• Tidak ada hasil yang ditemukan

menyebabkan kesenjangan hubungan individu perempuan dalam hubungannya dengan masyarakat pada umumnya. Karenanya, perempuan di Nias Barat mengalami ketidaksadaran, ketertinggalan dalam persaingan kepemimpinan secara terstruktur dalam bidang politik, sosial budaya dan ekonomi.

penelitian ini adalah perempuan yang telah mengalami proses dalam memaknai budaya lakhömi. Sesuai yang disampaikan oleh Polkinghorne (1989), peneliti fenomenologi sebaiknya mewawancarai 5-25 individu yang telah mengalami fenomena.120 Pada penelitian ini, peneliti pengambilan data primer melalui wawancara dengan 5-10 orang. Dengan rincian sumber data, yakni: 1 orang informan ahli (dalam hal ini informan yang memiliki pengetahuan mendalam terkait dengan pemaknaan lakhömi di Nias Barat), 1 orang tokoh adat (dalam hal ini pimpinan adat yang sangat memahami proses pemaknaan lakhömi di Nias Barat), 1 orang tokoh perempuan (dalam hal ini, tokoh perempuan yang memiliki pengetahuan berkaitan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneiti), dan 7 orang perempuan yang telah mengalami pemaknaan lakhömi. Hasil wawancara dengan para partisipan kemudian menjadi hasil dari data primer.

2) Data Sekunder

Data sekunder atau sumber data kedua adalah sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen.121 Studi referensi melalui data-data yang ditemukan dalam dokumen di tempat penelitian merupakan salah satu cara yang dapat ditempuh. Data yang dimaksudkan berkenaan dengan aturan yang ditetapkan dalam masayarakat yang melibatkan semua komponen pimpinan adat, jurnal harian peneliti dan hal penting lain yang

120 Jhon W. Creswell, Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed,109.

121 Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R &D, 225.

berupa catatan-catatan tambahan yang merupakan sumber data sekunder yang bisa dimanfaatkan untuk mendukung data primer.

4. Teknik, pengumpulan, keabsahan dan analisis Data a. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.122 Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu melalui teknik wawancara.

Wawancara merupakan percakapan tanya jawab diantara dua orang yang dikonstruksikan sehingga diperoleh data dan informasi.123 Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik wawancara secara mendalam (in depth interview). Jenis wawancara ini melibatkan satu proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan partisipan atau orang yang diwawancarai.124 Tujuan wawancara mendalam bukanlah hanya dilakukan untuk menguji hipotesis, tetapi minat untuk memahami pengalaman hidup orang lain dan makna yang mereka dapatkan dari pengalaman itu. Wawancara dalam penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh data-data mengenai; 1) struktur dan esensi pengalaman perempuan dalam memaknai lakhömi, dan 2) makna apa yang didapat

122 Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R &D, 224.

123 Kristin G, Esterberg, Qualitative Methods ins Social Research, Mc Graw Hill, New York, 2002, 95.

124 M. Hariwijaya, Metodologi dan teknik penulisan skripsi, tesis, dandisertasi, Yogyakarta:

Elmatera Publishing, 2007, 73-74.

dari struktur dan esensi pengalaman dalam memaknai budaya.

Wawancara mendalam adalah cara pengumpulan data yang dianjurkan dalam penelitian fenomenologi.125

b. Langkah-langkah pengumpulan data

Langkah-langkah wawancara, yang hendak peneliti gunakan mengacu pada langkah wawancara yag diuraikan Sugiyono yaitu:126 (1) menetapkan kepada siapa wawancara itu akan dilakukan, (2) menyiapkan pokok-pokok masalah yang akan menjadi bahan pembicaraan, (3) mengawali atau membuka alur wawancara, (4)melangsungkan alur wawancara, (5) mengkonfirmasikan ikhtisar hasil wawancara dan mengakhirinya, (6) menuliskan hasil wawancara ke dalam catatan lapangan, dan (7) mengidentifikasi tindakan hasil wawancara yang telah diperoleh.

Berdasarkan langkah tersebut maka, tata cara sebelum peneliti dapat melakukan wawancara yaitu, dengan melakukan perizinan dengan lembaga terkait.

a) Pertama, peneliti melakukan perizinan kepada lembaga pemerintah dan tokoh adat di Nias Barat.

b) Kedua, setelah lembaga pemerintah dan tokoh adat Nias Barat memberikan izin kemudian peneliti akan melanjutkan penelitian.

c) Ketiga, peneliti izin kepada tokoh perempuan dan narasumber perempuan yang telah mengalami proses memaknai lakhömi untuk

125 Jhon W. Creswell, Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed, 224.

126 Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R &D, 322.

diperbolehkan melakukan penelitian.

d) Keempat, peneliti berdiskusi dengan tokoh perempuan di Nias Barat terkait siapa yang dapat dijadikan partisipan dalam penelitian ini.

Setelah peneliti mendapatkan calon pastisipan yang diwawancara e) Kelima, tahap Selanjutnya yaitu peneliti mendekati secara individual

untuk menjelaskan maksud dan tujuan penelitian. Kemudian, peneliti meminta persetujuan mereka untuk terlibat dalam penelitian ini. Jika mereka menyetujui, wawancara dilakukan berdasarkan waktu dan tempat yang telah ditentukan oleh partisipan.

f) Proses wawancara dengan perempuan dilakukan secara bergantian oleh peneliti. Narasumber diberikan beberapa pertanyaan semi struktur yang sudah ada dalam protokol wawancara. Wawancara dilakukan secara mendalam sehingga diharapkan segala struktur dan esensi pengalaman yang diperoleh dalam memaknai lakhömi tersebut dapat disampaikan oleh narasumber dalam kegiatan wawancara ini.

Topik penelitian ini semi sensitif sehingga kemungkinan adanya manipulasi data dari partisipan. Proses wawancara dilakukan untuk mendapatkan makna dari struktur dan esensi pengalaman partisipan setelah mengalami proses pemaknaan lakhömi.

c. Instrumen Pengumpulan Data

Dalam penelitian kualitatif yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti sebagai instrumen utama. Peneliti kualitatif sebagai human instrument berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih partisipan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data,

menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya.127 Peneliti sebagai instrumen atau alat penelitian karena mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: 128

1) Peneliti sebagai alat peka dan dapat bereaksi terhadap segala stimulus dari lingkungan yang harus diperkirakan bermakna atau tidak bagi penelitian,

2) Peneliti sebagai alat dapat menyesuaikan diri terhadap semua aspek keadaan dan dapat mengumpulkan aneka ragam data sekaligus,

3) Tiap situasi merupakan keseluruhan artinya tidak ada suatu instrumen berupa test atau angket yang dapat menangkap keseluruhan situasi kecuali manusia

4) Suatu situasi yang melibatkan interaksi manusia tidak dapat dipahami dengan pengetahuan semata dan untuk memahaminya, kita perlu sering merasakannya, menyelaminya berdasarkan pengetahuan kita, 5) Peneliti sebagai instrumen dapat segera menganalisis data yang

diperoleh. Ia dapat menafsirkannya, melahirkan kesimpulan sementara dengan segera untuk menentukan arah pengamatan, untuk menguji hipotesis yang timbul seketika,

6) Hanya manusia sebagai instrumen dapat mengambil kesimpulan berdasarkan data yang dikumpulkan pada suatu saat dan menggunakan segera sebagai balikan untuk memperoleh penegasan, perubahan, perbaikan atau perlakuan.

127 Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R &D, 306.

128 Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R &D, 308.

d. Keabsahan Data

Keabsahan data atau kredibilitas data adalah upaya meningkatkan drajat kebenaran data dengan memastikan data itu absah dan berkualitas.

Ada berbagai teknik untuk melakukan pemeriksaan keabsahan data.

Dalam penelitian ini, terdapat empat kriteria trustworthiness, yakni credibility, dependibility, transferability, dan confirmability (Denzin &

Lincoln, 1994).129 Pertama, yaitu credibility. Credibilit adalah cara yang dilakukan melalui triangulasi data. Triangulasi merupakan pengecekan yang dilakukan terhadap berbagai sumber dengan berbagai waktu dan berbagai cara.130

Menurut Denzin (1978) teknik triangulasi dapat dibagi menjadi empat macam, yaitu triangulasi sumber, triangulasi metode, triangulasi penyidik dan teori.131 Menurut Patton (1987), peneliti menggunakan triangulasi sumber, yaitu dengan mengecek kembali dan membandingkan drajat kepercayaan dari informasi yang di dapat pada waktu yang berbeda dan alat yang berbeda.132 Triangulasi juga dapat dilakukan dengan meninjau kembali data dengan jurnal peneliti (sumber data sekunder).

Cara peneliti melakukan triangulasi data, berdasarkan penjelasan Moleong bahwa triangulasi dengan sumber dapat dilakukan dengan mengadakan:

1) Member Check.

129 Denzin dan Lincoln (ed), Hand Book of Qualitative Research, Sage Publication. Thousan oaks, London. 1994, 236-237.

130 Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R &D, 310.

131 Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif, 330.

132 Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif, 330.

Member check peneliti melakukan pengecekan data wawancara dengan partisipan tentang struktur dan esensi pengalaman perempuan dalam memaknai lakhömi. Dalam penelitian ini proses member check dilakukan dengan cara melihat hasil wawancara dengan partisipan dan mengecek apakah hasil transkrip sesuai dengan yang dikatakan oleh peneliti atau tidak. Masukan dari partisipan, peneliti gunakan untuk melengkapi hasil penelitian. Pengecekkan anggota (member check) dilakukan sebagai upaya untuk memeriksa apakah telah berhasil mengungkap perspektif partisipan.

2) Dependability.

Dependability merupakan cara yang dilakukan untuk mengecek keseluruhan proses penelitian.133 Proses pengecekan dilakukan antara peneliti dengan dosen pembimbing. Pengecekan dilakukan melalui diskusi tentang proses penyusunan penelitian ini, mulai dari pemilihan judul, fokus masalah, dan terkait proses penelitian. Proses penelitian meliputi cara memilih partisipan, pengambilan data dan juga proses analisa data yang terkait dengan struktur dan esensi pengalaman perempuan dalam memaknai lakhömi.

3) Transferability.

Transferability merupakan langkah yang dilakukan peneliti dalam membuat laporan penelitian. Cara yang dilakukan oleh peneliti yaitu dengan membuat laporan penelitian dengan jelas, terperinci, dan sistematis. Peneliti juga menjelaskan hasil penelitian secara deskriptif,

133 Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R &D, 374.

yaitu peneliti menjelaskan secara detail melalui kata-kata yang terstruktur dan penuh dengan makna konseptual. Dengan demikian hasil penelitian dapat diuji keabsahannya.

4) Confirmability.

Confirmability yaitu berisi tentang kualitas hasil penelitian. Penelitian dapat dinyatakan berkualitas jika penelitian tersebut tidak hanya menceritakan hal-hal yang fiktif, tetapi penelitian benar-benar sesuai dengan keadaan yang nyata ada di lapangan, atau penelitian tersebut benar-benar terjadi dan disusun melalui beberapa proses hingga tersusun laporan penelitian. Proses penyusunan laporan penelitian, dapat dicek mulai dari peneliti mengurus surat izin penelitian hingga peneliti berhasil membangun relasi dengan narasumber, informan ahli, tokoh adat, dan lembaga pemerintah. Confirmability dapat diketahui dengan melihat catatan harian peneliti ketika melakukan penelitian.

Proses pengecekkan kualitas data penelitian ini juga dapat dilihat dari hasil transkrip wawancara dari informan.

e. Analisis Data

Analisis data adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, memilah-milah, mengorganisasikan dan menjadikan data itu menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan menemukan apa yang dapat diceritrakan kepada oranglain.134 Analisis data dilakukan secara terus menerus, berlangsung saat

134 Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif, 248.

pengumpulan data berlangsung dan setelah pengumpulan data selesai.135 Dalam penelitian fenomenologi terdapat metode-metode analisis yang terstruktur dan spesifik yang dikembangkan oleh Moustakas (1994),136 yaitu:

a. Mendeskripsikan pengalaman personal dengan fenomena yang sedang dipelajari;

b. Membuat daftar pernyataan penting;

c. Mengambil pernyataan penting tersebut kemudian dikelompokkan menjadi unit makna atau tema;

d. Menuliskan deskripsi tekstural (apakah yang dialami) dari pengalaman partisipan; dan bagaimana ekspresinya partisipan)

e. Mendeskripsikan deskripsi stuktural (bagaimana pengalaman tersebut terjadi).

f. Mengidentifikasi dan mevalidasi hasil pengalaman berdasarkan variasi pengalaman partisipan.

g. Medeskripsikan makna struktur dan esensi dari pengalaman dan menjadikannya sebagai hasil analisis.

Dalam melakukan proses analisis data, terdapat beberapa tahapan yang harus dilakukan peneliti, yaitu:

1) Horizonalisasi

Pada tahap ini dilakukan dengan cara mendeskripsikan pengalaman individu. Pengalaman individu yang dideskripsikan tidak hanya

135 Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R &D, 273.

136 Moustakas, Phenomenological Research Methads, London &Delhi, Sage Publication, 1994, 102.

meliputi pengalaman dari para partisipan tetapi juga pengalaman dari diri peneliti sendiri dalam memaknai lakhömi. Deskripsi dari pengalaman peneliti akan dijelaskan dalam refleksi peneliti. Proses selanjutnya yang dilakukan oleh peneliti yaitu melakukan transkrip wawancara. Transkrip wawancara dilakukan untuk dapat memperoleh data yang lebih tekstural. Transkrip berfungsi untuk dapat menemukan tentang pemahaman/pengalaman yang dialami oleh partisipan dalam memaknai lakhömi di Nias Barat.

2) Deskripsi Tekstural

Pada tahap ini peneliti memfokuskan pada pengalaman apa yang didapatkan oleh partisipan dalam memaknai budaya lakhömi.

Proses deskripsi tekstural yaitu dengan cara peneliti menceritakan pengalaman-pengalaman apa yang telah partisipan dapatkan selama mengalami proses dalam budaya lakhömi. Pengalaman-pengalaman tersebut meliputi pengalaman partisipan memakani budaya lakhömi, pengalaman partisipan berinteraksi dengan lingkungan keluarga dan masyarakat di Nias Barat.

3) Deskripsi Struktural

Pada tahap ini, penelitimen deskripsikan struktur dan esensi pengalaman dalam memaknai lakhömi baik dalam perilaku, tindakan yang di miliki atau diperoleh perempuan. Proses deskripsi struktur dan esensi pengalaman pada tahap ini dapat dilihat perdasarkan setting, yaitu meliputi waktu (kapan) dan tempat (dimana) pengalaman tersebut berlangsung. Pada tahap ini, peneliti

melakukan analisis tentang bagaimana makna budaya lakhömi menurut partisipan.

4) Gambaran Makna akan Fenomena Pada tahap terakhir ini merupakan proses penggabungan antara deskripsi struktural dan deskripsi tekstural. Dalam proses ini, peneliti penjelaskan pengalaman apa yang partisipan dapatkan dalam memaknai lakhömi yaitu sebagai perempuan Nias Barat yang menganut sistem patriarkhi dan bagaimana pengalaman partisipan mengalami fenomena tersebut sehingga lahirlah struktur dan esensi pengalaman menurut para partisipan (perempuan).

f. Langkah-langkah yang hendak digunakan oleh peneliti dalam menganalisis data.

a) Reduksi Data (Data Reduction)

Reduksi data adalah proses penyempurnaan data, baik pengurangan terhadap data yang dianggap kurang perlu dan tidak relevan, maupun penambahan data yang dirasa masih kurang.137 Data yang diperoleh di lapangan mungkin jumlahnya sangat banyak. Melalui hasil penelitian lapangan, peneliti akan memilah dan mengolah data data yang dibutuhkan berdasarkan apa yang menjadi fokus penelitian yaitu struktur dan esesnsi pengalaman perempuan dalam memaknai lakhömi di Nias Barat. Reduksi data dalam hal ini, untuk memberikan

137 Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D, Cek-28, Bandung: Alfabeta, 2018, 247.

gambaran yang lebih jelas serta mempermudah peneliti memperoleh data selanjutnya.

b) Penyajian Data/Display

Menyajikan data akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi selama penelitian berlangsung.138 Setelah itu, peneliti perlu adanya perencanaan kerja berdasarkan apa yang telah dipahami. Dalam penyajian data selain menggunakan teks secara naratif, juga dapat berupa bahasa nonverbal seperti bagan, grafik, denah, matriks, dan tabel.

c) Verifikasi Data (Conclusions drowing/verifiying)

Langkah terakhir dalam teknik analisis data adalah verifikasi data.

Verifikasi data dilakukan apabila kesimpulan awal yang dikemukan masih bersifat sementara, dan akan ada perubahan-perubahan bila tidak dibarengi dengan bukti-bukti pendukung yang kuat untuk mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Bila kesimpulan yag dikemukan pada tahap awal, didukung dengan bukti-bukti yang valid dan konsisten saat penelitian kembali kelapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukan merupakan kesimpulan yang kredibel atau dapat dipercaya.139 Harapan dalam penelitian ini adalah menemukan konsep baru dalam menanggulangi masalah perempuan di Nias Barat. Temuan itu dapat berupa gambaran suatu objek yang dianggap belum jelas, setelah ada penelitian

138 Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D, 249.

139 Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D, 252.

gambaran yang belum jelas itu bisa dijelaskan dengan konsep-konsep yang telah ditemukan. Selanjutnya diharapkan bisa menjadi pijakan pada penelitian-penelitian selanjutnya.

F. Signifikansi Penelitian

Dokumen terkait