LAMPIRAN
PEDOMAN WAWANCARA Kepala KPPN
Standard dan arah kebijakan
1. Apa yang dimaksud dengan SPAN (Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara) ?
2. Apakah dasar hukum pelaksanaan Sistem Perbendaharaan Anggaran Negara pada KPPN?
3. Apa yang menjadi standar dan sasaran Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara ?
4. Apa yang menjadi latar belakang Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara ini diimplementasikan ?
5. Bagaimana pelayanan perbendaharaan dilakukan sebelum Sistem Pembendaharaan Anggaran Negara?
6. Bagaimana perbandingannya ? ( mis. Biaya, waktu, tenaga, SDM, dll ) 7. Apa tujuan dilaksanakan Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara ?
Sampai saaat ini , bagaimana kinerja sistem ini untuk mencapai tujuan? (efektivitas dan efisiensi) ( sudah sejauh mana tujuan tercapai)
Salah satu tujuan adalah untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas, bagaimana SPAN dapat menjamin peningkatan efisiensi dan efektivitas dalam pengelolaan anggaran dan pembendaharaan negara?
8. Apa saja kendala yang dihadapi dalam memberikan pelayanan kepada satuan kerja (satker)?
9. Bagaimana Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara dapat mendukung Pelayanan Perbendaharaan Negara di Kota Medan ?
Struktur Birokrasi
11.Bagaimana proses penyusunan SOP dan siapa aja yang terlibat?
12.Apa dampak implementasi SPAN pada KPPN terhadap struktur organisasi?
13.Bagaimana fungsi masing masing posisi pada struktur organisasi tersebut? KB
14.Apakah masing masing menjalankan fungsinya dengan baik? Contohnya ? 15.Bagaimana pengawasan yang dilakukan pada setiap posisi pada KPPN?
Dan Bagaimana sanksinya ?
Komunikasi 16.Siapa saja implementor dari kebijakan ini? 17.Siapa saja yang menjadi kelompok sasaran?
18.Bagaimana komunikasi yang terjadi diantara para implementor ? ( rapat rutin, metode, intensitas, waktu dan tempat)
19.Bagaimana komunikasi dengan kelompok sasaran (satuan kerja)? ( pertemuan atau sharing, metode, intensitas, masalah yang sering dibahas) 20.Bagaimana sosialisasi tujuan dan manfaat SPAN dilakukan kepada
kelompok sasaran (satker) ? ( metode dan intensitas)
21.Bagaimana koordinasi yang berlangsung antara pihak Kantor Pelayanan Perbendaharaan Anggaran Negara (KPPN) Medan terhadap pihak Satuan Kerja (Satker) dalam Pelayanan Perbendaharaan Negara?
22.Bagaimana cara menghindari distorsi atas Sistem Pembendahraan Anggaran Negara pada KPPN?
Sumber Daya
23.Apa dampak implementasi SPAN terhadap SDM pada KPPN ? 24.Bagaimana persiapan SDM dalam implementasi SPAN?
25.Bagaimana cara untuk meningkatkan pemahaman dan kemampuan pegawai tentang SPAN? ( pendidikan dan pelatihan, dan Intensitas)
27.Berapa jumlah pegawai KPPN dan bagaimana tingkat pendidikan pegawai tersebut ?
28.Apa saja sarana dan prasarana yang dibutuhkan KPPN untuk implementasi SPAN?
29.Apakah semua saranan dan prasarana yang dibtuhkan itu sudah dimiliki KPPN?
30. Bagaimana keadaannya dan cara pengadaannya ?
31.Apakah ada kendala yang dihadapi dalam penyediaan sarana dan prasarana di KPPN yang berkaitan dengan Implementasi SPAN?
Disposisi
32.Bagaimana respon kelompok satker terhadap Sistem ini di KPPN ?
33.Bagaimana cara memilih/ mengangkat Ketua , pegawai KPPN dan duta SPAN?
34.Apa saja yang dilakukan dalam meningkatkan kinerja pegawai pada KPPN?
35.Bagaimana komitmen Bapak dalam implementasi Sistem Pembendaharaan Anggaran Negara?
36.Bagaimana mengetahui keluhan atau masalah yang dihadapi kelompok sasaran terkait Sistem Pembendaharaan Anggaran Negara ini?
37.Apa saja target yang hendak dicapai Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Kota Medan dalam mendukung Pelayanan Perbendaharaan Negara?
38.Menurut Bapak/Ibu , apakah Implementasi Sistem Perbendaharaan Anggaran Negara mampu mendukung Pelayanan Perbendaharaan Negara?
e-government
39.Di dalam pelaksanaan nya apakah SPAN pada KPPN mendukung penyelenggaraan pemeritahanan e-government? Mengapa?
Hambatan dan Tantangan
41.Apa yang menjadi hambatan dan tantangan dalam proses pelaksanaan SPAN pada KPPN ?
42.Bagaimana solusi yang dilakukan atas hambatan dan tantangan tersebut? KTB
Pedoman Wawancara Duta SPAN
Standard dan sasaran kebijakan
44.Apa yang dimaksud dengan SPAN (Sistem Perbendaharaan dan Anggaran
Negara) ?
45.Apakah dasar hukum pelaksanaan Sistem Perbendaharaan dan Anggaran
Negara pada KPPN?
46.Apa yang menjadi latar belakang Sistem Perbendaharaan dan Anggaran
Negara ini diimplementasikan ?
47.Apa yang menjadi standar dan sasaran Sistem Perbendaharaan dan
Anggaran Negara?
48.Bagaimana pelayanan pembendaharaan dilakukan sebelum Sistem
Perbendaharaan dan Anggaran Negara?
49.Bagaimana perbandingannya ? ( mis. Biaya, waktu, tenaga, SDM, dll )
50.Apa tujuan dilaksanakan Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara ? Sampai saaat ini , bagaimana kinerja sistem ini untuk mencapai
tujuan? (efektivitas dan efisiensi) ( sudah sejauh mana tujuan
tercapai)
Salah satu tujuan adalah untuk meningkatkan efisiensi dan
efektivitas, bagaimana SPAN dapat menjamin peningkatan
efisiensi dan efektivitas dalam pengelolaan anggaran dan
pembendaharaan negara?
51.Bagaimana Sistem Pembendaharaan Anggaran Negara dapat mendukung
52.Bagaimana tahapan/ mekanisme pelaksanaan Sistem Pembendaharaan
Anggaran Negara?
Struktur Birokrasi
53.Apakah ada SOP/pedoman pelaksana?
54.Bagaimana proses penyusunan SOP tersebut dan siapa aja yang terlibat?
55.Apa dampak implementasi SPAN pada KPPN terhadap struktur
organisasi?
56.Bagaimana fungsi masing masing posisi pada struktur organisasi tersebut?
KB
57.Apakah masing masing menjalankan fungsinya dengan baik? Contohnya ?
58.Bagaimana pengawasan yang dilakukan pada setiap posisi pada KPPN?
Dan Bagaimana sanksinya ?
Komunikasi
59.Siapa saja implementor dari kebijakan ini?
60.Siapa saja yang menjadi kelompok sasaran?
61.Bagaimana komunikasi yang terjadi diantara para implementor ? ( rapat
rutin, metode, intensitas, waktu dan tempat)
62.Bagaimana komunikasi dengan kelompok sasaran? ( pertemuan atau
sharing, metode, intensitas, masalah yang sering dibahas)
63.Bagaimana sosialisasi tujuan dan manfaat SPAN dilakukan kepada
kelompok sasaran (satker) ? ( metode dan intensitas)
64.Bagaimana cara menghindari distorsi atas Sistem Perbendahraan
Anggaran Negara pada KPPN?
65.Apa dampak implementasi SPAN terhadap SDM pada KPPN ?
66.Bagaimana persiapan SDM dalam implementasi SPAN?
67.Bagaimana cara untuk meningkatkan pemahaman dan kemampuan
pegawai tentang SPAN? ( pendidikan dan pelatihan, dan Intensitas)
68.Berapa jumlah pegawai KPPN dan bagaimana tingkat pendidikan pegawai
tersebut ?
69.Apakah simber daya manusia dalam bidang ini telah memiliki kemampuan
“the right man on the right place” untuk mengimplementasikan Sistem
Perbendaharaan Anggaran Negara (SPAN) dengan baik?
70.Apa saja sarana dan prasarana yang dibutuhkan KPPN untuk implementasi
SPAN?
71.Apakah semua saranan dan prasarana yang dibtuhkan itu sudah dimiliki
KPPN?
72. Bagaimana keadaannya dan cara pengadaannya ?
73.Apakah ada kendala yang dihadapi dalam penyediaan sarana dan prasarana
di KPPN yang berkaitan dengan Implementasi SPAN?
Disposisi
74.Bagaimana respon satker(satuan kerja) terhadap Sistem ini di KPPN ?
75.Bagaimana komitmen Bapak/Ibu dalam implementasi Sistem
Pembendaharaan Anggaran Negara?
76.Bagaimana mengetahui keluhan atau masalah yang dihadapi kelompok
77.Menurut Bapak/Ibu , apakah Implementasi Sistem Perbendaharaan
Anggaran Negara mampu mendukung Pelayanan Perbendaharaan Negara?
Mengapa?
78.Dengan Implementasi Sistem Perbendaharaan Anggaran Negara , Apa saja
target hendak dicapai Kantor Pelayanan Perbendaharaan Anggaran Negara
dalam mendukung pelayanan perbendaharaan Negara ?
Hambatan dan Tantangan
79.Apa yang menjadi hambatan dan tantangan dalam proses pelaksanaan
SPAN pada KPPN ?
80.Bagaimana solusi yang dilakukan atas hambatan dan tantangan tersebut?
KTB
81.Apakah ada masalah lain yang muncul dengan dilaksanakannya kebijakan
Pedoman Wawancara
Kelompok Sasaran
1. Apakah Bapak/Ibu mengetahui apa itu Sistem Perbendaharaan dan
Anggaran Negara?
2. Tujuan Sistem Perbendaharaan Anggaran Negara adalah mendukung
tercapainya akuntabilitas dan transparansi pengelolaan keuangan negara ,
apakah menurut Bapak/Ibu telah sesuai dengan tujuan tersebut?
3. Apakah ada sosialisasi dari KPPN kepada Bapak/Ibu tentang Sistem
Perbendaharaan Anggaran Negara (SPAN)?
4. Bagaimana Sosialisasi yang dilakukan KPPN Medan , Apakah sudah
berjalan dengan baik?
5. Apakah kualitas SDM yang melayani Pelayanan Perbendaharaan
Anggaran Negara dapat melayani Bapak/Ibu dengan baik?
6. Apakah Bapak/ibu mengalami kesulitan dalam mendapatkan pelayanan
dengan model SPAN ini?
7. Apakah pelayanan perbendaharaan negara model Sistem Perbendaharaan
DAFTAR PUSTAKA Sumber buku:
Bungin, M.Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif. Bandung: Pustaka Grahatama Indrajit, R.E. 2002. E-Government: strategi pembangunan dan pengembangan
sistem pelayanan publik berbasis teknologi digital.penerbit: Andi,
Yogyakarta
Junirso Ridwan & Achmad Sodik. 2010. Hukum Administrasi Negara. Cetakan I.Bandung: Nuansa
Juliantara, Dadang. 2005. Peningkatan Kapasitas Pemerintah Daerah dalam Pelayanan Publik. Yogyakarta : Pembaruan
Kusumanegara, Sclahuddin. 2009. Model dan Aktor Dalam Proses Kebijakan Publik. Yogyakarta: Penerbit Gava Media
Moleong, Lexy. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Ramaja Rosdakarya
Singarimbun, Masri dan Efendi. 1995. Metode Penelitian Survai. Jakarta:LP3ES PUSTAKA SETIA
Subarsono, AG. 2005. Analisis Kebijakan Publik (Konsep, Teori dan Aplikasi). Cetakan Pertama. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Suyanto, Bagong. 2005. Metode Penelitian Sosial Berbagai Alternatif Pendekatan. Jakarta: Prenada
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
Tangkilisan. Hessel Nogi. 2003. Implementasi Kebijakan Publik.. Yogyakarta : Lukman offset
Wahab, Solichin, Abdul. 1990. Pengantar Analisis Kebijakan Negara. Jakarta: Rineka Cipta
Widodo,Joko.2011.analisi Kebijkan Publik.Malang: Bayumedia Publishing. Winarno, Budi.2002.Teori dan Proses Kebijakan Publik. Yogyakarta:Media
Pressindo.
Sumber undang undang :
Keputusan Dirjen PB Nomor:KEP/66/PB/2013
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 154/PMK.04/2014 Sumber Internet :
BAB III
DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
3.1 Sejarah Berdirinya Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Kota Medan
Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara telah
diundangkan oleh Pemerintah Republik Indonesia pada tanggal 5 April 2003
sebagai awal dari Reformasi Manajemen Keuangan Pemerintah. Salah satu hal
penting dalam undang-undang tersebut adalah peniadaan fungsi ordonansering
pada departemen Keuangan dalam hal ini Kantor Perbendaharaan dan kas negara
(KPPN) yang dialihkan kepada kantor/satuan kerja kementrian Negara/Lembaga.
Hal tersebut diikuti dengan reorganisasi Kementrian Keuangan , dimana
KPKN berubah menjadi Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN)
sehingga hanya menjalankan fungsi Bendahara Umum Negara. KPPN sebagai
satu unit organisasi pemerintah pada Kementerian Keuangan mempunyai
tanggung jawab yang sama dengan unit organisasi pemerintah yang lain dalam
mewujudkan tata kelola pemerintah yang baik (good goverment).
Untuk mewujudkan good goverment di seluruh unit kerjanya, Kementrian
Keuangan menjalankan program Reformasi Birokrasi. Langkah awal perwujudan
Reformasi Birokrasi untuk bidang pekerjaan Perbendaharaan Negara, pada
tanggal 30 Juli 2007 Departemen Keuangan membentuk 18 Kantor Pelayanan
Perbendaharaan Negara (KPPN) percontohan di 17 Provinsi dan salah satu KPPN
Percontohan yang telah di bentuk adalah KPPN Medan II.Melalui konsep KPPN
biaya dicanangkan. Hingga awal tahun 2009 departemen Keuangan telah
membentuk 37 KPPN Percontohan dari 178 KPPN Konvensional.
3.2 Kondisi Umum KPPN Medan I
Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara yang selanjutnya disebut KPPN
adalah instansi vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan setingkat eselon III
yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Kantor Wilayah
Direktorat Jenderal Perbendaharaan dan mempunyai tugas melaksanakan
kewenangan perbendaharaan dan bendahara umum negara, penyaluran
pembiayaan atas beban anggaran, serta penatausahaan penerimaan dan
pengeluaran anggaran melalui dan dari kas negara berdasarkan peraturan
perundang undangan.
Sesuai Peraturan Menteri Keuangan Nomor: PMK-169/PMK.01/2012
tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal
Perbendaharaan, dalam melaksanakan tugas tersebut, KPPN menyelenggarakan
fungsi:
1. pengujian terhadap surat perintah pembayaran berdasarkan peraturan
perundang undangan;
2. penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) dari kas negara atas
nama Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara;
3. penyaluran pembiayaan atas beban APBN;
4. penilaian dan pengesahan terhadap penggunaan uang yang telah
5. penatausahaan penerimaan dan pengeluaran negara melalui dan dari Kas
Negara;
6. pengiriman dan penerimaan kiriman uang;
7. penyusunan laporan pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja negara;
8. penyusunan laporan realisasi pembiayaan yang berasal dari pinjaman dan
hibah luar negeri;
9. penatausahaan penerimaan Negara bukan pajak;
10.penyelenggaraan verifikasi transaksi keuangan dan akuntansi;
11.pembuatan tanggapan dan penyelesaian temuan hasil pemeriksaan;
12. pelaksanaan kehumasan; dan
13.pelaksanaan administrasi KPPN.
KPPN Medan I secara resmi beroperasi sebagai KPPN Percontohan pada
tanggal 6 Januari 2009 berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Perbendaharaan
Nomor KEP-02/PB/2009 tanggal 6 Januari 2009, dan terhitung mulai tanggal 23
Juni 2014, KPPN Medan I menerapkan Sistem perbendaharaan dan Anggaran
3.2.1 Struktur Organisasi
Struktur organisasi KPPN Medan I selaku KPPN tipe A1 sesuai PMK
No.169/PMK.01/2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal
Direktorat Jenderal Perbendaharaan adalah sebagai berikut :
1. Seksi Pencairan Dana (Seksi PD);
2. Seksi Bank;
3. Seksi Verifikasi dan Akuntansi (Seksi Vera);
4. Seksi Manajemen Satuan Kerja dan Kepatuhan Internal (Seksi MSKI);
5. Subbagian Umum.
Unit-unit tersebut telah lahir dan disusun sesuai dengan tuntutan reformasi
birokrasi yang berbasis pada pelayanan yang efisien, efektif dan fokus.KPPN
Medan I adalah instansi vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang berada
di bawah dan bertanggunggung jawab langsung kepada Kepala Kanwil Ditjen
Perbendaharaan Provinsi Sumatera Utara, yang mempunyai wilayah kerja
meliputi Kota Medan, Kota Binjai, dan Kabupaten Langkat. KPPN Medan I
mempunyai tugas melaksanakan kewenangan perbendaharaan dan bendahara
umum negara, penyaluran pembiayaan atas beban anggaran, serta penatausahaan
penerimaan dan pengeluaran anggaran melalui dan dari kas negara berdasarkan
Gambar 3.1
Dalam jangka menengah, seiring dengan meningkatnya penguasaan
teknologi dan informasi dalam proses bisnis pencairan dana dan pengelolaan
setoran penerimaan negara, maka yang akan menjadi fokus utama KPPN Medan I
adalah memperkuat fungsi pembinaan dan monitoring evaluasi kepada satuan
kerja Kementerian/Lembaga. Hal ini diperlukan untuk meningkatkan kualitas
pengelolaan keuangan negara, mengoptimalkan pencapaian output dan outcome
dari APBN, mencapai kualitas laporan keuangan yang WTP serta untuk
mengurangi kasus-kasus mal administrasi yang masih dihadapi oleh pejabat
perbendaharaan dan pengelolaan di satuan kerja.
Untuk itu, penguatan peran customer service officer serta satker support
officer akan menjadi strategis dalam fungsi KPPN Medan I ke depan. Modal dasar
yang dibutuhkan adalah penguatan kapasitas pengelolaan pejabat perbendaharaan
melalui pengembangan jabatan fungsional penyuluh perbendaharaan, analis
akuntansi dan laporan keuangan, analis pelaksanaan anggaran dan lain-lain.
Sesuai dengan pasal 29 PMK 169/PMK.01/2012, struktur organisasi KPPN Tipe
A1 meliputi :
1. Subbagian Umum
2. Seksi Pencairan Dana
3. Seksi Manajemen Satker dan Kepatuhan Internal
4. Seksi Bank
5. Seksi Verifikasi dan Akuntansi
Adapun tugas masing-masing seksi adalah sebagai berikut :
1. Subbagian Umum mempunyai tugas melakukan pengelolaan organisasi,kinerja,
SDM, dan keuangan, penatausahaan User SPAN, penyusunan bahan masukan dan
konsep Renstra, Renja, RKT, PK, LAKIP KPPN, penerbitan dan pengiriman
SPM DBH PBB serta tata usaha, rumah tangga dan kehumasan.
2. Seksi Pencairan Dana mempunyai tugas melakukan pengujian resume tagihan
dan SPM, penerbitan SP2D, penerbitan Surat Pengesahan Pendapatan dan Belanja
BLU, penerbitan Surat Pengesahan atas Ralat SPM dari satuan kerja dan Nota
Dinas Kesalahan dan Perbaikan SP2D Hasil Verifikasi pada KPPN, dan
pengelolaan data kontrak, data supplier, dan belanja pegawai sat-ker, serta
monitoring dan evaluasi penyerapan anggaran satker.
3. Seksi Manajemen Satker dan Kepatuhan Internal mempunyai tugas melakukan
pembinaan dan bimbingan teknis pengelolaan perbendaharaan, fungsi customer
service, supervise teknis SPAN dan Helpdesk SAKTI, pemantauan standar
kualitas layanan KPPN dan penyediaan layanan perbendaharaan, pemantauan
pengendalian intern, pengelolaan risiko, kepatuhan terhadap kode etik dan
disiplin, dan tindak lanjut hasil pengawasan, serta perumusan rekomendasi
perbaikan proses bisnis
4. Seksi Bank mempunyai tugas melakukan penyelesaian transaksi pencairan
dana, fungsi cash management, penerbitan Daftar Tagihan, pengelolaan rekening
Kuasa BUN dan Bendahara serta penatausahaan penerimaan negara.
5. Seksi Verifikasi dan Akuntansi mempunyai tugas melakukan verifikasi
tingkat Kuasa BUN, pelaporan realisasi dan analisis kinerja anggaran serta
analisis data statistik laporan keuangan.
3.2.2 Profil Sumber Daya Manusia (SDM)
Jumlah pegawai KPPN Medan I per 31 Agustus 2015 adalah sebanyak 37
pegawai, dimana komposisi pegawai menurut golongan adalah 5 pegawai
golongan II, 31 pegawai golongan III dan 1 pegawai golongan IV. Adapun
komposisi pegawai menurut tingkat pendidikan adalah sebanyak 21 pegawai
lulusan SMA, 4 pegawai lulusan DI/III, 11 pegawai lulusan DIV/S1, dan 1
pegawai dari S2.
Gambar 3.2
Dari data diatas maka dapat diketahui bahwa komposisi pegawai
Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara tahun 2017 berdasarkan jenis
kelamin dari 37 orang, jenis kelamin laki laki terdiri 57% dan jenis kelamin
perempuan terdiri dari 43%.
Gambar 3.3
Komposisi Pegawai Berdasarkan Kepangkatan
Dari data diatas maka dapat diketahui bahwa komposisi pegawai
Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara tahun 2017 berdasarkan
kepangkatan dari 37 orang, pengatur II c terdiri dari 11%, pengatur Iid terdiri
dari 3%, Penata Muda IIIa terdiri dari 14%, Penata Muda IIIb terdiri dari 49%,
Penata IIIc terdiri dari 3%, penata IIId terdiri dari 19%, dan Pembina Iva
Gambar3.4
Komposisi Pegawai Berdasarkan Usia
Dari data diatas maka dapat diketahui bahwa komposisi pegawai
Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara tahun 2017 berdasarkan usia dari 37
orang, Usia <40 tahun berjumlah 14%, usia 41-50 tahun berjumlah 32%, dan
>50 tahun berjumlah 54%.
Gambar3.5
Dari data diatas maka dapat diketahui bahwa komposisi pegawai
Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara tahun 2017 berdasarkan tingkat
pendidikan dari 37 orang, Berpendidikan SMA berjumlah 57%, berpendidikan
DI/DIII berjumlah 11%, berpendidikan DIV/S1 berjumlah 30%, dan
berpendidikan S2 berjumlah 3%.
Gambar 3.6
Komposisi Pegawai Berdasarkan Jabatan
Dari data diatas maka dapat diketahui bahwa komposisi pegawai
Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara tahun 2017 berdasarkan tingkat
pendidikan dari 37 orang, Eselon III berjumlah 3%, Eselon IV berjumlah
3.3 Visi , Misi , Sasaran dan Tujuan KPPN Medan I
3.3.1 Visi
Visi ini sesuai dengan yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal
Perbendaharaan yang dijabarkan dalam kontrak kinerja Kepala Kantor Pelayanan
Perbendaharaan Negara Medan I dengan maksud dan tujuan untuk memberikan
arahanyang akan ditempuh guna memberikan kemudahan dalam
mengartikulasikan sosok organisasi secara utuh mencakup seluruh fungsi
pelayanan dan dapat diterjemahkan serta dipahami oleh seluruh elemen dengan
mudah, sekaligus menginspirasi sehingga mampu direalisasikan dengan baik
menuju peningkatankualitas pelayanan publik (good governance).
Visi Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Medan I yaitu:
“Menjadi pengelola perbendaharaan negara di daerah yang profesional, transparan
dan akuntabel untuk mewujudkan pelayanan prima”
Pengelola perbendaharaan Negara di daerah artinya KPPN Medan I
sebagai instansi vertikal Ditjen Perbendaharaan mempunyai tugas melaksanakan
pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan negara sesuai UU Nomor 1
Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.
Profesional artinya mampu menjadi pengelola perbendaharaan yang
menguasai bidang tugasnya karena memiliki pengetahuan dan keterampilan (hard
skill serta integritasmoralitas (soft skill yang memadai).
Transparan artinya dalam melaksanakan tugas dilakukan dengan jujur dan
Akuntabel artinya dapat mempertanggungjawabkan proses dan hasil kegiatan
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan memperhatikan kaidah yang
baik (best practice). Pelayanan Prima artinya kepedulian kepada stakeholder
dengan memberikan layanan terbaik.
3.3.2 Misi
Untuk mewujudkan visinya, KPPN Medan I menjalankan misi yang
sejalan dengan tugas dan fungsi Ditjen Perbendaharaan yang meliputi:
1. Menjamin kelancaran pencairan dana DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan
Kegiatan) satuan kerja dalam lingkup pembayaran KPPN Medan I secara tepat
sasaran, tepat waktu, dan tepat jumlah;
2. Menjamin penerimaan negara melalui bank persepsi mitra kerja KPPN Medan I
agar dapat diterima, dibukukan dan dilimpahkan secara tepat waktu dan tepat
jumlah;
3. Mewujudkan pelaksanaan pelaporan pertanggungjawaban keuangan tingkat
UAKBUN Daerah KPPN Medan I yang akuntabel.
3.3.3 Tujuan
Tujuan KPPN Medan I pada tahun 2015 sd. 2019 difokuskan untuk mewujudkan
fungsi pelayanan dalam bidang perbendaharaan yang memiliki kinerja tinggi
sesuai dengan best practice, transparan dan akuntabel dalam rangka meningkatkan
1. Mewujudkan pelaksanaan tugas pelayanan kepada satuan kerja mulai dari
proses pendaftaran tagihan sampai dengan pembayaran yang meliputi:
pengujian resume tagihan dan SPM, penerbitan SPPT (Surat Persetujuan
Pembayaran Tagihan), pengelolaan data kontrak, data suplier, dan belanja
pegawai satker, serta monitoring dan evaluasi penyerapan anggaran
satker.
2. Mewujudkan pelaksanaan tugas dalam penyelesaian transaksi pencairan
dana dengan penerbitan SP2D atas tagihan yang telah jatuh tempo sesuai
SPPT yang telah diterbitkan oleh seksi Pencairan Dana, melaksanakan
fungsi Manajemen Kas, pengelolaan rekening Kuasa BUN dan Bendahara
serta penatausahaan pengembalian Pendapatan/Penerimaan Negara.
3. Mewujudkan pelaksanaan tugas rekonsiliasi laporan akuntansi,
penyusunan Laporan Keuangan tingkat Kuasa BUN Daerah.
4. Mewujudkan pelaksanaan tugas fungsi customer service, penyediaan
layanan perbendaharaan, manajemen risiko, kepatuhan dan pengendalian
internal serta pemantauan kepatuhan terhadap kode etik dan disiplin.
5. Mewujudkan pengelolaan pengelolaan organisasi, kinerja, SDM, dan
keuangan, manajemen risiko, pengendalian internal serta tata usaha, rumah
tangga dan kehumasan:
a. melakukan perbaikan terus menerus; dan
b. mengembangkan inovasi dan kreativitas.
3.3.4. Sasaran
1. Pengelolaan perbendaharaan negara yang profesional, transparan dan
a. Persentase Kinerja pelaksanaan anggaran K/L;
b. Nilai LK Kuasa BUN KPPN yang berkualitas.
2. Kepuasan pengguna layanan yang tinggi dengan indikator Indeks
kepuasan satker terhadap layanan KPPN.
3. Kepatuhan pengguna layanan yang tinggi dengan indikator Indeks
kepatuhan pengguna layanan.
4. Pelayanan Prima dengan indikator Persentase SPM Satker yang diproses
menjadi SP2D.
5. Penatausahaan penerimaan dan pengeluaran negara yang andal dan akurat
dengan indikator :
a. Persentase Tingkat akurasi dan ketepatan waktu Laporan Kas Posisi;
b. Persentase retur SP2D.
6. Manajemen Satker yang berkesinambungan dengan indikator tingkat
efektivitas edukasi dan komunikasi.
7. Optimalisasi monitoring dan evaluasi dengan indikator :
a. Persentase penyampaian LPJ Bendahara mitra kerja KPPN melalui
aplikasi pembukuan bendahara secara andal dan tepat waktu;
b. Deviasi antara rencana dan penarikan dana satker yang akurat.
8. SDM yang profesional dan berintegritas dengan indikator :
a. Persentase pegawai KPPN yang mendapatkan nilai hard competency
baik;
9. Organisasi sehat yang berkinerja tinggi dengan indikator :
a. Nilai hasil evaluasi penerapan pemantauan pengendalian intern;
b. Nilai kualitas pengelolaan kinerja.
10.Pengelolaan Sarana dan Prasarana dengan indikator persentase Barang
Milik Negara dengan kondisi baik.
11.Pengelolaan anggaran yang optimal dengan indikator persentase
penyerapan anggaran dan pencapaian output belanja KPPN.
3.4 Kedudukan Tugas dan Fungsi KPPN Medan I
Saat ini, sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
169/KMK.01/2012 tanggal 6 November 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan, KPPN Medan I mempunyai
tugas pokok melaksanakan kewenangan perbendaharaan dan bendahara umum,
penyaluranpembiayaan atas beban anggaran, serta penatausahaan penerimaan dan
pengeluaran anggaran melalui dan dari kas Negara berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Dalam melaksanakan tugasnya tersebut,
sesuai pasal 27 KPPN A1 menyelenggarakan fungsi :
1. pengujian terhadap surat perintah pembayaran berdasarkan peraturan
perundangundangan;
2. penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) dari kas negara atas
nama Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara;
4. penilaian dan pengesahan terhadap penggunaan uang yang telah
disalurkan;
5. penatausahaan penerimaan dan pengeluaran negara melalui dan dari Kas
Negara;
6. pengiriman dan penerimaan kiriman uang;
7. penyusunan laporan pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja negara;
8. penyusunan laporan realisasi pembiayaan yg berasal dari pinjaman dan
hibah luar negeri;
9. penatausahaan penerimaan Negara bukan pajak;
10. penyelenggaraan verifikasi transaksi keuangan dan akuntansi;
11. pembuatan tanggapan dan penyelesaian temuan hasil pemeriksaan;
12. pelaksanaan kehumasan; dan
13. pelaksanaan administrasi KPPN
3.5 Daftar Satuan Kerja Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Medan I
Tabel 3.1
Daftar Satuan Kerja Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Medan I
NO NMDEPT NMSATKER
1
'KEMENTERIAN HUKUM DAN
HAK ASASI MANUSIA RI
'BALAI HARTA PENINGALAN MEDAN
2
'KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI
'LEMBAGA PEMASYARAKATAN WANITA MEDAN
3
'KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI
'LEMBAGA PEMASYARAKATAN ANAK MEDAN
4
'KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI
'RUMAH TAHANAN NEGARA MEDAN
5
'KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI
6
'KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI
'LEMBAGA PEMASYARAKATAN MEDAN
7
'KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI
'LEMBAGA PEMASYARAKATAN
BINJAI
8
'KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI
'RUMAH TAHANAN NEGARA TANJUNG PURA
9
'KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI
'RUMAH TAHANAN NEGARA PANGKALAN BRANDAN
10
'KEMENTERIAN HUKUM DAN
HAK ASASI MANUSIA RI 'KANTOR IMIGRASI MEDAN
11
'KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI
'KANWIL KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM SUMATERA UTARA DI MEDAN
12
'KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI
'KANWIL KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM SUMATERA UTARA DI MEDAN
13
'KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI
'KANWIL KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM SUMATERA UTARA DI MEDAN
14
'KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI
'KANWIL KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM SUMATERA UTARA DI MEDAN
15
'KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI
'KANWIL KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM SUMATERA UTARA DI MEDAN
16
'KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI
'KANWIL KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM SUMATERA UTARA DI MEDAN
17
'KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI
'KANWIL KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM SUMATERA UTARA DI MEDAN
18
'KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI
'KANWIL KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM SUMATERA UTARA DI MEDAN
19
'KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI
'KANWIL KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM SUMATERA UTARA DI MEDAN
20
'KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI
'KANWIL KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM SUMATERA UTARA DI MEDAN
21
'KEMENTERIAN HUKUM DAN
HAK ASASI MANUSIA RI 'KANTOR IMIGRASI POLONIA
22
'KEMENTERIAN HUKUM DAN
HAK ASASI MANUSIA RI 'KANTOR IMIGRASI BELAWAN
23
'KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI
'RUMAH PENYIMPANAN BARANG SITAAN NEGARA MEDAN, KOT.MEDAN, SUMATERA UTARA
24
'KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI
'RUMAH DETENSI IMIGRASI MEDAN
25
'KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI
26 'KEMENTERIAN PERTANIAN
'DINAS PERTANIAN PROVINSI SUMATERA UTARA
27 'KEMENTERIAN PERTANIAN
'DINAS PERTANIAN PROVINSI SUMATERA UTARA
28 'KEMENTERIAN PERTANIAN
'DINAS PERTANIAN KAB. LANGKAT
29 'KEMENTERIAN PERTANIAN
'DINAS PERTANIAN PROVINSI SUMATERA UTARA
30 'KEMENTERIAN PERTANIAN
'DINAS PERKEBUNAN PROV SUMATERA UTARA
31 'KEMENTERIAN PERTANIAN
'DINAS PERTANIAN PROVINSI SUMATERA UTARA
32 'KEMENTERIAN PERTANIAN
'DINAS PERTANIAN PROVINSI SUMATERA UTARA
33 'KEMENTERIAN PERTANIAN
'DINAS PERKEBUNAN PROV SUMATERA UTARA
34 'KEMENTERIAN PERTANIAN
'DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI SUMATERA UTARA
35 'KEMENTERIAN PERTANIAN
'DINAS PERTANIAN PROVINSI SUMATERA UTARA
36 'KEMENTERIAN PERTANIAN
'BADAN KETAHANAN PANGAN PROPINSI SUMATERA UTARA
37 'KEMENTERIAN PERTANIAN
'BADAN KOORDINASI PENYULUHAN PERTANIAN ,
PERIKANAN DAN KEHUTANAN PROVINSI SUMATERA UTARA
38 'KEMENTERIAN PERTANIAN
'BALAI BESAR KARANTINA PERTANIAN BELAWAN
39 'KEMENTERIAN PERTANIAN
'SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN (STPP) MEDAN
40 'KEMENTERIAN PERTANIAN 'BALAI VETERINER MEDAN
41 'KEMENTERIAN PERTANIAN
'BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS II MEDAN
42 'KEMENTERIAN PERTANIAN
'BALAI BESAR PERBENIHAN DAN
PROTEKSI TANAMAN PERKEBUNAN (BBP2TP) MEDAN
43 'KEMENTERIAN PERTANIAN
'BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SUMATERA UTARA
44 'KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
'DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI SUMATERA UTARA
45 'KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN 'BARISTAND INDUSTRI MEDAN
46 'KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN 'BALAI DIKLAT INDUSTRI MEDAN
47 'KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
50
DAN KEBUDAYAAN ' LPMP SUMATERA UTARA
53
'KEMENTERIAN PENDIDIKAN
DAN KEBUDAYAAN
'BALAI PENGEMBANGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT SUMATERA UTARA
54
'KEMENTERIAN PENDIDIKAN
DAN KEBUDAYAAN 'BALAI BAHASA MEDAN
55
'KEMENTERIAN PENDIDIKAN
DAN KEBUDAYAAN 'BALAI ARKEOLOGI MEDAN
56 'KEMENTERIAN KESEHATAN
'DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA
57 'KEMENTERIAN KESEHATAN
'DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA
58 'KEMENTERIAN KESEHATAN
'DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA
59 'KEMENTERIAN KESEHATAN
'DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA
60 'KEMENTERIAN KESEHATAN
'DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA
61 'KEMENTERIAN KESEHATAN
'DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA
62 'KEMENTERIAN KESEHATAN
'KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS I MEDAN
63 'KEMENTERIAN KESEHATAN
'RUMAH SAKIT UMUM H. ADAM MALIK MEDAN
64 'KEMENTERIAN KESEHATAN
'BALAI TEKNIK KESEHATAN
LINGKUNGAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT
KELAS I MEDAN
65 'KEMENTERIAN KESEHATAN
'BALAI PENGAMANAN FASILITAS KESEHATAN MEDAN
66 'KEMENTERIAN KESEHATAN
'POLITEKNIK KESEHATAN MEDAN
67 'KEMENTERIAN SOSIAL
'DINAS KESEJAHTERAAN DAN SOSIAL PROVINSI SUMATERA UTARA
68 'KEMENTERIAN SOSIAL
'DINAS KESEJAHTERAAN DAN SOSIAL PROVINSI SUMATERA UTARA
69 'KEMENTERIAN SOSIAL
'DINAS KESEJAHTERAAN DAN SOSIAL PROVINSI SUMATERA UTARA
70 'KEMENTERIAN SOSIAL
'DINAS KESEJAHTERAAN DAN SOSIAL PROVINSI SUMATERA UTARA
71 'KEMENTERIAN SOSIAL
UTARA
72 'KEMENTERIAN SOSIAL
'DINAS KESEJAHTERAAN DAN SOSIAL PROVINSI SUMATERA UTARA
73 'KEMENTERIAN SOSIAL
'PANTI SOSIAL PAMARDI PUTRA "INSYAF" MEDAN
74 'KEMENTERIAN SOSIAL
'PANTI SOSIAL BINA DAKSA BAHAGIA SUMATERA UTARA
'DINAS JALAN DAN JEMBATAN PROV. SUMATERA UTARA
'BALAI PENDIDIKAN DAN
PELATIHAN I JALAN NASIONAL I (NAD,SUMUT) DI MEDAN
UMUM DAN PERUMAHAN
89
'KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
'PELAKSANAAN JALAN NASIONAL WILAYAH I PROVINSI
SUMATERA UTARA NASIONAL WILAYAH II PROVINSI
SUMATERA UTARA
93 'KEMENTERIAN PARIWISATA
'DINAS KEBUDAYAAN DAN
PARIWISATA PROPINSI SUMATERA UTARA
94 'KEMENTERIAN PARIWISATA
'BADAN PENGELOLA OTORITA DANAU TOBA
95 'KEMENTERIAN PARIWISATA 'AKADEMI PARIWISATA MEDAN
96
'KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN
TINGGI
'SEKRETARIAT JENDERAL KEMENRISTEK DIKTI (PTN BH -
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA)
97
'KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN
TINGGI 'UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
98
'KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN
TINGGI
'KOORDINASI PERGURUAN TINGGI SWASTA WILAYAH I MEDAN
99
'KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN
TINGGI 'POLITEKNIK NEGERI MEDAN
100
'KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN
TINGGI
'KOORDINASI PERGURUAN TINGGI SWASTA WILAYAH I MEDAN
101
'KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN
TINGGI 'POLITEKNIK NEGERI MEDAN
102
INDONESIA 'ROOPS POLDA SUMUT
108
'KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
109
'KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK
INDONESIA 'DITINTELKAM POLDA SUMUT
110
INDONESIA 'DITLANTAS POLDA SUMUT
113
'KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
'RO SDM POLDA SUMATERA UTARA
114
'KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK
INDONESIA 'SPN POLDA SUMUT
115
INDONESIA 'SATBRIMOB POLDA SUMUT
117
'KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK
INDONESIA 'DITPOLAIR POLDA SUMUT
118
INDONESIA 'BIDDOKKES POLDA SUMUT
120
'KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK
INDONESIA 'RUMKIT BHAYANGKARA MEDAN
121
'KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK
INDONESIA 'LABFOR CAB MEDAN
122
'KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK
INDONESIA 'POLRESTA MEDAN
123
'KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK
INDONESIA 'POLRES LANGKAT
124
'KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK
INDONESIA 'POLRES PELABUHAN BELAWAN
125
'KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK
INDONESIA 'BIDPROPAM POLDA SUMUT
126
'KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
'BID TI POLRI POLDA SUMATERA UTARA
INDONESIA 'POLRES BINJAI
129
'KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK
INDONESIA 'ITWASDA POLDA SUMUT
130
'KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK
INDONESIA 'RORENA POLDA SUMUT
131
'KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK
INDONESIA 'DITBINMAS POLDA SUMUT
132
'BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
135 'BADAN NARKOTIKA NASIONAL
'BADAN NARKOTIKA NASIONAL KOTA BINJAI
136 'BADAN NARKOTIKA NASIONAL
'BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA
137 'BADAN NARKOTIKA NASIONAL
'BADAN NARKOTIKA NASIONAL KABUPATEN LANGKAT
138 'BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA
'KANTOR REGIONAL VI BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA MEDAN
139 'KEMENTERIAN PERDAGANGAN
'DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI SUMATERA UTARA
140 'KEMENTERIAN PERDAGANGAN
'DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI SUMATERA UTARA
141 'KEMENTERIAN PERDAGANGAN
'BALAI STANDARDISASI METROLOGI LEGAL REGIONAL I
142
'KEMENTERIAN PEMUDA DAN OLAH RAGA
'DINAS PEMUDA DAN OLAH RAGA PROVINSI SUMATERA UTARA
143
' BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM
BAB IV PENYAJIAN DATA
4.1 Hasil Penelitian
Pada bab ini penulis akan menyajikan data yang telah diperoleh melalui
penelitian di lapangan untuk kemudian dianalisi berdasarkan teori yang ada. Data
tersebut terdiri atas data primer dan data sekunder. Data primer yaitu data yang
diperoleh dari hasil wawancara dengan para key informan, sedangkan data
sekunder ialah data yang diperoleh dari sumber-sumber tertulis yang memperkuat
data primer. Adapun permasalahan utama yang hendak disajikan dalam bab ini
yaitu Implementasi Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara dalam
Mendukung Pelayanan Perbendaharaan Negara Pada KPPN medan I.
4.2 Pelaksanaan Wawancara
Pelaksanaan Wawancara dilakukan kepada Kepala Kantor Pelayanan
Perbendaharaan Negara Medan I, Duta Sistem Perbendaharaan dan Anggaran
Negara, Kepala Seksi Pencairan Dana, Kepala Kasubbag Umum, dan beberapa
satuan kerja KPPN Medan I. Dalam mengumpulkan data yang diperlukan untuk
menjawab permasalahan penelitian, ada beberapa tahapan yang dilakukan penulis,
yaitu; pertama , penelitian diawali dengan pengumpulan berbagai dokumen
tertulis tentang gambaran serta kondisi umum pelaksanaan Sistem Perbendaharaan
dan Anggaran Negara dalam mendukung Pelayanan Perbendaharaan Negara Pada
KPPN Medan I. Kedua, peneliti melakukan wawancara dengan beberapa informan
yang sudah ditetapkan untuk mendapatkan informasi dan fakta-fakta yang lebih
Wawancara merupakan pengumpulan data yang dilakukan dengan tanya
jawab secara langsung dan mendalam kepada pihak pihak terkait untuk menjawab
permasalahan penelitian. Sesuai dengan metode penelitian, telah ditetapkan
sebanyak 10 orang sebagai informan. Kesepuluh orang ditetapkan sebagai
informan dalam penelitian ini adalah orang orang yang memiliki kedudukan
tertentu karena dianggap dapat menjawab segala sesuatu yang menjadai
permasalahan penelitian yaitu yang berhubungan dengan proses Implementasi
Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara pada KPPN medan I. Kesepuluh
orang yang ditetapkan menjadi informan yaitu terdiri dari Kepala Kantor
Pelayanan Perbendaharaan Medan sebanyak 1 orang, Duta Sistem Perbendaharaan
dan Anggaran Negara di KPPN Medan I sebanyak 1 orang, Kepala Seksi
Pencairan Dana sebanyak 1 orang, Kepala Kasubbag Umum KPPN Medan 1
sebanyak 1 orang serta satuan kerja KPPN medan I sebanyak 6 orang.
Dalam penelitian, identitas informan perlu dikemukakan untuk
mendukung validasi dan keabsahan data. Informan dalam penelitian ini terdiri dari
dua kategori, yaitu pegawai Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Medan I,
dan Satuan Kerja KPPN Medan I. Berikut dikemukakan masing-masing jumlah
Tabel 4.1 Informan Penelitian
No. Informan Jumlah (Orang)
1. Pegawai Kantor Pelayanan Perbendaharaan
Negara Medan I
4
2. Satuan Kerja (Satker) KPPN Medan I 6
Jumlah 10
Dari tabel di atas tersebut dapat dilihat bahwa yang menjadi informan dari
penelitian ini terdiri dari Pegawai Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Kota
Medan I yang berjumlah 4 orang yang merupakan informan kunci dalam
penelitian ini. Selain pegawai KPPN Medan I, informan lainnya yang menjadi
informan tambahan dalam penelitian ini terdiri dari Satuan Kerja KPPN Medan
yang pada saat penelitian sedang datang ke KPPN untuk mendapatkan pelayanan
perbendaharaan negara yakni sebanyak 6 orang. Sehingga total keseluruhan
Tabel 4.2
Identitas Informan Berdasarkan Jenis Kelamin
No. Jenis Kelamin Jumlah (Orang) Persentasi (%)
1. Laki-Laki 5 50%
2. Perempuan 5 50%
Total 10 100%
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa informan penelitian antara jenis
kelamin laki laki dan jenis kelamin perempuan mempunyai jumlah yang sama.
Adapun informan berjenis kelamin laki-laki sebanyak 50% dengan jumlah 5
orang, sedangkan informan berjenis kelamin perempuan sebanyak 50% dengan
jumlah 5 orang.
Tabel 4.3
Identitas Informan Berdasarkan Umur
No. Umur Jumlah (Orang) Persentasi (%)
1. 19-28 0 0%
2. 29-38 2 20%
3. 39-48 6 60%
4 >49 2 20%
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa informan penelitian mayoritas
berusia dewasa, hal ini karena pegawai KPPN Medan I dan Satker yang menjadi
informan telah berada pada usia produktif. Adapun persentasi dari masing-masing
rentangan usia 29-38 tahun dan >49 tahun yaitu sebanyak 20%, dengan
masing-masing jumlah 2 orang dan usia 39 – 48 yaitu sebanyak 60%.
Tipe wawancara yang dipilih oleh peneliti yaitu tipe wawancara
berstruktur, dimana sebelum memulai wawancara terlebih dahulu peneliti
menyusun daftar pertanyaan yang diajukan. Pertanyaan-pertanyaan yang disusun
jelas berhubungan dengan Implementasi Sistem Perbendaharaan dan Anggaran
Negara (SPAN) dalam Mendukung Pelayanan Perbendaharaan Negara tersebut.
Namun didalam prosesnya sendiri, peneliti tidak menutup kemungkinan
munculnya pertanyaan-pertanyaan baru yang dapat menggali informasi lebih
dalam dari para informan.
Dalam wawancara ini ada beberapa pertanyaan yang diajukan kepada
informan yang menyangkut msalah Implementasi Sistem Perbendaharaan dan
Angggaran Negara dalam Mendukung Pelayanan Perbendaharaan pada KPPN
Medan I, peneliti hanya memilih beberapa orang sebagai informan kunci sesuai
dengan bidang dan kedudukan mereka masing masing sehingga seluruh
4.3 Hasil wawancara
Pemaparan hasil wawancara ini dibuat secara berurutan menurut urutan
informan kunci yang diwawancarai, yaitu Kepala Kantor Pelayanan
Perbendaharaan Negara Medan I, Duta Sistem Pelayanan Perbendaharaan dan
Anggaran Negara Medan I, serta Satuan Kerja yang mendapatkan pelayanan
perbendaharaan dengan Sistem Pelayanan Perbendaharaan dan Anggaran Negara.
4.3.1 Standar dan Sasaran
Dalam mengkaji suatu proses kebijakan yang sedang
berjalan(implementasi) hendaknya kita memperhatikan bagaimana standar dan
sasaran dari kebijakan tersebut. Standar dan sasaran kebijakan pada dasarnya
adalah apa yang hendak dicapai oleh sebuah program atau kebijakan. Oleh karena
itu, sangatlah penting bahwa sebuah kebijakan yang diimplementasikan memiliki
standar dan sasaran yang jelas, sehingga para pelaksana kebijakan mengetahui
apa yang diharapkan dari kebijakan tersebut (Kumorotomo,2001:13)
Di dalam proses pencapaian sasaran kebijakan ini menilai sejauh mana
ukuran ukuran dasar dan tujuan-tujuan kebijakan yang telah direalisasikan. Sistem
Perbendaharaan dan Anggaran Negara (SPAN) adalah salah satu upaya untuk
meningkatkan efisiensi, efektivitas, akuntabilitas dan transparansi dalam
pengelolaan anggaran dan perbendaharaan negara melalui penyempurnaan proses
bisnis dan pemanfaatan teknologi informasi yang terintegrasi. Berkaitan dengan
standar dan sasaran kebijakan ini, peneliti melakukan wawancara dengan
berhubungan dengan pelaksanaan Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara
di KPPN Medan I.
Peneliti memulai dengan menanyakan apa yang menjadi dasar
implementasi Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara. Dari hasil
wawancara yang dilakukan dengan Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan
Negara Medan I, Bapak Budi Utomo, beliau mengatakan bahwa yang menjadi
dasar Implementasi Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara adalah Dasar
hukum pelaksanaan SPAN yaitu ,Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 154/PMK.05/2014 tentang Pelaksanaan Sistem Perbendaharaan dan
Anggaran Negara. Dan Bapak Budi Utomo menjelaskan SPAN adalah Sistem
Perbendaharaan dan Anggaran Negara yaitu sistem yang dirancang dengan
mengintegrasikan proses penganggaran, pelaksanaan dan pelaporan keuangan
Negara sehingga diperoleh laporan keuangan akurat yang melalui proses
akuntabel dan transparan dan SPAN direncanakan akan menggantikan seluruh
sistem yang digunakan untuk mendukung pengelolaan Keuangan Negara dalam
lingkup Ditjen Perbendaharaan dan Ditjen Anggaran.
Hal senada juga disampaikan Ibu Farida, selaku duta Sistem
Perbendaharaan dan Anggaran Negara pada KPPN Medan I, yang menyatakan
bahwa SPAN adalah Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Republik
Indonesia Nomor 154/PMK.05/2014, Sistem Perbendaharaan dan Anggaran
Negara adalah sistem terintegrasi seluruh proses yang terkait dengan pengelolaan
APBN yang meliputi modul penganggaran, modul komitmen, modul pembayaran,
modul penerimaan, modul kas, dan modul akuntansi dan pelaporan. Dan Ibu
Negara adalah berdasarkan ketentuan Pasal 7 ayat (2) huruf a
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, Menteri
Keuangan selaku Bendahara Umum Negara telah menetapkan Peraturan Menteri
Keuangan Nomor154/PMK.05/2014 tentang Pelaksanaan Sistem Perbendaharaan
dan Anggaran Negara.
Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara selaku instansi vertikal
Direktoral Jenderal Perbendaharaan yang memperoleh kuasa dari Bendahara
Umum Negara (BUN) untuk melaksanakan sebagian fungsi kuasa BUN, hal ini
sesuai pada pasal 1 ayat 3 PMK nomor 154/PMK.05/2014. Oleh karena itu KPPN
dapat menggunakan aplikasi SPAN sebagai pelayanan perbendaharaan negara.
Dan sesuai PMK no 154/PMK.05/2014.
Peneliti juga menanyakan apa yang menjadi standar dan sasaran dari
Implementasi Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara. Bapak Budi Utomo,
selaku Kepala KPPN Medan I mengatakan menjamin meningkatkan efektivitas
dan efisiensi tentunya, contoh, terkait dengan pembayaran ,pada awalnya kita
harus kirim SP2D ke bank (Surat Perintanh Pencairan Dana) dan perlu waktu,
tetapi kalau sekarang dengan aplikasi SPAN kita dapat berinteraksi dengan
dengan bank, dan secara otomatis bank akan melakukan pembayaran.
Dan Ibu Farida selaku Duta SPAN KPPN Medan I menjelaskan sasaran
SPAN adalah Otomasi proses operasional penganggaran dan pegelolaan kas, asset
dan utang pemerintah, Peningkatan keandalan proses penganggaran dan
pengelolaan kas, asset dan utang pemerintah, peningkatan efisiensi layanan
akuntabilitas melalui penyusunan dan penyajian laporan keuangan yang lebih
komprehensif, akurat dan tepat waktu, penyediaan fasilitas rekonsiliasi yang
andal, akurat, serta tepat waktu antara pemerintah dan perbankan, penyediaan
jejak audit (audit trail) untuk memfasilitasi proses audit akun pemerintah,
mengintegrasikan data pada berbagai subsistem manajemen keuangan pemerintah
sesuai dengan modul SPAN.
Dan Ibu Rosdiana Silalahi, selaku Kanwil BPN Prov Sumatera Utara,
mempertegas tujuan dari implementasi Sistem Perbendaharaan dan Anggaran
Negara untuk mendukung tercapainya akuntabilitas dan transparansi pengelolaan
keuangan negara. Dan beliau melanjutkan pernyataan yang menyatakan tujuan
SPAN tersebut sudah sesuai dengan pelayanan perbendaharaan negara yang ada di
KPPN Medan I, dimana saya semakin mudah mendapatkan pelayanan dan cepat
diproses, dan pencairan dana lebih cepat dan mudah dan prosesnya dapat dilihat
secara online.
Berdasarkan hasil wawancara diatas maka peneliti dapat menyimpulkan
bahwa tujuan implementasi SPAN adalah untuk mengendalikan anggaran negara,
asset, dan kewajiban Pemerintah Pusat, menyediakan informasi yang
komprehensif, dapat dipercaya, dan tepat waktu tentang keuangan pemerintah,
memudahkan pengambilan keputusan dalam manajemen keuangan pemerintah,
karena di dalam SPAN sesuai PMK 154/PMK.05 terdiri beberapa modul yang
tujuannya mencepat kinerja KPPN dalam memberikan pelayananan
1. Modul Penganggaran adalah bagian dari SPAN yang melaksanakan
fungsi-fungsi penganggaran yang meliputi perencanaan anggaran,
penyusunan anggaran, pembahasan anggaran dengan Dewan Perwakilan
Rakyat Republik Indonesia, penetapan alokasi anggaran, penyusunan
Rancangan APBN-Perubahan, revisi anggaran, dan monitoring dan
evaluasi kinerja anggaran.
2. Modul Pembayaran adalah bagian dari SPAN yang melaksanakan
fungsi-fungsi pelaksanaan pembayaran atas beban APBN dan/atau pengesahan
pendapatan dan belanja yang meliputi penerbitan SP2D, penerbitan
warkat dan bilyet giro, penerbitan surat pengesahan pendapatan dan
belanja, penerbitan aplikasi penarikan dana, dan penerbitan Surat Kuasa
Pembebanan Letter of Credit (SKP-LC).
. 3.Modul Penerimaan adalah bagian dari SPAN yang melaksanakan
fungsi-fungsi penatausahaan transaksi penerimaan negara yang diterima melalui
Rekening Milik BUN di Bank Indonesia, melalui Bank/Pos Persepsi,
serta melalui potongan Surat Perintah Membayar atau pengesahan
pendapatan dan belanja oleh KPPN.
4.Modul Kas adalah bagian dari SPAN yang melaksanakan fungsi-fungsi
pengaturan rekening milik BUN, perencanaan kas, pemindahbukuan
dana, rekonsiliasi bank, dan pelaporan manajerial.
5.Modul Akuntansi dan Pelaporan adalah bagian dari SPAN yang
melaksanakan fungsi-fungsi penyusunan laporan keuangan sebagai
data Bagan Akun Standar, konversi data transaksi keuangan, koreksi data
transaksi keuangan,jurnal penyesuaian, rekonsiliasi data, dan laporan
keuangan.
Dengan adanya tujuan dan sasaran dari pelaksanaan reformasi pengelolaan
keuangan Negara melalui SPAN, program SPAN dapat menghasilkan pencapaian
berupa sistem pengelolaan keuangan Negara yang dapat mewujudkan pengelolaan
keuangan Negara yang professional, efektif, efisien transparan, dan akuntabel
sebagaimana amanat Undang-Undang Keuangan Negara. Hal diperkuat oleh
pernyataan Ibu Farida Aryani, selaku Duta SPAN KPPN Medan I karena SPAN
menyederhanakan dan memudahkan berbagai mekanisme pelayanan
perbendaharaan, yang sebelumnya ini masih dikerjakan secara manual, sekarang
dengan teknologi informasi (TI) yang akan mengurangi penggunaan kertas secara
signifikan. Tetapi adanya tuntutan pengusaan penggunaan TI oleh masing-masing
SDM di semua satker, bank/pos, dan terutama KPPN yang memang harus.
Pernyataan ini didukung oleh Bapak Budi Utomo , selaku Kepala KPPN
Medan I. Beliau mengatakan bahwa SPAN dapat menjamin meningkatkan
efektivitas dan efisiensi tentunya, seperti contoh , terkait dengan pembayaran
,pada awalnya kita harus kirim SP2D ke bank (Surat Perintah Pencairan Dana)
dan perlu waktu, tetapi kalau sekarang dengan aplikasi SPAN kita dapat
berinteraksi dengan dengan bank, dan secara otomatis bank akan melakukan
pembayaran. Namun SPAN memiliki beberapa kendala seperti satker kadang
kadang cukup lama paham terhadap Sitem Perbendaharaan dan Anggaran Negara
keakuratan data harus dituntut , dan kendalanya muncul ketika satker seringkali
menginput data salah, seperti nomor rekening yang salah ataupun kurang. Maka
data yang di input akan ditolak oleh aplikasi SPAN.
Berdasarkan hasil wawancara , peneliti dapat menyimpulkan bahwa
implementasi SPAN pada KPPN 1, memberikan manfaat dalam memberikan
pelayanan perbendaharaan negara kepada seluruh satker dalam hal
profesionalisme sebagai Bendahara Umum Negara di Kota Medan, dan
memberikan pelayanan yang efektif dan efisien serta akuntabel dan transparan.
Namun ada kendala yang dihadapi KPPN Medan I dalam memberikan Pelayanan
Perbendaharaan Negara yaitu kesalahan dalam menginput data yang dilakukan
satker, sehingga data tidak dapat terproses pada aplikasi SPAN, sehingga
keakuratan sangat dibutuhkan.
4.3.2 Sumber Daya
a. Sumber Daya Manusia
Sumber daya merupakan salah sastu aspek penting dalam implementasi
sebuah kebijakan atau peraturan. Sumber daya dalam mengimplementasikan
sebuah kebijkan bisa berupa sumber daya manusia (SDM ), peralatan, maupun
pendanaan (anggaran). Ketersediaan sumber daya mempengaruhi hasil yang ingin
dicapai dari sebuah kebijakan dan mendorong atau memperlancar implementasi
yang efektif.
Berkaitan dengan sumber daya manusia dalam implementasi Sistem
wawancara dengan beberapa informan. Adapun pertanyaan peneliti ajukan yaitu
dampak Implementasi SPAN terhadap Sumber Daya Manusia pada KPPN Medan
I, seperti yang disampaikan oleh Ibu Farida Aryani , selaku Duta SPAN pada
KPPN Medan I. Beliau mengatakan SDM pada KPPN Medan I semakin mengerti
menggunakan IT, seperti komputer, karena semua diharuskan dengan IT,
kemudian kemungkinan ada penyempitan SDM, artinya kebutuhan SDM tidak
perlu sebanyak yang dulu, karena sudah tidak perlu mengecek dokumen karena
semua sudah langsung ke pusat. Dan nantinya kalau semua satker semua sudah
pakai SAKTI, maka front office di didepan akan berkurang, dan beberapa pegawai
sekarang dialihkan tugas menjadi menganalisa dokumen.
Hal tersebut juga dibenarkan oleh Bapak Setyadi Kusdianto, selaku Kepala
Seksi Pencairan Dana pada KPPN Medan I. Beliai mengatakan bahwa, dengan
pelaksanaan Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara (SPAN), maka ada
sedikit perubahan dengan Sumber Daya Manusia, seperti peningkatan
pengetahuan mengenai komputer, karena ini memang suatu keharusan, dimana
komputer SPAN yang digunakan pada KPPN Medan I ini, merupakan komputer
yang memiliki spec yang tinggi, dan pengurangan SDM, karena kita tidak terlalu
membutuhkan banyak SDM sekarang, karena banyak pekerjaan sudah terkontrol
dengan mudah dengan SPAN, terutama di bidang Seksi Bank.
Dalam proses Implementasi suatu kebijakan tentu akan pengaruhnya
terhadap Sumber Daya Manusia yang akan memakai Kebijakan tersebut.
Kemampuan SDM dapat dilihat dari jenjang pendidikan, pemahaman terhadap
mengarahkankan. Berdasarkan hasil wawancara diatas maka dapat disimpulkan
bahwa Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara (SPAN) sebagai suatu
sistem berbasis teknologi informasi yang tentunya dalam menggunakan aplikasi
SPAN dibutuhkan komputer, jadi pemahaman SDM pada KPPN Medan I dalam
menggunakan komputer akan menggunakan. Implementasi SPAN juga
berdampak pada kuantitas pegawai, karena SPAN merupakan aplikasi meliputi
penyusunan anggaran, manajemen dokumen anggaran, manajemen komitmen
pengadaan barang dan jasa, manajemen pembayaran, manajemen penerimaan
negara, manajemen kas dan pelaporan diintegrasikan ke dalam SPAN. Jadi jumlah
tenaga kerja/pegawai yang digunakan tidak sebanyak sebelumnya, dikarena
banyak pelayanan perbendaharaan yang sudah terintegrasi dengan aplikasi SPAN.
Peneliti juga menanyakan kepada Ibu Farida Aryani , selaku Duta SPAN
pada KPPN Medan I persiapan Sumber Daya Manusia pada KPPN Medan I dalam
menghadapi SPAN. Beliau mengatakan bahwa dalam menghadapi SPAN , SDM
yang ada pada KPPN diberikan pemahaman yang lebih mengenai akuntansi
berbasis akrual, karena ini penting dalam memakai aplikasi SPAN. Dan KPPN
selalu mengadakan pendidikan dan pelatihan kepada pegawai, yang akan dikirim
ke pusat dalam mendapatkan pendidikan dan pelatihan. Dan utusan yang telah
mendapatkan pendidikan dan pelatihan akan mengajari pegawai yang lainnya.
Hal tersebut juga diperkuat oleh Bapak Danang Supriadi, selaku Kepala
Sub Bagian umum. Beliau mengatakan pegawai KPPN akan dikirim ke Pusat atau
Balai Dilkat yang ada di Medan , untuk mendapatkan pendidikan dan pelatihan
Dan Pendidikan dan pelatihan ini memang harus dilakukan dengan rutin,
mengingat komposisi SDM yang kebanyakan sudah berumur 50 tahun lebih dan
jenjang pendidikan yang sebagian besar tamatan SMA dan tentu tidak familiar
dengan komputer.
Gambar 4.1
Dan dari atas diatas kita melihat bahwa komposisi SDM yang ada di
KPPN Medan I yang berumur diatas >50 ada sebanyak 54% dan yang
berpendidikan SMA ada 35%, sehingga mayoritas pegawai di KPPN yang sudah
berusai >50 tahun , tidak begitu terbiasa dengan bekerja dengan komputer, namun
KPPN Medan I secara rutin memberikan pendidikan dan pelatihan kepada
pegawai dalam meningkatan kemampuannya, sehingga pegawai dapat bekerja
dengan maksimal.
Hal tersebut juga diperkuat oleh Bapak Budi Utomo, selaku Kepala KPPN
Medan I, yang mengatakan bahwa seluruh Pegawai di KPPN bisa bekerja sesuai
dengan kemampuan yang dimilikinya, atau bisa dikatakan “the right man , on the
right place” karena kemampuan dan keahlian yang dimiliki setiap pegawai
senantiasa ditingkatkan oleh diklat.
Hal senada juga dikatakan dikatakan oleh Ibu Farida Aryani. Beliau
mengatakan kita juga mempunyai GKM atau gugus kendali mutu yang menjamin
setiap pegawai yang ada dapat bekerja dengan baik. Pelaksanaan Gugus Kendali
Mutu (GKM) secara rutin 2 kali dalam seminggu (hari Selasa dan Kamis) untuk
meningkatkan kompetensi SDM pegawai KPPN Medan I dalam penguasaan
peraturan dan pekerjaan.. Jadi semua pegawai dapat dijamin bekerja sesuai
kemampuan yang dimilikinya yang didapatkan dari pendidikan dan pelatihan
yang ada.
Untuk mendukung penyataan Ibu Farida Aryani dan Bapak Budi Utomo,
peneliti juga melakukan wawancara dengan beberapa satker. Bapak Andri Ihsan ,
I dapat melayani satker dengan baik, karena dari awal KPPN telah memberikan
pelayanan prima, seperti halnya dalam pencairan. KPPN akan memberikan
pelayanan yang baik kepada seluruh satker dan akan memproses kebutuhan satker
kalau dokumen dan datanya lengkap dan benar. Jadi secara keseluruhan Satker
tidak mendapatkan kesulitan dalam mendapatkan pelayanan perbendaharaan.
Hal ini diperkuat oleh satker Ibu Friska Siahaan selaku Kanwil BPN Prov
Sumut. Beliau mengatakan Secara keseluruhan hampir tidak ada kesulitan dalam
mendapatkan pelayanan perbendaharaan pada KPPN Medan I dengan model
SPAN, tetapi untuk awal tahun ada sedikit masalah, karena adanya perubahan
sistem , peraturan yang berlaku, peraturan menteri, harus menyesuaikan lagi, jadi
kesulitannya ada di awal tahun, tetapi ketika data di awal tahun itu sudah akurat
dan data yang ada di KPPN dan satker sudah sinkron, maka tinggal ikuti saja,
menjadi mudah. KPPN Medan sudah berkompeten dalam memberikan pelayanan
kepada satker.
b. Fasilitas dan Peralatan
Terkait ketersediaan fasilitas, Kepala Seksi Pencairan Dana, Bapak
Setyadi Kusdianto, mengatakan untuk mendukung kelancaran pelaksanaan SPAN
di Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Medan I, yang digunakan hanya
komputer SPAN dan Wifi spot. Kantor KPPN Medan sendiri sudah dilengkapi
dengan 12 komputer SPAN yang dikatakan sudah cukup dalam pelaksanaan
SPAN. Dalam pemanfaatan komputer yang memang sudah tersedia pada KPPN
Medan I, yang dilakukan untuk melakukan Pelayanan perbendaharaan mulai dari
akuntansi dan pelaporan. Jadi jumlah komputer SPAN sudah cukup pada KPPN
Medan I, dan tidak diperlukan penambahan komputer lagi. Selain itu, KPPN
Medan I juga sudah dilengkapi dengan Wifi yang dapat mendukung kelancaran
pelaksanaan SPAN pada KPPN Medan I, karena SPAN merupakan aplikasi online
yang memerlukan koneksi jaringan internet. Jaringan internet yang digunakan
oleh SPAN sepenuhnya didedikasikan untuk jaringan SPAN. Dan ada kejadian
yang tidak diinginkan dan jaringan SPAN benar-benar tidak dapat digunakan akan
disediakan juga jaringan internet secara dial up sebagai Bussines Contigency Plan
(BCP) SPAN. Disamping itu, jaringan Pusintek yang sekarang ada pada KPPN
juga dapat digunakan sebagai BCP bila jaringan SPAN mengalami gangguan.
Hal tersebut juga dibenarkan oleh Ibu Farida Aryani, selaku Duta SPAN
pada KPPN Medan I. Beliau mengatakan bahwa pelaksanaan SPAN bersifat
online, tentu saja yang dibutuhkan komputer yang mempunyai spek tinggi, dan
kebutuhan akan komputer tidak ada kendala. Dan komputer SPAN yang sudah
ada di KPPN , semua bersumber dari pusat dan semua program yang ada di
dalamnya sudah diatur, sehingga pegawai KPPN Medan dapat memakai secara
langsung. Dan KPPN Medan I juga tersedia Wifi sebagai pendukungnya.
4.3.3 Disposisi
Disposisi implementor dalam hal ini berkaitan dengan bagaimana respon
implementor terhadap kebijakan, pemahamannya dan preferensi nilai yang
dimilikinya. Disposisi atau sikap yaitu menunjuk pada karakteristik yang
menenpel erat pada implementor kebijakan/program. Sikap para implementor
sangat dibutuhkan dalam menjalankan sebuah kebijakan. Untuk mengetahui sikap
Pada KPPN medan I, peneliti melakukan wawancara dengan beberapa informan.
Adapun pertanyaan yang peneliti ajukan berkaitan dengan tanggapan dan
komitmen pelaksana terhadap implememtasi SPAN.
Disposisi merupakan watak dan karakteristik yang dimiliki oleh
implementor dalam mengimplimentasikan suatu kebijakan. Sikap yang dimiliki
oleh implementor sangat berpengaruh pada proses pelaksanaan kebijakan seperti
komitmen, kejujuran, dan sifat demokratis. Salah satu faktor yang mempengaruhi
efektifitas implementasi kebijakan adalah sikap implementor.
Dalam hal ini penulis ingin menggali bagaimana respon dan sikap
implementor peneliti mendapat penyataan dari Bapak Budi Utomo, selaku Kepala
Kantor KPPN Medan I. Beliau mengatakan bahwa dalam pelaksanaan SPAN saya
sangat mendukung dantentunya seluruh pegawai KPPN Medan I mendukung hal
tersebut. Dan hal ini juga terlihat dari respon satker sangat baik, karena SPAN
meningkatkan efisiensi, efektivitas, akuntabilitas dan transparansi dalam
pengelolaan anggaran dan perbendaharaan negara.Selanjutnya Pak Budi Utomo
mengatakan komitmennya untuk pelaksanaan SPAN yaitu mensukseskan
pelaksanaan SPAN tanpa ada penolakan. Kemudian, Kepala Sub Bagian Umum ,
Bapak Danang Supriadi mengatakan Aplikasi SPAN merupakan reformasi
keuangan negara untuk mempercepat pengelolaan anggaran yang cepat dan akurat
dan meningkatkan efisiensi pengelolaan. Beliau menambahkan bahwa SPAN
merupakan tuntutan masyarakat yang ingin pengelolaan yang bersih dan
Hal senada juga memberikan pernyataan bahwa Implementasi SPAN
merupakan mengintegrasikan database seluruh Indonesia yang sebelumnya
terpecah-pecah dalam database berbagai aplikasi pendukung pengelolaan
keuangan Negara disetiap satker. Jadi mempermudah kerja sama dan koordinasi
antara KPPN Medan I dan Satker , terutama satker satker yang ada diluar Medan ,
seperti Lubukpakam dan Langkat. SPAN juga sistem yang dapat memberikan
kenyamanan dan kemudahan dalam pengelolaan keuangan Negara. Jadi untuk
Komitmen , Ibu Farida Aryani mengatakan sangat tinggi, karena semua berharap
sistem ini berjalan dengan baik, tidak penolakan dari berbagai pihak baik dari
KPPN Medan I maupun satuan kerja. Hal ini juga diperkuat oleh penyataan Bapak
Budi Utomo. Beliau mengatakan respon Satuan kerja (satker) terhadap
pelaksanaan Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara sangat baik. KPPN
Medan I selalu berupaya memberikan pelayanan terbaik kepada satuan kerja
(Satker), yang disebut pelayanan prima, dan seluruh satker merasakan itu. Dan
seluruh proses pelayanan perbendaharaaan dilakukan dengan lebih cepat dengan
SPAN karena sekarang sudah proses otomatisasi, sehingga satker tidak perlu
menunggu waktu yang lama dapat mendapatkan pelayanan. KPPN Medan I juga
terbukti memberikan kepuasaan terbaik pada Kementrian Keuangan Medan.
Dari seluruh keterangan diberikan oleh pegawai KPPN Medan I dapat
diketahui bahwa seluruh informan sepakat bahwa Sistem Perbendaharaan dan
Anggaran Negara sangat bagus dan memang dibutuhkan dalam mendukung
pelayanan perbendaharaan negara yang sebelum nya pelayanan yang diberikan
banyaknya manfaat yang diberikan SPAN dalam kinerja pegawai maupun dalam
memberikan pelayanan.
Lalu peneliti menanyakan bagaimana mengetahui keluhan atau masalah
yang dihadapi satuan kerja (satker ) terkait Sistem Perbendaharaan dan Anggaran
Negara, dan peneliti memperoleh pernyataan dari Ibu Farida Aryani, selaku Duta
SPAN KPPN Medan I mengatakan bahwa setiap keluhan dan masalah yang
didapatkan satuan kerja (satker) terkait dengan SPAN biasanya disampaikan ke
Duta SPAN pada KPPN Medan I atau kita menyebarkan angket atau kuisioner
kepada satker , sehingga dari laporan dari Duta SPAN maupun kuisiner kita dapat
mengetahui kendala dan masalah yang ada pada satuan kerja , sehingga secara
langsung dapat diatasi dan kita mengetahui juga hal hal apa yang perlu
ditingkatkan.
Bapak Budi Utomo, selaku kepala KPPN Medan I juga menambahkan
bahwa untuk kendala dan masalah tidak ada yang serius, karena semua
dilaksanakan sesuai dengan peraturan dan tahapan yang ada , tetapi kalau ada
keluhan dan masalah yang KPPN Medan dapatkan dari satker akan kita
diskusikan untuk mencari solusinya, dan kita berusaha memberikan yang terbaik
dengan satker. Oleh karena itu kita selalu memberikan sosialisasi kepada satuan
kerja apabila ada update sistem ataupun peraturan baru yang mungkin tidak semua
Satuan kerja mengetahuinya. KPPN Medan I juga menjalin koordinasi dengan
seluruh satker dengan media sosial , sehingga komunikasi yang terjalin baik, dan
tidak ada kesalahpahaman. KPPN Medan I biasanya menggunakan media sosial
seperti Whats App, atau Line , yang mudah digunakan untuk segala kalangan usia.