• Tidak ada hasil yang ditemukan

4. BAB IV HASIL DAN ANALISIS DATA PENELITIAN

4.3. Hasil Temuan Penelitian

4.3.3. Sumberdaya

Sumberdaya yang dimaksudkan disini adalah sumberdaya pelaksana kebijakan. Sumberdaya tersebut meliputi sumberdaya dari segi kualitas dan kuantitasnya. Dari segi kualitas apakah sumberdaya yang dimiliki kompetensi yang memadai untuk dapat melaksanakan kebijakan dengan ilmu dan keterampilan yang dimilikinya dan dari segi kuantitas apakah sumberdaya yang dimiliki memiliki jumlah/staf yang cukup untuk melaksanakan kebijakan tersebut.

b. Staf

Kualitas dan kuantitas sumberdaya merupakan sesuatu yang paling penting dalam pelaksanaan kebijakan dan ini menyangkut keberadaan staf. Kemampuan menterjemahkan setiap peraturan ke dalam tindakan merupakan suatu keahlian tertentu yang menunjukkan tingkat kualitas seseorang. Pembekalan staf dengan kemampuan yang diperoleh melalui

pelatihan akan membuatnya menjadi lebih baik dan berkualitas. Namun dalam staf kita bukan hanya melihat dari sisi kualitas saja tetapi juga harus melihat dari sisi jumlah pelaksana kebijakan. Apakah pelaksana kebijakan sudah memenuhi jumlah yang ideal bagi terlaksananya sebuah kebijakan ataukah masih kurang dan hal ini harus diperhitungkan.

Berkenaan dengan keberadaan staf, khususnya mengenai adakah pelatihan di terima oleh staf Dinas Pendidikan Kota Medan, khususnya dalam kepanitiaan sertifikasi guru maka Irwansyah, S.Pd, mengatakan bahwa :

“terutama untuk staf kami yang bertugas sebagai operator, ada pelatihan khusus, khususnya pelatihan program AP2SG yang sangat berkaitan dengan penetapan peserta sertifikasi, hampir setiap tahun mereak ada pelatihan…”

(Hasil wawancara dengan informan IS, tanggal 13 Juli 2014)

Sementara itu keberadaan staf berupa kualitas dan jumlah staf yang ada di Dinas Pendidian Kota Medan, ketua sertifikasi guru Irwansyah, S.Pd menyatakan:

“saya sebagai ketua sertifikasi guru di tingkat dinas

pendidikan merasa bahwa kualitas anggota saya sangat bisa dihandalkan, hal ini terbukti dengan lancarnya pelaksanaan sertifikasi di tingkat dinas pendidikan kota medan. Jika ditanya tentang jumlah staf yang ada di kepanitiaan saya juga merasa cukup jumlah untuk menangani sekian ribu guru yang ikut sertifikasi….”

(Hasil wawancara dengan informan IS, tanggal 13 Juli 2014)

Senada dengan pernyataan di atas maka pihak LPTK juga menyatakan bahwa :

“Sesuai dengan panduan pelaksanaan Sertifikasi Guru, maka kami membentuk panitia sertifikasi sesuai dengan panduan yang sudah diberikan oleh Jakarta, di dalam panduan tersebut sudah dijelaskan dan ditentukan struktur kepanitiaan berikut dengan jumlah staf di setiap bagiannya…”

(Hasil wawancara dengan informan RW, tanggal 10 Juli 2014)

Pada setiap institusi yang terkait dalam pelaksanaan sertifikasi guru ternyata sudah ditetapkan unsur kepanitiaannya oleh pelaksana pusat, baik posisi, jabatan dan job discription serta jumlah staf pada masing-masing posisi. Masalahnya apakah dalam penentuan/pemilihan orang-orang pemangku jabatan dan staf yang dimilikinya sudah memiliki kompetensi yang cukup baik dalam kepanitiaan tersebut.

c. Informasi

Informasi menjadi sebuah kekuatan yang cukup penting dalam menjalankan sebuah kebijakan. Ketersediaan informasi menjadi sebuah penerang jika terdapat ketidakjelasan tentang suatu hal. Pelaksana kebijakan harus mengetahui tentang apa yang akan dilaksanakannya dan semuanya itu merupakan fungsi dari informasi untuk menjelaskan, terlebih-lebih guru yang menjadi target akhir dari kebijakan.

Dikeranakan guru adalah objek dari kebijakan sertifikasi guru dan Dinas Pendidikan Kota Medan adalah induk dari guru, maka Dinas Pendidikan Kota Medan seharusnya berperan aktif dalam memberikan informasi bagi guru peserta sertifikasi. Segala informasi yang berhubungan dengan aktifitas guru hendaknya bisa diperoleh guru melalui Dinas Pendidikan Kota Medan.

Berkenaan dengan pernyataan diatas maka Irwansyah, S.Pd, Panitia/Staff Pengelola Sertifikasi Guru Pemko Medan mengatakan bahwa:

“sudah sewajarnyalah kalau pihak dinas yang harus berperan aktif dalam penyampaian informasi kepada guru yang mengikuti sertifikasi jika dilihat dari struktur dan alur pelaksanaan sertifikasi.”

(Hasil wawancara dengan informan IS, tanggal 13 Juli 2014)

Mendukung pernyataan di atas, ada guru yang menyatakan :

“…orang itu sungguh-sungguh pak, malahan saya lihat

Hari Sabtu orang itu kan gak kerja, tapi kalau ada tentang sertifikasi ini, sampai malampun mereka bertugas.

(Hasil wawancara dengan informan ZD, guru sertifikasi tahun 2011, tanggal 6 Juli 2014)

Pada kenyataannya ketersediaan informasi akan pelaksanaan sertifikasi guru ini dirasakan sangat penting apalagi jika dilihat dengan berobah-obahnya peraturan Sertifikasi Guru setiap tahunnya. Akses guru ke Dinas Pendidikan Kota Medan akhir-akhir ini sangat dibatasi, sesuai dengan pernyataan guru yang menyatakan :

“kami pigi-pigi kesana itu gak ini, namanya kita ngajar,

balakangan gak dibolehkan lagi, diluar jam pelajaran. Disana nanti ditanyak siapa kamu dan siapa kepala sekolah kamu, disana merepet, kan banyak yang meninggalkan tugas, jadi semua urusan itu kepala sekolah. Kecuali di luar jam pelajaran, kalau jam 12 ke atas boleh…”

(Hasil wawancara dengan informan FW, sertifikasi tahun 2008, tanggal 9 Juli 2014)

Hal ini disebabkan oleh guru peserta sertifikasi masih mengandalkan guru lainnya yang sudah tersertifikasi sebagai tempat untuk mengetahui

informasi. Kondisi ini bisa berakibat kurang baik bagi peserta dikarenakan peraturan yang hampir setiap tahunnya berubah-ubah.

Senada dengan alasan diatas, ada beberapa guru memberikan pernyataan sebagai berikut :

“Informasinya yang saya dapat ya dari teman-teman. Teman-teman yang udah menjalani sertifikasi yang udah menjalani PLPG, bagaimana sih prosesnya disana itu, gitu.”

(Hasil wawancara dengan informan YH, sertifikasi tahun 2009 , tanggal 4 Juli 2014)

Bertentangan dengan pendapat diatas ada guru yang menyatakan bahwa informasi yang diberikan oleh dinas kurang memuaskan seperti terlihat dalam hasil potongan wawancara berikut :

kalau disebut puas mungkin belum terlampau kali, kadang dinaspun informasi dari sana kadang suka simpang siur, kadang disuruh menunggulah beginilah gitu…informasinya jarang juga yang pasti”

(Hasil wawancara dengan informan SS, guru sertifikasi tahun 2013, tanggal 4 Juli 2014)

“Ya kalau kita bilang enggak serius, kayaknya serius. Tapi dibilang ini kayaknya seperti Mas bilang itu, sekilas. Kita

bilang gak serius, ya serius, …Tapi saya sempat dibola

-bola sama orang dinas, itulah yang menunjukkan kalau mereka itu kurang serius”

(Hasil wawancara dengan informan YH, guru sertifikasi tahun 2009, tanggal 4 Juli 2014)

Kalau kita menilai kemudahan akses akan formasi ini menjadi salah satu kendala bagi peserta sertifikasi dalam mengikuti tahapan informasi khususnya tahapan awal proses penyelenggraan sertifikasi.

Ketidakjelasan akan informasi dan tidak adanya sebuah wadah yang dikhususkan bagi peserta untuk memperoleh informasi.

d. Kewenangan

Kewenangan merupakan otoritas yang diberikan dan dimiliki oleh seseorang yang diakibatkan oleh jabatan yang diembannya. Besar kecilnya kewenangan yang dimiliki suatu jabatan adalah merupakan kekuatan yang besar yang sewaktu-waktu dapat dipergunakan dalam mendukung pelaksanaan tugas.

Dalam kaitannya dengan wewenang ini, Irwansyah, S.Pd, Panitia/ Panitia/Staff Pengelola Sertifikasi Guru Pemko Medan mengatakan bahwa:

“kewenangan saya sebagai ketua untuk mengontrol dan

melakukan semua apa yang sudah ditetapkan kepada saya untuk dilaksanakan demi suksesnya pelaksanaan sertifikasi guru di tingkat dinas pendidikan…”

(Hasil wawancara dengan informan IS, tanggal 13 Juli 2014)

Sementara itu Ketua LPTK Rayon 132 menyatakan :

Setiap Jabatan dan kedudukan pasti ada kewenangannya masing-masing, tinggal apakah dia mau menggunakan wewenang yang diberikan kepadanya ataukah tidak, apakah kewenangan yang diberikan digunakan untuk kepentingan pelaksanaan sertifikasi ataukah tidak…”

(Hasil wawancara dengan informan RW, tanggal 10 Juni 2014).

e. Fasilitas

Sumberdaya yang lain yang tidak kalah pentingnya dalam mendukung pelaksanaan sebuah kebijakan adalah fasilitas yang menyangkut sarana dan prasarana. Semakin lengkap fasilitas yang disediakan tentunya akan bernilai positif juga bagi kesuksesan pelaksanaan kebijakan.

Pendidikan Kota Medan adalah dengan menggunakan semua fasilitas yang dimiliki oleh dinas hal ini senada dengan yang disampaikan oleh Irwansyah, S.Pd, Panitia/Staff Pengelola Sertifikasi Guru Pemko Medan mengatakan bahwa :

“di dinas kita manfaatkan semua fasilitas yang ada, sarana

dan prasarana, baik itu aula, komputer dan lain sebagainya, tentunya ini guna menunjang kelancaran proses sertifikasi…”

(Hasil wawancara dengan informan IS, tanggal 13 Juni 2014)

Kalau kita meninjau dari segi pelaksanaan PLPG, maka fasilitas atau sarana dan prasarana yang dimaksudkan tentunya adalah fasilitas yang dimiliki oleh LPTK masing-masing sebagai penyelenggara. Untuk melihat keberadaan fasilitas dalam pelaksanaan PLPG maka LPTK diwajibkan menyediakan fasilitas utama dan pendukung dalam proses pelatihan berupa ketersediaan rungan belajar yang memadai, alat bantu dalam penyampaian materi/modul dan fasilitas pendukung lainnya serta instruktur yang memiliki kompetensi dalam melakukan proses pelatihan.

Hal tersebut disampaikan oleh ketua sertifikasi guru untuk LPTK, Rayon 132 UMN Al-Washliyah, Ridwanto :

Kami selaku penyelenggara PLPG di LPTK berusaha untuk menyediakan segala fasilitas yang dibutuhkan oleh peserta sertifikasi guru, baik sarana maupun prasarana. Hal ini semua guna menunjang suksesnya pelaksanaan

sertifikasi guru di tingkat LPTK”.

(Hasil wawancara dengan informan RW, tanggal 10 Juni 2014)

Kalau kita lihat dari pernyataan guru yang mengikuti PLPG maka kita bisa mendengarkan pernyataan mereka :

“Saya rasa sarananya yang namanya karena di UNIMED lengkap… Dan media mereka ketika mereka menerangkan adalah diapain orang itu semacam slide apakah dia itu dari cerita, diapakan ke dinding di informasikan, itukan memang

alatnya lengkap mereka”

(Hasil wawancara dengan informan YH, guru sertifikasi tahun 2009, tanggal 4 Juli 2014)

Dokumen terkait