• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sumber Ketidakpastian Estimasi dan Pertimbangan yang Penting

3. Sources of Estimation Uncertainty and

Critical Judgements

Penyusunan laporan keuangan Perusahaan mengharuskan manajemen untuk membuat pertimbangan, estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah yang dilaporkan dari pendapatan, beban, aset dan liabilitas, dan pengungkapan atas liabilitas kontijensi pada akhir periode pelaporan.

Ketidakpastian mengenai asumsi dan estimasi tersebut dapat mengakibatkan penyesuaian material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas dalam periode pelaporan berikutnya.

The preparation of the Company’s financial statements requires management to make judgements, estimates and assumptions that affect the reported amounts of revenues, expenses, assets and liabilities, and the disclosure of contingent liabilities, at the end of the reporting period.

Uncertainty about these assumptions and estimates could result in outcomes that require a material adjustment to the carrying amount of the asset and liability affected in future periods

a. Pertimbangan a. Judgements

Pertimbangan berikut ini dibuat oleh manajemen dalam rangka penerapan kebijakan akuntansi Perusahaan yang memiliki pengaruh paling signifikan atas jumlah yang diakui dalam laporan keuangan:

The following judgements are made by management in the process of applying the Company’s accounting policies that have the most significant effects on the amounts recognized in the financial statements:

Klasifikasi Aset dan Liabilitas Keuangan Classification of Financial Assets and Financial Liabilities

Perusahaan menetapkan klasifikasi atas aset dan liabilitas tertentu sebagai aset keuangan dan liabilitas keuangan dengan mempertimbangkan bila definisi yang ditetapkan PSAK 55 (Revisi 2014) dipenuhi. Dengan demikian, aset keuangan dan

The Company determines the classifications of certain assets and liabilities as financial assets and financial liabilities by judging if

they meet the definition set forth in PSAK 55 (Revised 2014). Accordingly, the financial

liabilitas keuangan diakui sesuai dengan kebijakan akuntansi Perusahaan seperti diungkapkan pada Catatan 2.e.

for in accordance with the Company’s accounting policies disclosed in Note 2.e.

Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Piutang Reasuransi dan Piutang Retrosesi

Allowance for Impairment Loss of Reinsurance Receivables and Retrocession Receivables

Perusahaan mengevaluasi akun tertentu

jika terdapat informasi bahwa pihak ceding dan atau pihak retrosesi yang

bersangkutan tidak dapat memenuhi

liabilitas keuangannya. Dalam hal tersebut, Perusahaan mempertimbangkan,

berdasarkan fakta dan situasi yang tersedia, termasuk namun tidak terbatas pada, jangka waktu hubungan dengan pelanggan dan faktor pasar yang telah diketahui, untuk mencatat provisi spesifik atas jumlah piutang reasuransi dan piutang retrosesi guna mengurangi jumlah piutang yang diharapkan dapat diterima oleh Perusahaan. Provisi spesifik ini dievaluasi kembali dan disesuaikan jika tambahan informasi yang diterima mempengaruhi jumlah cadangan kerugian penurunan nilai piutang reasuransi dan piutang retrosesi.

The Company evaluates specific accounts where it has information that certain ceding and or retrocession are unable to meet their financial obligations. In these cases, the Company uses judgment, based on the best available facts and circumstances, including but not limited to, the length of its relationship with the customer and known market factors, to record specific provisions for reinsurance receivables and retrocession receivables against amounts due to reduce its receivable amounts that the Company expects to collect. These specific provisions are re-evaluated and adjusted as additional information received affects the amounts of allowance for impairment loss of reinsurance receivables and retrocession receivables.

Nilai tercatat dari piutang reasuransi dan piutang retrosesi Perusahaan sebelum cadangan kerugian penurunan nilai pada tanggal 31 Desember 2019 adalah masing-masing sebesar Rp949.948.836.137 dan Rp12.699.595.650 (2018: masing-masing sebesar Rp753.673.692.440 dan Rp166.684.863.104). Penjelasan lebih lanjut diungkapkan dalam Catatan 5 dan 6.

The carrying amount of the Company’s

reinsurance receivables and due from retrocession before allowance for impairment loss as of December 31, 2019 amounted Rp949,948,836,137 and

Rp12,699,595,650, respectively (2018: Rp753,673,692,440 and Rp166,684,863,104, respectively). Further details are discussed in Notes 5 and 6.

Pajak Penghasilan Income Tax

Pertimbangan signifikan dilakukan dalam menentukan provisi atas pajak penghasilan badan. Terdapat transaksi dan perhitungan tertentu yang penentuan pajak akhirnya adalah tidak pasti sepanjang kegiatan usaha normal. Perusahaan mengakui liabilitas atas pajak penghasilan badan berdasarkan estimasi apakah akan terdapat tambahan pajak penghasilan badan. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 25.c.

Significant judgement is involved in determining the provision for corporate income tax. There are certain transactions and computation for which the ultimate tax determination is uncertain during the ordinary course of business. The Company recognizes liabilities for expected corporate income tax issues based on estimates of whether additional corporate income tax will be due. Further details are disclosed in Note 25.c.

b. Estimasi dan Asumsi Akuntansi b. Accounting Estimates and Assumptions

Asumsi utama masa depan dan sumber utama estimasi ketidakpastian lain pada tanggal pelaporan yang memiliki risiko signifikan bagi penyesuaian yang material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas untuk tahun berikutnya diungkapkan di bawah ini.

The key assumptions concerning the future and other key sources of estimation uncertainty at the reporting date that have a significant risk of causing a material adjustment to the carrying amounts of assets and liabilities within the next financial year are disclosed below.

Nilai Wajar Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan

Fair Value of Financial Assets and Liabilities Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia

mensyaratkan pengukuran aset keuangan dan liabilitas keuangan tertentu pada nilai wajarnya, dan penyajian ini mengharuskan penggunaan estimasi. Komponen pengukuran nilai wajar yang signifikan ditentukan berdasarkan bukti-bukti objektif yang dapat diverifikasi (seperti nilai tukar, suku bunga), sedangkan saat dan besaran perubahan nilai wajar dapat menjadi berbeda karena penggunaan metode penilaian yang berbeda.

Indonesian Financial Accounting Standards require measurement of certain financial assets and liabilities at fair values, and the disclosure requires the use of estimates. Significant component of fair value measurement is determined based on verifiable objective evidence (i.e. foreign exchange rate, interest rate), while timing and amount of changes in fair value might differ user due to different valuation method used.

Nilai wajar aset keuangan dan liabilitas keuangan diungkapkan pada Catatan 46.c.

The fair value of financial assets and liabilities are disclosed in Note 46.c.

Estimasi Klaim Retensi Sendiri dan Premi yang Belum Merupakan Pendapatan

Estimated Own Retention Claims and Unearned Premiums

Perusahaan mencatat estimasi klaim yang sudah terjadi namun belum dilaporkan dan pendapatan premi yang belum diakui berdasarkan metode perhitungan tertentu yang berlaku umum di Indonesia. Asumsi utama yang mendasari metode tersebut adalah pengalaman klaim masa lalu. Estimasi klaim yang sudah terjadi namun belum dilaporkan merupakan bagian atas estimasi klaim retensi sendiri.

The Company records estimated of incurred but not reported and unearned premiums based on a certain calculation method which generally applied in Indonesia. The main assumption underlying this method is the Company’s past claim experience. Estimated of incurred but not reported is part of estimated claim for self-retention.

Hasil aktual yang berbeda dari hasil perhitungan akan dibebankan ke laba rugi tahun berjalan. Sementara Perusahaan berkeyakinan bahwa hasil perhitungan tersebut adalah wajar dan sesuai, perbedaan signifikan pada hasil aktual akan dapat mempengaruhi secara material estimasi klaim retensi sendiri dan

pendapatan premi yang belum diakui. Nilai tercatat atas estimasi klaim retensi sendiri dan pendapatan premi yang belum diakui Perusahaan pada

tanggal 31 Desember 2019 masing-masing sebesar Rp705.811.552.145 dan Rp1.023.044.637.682 (2018: masing-masing sebesar Rp553.741.085.510 dan Rp909.985.408.594). Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 21.

Actual results that differ from the Company’s calculation’s result will be charged to profit or loss for the year. While the Company believes that its calculation results are reasonable and appropriate, significant differences in the actual results may materially affect its estimated own retention claim and unearned premiums. The carrying amount of the Company’s liabilities for estimated claim for own-retention and unearned premiums as of December 31, 2019 amounted to Rp705,811,552,145 and Rp1,023,044,637,682, respectively (2018: Rp553,741,085,510 and Rp909,985,408,594 respectively). Further details are discussed in Note 21.

Pengujian Kecukupan Liabilitas Liability Adequacy Test Pada tanggal pelaporan, keseluruhan

jumlah aset dan liabilitas asuransi yang dicatat telah dilakukan pengujian kecukupan liabilitas dan Direksi meyakini bahwa jumlah tersebut adalah memadai.

As of the reporting date, all insurance assets and liabilities have been estimated and the Directors believe that the amount recorded are adequate.

Estimasi Umur Manfaat Aset Tetap Estimated Useful Lives of Fixed Assets Perusahaan melakukan penelahaan berkala

atas masa manfaat ekonomis aset tetap berdasarkan faktor-faktor seperti kondisi teknis dan perkembangan teknologi di masa depan. Hasil operasi di masa depan akan dipengaruhi secara material atas perubahan estimasi ini yang diakibatkan oleh perubahan faktor yang telah disebutkan di atas (Nilai tercatat aset tetap disajikan dalam Catatan 18).

The Company reviews periodically the estimated useful lives of fixed assets based on factors such as technical specification and future technological developments. Future results of operations could be materially affected by changes in these estimates brought about by changes in the factors mentioned (Carrying amount of fixed assets is presented in Note 18).

Imbalan Kerja Post-Employment Benefits

Nilai kini liabilitas imbalan pascakerja tergantung pada beberapa faktor yang ditentukan dengan dasar aktuarial berdasarkan beberapa asumsi. Asumsi yang digunakan untuk menentukan biaya (penghasilan) pensiun neto mencakup tingkat diskonto. Perubahan asumsi ini akan mempengaruhi jumlah tercatat imbalan pascakerja.

The present value of the post-employment benefits obligations depends on a number of factors that are determined on an actuarial basis using a number of assumptions. The assumptions used in determining the net cost (income) for pensions include the discount rate. Any changes in these assumptions will impact the carrying amount of post employment benefits obligations.

Perusahaan menentukan tingkat diskonto yang sesuai pada akhir periode pelaporan, yakni tingkat suku bunga yang harus digunakan untuk menentukan nilai kini arus kas keluar masa depan estimasian yang diharapkan untuk menyelesaikan liabilitas.

Dalam menentukan tingkat suku bunga yang sesuai, Perusahaan

mempertimbangkan tingkat suku bunga obligasi pemerintah yang didenominasikan dalam mata uang imbalan akan dibayar dan memiliki jangka waktu yang serupa dengan jangka waktu liabilitas yang terkait.

The Company determines the appropriate discount rate at the end of each reporting period. This is the interest rate that should be used to determine the present value of estimated future cash outflows expected to be required to settle the obligations. In determining the appropriate discount rate, the Company considers the interest rates of government bonds that are denominated in the currency in which the benefits will be paid and that have terms to maturity approximating the terms of the related obligation.

Asumsi kunci liabilitas imbalan pascakerja sebagian ditentukan berdasarkan kondisi pasar saat ini. Informasi tambahan diungkapkan pada Catatan 26.

Other key assumptions for post-employment benefit obligations are based in part on current market conditions. Additional information is disclosed in Note 26.

4. Kas dan Bank 4. Cash on Hand and in Banks

2019 2018

Rp Rp

Kas/ Cash on Hand 40,000,000 35,000,000

Bank/ Cash in Banks

Rupiah/Rupiah

PT Bank Mega Syariah 1,272,157,472 1,655,025,665

PT Bank Danamon Indonesia Tbk 839,773,900 3,092,700,313

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 327,747,374 183,688,223

PT Bank BNI Syariah 284,090,908 73,698,949

PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk 234,857,547 168,347,345

PT Bank Central Asia Tbk 147,399,674 52,252,120

PT Bank CIMB Niaga Tbk 145,038,545 1,674,822,582

PT Bank Permata Tbk 80,450,106 80,949,898

--2019 2018

Rp Rp

Dolar Amerika Serikat/United States Dollar PT Bank CIMB Niaga Tbk

(2019: USD76,509.90; 2018: USD49,392.78) 1,063,564,885 715,256,847

PT Bank Danamon Indonesia Tbk

(2019: USD62,322.39; 2018: USD63,494.21) 866,344,167 919,459,655

PT Bank BNI Syariah

(2019: USD12,725.13; 2018: USD11,150.90) 176,892,159 161,476,183

PT Bank Mega Syariah

(2019: USD3,621.77.; 2018: USD3,744.64) 50,346,261 54,226,132

Yuan Cina/Chinese Yuan Bank of China Limited

(2019: CNY13,622,650.76; 2018: Nihil/Nil ) 27,120,518,039

--Sub Total 32,610,163,717 8,831,903,912

Total 32,650,163,717 8,866,903,912

Saldo kas dan bank pada 31 Desember 2019 dan 2018, pada Unit Bisnis Syariah masing-masing

adalah sebesar Rp1.793.486.800 dan Rp1.954.426.929 (Catatan 45).

As of December 31, 2019 and 2018, cash on hand and cash in bank in Sharia Business Unit amounted to Rp1,793,486,800 and Rp1,954,426,929, respectively (Note 45).

Saldo bank pada PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk merupakan bank penampungan untuk bisnis asuransi dengan PT Allianz Life Indonesia.

Balance of cash in bank in PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk represents bank reserved for insurance business with PT Allianz Life Indonesia.

5. Piutang Reasuransi 5. Reinsurance Receivables

2019 2018

Rp Rp

PT Prudential Life Assurance 184,416,973,112 118,225,305,044

PT FWD Life Indonesia 110,186,684,827 72,076,647,162

PT Generali Indonesia Life Assurance 105,807,367,941 76,092,013,954

PT Asuransi FPG Indonesia 69,076,554,297 66,058,729,678

PT Commonwealth Life 65,329,907,723 47,314,731,075

PT AIA Financial 56,671,552,474 20,382,966,524

PT Sequis Life 47,296,735,023 61,942,074,906

PT Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912 32,318,896,744 34,252,561,158

PT Avrist Assurance 28,088,099,503 11,552,254,387

PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia 26,384,743,436 4,181,061,410

PT Asuransi BRI Life 18,946,506,562 4,550,509,114

PT PFI Mega Life Insurance 14,129,505,865 1,998,518,254

PT AON Indonesia 12,729,598,882 7,373,136,392

PT Asuransi Simas Jiwa 11,154,007,366 11,154,007,366

Willis Towers Watson Brokers (Singapore) Pte Ltd 10,908,720,410 16,134,008,842

Lain-lain/Others 156,502,981,972 200,385,167,174

Sub Total 949,948,836,137 753,673,692,440

Dikurangi: Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Piutang/

Less: Allowance for Impairment Loss of Receivables (9,897,323,840) (7,808,091,600)

--

Saldo piutang reasuransi pada 31 Desember 2019 dan 2018 berdasarkan jenis asuransi:

Reinsurance receivables balances as of December 31, 2019 and 2018 based on type of insurance:

2019 2018

Rp Rp

Jiwa 779,202,592,600 574,067,764,271 Life

Umum 170,746,243,537 179,605,928,169 General

Sub Total 949,948,836,137 753,673,692,440 Sub Total

Dikurangi: Cadangan Kerugian Less: Allowance for Impairment

Penurunan Nilai Piutang (9,897,323,840) (7,808,091,600) Loss of Receivables

Total 940,051,512,297 745,865,600,840 Total

Saldo piutang reasuransi pada 31 Desember 2019 dan 2018 dalam valuta asing sebesar:

Reinsurance receivables balances as of December 31, 2019 and 2018 in foreign currencies

are as follows:

2019 2018

Rp Rp

(2019: USD5,755,176.90 (2019:USD5,755,176.90;

EUR13,059.30 dan mata uang asing EUR13,059.30 and in other foreign

lainnya ekuivalen Rp1.494.242.232; currencies equivalent to Rp1,494,242,232;

2018: USD6.123.384,66; 2018:USD6,123,384.66;

EUR80,048.82 dan mata uang asing EUR80,048.82 and in other foreign

lainnya ekuivalen Rp2.842.988.713) 81,700,589,607 92,841,310,421 currencies equivalent to Rp2,842,988,713)

Total 81,700,589,607 92,841,310,421 Total

Analisa umur piutang reasuransi adalah sebagai berikut:

The aging schedule of reinsurance receivables is as follows:

2019 2018

Rp Rp

Belum Jatuh Tempo 514,818,149,600 476,080,940,405 Not Yet Due

Lewat Jatuh Tempo Past Due

Tidak lebih dari 30 hari 19,628,263,316 6,504,358,039 Not more than 30 days

31 - 60 hari 149,536,326,685 48,204,178,912 31 - 60 days

61 - 90 hari 11,571,502,401 11,393,578,773 61 - 90 days

Lebih dari 90 hari 254,394,594,135 211,490,636,311 Over 90 days

Sub Total 949,948,836,137 753,673,692,440 Sub Total

Dikurangi: Cadangan Kerugian Less: Allowance for Impairment

Penurunan Nilai Piutang (9,897,323,840) (7,808,091,600) Loss of Receivables

Total 940,051,512,297 745,865,600,840 Total

Saldo piutang reasuransi pada 31 Desember 2019 dan 2018, pada Unit Bisnis Syariah masing-masing adalah sebesar Rp39.399.842.902 dan Rp29.942.306.633 (Catatan 45).

As of December 31, 2019 and 2018, reinsurance receivables in Sharia Business Unit amounted to Rp39,399,842,902 and Rp29,942,306,633, respectively (Note 45).

Pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018, piutang reasuransi-bruto diperkenankan merupakan piutang reasuransi-bruto berumur kurang dari 60 hari masing-masing sebesar Rp683.982.739.601 (konvensional: Rp663.171.508.454 dan unit bisnis syariah: Rp20.811.231.147) dan Rp530.789.477.356 (konvensional: Rp507.621.046.938 dan unit bisnis syariah: Rp23.168.430.418).

As of December 31, 2019 and 2018, admitted reinsurance receivables-gross is reinsurance

receivables-gross less than 60 days amounted to Rp683,982,739,601 (conventional:

Rp663,171,508,454 and sharia business unit: Rp20,811,231,147) and Rp530,789,477,356 (conventional: Rp507,621,046,938 and sharia business unit: Rp23,168,430,418), respectively.

Perubahan cadangan kerugian penurunan nilai piutang adalah sebagai berikut:

The movement of allowance for impairment loss of receivables is as follows:

2019 2018

Rp Rp

Saldo Awal Tahun 7,808,091,600 3,239,100,453 Beginning Balance

Penambahan 2,089,232,240 4,568,991,147 Addition

Saldo Akhir Tahun 9,897,323,840 7,808,091,600 Ending Balance

Manajemen berpendapat bahwa jumlah cadangan kerugian penurunan nilai yang dibentuk adalah cukup untuk menutup kemungkinan kerugian penurunan nilai dan tidak tertagihnya piutang reasuransi.

The management believes that the allowance for impairment loss is sufficient to cover possible losses from the impairment of receivables and uncollectible reinsurance receivables.

6. Piutang Retrosesi – Pihak Ketiga 6. Retrocession Receivables – Third Parties

2019 2018

Rp Rp

Dalam Negeri/Domestic

PT Asiare Binajasa 1,807,402,999 1,100,284,230

PT Reasuransi Indonesia Utama (Persero) 34,030,874 --

PT Reasuransi Nasional Indonesia 5,878,043 18,078,859,693

PT Tugu Reasuransi Indonesia 1,223,266 793,583,063

Sub Total 1,848,535,182 19,972,726,986

Luar Negeri/Overseas

Partner Reisurance Company Ltd 2,746,701,048 --

Willis Towers Watson Broker (Singapore), Pte. Ltd 2,465,843,613 --

The TOA Reinsurance Company Limited, Japan 1,707,563,725 13,221,699,189

Axa Financial Services Singapore Pte. Ltd. 196,688,811 1,871,405,508

Reinsurance Group of America Inc. -- 128,365,251,612

Lain-lain/Others 3,734,263,271 3,253,779,809

Dikurangi: Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Piutang/

Less: Allowance for Impairment Loss of Receivables (1,472,584,180) (1,472,584,180)

Sub Total 9,378,476,288 145,239,551,938

Total - Neto/Net 11,227,011,470 165,212,278,924

Saldo piutang retrosesi pada 31 Desember 2019 dan 2018 berdasarkan jenis asuransi:

Retrocession receivable balance as of December 31, 2019 and 2018 based on type of insurance:

2019 2018

Rp Rp

Jiwa 5,643,550,338 162,722,684,827 Life

Umum 7,056,045,312 3,962,178,277 General

Sub Total 12,699,595,650 166,684,863,104 Sub Total

Dikurangi: Cadangan Kerugian Less: Allowance for Impairment

Penurunan Nilai Piutang (1,472,584,180) (1,472,584,180) Loss of Receivables

Saldo piutang retrosesi pada 31 Desember 2019 dan 2018 berdasarkan dalam valuta asing sebesar:

Retrocession receivables balance as of December 31, 2019 and 2018 recorded in foreign

currency are:

2019 2018

Rp Rp

Dalam Negeri Domestic

(2019: USD77,037.53; (2019: USD77,037.53;

2018: USD72,302.97) 1,070,899,475 1,047,019,309 2018: USD72,302.97)

Luar Negeri Overseas

(2019: USD198,580.62; (2019: USD198,580.62;

2018: USD40,865.77) 2,760,471,184 591,777,215 2018: USD40,865.77)

Total 3,831,370,659 1,638,796,524 Total

Analisa umur piutang retrosesi adalah sebagai berikut:

The aging schedule of retrocession receivables is as follows:

2019 2018

Rp Rp

Belum Jatuh Tempo 95,236,683 110,409,953,646 Not Yet Due

Lewat Jatuh Tempo Past Due

0 - 30 hari 57,714,188 4,432,288,907 0 - 30 days

31 - 60 hari 1,992,050,553 46,392,945,174 31 - 60 days

61 - 90 hari -- -- 61 - 90 days

Lebih dari 90 hari 10,554,594,226 5,449,675,377 Over 90 days

Sub Total 12,699,595,650 166,684,863,104 Sub Total

Dikurangi: Cadangan Kerugian Less: Allowance for Impairment

Penurunan Nilai Piutang (1,472,584,180) (1,472,584,180) Loss of Receivables

Total 11,227,011,470 165,212,278,924 Total

Perubahan cadangan kerugian penurunan nilai piutang adalah sebagai berikut:

The movement of allowance for impairment loss of receivables is as follows:

2019 2018

Rp Rp

Saldo Awal Tahun 1,472,584,180 672,814,049 Beginning Balance

Penyisihan Penurunan Nilai Piutang -- 799,770,131 Allowance for Impairment of Receivables

Saldo Akhir Tahun 1,472,584,180 1,472,584,180 Ending Balance

Saldo piutang retrosesi pada 31 Desember 2019 dan 2018, pada Unit Bisnis Syariah masing-masing

adalah sebesar Rp1.807.402.999 dan Rp1.100.284.229 (Catatan 45).

As of December 31, 2019 and 2018, retrocession receivables in Sharia Business Unit amounted to Rp1,807,402,999 and Rp1,100,284,229, respectively (Note 45).

Pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018, piutang retrosesi-bruto diperkenankan merupakan piutang retrosesi-bruto berumur kurang dari 60 hari masing-masing sebesar Rp2.145.001.424 (konvensional: Rp337.598.425 dan unit bisnis syariah: Rp1.807.402.999) dan Rp161.235.187.727 (konvensional: Rp 160.134.903.498 dan unit bisnis syariah: Rp1.100.284.229).

As of Desember 31, 2019 and 2018, admitted retrocession receivables-gross is retrocession

receivables-gross less than 60 days amounted to Rp2,145,001,424 (conventional:

Rp337,598,425 and sharia business unit: Rp1,807,402,999) and Rp161,235,187,727 (conventional: Rp160,134,903,498 and sharia business unit: Rp1,100,284,229), respectively. Manajemen berpendapat bahwa jumlah cadangan

kerugian penurunan nilai yang dibentuk adalah cukup untuk menutup kemungkinan kerugian penurunan nilai dan tidak tertagihnya piutang retrosesi.

The management believes that the allowance for impairment loss is sufficient to cover possible losses from the impairment of receivables and uncollectible retrocession receivables.