• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sumber Risiko Pada Proses Sterilisasi

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

6.1. Sumber-Sumber

6.1.4. Sumber Risiko Pada Proses Sterilisasi

dengan jumlah baglog yang di-packing setiap harinya, sehingga selama bulan Juni 2012 total baglog yang rusak akibat pengikatan plastik media tanam longgar adalah sebanyak 217 baglog dari 191.721 baglog.

Kerugian yang terjadi akibat dari risiko yang disebabkan pengikatan plastik media tanam longgar akan berpengaruh pada penerimaan ataupun pendapatan perusahaan. Hal ini akan menurunkan hasil produksi jamur tiram putih pada Rimba Jaya Mushroom. Untuk itu, dibutuhkan upaya untuk mengantisipasi kerugian akibat risiko yang disebabkan pengikatan plastik media tanam longgar. Upaya yang dilakukan oleh perusahaan untuk mengantisipasi terjadinya baglog yang gagal berproduksi karena pengikatan plastik media tanamnya longgar adalah dengan memberikan perintah kepada ke semua tenaga kerja di bagian packing baglog agar mengikat plastik media tanamnya dengan rapat. Perintah ini juga biasanya diberikan oleh manajer produksi dua. Namun, berdasarkan hasil wawancara dengan pihak perusahaan bahwa di bulan Juni 2012 masih saja terjadi pengikatan plastik media tanam yang longgar sehingga terjadi kerugian karena baglog tidak dapat lagi berproduksi. Hal ini mungkin terjadi karena tenaga kerja yang melakukan packing baglog adalah tenaga kerja yang pengupahannya berdasarkan jumlah baglog yang telah di-packing, dimana upah yang diterima oleh tenaga kerja packing baglog adalah Rp 40,00 per baglog. Sistem pengupahan ini membuat tenaga kerja cenderung ingin cepat-cepat selesai melakukan packing baglog tanpa memperhatikan pengikatan plastik media tanamnya. Manajer produksi dua juga tidak mengawasi sepenuhnya pelaksanaan packing baglog. Selain itu, pengikatan plastik tanam yang longgar juga akan sulit diidentifikasi oleh manajer produksi dua pada saat packing baglog dengan melihat jumlah baglog yang di-packing setiap harinya yaitu kira-kira 7.500 baglog.

6.1.4. Sumber Risiko pada Proses Sterilisasi

Setelah proses packing baglog dilakukan, maka selanjutnya adalah proses sterilisasi. Proses sterilisasi dilakukan agar media tanam (baglog) menjadi matang sehingga mudah diuraikan dan untuk menghilangkan mikroorganisme yang mengganggu pertumbuhan jamur. Pada Rimba Jaya Mushroom, sterilisasi dilakukan menggunakan mesin steamer. Proses sterilisasi ini harus dilakukan dengan tepat sesuai dengan jumlah kapasitas mesin steamer, karena jika

67 dipaksakan melebihi kapasitasnya maka kemampuan untuk memberikan panas secara merata akan berkurang. Sedangkan semua baglog harus mendapatkan panas yang cukup agar proses sterilisasi berlangsung dengan baik dan maksimal. Tujuan dari pemberian panas yang cukup yaitu untuk membunuh mikroorganisme yang mungkin saja ikut masuk ke dalam baglog pada saat proses packing ataupun dari bahan bakunya. Sterilisasi dilakukan pada suhu 80-100oC selama 12 jam. Indikator matangnya semua baglog pada saat di mesin steamer adalah ketika api kompor gas yang menggunakan tabung gas 12 kg telah padam. Walaupun demikian, dalam proses sterilisasi pada Rimba Jaya Mushroom terdapat risiko yang dapat mengakibatkan kerugian bagi perusahaan, seperti risiko kematangan baglog yang tidak sempurna.

Rimba Jaya Mushroom memiliki empat mesin steamer. Setiap mesin steamer memiliki kapasitas 2.000 baglog yang dapat disterilisasi. Setiap satu mesin steamer menggunakan 4 kompor dan tabung gas berukuran 12 kg. Baglog yang telah di-packing dimasukkan ke dalam keempat mesin tersebut. Semua baglog disusun rapi di dalam mesin steamer. Dalam hal ini tenaga kerja tidak menghitung berapa baglog yang telah dimasukkan ke dalam mesin steamer tersebut. Mereka hanya menyusun semua baglog sedemikian rupa sampai semua mesin steamer terisi. Jadi, tenaga kerja tidak mengetahui apakah jumlah baglog yang disusun melebihi kapasitas atau kurang dari kapasitas mesin steamer. Semua baglog disusun rapi dan merapat. Namun, semua baglog yang disterilisasi menggunakan mesin steamer tersebut tidak semuanya mendapatkan panas yang sempurna. Beberapa baglog mendapatkan panas yang tidak merata sehingga tingkat kematangannya tidak sempurna.

Kematangan baglog yang tidak sempurna terjadi karena api kompor gas yang tidak merata. Sterilisasi dilakukan selama 12 jam dan tidak dapat dipastikan apakah kondisi apinya selama 12 jam dalam kondisi baik. Penanggung jawab sterilisasi mengontrol mesin steamer setiap 2 jam sekali dan jika terjadi kondisi api yang tidak merata ataupun yang padam tidak dapat diketahui secara cepat dan hal ini dapat menyebabkan kematangan baglog menjadi tidak sempurna. Selain itu, kematangan baglog yang tidak sempurna juga terjadi karena kesalahan dalam penyusunan baglog di mesin steamer. Susunan baglog yang terlalu rapat juga akan

68 mempengaruhi tingkat kematangan dari baglog tersebut. Ketika susunan baglog terlalu rapat, maka uap dari hasil pengukusan tidak menyebar rata sehingga beberapa baglog khususnya yang tersusun rapat tidak mendapat uap secara sempurna. Mesin steamer juga terdiri dari dua tingkat. Semua baglog disusun di kedua tingkat mesin steamer tersebut. Susunan baglog yang rapat tersebut membuat semakin kecilnya celah uap pengukusan untuk menyebar, khususnya pada baglog yang diletakkan paling atas.

Risiko yang disebabkan kematangan baglog yang tidak sempurna terlihat pada saat baglog berada di ruang inkubasi dan di ruang pertumbuhan. Jika baglog tidak memiliki kematangan yang sempurna, maka baglog tersebut tidak akan dapat berproduksi secara maksimal. Baglog tersebut akan rusak. Baglog yang rusak dapat dilihat dari warna baglognya pada saat di ruang inkubasi dan pada saat di ruang pertumbuhan. Baglog yang tidak memiliki kematangan yang sempurna tidak ditumbuhi miselium secara merata. Pada baglog tersebut juga ditumbuhi jamur lain (oncom) yang berwarna hijau atau hitam karena baglog tersebut belum steril sepenuhnya. Pada Rimba Jaya Mushroom baglog yang tidak memiliki kematangan yang sempurna masih dapat menghasilkan jamur, walaupun bobot jamur yang dapat dihasilkan dari baglog tersebut menjadi berkurang.

Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan yang dilakukan pada usaha Rimba Jaya Mushroom, bahwa setiap hari pada bulan Juni 2012 terjadi kerugian akibat risiko yang disebabkan kematangan baglog yang tidak sempurna. Jumlah baglog yang memiliki kematangan yang tidak sempurna tersebut lebih mudah diidentifikasi atau dilihat ketika baglog tersebut sudah melewati masa inkubasi dan siap untuk dipindahkan ke ruang pertumbuhan. Setiap hari tenaga kerja di Rimba Jaya Mushroom menyortir baglog-baglog dari ruang inkubasi yang layak untuk dijual dan dibudidayakan sendiri oleh perusahaan. Pada saat melakukan penyortiran akan terlihat dengan jelas baglog yang memiliki kematangan yang tidak sempurna, dimana baglog tersebut memiliki warna yang tidak merata karena sebagian baglog ditumbuhi miselium dan sebagian lagi ditumbuhi jamur lain (oncom) yang berwarna hijau atau hitam. Jika ditemukan baglog yang demikian pada saat penyortiran dilakukan, maka segera dipisahkan karena baglog tersebut tidak layak untuk dijual dan harus dibudidayakan oleh perusahaan sendiri dan hal

69 ini dapat mengurangi bobot jamur dari baglog tersebut sehingga terjadi penurunan produksi di Rimba Jaya Mushroom. Dari semua baglog yang telah dipisahkan karena rusak tersebut, dapat dihitung berapa jumlah baglog yang rusak akibat kematangan baglog yang tidak sempurna setiap hari. Jumlah baglog yang memiliki kematangan yang tidak sempurna serta nilai kerugian yang ditimbulkannya selama bulan Juni 2012 pada usaha Rimba Jaya Mushroom dapat dilihat pada Tabel 13.

Tabel 13. Jumlah Baglog yang Memiliki Kematangan tidak Sempurna serta Nilai Kerugian yang Ditimbulkannya Selama Bulan Juni 2012 dan Jumlah Baglog yang Diisi ke Kumbung Inkubasi (40 Hari yang Lalu) pada Usaha Rimba Jaya Mushroom

Tanggal Jumlah Baglog yang tidak Matang Sempurna (Unit)

Nilai Kerugian yang Ditimbulkan

(Rp)*)

Jumlah Baglog yang Diisi ke Kumbung Inkubasi (40 hari

yang Lalu) (Unit)

1 57 90.060,00 21 April : 7027 2 65 102.700,00 22 April : 7233 3 - - 23 April : - 4 98 154.840,00 24 April : 6670 5 45 71.100,00 25 April : 7033 6 67 105.860,00 26 April : 7414 7 55 86.900,00 27 April : 7199 8 47 74.260,00 28 April : 7237 9 60 94.800,00 29 April : 7259 10 - - 30 April : - 11 123 194.340,00 1 Mei : 7363 12 98 154.840,00 2 Mei : 6987 13 84 132.720,00 3 Mei : 7406 14 58 91.640,00 4 Mei : 7223 15 60 94.800,00 5 Mei : 6980 16 35 55.300,00 6 Mei : 6759 17 - - 7 Mei : - 18 110 173.800,00 8 Mei : 7326 19 92 145.360,00 9 Mei : 7410 20 57 90.060,00 10 Mei : 7328 21 40 63.200,00 11 Mei : 7267 22 82 129.560,00 12 Mei : 7410 23 62 97.960,00 13 Mei : 7362 24 - - 14 Mei : - 25 117 184.860,00 15 Mei : 7097 26 93 146.940,00 16 Mei : 7439 27 75 118.500,00 17 Mei : 7213 28 40 63.200,00 18 Mei : 7370 29 45 71.100,00 19 Mei : 7512 30 84 132.720,00 20 Mei : 6973 Total 1.849 2.921.420,00 187.497

70 Pada Tabel 13 dapat dilihat bahwa jumlah baglog yang memiliki kematangan tidak sempurna selama bulan Juni 2012 adalah sebanyak 1.849 baglog dan jumlah kerugian yang diakibatkan adalah sebesar Rp 2.921.420,00. Kerugian per baglog dihitung dengan asumsi bahwa satu baglog menghasilkan jamur tiram putih sebanyak 0,4 kg (hasil produksi normal Rimba Jaya Mushroom) dan ketika terjadi risiko baglog tidak matang sempurna, maka diasumsikan bobot jamur berkurang menjadi 0,2 kg per baglog. Jadi, untuk menghitung hasil produksi yang berkurang akibat risiko baglog tidak matang sempurna yang menyebabkan berkurangnya bobot jamur per baglog adalah dengan mengalikan jumlah baglog yang memiliki kematangan tidak sempurna tersebut dengan 0,2 kg. Kemudian hasil perkalian dari hasil produksi yang berkurang tersebut dengan harga jual rata-rata (Rp 7.900,00) selama bulan Juni 2012 merupakan jumlah kerugian yang diakibatkan per hari. Berdasarkan Tabel 13 juga dapat dibandingkan jumlah baglog yang tidak matang sempurna selama bulan Juni 2012 dengan jumlah baglog yang diisi ke kumbung inkubasi 40 hari yang lalu, sehingga selama bulan Juni 2012 total baglog yang tidak matang sempurna adalah sebanyak 1.849 baglog dari 187.497 baglog.

Kerugian yang terjadi akibat dari risiko yang disebabkan baglog yang tidak matang sempurna akan berpengaruh pada penerimaan ataupun pendapatan perusahaan. Hal ini akan menurunkan hasil produksi jamur tiram putih pada Rimba Jaya Mushroom. Untuk itu, dibutuhkan upaya untuk mengantisipasi kerugian akibat risiko yang disebabkan baglog yang tidak matang sempurna. Upaya yang dilakukan oleh perusahaan untuk mengantisipasi terjadinya kerugian akibat dari kematangan baglog yang tidak sempurna adalah memberikan perintah kepada tenaga kerja yang menyusun semua baglog ke mesin steamer agar menyusun semua baglog tidak terlalu rapat agar semua baglog mendapat panas yang merata. Perintah ini diberikan oleh penanggung jawab bagian sterilisasi. Penanggung jawab sterilisasi juga mengontrol mesin steamer setiap 2 jam sekali selama proses sterilisasai dilakukan. Penanggung jawab hanya mengoperasikan mesin steamer setelah semua baglog disusun ke dalam mesin steamer tanpa mengawasi tenaga kerja pada saat melakukan penyusunan baglog. Sebelumnya, penanggung jawab juga telah melakukan beberapa percobaan tentang letak

71 kompor gas yang digunakan untuk mengukus hingga ditemukan letak kompor gas yang tepat untuk kematangan semua baglog yang ada di mesin steamer.