• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Partisipasi Wanita Tani dalam Usahatani Kakao (Kasus di Kecamatan Palolo Kabupaten Donggala Provinsi Sulawesi Tengah) adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun yang tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.

Bogor, Agustus 2009

Conny Naomi Manoppo NIM. I 351070101

CONNY NAOMI MANOPPO. Factors Correlated to Participation of the Woman Farmers in Cacao Cultivation in Palolo District of Donggala in Central Sulawesi. Supervised by RICHARD W.E. LUMINTANG and IGN. DJOKO SUSANTO The objectives of the study were: (1) to identify the level of participation of woman farmers in cacao cultivation; (2) to identify the internal factors correlated to the participation of the woman farmers in cacao; and (3) to identify the external factors correlated to the participation of woman in cacao cultivation. The study was conducted at three village namely survey methods and observations village of: 1) Bahagia, 2) Berdikari and 3) Bunga, of Palolo District of Donggala in Central Sulawesi. A sample of 45 woman farmers were randomly selected, 15 women per village. Survey method and field observation were applied to collect data. The analysis was done by Pearson correlation test. The important results are: internal characteristics showed by the woman farmers is categorized as low namely: farming experience and cosmopoliteness. Categories are: age, number of dependent family, the motivation, the role of domestic and productive roles. Highest category are: formal education, aspirations, and decision making. External characteristics of the woman farmers is categorized as low: extension. Highest category are: culture, availability of labor, business climate, market opportunities and the role of her husband. Participation of woman farmers who are considered low: fertilization and financial records. Participation of woman farmers which are considered are: tree planting protective, planting, pruning, pest and disease control, harvesting, post harvest and fermentation, marketing, and entrepreneurship. Participation of woman farmers which are classified as high are cleaning the land, seedling, soil sanitation, sorting and packing. The internal factors correlated to the participation of woman farmers in cacao is motivation, cosmopoliteness, and the role of productive land in the cacao. External factors has correlated to the participation of woman farmers in cacao significants are: culture, availability of labor and business climate.

CONNY NAOMI MANOPPO. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Partisipasi Wanita Tani dalam Usahatani Kakao Kasus di Kecamatan Palolo Kabupaten Donggala Provinsi Sulawesi Tengah. Dibimbing oleh: RICHARD W.E. LUMINTANG dan IGN. DJOKO SUSANTO.

Salah satu faktor penggerak dalam pembangunan pertanian adalah sumberdaya manusia (wanita tani). Karena untuk menghasilkan produk agribisnis yang berdaya saing tinggi diperlukan tenaga kerja (SDM) yang memiliki pengetahuan dan keterampilan. Wanita sebagai salah satu sumber tenaga kerja dalam keluarga harus diberdayakan dalam rangka meningkatkan potensi dan kemampuannya. Kegiatan penyuluhan yang merupakan bentuk pendidikan non formal merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan dalam rangka pemberdayaan wanita sehingga mereka dapat meningkatkan partisipasinya dalam kegiatan usahatani kakao. Pengelolaan usahatani secara tepat dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan rumah tangga wanita tani.

Penelitian bertujuan: (1) mengidentifikasi tingkat partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao; (2) mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao; dan (3) mengidentifikasi faktor-faktor eksternal yang berhubungan dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao.

Penelitian dilakukan dengan metode survey di 3 (tiga) desa, yaitu Desa Bahagia, Berdikari dan Bunga Kecamatan Palolo Kabupaten Donggala Provinsi Sulawesi Tengah. Unit analisis adalah populasi wanita tani kakao, yaitu sebanyak 45 orang masing-masing 15 orang per desa. Alat analisis yang digunakan adalah uji korelasi Pearson.

Karakteristik internal wanita tani kakao yang ditemukan: umur tergolong sedang, berpendidikan tinggi, besarnya jumlah keluarga tergolong sedang, pengalaman usahatani kakao rendah, motivasi berusahatani kakao sedang, memiliki aspirasi tinggi, mempunyai sifat kekosmopolitan yang rendah, keterlibatan dalam proses pengambilan keputusan dalam rumah tangga dikategorikan tinggi dan alokasi waktu (peran domestik dan peran produktif) berada pada kategori sedang.

Karakteristik eksternal wanita tani kakao yang dikategorikan tinggi adalah budaya, ketersediaan tenaga kerja, iklim usaha, peluang pasar dan peran atau dorongan dari suami untuk berpartisipasi dalam usahatani kakao. Karakteristik eksternal wanita tani yang dikategorikan rendah adalah: intensitas keikutsertaan dalam penyuluhan.

Secara umum partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao tergolong sedang. Partisipasi wanita tani yang dikategorikan tinggi adalah: pembersihan lahan, pembibitan, sanitasi lahan, penyortiran dan pengepakan. Partisipasi wanita tani yang dikategorikan sedang adalah: penanaman pohon pelindung, penanaman pohon kakao, pemangkasan, pengendalian hama dan penyakit, panen, pasca panen dan fermentasi, pemasaran, serta kewirausahaan. Partisipasi wanita tani yang dikategorikan rendah adalah: pemupukan, dan pencatatan/pengaturan keuangan (book keeping).

pendidikan, besarnya jumlah keluarga, pengalaman berusahatani, aspirasi, pengambilan keputusan, dan peran domestik. Faktor internal yang berhubungan nyata dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao adalah: sifat kekosmopolitan. Faktor internal yang berhubungan sangat nyata dengan partisipasi wanita dalam usahatani kakao adalah motivasi, dan peran produktif. Faktor eksternal yang berhubungan tidak nyata dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao adalah: penyuluhan, peluang pasar dan peran/dorongan suami. Faktor eksternal yang berhubungan nyata dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao adalah: iklim usaha. Faktor eksternal yang berhubungan sangat nyata dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao adalah: budaya, dan ketersediaan tenaga kerja.

©

Hak Cipta milik IPB, tahun 2009

Hak Cipta dilindung Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumberdaya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB

Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh Karya tulis dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN

PARTISIPASI WANITA TANI DALAM

USAHATANI KAKAO

(Kasus di Kecamatan Palolo Kabupaten Donggala

Provinsi Sulawesi Tengah)

CONNY NAOMI MANOPPO

Tesis

Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Magister Sains pada

Program Studi Ilmu Penyuluhan Pembangunan

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2009

Nama NIM

: :

Kecamatan Palolo Kabupaten Donggala Provinsi Sulawesi Tengah)

Conny Naomi Manoppo I 351070101

Disetujui Komisi Pembimbing

Ir. Richard W.E. Lumintang, M.SEA Prof (Ris).Dr. Ign.Djoko Susanto, SKM Ketua Anggota

Diketahui

Ketua Program Studi Dekan Sekolah Pascasarjana

Ilmu Penyuluhan Pembangunan

Dr. Ir. Siti Amanah, M.Sc Prof. Dr. Ir. Khairil A. Notodiputro, MS

Segala puji syukur, hormat, limpah terima kasih hanya bagi Tuhan Yesus Kristus yang merupakan sumber berkat dan kekuatan karena atas kasih dan anugerahNya serta hikmat dan kekuatan dari Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis penelitian dengan judul: Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Partisipasi Wanita Tani dalam Usahatani Kakao (Kasus di Kecamatan Palolo Kabupaten Donggala Provinsi Sulawesi Tengah).

Tesis ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Magister Sains pada Program Studi Ilmu Penyuluhan Pembangunan (PPN) Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Kegiatan pengumpulan data untuk penulisan tesis ini dilaksanakan di Desa Bahagia, Berdikari dan Bunga Kecamatan Palolo Kabupaten Donggala Provinsi Sulawesi Tengah.

Penulis banyak mendapatkan dukungan dan bantuan baik berupa moril maupun materiil serta kemudahan-kemudahan dari berbagai pihak, baik dalam penyelesaian studi, penelitian maupun penyusunan tesis. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih pada:

1. Ir. Richard W.E. Lumintang, M.SEA selaku ketua komisi pembimbing dan Prof (Ris). Dr. Ign. Djoko Susanto, SKM selaku anggota komisi pembimbing atas saran dan bimbingannya dalam penyusunan tesis ini;

2. Dr. Ir. Basita G. Sugihen, MA yang sudah bersedia menjadi Penguji luar komisi;

3. Departemen Pertanian melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian yang telah memberikan dukungan beasiswa dan bantuan biaya penelitian; 4. Papi, Mami, Papa (Alm) dan Mama yang memberikan dukungan moril dan tak

pernah putus asa dalam berdoa untuk kesuksesan penulis;

5. Suamiku Jeremi Kristovel Kairupan dan anakku Reynaldo Christo Kairupan yang penulis kasihi dan sayangi, yang telah berkorban dan memberikan motivasi yang tiada hentinya agar penulis dapat menyelesaikan penyusunan tesis ini;

6. Kakak-kakak dan adik-adikku yang tak pernah lelah memberikan dukungan, bantuan dan doa bagi keberhasilan penulis;

8. Anshar, SP selaku Koordinator PPL pada Balai Penyuluhan Pertanian Bahagia, Kecamatan Palolo Kabupaten Donggala, dan Ibu Jamilah yang telah membantu dalam pengumpulan data primer di lokasi penelitian;

9. Para Dosen dan staf (Mba Desi dan Mas Kodir) pada Program Studi Ilmu Penyuluhan Pembangunan (PPN) atas segala dukungan dan motivasi yang diberikan selama penulis menuntut ilmu; dan

10. Rekan-rekan mahasiswa pada Program Studi Ilmu Penyuluhan Pembangunan (PPN) khususnya angkatan 2007 (Lisbet, Pepi, Diarsi, Sonya, Djujur, Amin, Yusuf, Kartono, Hendro, dan Alam), yang telah memberikan dukungan dan motivasi bagi penulis selama proses perkuliahan sampai penyelesaian tesis.

Semoga tesis ini bermanfaat bagi pihak-pihak yang memerlukannya.

Bogor, Agustus 2009

Penulis dilahirkan di Palu pada tanggal 7 Oktober 1969 dari pasangan Bapak Ronny E. Manoppo dan Ibu Frieda J. Manoppo-Tombeg. Penulis adalah anak ke empat dari lima bersaudara.

Tahun 1988 penulis lulus dari SMA Negeri 2 Palu dan pada tahun yang sama lulus seleksi masuk Universitas Tadulako Palu melalui ujian seleksi penerimaan mahasiswa baru (SIPENMARU). Penulis memilih Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian. Kesempatan untuk melanjutkan ke program magister pada Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor (IPB) Program Studi Ilmu Penyuluhan Pembangunan diperoleh pada tahun 2007. Beasiswa pendidikan pascasarjana diperoleh dari Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian.

Penulis bekerja sebagai peneliti di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sulawesi Tengah sejak tahun 1996 dengan bidang kepakaran budidaya tanaman.

Halaman DAFTAR TABEL ... DAFTAR GAMBAR ... DAFTAR LAMPIRAN ... PENDAHULUAN Latar Belakang ... Rumusan Masalah ... Tujuan Penelitian ... Kegunaan Penelitian ... TINJAUAN PUSTAKA Partisipasi ... Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Partisipasi ... Wanita Tani ... Peranan Wanita ... Usahatani ...

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS

Kerangka Berpikir ... Hipotesis ... METODE PENELITIAN

Rancangan Penelitian ... Waktu dan Lokasi Penelitian ... Populasi dan Sampel ... Data dan Instrumen ... Analisis Data ... Definisi Operasional ...

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Geografis dan Ekonomi ... Karakteristik Internal dan Eksternal Wanita Tani ... Partisipasi Wanita Tani dalam Usahatani Kakao ... Uji Hipotesis ... Hubungan Antara Faktor-Faktor Internal dengan Partisipasi Wanita Tani dalam Usahatani Kakao ... Hubungan Antara Faktor-Faktor Eksternal dengan Partisipasi Wanita Tani dalam Usahatani Kakao ...

xii xiii xiv 1 3 4 5 6 13 28 29 32 36 40 41 41 41 41 43 44 48 52 63 71 71 80

Saran ... DAFTAR PUSTAKA ... LAMPIRAN ... 89 90 95

Halaman

1. Kerangka Berpikir Hubungan antar Peubah Berkaitan dengan

Partisipasi Wanita Tani dalam Usahatani Kakao... 39

Halaman

1. Luas Lahan Sawah dan Jenis Pengairannya, Tadah Hujan di Kecamatan Palolo Tahun 2007 (ha) ... 2. Luas Lahan Kering di Kecamatan Palolo Tahun 2007 (ha) ... 3. Deskripsi Faktor Internal Wanita Tani dalam Usahatani Kakao

di Kecamatan Palolo ... 4. Deskripsi Faktor Eksternal Wanita Tani dalam Usahatani

Kakao di Kecamatan Palolo ...

5. Deskripsi Faktor Partisipasi Wanita Tani dalam Usahatani Kakao di Kecamatan Palolo ...

6. Korelasi Faktor Internal Wanita Tani dengan Partisipasi Wanita Tani dalam Usahatani Kakao di Kecamatan Palolo Kabupaten Donggala ...

7. Korelasi Faktor Eksternal Wanita Tani dengan Partisipasi Wanita Tani dalam Usahatani Kakao di Kecamatan Palolo Kabupaten Donggala ... 50 50 53 60 64 73 81

Halaman

1. Jadwal Penelitian ... 2. Peta Kabupaten Donggala ... 3. Dokumentasi Penelitian ... 4. Kuisioner Penelitian ... 95 96 97 98

Latar Belakang

Kakao merupakan komoditas unggulan nasional dan daerah, karena merupakan komoditas ekspor non migas yang berfungsi ganda yaitu sebagai sumber devisa negara dan menunjang Pendapatan Asli Daerah (PAD). Permintaan pasar kakao dunia dan harga kakao internasional saat ini cukup tinggi (meskipun berfluktuasi mengikuti pergerakan kurs dolar AS), sehingga menjadi momentum yang baik untuk dimanfaatkan oleh petani dan pelaku usaha (masyarakat agribisnis). Komoditas ini merupakan sumber devisa dan menunjang Pendapatan Asli Daerah (PAD), namun produktivitas tanaman kakao masih tergolong rendah sehingga berimplikasi pada tingkat kesejahteraan dan pendapatan petani kakao yang juga rendah.

Selama 10 tahun terakhir, luas pertanaman kakao di Indonesia meningkat pesat. Tahun 1998 luas pertanaman kakao di Indonesia mencapai 570.000 ha, lebih dari 50% luas areal tersebut terdapat di Pulau Sulawesi. Luas tanaman kakao di Sulawesi Tengah pada tahun 2001 mencapai 83.732 ha, yang terdiri atas 4.689 ha perkebunan besar dan 79.043 ha perkebunan rakyat, dengan rata-rata produksi 1,41 ton/ha (BPS Sulawesi Tengah, 2002). Luas pertanaman kakao di Kabupaten Donggala selama tiga tahun (2004 - 2007) meningkat sebesar 139,85 ha dari 47.785,5 ha pada tahun 2004 menjadi 47.925,35 tahun 2007 namun jumlah produksi yang dihasilkan menurun dari 0,90 ton/ha menjadi 0,43 ton/ha (BPS Sulawesi Tengah, 2008).

Luas pertanaman kakao di Kecamatan Palolo Kabupaten Donggala tahun 2007 adalah 7.513 ha dengan jumlah produksi rata-rata 0.63 ton/ha (Dinas Perkebunan Sulawesi Tengah, 2008). Padahal jika dikelola dengan baik, potensi produksi kakao tersebut dapat mencapai 2 – 3 ton/ha/thn.

Rendahnya produktivitas kakao tersebut erat kaitannya dengan sumberdaya manusia (SDM) petani dan minimnya tenaga penyuluh lapangan. Sistem pengelolaan tanaman yang tidak optimal juga mengakibatkan produksi kakao tidak memenuhi harapan petani. Jika kondisi ini dibiarkan berlanjut, akan

berdampak negatif terhadap pendapatan petani dan produktivitas lahan, yang pada akhirnya dapat memupuskan harapan Indonesia yang tengah mempersiapkan diri sebagai pemain utama dalam agribisnis kakao dunia.

Berbagai faktor penggerak dalam pembangunan pertanian diperlukan dalam rangka memenuhi harapan tersebut di atas. Faktor-faktor penggerak dalam pembangunan pertanian yakni: sumberdaya alam, sumberdaya manusia, teknologi, dan kelembagaan. Keempat faktor tersebut saling menunjang. Jika salah satu faktor tersebut tidak ada atau tidak sesuai maka kegiatan yang dilakukan tidak dapat memberi hasil yang diharapkan. Produk agribisnis yang berdaya saing tinggi dapat dihasilkan melalui dukungan teknologi, struktur agribisnis yang integratif, tenaga kerja (SDM) yang memiliki pengetahuan dan keterampilan, serta permodalan yang kuat. Sumberdaya manusia sebagai salah satu faktor penggerak pembangunan pertanian mempunyai peranan yang sangat penting termasuk di dalamnya adalah wanita.

Wanita merupakan bagian integral dari masyarakat dan mempunyai peran yang sangat penting, baik itu dalam ruang lingkup kehidupan yang terkecil yaitu keluarga, maupun dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Tugas dan fungsi mereka selain mengurus rumah tangga juga berperan membantu suami dalam berusahatani. Keterlibatan wanita dalam berusahatani khususnya kakao mencakup pada semua aspek budidaya kakao mulai pembebasan/ pembersihan lahan sampai pemasaran. Namun keberadaan atau kehadiran wanita justru sering diabaikan dalam kegiatan pembangunan pertanian terutama dalam kegiatan penyuluhan. Pelaksanaan kegiatan penyuluhan selama ini belum mengikutsertakan wanita sebagai komponen penting dalam aktivitas usahatani. Wanita sebagai salah satu anggota keluarga harus diberdayakan dalam rangka meningkatkan potensi dan kemampuannya sehingga berdampak pada peningkatan kualitas keluarga terutama kontribusinya bagi peningkatan pendapatan keluarga. Kegiatan penyuluhan yang merupakan bentuk pendidikan nonformal merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan dalam rangka pemberdayaan masyarakat termasuk pemberdayaan wanita. Kegiatan penyuluhan bertujuan untuk mengubah perilaku sasaran yaitu adanya peningkatan pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Keterlibatan wanita dalam kegiatan

penyuluhan diharapkan akan dapat meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilannya dalam berusahatani sehingga dapat meningkatkan partisipasinya dalam kegiatan usahatani kakao. Pengelolaan usahatani secara tepat dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan mereka.

Keterlibatan wanita secara langsung maupun tidak langsung dalam peningkatan pendapatan keluarga dan produktivitas usahatani kakao di Kabupaten Donggala Provinsi Sulawesi Tengah merupakan salah satu potensi yang harus dikembangkan. Oleh karena itu sangat diperlukan upaya-upaya untuk meningkatkan keterampilan wanita tani kakao sehingga dapat meningkatkan produktivitas usahanya. Sumbangan tenaga kerja dan pendapatan dari wanita sangat penting dalam mendukung kesejahteraan dan kemajuan keluarga tani.

Secara psikologis, wanita membutuhkan aktualisasi diri demi pengembangan dirinya yang pada akhirnya berdampak positif terhadap peningkatan kesejahteraan keluarga. Aktualisasi ini dapat dilakukan melalui pembelajaran life-skill dengan memadukan potensi yang dimilikinya, merangsang pemasaran hasil produksi, mendorong penciptaan modal, dan mengembangkan sikap menghargai kerja.

Sumber tenaga kerja yang terlibat dalam usahatani kakao rata-rata berasal dari dalam keluarga. Salah satunya adalah wanita yang merupakan istri dari kepala rumah tangga. Dengan demikian keterlibatan wanita (istri) sebagai salah satu sumber tenaga kerja tidak dapat diabaikan.

Peran aktif wanita dalam kegiatan usahatani kakao dan upaya peningkatan kualitas partisipasi wanita dalam berusahatani kakao dapat dipahami melalui penelitian secara mendalam tentang faktor-faktor yang diduga berhubungan dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao.

Rumusan Masalah

Pembangunan pertanian adalah landasan dari pembangunan ekonomi maupun sosial, dan dalam hal ini sumberdaya manusia sangatlah berpengaruh bagi keberhasilan pembangunan. Keberhasilan pembangunan pertanian sangat ditentukan oleh peran aktif dari petani dan anggota keluarganya termasuk isteri sebagai wanita tani.

Kakao merupakan salah satu komoditas unggulan di Kecamatan Palolo Kabupaten Donggala Provinsi Sulawesi Tengah. Namun produktivitas dan kesejahteraan petani kakao masih memprihatinkan dan masih jauh dari yang diharapkan. Hal ini diduga terkait dengan partisipasi petani pada penerapan usahatani kakao. Usahatani ini melibatkan tenaga kerja dalam keluarga baik suami, isteri maupun anak. Wanita mempunyai peranan yang cukup besar bagi kelangsungan ekonomi dan kesejahteraan rumah tangga. Hal ini ditunjukkan oleh peran ganda wanita yakni sebagai ibu rumah tangga dan keterlibatan wanita dalam sektor produksi terutama pada sektor produksi pertanian.

Wanita mungkin tidak selalu bahkan boleh dikata tidak pernah menghadiri ”pertemuan desa dan kegiatan lainnya termasuk kegiatan penyuluhan” bersama suaminya. Tetapi pengaruhnya tetap melekat pada para suami. Minat dan sikap juga tenaga kerjanya, dapat menentukan kegiatan produksi yang akan dihasilkan terutama produksi dari lahan usahataninya.

Peranan wanita di perdesaan sudah diketahui secara umum tidak hanya mengurusi rumah tangga sehari-hari, tetapi tenaga dan pikirannya juga terlibat dalam berbagai kegiatan usahatani. Walaupun terdapat variasi partisipasi wanita pada sektor pertanian, tergantung dari daerah, strata, sosial budaya dan agama setempat, namun status sosial wanita menjadi meningkat apabila wanita mempunyai kemampuan mandiri dalam mencari nafkah.

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah:

1. Bagaimana tingkat partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao?

2. Faktor internal apa saja yang berhubungan dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao?

3. Faktor eksternal apa saja yang berhubungan dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao?

Tujuan Penelitian

Sejalan dengan permasalahan di atas maka tujuan penelitian adalah: 1. Mengidentifikasi tingkat partisipasi wanita dalam usahatani kakao.

2. Mengidentifikasi faktor-faktor internal yang berhubungan dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao

3. Mengidentifikasi faktor-faktor eksternal yang berhubungan dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao

Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat dan kegunaan sebagai berikut: 1. Sebagai dasar bagi pengambil kebijakan untuk menetapkan sasaran

penyuluhan pertanian dengan lebih akurat.

2. Sebagai bahan dalam penyusunan program penyuluhan pertanian, agar dapat menentukan program penyuluhan yang perlu dilakukan terhadap wanita tani, sehingga dapat diketahui arah dan materi penyuluhan yang dibutuhkan wanita tani khususnya usahatani kakao.

3. Sebagai informasi dasar untuk penelitian yang lebih luas dalam pengembangan penyuluhan pertanian kakao.

TINJAUAN PUSTAKA

Partisipasi

Partisipasi masyarakat (Community participation) adalah suatu bentuk interaksi sosial yang menjadi perhatian dan bahan kajian sosiologi dan beberapa disiplin ilmu lain. Sebagai suatu istilah, partisipasi mempunyai berbagai pengertian dan batasan. Dusseldorp (1981) yang dikutip oleh Saardi (2000) menyatakan bahwa partisipasi di tingkat masyarakat perdesaan adalah bentuk interaksi dan komunikasi khas, yaitu berbagi dalam kekuasaan dan tanggung jawab. Selanjutnya dikatakan bahwa partisipasi sebagai pengambilan bagian dalam kegiatan bersama (taking part in joint action).

Partisipasi erat hubungannya dengan kegiatan pembangunan. Partisipasi tidak hanya sebatas keikutsertaan masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan secara fisik tetapi juga keterlibatan secara kejiwaan. Hal ini sejalan dengan pendapat Swasono (1995) bahwa partisipasi tidaklah hanya pada tahap pelaksanaan pembangunan saja, tetapi meliputi seluruh spektrum pembangunan tersebut yang dimulai dari tahap menggagas rencana kegiatan hingga memberikan umpan balik terhadap gagasan rencana yang telah dilaksanakan.

Budiono (2002) menyatakan terdapat beberapa unsur penting yang merupakan eksistensi dari partisipasi, yaitu: (1) dalam partisipasi terdapat unsur keterlibatan mental dan emosional individu yang berpartisipasi; (2) dalam partisipasi terdapat unsur ketersediaan memberikan kontribusi atau sumbangan untuk mencapai tujuan bersama, dan dilakukan secara suka rela; (3) dalam partisipasi diikuti oleh rasa tanggung jawab terhadap kegiatan yang dilakukan dalam usaha mencapai tujuan bersama; dan (4) tingkat partisipasi ditentukan oleh kadar keterlibatan masyarakat untuk menentukan segala sesuatu sendiri, tidak ditentukan oleh pihak lain.

Partisipasi dalam lingkup sosial dan masyarakat adalah pengembangan

Dokumen terkait