• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.2. Landasan Teori

2.2.6. Sumber Penerimaan Daerah

Penerimaan Daerah dalam pelaksanaan Desentralisasi Terdiri atas Pendapatan Daerah dan Pembiayaan.

a. Pendapatan Asli Daerah yang terdiri dari: 1. Hasil pajak daerah

2. Hasil retribusi daerah

3. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan b. Dana perimbangan

c. Pinjaman daerah

d. Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah a. Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Menurut UU No 33 Pasal 1 ayat 18, “Pendapatan Asli Daerah, selanjutnya disebut PAD adalah pendapatan yang diperoleh daerah yang dipungut berdasarkan Peraturan Daerah sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan.”

1. Pajak Daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, dan bersifat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

 Jenis Pajak Daerah

1. Pajak Kendaraan Bermotor

2. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Kendaraan Bermotor di Atas Air

3. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor

4. Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan.

5. Pajak Hotel 6. Pajak Restoran 7. Pajak Hiburan 8. Pajak Reklame

9. Pajak Penerangan Jalan

10.Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C 11.Pajak Parkir

2 Retribusi Daerah

Retribusi Daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau

diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan.

a) Retribusi Jasa Umum b)Retribusi Jasa Usaha c) Retribusi Perizinan

3. Hasil Pengelolaan Kekayaan yang Dipisahkan

Hasil Pengelolaan Kekayaan daerah yang Dipisahkan merupakan hasil dari pengelolalan kekayaan yang terpisahkan dari pengelolaan APBD. Jika atas pengelolaan tersebut memperoleh laba, laba tersebut dapat dimasukkan sebagai salah satu sumber pendapatan asli daerah. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan ini mencakup :

o Bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik daerah/Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)

o Bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik pemerintah/Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

o Bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik swasta atau kelompok usaha masyarakat.

b. Dana Perimbangan

Menurut UU No 33 Tahun 2004 Pasal 1 ayat 19, 20, 21, dan 23, Dana perimbangan adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang

dialokasikan kepada Daerah untuk mendanai kebutuhan Daerah dalam rangka pelaksanaan Desentralisasi.“

Dana perimbangan terdiri dari:

1. Dana bagi hasil adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah berdasarkan angka presentase untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi.

- Dana Alokasi Umum, selanjutnya disebut DAU adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi

- Dana Alokasi Khusus (DAK), selanjutnya disebut DAK adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional

Dana bagi hasil terdiri dari:

a. Bagi hasil pajak, yang meliputi bagi hasil Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB), Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 25 dan Pasal 29 Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri dan PPh Pasal 21 .

b. Bagi hasil sumber daya alam, yang meliputi sektor kehutanan, pertambangan umum, perikanan, minyak bumi, gas alam, dan panas bumi.

Prosentase Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak (BHPBP)

1. Bagi Hasil Pajak

a. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)

Dana Bagi Hasil dari penerimaan PBB sebesar 90% untuk daerah dengan rincian:

1. 16,2% untuk daerah propinsi yang bersangkutan dan disalurkan ke Rekening Kas Umum Daerah Propinsi.

2. 64,8% untuk daerah kabupaten/kota yang bersangkutan dan disalurkan ke Rekening Kas Umum Daerah kabupaten/kota, dan 3. 9% untuk biaya pemungutan.

10% bagian Pemerintah dari penerimaan PBB dibagikan kepada seluruh daerah kabupaten dan kota yang didasarkan atas realitas penerimaan PBB tahun anggaran berjalan, dengan imbangan sebagai berikut:

1. 65% dibagikan secara merata kepada seluruh daerah kabupaten dan kota, dan

2. 35% dibagikan sebagai insentif kepada daerah kabupaten dan kota yang realisasi tahun sebelumnya mencapai/melampaui rencana penerimaan sektor tertentu.

Dana Bagi Hasil dari penerimaan (BPHTB) adalah 80% untuk daerah dengan rincian sebagai berikut:

1. 16% untuk daerah propinsi yang bersangkutan dan disalurkan ke Rekening Kas Umum Daerah Propinsi, dan

2. 64% untuk daerah kabupaten dan kota penghasil dan disalurkan ke Rekening Kas Umum Daerah Kabupaten/kota.

20% bagian Pemerintah dari penerimaan BPHTB dibagikan dengan porsi yang sama besar untuk seluruh kabupaten dan kota.

c. Pajak Penghasilan (PPh) pasal 25 dan pasal 29 Wajib Pajak Orang Pribadi dalam Negeri dan PPh pasal 21.

Dana Bagi Hasil dari penerimaan Pajak Penghasilan (PPH) Pasal 25 dan Pasal 29 Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri dan PPh Pasal 21 adalah 20% dengan rincian:

1. 60% untuk kabupaten/kota 2. 40% untuk propinsi.

Sedangkan yang diterima pemerintah pusat sebesar 80%. 2. Bagi hasil bukan pajak (sumber daya alam)

a. Kehutanan

1. Iuran Hak Pengusahaan Hutan (IHPH) dan Provisi Sumber Daya Hutan (PSDH).

Penerimaan kehutanan yang berasal dari penerimaan Iuran Hak Pengusahaan Hutan (IHPH) dan provisi Sumber Daya Hutan (PSDH) untuk daerah adalah 80% dengan rincian:

a. 16% untuk propinsi

b. 64% untuk kabupaten/kota penghasil

Sedangkan yang diterima oleh pemerintah pusat adalah 20%. 2. Dana reboisasi

Penerimaan kehutanan yang berasal dari dana reboisasi adalah 40% untuk daerah dengan rincian:

a. 16% untuk propinsi yang bersangkutan b. 32% untuk kabupaten/kota penghasil

c. 32% dibagikan dengan porsi yang sama besar untuk kabupaten/kota lainnya dalam propinsi yang bersangkutan

Sedangkan yang diterima oleh pemerintah pusat adalah 60% b. Pertambangan Umum

1. Iuran Tetap (Land-rend)

Penerimaan Iuran Tetap untuk daerah adalah 80% dengan rincian: a. 16% untuk propinsi yang bersangkutan

b. 64% untuk kabupaten/kota penghasil

Sedangkan yang diterima oleh pemerintah pusat adalah 20%. 2. Iuran Eksplorasi dan Iuran eksploitasi (Royalty)

Penerimaan Iuran Eksplorasi dan Iuran Eksploitasi (Royalty) untuk daerah adalah 80% dengan rincian:

a. 16% untuk propinsi yang bersangkutan b. 32% untuk kabupaten/kota penghasil

c. 32% untuk kabupaten/kota lainnya dalam propinsi yang bersangkutan

Sedangkan yang diterima pemerintah pusat adalah 20%. c. Perikanan

Penerimaan perikanan yang diterima secara nasional dibagi dengan imbangan:

a. 20% untuk pemerintah pusat b. 80% untuk pemerintah daerah d. Pertambangan Minyak Bumi

Penerimaan pertambangan minyak bumi yang dihasilkan dari wilayah daerah yang bersangkutan setelah dikurangi dengan komponen pajak dan pungutan lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan dibagi dengan imbangan:

1. 84,5% untuk pemerintah pusat 2. 15,5% untuk daerah, dengan rincian:

a. 3% untuk propinsi yang bersangkutan b. 6% untuk kabupaten/kota penghasil

c. 6% dibagikan untuk kabupaten/kota lain dalam propinsi yang bersangkutan

d. 0,5% dialokasikan untuk menambah anggaran pendidikan dasar. e. Pertambangan Gas Bumi

Penerimaan pertambangan gas bumi yang dihasilkan dari wilayah daerah yang bersangkutan setelah dikurangi dengan komponen

pajak dan pungutan lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan dibagi dengan imbangan:

1. 69.5% untuk pemerintah pusat 2. 30.5% untuk daerah, dengan rincian:

a. 6% untuk propinsi yang bersangkutan b. 12% untuk kabupaten/kota penghasil

c. 12% dibagikan untuk kabupaten/kota lainnya dalam propinsi yang bersangkutan

d. 0,5% dialokasikan untuk menambah anggaran pendidikan dasar

f. Pertambangan panas bumi

Penerimaan pertambangan panas bumi yang dihasilkan dari wilayah daerah yang bersangkutan setelah dikurangi dengan komponen pajak dan pungutan lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan dibagi dengan imbangan:

1. 20% untuk pemerintah pusat 2. 80% unuk daerah, dengan rincian: a. 16% untuk propinsi yang bersangkutan b. 32% untuk kabupaten/kota penghasil

c. 32% dibagikan untuk kabupaten/kota dalam propinsi yang bersangkutan

c. Pinjaman Daerah

Pinjaman Daerah adalah semua transaksi yang mengakibatkan Daerah menerima sejumlah uang atau menerima manfaat yang bernilai uang dari

pihak lain sehingga daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali.

Sumber pinjaman 1. Pemerintah;

a. Pendapatan Dalam Negeri (rekening pembangunan daerah); b. Pinjaman Luar Negeri (Subsidiary Loan Agreement

(SLA)/onlending) 2. Pemerintah daerah lain; 3. Lembaga Keuangan Bank;

4. Lembaga Keuangan bukan Bank; dan 5. Masyarakat.

Pinjaman daerah yang bersumber dari Pemerintah diberikan melalui Menteri Keuangan, sedangkan pinjaman daerah yang bersumber dari masyarakat berupa Obligasi Daerah diterbitkan melalui pasar modal d. Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah

Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah merupakan penerimaan daerah yang tidak termasuk dalam jenis pajak daerah, retribusi daerah, dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan.

Jenis-jenis lain-lain pendapatan asli daerah yang sah terdiri dari : 1. hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan,

2. jasa giro,

3. pendapatan atas tuntutan ganti kerugian daerah, 4. penerimaan atas tuntutan ganti kerugian daerah

Dokumen terkait