• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jumlah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2009-2011 berjumlah 128 perusahaan. Dari 128 perusahaan manufaktur tersebut terdapat 30 perusahaan yang laporan keuangannya tidak lengkap selama periode 2009-2011, 30 perusahaan yang tidak mencantumkan akun professional fees dalam laporan keuangannya, dan 1 perusahaan yang tidak mencantumkan nama KAP yang melakukan audit terhadap perusahaan tersebut. Sehingga perusahaan manufaktur yang dijadikan sampel adalah sebanyak 67 perusahaan. Sedangkan total pengamatan yang dijadikan sampel penelitian ini adalah sebanyak 201 pengamatan selama 3 tahun. 2. Deskripsi Sampel Penelitian

Dalam penelitian ini sampel dipilih dengan metode purposive sampling dengan menggunakan kriteria-kriteria yang telah ditentukan.

46 Sampel dipilih bagi perusahaan yang menyajikan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, seperti akun professional fees, KAP yang melakukan audit atas perusahaan terkait, dan beberapa akun yang diperlukan untuk menghitung discretionary accrual sebagai proksi manajemen laba. Ringkasan sampel penelitian disajikan dalam tabel berikut ini.

Tabel. 4.2 Sampel Penelitian

No. Jenis Usaha Tahun

2009 Tahun 2010 Tahun 2011 1. Animal Feed 3 3 3 2. Automotive and Components 8 8 8 3. Cable 1 1 1 4. Cement 3 3 3 5. Ceramics, Glass, Porcelain 4 4 4 6. Chemicals 4 4 4 7. Cosmetics, household goods 1 1 1 8. Electronics 1 1 1

9. Food and Beverages 7 7 7

10. Footwear 1 1 1

11. Metal and Allied Products 8 8 8 12. Pharmaceuticals 7 7 7 13. Plastics and Packaging 5 5 5

14. Pulp and Paper 3 3 3

15. Textile, Garment 8 8 8 16. Tobacco Manufacturers 2 2 2 17. Wood Industries 1 1 1 Jumlah 67 67 67 Akumulasi 201

47 Pada Tabel. 4.3 dibawah ini dapat dilihat bahwa sampel yang terpilih tersebar secara acak pada 17 sektor industri. Perusahaan yang paling banyak berasal dari sektor automotive and components, metal and allied products, serta textile and garment yaitu sebanyak 8 perusahaan atau sebesar 11,9%.

Tabel. 4.3

Distribusi Sampel Berdasarkan Jenis Usaha No. Jenis Usaha Frekuensi Persentase

(%) 1. Animal Feed 3 4,5 2. Automotive and Components 8 11,9 3. Cable 1 1,5 4. Cement 3 4,5 5. Ceramics, Glass, Porcelain 4 5,9 6. Chemicals 4 5,9 7. Cosmetics, household goods 1 1,5 8. Electronics 1 1,5

9. Food and Beverages 7 10,5

10. Footwear 1 1,5

11. Metal and Allied Products 8 11,9 12. Pharmaceuticals 7 10,5 13. Plastics and Packaging 5 7,5

14. Pulp and Paper 3 4,5

15. Textile, Garment 8 11,9 16. Tobacco Manufacturers 2 3,0 17. Wood Industries 1 1,5 Jumlah 67 100,0

48 B. Analisis dan Pembahasan

1. Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif dilakukan dengan membandingkan nilai minimum, nilai maksimum dan rata-rata dari sampel. Analisis deskriptif dalam tabel. 4.4 merupakan analisis deskriptif untuk variabel yang digunakan dalam penelitian ini (kualitas audit, fee audit, dan manajemen laba).

Tabel. 4.4

Analisis Statistik Deskriptif Tahun 2009-2011

S u m b e r : Sumber: output SPSS

Berdasarkan Tabel 4.4, dari 67 perusahaan yang menjadi sampel, nilai rata-rata variabel KA adalah 0,4428. Variabel KA merupakan variabel dummy sehingga nilai minimum dan maksimumnya adalah 0 dan 1. Hal ini berarti bahwa nilai minimum mewakili perusahaan yang tidak memakai jasa KAP BIG4 dan nilai maksimumnya mewakili perusahaan yang memakai jasa KAP BIG4. Variabel LNFEE

memiliki nilai rata-rata 21,4976 dengan nilai minimum dan maksimum 16,17 dan 27,89. Variabel LNABSDTA memiliki nilai

N Minimum Maximum Mean Std.

Deviation KA 201 .00 1.00 .4428 .49796 LNFEE 201 16.17 27.89 21.4976 1.85700 LNABSDTA 201 19.82 30.28 24.6573 1.95450 Valid N (listwise) 201

49 rata-rata 24,6573 dengan nilai minimum dan maksimum 19,82 dan 30,28.

2. Hasil Uji Asumsi Klasik a. Hasil Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel independen, variabel dependen atau keduanya memiliki distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik memiliki distribusi data normal atau mendekati normal (Ghozali, 2012). Uji normalitas data dalam penelitian ini dilakukan dengan uji Klomogorov-Smirnov (K-S).

Tabel. 4.5

Hasil Uji Klomogorov-Smirnov

Unstandardized Residual N 201 Normal Parameters Mean .0000000 Std. Deviation 1.51124306 Most Extreme Differences Absolute .029 Positive .029 Negative -.024 Kolmogorov-Smirnov Z .410

Asymp. Sig. (2-tailed) .996

Sumber: output SPSS

Asymp. Sig (2-tailed) pada hasil uji Klomogorov-Smirnov sebesar 0,996. Nilai tersebut diatas 0,05 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal dan model regresi dapat digunakan untuk pengujian berikutnya. Selain uji Klomogorov-Smirnov, normalitas dapat pula dideteksi dengan

50 melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau biasa disebut dengan normal probability plot.

Gambar. 4.1

Hasil Uji Normal Probability Plot

Hasil uji normal probability plot mampu membentuk satu garis lurus diagonal dan terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal. Jadi dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal. Hal ini konsisten dengan hasil uji Klomogorov-Smirnov.

b. Hasil Uji Multikolinearitas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Uji multikolonieritas dilakukan dengan menggunakan uji nilai

51 mengetahui ada tidaknya multikolinearitas yaitu dengan cara melihat nilai tolerance value atau Variance Inflation Factor (VIF). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikoliniearitas adalah nilai tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10. Apabila tolerance value dibawah 0.10 atau nilai VIF di atas 10 maka terjadi multikolinearitas. Hasil uji multikolinearitas disajikan dalam tabel berikut ini.

Tabel. 4.6

Hasil Uji Multikolinearitas

Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 (Constant) KA .696 1.437 LNFEE .696 1.437 Sumber: output SPSS

Tabel di atas menunjukkan bahwa tidak ada variabel independen yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0,10 atau nilai tolerance > 0,10. Hasil VIF juga menunjukkan bahwa tidak ada variabel bebas yang memiliki nilai lebih dari 10 atau VIF < 10. Jadi dapat disimpulkan tidak ada multikolinearitas dalam model regresi ini.

c. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual

52 satu pengamatan ke pengamatan lain tetap atau sama, maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2012).

Gambar. 4.2. Grafik Scatterplot

Dari grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini menunjukkan bahwa menunjukkan bahwa model regresi tidak mengalami gangguan heterokedastisitas atau disebut homokedastisitas.

d. Hasil Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1

53 (sebelumnya) (Ghozali, 2012). Dalam penelitian ini, uji autokorelasi dilakukan dengan Run Test untuk melihat apakah data residual terjadi secara random atau tidak (sistematis).

Tabel. 4.7 Hasil Uji Autokorelasi

Runs Test

Unstandardized Residual

Test Valuea -.03638

Cases < Test Value 100

Cases >= Test Value 101

Total Cases 201

Number of Runs 103

Z .212

Asymp. Sig. (2-tailed) .832

Sumber: output SPSS

Hasil output SPSS menunjukkan bahwa nilai test adalah -0.03638 dengan probabilitas 0,832 signifikan pada 0,05. Karena nilai probabilitas lebih besar dari nilai signifikansi yang telah ditetapkan, sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi tersebut terbebas dari masalah autokorelasi (tidak terjadi autokorelasi)..

3. Hasil Uji Hipotesis

a. Hasil Uji Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R²) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu.

54 Nilai R² yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas (Ghozali, 2012).

1) Koefisien Determinasi Persamaan I

Tabel. 4.8

Hasil Uji Koefisien Determinasi I

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .551a .304 .300 1.55317

Sumber: output SPSS

Tabel di atas diketahui besarnya nilai R² sebesar 0,300. Hal ini berarti 30,0% variasi fee audit yang dapat dijelaskan oleh variasi variabel independen yaitu kualitas audit. Sedangkan sisanya (100% - 30,0% = 70,0%) dijelaskan oleh sebab-sebab lain di luar model, seperti leverage, ukuran perusahaan, praktek

corporate governance, dan pertumbuhan penjualan.

1 = √ 2

55 2) Koefisien Determinasi Persamaan II

Tabel 4.9

Hasil Uji Koefisien Determinasi II

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .634a .402 .396 1.51886 Sumber: output SPSS

Uji R² didapatkan hasil sebesar 0,396 atau 39,6%. Hal ini berarti 39,6% variasi manajemen laba yang dapat dijelaskan oleh variasi variabel independen yaitu kualitas audit dan fee

audit. Sedangkan sisanya 60,4% (100% - 39,6%) dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model regresi, seperti leverage, ukuran perusahaan, praktek corporate governance, dan pertumbuhan penjualan.

e2 = √ 2

= √ = √ = 0,777 3) Koefisien Determinasi Total

R² = 1 – (e1)2 x (e2)2 = 1 – 0,700 x 0,604 = 0,577

Berdasarkan perhitungan di atas, koefisien determinasi total sebesar 0,577. Hal ini berarti bahwa variabel manajemen laba mampu dijelaskan oleh variabel kualitas audit dengan variabel fee audit sebagai variabel intervening sebesar 57,7%.

56 Sedangkan sisanya sebesar 42,3% dijelaskan oleh variabel lain di luar model, seperti leverage, ukuran perusahaan, praktek

corporate governance, dan pertumbuhan penjualan. b. Hasil Uji Statistik F (F-test)

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen/ terikat (Ghozali, 2012).

1) Uji F Persamaan I

Tabel. 4.10 Hasil Uji F Persamaan I

ANOVAa

Model Sum of

Squares

Df Mean Square F Sig.

1

Regression 209.638 1 209.638 86.903 .000b

Residual 480.053 199 2.412

Total 689.692 200

Sumber: output SPSS

Uji anova atau F test menghasilkan nilai F hitung sebesar 86,903 dengan tingkat signifikansi 0,000. Karena signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka ada pengaruh variabel kualitas audit terhadap variabel fee audit.

57 2) Uji F Persamaan II

Uji signifikansi simultan (Uji F) bertujuan untuk mengetahui apakah variabel kualitas audit dan fee audit berpengaruh secara bersama-sama terhadap manajemen laba. Berdasarkan tabel 4.11, uji anova atau F test menghasilkan nilai F hitung sebesar 66,591 dengan tingkat signifikansi 0,000. Karena signifikansi lebih kecil dari 0,05, maka secara simultan ada pengaruh semua variabel bebas terhadap variabel terikat.

Tabel. 4.11 Hasil Uji F Persamaan II

ANOVAa Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 307.241 2 153.621 66.591 .000b Residual 456.771 198 2.307 Total 764.012 200 Sumber: output SPSS c. Hasil Uji Statistik t (t-test)

Uji signifikansi parameter individual (uji statistik t) digunakan untuk melihat pengaruh secara parsial variabel bebas terhadap variabel terikat. Untuk menginterpretasikan koefisien variabel bebas (independen) dapat menggunakan unstandardized coefficients maupun standardized coefficients. Penelitian ini menggunakan standardized coefficients sehingga tidak ada konstantanya. Keuntungan dengan menggunakan standardized beta

58 adalah mampu mengeliminasi perbedaan unit ukuran pada variabel independen (Ghozali, 2012).

1) Persamaan I

Berdasarkan tabel di bawah ini, nilai t hitung 9,322 dan sig. 0,000. Nilai t hitung bertanda positif dan nilai signifikansi < 0,05, maka variabel kualitas audit berpengaruh terhadap fee

audit. Standardize coefficient KA sebesar 0,551 sehingga hipotesis pertama yang mengatakan bahwa kualitas audit berpengaruh positif terhadap fee audit diterima. Kesimpulan uji persamaan pertama bahwa Ha1: Kualitas Audit berpengaruh positif terhadap Fee Audit dinyatakan diterima.

Tabel. 4.12 Hasil Regresi I Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 20.587 .147 140.278 .000 KA 2.056 .221 .551 9.322 .000 Sumber: output SPSS 2) Persamaan II

Uji persamaan kedua adalah analisis regresi berganda melihat pengaruh variabel kualitas audit dan fee audit terhadap manajemen laba. Persamaan II digunakan untuk menguji hipotesis II dan III.

59 Dari tabel 4.13 didapatkan hasil nilai t hitung LNFEE

senilai 8,664 dengan signifikansi 0,000 (<0,05), yang artinya ada pengaruh variabel fee audit terhadap manajemen laba.

Standardized coefficient LNFEE sebesar 0,571 (positif) sehingga dapat disimpulkan LNFEE berpengaruh postif terhadap manajemen laba. Sedangkan nilat t hitung kualitas audit sebesar 1,583 dengan signifikansi 0,115 (>0,05) berarti tidak ada pengaruh langsung variabel kualitas audit terhadap manajemen laba. Tabel. 4.13 Hasil Regresi II Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 11.564 1.434 8.062 .000 KA .409 .259 .104 1.583 .115 LNFEE .601 .069 .571 8.664 .000 Sumber: output SPSS

Untuk melihat pengaruh langsung atau tidak langsung variabel kualitas audit terhadap manajemen laba dilihat dari nilai standardized coefficient. Hasil output memberikan nilai

standardized beta KA pada persamaan I sebesar 0,551 dan signifikan pada 0,000 yang berarti KA berpengaruh positif

60 terhadap LNFEE. Nilai standardized coefficient beta merupakan nilai jalur p2.

Kemudian pada persamaan II nilai standardized coefficient

untuk KA 0,104 dengan signifikansi 0,115 artinya KA tidak berpengaruh langsung terhadap LNFEE sedangkan nilai

standardized coeffficient LNFEE 0,571 dengan signifikansi 0,000 artinya LNFEE berpengaruh positif terhadap LNABSDTA. Pengaruh tidak langsung KA terhadap LNABSDTA = 0,551 x 0,571 = 0,315. Koefisien ini bernilai positif sehingga antara KA dan LNABSDTA memiliki hubungan tidak langsung. Nilai standardized beta KA 0,104 merupakan nilai jalur 1 (p1) dan nilai standardized beta LNFEE 0,571 merupakan nilai jalur 3 (p3). Besarnya nilai e1 = 0,837 dan besarnya nilai e2 = 0,777.

Kesimpulan uji persamaan kedua bahwa:

Ha2: Fee audit berpengaruh positif terhadap manajemen laba dinyatakan diterima.

Ha3: Kualitas audit berpengaruh positif terhadap manajemen laba melalui fee audit dinyatakan diterima.

61 0,551 0,571

Gambar. 4.3 Hasil Analisis Jalur

4. Interpretasi

a. Pengaruh Kualitas Audit Terhadap Fee Audit

Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa kualitas audit berpengaruh positif dan signifikan terhadap fee audit. Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Shammari et al. (2008) dalam penelitiannya yang berjudul Determinants of Audit Fees in Kuwait bahwa kualitas audit tidak berpengaruh terhadap fee audit.

Namun, hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Walid El-Gammal (2012) bahwa kualitas audit berpengaruh positif dan signifikan terhadap fee audit. Perusahaan akan membayar fee

audit yang lebih untuk KAP yang berafiliasi dengan KAP BIG4 internasional karena brand KAP BIG4 dan kualitas lebih tinggi yang mampu disediakan oleh KAP BIG4. The big four adalah perusahaan audit terbesar di dunia. Kekuatan keuangan dan

Fee Audit

Kualitas Audit Manajemen Laba

e2

62 keahlian yang mereka miliki mampu memberikan kualitas audit yang lebih baik.

b. Pengaruh Fee Audit Terhadap Manajemen Laba

Penelitian ini memberikan hasil bahwa fee audit berpengaruh positif dan signifikan terhadap manajemen laba. Hal ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ling Zhou

et al. (2004). Dalam penelitiannya, Ling Zhou et al. (2004) menemukan bukti bahwa fee audit meningkatkan akrual abnormal yang konsisten dengan teori perilaku dari pengaruh sadar atau bias dalam hubungan auditor- klien.

Namun, hasil ini bertolak belakang dengan hasil penelitian Nini dan Estralita Trisnawati (2009). Penelitian mereka membuktikan bahwa imbalan atau fee audit tidak memiliki pengaruh terhadap praktik manajemen laba. Menurut Nini dan Estralita Trisnawati (2009), independensi auditor pada KAP BIG4 sangat tinggi sehingga fee audit tidak akan mempengaruhi auditor dalam membatasi praktik manajemen laba.

c. Pengaruh Kualitas Audit Terhadap Manajemen Laba Melalui Fee

Audit Sebagai Variabel Intervening

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas audit terhadap manajemen laba memiliki hubungan tidak langsung. Namun demikian, kualitas audit dan manajemen laba tidak memiliki

63 hubungan langsung karena pada uji parsial variabel KA terhadap variabel LNABSDTA memiliki signifikansi 0,115 (diatas 0,05) sehingga kualitas audit tidak berpengaruh langsung terhadap manajemen laba, tetapi harus melalui fee audit. Hal ini disebabkan karena perusahaan yang diaudit oleh KAP besar tidak terbukti membatasi perilaku manajemen laba, hal ini disebabkan BIG4 lebih kompeten dan profesional dibanding auditor non BIG4 sehingga ia memiliki pengetahuan lebih banyak tentang cara mendeteksi dan memanipulasi laporan keuangan maupun melakukan tindakan manajemen laba (Indriastuti, 2012).

Ada beberapa penelitian yang menemukan bahwa kualitas audit tidak berpengaruh terhadap manajemen laba yaitu penelitian Yamaguchi et al. (2013), Luhgiatno (2010) dan Angelia (2012). Hal ini disebabkan karena sebagian besar masyarakat mempunyai persepsi bahwa KAP berskala besar dapat menyediakan kualitas audit yang tinggi. Persepsi masyarakat tersebut kurang tepat, karena pada kenyataannya perusahaan yang diaudit oleh KAP BIG4 tidak terbukti mampu membatasi praktik manajemen laba yang dilakukan perusahaan (Luhgiatno, 2010).

Adapun alasan yang dapat menjelaskan fenomena ini berkaitan dengan subjektivitas auditor. Kualitas laporan keuangan auditan secara tidak langsung dipengaruhi oleh kualitas auditor

64 secara individual. Kemungkinan terjadinya manajemen laba semakin besar jika auditor secara individual memiliki kualitas rendah sekalipun auditor tersebut berasal dari KAP BIG4. Alasan ini didukung oleh terlibatnya KAP Arthur Andersen dalam kasus Enron. Kasus tersebut mencerminkan bahwa digunakannya KAP BIG4 dalam pengauditan laporan keuangan tidak menutup kemungkinan terjadinya kecurangan.

Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Aloysia Yanti Ardiati (2003) yang membuktikan bahwa klien KAP BIG5 melaporkan jumlah akrual diskresioner lebih tinggi daripada klien KAP non BIG5. Menurut Aloysia Yanti Ardiati (2003), audit laporan keuangan tidak bertujuan untuk mendeteksi terjadinya manajemen laba, tetapi audit dilakukan untuk meningkatkan kredibilitas laporan keuangan.

65 BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pada data yang telah dikumpulkan dan pengujian yang telah dilakukan terhadap permasalahan dengan menggunakan model analisis regresi berganda, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Pengaruh kualitas audit terhadap fee audit menunjukkan hasil yang positif dan signifikan, konsisten dengan hasil penelitian Walid El-Gammal (2012).

2. Pengaruh fee audit terhadap manajemen laba menunjukkan hasil yang positif dan signifikan, konsisten dengan hasil penelitian Ling Zhou et al. (2004).

3. Kualitas audit berpengaruh positif terhadap manajemen laba melalui fee

audit sebagai variabel intervening.

B. Implikasi

Kesimpulan diatas menyatakan bahwa kualitas audit berpengaruh positif terhadap manajemen laba melalui fee audit. Oleh karena itu, hal ini perlu menjadi perhatian bagi berbagai pihak, diantaranya:

1. Bagi auditor, diharapkan hasil penelitian ini mampu menjadi perhatian khusus sehingga auditor dapat meningkatkan independensi dan kualitas

66 audit. Auditor harus meningkatkan integritasnya agar mereka mampu membatasi praktik manajemen laba meskipun dibayar dengan fee audit yang tinggi.

2. Bagi pihak eksternal seperti pemegang saham dan investor, sebaiknya tidak begitu saja meyakini bahwa perusahaan yang diaudit oleh KAP BIG4 mampu membatasi praktik manajemen laba. Pengawasan investor juga harus ditingkatkan sehingga mampu meminimalisir praktik manajemen laba.

C. Saran

Penelitian ini di masa mendatang diharapkan dapat menyajikan hasil penelitian yang lebih berkualitas dengan adanya beberapa masukan mengenai beberapa hal diantaranya:

1. Untuk penelitian mendatang, diharapkan dapat mempertimbangkan penggunaan seluruh perusahaan yang terdaftar di BEI sebagai populasi penelitian dan diharapkan memperpanjang rentang waktu penelitian. Ukuran sampel dalam penelitian ini dirasa masih terlalu sedikit karena dibatasi hanya untuk perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dalam jangka waktu tiga tahun.

2. Pengukuran terhadap variabel fee audit pada penelitian selanjutnya hendaknya lebih akurat, misalnya dengan melakukan penelitian langsung kepada auditor dan klien.

67 3. Pengukuran terhadap variabel manajemen laba pada penelitian mendatang hendaknya mempertimbangkan unsur manajemen laba riil, tidak hanya terfokus pada manajemen laba berbasis akrual.

4. Untuk penelitian mendatang, diharapkan untuk menambah variabel penelitian seperti leverage, ukuran perusahaan, praktek corporate governance, dan pertumbuhan penjualan.

68 DAFTAR PUSTAKA

Angelia, Dwi Suci. “ Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage, Kualitas Audit dan Independensi Auditor Terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Tesis. Fakultas Ekonomi Universitas Riau. 2012.

Antle, Rick, Elizabeth Gordon, Ganapathi Narayanamoorthy, dan Ling Zhou.

“The Joint Determination of Audit Fees, Non- Audit Fees, and Abnormal

Accruals”. SSRN Journal. 2004.

Ardiati, Aloysia Yanti. “Pengaruh Manajemen Laba Terhadap Return Saham Dengan Kualitas Audit Sebagai Variabel Pemoderasi”. Tesis. Universitas Atma Jaya. Yogyakarta.2003.

Azlina, Nur. “Analisis Faktor yang Mempengaruhi Manajemen Laba (Studi pada Perusahaan yang Terdaftar di BEI)”. Pekbis Jurnal, Vol.2, No.3. Riau. 2010. DeAngelo, Linda Elizabeth. “Auditor Size and Audit Quality”. Journal of

Accounting and Economics. Pp. 183-199. 1981.

Dechow, Patricia, Richard G. Sloan, Amy P. Sweeney. “Detecting Earnings Management”. The Accounting Review, Vol.70, No.2, Pp.193-225. 1995. Dhaliwal, D. S., C. A. Gleason, S. Heitzman, and K. D. Melendrez. “Auditor

Fees and Cost of Debt”. Journal of Accounting, Auditing, and Finance. 2008.

El-Gammal, Walid. “Determinants of Audit Fees: Evidence from Lebanon”. International Business Research, Vol.5, No.11. 2012.

Enomoto, Masahiro, Fumihiko Kimura, dan Yamaguchi Tomoyasu. “ Accrual-Based and Real Earnings Management: An International Comparison for Investor Protection”. Discussion Paper Series, Kobe University. 2013.

69 Francis, Jere dan Daniel T. Simon. “A Test of Audit Pricing in the Small-Client

Segment of the U.S. Audit Market”. The Accounting Review, Vol.62, No.1, Pp. 145-157. 1987.

Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan program IBM SPSS 20”, Cetakan VI, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2012.

Hamid, Abdul. “Buku Panduan Penulisan Skripsi”, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2012.

Hartadi, Bambang. “Pengaruh Fee Audit, Rotasi KAP, dan Reputasi Auditor

Terhadap Kualitas Audit di Bursa Efek Indonesia”. Jurnal Ekonomi dan Keuangan. 2009.

Hutabarat, Goodman, “The Effect of Audit Experience Time Budget Pressure and

Auditor’s Ethics On Audit Quality”, Jurnal Ilmiah Esai Volume 6, Nomor 1, Januari, 2012.

Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. “Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen.” BPFE. Yogyakarta. 2002.

Indriastuti, Maya. “Analisis Kualitas Auditor dan Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba”. Eksistansi (ISSN 2085-2401), Vol.IV, No.2. Semarang. 2012.

Jensen, M.C. and Meckling, W.H. “Theory of The Firm: Managerial Behavior, Agency Cost and Ownership Structure”, Journal of Financial Economics, Vol.3, 1976.

Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal No. Kep- 36/PM/2003. 30 September 2003.

Lennox, Clive S. “Audit Quality and Auditor Size : An Evaluation of Reputation and Deep Pockets Hypothesis”. Journal of Bussiness Finance and Accounting. Pp. 779-805. 1999.

70 Luhgiatno. “Analisis Pengaruh Kualitas Audit Terhadap Manajemen Laba Studi Pada Perusahaan yang Melakukan IPO di Indonesia”. Fokus Ekonomi, Vol.5, No.2, Halaman 15-31. 2010.

Meutia, Inten. “Pengaruh Independensi Auditor Terhadap Manajemen Laba untuk KAP Big 5 dan Non Big 5. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol.7, No.3, Halaman 333-350.2004.

Miettinen, Johanna.”The Effect of Audit Quality on the Relationship between Audit Committee Effectiveness and Financial Reporting Quality”. University of Vaasa. Finlandia. 2008.

Nini dan Estralita Trisnawati. “Pengaruh Independensi Auditor Pada Kap Big

Four Terhadap Manajemen Laba Pada Industri Bahan Dasar, Kimia dan

Industri Barang Konsumsi”. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol.11, No.3, Halaman 175-188. 2009.

Nuraini dan Sumarno Zain. “Analisis pengaruh kepemilikan institusional dan kualitas audit terhadap manajemen laba”. Jurnal Maksi, Vol.7, No.1, Halaman 19-32. 2007.

Pamudji, Sugeng dan Aprillia Trihartati. “Pengaruh Independensi dan Efektivitas Komite Audit Terhadap Manajemen Laba”. Jurnal Dinamika Akuntansi, Vol.2, No.1, Halaman 21-29. 2010.

Dokumen terkait