• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi Penggunaan Koleksi E-Resources Dengan Menggunakan Standar Indikator Kinerja (Iso 11620:2014) Di Perpustakaan Nasional RI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Evaluasi Penggunaan Koleksi E-Resources Dengan Menggunakan Standar Indikator Kinerja (Iso 11620:2014) Di Perpustakaan Nasional RI"

Copied!
83
0
0

Teks penuh

(1)

i

EVALUASI PENGGUNAAN KOLEKSI

E-RESOURCES

MENGGUNAKAN STANDAR INDIKATOR KINERJA

(ISO 11620:2014) DI PERPUSTAKAAN NASIONAL RI

INDRESWARI NURMALIA SULASMI

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Evaluasi Penggunaan Koleksi E-Resources Menggunakan Standar Indikator Kinerja (ISO 11620:2014) Di Perpustakaan Nasional RI adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Juni 2016

Indreswari Nurmalia S. NRP G652120085

(4)
(5)

i

RINGKASAN

INDRESWARI NURMALIA S. Evaluasi Penggunaan Koleksi E-Resources Dengan Menggunakan Standar Indikator Kinerja (ISO 11620:2014) Di Perpustakaan Nasional RI Dibimbing oleh AZIZ KUSTIYO dan SULISTYO BASUKI

Koleksi perpustakaan sebagai salah satu unsur terpenting dari perpustakaan. Keberadaan perpustakaan akan terlihat dari koleksi yang memiliki pendayagunaan yang tinggi yang menjawab kebutuhan pemustaka terhadap sumber informasi. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi maka koleksi perpustakaan akan mengikuti perkembangan era digital. Salah satu koleksi yang diminati pemustaka saat ini adalah koleksi e-resources. Perpustakaan Nasional untuk memenuhi kebutuhan informasi pemustaka di era digital juga menyediakan koleksi e-resources. Selama lebih 5 tahun berjalannya jasa koleksi e-resources belum dilakukan suatu evaluasi tentang penggunaannya.

Penelitian ini membahas tentang evaluasi penggunaan koleksi e-resources dengan menggunakan standar indikator kinerja ISO 11620:2014 di Perpustakaan Nasional pada tahun 2014-2015. Penelitian ini dilaksanakan dengan pendekatan kuantitatif. Berdasarkan ISO 11620:2014, indikator kinerja perpustakaan adalah pernyataan simbol, numerik, atau verbal yang diperoleh melalui statistik dan data perpustakaan yang digunakan untuk memberikan ciri terhadap kinerja perpustakaan. Berkaitan dengan penelitian ini ada 6 indikator kinerja yang menjadi tolak ukur dalam menilai sejauh mana penggunaan koleksi e-resources di Perpusnas. Adapun enam indikator tersebut adalah sebagai berikut (1) Persentase persediaan yang tidak digunakan (koleksi e-resources);(2) Jumlah Unduhan Unit konten per kapita; (3) Jumlah pengunjung yang mengikuti pelatihan e-resources; (4) Biaya pengadaan yang dikeluarkan untuk koleksi e-resources; (5) Persentase pengeluaran atas penyediaan informasi untuk koleksi e-resources;(6) Persentase staf perpustakaan yang menyediakan bimbingan pemakai (pelatihan) untuk koleksi e-resources.

Hasil penelitian evaluasi penggunaan koleksi e-resources di Perpusnas dengan memperhatikan juga aspek penggunaan, koleksi, dan sumber daya manusia. Penelitian ini diketahui bahwa penggunaan koleksi e-resources di Perpusnas belum optimal. Hal ini dapat terlihat dari pemaparan berikut ini.

(6)

koleksi e-resources sesuai dengan salah satu misi Perpusnas mewujudkan koleksi nasional yang lengkap dan mutakhir.

Kedua, Perpusnas belum memprioritaskan sepenuhnya berkaitan dengan penyediaan layanan yang berbasis teknologi ini. Kurangnya promosi pelatihan e-resources dengan memprioritaskan perguruan tinggi yang memiliki keterbatasan infrastruktur dan akses internet. Jumlah anggota perpusnas yang cukup besar seharusnya memiliki potensi yang strategis dalam meningkatkan penggunaan koleksi e-resources. Hasil perhitungan pemustaka pada tahun 2015 yang mengikuti pelatihan e-resources di Perpusnas mengalami penurunan jumlah pemustaka, sekitar 3 orang per 1000 anggota Perpusnas dari tahun sebelumnya. Oleh karena itu perlu adanya prioritas pemustaka e-resources yang dalam hal ini adalah mahasiswa untuk diberikan pelatihan e-resources yang merupakan salah satu bagian kegiatan bimbingan pemustaka sebagai sarana promosi perpustakaan untuk meningkatkan penggunaan koleksi e-resources.

Ketiga, tingkat persentase staf yang memberikan pelatihan meningkat sebesar 12.34% dari tahun sebelumnya. Meskipun terjadi peningkatan persentase staf yeng memberikan pelatihan masih sangat kecil dibandingkan dengan jumlah staf Pusat Jasa. Hal ini mengindikasikan belum adanya prioritas yang sepenuhnya berkaitan dengan penyediaan layanan yang berbasis teknologi. Jika diperlukan dapat menambah pustakawan dari unit kerja terkait lainnya. Kesiapan pustakawan dalam memberikan pelatihan e-resources dan keterampilan melakukan strategi penelusuran untuk memaksimalkan penggunaan koleksi e-resources di Perpusnas. Hasil penelitian ini merupakan salah satu sarana evaluasi dalam pengembangan koleksi Perpusnas, khususnya koleksi e-resources. Ke-empat, dari segi indikator anggaran yang dikeluarkan untuk penyediaan informasi dalam bentuk koleksi e-resources menunjukan hasil yang cukup positif. Biaya yang dikeluarkan untuk pengadaan koleksi e-resources selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya.

Perlu adanya penelitian selanjutnya berkaitan dengan sistem aplikasi e-resources yang sesuai standar pengukuran kinerja perpustakaan, mengingat kendala yang dihadapi pada saat melakukan pengumpulan data, seperti banyaknya ruas yang tidak terisi sehingga kontribusi data yang tidak tersebar dengan baik. Hal ini penting berkaitan penggunaan data bagi evaluasi perkembangan e-resources di Perpusnas serta untuk meningkatkan kinerja Perpusnas lebih baik lagi di masa mendatang

(7)

iii

SUMMARY

INDRESWARI NURMALIA S. The Evaluation of E-resources usage based on ISO 11620:2014 in National Library of Indonesia. Supervised by AZIZ KUSTIYO and SULISTYO BASUKI.

One of library’s most important element of the library is collection. Library existence can be seen from the collections with high benefit to fullfill library users. The rise information and technology, has improved library needs to transforms into digital era. Library users preferred e-resources collections. The National Library of Indonesia (NLI) realized e-resources collection has become one of the primary collection. During these five years, there are not enough research about usage of e-resources collection evaluation.

This research took evaluation of the usage of e-resources collection with a quantitative approach of the ISO 11620:2014 as general standard for library performance indicators. ISO 11620:2014 is a statement of symbol, numeric, and verbal that is obtained through the library statistics and data that is used to characterized the library performance indicators. There are 6 (six) performance indicators that are used as benchmark in assesing how far e-resources collection is used in The NLI on 2014-2015. Those 6 (six) indicators are : (1) The percentage of e-resources collection that is not used); (2) the number of content unit downloaded per capita; (3) the number of visitors that join the e-resources training; (4) the expense of the e-resources collection procurement; (5) the percentage of expenditure on the provision of information for the collection of resources; (6) Percentage of library staff who provide the guidance of the e-resources collection for.

This research found that e-resources usage collections in The NLI is not optimized. E-resources collections has not maximized for following reasons. First, The NLI’s e-resources is in balanced referring to covered subjects. The high e-resources collections that were not used by user, only 3% of the whole e-e-resources collections are used by users. Although, the level of content downloaded unit per

capita for each e-resources collections decreased from the previous year. e-journals downloaded are more higher than the e-books and e-videos downloaded

from whole e-resources collections. In 2015, the number e-books and e-video downloaded are less than 5 per 1000 user. PROQUEST download decreased from 2.7 to 1.9 for all users served. These conditions was caused by lack of e-resources development policy that becomes controlling in the process of collection management at the National Library of Indonesia. NLI needs to improve the e-resources development a primary missions to create a great form of national collections.

Second, NLI need to set priority in providing technology based services. E-resources training and promotion are also need to set up as priority to colleges that have limited infrastructure and internet access. There are a large number user can be a potential gateway to increasing e-resources usage. This research found users were trained at the NLI’s e-resources has decreased in 2015. There was

(8)

Third, the level of the percentage of staff who provide training increased by 12:34% from the previous year. Although there was improvement the percentage of the GCC staff training is still very small compared with the number of staff at service center. Librarian’s competencies also needed to improve e-resources training in NLI. Librarian must have competenciies as much skill in providing information services in technology, has skill in searching strategy using e-resources. The research also found evaluation of e-resources usage at NLI will increase.

Fourth, in terms of budget indicators issued for the provision of information in the form of a collection of e-resources shows the results are quite positive. Costs incurred for the provision of e-resources collections always increase every year.

The research recommended further research related to the application of e-resources system performance measurement standards. It is important for the evaluation of performance of e-resources development at NLI to improve performance even better in the future.

(9)

v

© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2016

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan IPB

(10)
(11)

i

Tesis

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Profesional

pada

Program Studi Teknologi Informasi untuk Perpustakaan

EVALUASI PENGGUNAAN KOLEKSI E-RESOURCES

MENGGUNAKAN STANDAR INDIKATOR KINERJA

(ISO 11620:2014) DI PERPUSTAKAAN NASIONAL RI

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2016

(12)
(13)
(14)
(15)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan November 2014 ini ialah penggunaan e-resources dengan judul Evalusi Penggunaan Koleksi E-e-resources Menggunakan Standar Indikator Kinerja ISO 11620 : 2014 di Perpustakaan Nasional.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Aziz Kustiyo, S.Si., M.Kom. dan Bapak Prof Sulistyo-Basuki, PhD. selaku pembimbing yang telah banyak mengorbankan waktu, tenaga dan pikirannya dalam memberikan saran dan perbaikan pada karya ilmiah ini. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Perpustakaan Nasional RI yang telah memberikan beasiswa selama mengikuti program pascasarjana IPB, Bapak Ahmad Masykuri dari Pusat Pengembangan Koleksi dan Pengolahan Bahan Pustaka, Bapak Suharyanto beserta staf Bidang Pengolahan Bahan Pustaka serta staf Bidang Koleksi Layanan Umum yang telah membantu selama pengumpulan data. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ibu, suami, serta rekan-rekan kampus, atas segala doa dan bantuannya.

Semoga Allah SWT terus memberikan ridho-Nya dan ditambahkan ilmu pengetahuan-Nya kepada penulis untuk terus mengembangkan diri. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Juni 2016

(16)
(17)

v

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR GAMBAR vii

DAFTAR LAMPIRAN vii

1 PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Pengembangan Koleksi E-resources di Perpusnas 3

Perumusan Masalah 4

Tujuan Penelitian 4

Ruang Lingkup 5

Manfaat Penelitian 5

2 TINJAUAN LITERATUR 5

Pengertian E-resources 5

Pengelolaan E-resources 7

Penggunaan Koleksi E-resources 9

Evaluasi Pendayagunaan Koleksi E-Resources 9

International Standard of Organization (ISO) 11

Indikator Kinerja Perpustakaan ISO 11620:2014 11

Penelitian Yang Pernah Dilakukan Sebelumnya 12

3 METODE PENELITIAN 15

Landasan Konseptual 15

Metode Penelitian 15

Populasi Pemustaka 16

Pengumpulan Data E-resources 17

Uji dengan Indikator Kinerja ISO 11620 : 2014 18

4 HASIL DAN PEMBAHASAN 21

Data Pemustaka Koleksi E-resources 21

Pemustaka Koleksi E-Resources Kategori Keanggotaan 22

Pemustaka Koleksi E-Resources Kategori Jenis Kelamin 23

Pemustaka E-Resources Kategori Pendidikan 23

Profil koleksi E-Resources Perpusnas 24

Evaluasi Penggunaan E-Resources Berdasarkan ISO 11620:2014 Tentang Indikator

Kinerja Perpustakaan 26

Rekomendasi Hasil Uji ISO 11620 :2014 tentang Indikator Kinerja Perpustakaan

Terhadap Penggunaan Koleksi E-resources 35

5 SIMPULAN DAN SARAN 38

Simpulan 38

(18)
(19)

DAFTAR PUSTAKA 40

DAFTAR LAMPIRAN 45

RIWAYAT HIDUP 49

(20)
(21)

vii

DAFTAR TABEL

1 Jenis koleksi Perpustakaan Nasional 2

2 Indikator kinerja perpustakaan berdasarkan ISO 11620: 2014 17 3 Indikator kinerja perpustakaan berdasarkan ISO 11620: 2014 18

4 Tingkat pemustaka koleksi e-resources 21

5 Jumlah koleksi e-resources yang dilanggan Perpusnas 24 6 Koleksi e-resources yang diminati pemustaka e-resources 25 7 Indikator jumlah unduhan unit konten perkapita (KEU) 28 8 Indikator jumlah pemustaka yang mengikuti pelatihan (PET) 29 9 Indikator Biaya pengadaan yang dikeluarkan untuk koleksi e-resources (BE) 31 10Indikator persentase pengeluaran biaya atas penyediaan informasi untuk koleksi

e-resources (PBE) 32

11 Indikator persentase staf yang menyediakan pelatihan e-resources (PSET) 33 12 Hasil perhitungan nilai indikator kinerja perpustakaan ISO 11620:2014 35

DAFTAR GAMBAR

1 Landasan konseptual penelitian 15

2 Tahapan penelitian pendayagunaan e-resources 15

3 Jumlah anggota Perpusnas Berdasarkan Jenis Anggota 21

4 Pemustaka e-resources kategori keanggotaan 22

5 Pemustaka e-resources kategori Jenis kelamin 23

6 Pemustaka e-resources kategori pendidikan 24

7 Tingkat kunjungan koleksi e-resources tahun 2014-2015 25 8 Indikator persentase persediaan (koleksi e-resources) yang tidak digunakan (KE)

tahun 2014-2015 26

DAFTAR LAMPIRAN

1 Data anggaran pengadaan e-journal di beberapa perguruan tinggi 46

2 Koleksi dokumen hasil digitalisasi Perpusnas 46

(22)
(23)

10 Jumlah Anggota Perpustakaan Nasional 54 11 Kunjungan ke Portal e-Resources Berdasarkan jenis anggota 55 12 Kunjungan portal e-resources tahun 2014 – 2015 56 13 Pemustaka e-resources berdasarkan kriteria anggota 56 14 Pemustaka e-resources berdasarkan Pendidikan tahun 2014 -2015 57 15 Pemustaka e-resources berdasarkan Jenis kelamin 2014 -2015 58

(24)
(25)

1

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Perpustakaan menurut International Federation of Library Association (IFLA), adalah kumpulan bahan tercetak dan non cetak dan/atau sumber informasi dalam komputer yang tersusun secara sistematis untuk kepentingan pemakai (Sulistyo 1991). Sementara istilah perpustakaan menurut Sulistyo Basuki (1991) adalah sebuah ruangan, bagian sebuah gedung, ataupun gedung itu sendiri yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya yang disimpan dan menurut tata susunan tertentu untuk digunakan pembaca. Dengan kata lain perpustakaan memiliki tiga unsur utama yaitu ruangan tempat penyimpanan, koleksi perpustakaan, dan pemustaka. Perpustakaan sebagai sumber informasi merupakan media perantara yang penting dalam penyebaran informasi dengan didukung dengan koleksi yang dimilikinya.

Koleksi perpustakaan sebagai salah satu unsur terpenting dari perpustakaan. Keberadaan perpustakaan akan terlihat dari koleksi yang memiliki pendayagunaan yang tinggi yang menjawab kebutuhan pemustaka terhadap sumber informasi. Perpustakaan merupakan media yang efektif dan inovatif dalam menjembatani kebutuhan informasi bagi pemustaka dalam suatu lingkungan yang beragam dan universal. Peranan dan fungsi perpustakaan akan mengalami perubahan dari waktu ke waktu, sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang Perpustakaan menyebutkan Perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para pemustaka (Perpusnas 2007).

Perpustakaan dapat menjalankan fungsinya dengan baik bila didukung dengan koleksi perpustakaan yang berkualitas dan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan komunikasi. Perpustakaan dengan beragam koleksi bahan perpustakaan yang dimiliki seharusnya dapat didayagunakan melalui jasa layanan yang disediakan oleh perpustakaan bagi pemustaka. Hal tersebut sejalan dengan UU Perpustakaan, Bab I, pasal 4 yang menyebutkan bahwa perpustakaan bertujuan memberikan layanan kepada pemustaka, meningkatkan kegemaran membaca, serta memperluas wawasan dan pengetahuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Jasa layanan perpustakaan seharusnya mengikuti kebutuhan pemustaka sesuai dengan perkembangan teknologi, komunikasi dan informasi (Perpusnas 2007).

Pada Rencana Strategis Perpustakaan Nasional tahun 2015-2019 tercantum visi dan misi perpustakaan. Perpustakaan Nasional (Perpusnas) dapat menjalankan amanat sesuai dengan visinya, yakni “Terwujudnya Indonesia cerdas melalui gemar membaca dengan memberdayakan perpustakaan”. Misi dari Perpusnas, yaitu:

1. Mewujudkan koleksi nasional yang lengkap dan mutakhir.

(26)

2

3. Mengembangkan perpustakaan yang menjangkau masyarakat luas. 4. Mewujudkan tenaga perpustakaan yang kompeten dan profesional. 5. Menggalakkan sosialisasi/promosi/pemasyarakatan gemar membaca. 6. Mengembangkan infrastruktur Perpustakaan Nasional yang modern.

Salah satu misi Perpusnas RI adalah untuk mewujudkan koleksi nasional. Pada Tabel 1 menyajikan jenis koleksi yang dimiliki oleh Perpusnas RI.

Tabel 1 Jenis koleksi Perpustakaan Nasional

Koleksi Tercetak Koleksi Elektronik Monograf Serial Multimedia

(AV)

Koleksi Digital Koleksi e-Resources Naskah Majalah

Populer

CD-ROM

Artikel, Surat kabar dan majalah

e-Journal Buku langka Jurnal CD Buku Elektronik e-Book Varia Surat

kabar

VCD/DVD Buku Langka

Star Kaset rekaman

suara Foto

Braille Kaset VHS Produk hukum

Koleksi deposit (<th 1990)

Kaset

Betamax Literatur Kelabu Mikrofis/Mikr

ofilm

Lukisan Johannes Rach Mikrofilm Majalah Langka Album foto Manuskrip

Pedoman Standar Video

Pesona Indonesia Sumber : website http://www.perpusnas.go.id

Saat ini informasi dalam format elektronik banyak diminati oleh pencari informasi, salah satunya adalah koleksi e-resources. Informasi yang tersedia biasanya dalam bentuk e-journal (jurnal elektronik atau e-jurnal), e-book (buku elektronik atau e-buku), laporan penelitian, dan informasi paten. Koleksi e-resources banyak disediakan pada perpustakaan perguruan tinggi.

Di Indonesia, kebijakan melanggan jurnal elektronik telah berlangsung secara besar-besaran dengan biaya yang tidak sedikit. Perpusnas dan otoritas pendidikan, khususnya Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi maupun perguruan tinggi negeri yang didanai publik telah mengeluar kan biaya besar untuk pengadaan jurnal elektronik. Pada lampiran 2 dapat terlihat Data anggaran pengadaan e-journal di beberapa Perguruan tinggi yang diperoleh dari situs proyek pengadaan pemerintah (e-procurement) dengan penelusuran melalui kata kunci e- journal (Pendit 2014).

(27)

3

Perpusnas dapat menjembatani kesenjangan tersebut. Hal tersebut menjadi sangat penting untuk mengukur pemanfaatan koleksi e-resources secara kuantitatif.

Ketersediaan koleksi perpustakaan dikembangkan melalui pemanfaatan sumber daya informasi yang tersedia di dalam maupun di luar perpustakaan yang dapat diakses secara online (daring). Koleksi e-resources merupakan salah satu koleksi utama perpustakaan yang memanfaakan teknologi informasi dan internet untuk memenuhi kebutuhan informasi pemustaka. Koleksi e-resources akan memudahkan pemustaka mengakses informasi dari berbagai sumber pangkalan data elektronik yang menyediakan berbagai e- jurnal, e-buku, abstrak, laporan penelitian, prosiding, dan sebagainya yang telah dilanggan perpustakaan.

Pengembangan Koleksi E-resources di Perpusnas

Pembangunan e-library di Perpusnas didasarkan pada arahan dalam sejumlah Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan anggota Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI), agar Perpusnas menjadikan hal ini sebagai prioritas kegiatan tahun 2008 hingga 2014 (Santoso, 2012). Perpusnas sebagai suatu lembaga pemerintah yang memiliki peran dalam penyediaan dan penyebaran informasi dengan jangkauan pelayanan dan pemustaka yang lebih umum dan luas.

Perpusnas mengembangkan bahan perpustakaan digital berdasarkan dua cara. Pertama, hasil alih media bahan perpustakaan. Media bahan perpustakaan yang semula berbentuk cetak atau analog dialihmediakan ke dalam format digital dengan menggunakan perangkat keras dan program aplikasi yang sesuai. Bahan perpustakaan berbentuk cetak yang dapat dialihmediakan di antaranya ialah buku langka, foto positif, lukisan, surat kabar, majalah dan lain lain. Bahan pustaka analog yang dapat didigitalkan antara lain ialah kaset rekaman suara dan film. Cara pertama ini sekaligus merupakan sarana preservasi bahan perpustakaan agar media dan isi bahan perpustakaan tersebut tetap lestari. Kedua, pengadaan koleksi e-resources seperti melanggan jurnal dan karya rujukan daring. Perpusnas melanggan e-resources dilakukan per tahun, jika berdasarkan evaluasi dan statistik pemakaian dipandang baik, maka Perpusnas akan meneteruskan untuk berlangganan.

Perpusnas yang berfungsi sebagai perpustakaan referensi dan referal seluruh perpustakaan yang ada di Indonesia berusaha menjalankan perannya menjembatani permasalahan tersebut dengan menyediakan koleksi e-resources bagi pemustakanya. Koleksi hasil digitalisasi Perpusnas merupakan koleksi yang berupa artikel, surat kabar, majalah populer, buku, dsb. yang sudah dialihmediakan dalam bentuk digital. Pada lampiran 3 tercantum koleksi dokumen hasil digitalisasi Perpusnas. Koleksi ini dapat diakses melalui website pnri www.perpusnas.go.id

(28)

4

resoources Perpusnas (http://e-resources.pnri.go.id/pdf/1-Manual%20user%20e-resoureces.pdf)

Pada awal diadakannya sejak tahun 2009 koleksi e-resources Perpusnas terdiri dari 2 jenis , yaitu e- journal (e-jurnal), dan e-book (e-buku). Pada tahun 2014, Perpusnas menambah jenis koleksi e-resources dalam bentuk e-video. Perpusnas melanggan e-journal, e-book dan e-video selalu diperbaharui setiap tahun. Koleksi e- resources yang dilanggan Perpusnas, antara lain : Proquest, Gale - Cengage Learning, @My Library, Sage, Ulrichs - Periodicals Directory, EBSCO Host, IGI Global, Westlaw, ISEAS dan ALA Publishing.

Selama 5 tahun berjalan, koleksi e-resources pun semakin berkembang dan bertambah. Ketersediaan koleksi e-resources yang dilanggan Perpusnas hendaknya dapat menjadi solusi bagi perpustakaan lain yang belum memiliki koleksi e-resources sehingga penggunaan koleksi e-resources pun semakin tinggi dan menjadi sumber informasi unggulan bagi pemustaka. Berkaitan dengan hal tersebut perlu dilakukan suatu penelitian untuk mengetahui tingkat penggunaan koleksi e-resources di Perpusnas sebagai suatu evaluasi dalam mengembangkan koleksi perpustakaan agar fungsi dan peran Perpusnas berjalan dengan baik sesuai dengan visi dan misinya.

Evaluasi merupakan proses mengidentifikasi dan mengumpulkan data mengenai kegiatan atau layanan secara khusus, menyusun kriteria yang dapat diukur dan menentukan kualitas dari kegiatan atau layanan yang sesuai dengan tujuan dan sasaran organisasi (Hernon etal. 2014). Pengembangan koleksi e-resources merupakan suatu proses yang berkelanjutan. Identifikasi, evaluasi, seleksi, lisensi e-resources menjadi langkah pertama. Koleksi e-resources harus menjadi mudah ditemukan, mudah diakses, dikelola, dan terjaga (Johnson 2013).

Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, selanjutnya dapat dirumuskan sebagai berikut :

Bagaimana penggunaan dan kinerja jasa koleksi e-resources di Perpusnas berdasarkan standar indikator kinerja ISO 11620:2014?

Tujuan Penelitian

1. Menganalisis penggunaan koleksi e-resources untuk mengetahui sumber daya mana yang lebih banyak digunakan, jarang, atau tidak digunakan.

2. Mengetahui kinerja jasa e-resources berdasarkan ISO 11620:2014 serta menguraikan faktor apa yang mempengaruhi kinerja tersebut serta menemukan cara peningkatan kinerja jasa e-resources di Perpusnas.

(29)

5

Ruang Lingkup

Data yang dianalisis mencakup penggunaan koleksi e-resources selama periode 2014-2015. Sumber data yang digunakan berdasarkan data yang diperoleh dari bagian Otomasi, Akuisisi, Layanan Koleksi dan Agregator Perpustakaan Nasional.

Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan evaluasi bagi Perpusnas dalam meningkatkan pengembangan koleksi bahan perpustakaan melalui fasilitas layanan e-resources dalam rangka memenuhi kebutuhan informasi pemustakanya.

2. Memberikan suatu rekomendasi untuk mengembangkan suatu sistem pelaporan statistik penggunaan koleksi e-resources sesuai dengan pengukuran standar penggunaan e-resources di Perpusnas.

3. Bahan masukan bagi pustakawan dan Perpusnas dalam meningkatkan sumber daya perpustakaan khususnya koleksi e-resources baik secara kualitas maupun kuantitas, menuju tercapainya visi dan misi Perpustakaan Nasional, yakni terdepan dalam koleksi menuju Indonesia gemar membaca.

4. Pengembangan keilmuan, sumbangan institusi pemerintah bagi ilmu

perpustakaan dan informasi terutama yang berkaitan dengan koleksi e-resources.

2

TINJAUAN LITERATUR

Pengertian E-resources

Koleksi e-resources adalah konten elektronik yang diseleksi oleh pustakawan dari berbagai ragam sumber untuk perpustakaan, dikelola oleh perpustakaan, serta disediakan untuk pemustaka. Koleksi e-resources ini diperoleh melalui pembelian leasing atau tersedia secara gratis yang mungkin diseleksi judul per judul atau dalam satu paket (Johnson 2013).

Panduan yang dikeluarkan oleh International Federation of Library Associations and Institutions (IFLA 2012) mendefinisikan e-resources sebagai berikut:

“Electronic resources refer to those materials that require computer access, whether through a personal computer, mainframe, or handheld mobile device. They may either beaccessed remotely via the Internet or locally.”

(30)

6

menunjukkan bahwa setiap sumber informasi atau sumber daya informasi yang aksesnya melalui perangkat komputer maka dapat dinamakan sebagai e-sumber daya atau e-resources.

Library of Congress juga menjelaskan e-resources sebagai manifestasi suatu karya yang membutuhkan penggunaan komputer untuk mengakses informasi yang terdapat di dalamnya, seperti CD-ROM, CD, ataupun DVD. Peneliti Tenopir dari Universitas Tennesse membagi evolusi e-resources dalam tiga tahapan, yakni pertama, berawal dari tahun 1970-an sampai dengan awal 1990-an, jurnal dalam format tercetak mulai beralih mejadi jurnal digital. Tahap kedua, jurnal dalam bentuk digital sudah mulai didistribusikan dan diakses melalui internet setelah penemuan world wide web pada tahun 1995, penerbit mulai memproses paralel besar e-jurnal melalui web.Tahap ketiga selanjutnya berawal dari 2000 mulai muncul karateristik e-jurnal dalam konten digital secara lengkap yang dapat diakses secara terintegrasi (Suseela 2013)

E-resources merupakan istilah yang sangat luas yang mencakup berbagai model penerbitan yang berbeda, termasuk OPACs, CD-ROM, database sambung jaring, jurnal elektronik, buku elektronik, sumber daya internet, print-on-demand (POD), e-mail penerbitan, penerbitan nirkabel, hubungan elektronik dan web publishing, dsb. Dalam konteks ini istilah e-resources berarti "setiap produk elektronik yang memberikan pengumpulan data baik dalam teks, numerik, grafis, atau berdasarkan waktu, sebagai sumber daya yang tersedia secara komersial" (Haridasan dan Khan 2009).

Menurut pedoman IFLA yang diterbitkan pada tahun 2012, koleksi e-resources di perpustakaan terdiri dari 8 jenis, yaitu:

1. Jurnal elektronik biasa dikenal dengan sebutan e-journals (e-jurnal)

2. Buku elektronik: biasa dikenal dengan sebutan e-books (e-buku). Akses terhadap e-buku ini dilakukan dengan mengunduh file secara utuh (biasanya

berbentuk PDF) maupun “membaca” bagian per bagian. Contoh dari

e-resources ini adalah EBRARY, Ebscohost Books,Wiley E-Book, dan Springer E-Book.

3. Basis data naskah lengkap (agregasi) : secara umum dikenal sebagai aggregated databases. E-resources berbentuk basis data lengkap agregasi ini biasanya menyediakan berbagai jenis e-resources (e-jurnal, e-buku e-prosiding, e-makalah, dan lain-lain) dalam satu wadah, yang diperoleh dari satu atau lebih penerbit atau penyedia konten elektronik. Proquest & EBSCO adalah salah satu contoh bentuk pangkalan data agregasi.

4. Basis data indeks dan abstrak: Beberapa penyedia basis data menyediakan informasi atau sumber daya informasi hanya berupa abstrak atau indeks saja, namun dilengkapi dengan analisis terhadap dokumen yang ada misal analisis sitiran. Contohnya Scopus dan Proquest Abstract.

5. Basis data referensi (biografi, kamus, direktori, ensiklopedi, dan lain sebagainya) merupakan satu bentuk e-resources yang menampilkan informasi berupa biografi, kamus, ensiklopedi dan sejenisnya. Salah satu contoh dari e-resources ini adalah Britannica Online.

(31)

7

7. Gambar Elektronik merupakan salah satu e-resources yang menyediakan berbagai gambar, antara lain: Google Images, Flickr, Instagram, IStock Photo, Shutter Stock.

8. Sumber daya audio/visual elektronik merupakan e-resources dalam bentuk audio visual missal, film, musik, dokumenter, dan sejenisnya. Contoh dari e-vdeo ini adalah Alexander Street Press, IMDB, Youtube, dan iTunes.

Selain ke delapan jenis e-resources di atas, masih banyak jenis lain yang saat ini banyak dikenal sebagai e-resources seperti e-koran, e-makalah, e-prosiding, dan e-majalah. Secara prinsip sumber daya koleksi atau perpustakaan yang dapat diakses secara elektronik dapat digolongkan ke dalam bentuk e-resources atau e-sumber daya (Surahcman 2014).

Pengelolaan E-resources

Sejarah konten elektronik di perpustakaan berjalan lebih dari 15 tahun, namun pada era digital saat ini dapat ditelusur sejak pertengahan tahun 1980-an. Pada saat itu banyak konten elektronik disediakan atau dileasing oleh perpustakaan. Konten elektronik tersebut tersedia dalam bentuk CD-ROM yang diakses melalui komputer yang tersedia di perpustakaan. Beberapa konten tersedia melalui FTP internet. Pertama kali diluncurkan secara gratis dan mudah diunduh melalui internet browser pada tahun 1993. Masyarakat menggunakan internet dan provider komersial untuk menawarkan produknya sebagai sumber daya daring di Perpustakaan. Pada awalnya sumber daya daring ini secara frekuensi dalam bentuk pangkalan data indeks, abstrak dan sarana rujukan. Jumlah e-jurnal mulai meningkat dengan cepat pada sekitar akhir tahun 1990-an (Johnson 2013).

Pada tahun 1970-an, konten elektronik e-buku sudah tersedia secara daring namun penggunaan e-buku di perpustakaan mulai berkembang pada pertengahan 1990-an. Pada saat itu provider mulai memasarkan judul e-buku yang dapat dibaca melalui komputer dan belum dapat diunduh. Pengaliran multimedia di perpustakaan mengikuti satu dekade kemudian. E-buku dan pengaliran media lepas landas di Perpustakaan dengan munculnya peralatan yang sesuai harapan, mudah digunakan dan dijangkau oleh pemustaka (Johnson 2013).

Beragamnya bentuk, akses, dan mekasime penyajian menghadirkan tantangan bagi perpustakaan untuk menyeleksi, model bisnis, harga dan opsi lisensi, rencana keuangan, manajemen koleksi dan alur tata kerja. Kepastian persamaan akses tanpa hambatan bagi semua komunitas pemustaka menjadi perhatian perpustakaan yang terus berlanjut. Tersedianya koleksi e-resources memperluas jangkauan perpustakaan dalam memberikan layanan perpustakaan dengan didukung fasilitas jaringan internet yang memadai, cakupan informasi lebih luas, lebih cepat, dan lebih tepat guna memenuhi kebutuhan informasi pemustaka.

Kriteria informasi yang tersedia yang dalam pangkalan data e-resources antara lain :

(32)

8

3. Infomasi yang tersedia dapat diakses secara daring (online) dalam format teks lengkap (full-text)

4. Informasi bersifat terbaru dan terkini.

5. Informasi dapat diakses 24 jam/7 hari, tidak tergantung oleh waktu tanpa harus datang ke sumber informasinya.

Pemilihan jenis sumber e-resources melibatkan kriteria tambahan diluar yang biasanya. Hal ini termasuk model bisnis penyedia; ketekunan konten; pemustaka optimum dengan fungsi antar muka; kemudahan otentifikasi; aksesibilitas yang tidak terganggu oleh akses pemustaka ke perangkat keras, perangkat lunak komputer, internet atau dengan kondisi cacat fisik; pengaruh layanan lokal yang dapat diterima dan dukungan lokal teknologi dan logistik yang terjangkau sesuai dengan URL terbuka untuk mendukung pertautan dari sitasi ke konten melalui tautan pelarai; opsi keluaran yang sesuai dengan kebutuhan pengguna, dan kompatibilitas dengan peranti gerak. Sejauh mana pemilihan sumber e-resources berdasarkan pertimbangan duplikasi atau pertimbangan yang dapat mengganti sumber daya yang sudah ada di perpustakaan. (Johnson 2013).

Menurut King dan Callahan (2005), membagi e-resources 4 (empat) kategori dasar pendistribusiannya. Kategori yang sama dapat diterapkan pada jenis format e-resources lainnya, sebagai berikut (Suseela 2013) :

1. Bentuk murni e-jurnal dalam bentuk digital

2. E-Jurnal tercetak ( utamanya didistribusikan secara elektronik, tapi sebagian juga didistribusikan bentuk tercetak dalam jumlah terbatas) 3. E-jurnal tercetak (didistribusikan dalam bentuk media tercetak tapi

tersedia dalam bentuk elektronik)

4. Jurnal tercetak dan elektronik (keduanya tersedia secara paralel)

Pengambil keputusan pemilihan koleksi e-resources merupakan hal yang penting. Perpustakaan menilai produk berlisensi untuk meyakiunkan bahwa akan memenuhi harapan serta membandingkan dengan tawaran baru yang ada di pasaran. Koleksi e-resources harus memenuhi kebutuhan prioritas pemustaka. Penggunaan statistik merupakan perangkat penting untuk menilai, walaupun biaya penyediaan suatu e-resources ditentukan oleh nilai ketersediaan bagi pemustaka. Perlunya perhatian saat menganalisis data sebagai bahan pertimbangan dalam mengukur kepuasan dan keberhasilan pemustaka secara kualitatif.

(33)

9

Penggunaan Koleksi E-resources

Perpustakaan merupakan jembatan informasi antara pemustaka dan koleksi. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pemustaka adalah orang yang memanfaatkan jasa dan layanan yang tersedia di perpustakaan dalam rangka memenuhi kebutuhan informasinya. Dalam arti luas, pemustaka merupakan orang yang berhubungan langsung dengan perpustakaan baik secara langsung atau tidak langsung dalam rangka mencari informasi yang dibutuhkan.

Perubahan kecenderungan perilaku masyarakat adalah akibat perubahan struktur masyarakat dari tradisional ke modern, dari agraris ke industri dan informasi. Hal ini menimbulkan tantangan pada perpustakaan untuk meningkatkan nilai tambah informasi yang diberikan dan dilayankan dalam rangka meningkatkan kemanfaatan dan keterpakaian unit kerja di perpustakaan dan koleksi yang dimiliki.

Perubahan struktur masyarakat tersebut memicu perubahan paradigma layanan perpustakaan dari entropis ke akses. Paradigma akses ini bercirikan pada : (a). Koleksi beralih ke dalam format elektronik atau digital; (b). Sumber informasi atau koleksi yang digunakan tidak selalu milik perpustakaan; (c). Menggunakan teknologi jaringan dalam mengakses dan mendistribusikan informasi dari dan ke berbagai sumber termasuk di luar perpustakaannya. Sumber informasi di perpustakaan secara umum terbagi dalam tiga golongan besar, yakni kepustakaan primer, sekunder dan tersier. Dari ketiga sumber diatas, pemustaka kemudian mencari melalui proses penelusuran di perpustakaan (Widuri 2008).

Ketersediaan koleksi e-resources di perpustakaan, tidak akan ada artinya jika tidak diimbangi dengan penggunaan koleksi tersebut secara optimal. Penggunaan koleksi tersebut menjadi indikator kinerja perpustakaan, sehingga akan menjadi pertimbangan yang signifikan bagi pustakawan dalam pengembangan koleksi e-resources dengan mengupayakan agar koleksi e-resources dapat didayagunakan, sebagai berikut :

1. Sosialisasi (promosi)

2. Memahami strategi penelusuran 3. Menggunakan fasilitas pencarian

Evaluasi Pendayagunaan Koleksi E-Resources

Perpustakaan di era digital saat ini berbeda secara signifikan dan memiliki jangkauan sangat meningkat baik dari segi layanan dan sumber daya di masa lalu. Perpustakaan menjalankan rutinitas kegiatan selama 365 hari dalam setahun, 24 jam dalam sehari. Pemustaka dapat menggunakan jalur akses untuk layanan dan sumber daya yang tersedia di perpustakaan kapan pun dan di mana pun sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya. Pada saat ini pemustaka dapat mengakses layanan dan sumber daya perpustakaan secara online (daring) tanpa harus datang ke perpustakaan cukup hanya dengan bantuan auntenticated login yang diberikan perpustakaan.

(34)

10

bertujuan untuk mengetahui tingkat pendayagunaan suatu koleksi dapat bermanfaat bagi pemustaka. Evaluasi merupakan bagian terpenting dari suatu proses aktivitas dalam hal ini pengembangan koleksi. Dijelaskan dalam The ALA Guide to the Evaluation of Library Collection seperti yang dikutip oleh Evans (2000), bahwa terdapat dua kategori metode evaluasi koleksi, yaitu evaluasi yang berorientasi pada koleksi (collection centered) dan evaluasi yang berorientasi pada pemanfaatan koleksi (use-centered).

Salah satu pendekatan untuk menilai e-resources adalah pertimbangan terhadap efektivitas biaya yang dikeluarkan. Efektivitas biaya lokal menganalisis pertimbangan judul, paket dan manfaatnya. Efektivitas biaya berarti bahwa biaya yang dikeluarkan untuk penyediaan koleksi e-resources sesuai dengan nilai yang sesuai dengan kebutuhan pemustaka. Makin sering koleksi e-resources tersebut digunakan maka makin rendah biaya yang dikeluarkan untuk penyediaan sumber elektronik tersebut (Johnson 2014).

Tingginya biaya e-resources dan layanan jaringan yang signifikan bagi perpustakaan. Akibatnya, perlu bagi perpustakaan untuk hati-hati mengukur dan mengevaluasi penggunaan layanan digital dan sumber daya di dalam dan di luar perpustakaan. (Nagra, 2009)

Menurut The Council of Australian University Librarians, ada hal-hal yang menjadi pertimbangan dalam melakukan evaluasi pendayagunaan koleksi, diantaranya kualitas informasi, mencakup kemuktahiran, relevansi, kecukupan informasi; kegunaan informasi; kemudahan akses; kemampuan penelusuran; dukungan vendor; dan biaya (Costello 1998).

Salah satu sarana evaluasi adalah untuk mengukur sejauh mana perkembangan dan kemajuan setiap aktivitas perpustakaan yang telah dicapai dapat dilakukan dengan mengukur kinerja sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Pengukuran kinerja bagi perpustakaan sangat penting untuk mengetahui pencapaian hasil program kegiatan perpustakaan terhadap visi, misi, dan tujuan perpustakaan secara terarah, efektif, dan efisien.

Menurut (Gregory 2011), ada beberapa metode pelaksanaan evaluasi koleksi yang dapat dijadikan pertimbangan yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi perpustakaan, sebagai berikut:

1. Metode ceklist.

Metode ini pertama kali diperkenalkan oleh Charles Jewett di Institute Smithsonian, merupakan metode yang paling lama digunakan dengan mengevaluasi subjek yang sering digunakan dalam bibliografi.

2. Metode statistik sirkulasi dan pinjam antar perpustakaa. 3. Metode analisis sitasi.

Metode evaluasi penggunaan koleksi dalam lingkungan sumber elektronik dapat dilakukan dengan survei pemustaka dan analisis transaksi log atau web log.

4. Metode penggunaan jaringan

Metode ini digunakan untuk mengukur layanan web-based dengan menggunakan jaringan atau terminal yang sering digunakan untuk menyediakan informasi.

5. Metode statistik vendor.

(35)

11

Suatu bentuk evaluasi e-resources menggunakan statistik yang dapat dikumpulkan dalam suatu lokasi melalui transaksi log yang mengukur informasi yang terlokalisasi dalam satu server. Transaksi log dapat menentukan jenis aksi pemustaka, persentase pemustaka yang mengakses situs dari domain spesifik, jumlah perolehan halaman yang diterima oleh situs (Johnson 2014).

International Standard of Organization (ISO)

ISO (Organisasi Internasional untuk Standardisasi) adalah Lembaga standardisasi internasional yang berdiri tanggal 23 Februari 1947. Merupakan federasi dunia badan-badan standar nasional (badan anggota ISO) yang beranggotakan lebih dari 160 negara.

Tujuan pendirian ISO adalah mempromosikan standardisasi dan aktivitas terkait di dunia dengan memberikan fasilitas pertukaran barang dan jasa pada skala internasional serta mengembangkan kerjasama dalam cakupan aktivitas ekonomi, teknologi, ilmiah, dan intelektual. ISO bertugas menyiapkan standar internasional, biasanya dilakukan melalui komite teknis ISO. Setiap anggota tertarik pada subjek yang komite teknis telah ditetapkan berhak untuk diwakili pada komite itu.

Standardisasi ini akan mencakup semua disiplin dari ilmu pengetahuan, pengukuran, kualitas, manufaktur, ilmu lingkungan, keselamatan, dan perdagangan. Menurut (McAdam 2001 dalam Fajar 2004) standar ISO dapat menjadi suatu kebijakan strategis bagi banyak organisasi di dunia. Pemerintah harus memberikan dukungan sepenuhnya agar dapat mencapai standar secara nasional dan membuktikannya dalam persaingan global.

Indonesia memiliki Badan Standardisasi Nasional yang mendefinisikan standar sebagai suatu spesifikasi teknis yang dibukukan dan yang disusun berdasarkan konsensus pihak terkait. Hal itu dilakukan dengan memperhatikan syarat kesehatan, lingkungan, keamanan, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, pengalaman masa kini dan masa datang (BSN 2001).

Pengertian standar menurut International Standardization of Organization (ISO) adalah spesifikasi teknis dan dokumen terbuka untuk umum yang disusun berdasarkan kerjasama, konsensus, dan atau persetujuan bersama dari kelompok yang memiliki kepentingan pada permasalahan yang sama. Hal ini didasarkan atas rujukan pada ilmu pengetahuan dan teknologi serta pengalaman pada kepentingan tersebut yang bertujuan untuk keuntungan bersama secara optimal dan disetujui oleh badan atau lembaga yang mempunyai kewenangan dalam hal standardisasi di tingkat nasional (Suwahyono 2002)

Indikator Kinerja Perpustakaan ISO 11620:2014

(36)

12

Library Statistics” ISO 2789 dan “International Standard for Library Performance Indicators ISO 11620. Kedua dokumen standar ISO ini telah ditinjau oleh sejumlah perwakilan yang berpartisipasi dalam organisasi internasional, seperti The International Coalition Coalition (ICOLC) dan The International Federation of Library Associations and Institutions (IFLA) (White 2006).

Tujuan inti dari standar kinerja perpustakaan adalah menunjukkan dan mengukur berbagai kegiatan dan jasa perpustakaan yang terpusat di Perpustakaan (White 2006). Tinjauan dari standar ANSI/NISO, NICES, dan ISO menunjukkan bahwa ada enam kategori yang esensial yang dapat digunakan mengidentifikasi pengukuran indikator kinerja. Ke-enam kategori tersebut antara lain : laporan unit dan target populasi, sumber daya manusia, sumber daya koleksi, fasilitas fisik, keuangan, dan pengukuran jasa perpustakaan dan aktivitasnya.

ISO 11620 ini dikeluarkan oleh The International Organization for Standardization (ISO) merupakan standar internasional dalam bidang perpustakaan dan dokumentasi yang memuat tentang indikator kinerja perpustakaan. Standar internasional ini berkaitan dengan evaluasi berbagai jenis perpustakaan yang ada di berbagai negara.

Fungsi indikator kinerja

• Memperjelas tentang apa, berapa, dan kapan suatu kegiatan dilaksanakan

• Memciptakan konsensus untuk menghindari kesalahan interpretasi pelaksanaan progam/kebijakan termasuk menilai kinerja instansi

• Membangun dasar bagi pengukuran, analisis, dan evaluasi kinerja organisasi

Tujuan dari ISO 11620 ini adalah untuk mendukung penggunaan indikator kinerja mengenai kualitas pelayanan perpustakaan dan menyebarkan pengetahuan tentang cara melakukan pengukuran kinerja perpustakaan. Penentuan indikator kinerja perpustakaan yang akan diterapkan dalam suatu evaluasi akan bergantung pada visi dan misi perpustakaan. Ada beberapa hal yang menjadi kriteria dalam menentukan suatu indikator, yaitu: persentase populasi sasaran yang dicapai oleh layanan perpustakaan elektronik, jumlah log-in untuk layanan perpustakaan elektronik per kapita per bulan; jumlah remote log-in untuk layanan perpustakaan elektronik per kapita per bulan; jumlah dokumen elektronik yang disampaikan per kapita per bulan; biaya per dokumen elektroni, dsb. (Crawford 2003).

Daftar yang disusun oleh Crawford jika diringkas menjadi 4 aspek, yaitu pemustaka, koleksi e-resources, biaya yang dikeluarkan, dan staf perpustakaan yang berkaitan dengan jasa e-resources. ISO 11620 : 2014 terdiri dari 54 indikator, berkaitan dengan penelitian ini maka penulis hanya mengambil 6 indikator yang dianggap cukup mewakili ke 4 aspek tersebut.

Penelitian Yang Pernah Dilakukan Sebelumnya

(37)

13

faktor yang mempengaruhi pemustaka dalam menggunakannya. Penelitian ini terutama dilakukan pada perpustakaan perguruan tinggi, di antaranya penelitian pemanfaatan jurnal daring Sciencedirect di perpustakaan IPB yang bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kesediaan mahasiswa dalam penggunaan jurnal sambung jaring ScienceDirect di Perpustakaan IPB digunakan model penelitian yang diadaptasi dari model pembelajaran dilakukan menguji penggunaan jurnal daring ScienceDirect dalam penyusunan tesis menggunakan metode citation analysis melalui judul artikel yang digunakan sebagai referensi pada setiap tesis. Hasil yang diperoleh adalah bahwa jumlah responden yang menggunakan jurnal elektronik ScienceDirect dan tingkat pemanfaatannya belum maksimal (Nusantari, 2011).

Menurut Tenopir (2003), ada beberapa hal yang mempengaruhi penggunaan koleksi e-resources, yaitu :

Status/pekerjaan, jenis pekerjaan akan mempengaruhi penggunaan koleksi e-resources.

Disiplin Subjek, bagi para ahli subjek. Para ilmuwan dan fakultas bisnis anggotanya mengadopsi awal e-jurnal, serta membaca dari berbagai pangkalan data teks lengkap dan e-jurnal; beberapa bidang ilmu menggunakan banyak sumber untuk mendapatkan artikel, termasuk server e-print. Ilmuwan sosial dan humanis menggunakan kedua sumber daya, koleksi e-resources dan cetak serta lebih mengandalkan buku dari bidang lain.

Tugas, pemberian tugas juga cukup menentukan dalam menggunakan koleksi e-resources.

Jenis lembaga atau tempat kerja. Akademik dosen dan mahasiswa pascasarjana yang paling banyak membaca, serta menggunakan e-jurnal yang dapat diakses dari kantor atau rumah, tetapi para ilmuwan di laboratorium pemerintah dan perusahaan juga bergantung pada e-jurnal dan makalah penelitian. Siswa lebih memilih untuk mengakses koleksi e-resources melalui perpustakaan dari pada rumah. Pemustaka di perpustakaan medis membaca lebih sedikit judul jurnal daripada pemustaka yang berasal dari universitas atau perguruan tinggi dan umum.  Usia. Ada beberapa bukti bahwa pemustaka yang berusia muda

mengadopsi lebih antusias koleksi e-resources daripada pemustaka yang lebih tua. Pemustaka muda bergantung pada koleksi e-resources lebih berat dan menilai diri lebih ahli dalam menggunakannya daripada pemustaka yang lebih tua.

Jenis kelamin. Ada sedikit bukti bahwa gender dalam kebanyakan budaya membuat perbedaan dalam penggunaan koleksi e-resources, perempuan dilaporkan lebih banyak menggunakan e-jurnal, sedangkan laki-laki lebih banyak menggunakan mesin pencari web untuk mencari jurnal.

(38)

14

dilakukan secara acak (random sampling). Teknik mengakses dan menggunakan koleksi e-resources menjadi komponen penting dari kegiatan penelitian ini. Perkembangan e-resources dipaparkan juga sebagai sarana tercepat dalam hal penelusuran informasi. Hasil analisis penelitian ini disajikan secara kuantitatif dan kualitatif. Penelitian ini juga menyajikan indikasi bahwa internet menjadi media utama yang disukai dalam mengakses informasi, sehingga perpustakaan membutuhkan bandwith yang cukup tinggi untuk mengatasi koneksi internet/jaringan yang lemah (Kumar 2011).

Penelitian tentang evaluasi penggunaan koleksi e-resources dengan menggunakan metode e-metrics pada Perpustakaan perguruan tinggi. Beberapa perpustakaan mulai mengevaluasi sumber daya elektronik secara teknik yang sangat bermanfaat dalam mengambil keputusan yang lebih baik dalam memberikan layanan, menyediakan koleksi e-resources yang didukung oleh infrastruktur yang memadai bagi pemustaka. Evaluasi penggunaan koleksi e-resources dan jasa layanan dalam penelitian ini terbagi menjadi lima pembahasan, yakni penerapan e-metrik, metode yang berbeda untuk menangkap data penggunaan dalam situasi yang berbeda, jenis kebutuhan data dengan perpustakaan, serta hal yang berkaitan secara teknis dan kompleksitas dalam pengukuran statistik penggunaan, dan alasan diadakan evaluasi koleksi e-resources menjadi hal yang penting. Penelitian ini juga menghasilkan suatu model dirancang dan direkomendasikan untuk memulai rencana evaluasi yang menjadi dasar dan pertimbangan dalam mengambil keputusan yang sesuai dan lebih baik berkaitan dengan koleksi e-resources (Nagra 2009).

Penelitian tentang penggunaan e-resources yang mengacu pada persepsi dan kepuasan pemustaka telah banyak dilakukan. Kajian yang dilakukan melalui survei terhadap akademisi di Perpustakaan The United Arab Emirat University/UAEU untuk mengukur persepsi dan penggunaan e-resources. Hasil analisis diketahui bahwa frekuensi penggunaan e-resources di kalangan mahasiswa di Universitas Uni Emirat Arab cukup rendah. Alasan menyitir mengurangi waktu karena membutuhkan konsentrasi mengajar, kurangnya kepedulian terhadap koleksi e-resources yang disediakan di Perpustakaan, komunikasi yang kurang efektif dan hambatan dalam bahasa (Ibrahim 2009).

Penelitian yang sama juga dilakukan Perpustakaan Tsinghua University, melibatkan dosen dan mahasiswa sebagai responden dalam menilai layanan perpustakaan, khususnya jasa e-resources dan layanan perpustakaan di Tsinghua University Library. Sebagian besar responden terpuaskan dengan sumber daya perpustakaan, layanan perpustakaan, manajemen, dan infrastruktur (Min 2010)

(39)

15

3

METODE PENELITIAN

Landasan Konseptual

[image:39.595.125.504.318.476.2]

Pengertian konseptual yang sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan untuk mengetahui penggunaan koleksi e-resources yang dilanggan Perpusnas dilakukan dengan pendekatan kuantitatif. Hasil dari penelitian ini nantinya merupakan suatu evaluasi terhadap penggunaan koleksi e-resources yang dilanggan Perpustakaan. Pada pendekatan kuantitatif, penelitian yang mengumpulkan data numerik penggunaan koleksi e-resources yang kemudian diuji dengan indikator kinerja yang dipilih sesuai standar ISO 11620 : 2014. Selanjutnya dilakukan analisis dan interprestasi terhadap hasil pengukuran untuk kemudian menghasilkan suatu saran dan rekomendasi rekomendasi hasil evaluasi pendayagunaan koleksi e-resources di Perpusnas. Hal tersebut seperti tertera dalam Gambar 1.

Gambar 1 Landasan konseptual penelitian

Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif di mana peneliti mengelola survei sampel atau seluruh populasi untuk menggambarkan sikap, pendapat, perilaku, atau karakteristik populasi (Creswell 2012).

Gambar 2 Tahapan penelitian pendayagunaan e-resources

Pengumpulan data : otomasi,

layanan, dan akuisisi

Standar ISO 11620 : 2014 -- Indikator kinerja

dokumen e-resources

Analisis dan Interprestasi

Saran dan Rekomendasi Pendekatan Kuantitatif

Mulai Populasi Pemustaka

Pengumpulan data

e-resources

Uji Indikator Kinerja ISO 11620:2014

Pengolahan dan analisis Interpretasi

[image:39.595.121.487.599.715.2]
(40)

16

Pada Gambar 2 disajikan tahapan yang dilakukan dalam penelitian. Penelitian dilakukan secara intensif melalui studi literatur, melakukan pengumpulan data, kemudian data yang terkumpul diolah dan dianalisis dengan menggunakan standar pengukuran indikator kinerja sesuai dengan ISO 11620: 2014. Hasil interprestasi data tersebut kemudian dituangkan dalam penulisan laporan yang memuat saran dan rekomendasi dari penelitian yang diadakan.

Penentuan indikator kerja berdasarkan pada aspek-aspek yang berkaitan dengan penggunaan koleksi e-resources yaitu koleksi, pemustaka, biaya, dan staf perpustakaan. Menurut (Alston 1995) dalam (Fajar 2004) menyebutkan ada enam kriteria yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan indikator kinerja yang sesuai di Perpustakaan, yaitu : (a) memenuhi kebutuhan informasi perpustakaan, (b) sahih dan dapat dipercaya dalam mengukur dengan cermat serta hindari hal-hal yang tak dapat diubah atau ditingkatkan, (c) praktis, mudah digunakan, (d) dapat memberikan gambaran secara keseluruhan tapi cukup ringkas digunakan, (e) dapat diinterprestasikan dan ditindaklanjuti oleh staf, (f) dapat dipertimbangkan. Pertimbangan penentuan indikator kinerja ini dapat memenuhi salah satu fungsi indikator kinerja yakni Membangun dasar bagi pengukuran, analisis, dan evaluasi kinerja organisasi.

Indikator kinerja Perpustakaan ISO 11620:2014 terdiri dari 54 indikator. Berdasarkan ke-empat aspek dan ke-enam pertimbangan indikator tesebut, dipilih enam indikator kinerja yang menjadi acuan penilaian evaluasi penggunaan koleksi e-resources di Perpusnas. Adapun komponen yang diukur dalam ISO 11620 : 2014(E) adalah sebagai berikut : sumber daya, akses, dan infrastruktur (resources, access, and infrastructure) ; penggunaan (uses) ; efisiensi (Effeciency); potensi dan pengembangan (potensials and development). Ada 6 indikator yang dipilih untuk menjadi standar pengukuran yang berkaitan dengan penelitian ini. Indikator kinerja ISO 11620:2014 yang berkenaan dengan dokumen elektronik di perpustakaan ini menjadi rujukan sesuai penelitian evaluasi pendayagunaan koleksi e-resources di Perpusnas, sebagai berikut (sesuai dengan Tabel 2) :

1. Persentase persediaan yang tidak digunakan (koleksi e-resources) 2. Jumlah Unduhan Unit konten per kapita

3. Jumlah pengunjung yang mengikuti e-resources training 4. Biaya pengadaan yang dikeluarkan untuk koleksi e-resources

5. Persentase pengeluaran atas penyediaan informasi untuk koleksi e-resources 6. Persentase staf perpustakaan yang menyediakan bimbingan pemakai untuk

koleksi e-resources

Populasi Pemustaka

Pada dasarnya yang menjadi obyek penelitian adalah anggota Perpusnas. Jumlah anggota Perpusnas saat ini mencapai 701.695 orang. Namun demikian yang obyek utama adalah data pemustaka yang menggunakan koleksi e-resources di Perpusnas yang terdokumentasi oleh sistem pada portal e-resources Perpusnas.

(41)
[image:41.595.99.514.78.771.2]

17

Tabel 2 Indikator kinerja perpustakaan berdasarkan ISO 11620: 2014

Komponen Indikator Kerja

Sumber daya, akses, dan

infrastruktr

1. Persentase persediaan koleksi e-resources yang tidak digunakan

(KE)

(ISO 11620 : 2014 [B.2.1.3.4.2]) Penggunaan 2. Jumlah Unduhan Unit konten per

kapita (KEU)

(ISO 11620 : 2014 [B.2.1.4]) 3. Jumlah pengunjung yang mengikuti

pelatihan e-resources (PET)

(ISO 11620 : 2014 [B.2.2.5]) Efisiensi 4. Biaya pengadaan yang dikeluarkan

untuk koleksi e-resources (Cost per downlad) (BE)

(ISO 11620 : 2014 [B.3.1.3]) Potensi dan

Pengembangan

5. Persentase pengeluaran atas penyediaan informasi untuk koleksi e-resources (PBE)

(ISO 11620 : 2014 [B.4.1.1]) 6. Persentase staf perpustakaan yang

menyediakan bimbingan pemakai untuk koleksi e-resources (PSET)

(ISO 11620 : 2014 [B.4.2.1])

Pengumpulan Data E-resources

Pengumpulan data dapat dipenuhi sesuai dengan kebutuhan yang digunakan dalam indikator kinerja perpustakaan yang tercantum pada standar ISO 11620 : 2014, khususnya pengukuran yang berkaitan dengan koleksi e-resources. Data statistik diperoleh langsung dari lapangan yang dimiliki oleh Bidang otomasi, Bidang layanan Umum, Pusat Jasa dan Informasi Perpustakaan, serta Bidang Akuisisi, Pusat Pengembangan Koleksi dan Pengolahan Bahan Pusataka. Secara rinci kebutuhan data dan sumber informasi untuk setiap indikator dapat ditunjukkan pada Tabel 3.

(42)
[image:42.595.96.479.109.593.2]

18

Tabel 3 Indikator kinerja perpustakaan berdasarkan ISO 11620: 2014

NO. INDIKATOR

KINERJA KEBUTUHAN DATA

SUMBER INFORMASI 1 Persentase persediaan yang tidak digunakan (koleksi e-resources)

Jumlah dokumen yang telah dilihat atau

didownload Data Bidang Otomasi dan Bidang Akuisisi Jumlah total item koleksi

e- resources selama kurun waktu tertentu

2 Jumlah Unduhan Konten per Kapita

Jumlah unduhan konten unit dari koleksi e-resources selama kurun waktu tertentu

Data Bidang Otomasi dan Provider populasi pemgguna

e-resources

3

Jumlah pemustaka yang mengikuti e-resources training

Jumlah kehadiran dari setiap sesi bimbingan

pemakai yang diadakan Bidang LKU dan Otomasi

Jumlah populasi pengguna yang dilayani

4

Biaya pengadaan yang dikeluarkan untuk koleksi e-resources (Cost per downlad)

Biaya dari setiap e-resources untuk jangka

waktu tertentu Bidang Akuisisi dan Provider Jumlah unduhan dari tiap

e-resources untuk jangka waktu tertentu

5

Persentase pengeluaran atas penyediaan informasi untuk koleksi e-resources

Total Pengeluaran untuk koleksi e-resources

Bidang Akuisisi Total pengeluaran untuk

penyediaan informasi 6 Persentase staf perpustakaan yang menyediakan bimbingan pemakai untuk koleksi e-resources

Jumlah staf perpustakaan yang terlibat dengan

koleksi e-resources Bagian Kepegawaian

Jumlah total staf Layanan dan Jasa perpustakaan

Uji dengan Indikator Kinerja ISO 11620 : 2014

(43)

19

Perhitungan nilai uji Indikator Kinerja ISO 11620 : 2014 yang digunakan untuk mengukur penggunaan koleksi e-resources di Perpustakaan Nasional

Indikator Persentase persediaan koleksi e-resources yang tidak digunakan (KE)

Berdasarkan penggunaan data yang diperoleh melalui vendors ataupun berasal dari pencatatan sistem. Hitung jumlah dokumen yang tercatat, baik hanya dilihat atau diunduh selama waktu tertentu. Hitung jumlah judul yang berbeda, bukan jumlah penggunaan.

Keterangan :

A = Jumlah dokumen yang telah dilihat atau diunduh B = Jumlah total item koleksi e-resources

Indikator Jumlah Unduhan Unit konten per kapita (KEU)

Untuk mengetahui koleksi e-resources yang diminati oleh pemustaka

Rumus:

Keterangan :

A = Jumlah unduhan konten unit dari koleksi e-resources selama kurun waktu tertentu

B = populasi pemustaka e-resources

Indikator Jumlah pemustaka yang mengikuti e-resources training (PET)

Jumlah pengunjung yang menghadiri bimbingan pemakai untuk koleksi e-resources dalam kurang waktu tertentu per 1000 dari populasi pemustaka yang dilayani.

Rumus:

Keterangan

A = Jumlah kehadiran dari setiap sesi bimbingan pemakai yang diadakan B = Jumlah populasi pengguna yang dilayani

Indikator Biaya Pengadaan Yang Dikeluarkan Untuk Koleksi E-Resources (BE)

Bertujuan untuk mengases biaya koleksi e-resources yang berhubungan

dengan jumlah unduhan dari sumber e-resources. Biaya-biaya dari tiap e-resources dibagi dengan jumlah unduhan koleksi e-resources selama kurun

(44)

20

Rumus :

Keterangan :

A = Biaya dari setiap e-resources untuk jangka waktu tertentu

B = Jumlah unduhan dari setiap e-resources selama jangka waktu tertentu

Indikator Persentase Pengeluaran Atas Penyediaan Informasi Untuk Koleksi E-Resources (PBE)

Persentase total pengeluaran perpustakaan atas penyediaan informasi untuk koleksi e-resources, termasuk pangkalan data, e-jurnal, dan dokumen digital. Rumus :

Keterangan:

A = Pengeluaran untuk koleksi e-resources

B = Total pengeluaran untuk penyediaan informasi

Indikator Persentase Staf Perpustakaan Yang Memberikan Pelatihan Bagi Pemustaka Untuk Koleksi E-Resources (PSET)

Indikator ini diterapkan untuk semua perpustakaan yang menyediakan layanan e-resources oleh staf perpustakaan. Jumlah staf perpustakaan penuh waktu “Full Time Equivalent” (FTE) yang terlibat dalam perencanaan, menjaga, menyediakan, dan mengembangkan layanan teknologi informasi serta secara teknis mengembangkan dan meningkatkan layanan elektronik perpustakaan, dibagi dengan total jumlah staf perpustakaan FTE.

 Jumlah staf (PTE) yang menyediakan dan mengembangkan layanan elektronik dihitung dengan menambahkan waktu yang dihabiskan oleh semua staf permanen dan temporer.

 Jumlah total staf perpustakaan (PTE) dihitung dengan menambahkan jumlah total staf perpustakaan (PTE) termasuk staf yang permanen dan temporer.

Rumus :

Keterangan

A = Jumlah staf perpustakaan yang terlibat dalam penyediaan dan pengembangan teknologi informasi dan atau layanan berbasis web

(45)

21

4

HASIL DAN PEMBAHASAN

Data Pemustaka Koleksi E-resources

Berdasarkan jenis keanggotaan Perpusnas, terdiri dari 4 kategori keanggotaan, yakni mahasiswa, pelajar, karyawan, dan umum. Dari profil pemustaka Perpusnas dapat diketahui kategori mahasiswa menduduki peringkat teratas (72.37%), dikuti kategori umum memperoleh 17.11%, kemudian kategori pelajar (9%), dan terakhir adalah kategori karyawan (1.51%) sesuai yang disajikan pada Gambar 3.

Gambar 3 Jumlah anggota Perpusnas Berdasarkan Jenis Anggota

[image:45.595.127.489.277.476.2]

Dari total anggota perpusnas, tidak semuanya menggunakan koleksi e-resources. Pada Tabel 4 disajikan bahwa kenaikan jumlah anggota Perpusnas yang mencapai hampir 50% tidak dikuti dengan kenaikan jumlah pemustaka resources. Sebaliknya, pada periode 2 tahun terakhir terlihat bahwa pemustaka e-resources Perpusnas mengalami penurunan 9.62% dari tahun sebelumnya.

Tabel 4 Tingkat pemustaka koleksi e-resources

Tahun Jumlah anggota Perpusnas

(orang)

Pemustaka koleksi e-resources

(orang)

Persentase

2014 405607 138959 34,26% 2015 701695 125598 17,90%

0 100000 200000 300000 400000 500000 600000

2011 2012 2013 2014 2015 Total

Ju

m

lah

An

g

g

o

ta

(o

ran

g

)

Tahun

(46)

22

Penurunan jumlah pemustaka e-resources ini disebabkan adanya permasalahan kegagalan pada saat login sistem aplikasi INLIS e-resources.

Pemustaka Koleksi E-Resources Kategori Keanggotaan

Pemustaka e-resources yang terbesar adalah mahasiswa (53.79%), Pelajar (3.02%), karyawan (1,69%), dan umum (28,04%). Dari dokumentasi sistem ada data yang tidak terisi sebanyak (30,60%) sesuai yang disajikan pada Gambar 4

Data pada bulan Januari sampai dengan Maret tahun 2014 untuk kategori keanggotaan belum dicantumkan dalam aplikasi e-resources. Hal ini yang menyebabkan meningkatnya data yang tidak terisi atau tidak diketahui jenis keanggotaannya sebesar 23% dari total data jenis keanggotaan.

[image:46.595.31.497.29.539.2]

Gambar 4 Pemustaka e-resources kategori keanggotaan

Hal lain menjadi alasan penggunaan koleksi e-resources adalah perluasan jangkauan layanannya. Mahasiswa dapat mengakses koleksi e-resources tidak hanya di perpustakaan saja namun dapat juga dilakukan di rumah ataupun lingkungan kampus. Pemustaka kategori mahasiswa di Perpusnas menempati posisi teratas dalam penggunaan koleksi e-resources. Salah satu faktor yang mempengaruhi penggunaan koleksi e-resources adalah tempat organisasi/bekerja dan pemberian tugas. Bagi kalangan civitas akademik, penggunaan koleksi e-resources paling sering digunakan, baik untuk melakukan tugas-tugas akademik atau menunjang kegiatan penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa dan dosen (Tenopir 2003).

0 20000 40000 60000 80000 100000

Mahasiswa Pelajar Karyawan Umum Tidak

diketahui

57304

3509 27

13988

64130 84844

4251 42

19077 17384

An

gg

o

ta

(o

rg}

Kategori anggota

(47)

23

Pemustaka Koleksi E-Resources Kategori Jenis Kelamin

[image:47.595.120.499.214.442.2]

Pada Gambar 5 disajikan pemustaka e-resources ditinjau dari jenis kelamin, jumlah pemustaka e-resources laki-laki mencapai 44.83% ; perempuan mencapai 54.99%, sementara data yang tidak terisi 0.18%. Berdasarkan dari gambar tersebut dapat diartikan bahwa pada dua periode terakhir memiliki kecenderungan yang sama, dimana jumlah pemustaka e-resources perempuan lebih banyak daripada laki-laki.

Gambar 5 Pemustaka e-resources kategori Jenis kelamin

Jenis kelamin menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi penggunaan koleksi e-resources, walaupun belum banyak bukti bahwa gender dapat mempengaruhi budaya penggunaan koleksi e-resources (Tenopir, 2003). Boleh jadi tingginya minat pemustaka e-resources perempuan di Perpusnas dikarenakan

Gambar

Tabel 1  Jenis koleksi Perpustakaan Nasional
Gambar 1  Landasan konseptual penelitian
Tabel 2   Indikator kinerja perpustakaan berdasarkan ISO 11620: 2014
Tabel 3  Indikator kinerja perpustakaan berdasarkan ISO 11620: 2014
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian, produk olesan dari margarin dan cokelat tabur yang dihasilkan memiliki kadar gizi yang baik serta diharapkan dapat memberikan inovasi baru

Diantara periode waktu tertentu, beberapa kali pembakaran terjadi saat mesin berputar pada kecepatan rendah adalah sedikit dan bila putaran mesin tinggi maka akan banyak.

Tujuan analisis adalah untuk memperoleh sekuensi perubahan parameter termohidrolika reaktor akibat kecelakaan dimana hasil analisis yang diperoleh divalidasi dan

Internet of Things (IoT) dan big data contohnya dimana AI dapat diimplementasikan, teknologi yang telah banyak diadopsi di era industri 4.0 ini mampu

Hasil penelitian menghasilkan kesimpulan, pertama, sikap terhadap ketidakpatuhan berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap niat untuk tidak patuh terhadap

Buku “Aku Cinta Bahasa Arab Madrasah Ibtidaiyah Kelas V” Penerbit: Tiga Serangkai adalah salah satu buku yang digunakan sekolah-sekolah Madrasah Ibtidaiyah

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi oksidasi dari ekstrak kurkumin dan potensinya dalam curing daging itik afkir terhadap akseptabilitas dan

Bila node yang memiliki fungsi quorum disk tersebut tidak bekerja sebagai mana mestinya, maka node lain yang masih bekerja akan berebut untuk mengambil alih device (quorum disk