• Tidak ada hasil yang ditemukan

1 Data anggaran pengadaan e-journal di beberapa perguruan tinggi 46

2 Koleksi dokumen hasil digitalisasi Perpusnas 46

3 Tampilan muka portal koleksi e-resources Perpusnas RI 47 4 Pengadaan Koleksi E-resources Perpustakaan Nasional 2014 48 5 Anggaran Pengadaan Koleksi E-resources Perpustakaan Nasional 49 6 Anggaran Pengadaan Koleksi E-resources Perpustakaan Nasional 50 7 Pengadaan Koleksi Perpustakaan Nasional RI Tahun 2015 52 8 Anggaran Pengadaan Koleksi E-ressources Perpusnas 52 9 Kunjungan koleksi e- resources Perpusnas th. 2014-2015 53

10 Jumlah Anggota Perpustakaan Nasional 54 11 Kunjungan ke Portal e-Resources Berdasarkan jenis anggota 55 12 Kunjungan portal e-resources tahun 2014 – 2015 56 13 Pemustaka e-resources berdasarkan kriteria anggota 56 14 Pemustaka e-resources berdasarkan Pendidikan tahun 2014 -2015 57 15 Pemustaka e-resources berdasarkan Jenis kelamin 2014 -2015 58

1

1 PENDAHULUAN

Latar Belakang

Perpustakaan menurut International Federation of Library Association (IFLA), adalah kumpulan bahan tercetak dan non cetak dan/atau sumber informasi dalam komputer yang tersusun secara sistematis untuk kepentingan pemakai (Sulistyo 1991). Sementara istilah perpustakaan menurut Sulistyo Basuki (1991) adalah sebuah ruangan, bagian sebuah gedung, ataupun gedung itu sendiri yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya yang disimpan dan menurut tata susunan tertentu untuk digunakan pembaca. Dengan kata lain perpustakaan memiliki tiga unsur utama yaitu ruangan tempat penyimpanan, koleksi perpustakaan, dan pemustaka. Perpustakaan sebagai sumber informasi merupakan media perantara yang penting dalam penyebaran informasi dengan didukung dengan koleksi yang dimilikinya.

Koleksi perpustakaan sebagai salah satu unsur terpenting dari perpustakaan. Keberadaan perpustakaan akan terlihat dari koleksi yang memiliki pendayagunaan yang tinggi yang menjawab kebutuhan pemustaka terhadap sumber informasi. Perpustakaan merupakan media yang efektif dan inovatif dalam menjembatani kebutuhan informasi bagi pemustaka dalam suatu lingkungan yang beragam dan universal. Peranan dan fungsi perpustakaan akan mengalami perubahan dari waktu ke waktu, sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang Perpustakaan menyebutkan Perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para pemustaka (Perpusnas 2007).

Perpustakaan dapat menjalankan fungsinya dengan baik bila didukung dengan koleksi perpustakaan yang berkualitas dan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan komunikasi. Perpustakaan dengan beragam koleksi bahan perpustakaan yang dimiliki seharusnya dapat didayagunakan melalui jasa layanan yang disediakan oleh perpustakaan bagi pemustaka. Hal tersebut sejalan dengan UU Perpustakaan, Bab I, pasal 4 yang menyebutkan bahwa perpustakaan bertujuan memberikan layanan kepada pemustaka, meningkatkan kegemaran membaca, serta memperluas wawasan dan pengetahuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Jasa layanan perpustakaan seharusnya mengikuti kebutuhan pemustaka sesuai dengan perkembangan teknologi, komunikasi dan informasi (Perpusnas 2007).

Pada Rencana Strategis Perpustakaan Nasional tahun 2015-2019 tercantum visi dan misi perpustakaan. Perpustakaan Nasional (Perpusnas) dapat menjalankan amanat sesuai dengan visinya, yakni “Terwujudnya Indonesia cerdas melalui gemar membaca dengan memberdayakan perpustakaan”. Misi dari Perpusnas, yaitu:

1. Mewujudkan koleksi nasional yang lengkap dan mutakhir.

2. Mengembangkan diversifikasi layanan perpustakaan berbasis teknologi informasi dan komunikasi (TIK).

2

3. Mengembangkan perpustakaan yang menjangkau masyarakat luas. 4. Mewujudkan tenaga perpustakaan yang kompeten dan profesional. 5. Menggalakkan sosialisasi/promosi/pemasyarakatan gemar membaca. 6. Mengembangkan infrastruktur Perpustakaan Nasional yang modern.

Salah satu misi Perpusnas RI adalah untuk mewujudkan koleksi nasional. Pada Tabel 1 menyajikan jenis koleksi yang dimiliki oleh Perpusnas RI.

Tabel 1 Jenis koleksi Perpustakaan Nasional Koleksi Tercetak Koleksi Elektronik Monograf Serial Multimedia

(AV)

Koleksi Digital Koleksi e-Resources Naskah Majalah Populer CD-ROM Artikel, Surat kabar dan majalah e-Journal Buku langka Jurnal CD Buku Elektronik e-Book Varia Surat

kabar

VCD/DVD Buku Langka

Star Kaset rekaman

suara Foto

Braille Kaset VHS Produk hukum

Koleksi deposit (<th 1990)

Kaset

Betamax Literatur Kelabu Mikrofis/Mikr

ofilm

Lukisan Johannes Rach Mikrofilm Majalah Langka Album foto Manuskrip

Pedoman Standar Video

Pesona Indonesia Sumber : website http://www.perpusnas.go.id

Saat ini informasi dalam format elektronik banyak diminati oleh pencari informasi, salah satunya adalah koleksi e-resources. Informasi yang tersedia biasanya dalam bentuk e-journal (jurnal elektronik atau e-jurnal), e-book (buku elektronik atau e-buku), laporan penelitian, dan informasi paten. Koleksi e-resources banyak disediakan pada perpustakaan perguruan tinggi.

Di Indonesia, kebijakan melanggan jurnal elektronik telah berlangsung secara besar-besaran dengan biaya yang tidak sedikit. Perpusnas dan otoritas pendidikan, khususnya Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi maupun perguruan tinggi negeri yang didanai publik telah mengeluar kan biaya besar untuk pengadaan jurnal elektronik. Pada lampiran 2 dapat terlihat Data anggaran pengadaan e-journal di beberapa Perguruan tinggi yang diperoleh dari situs proyek pengadaan pemerintah (e-procurement) dengan penelusuran melalui kata kunci e- journal (Pendit 2014).

Tingginya biaya yang dikeluarkan perpustakaan untuk pengadaan bahan perpustakaan e-resources menjadi alasan belum banyaknya perpustakaan menyediakan koleksi e-resources, terutama pada instansi pemerintah atau perpustakaan umum. Dengan kata lain, keberadaan koleksi e-resources di

3

Perpusnas dapat menjembatani kesenjangan tersebut. Hal tersebut menjadi sangat penting untuk mengukur pemanfaatan koleksi e-resources secara kuantitatif.

Ketersediaan koleksi perpustakaan dikembangkan melalui pemanfaatan sumber daya informasi yang tersedia di dalam maupun di luar perpustakaan yang dapat diakses secara online (daring). Koleksi e-resources merupakan salah satu koleksi utama perpustakaan yang memanfaakan teknologi informasi dan internet untuk memenuhi kebutuhan informasi pemustaka. Koleksi e-resources akan memudahkan pemustaka mengakses informasi dari berbagai sumber pangkalan data elektronik yang menyediakan berbagai e- jurnal, e-buku, abstrak, laporan penelitian, prosiding, dan sebagainya yang telah dilanggan perpustakaan.

Pengembangan Koleksi E-resources di Perpusnas

Pembangunan e-library di Perpusnas didasarkan pada arahan dalam sejumlah Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan anggota Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI), agar Perpusnas menjadikan hal ini sebagai prioritas kegiatan tahun 2008 hingga 2014 (Santoso, 2012). Perpusnas sebagai suatu lembaga pemerintah yang memiliki peran dalam penyediaan dan penyebaran informasi dengan jangkauan pelayanan dan pemustaka yang lebih umum dan luas.

Perpusnas mengembangkan bahan perpustakaan digital berdasarkan dua cara. Pertama, hasil alih media bahan perpustakaan. Media bahan perpustakaan yang semula berbentuk cetak atau analog dialihmediakan ke dalam format digital dengan menggunakan perangkat keras dan program aplikasi yang sesuai. Bahan perpustakaan berbentuk cetak yang dapat dialihmediakan di antaranya ialah buku langka, foto positif, lukisan, surat kabar, majalah dan lain lain. Bahan pustaka analog yang dapat didigitalkan antara lain ialah kaset rekaman suara dan film. Cara pertama ini sekaligus merupakan sarana preservasi bahan perpustakaan agar media dan isi bahan perpustakaan tersebut tetap lestari. Kedua, pengadaan koleksi e-resources seperti melanggan jurnal dan karya rujukan daring. Perpusnas melanggan e-resources dilakukan per tahun, jika berdasarkan evaluasi dan statistik pemakaian dipandang baik, maka Perpusnas akan meneteruskan untuk berlangganan.

Perpusnas yang berfungsi sebagai perpustakaan referensi dan referal seluruh perpustakaan yang ada di Indonesia berusaha menjalankan perannya menjembatani permasalahan tersebut dengan menyediakan koleksi e-resources bagi pemustakanya. Koleksi hasil digitalisasi Perpusnas merupakan koleksi yang berupa artikel, surat kabar, majalah populer, buku, dsb. yang sudah dialihmediakan dalam bentuk digital. Pada lampiran 3 tercantum koleksi dokumen hasil digitalisasi Perpusnas. Koleksi ini dapat diakses melalui website pnri www.perpusnas.go.id

Akses koleksi e-resources Perpusnas ini diberikan kepada anggota perpustakaan yang telah melakukan registrasi keanggotaan Perpusnas daring atau datang langsung ke Perpusnas. Kemudahan pengunaan koleksi e-resources Perpusnas bagi pemustaka dilakukan dengan menyediakan panduan penggunaan koleksi e-resources Perpusnas yang dapat diunduh oleh pemustaka pada portal e-

4

resoources Perpusnas (http://e-resources.pnri.go.id/pdf/1-Manual%20user%20e-resoureces.pdf)

Pada awal diadakannya sejak tahun 2009 koleksi e-resources Perpusnas terdiri dari 2 jenis , yaitu e- journal (e-jurnal), dan e-book (e-buku). Pada tahun 2014, Perpusnas menambah jenis koleksi e-resources dalam bentuk e-video. Perpusnas melanggan e-journal, e-book dan e-video selalu diperbaharui setiap tahun. Koleksi e- resources yang dilanggan Perpusnas, antara lain : Proquest, Gale - Cengage Learning, @My Library, Sage, Ulrichs - Periodicals Directory, EBSCO Host, IGI Global, Westlaw, ISEAS dan ALA Publishing.

Selama 5 tahun berjalan, koleksi e-resources pun semakin berkembang dan bertambah. Ketersediaan koleksi e-resources yang dilanggan Perpusnas hendaknya dapat menjadi solusi bagi perpustakaan lain yang belum memiliki koleksi e-resources sehingga penggunaan koleksi e-resources pun semakin tinggi dan menjadi sumber informasi unggulan bagi pemustaka. Berkaitan dengan hal tersebut perlu dilakukan suatu penelitian untuk mengetahui tingkat penggunaan koleksi e-resources di Perpusnas sebagai suatu evaluasi dalam mengembangkan koleksi perpustakaan agar fungsi dan peran Perpusnas berjalan dengan baik sesuai dengan visi dan misinya.

Evaluasi merupakan proses mengidentifikasi dan mengumpulkan data mengenai kegiatan atau layanan secara khusus, menyusun kriteria yang dapat diukur dan menentukan kualitas dari kegiatan atau layanan yang sesuai dengan tujuan dan sasaran organisasi (Hernon etal. 2014). Pengembangan koleksi e-resources merupakan suatu proses yang berkelanjutan. Identifikasi, evaluasi, seleksi, lisensi e-resources menjadi langkah pertama. Koleksi e-resources harus menjadi mudah ditemukan, mudah diakses, dikelola, dan terjaga (Johnson 2013).

Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, selanjutnya dapat dirumuskan sebagai berikut :

Bagaimana penggunaan dan kinerja jasa koleksi e-resources di Perpusnas berdasarkan standar indikator kinerja ISO 11620:2014?

Tujuan Penelitian

1. Menganalisis penggunaan koleksi e-resources untuk mengetahui sumber daya mana yang lebih banyak digunakan, jarang, atau tidak digunakan.

2. Mengetahui kinerja jasa e-resources berdasarkan ISO 11620:2014 serta menguraikan faktor apa yang mempengaruhi kinerja tersebut serta menemukan cara peningkatan kinerja jasa e-resources di Perpusnas.

3. Sebagai masukan (rekomendasi) untuk meningkatkan penggunaan koleksi e-resources di Perpusnas.

5

Ruang Lingkup

Data yang dianalisis mencakup penggunaan koleksi e-resources selama periode 2014-2015. Sumber data yang digunakan berdasarkan data yang diperoleh dari bagian Otomasi, Akuisisi, Layanan Koleksi dan Agregator Perpustakaan Nasional.

Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan evaluasi bagi Perpusnas dalam meningkatkan pengembangan koleksi bahan perpustakaan melalui fasilitas layanan e-resources dalam rangka memenuhi kebutuhan informasi pemustakanya.

2. Memberikan suatu rekomendasi untuk mengembangkan suatu sistem pelaporan statistik penggunaan koleksi e-resources sesuai dengan pengukuran standar penggunaan e-resources di Perpusnas.

3. Bahan masukan bagi pustakawan dan Perpusnas dalam meningkatkan sumber daya perpustakaan khususnya koleksi e-resources baik secara kualitas maupun kuantitas, menuju tercapainya visi dan misi Perpustakaan Nasional, yakni terdepan dalam koleksi menuju Indonesia gemar membaca.

4. Pengembangan keilmuan, sumbangan institusi pemerintah bagi ilmu

perpustakaan dan informasi terutama yang berkaitan dengan koleksi e-resources.

2 TINJAUAN LITERATUR

Pengertian E-resources

Koleksi e-resources adalah konten elektronik yang diseleksi oleh pustakawan dari berbagai ragam sumber untuk perpustakaan, dikelola oleh perpustakaan, serta disediakan untuk pemustaka. Koleksi e-resources ini diperoleh melalui pembelian leasing atau tersedia secara gratis yang mungkin diseleksi judul per judul atau dalam satu paket (Johnson 2013).

Panduan yang dikeluarkan oleh International Federation of Library Associations and Institutions (IFLA 2012) mendefinisikan e-resources sebagai berikut:

“Electronic resources refer to those materials that require computer access, whether through a personal computer, mainframe, or handheld mobile device. They may either beaccessed remotely via the Internet or locally.”

Definisi e-resources di atas menunjuk pada semua bahan perpustakaan yang membutuhkan akses komputer baik secara remote (jarak jauh) maupun secara lokal melalui komputer personal (PC), mainframe, atau perangkat mobile. Hal ini

6

menunjukkan bahwa setiap sumber informasi atau sumber daya informasi yang aksesnya melalui perangkat komputer maka dapat dinamakan sebagai e-sumber daya atau e-resources.

Library of Congress juga menjelaskan e-resources sebagai manifestasi suatu karya yang membutuhkan penggunaan komputer untuk mengakses informasi yang terdapat di dalamnya, seperti CD-ROM, CD, ataupun DVD. Peneliti Tenopir dari Universitas Tennesse membagi evolusi e-resources dalam tiga tahapan, yakni pertama, berawal dari tahun 1970-an sampai dengan awal 1990-an, jurnal dalam format tercetak mulai beralih mejadi jurnal digital. Tahap kedua, jurnal dalam bentuk digital sudah mulai didistribusikan dan diakses melalui internet setelah penemuan world wide web pada tahun 1995, penerbit mulai memproses paralel besar e-jurnal melalui web.Tahap ketiga selanjutnya berawal dari 2000 mulai muncul karateristik e-jurnal dalam konten digital secara lengkap yang dapat diakses secara terintegrasi (Suseela 2013)

E-resources merupakan istilah yang sangat luas yang mencakup berbagai model penerbitan yang berbeda, termasuk OPACs, CD-ROM, database sambung jaring, jurnal elektronik, buku elektronik, sumber daya internet, print-on-demand (POD), e-mail penerbitan, penerbitan nirkabel, hubungan elektronik dan web publishing, dsb. Dalam konteks ini istilah e-resources berarti "setiap produk elektronik yang memberikan pengumpulan data baik dalam teks, numerik, grafis, atau berdasarkan waktu, sebagai sumber daya yang tersedia secara komersial" (Haridasan dan Khan 2009).

Menurut pedoman IFLA yang diterbitkan pada tahun 2012, koleksi e-resources di perpustakaan terdiri dari 8 jenis, yaitu:

1. Jurnal elektronik biasa dikenal dengan sebutan e-journals (e-jurnal)

2. Buku elektronik: biasa dikenal dengan sebutan e-books (e-buku). Akses terhadap e-buku ini dilakukan dengan mengunduh file secara utuh (biasanya

berbentuk PDF) maupun “membaca” bagian per bagian. Contoh dari

e-resources ini adalah EBRARY, Ebscohost Books,Wiley E-Book, dan Springer E-Book.

3. Basis data naskah lengkap (agregasi) : secara umum dikenal sebagai aggregated databases. E-resources berbentuk basis data lengkap agregasi ini biasanya menyediakan berbagai jenis e-resources (e-jurnal, e-buku e-prosiding, e-makalah, dan lain-lain) dalam satu wadah, yang diperoleh dari satu atau lebih penerbit atau penyedia konten elektronik. Proquest & EBSCO adalah salah satu contoh bentuk pangkalan data agregasi.

4. Basis data indeks dan abstrak: Beberapa penyedia basis data menyediakan informasi atau sumber daya informasi hanya berupa abstrak atau indeks saja, namun dilengkapi dengan analisis terhadap dokumen yang ada misal analisis sitiran. Contohnya Scopus dan Proquest Abstract.

5. Basis data referensi (biografi, kamus, direktori, ensiklopedi, dan lain sebagainya) merupakan satu bentuk e-resources yang menampilkan informasi berupa biografi, kamus, ensiklopedi dan sejenisnya. Salah satu contoh dari e-resources ini adalah Britannica Online.

6. Basis data statistik dan angka merupakan e-resources yang menyediakan berbagai data berupa data statistik dan angka. Berikut ini contoh sumber daya elektronik ini adalah OSIRIS, CEIC Data, BPS Database, IMF Statistics, dan Worldbank Databases.

7

7. Gambar Elektronik merupakan salah satu e-resources yang menyediakan berbagai gambar, antara lain: Google Images, Flickr, Instagram, IStock Photo, Shutter Stock.

8. Sumber daya audio/visual elektronik merupakan e-resources dalam bentuk audio visual missal, film, musik, dokumenter, dan sejenisnya. Contoh dari e-vdeo ini adalah Alexander Street Press, IMDB, Youtube, dan iTunes.

Selain ke delapan jenis e-resources di atas, masih banyak jenis lain yang saat ini banyak dikenal sebagai e-resources seperti e-koran, e-makalah, e-prosiding, dan e-majalah. Secara prinsip sumber daya koleksi atau perpustakaan yang dapat diakses secara elektronik dapat digolongkan ke dalam bentuk e-resources atau e-sumber daya (Surahcman 2014).

Pengelolaan E-resources

Sejarah konten elektronik di perpustakaan berjalan lebih dari 15 tahun, namun pada era digital saat ini dapat ditelusur sejak pertengahan tahun 1980-an. Pada saat itu banyak konten elektronik disediakan atau dileasing oleh perpustakaan. Konten elektronik tersebut tersedia dalam bentuk CD-ROM yang diakses melalui komputer yang tersedia di perpustakaan. Beberapa konten tersedia melalui FTP internet. Pertama kali diluncurkan secara gratis dan mudah diunduh melalui internet browser pada tahun 1993. Masyarakat menggunakan internet dan provider komersial untuk menawarkan produknya sebagai sumber daya daring di Perpustakaan. Pada awalnya sumber daya daring ini secara frekuensi dalam bentuk pangkalan data indeks, abstrak dan sarana rujukan. Jumlah e-jurnal mulai meningkat dengan cepat pada sekitar akhir tahun 1990-an (Johnson 2013).

Pada tahun 1970-an, konten elektronik e-buku sudah tersedia secara daring namun penggunaan e-buku di perpustakaan mulai berkembang pada pertengahan 1990-an. Pada saat itu provider mulai memasarkan judul e-buku yang dapat dibaca melalui komputer dan belum dapat diunduh. Pengaliran multimedia di perpustakaan mengikuti satu dekade kemudian. E-buku dan pengaliran media lepas landas di Perpustakaan dengan munculnya peralatan yang sesuai harapan, mudah digunakan dan dijangkau oleh pemustaka (Johnson 2013).

Beragamnya bentuk, akses, dan mekasime penyajian menghadirkan tantangan bagi perpustakaan untuk menyeleksi, model bisnis, harga dan opsi lisensi, rencana keuangan, manajemen koleksi dan alur tata kerja. Kepastian persamaan akses tanpa hambatan bagi semua komunitas pemustaka menjadi perhatian perpustakaan yang terus berlanjut. Tersedianya koleksi e-resources memperluas jangkauan perpustakaan dalam memberikan layanan perpustakaan dengan didukung fasilitas jaringan internet yang memadai, cakupan informasi lebih luas, lebih cepat, dan lebih tepat guna memenuhi kebutuhan informasi pemustaka.

Kriteria informasi yang tersedia yang dalam pangkalan data e-resources antara lain :

1. Relevan dan menunjang kegiatan pokok organisasi 2. Diperoleh dari sumber informasi terpercaya

8

3. Infomasi yang tersedia dapat diakses secara daring (online) dalam format teks lengkap (full-text)

4. Informasi bersifat terbaru dan terkini.

5. Informasi dapat diakses 24 jam/7 hari, tidak tergantung oleh waktu tanpa harus datang ke sumber informasinya.

Pemilihan jenis sumber e-resources melibatkan kriteria tambahan diluar yang biasanya. Hal ini termasuk model bisnis penyedia; ketekunan konten; pemustaka optimum dengan fungsi antar muka; kemudahan otentifikasi; aksesibilitas yang tidak terganggu oleh akses pemustaka ke perangkat keras, perangkat lunak komputer, internet atau dengan kondisi cacat fisik; pengaruh layanan lokal yang dapat diterima dan dukungan lokal teknologi dan logistik yang terjangkau sesuai dengan URL terbuka untuk mendukung pertautan dari sitasi ke konten melalui tautan pelarai; opsi keluaran yang sesuai dengan kebutuhan pengguna, dan kompatibilitas dengan peranti gerak. Sejauh mana pemilihan sumber e-resources berdasarkan pertimbangan duplikasi atau pertimbangan yang dapat mengganti sumber daya yang sudah ada di perpustakaan. (Johnson 2013).

Menurut King dan Callahan (2005), membagi e-resources 4 (empat) kategori dasar pendistribusiannya. Kategori yang sama dapat diterapkan pada jenis format e-resources lainnya, sebagai berikut (Suseela 2013) :

1. Bentuk murni e-jurnal dalam bentuk digital

2. E-Jurnal tercetak ( utamanya didistribusikan secara elektronik, tapi sebagian juga didistribusikan bentuk tercetak dalam jumlah terbatas) 3. E-jurnal tercetak (didistribusikan dalam bentuk media tercetak tapi

tersedia dalam bentuk elektronik)

4. Jurnal tercetak dan elektronik (keduanya tersedia secara paralel)

Pengambil keputusan pemilihan koleksi e-resources merupakan hal yang penting. Perpustakaan menilai produk berlisensi untuk meyakiunkan bahwa akan memenuhi harapan serta membandingkan dengan tawaran baru yang ada di pasaran. Koleksi e-resources harus memenuhi kebutuhan prioritas pemustaka. Penggunaan statistik merupakan perangkat penting untuk menilai, walaupun biaya penyediaan suatu e-resources ditentukan oleh nilai ketersediaan bagi pemustaka. Perlunya perhatian saat menganalisis data sebagai bahan pertimbangan dalam mengukur kepuasan dan keberhasilan pemustaka secara kualitatif.

Permasalahan dalam konten elektronik terdiri dari dua jenis, yaitu kegagalan untuk menelusur konten dan lisensi penyalahgunaan pelanggan yang dapat diterapkan. Perlu adanya suatu pengelolaan daur hidup dan alur kerja e-resources untuk mengatasi permasalahan tersebut. Pengelolaan daur hidup e-resources sangat kompleks dan non linear sehingga membutuhkan keterlibatan staf dari berbagai unit kerja yang ada di perpustakaan. Sistem manajemen e-resources (Electronic Resources Management/ERM) memiliki arti mengorganisasikan dan mengawasi berbagai kebutuhan informasi yang berperan dalam daur hidup dan mengelola alur kerjanya. Setiap perpustakaan memiliki cara tersendiri dalam menentukan sistem ERM disesuaikan dengan struktur organisasi dan sumber daya manusia yang tersedia (Johnson 2013)

9

Penggunaan Koleksi E-resources

Perpustakaan merupakan jembatan informasi antara pemustaka dan koleksi. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pemustaka adalah orang yang memanfaatkan jasa dan layanan yang tersedia di perpustakaan dalam rangka memenuhi kebutuhan informasinya. Dalam arti luas, pemustaka merupakan orang yang berhubungan langsung dengan perpustakaan baik secara langsung atau tidak langsung dalam rangka mencari informasi yang dibutuhkan.

Perubahan kecenderungan perilaku masyarakat adalah akibat perubahan struktur masyarakat dari tradisional ke modern, dari agraris ke industri dan informasi. Hal ini menimbulkan tantangan pada perpustakaan untuk meningkatkan nilai tambah informasi yang diberikan dan dilayankan dalam rangka meningkatkan kemanfaatan dan keterpakaian unit kerja di perpustakaan dan koleksi yang dimiliki.

Perubahan struktur masyarakat tersebut memicu perubahan paradigma layanan perpustakaan dari entropis ke akses. Paradigma akses ini bercirikan pada : (a). Koleksi beralih ke dalam format elektronik atau digital; (b). Sumber informasi atau koleksi yang digunakan tidak selalu milik perpustakaan; (c). Menggunakan teknologi jaringan dalam mengakses dan mendistribusikan informasi dari dan ke berbagai sumber termasuk di luar perpustakaannya. Sumber informasi di perpustakaan secara umum terbagi dalam tiga golongan besar, yakni kepustakaan primer, sekunder dan tersier. Dari ketiga sumber diatas, pemustaka kemudian mencari melalui proses penelusuran di perpustakaan (Widuri 2008).

Ketersediaan koleksi e-resources di perpustakaan, tidak akan ada artinya jika tidak diimbangi dengan penggunaan koleksi tersebut secara optimal. Penggunaan koleksi tersebut menjadi indikator kinerja perpustakaan, sehingga akan menjadi pertimbangan yang signifikan bagi pustakawan dalam pengembangan koleksi e-resources dengan mengupayakan agar koleksi e-resources dapat didayagunakan, sebagai berikut :

1. Sosialisasi (promosi)

2. Memahami strategi penelusuran 3. Menggunakan fasilitas pencarian

Evaluasi Pendayagunaan Koleksi E-Resources

Perpustakaan di era digital saat ini berbeda secara signifikan dan memiliki jangkauan sangat meningkat baik dari segi layanan dan sumber daya di masa lalu. Perpustakaan menjalankan rutinitas kegiatan selama 365 hari dalam setahun, 24 jam dalam sehari. Pemustaka dapat menggunakan jalur akses untuk layanan dan sumber daya yang tersedia di perpustakaan kapan pun dan di mana pun sesuai

Dokumen terkait