x. Pajak Penghasilan (lanjutan) x. Income Tax (continued)
Pajak tangguhan Deferred tax
Pajak tangguhan diakui dengan menggunakan metode liabilitas atas perbedaan temporer pada tanggal pelaporan antara dasar pengenaan pajak aset dan liabilitas dan jumlah tercatatnya untuk tujuan pelaporan keuangan pada tanggal pelaporan.
Deferred tax is provided using the liability method on temporary differences at the reporting date between the tax bases of assets and liabilities and their carrying amounts for financial reporting purposes at the reporting date.
Liabilitas pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer yang kena pajak dan aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan dan rugi fiskal yang belum terpakai, sepanjang besar kemungkinan besar laba kena pajak akan tersedia sehingga perbedaan temporer yang boleh dikurangkan dan rugi fiskal yang belum terpakai tersebut dapat dimanfaatkan.
Deferred tax liabilities are recognized for all taxable temporary differences and deferred tax assets are recognized for deductible temporary differences and unused tax losses to the extent that it is probable that taxable income will be available in future years against which the deductible temporary differences and unused tax losses can be utilized.
Aset pajak tangguhan diakui untuk seluruh perbedaan temporer yang boleh dikurangkan dan akumulasi rugi pajak yang belum dikompensasikan, bila kemungkinan besar laba kena pajak akan tersedia sehingga perbedaan temporer dapat dikurangkan
tersebut dan rugi pajak belum
dikompensasikan tersebut dapat
dimanfaatkan.
Deferred tax assets are recognized for all deductible temporary differences and carry forward of unused tax losses to the extent that it is probable that taxable profits will be
available against which the deductible
temporary differences and carry forward of unused tax losses can be utilized.
Liabilitas pajak tangguhan dan aset pajak tangguhan (jika memenuhi kriteria) diakui atas perbedaan temporer kena pajak terkait dengan investasi pada entitas anak dan asosiasi, kecuali yang waktu pembalikannya dapat dikendalikan dan kemungkinan besar perbedaan temporer tersebut tidak akan dibalik di masa depan yang dapat diperkirakan.
Deferred tax liabilities and assets (provided fulfilling recognition criteria) are recognized in respect of taxable temporary differences associated with investments in subsidiaries and associates, except where the timing of the reversal of the temporary differences can be controlled and it is probable that the temporary differences will not reverse in the foreseeable future.
Jumlah tercatat aset pajak tangguhan ditelaah pada setiap tanggal pelaporan dan nilai tercatat aset pajak tangguhan tersebut diturunkan apabila laba kena pajak mungkin tidak memadai untuk mengkompensasi sebagian atau semua manfaat aset pajak tangguhan. Aset pajak tangguhan yang belum diakui sebelumnya ditelaah pada setiap tanggal pelaporan dan diakui sepanjang laba kena pajak yang akan datang kemungkinan besar akan tersedia untuk dipulihkan.
The carrying amount of deferred tax assets is reviewed at each reporting date and reduced to the extent that it is no longer probable that sufficient taxable income will be available to allow all or part of the benefit of the deferred tax assets to be utilized. Unrecognized deferred tax assets are reassessed at each reporting date and are recognized to the extent that it has become probable that future taxable income will allow the deferred tax assets to be recovered.
SIGNIFIKAN (lanjutan) POLICIES (continued)
x. Pajak Penghasilan (lanjutan) x. Income Tax (continued)
Pajak tangguhan (lanjutan) Deferred tax (continued)
Aset dan liabilitas pajak tangguhan diukur berdasarkan tarif pajak yang diharapkan akan dipakai pada tahun saat aset direalisasikan atau liabilitas diselesaikan berdasarkan tarif pajak dan peraturan perpajakan yang berlaku atau yang telah secara substantif berlaku pada tanggal pelaporan.
Deferred tax assets and liabilities are measured at the tax rates that are expected to apply to the year when the asset is realized or the liability is settled based on the tax rates and tax laws that have been enacted or substantively enacted as at the reporting date.
Perubahan nilai tercatat aset dan liabilitas pajak tangguhan yang disebabkan perubahan tarif pajak dibebankan pada tahun berjalan, kecuali untuk transaksi-transaksi yang sebelumnya telah langsung dibebankan atau dikreditkan ke ekuitas.
Changes in the carrying amount of deferred tax assets and liabilities due to a change in tax rates are charged to current year operations, except to the extent that they relate to items previously charged or credited to equity.
Pajak tangguhan sehubungan dengan bagian yang diakui di luar laba rugi diakui di luar laba rugi. Pajak tangguhan tersebut diakui berkaitan dengan transaksi baik yang ada di pendapatan komprehensif lainnya atau langsung dibebankan ke ekuitas.
Deferred tax relating to items recognized outside of profit or loss is recognized outside profit or loss. Deferred tax items are recognized in correlation to the underlying transaction either in other comprehensive income or directly in equity.
Aset pajak tangguhan dan liabilitas pajak tangguhan disaling-hapuskan jika terdapat hak secara hukum untuk melakukan saling hapus atas aset pajak kini terhadap liabilitas pajak kini atau aset dan liabilitas pajak tangguhan pada entitas yang sama, atau kelompok usaha yang bermaksud untuk menyelesaikan aset dan liabilitas lancar berdasarkan jumlah neto.
Deferred tax assets and deferred tax liabilities are offset when a legally enforceable right exists to offset current tax assets against current tax liabilities, or the deferred tax assets and deferred tax liabilities relate to the same taxable entity, or the group intends to settle its current assets and liabilities on a net basis.
y. Kepentingan dalam Pengaturan Bersama y. Interest in Joint Arrangement
Efektif tanggal 1 Januari 2015, Kelompok
Usaha menerapkan PSAK No. 66,
“Pengaturan Bersama”. PSAK ini
menggantikan PSAK No. 12 (2009) dan ISAK No. 12. PSAK ini menghapus opsi metode konsolidasi proporsional untuk mencatat investasi pada ventura bersama. Mengacu pada penerapan PSAK No. 65, manajemen menetapkan pengendalian pada Transgasindo merupakan pengendalian bersama dan karenanya melakukan evaluasi berdasarkan ketentuan PSAK No. 66 serta menentukan bahwa kepentingannya pada Transgasindo diklasifikasikan sebagai ventura bersama berdasarkan PSAK No. 66. Dengan demikian investasi pada Transgasindo dicatat dengan menggunakan metode ekuitas. Sesuai
Effective on January 1, 2015, the Group applied PSAK No. 66, “Joint Arrangements”. This PSAK replaces PSAK No. 12 (2009) and ISAK No. 12. This PSAK removes the option to account for
jointly venture using proportionate
consolidation. Referring to the adoption of PSAK No. 65, management has determined that control over Transgasindo represents a joint control and therefore further assessed based on provision of PSAK No. 66 and determined that the interest in Transgasindo to be classified as a joint venture under PSAK No. 66. Therefore, investment in Transgasindo is accounted for using the equity method. In line with requirement of PSAK No. 66, The Group applied the change retrospectively (Note 4).
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan)
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING
POLICIES (continued) y. Kepentingan dalam Pengaturan Bersama
(lanjutan)
y. Interest in Joint Arrangement (continued)
Pengaturan bersama adalah pengaturan yang dua atau lebih pihak memiliki pengendalian bersama. Pengendalian bersama adalah persetujuan kontraktual untuk berbagi pengendalian atas suatu pengaturan, yang ada hanya ketika keputusan mengenai aktivitas relevan mensyaratkan persetujuan dengan suara bulat dari seluruh pihak yang berbagi pengendalian.
A joint arrangement is an arrangement over which two or more parties have joint control. Joint control is the contractually agreed sharing of control of an arrangement, which exists only when decisions about the relevant activities require unanimous consent of the parties sharing control.
Operasi bersama adalah salah satu jenis pengaturan bersama dimana para pihak yang memiliki pengendalian bersama atas pengaturan memiliki hak atas aset, kewajiban atas liabilitas, terkait dengan pengaturan tersebut.
A joint operation is a type of joint arrangement whereby the parties that have joint control of the arrangement have rights to the assets and obligations for the liabilities, relating to the arrangement.
Kelompok Usaha memiliki kepemilikan dalam operasi bersama dimana Kelompok Usaha termasuk salah satu pihak yang memiliki pengendalian bersama (operator bersama), atau pihak yang berpartisipasi tidak memiliki pengendalian bersama atas operasi bersama tersebut.
The Group has interests in several joint operation whereby the Group includes as a party which have joint control of a joint operation (joint operator), or as party that participate in, but do not have joint control of, a joint operation.
Sehubungan dengan kepentingannya dalam operasi bersama bagian kepemilikan dalam operasi bersama, Kelompok Usaha mengakui:
• Aset, mencakup bagiannya atas setiap aset uang dimiliki bersama;
• Liabilitas, mencakup bagiannya atas liabilitas yang terjadi bersama;
• Pendapatan dari penjualan bagiannya atas output yang dihasilkan dari operasi bersama;
• Bagiannya atas pendapatan dari penjualan output oleh operasi bersama; dan
• Beban, mencakup bagiannya atas setiap beban yang terjadi secara bersama-sama.
In relation to its interests in joint operations, the Group recognises its:
• Assets, including its share of any assets
held jointly;
• Liabilities, including its share of any
liabilities incurred jointly;
• Revenue from the sale of its share of the
output arising from the joint operation;
• Share of the revenue from the sale of the
output by the joint operation; and
• Expenses, including its share of any
expenses incurred jointly.
Ketika Kelompok Usaha melakukan transaksi dengan operasi bersama, dimana Kelompok Usaha merupakan salah satu operator bersama, maka Kelompok Usaha mengakui keuntungan dan kerugian yang dihasilkan dari transaksi tersebut hanya sebatas kepentingan para pihak lain dalam operasi bersama tersebut.
When the Group enters into a transaction with a joint operation in which it is a joint operator, the Group shall recognise gains and losses resulting from such a transaction only to the extent of the other parties’ interests in the joint operation.
SIGNIFIKAN (lanjutan) POLICIES (continued)
z. Informasi Segmen z. Segment Information
Untuk tujuan manajemen, Kelompok Usaha dibagi menjadi empat segmen operasi berdasarkan produk dan jasa yang dikelola secara independen oleh masing-masing pengelola segmen yang bertanggung jawab atas kinerja dari masing-masing segmen. Para pengelola segmen melaporkan secara langsung kepada manajemen yang secara teratur mengkaji hasil operasi sebagai dasar untuk mengalokasikan sumber daya ke masing-masing segmen dan untuk menilai kinerja segmen.
For management purposes, the Group is organized into four operating segments based on their products and services which are independently managed by the respective
segment managers responsible for the
performance of the respective segments under their charge. The segment managers report directly to the management who regularly review the segment results in order to allocate resources to the segments and to assess the segment performance.
Pengungkapan tambahan pada masing-masing segmen terdapat dalam Catatan 44, termasuk faktor yang digunakan untuk mengidentifikasi segmen yang dilaporkan dan dasar pengukuran informasi segmen.
Additional disclosures on each of these segments are shown in Note 44, including the factors used to identify the reportable segments and the measurement basis of segment information.
aa. Laba per Saham Dasar aa. Basic Earnings per Share
Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk dengan jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar pada tahun yang bersangkutan.
Basic earnings per share amounts are computed by dividing profit for the year attributable to owners of the parent entity by the weighted average number of ordinary shares outstanding during the year.
bb. Instrumen Keuangan Derivatif bb. Derivative Financial Instruments
Perusahaan melakukan transaksi derivatif untuk tujuan mengelola risiko perubahan nilai tukar mata uang asing yang berasal dari pinjaman jangka panjang Perusahaan dalam mata uang asing.
The Company enters into and engages in derivative for the purpose of managing its foreign exchange exposures emanating from the Company’s long-term loans in foreign currencies.
Perusahaan menerapkan PSAK No. 55 (Revisi 2011), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran” yang mengatur standar akuntansi dan pelaporan untuk transaksi derivatif dan aktivitas lindung nilai, yang mengharuskan setiap instrumen derivatif (termasuk instrumen derivatif melekat) diakui sebagai aset atau liabilitas berdasarkan nilai wajar setiap kontrak. Nilai wajar merupakan perhitungan nilai kini (present value) dengan menggunakan data dan asumsi yang berlaku umum.
The Company applied PSAK No. 55 (Revised 2011), “Financial Instruments: Recognition and Measurement”) sets forth the accounting and reporting standards for derivative transactions and hedging activities, which require that every derivative instrument (including embedded derivatives) be recognized as either asset or liability based on the fair value of each contract. Fair value is a computation of present value by using data and assumption which are commonly used.
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan)
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING
POLICIES (continued)
bb. Instrumen Keuangan Derivatif (lanjutan) bb. Derivative Financial Instruments
(continued) Berdasarkan kriteria khusus untuk akuntansi
lindung nilai pada PSAK No. 55 (Revisi 2011), semua instrumen derivatif yang ada pada Perusahaan tidak memenuhi persyaratan tersebut dan oleh karena itu tidak dikategorikan sebagai lindung nilai yang efektif untuk tujuan akuntansi. Perubahan atas nilai wajar instrumen derivatif dibebankan atau dikreditkan pada laba rugi tahun berjalan.
Based on the specific requirements for hedge accounting under PSAK No. 55 (Revised 2011), the Company’s derivative instrument does not qualify and are not designated as hedge activity for accounting purposes. The changes in fair value of such derivative instrument is charged or credited to current year’s profit or loss.
Perubahan neto nilai wajar instrumen derivatif dan laba (rugi) dari penyelesaian kontrak derivatif dibebankan atau dikreditkan pada “Laba (Rugi) Perubahan Nilai Wajar Derivatif - Neto”, yang disajikan sebagai bagian dari Pendapatan (Beban) Lain-lain dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian.
The net changes in fair value of derivative instruments, and gain (loss) from the settlement of derivative contracts are charged or credited to “Gain (Loss) on Change in Fair Value of Derivatives - Net” which is presented under Other Income (Expense) in the consolidated statement of profit or loss and other comprehensive income.
cc. SAK baru dan/atau revisian yang telah diterbitkan, namun belum berlaku efektif
cc. New and/or revised SAK issued but not yet effective
Berikut ini adalah beberapa SAK yang telah disahkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) yang dipandang relevan terhadap pelaporan keuangan Kelompok Usaha namun belum berlaku efektif untuk laporan keuangan konsolidasian 31 Desember 2015 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut:
The following are several issued SAK by the Indonesian Financial Accounting Standards Board (DSAK) that are considered relevant to the financial reporting of the Group but not yet effective for consolidated financial statements as of December 31, 2015 and for the year then ended:
• Amandemen PSAK Tahun 2015 • Amendment to PSAK Year 2015
• Amandemen PSAK No. 1 (2015): Penyajian Laporan Keuangan tentang
Prakarsa Pengungkapan yang
diadopsi dari Amandemen IAS No. 1,
akan berlaku efektif
1 Januari 2017.
Amandemen PSAK ini memberikan klarifikasi terkait penerapan persyaratan materialitas, fleksibilitas urutan sistematis catatan atas laporan keuangan dan pengidentifikasian kebijakan akuntansi signifikan.
Amandemen PSAK ini juga
mengakibatkan amandemen terhadap PSAK (consequential amendment) sebagai berikut:
a. PSAK No. 3: Laporan Keuangan Interim;
b. PSAK No. 5: Segmen Operasi; c. PSAK No. 60: Instrumen
Keuangan: Pengungkapan; dan d. PSAK No. 62: Kontrak Asuransi.
• Amendment to PSAK No. 1 (2015):
Presentation of Financial Statements in relation to Intiative Disclosure, adopted from Amendment to IAS No. 1, will be effectively applied on January 1, 2017.
Amendments to this PSAK provides clarification related to the application of
the requirements of materiality,
flexibility systematic sequence of notes to the financial statements and the identification of significant accounting policies.
Amendments to this PSAK also results
in an amendment to IAS (consequential
amendment) as follows:
a. PSAK No. 3: Interim Financial Statements;
b. PSAK No. 5: Operating Segments;
c. PSAK No. 60: Financial
Instruments: Disclosures; and d. PSAK No. 62: Insurance Contracts.
SIGNIFIKAN (lanjutan) POLICIES (continued) cc. SAK baru dan/atau revisian yang telah
diterbitkan, namun belum berlaku efektif (lanjutan)
cc. New and/or revised SAK issued but not yet effective (continued)
• Amandemen PSAK Tahun 2015
(lanjutan)
• Amendment to PSAK Year 2015
(continued)
• Amandemen PSAK No. 4 (2015): Laporan Keuangan Tersendiri tentang Metode Ekuitas dalam Laporan Keuangan Tersendiri yang diadopsi dari Amandemen IAS No. 27, akan berlaku efektif 1 Januari 2016.
Amandemen PSAK ini
memperkenankan penggunaan
metode ekuitas sebagai salah satu metode pencatatan investasi pada entitas anak, Pengaturan Bersama dan entitas asosiasi dalam laporan keuangan tersendiri entitas tersebut.
• Amendment to PSAK No. 4 (2015):
Separate Financial Statements on
Equity Method in the Separate
Financial Statements adopted from Amendment to IAS No. 27, will be effectively applied on January 1, 2016.
Amendment to this PSAK allows the use of the equity method as a method
of recording the investment in
subsidiaries, Joint Arrangements and associates in the separate financial statements of the entity.
• Amandemen PSAK No. 15 (2015): Investasi Pada Entitas Asosiasi dan Pengaturan Bersama tentang Entitas Investasi: Penerapan Pengecualian Konsolidasi, di adopsi dari Amandemen IFRS No. 10, IFRS No. 12, dan IAS No. 28, akan berlaku efektif 1 Januari 2016.
Amandemen PSAK ini memberikan klarifikasi tentang pengecualian konsolidasi paragraf 36A untuk entitas investasi ketika kriteria tertentu terpenuhi.
• Amendment to PSAK No. 15 (2015):
Investments in Associates and Joint Arrangements on Investments Entity: Exemption on Consolidation Application adopted from Amendments to IFRS No. 10, IFRS No. 12, and IAS No. 28, will be effectively applied on January 1, 2016.
Amendment to this PSAK provides clarification on the consolidation of paragraph 36A of the exemption for investment entities when certain criteria are met.
• Amandemen PSAK No. 16 (2015): Aset Tetap, tentang Klarifikasi Metode yang Diterima untuk Penyusunan dan Amortisasi yang diadopsi dari Amandemen IAS No. 16 dan IAS No. 38, akan berlaku efektif 1 Januari 2016.
Amandemen PSAK ini memberikan tambahan penjelasan tentang indikasi perkiraan keusangan teknis atau komersial suatu aset. Amandemen PSAK ini juga mengklarifikasi bahwa penggunaan metode penyusutan yang berdasarkan pada pendapatan adalah tidak tepat.
• Amendment to PSAK No. 16 (2015):
Fixed Assets on the Clarification of Acceptable Methods of Depreciation and
Amortization, adopted from
Amendments to IAS No. 16 and IAS No. 38, will be effectively applied on January 1, 2016.
Amendment to this PSAK provides additional explanation on predictive
indication of the technicals or
commercial obsolesence of an assets. Amendment to this PSAK also clarify that the use of the depreciation method based on income is appropriate.
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan)
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING
POLICIES (continued) cc. SAK baru dan/atau revisian yang telah
diterbitkan, namun belum berlaku efektif (lajutan)
cc. New and/or revised SAK issued but not yet effective (continued)
• Amandemen PSAK Tahun 2015
(lanjutan)
• Amendment to PSAK Year 2015
(continued)
• Amandemen PSAK No. 19 (2015): Aset tak berwujud tentang Klarifikasi Metode yang Diterima untuk Penyusutan dan Amortisasi, yang diadopsi dari Amandemen IAS No. 16 dan IAS No. 38, akan berlaku efektif 1 Januari 2016
Amandemen PSAK ini memberikan klarifikasi tentang anggapan bahwa pendapatan adalah dasar yang tidak tepat dalam mengukur pemakaian manfaat ekonomi aset tak berwujud dapat dibantah dalam keadaan terbatas tertentu.
• Amendment to PSAK No. 19 (2015):
Intangible Assets on Clarification of
Acceptable of Depreciation and
Amortization, adopted from
Amendments IAS No.16 and IAS No. 38, will be effectively applied on January 1, 2016.
Amendment to this PSAK provides clarification on the assumption that revenue is not an appropriate basis to measure the economic benefit of intangible assets can be rebutted in certain limited circumstances.
• Amandemen PSAK No. 24 (2015): Imbalan Kerja tentang Program Imbalan Pasti: Iuran Pekerja, yang diadopsi dari amandemen IAS No. 19, berlaku efektif 1 Januari 2016.
Amandemen PSAK ini memberikan klarifikasi tentang anggapan bahwa pendapatan adalah dasar yang tidak tepat dalam mengukur pemakaian manfaat ekonomi aset tak berwujud dapat dibantah dalam keadaan terbatas tertentu.
• Amendment to PSAK No. 24 (2015):
Employee Benefits on Defined Benefit
Plans: Employee Contributions,
adopted from amendments IAS No. 19, will be effectively applied on January 1, 2016.
Amendment to this PSAK is to simplify accounting for dues contributions from employees or third parties that do not depend on the number of years of
service, for example, worker
contributions are calculated based on a fixed percentage of salary.
• Amandemen PSAK No. 65: Laporan Keuangan Konsolidasian tentang Entitas Investasi: Penerapan Pengecualian Konsolidasi, yang