• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sumberdaya Perikanan 1. Perikanan Tangkap

Dalam dokumen KONDISI UMUM PERIKANAN DI DESA SEPEMPANG (Halaman 33-44)

STRUKTUR ORGANISASI TATA KERJA DESA SEPEMPANG ( SOTK Desa ) POLA MINIMAL

V. KEADAAN UMUM SUMBERDAYA PERAIRAN DAN PERIKANAN

5.2. Sumberdaya Perikanan 1. Perikanan Tangkap

5.2.1.1. Masyarakat Nelayan

Dari hasil pengamatan dan wawancara yang dilakukan dengan nelayan Desa Sepempang diketahui bahwa kegiatan perikanan di Desa ini secara umum dilakukan secara turun temurun. Jika dilihat dari jenis usaha penangkapan yang dilakukan oleh masyarakat nelayan, maka perikanan di daerah ini termasuk perikanan pantai (coastal fisheries) dan perikanan lepas pantai (offshore fisheries).

Masyarakat nelayan dapat dibedakan atas dua golongan, yaitu : Nelayan tetap dan nelayan tidak tetap / sambilan.

Nelayan tetap adalah orang yang memiliki mata pencaharian utama sebagai nelayan, kehidupannya sangat bergantung pada aktifitas penangkapan ikan, dan melakukan pekerjaan lain hanya sebagai sambilan apabila tidak melaut.

Nelayan tidak tetap atau sambilan adalah orang yang melakukan usaha penangkapan sebagai usaha sampingan, sedangkan usaha pokok mereka adalah sebagai petani, pedagang, dan sebagainya.

Nelayan yang ada di Desa Sepempang umumnya merupakan nelayan tetap yang mana profesi sebagai nelayan dijadikan mata pencaharian utama. Selain sebagai nelayan mereka juga banyak yang bekerja sebagai Petani, perkebunan yang mereka olah seperti cengkeh dan kelapa.

Kehidupan masyarakat nelayan di Desa Sepempang tergolong masih sederhana, hasil tangkapan yang diperoleh nelayan di Desa Sepempang sebagian kecil di konsumsi sendiri oleh nelayan atau dijual kepada masyarakat yang berada disekitar tempat pendaratan ikan. Kemudian ikan yang terisisa langsung dibawa ketoke / penampung. Dalam menjual hasil perikanan yang menentukan harga adalah para toke / penampung, jadi nelayan memperoleh hasil tangkapan dari penampung masing-masing.

Faktor pendidikan bukan merupakan prioritas bagi nelayan sebab aktivitas penangkapan yang mereka lakukan bersifat tradisional yang lebih mementingkan pengalaman dan keterampilan dari pada pengetahuan dan keahlian. Ini didukung dengan data kuisioner dimana nelayan Desa Sepempang rata-rata

hanya berpendidikan setingkat SD ( Sekolah Dasar), dari data profil Desa Sepempang dapat diketahui bahwa jumlah nelayan yang ada di Desa tersebut berjumlah 122 Orang, maka untuk melengkapi peryaratan Peraktik Lapang yang ditentukan maka diambil 10 % dari jumlah nelayan yang ada di Desa Sepempang, dan didapat 12 orang. Dari 12 Orang yang diberikan kuisioner didapat hasil yaitu status pendidikan masyarakat nelayan Desa Sepempang, untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 14.

Tabel 14 . Status Pendidikan Nelayan Desa Sepempang

NO Status Pendidikan Jumlah Nelayan Persentase

%

1 Tidak Sekolah -

-2 SD (Sekolah Dasar) 9 Orang 75 %

3 SLTP (Sekolah Lanjut Tingkat pertama)

3 Orang 25 %

4 SMA (Sekolah Menengah Pertama) -

-5 Akademi / Diplomat -

-6 Perguruan Tinggi -

Jumlah 12 Orang 100 %

Sumber : Data Primer

Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa mayoritas masyarakat nelayan Desa Sepempang hanya berpendidikan SD (Sekolah Dasar) sederajat. Ini membuktikan bagi mereka pendidikan bukan sebagai faktor penting dalam melaut, melainkan hanya faktor pendukung. Karna keterampilan sebagai nelayan telah diturunkan sejak dini terhadap anak-anak mereka. Hal ini terlihat sering memberikan pengetahuan kepada anaknya mulai dari alat tangkap dan kapal penangkapan yang digunakan begitu juga dengan tata cara penangkapan. Pengetahuan penangkapan ikan hanya berasal dari pengalaman yang didapat dari orang tua mereka secara turun temurun. Jarak tempuh nelayan yang ada di Desa Sepempang sekali melaut, 10-80 mil hingga mendekati perbatasan Vietnam. Hal

yang menyebabkan jauhnya jarak lokasi penangkapan ikan dikarnakan menipisnya sumberdaya perikanan di area pesisir pantai. Dan yang dikeluhkan oleh nelayan setempat ialah mulai menipisnya ikan di perairan mereka salah satu faktornya karna banyak nelayan-nelayan asing yang masuk diperairan Natuna dengan kapasitas kapal berukuran besar dan menggunakan pukat harimau.

Selaian itu aktifitas nelayan yang ada di Desa Sepempang sangat dipengaruhi oleh musim. Jika musim Utara terjadi yaitu antara Bulan Desember sampai pertengahan bulan Maret, dimana angin bertiup dari arah utara. Pada musim ini angin bertiup kencang dan laut berombak besar, sehingga mereka tidak bisa melaut.

Musim Timur terjadi pada pertengahan Bulan Maret sampai Bulan Mei. Angin bertiup pelan dan laut bertiup relatif tidak berombak. Pada musim ini mereka bias melaut.

Musim Selatan terjadi pada Bulan Juni sampai Bulan Agustus. Angin bertiup agak kencang dan laut relatif berombak. Namun mereka masih bias melaut.

Musim Barat terjadi pada Bulan September sampai dengan Bulan November. Keadaan angin relatif tidak stabil.

Dapat disimpulkan bahwa masa kerja nelayan dilaut biasa dikatakan singkat karna hanya biasa melaut selama kurang lebih 5 bulan dalam 1 tahun. 5.2.1.2. Alat Penangkapan Ikan

Alat tangkap merupakan salah satu faktor utama yang menentukan keberhasilan suatu usaha perikanan. Jenis alat tangkap yang digunakan oleh nelayan di Desa Sepempang adalah pancing.

5.2.1.2.1. Pancing

Dari data profil Desa Sepempang dapat diketahui bahwa jumlah nelayan yang ada di Desa tersebut berjumlah 122 Orang, maka untuk melengkapi peryaratan Peraktik Lapang yang ditentukan maka diambil 10 % dari jumlah nelayan yang ada di Desa Sepempang, dan didapat 12 orang. Dari 12 Orang yang diberikan kuisioner didapat hasil yaitu alat penangkapan perikanan yang digunakan masyarakat nelayan

di Desa Sepempang yaitu Pancing. Untuk melihat persentasenya, dapat dilihat pada tabel 15.

Tabel 15. Persentase alat tangkap yang digunakan nelayan di Desa Sepempang

N

o Alat Tangkap Jumlah Nelayan Persentase %

1 Pukat Udang - -2 Pukat Kantong - -3 Pukat Cincin - -4 Jaring Ingsang - -5 Jaring Angkat - -6 Pancing 12 Orang 100 %

Sumber: Data Primer

Pancing adalah alat tangkap yang menggunakan umpan buatan maupun umpan alami pada mata pancing agar ikan terangsang untuk memakannya. Umpan yang digunakan adalah ikan-ikan kecil, udang dan cacing. Menurut klasifikasinya pancing termasuk kedalam golongan Line fishing, yaitu alat tangkap yang menggunakan mata pancing dan umpan untuk menarik perhatian ikan.

Tali pancing terbuat dari benang nilon multifilament dengan nomor 15, 20 dan 25 serta ukuran mata pancing 4-5 dan 3-4, serta dilengkapi dengan pemberat, sedangkan panjang tali 10-15 meter. Cara pengoperasian dengan menurunkan alat dan mengulurkan tali sampai kedalaman tertentu. Hasil tangkapan yang di dapat dalam sehari penangkapan 5-30 Kg. Adapun ikan-ikan yang ditangkap seperti ikan tenggiri (Cybium commersoni), ikan tongkol (Euthynnus lineatus), ikan selar (Selaroides sp) dan ikan kembung (Rastrelliger branchysoma).

5.2.1.3. Armada Penangkapan

Dari hasil jawaban 12 Orang nelayan Desa Sepempang mengenai armada penangkapan, mayoritas nelayan Desa Sepempang mengunakan kapal motor 2-5 GT, untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 16.

Tabel 16. Armada Pengkapan Nelayan Desa Sepempang.

No Armada Penangkapan Jumlah Nelayan Persentase %

1 Perahu Papan Kecil 1 Orang 8,3 %

2 Perahu Motor Tempel -

-3 Kapal Motor, 2-5 GT 11 Orang 91,6 %

Jumlah 12 Orang 100 %

Sumber: Data Primer

Peningkatan produksi perikanan tidak terlepas dari tersedianya armada penangkapan, operasi penangkapan pada areal yang luas dan keterampilan dari nelayan itu sendiri. Armada perikanan yang ada di Desa Sepempang berdasarkan data koesioner adalah kapal motor ukuran 32-34 kaki dan lebar 1,3-1,5 m. Dengan mengunakan mesin Dompeng maupun Tiongkok

Armada penangkapan di Desa Sepempang masih tergolong maju karena dapat dilihat sebahagian besar nelayan menggunakan perahu motor. Hal ini karena nelayan mempunyai kemampuan ekonomi untuk membeli perahu motor.

5.2.1.4 Status Kepemilikan Kapal

Dari hasil jawaban 12 Orang nealyan Desa Sepempang mengenai Status Kepemilikan armada penangkapan, mayoritas nelayan Desa Sepempang Mempunyai armada penangkapan pribadi, untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 17.

Tabel 17. Status Kepemilikan Kapal Nelayan Desa Sepempang N

o

Status Kepemilikan Kapal Jumlah Nelayan Persentase %

1 Milik Pribadi 8 Orang 66,6 %

2 Milik Juragan 2 Orang 16,6 %

3 Pinjaman 2 Orang 16,6 %

Jumlah 12 Orang 100 %

Sumber: Data Primer

5.2.1.5 Lokasi Penangkapan

Dari hasil wawancara dengan masyarakat nelayan Desa Sepempang diketahui lokasi penangkapan cukup berfariasi, berkisar 20-140 mil dari bibir pantai. Lokasi penangkapan yang dilakukan masyarakat Desa Sepempang bisa mencapai hingga daerah per batasan Indonesia-Vietnam.

5.2.1.6 Jumlah penangkapan

Dari hasil wawancara dengan masyarakat nelayan Desa Sepempang diketahui hasil penangkapan akhir-akhir ini berkurang, untuk mendapatkan hasil yang lebih nelayan harus menambah jarak tempuh penangkapan. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 18.

Tabel 18. Jumlah Hasil Tangkapan Nelayan Desa Sepempang N

o

Hasil Tangkapan Jumlah Nelayan Persentase %

2 50-100 KG 5 Orang 41,66 %

3 100-150 KG 2 Orang 16,66 %

4 >150 KG 3 Orang 25 %

Sumber: Data Primer

5.2.1.7 Jenis Hasil Tangkapan dan Harga

Desa Sepempang memiliki hasil perikanan yang berfariasi contohnya seperti ikan tenggiri, tongkol, parang, selar, tamban, kerapu, merah dan lain-lain. Sedangkan satuan harga jual yaitu Per ekor, untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 19.

Tabel 19. Jenis Hasil Tangkapan Nelayan di Desa Sepempang Kecamatan Bunguran Timur Kabupaten Natuna Provinsi Kepulauan Riau N

o

Jenis Ikan Jumlah Ikan Ukuran Ikan Harga

1 Ikan Tenggiri (Cybium commersoni)

1 Ekor 1 KG Rp. 25.000

2 Ikan Tongkol (Euthynnus

lineatus) 1 Ekor 30-40 cm Rp. 20.000

3 Ikan Kembung (Rastrelliger

branchysoma) 5-6 Ekor 15-20 cm Rp. 15.000

4 Ikan Parang-parang

(Chicocentrus hypselonea)

1 Ekor 60 cm Rp. 8.000

5 Ikan Selar (Selaroides sp) 5-6 Ekor 15 cm Rp. 20.000 6 Ikan Kerapu (Epinephelus

sp) 1 Ekor 1 KG Rp. 35.000

7 Ikan Kerapu sunu

(Epinephelus diabolos) 1 Ekor 1 KG Rp. 80.000

8 Ikan Pari (Dasgatis sephen) 1 Ekor 20-25cm Rp. 3.000 9 Ikan Tamban (Clupea sp) 10-15 Ekor 10-20 cm Rp. 8.000 10 IkanMerah (Lutjanus

argetinaculatus) 1 Ekor 1 KG Rp. 30.000

11 Cumi-cumi (Loligo sp) 2-3 Ekor 25-30 cm Rp. 20.000 Sumber : Data Primer

Harga di atas dapat berubah pada saat-saat tertentu sesuai dengan musim ikan. Jika pada musim Timur, harga yang tertera pada tabel bisa menjadi lebih

rendah atau sebaliknya. Dan yang memakai satuan (KG) adalah bagian dari ikan ekspor.

5.2.1.8 Skema Pendistribusian Ikan

Hasil tangkapan yang diperoleh nelayan di Desa Sepempang ada yang dikonsumsi sendiri oleh nelayan atau dijual kepada masyarakat yang berada di sekitar tempat pendaratan ikan. Kemudian ikan yang terisisa langsung dibawa kepenampung. Dalam menjual hasil perikanan yang menentukan harga adalah para penampung, jadi nelayan memperoleh hasil tangkapan dari penampung nya masing-masing.

Pemasaran hasil perikanan dari hasil penangkapan ikan dipasarkan pada pasar lokal dan ekspor, untuk pasar lokal ikan dipasarkan ke Ranai dan daerah lainnya. Sedangkan pasar ekspor dipasarkan melalui pelabuhan Penagi, ikan yang biasa diekspor antara lain Ikan Kerapu sunu (Epinephelus diabolos) dan Ikan Merah (Lutjanus argetinaculatus), untuk kegiatan ekspor langsung ke Negara tujuan ekspor Thailand, Vietnam.

Kelancaran ekspor ikan sangat tergantung pada musim tertentu, diamana pada musim utara penangkapan ikan sangat kurang karena angin yang timbul sangat kencang menimbulkan gelombang yang sangat tinggi, sehingga para nelayan mengurangi operasinya ke laut karena mempertimbanng kan faktor keselamatan. Dalam situasi ini, produksi ikan menurun seiring meningkatnya harga ikan di pasaran lokal maupun di pasar luar negeri. Dengan semakin panjangnya rantainya pemasaran maka harga yang sampai kepada masyarakat atau

konsumen menjadi mahal. Untuk mengetahui bentuk rantai pemasarannya dapat dilihat pada gambar 2 dibawah ini :

Gambar 2. Skema Pendistribusian Ikan Hasil Tangkapan di Desa Sepempang Kecamatan Bunguran Timur Kabupaten Natuna Provinsi Kepulauan Riau.

5.2.2 Budi Daya

Berdasarkan data yang diperoleh baik dari Desa maupun dari wawancara langsung dengan nelayan, tidak diperoleh data mengenai adanya usaha budidaya perikanan darat maupun laut yang terdapat di Desa Sepempang ini. Potensi budidaya air payau (tambak) dan laut (keramba) cukup besar, lahan yang berpotensi untuk pembuatan tambak terdapat di Desa Sepempang cukup luas. Dimana banyak terdapat anak sungai yang mengalir ke laut, namun untuk saat ini pemanfaatan untuk kegiatan budidaya air payau (tambak) dan Laut (keramba) belum ada disebabkan rendahnya pengetahuan masyarakat terhadap ilmu budidaya air payau, air laut dan tidak memiliki modal yang cukup, untuk itu perlu

NELAYAN

PEDAGANG PENGUMPUL

PEDAGANG PENGECER

KONSUMEN

adanya percontohan oleh Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Natuna agar potensi yang ada dapat digali dan sekaligus dapat dimanfaatkan oleh Masyarakat Desa Sepempang.

5.2.3 pengolahan hasil perikanan

Di Desa Sepempang ini tidak ditemui adanya pengolahan hasil tangkapan. Hal ini disebabkan karena hasil tangkapan yang sedikit. Sehingga hanya sebagian kecil yang dikonsumsi sendiri yang sisanya langsung dijual kepada konsumen dan kepada penampung.

5.2.4 Potensi Perikanan

potensi perikanan yang ada di desa Sepempang Sebenarnya masih sangat memadai jika dikelola dengan baik. Ini dibuktikan dengan beberapa faktor salah satunya kualitas air, dimana di Desa Sepempang kualitas airnya masih mendukung untuk kehidupan biota laut. Kualitas air yang ada di Desa Sepempang masih dibawah standart baku mutu KEP MEN LH No 51 tahun 2004 lampiran III.

Dalam dokumen KONDISI UMUM PERIKANAN DI DESA SEPEMPANG (Halaman 33-44)

Dokumen terkait