pelayanan perbendaharaan mulai dari

(52)

akuntansi dan pelaporan. Jadi jumlah komputer SPAN sudah cukup pada KPPN

Medan I, dan tidak diperlukan penambahan komputer lagi. Selain itu, KPPN

Medan I juga sudah dilengkapi dengan Wifi yang dapat mendukung kelancaran

pelaksanaan SPAN pada KPPN Medan I, karena SPAN merupakan aplikasi online

yang memerlukan koneksi jaringan internet. Jaringan internet yang digunakan

oleh SPAN sepenuhnya didedikasikan untuk jaringan SPAN. Dan ada kejadian

yang tidak diinginkan dan jaringan SPAN benar-benar tidak dapat digunakan akan

disediakan juga jaringan internet secara dial up sebagai Bussines Contigency Plan

(BCP) SPAN. Disamping itu, jaringan Pusintek yang sekarang ada pada KPPN

juga dapat digunakan sebagai BCP bila jaringan SPAN mengalami gangguan.

Hal tersebut juga dibenarkan oleh Ibu Farida Aryani, selaku Duta SPAN

pada KPPN Medan I. Beliau mengatakan bahwa pelaksanaan SPAN bersifat

online, tentu saja yang dibutuhkan komputer yang mempunyai spek tinggi, dan

kebutuhan akan komputer tidak ada kendala. Dan komputer SPAN yang sudah

ada di KPPN , semua bersumber dari pusat dan semua program yang ada di

dalamnya sudah diatur, sehingga pegawai KPPN Medan dapat memakai secara

langsung. Dan KPPN Medan I juga tersedia Wifi sebagai pendukungnya.

4.3.3 Disposisi

Disposisi implementor dalam hal ini berkaitan dengan bagaimana respon

implementor terhadap kebijakan, pemahamannya dan preferensi nilai yang

dimilikinya. Disposisi atau sikap yaitu menunjuk pada karakteristik yang

menenpel erat pada implementor kebijakan/program. Sikap para implementor

sangat dibutuhkan dalam menjalankan sebuah kebijakan. Untuk mengetahui sikap

(53)

Pada KPPN medan I, peneliti melakukan wawancara dengan beberapa informan.

Adapun pertanyaan yang peneliti ajukan berkaitan dengan tanggapan dan

komitmen pelaksana terhadap implememtasi SPAN.

Disposisi merupakan watak dan karakteristik yang dimiliki oleh

implementor dalam mengimplimentasikan suatu kebijakan. Sikap yang dimiliki

oleh implementor sangat berpengaruh pada proses pelaksanaan kebijakan seperti

komitmen, kejujuran, dan sifat demokratis. Salah satu faktor yang mempengaruhi

efektifitas implementasi kebijakan adalah sikap implementor.

Dalam hal ini penulis ingin menggali bagaimana respon dan sikap

implementor peneliti mendapat penyataan dari Bapak Budi Utomo, selaku Kepala

Kantor KPPN Medan I. Beliau mengatakan bahwa dalam pelaksanaan SPAN saya

sangat mendukung dantentunya seluruh pegawai KPPN Medan I mendukung hal

tersebut. Dan hal ini juga terlihat dari respon satker sangat baik, karena SPAN

meningkatkan efisiensi, efektivitas, akuntabilitas dan transparansi dalam

pengelolaan anggaran dan perbendaharaan negara.Selanjutnya Pak Budi Utomo

mengatakan komitmennya untuk pelaksanaan SPAN yaitu mensukseskan

pelaksanaan SPAN tanpa ada penolakan. Kemudian, Kepala Sub Bagian Umum ,

Bapak Danang Supriadi mengatakan Aplikasi SPAN merupakan reformasi

keuangan negara untuk mempercepat pengelolaan anggaran yang cepat dan akurat

dan meningkatkan efisiensi pengelolaan. Beliau menambahkan bahwa SPAN

merupakan tuntutan masyarakat yang ingin pengelolaan yang bersih dan

(54)

Hal senada juga memberikan pernyataan bahwa Implementasi SPAN

merupakan mengintegrasikan database seluruh Indonesia yang sebelumnya

terpecah-pecah dalam database berbagai aplikasi pendukung pengelolaan

keuangan Negara disetiap satker. Jadi mempermudah kerja sama dan koordinasi

antara KPPN Medan I dan Satker , terutama satker satker yang ada diluar Medan ,

seperti Lubukpakam dan Langkat. SPAN juga sistem yang dapat memberikan

kenyamanan dan kemudahan dalam pengelolaan keuangan Negara. Jadi untuk

Komitmen , Ibu Farida Aryani mengatakan sangat tinggi, karena semua berharap

sistem ini berjalan dengan baik, tidak penolakan dari berbagai pihak baik dari

KPPN Medan I maupun satuan kerja. Hal ini juga diperkuat oleh penyataan Bapak

Budi Utomo. Beliau mengatakan respon Satuan kerja (satker) terhadap

pelaksanaan Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara sangat baik. KPPN

Medan I selalu berupaya memberikan pelayanan terbaik kepada satuan kerja

(Satker), yang disebut pelayanan prima, dan seluruh satker merasakan itu. Dan

seluruh proses pelayanan perbendaharaaan dilakukan dengan lebih cepat dengan

SPAN karena sekarang sudah proses otomatisasi, sehingga satker tidak perlu

menunggu waktu yang lama dapat mendapatkan pelayanan. KPPN Medan I juga

terbukti memberikan kepuasaan terbaik pada Kementrian Keuangan Medan.

Dari seluruh keterangan diberikan oleh pegawai KPPN Medan I dapat

diketahui bahwa seluruh informan sepakat bahwa Sistem Perbendaharaan dan

Anggaran Negara sangat bagus dan memang dibutuhkan dalam mendukung

pelayanan perbendaharaan negara yang sebelum nya pelayanan yang diberikan

(55)

banyaknya manfaat yang diberikan SPAN dalam kinerja pegawai maupun dalam

memberikan pelayanan.

Lalu peneliti menanyakan bagaimana mengetahui keluhan atau masalah

yang dihadapi satuan kerja (satker ) terkait Sistem Perbendaharaan dan Anggaran

Negara, dan peneliti memperoleh pernyataan dari Ibu Farida Aryani, selaku Duta

SPAN KPPN Medan I mengatakan bahwa setiap keluhan dan masalah yang

didapatkan satuan kerja (satker) terkait dengan SPAN biasanya disampaikan ke

Duta SPAN pada KPPN Medan I atau kita menyebarkan angket atau kuisioner

kepada satker , sehingga dari laporan dari Duta SPAN maupun kuisiner kita dapat

mengetahui kendala dan masalah yang ada pada satuan kerja , sehingga secara

langsung dapat diatasi dan kita mengetahui juga hal hal apa yang perlu

ditingkatkan.

Bapak Budi Utomo, selaku kepala KPPN Medan I juga menambahkan

bahwa untuk kendala dan masalah tidak ada yang serius, karena semua

dilaksanakan sesuai dengan peraturan dan tahapan yang ada , tetapi kalau ada

keluhan dan masalah yang KPPN Medan dapatkan dari satker akan kita

diskusikan untuk mencari solusinya, dan kita berusaha memberikan yang terbaik

dengan satker. Oleh karena itu kita selalu memberikan sosialisasi kepada satuan

kerja apabila ada update sistem ataupun peraturan baru yang mungkin tidak semua

Satuan kerja mengetahuinya. KPPN Medan I juga menjalin koordinasi dengan

seluruh satker dengan media sosial , sehingga komunikasi yang terjalin baik, dan

tidak ada kesalahpahaman. KPPN Medan I biasanya menggunakan media sosial

seperti Whats App, atau Line , yang mudah digunakan untuk segala kalangan usia.

Gambar

Gambar 3.1
Gambar 3.3
Gambar3.4
Gambar 3.6
+7

Referensi

Dokumen terkait

1. Sebuah kumparan memiliki 1000 lilitan, dan induktansi dirinya berharga 0,4 henry. Bila pada kumparan tersebut terjadi perubahan kuat arus dari 10 A menjadi 2 A selama0,1 sekon,

TI akan memberikan pengaruh terhadap hampir semua aspek dalam pengelolaan bisnis dan dapat memberikan nilai tambah apabila dikelola dengan baik dan di desain

Dengan ini peneliti menyatakan bahwa tesis yang berjudul “ Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Opini Audit BPK dengan Tindak Lanjut Temuan BPK sebagai

Dalam penelitian ini menguji pengaruh kinerja keuangan perusahaan (ROA) terhadap nilai perusahaan (Tobin’s Q) dengan Corporate Social Responsibility (CSR) dan Good

Sedangkan hasil analisis kuantitatif bahwa Kepuasan kerja Guru berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Guru sedangkan Stres Kerja tidak mempunyai pengaruh

Tentu saja kegagalan PAN menjadi partai besar pun tidak dapat dipisahkankan dari “kegagalan” strategi komunikasi yang dirancang para ahli komunikasinya (bandingkan dengan

Catatan: Kegiatan ini digunakan untuk memahamkan siswa tentang KD BAHASA INDONESIA (3.7 dan 4.7), hasil kegiatan dapat digunakan sebagai data bagi guru untuk melihat

Penelitian ini bertujuan untuk : (1) Mengetahui ada atau tidak adanya pengaruh antara persepsi siswa tentang ketrampilan mengajar guru terhadap kemampuan kognitif