• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

E. Hipotesis Penelitian

Didasari oleh kerangka berfikir dan asumsi penelitian tersebut, diajukan hipotesis yang menujukkkan tentang “Pengaruh Model Kepemimpinan Transformasional dan Supervisi Akademik Terhadap Kinerja Guru PAI SD Se- Kabupaten Blora Tahun 2017” sebagai berikut:

1. Terdapat pengaruh yang signifikan model Kepemimpinan Transformasional terhadap Kinerja Guru PAI SD Se-Kabupaten Blora Tahun 2017.

2. Terdapat pengaruh yang signifikan supervisi akademik terhadap Kinerja Guru PAI SD Se-Kabupaten Blora Tahun 2017.

3. Terdapat pengaruh yang signifikan model Kepemimpinan Transformasional dan Supervisi Akademik terhadap Kinerja Guru PAI SD Se-Kabupaten Blora Tahun 2017.

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kepemimpinan Transformatif (Kepemimpinan Transformasional) 1. Pengertian Kepemimpinan Transformatif

Teori tentang kepemimpinan transformatif telah dikemukakan oleh beberapa ahli antara lain sebagai berikut :

a. Menurut James MacGregor Burn, kepemimpinan transformatif adalah sebuah proses dimana pemimpin dan bawahannya berusaha untuk mencapai tingkat moralitas dan motivasi yang lebih tinggi. 14

b. Kepemimpinan transformatif memiliki pengertian kepemimpinan yang bertujuan untuk perubahan.15

c. Kepemimpinan transformatif itu merupakan proses dimana orang terlibat dengan orang lain, dan meningkatkan hubungan motivasi, dan moralitas dalam diri pemimpin dan pengikut. 16

Dari beberapa pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kepemimpinan transformatif adalah proses dimana pemimpin dan bawahannya berusaha untuk meningkatkan motivasi dan moralitas yang tinggi.

2. Unsur-unsur yang terdapat dalam Kepemimpinan Transformatif a. Unsur Pemimpin

1. Pemimpin mempunyai karisma dimata pengikut

2. Pemimpin mempunyai visi atau idealisme yang sesuai dengan harapan pengikut

14 Budi Suhardiman, Studi Pengembangan Kepala Sekolah ..., 121

15 Muhith, Abd dan Bahar Agus Setiawan, Transformational Leadership: Ilustrasi di Bidang Organisasi Pendidikan, Jakarta : Rajawali, 2013, 24.

3. Pemimpin mampu memberikan pengaruh kepada pengikut. b. Unsur Pengikut

1. Pengikut mempunyai inspirasi dari dirinya dan memandang pemimpin mampu membawanya untuk mewujudkan inspirasi tersebut

2. Pengikut mempunyai motivasi dan pemimpin menangkap motivasi tersebut untuk diarahkan sehingga menjadi tujuan bersama.

c. Unsur Kerja Sama

Dalam melaksanakan pekerjaannya, pemimpin mampu merangsang atau memicu kreatifitas intelektual dari para pengikut.

d. Unsur Keputusan

Dalam kerjasama transformasional, pengikut bebas mengambil keputusan dan bukan karena ada tekanan.

3. Ciri-ciri Kepemimpinan Transformatif

Menurut Bass ciri-ciri kepemimpinan Transformatif (transformasional) ada yaitu : pengaruh ideal, stimulasi intelektual, kepedulian perorangan, dan moytivasi yang menginspirasi. 17

a. Pengaruh yang diidealkan (idealized influence)

Idealized influence adalah sifat-sifat keteladanan (role model) yang ditunjukkan kepada pengikut dan sifat-sifat yang dikagumi pengikut dari pemimpinnya.18 Pengikut menghubungkan dirinya denagn pemimpinnya dan sangat ingin menirunya. Pemimpin ini biasanya memiliki standard yang sangat

17 Peter G. Norhhouse, Kepemimpinan: Teori dan Praktik edisi keenam, penerjemah: Ati Cahyani, Jakarta : Indeks;2013, 176.

18 Mulyono, Educational Leadership : Mewujudkan Efektivitas Kepemimpinan Pendidikan, Malang. UIN Malang, 2009, 31.

tinggi akan moral dan sangat dihargai oleh pengikutnya yang biasanya sangat percaya kepada mereka 19

Pada dasarnya pengaruh yang ideal pemimpin memberikan keteladanan pada pengikut melalui perilaku dan ucapan. Dalam mempraktikkan aspek keteladanan ini, pemimpin melakukan hal-hal sebagi berikut : dia memberikan makna yang terkandung dalam visi sekolah secara men arik dan menggugah agar ada dorongan dari dalam diri pengikutnya untuk bersama-sama mewujudkan visi tersebut, dia menunjukkan keteladanan denagn berkomunikasi secar efektif dan mempraktikan perilaku yang mendukung visi, misi, dan tata nilai sekolah, dia rela berkorban, dan menunjukkan keberanian untuk mengambil resiko pribadi untuk mencapai visi tersebut, dia menunjukkan kepada pengikutnya bahwa apa yang dia lakukan adalah kepentingan bersama, dia menyampaikan harapan kepada pengikutynya agar termotivasi untuk berbuat yang lebih baik, dia memperlihatkan rasa percaya diri dan keyakian atas apa yang dia katakan kepada pengikutnya. Dia menunjukkan bahwa dirinya adalah bagian dari kelompok, rendah hati, dan menghargai orang lain. Dia menjunjung etika dan moral dalam bekerja dan mempraktikan tata nilai sekolah dengan tulus.

b. Motivasi yang menginspirasi (Inspirational motivation)

Motivasi yang mengispirasi adalah sifat pemimpin yang memberiakan inspirasi dalam bekerja, mengajak pengikut untuk mewujudkan sebuah cita-cita bersama agar hidup dan karya mereka menjadi bermakna. Seorang pemimpin memberiakan kesempatan kepada pengikutnya untuk memberikan kearifan dan mencari tantangan diri untuk berbuat sesuatu yang lebih baik.

Memotivasi pengikut agar bisa mencapai hasil kerja yang luar biasa, baik dalam pekerjaan maupun dalam pengembangan dirinya. Pemimpin mengembangkan rasa bangga pada diri anggota atas pekerjaan dan tujuan organisasi tempat ia bekerja. Sebagai pemimpin, dia menggunakan kata-kata yang membangkitkan semangat juang pada pengikutnya dan memberi contoh apa yang diharapkan dalam kerja dan kerja sama. Selain itu, dia juga membuat pengikutnya merasa bangga pada tim kerjanya denagn memberikan apresiasi terhadp konstribusi keberhasilan dirinya dan tim kerjanya.20

c. Rangsangan intelektual (intellectual stimulation)

Seorang pemimpin yang transformatif adalah pemimpin yang mengembangkan kompetensi pengikutnya dengan cara memberikan tantangan dan pertanyaan agar pengikutnya berpola pikir mencari cara baru dalam melakukan suatu pekerjaan. Pemimpin merangsang pemikiran kreatif pengikutnya untuk memunculkan gagasan inovatif dalam diri mereka. 21

d. Kepedulian secara perorangan (individual consideration)

Keperdulian secara perorangan adalah ciri pemimpin yang memperhatikan kebutuhan pengikutnya dan membuat para pengikutnya agar maju dan berkembang dalam karier dan kehidupan mereka. Pemimpin memperlakukan pengikut dengan penuh rasa hormat, sesuai dengan keunikan masing-masing anggota. Sebagai pemimpin ia mengkaji dan meneliti kemampuan dan kekurangan pengikut, serta mengembangkannya agar pengikut bias berkonstribusi secara maksimal pada organisasi. 22 Selain itu dia juga memberi apresiasi kepada pengikutnya, karena dengan ia memberikan

20Peter G. Norhhouse. Kepemimpinan: Teori dan Praktik edisi keenam ..., 181

21Djamaludin Ancok. Psikologi Kepemimpinan dan Inovasi .... 132 22 Djamaludin Ancok. Psikologi Kepemimpinan dan Inovasi .... 131

apresiasi kepada pengikutnya berarti ia merasa puas karena pengikutnya telah memenuhi standar kinerja yang telah disepakati.

Pemimpin transformatif mampu memahami dan menghargai bawahannya berdasarkan pada kebutuhan bawahannya dan memperhatikan keinginan berprestasi bawahannya serta berkembang para bawahannya. Adapun wujud nyata karakter ini adalah memperhatikan kebutuhan, bertukar pengalaman, selalu menghadirkan dirinya, memberi penghargaan dan hukuman, memperhatikan potensi dan kemampuan.

4. Indikator pemimpin yang menerapkan kepemimpinan transformatif

Menurut Tichy dan Dewantara seorang pemimpin yang sudah menerapkan kepemimpinan transformatif, yaitu :

a. Pemimpin menempatkan diri sebagai agen of change (agen perubahan)

b. Mereka berani bertindak untuk melakukan perubahan, pemimpin berani menghadapi resistensi, menanggung risiko, dan berani menghadapi kenyataan. c. Pemimpin percaya kepada pengikut dengan cara mengembangkan kepercayaan

melalui motivasi, kejujuran dan pemberdayaan, peduli terhadap aspek-aspek humanistic

d. Pemimpin transformatif menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan seperti mengembangkan rasa empati, simpati, saling menghargai, memperhatikan harkat dan martabat sesame, saling memperdulikan, ramah, bertindak secara santun, perduli terhadap aspek-aspek pribadi dan sosio-emosional

e. Pemimpin selalu belajar sepanjang hayat

f. Pemimpin mampu mengatasi permasalahan yang kompleks, tidak menentu, dan membingungkan

g. Pemimpin memiliki pandangan jauh kedepan. 23 5. Kepemimpinan dalam Meningkatkan Kinerja

Gaya kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja pegawai untuk meningkatkan produktivitas kerja demi tercapainya tujuan. Peran gaya kepemimpinan dalam meningkatkan kinerja pegawai perlu dipahami bahwa pemimpin bertanggung jawab mengarahkan apa yang baik bagi pegawainya, dan dia sendiri harus berbuat baik.24

B. Supervisi Akademik

Supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran utuk mencapai tujuan pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran (Dares, 1989, Gligman, et al, 2007). Supervisi akademik tidak terlepas dari penilaian kinerja guru dalam mengelola pembelajaran. Sergiovanni (1987) menegaskan bahwa refleksi praktis penilaian kinerj guru dalam supervisi akaademik adalah melihat kondisi nyata kinerja guru untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan.25

Beberapa tujuan yang didapat dengan diadakannya kegiatan supervisi akademik oleh para supervisor menurut para ahli antara lain :26

1. Agar tercapainya tujuan pembelajaran yang direncanakan bagi murid-muridnya. 2. Diharapkan dapat meningkatkan kualitas akademik guru.

3. Tiga tujuan supervisi akademik, yaitu :

23 Ara Hidayat dan Imam Machali, Pengelolaan Pendidikan, Konsep, Prinsip dan Aplikasi dalam Mengelola Sekolah dan Madrasah,, Yogyakarta: Kaukaba, 2012, 97.

24 E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah: Konsep, Strategi dan Implementasi, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004, 118.

25 Lantip Diat Prasojo, Supervisi Pendidikan, Yogyakarta : Gava Media, 2011, 84.

26 Jasmani Asf. Dan Syaiful Mustofa, Supervisi Pendidikan; Terobosan Baru dalam Peningkatan Kinerja Pengawas dan Guru, Jogjakarta: Ar-Ruzz media, 2013, 35.

a. Supervisi akademik diselenggarakan dengan maksud membantu guru mengembangkan kemampuan profesionalnya dalam memahami akademik, kehidupan kelas, mengembangkan keterampilan mengajarnya dan menggunakan kemampuannya melalui teknik-teknik tertentu.

b. Supervisi akademik diselenggarakan dengan maksud untuk memonitor kegiatan belajar mengajar di sekolah. Kegiatan monitor bias dilakukan dengan melakukan kunjungan kepala sekolah ke kelas-kelas di saat guru sedang mengajar, percakapan pribadi dengan guru, teman sejawatnya maupun dengan murid-muridnya.

c. Supervisi akademik diselenggarakan untuk mendorong guru menerapkan kemampuannya dalam melasanakan tugas-tugas mengajarnya, mendorong guru mengembangkan kemampuannya sendiri, serta mendorong guru agar ia memiliki perhatian yang sungguh-sungguh (commitment) terhadap tugas dan tanggung jawabnya.

Supervisi akademik yang baik adalah supervisi yang mampu berfungsi mencapai multi tujuan tersebut di atas. Tidak ada keberhasilan bagi supervisi akademik jika hanya memperhatikan salah satu tujuan tertentu dengan mengesampingkan tujuan lainnya. Hanya dengan merefleksi ketiga tujuan inilah supervisi akademik akan berfungsi mengubah perilaku mengajar guru. Pada gilirannya nanti perubahan perilaku guru ke arah yang lebih berkualitas akan menimbulkan perilaku belajar yang lebih baik.

Prinsip-prinsip supervisi akademik :

a. Praktis, artinya mudah dikerjakan sesuai sesuai kondisi sekolah.

b. Sistematis, artinya dikembangkan sesuai perencanaan program supervisi yang matang sesuai dengan tujuan pembelajaran.

d. Realistis, artinya berdasarkan kenyataan sebenarnya.

e. Antisipatif, artinya mampu menghadapi masalah-masalah yang mungkin akan terjadi.

f. Konstruktif, artinya mengembangkan kreatifitas dan inovasi guru dalam mengembangkan proses pembelajaran.

g. Kooperatif, artinya ada kerja sama yang baik antara supervisor dan guru dalam mengembangkan proses pembelajaran.

h. Kekeluargaan, artinya mempertimbbangkan saling asah, asih, dan asuh, dalam mengembangkan pembelajaran.

i. Demokratis, artinya supervisor tidak boleh mendominasi pelaksanaan supervisi akademik.

j. Aktif, artinya guru dan supervisor harus aktip berpartisipasi.

k. Humanis, artinya mampu menciptakan hubungan kemanusiaan yang harmois, terbuka, jujur, ajeg, sabar, antusias, dan penuh humor.

l. Berkesinambungan, artinya supervisi akademik dilakukan secara teratur dan berkelanjutan oleh kepala sekolah?madrasah.

m.Terpadu artinya menyatu dengan program pendidikan.

n. Komprehensif, artinya memenuhi ketiga tujuan supervisi akademik (membantu guru mengembangkan kompetensinya, mengembangkan kurikulum, mengembangkan KKG dan membimbing PTK).27

Dalam upaya untuk meningkatkan kinerja guru dapat dilakukan melalui pemberian bantuan dan bimbingan melalui kegiatan supervisi oleh pengawas. Kegiatan membimbing dan memberikan bantuan kepada guru merupakan ajaran Islam yang telah

27

lama ada dan juga merupakan kegiatan yang sudah lama diajarkan oleh Rasulullah SAW sejak dahulu kepada para sahabat.

Di dalam Islam, saling tolong menolong sangatlah dianjurkan. Hal ini telah banyak dijelaskan di dalam Al-Qur‟an dan Hadist Rasulullah SAW. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Maidah ayat 2, yaitu :

َماَشَحۡلٱ َتَۡ٘بۡلٱ َيِّ٘هَٰٓاَء َٰٓ َلََّ َذِئَٰٓ َلَقۡلٱ َلََّ َٕ ۡذَِۡلٱ َلََّ َماَشَحۡلٱ َشَِّۡشلٱ َلََّ ِ َّللَّٱ َشِئَٰٓ َعَش ْاُّْلِحُت َلَ ْاٌَُْهاَء َيِٗزَّلٱ بََُِّٗأَٰٓ َٗ ِذِج ۡسَوۡلٱ ِيَع ۡنُكُّّذَص ىَأ ٍم َْۡق ُىبَ ٌََش ۡنُكٌََّهِش ۡجَٗ َلََّ ْۚاُّدبَط ۡصٱَف ۡنُتۡلَلَح اَرِإَّ ۚباً َْ ۡضِسَّ ۡنِِِّبَّس يِّه الٗ ۡضَف َىُْغَتۡبَٗ ُذِٗذَش َ َّللَّٱ َّىِإ َٰۖ َّللَّٱ ْاُْقَّتٱَّ ِۚى َّ ۡذُعۡلٱَّ ِنۡثِ ۡلۡٱ َٔلَع ْاًَُّْبَعَت َلََّ ٰۖ َْٓۡقَّتلٱَّ ِّشِبۡلٱ َٔلَع ْاًَُّْبَعَتَّ ْْۘاُّذَت ۡعَت ىَأ ِماَشَحۡلٱ ِةبَقِعۡلٱ ٢

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi'ar-syi'ar Allah, dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram, jangan (mengganggu) binatang-binatang had-ya, dan binatang-binatang qalaa-id, dan jangan (pula) mengganggu orang-orang yang mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari kurnia dan keredhaan dari Tuhannya dan apabila kamu telah menyelesaikan ibadah haji, Maka bolehlah berburu. dan janganlah sekali-kali kebencian(mu) kepada sesuatu kaum karena mereka menghalang-halangi kamu dari Masjidilharam, mendorongmu berbuat aniaya (kepada mereka). dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya. (QS. Al-Maidah : 2)28

Dari penjelasan firman Allah SWT tersebut dapat dipahami bahwa tolong menolong dalam hal kebaikan merupakan kewajiban bagi sesame muslim, agar tercipta kehidupan yang harmonis dan indah.

Sebagai supervisor, mempunyai tanggung jawab memberikan bantuan dan bimbingan kepada guru dalam meningkatkan kinerjanya. Bukan sebaliknya, yang terkadang menyalahkan guru dan mempersulit urusan guru dalam berbagai hal. Sebab Rasulullah SAW sangat melarang bagi seorang muslim mempersulit urusan orang lain. Hal tersebut dijelaskan dalam sabdanya yang artinya

telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basyar berkata telah menceritakan kepada kami Yahya bin Sa‟id berkata telah menceritakan kepadsa Syu‟bah. Telah menceritakan kepadaku Abu At Tayyah dari Anas bin Malik dari Nabi Shallallu „Alaihi Wasallam beliau bersabda “ permudahlah dan jangan persulut, berilah kabar gembireaa dan jangan membuat orang lari‟. (HR. Bukhori)

Membina guru untuk meningkatkan kinerjanya merupakan perbuatan yang sangat dipuji di dalam Islam dan merupakan perbuatan yang sangat mulia, karena dengan meningkatnya kinerja guru akan berdampak pada peningkatan proses pembelajaran yang akan melahirkan peserta didik yang berprestasi. Bahkan Islam memberikan ganjaran bagi seorang muslim yang mengajarkan kebaikan kepada saudara muslim lainnya. Sebagaimana dijelaskan di dalam sebuah Hadist bahwa barang siapa yang mengajarkan kebaikan atau mengajak orang lain melakukan kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti orang yang melakukan kebaikan atas apa yang diajarkannya.

C. Kinerja Guru

Kata kinerja merupakan terjemahan dari bahasa Inggris, yaitu performance. Kata performance berasal dari kata to perform yang berarti menampilkan atau melaksanakan. Performence berarti prestasi kerja, pelaksanaan kerja, pencapaian kerja atau penampilan kerja.29

Kinerja adalah unjuk kerja seseorang yang ditunjukkan dalam penampilan, perbuatan, dan prestasi kerjanya sebagai akumulasi dari pengetahuan, ketrampilan, nilai, dan sikap yang telah dimiliki.30

Menurut Mangkunegara, kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang diciptakan oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya, sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

29Barnawi dan Muhammad Arifin, Instrumen Pembinaan, Peningkatan, dan Penilaian Kinerja Guru Profesional, Yogyakarta: Ar nuzz Media, 2013, 11.

Kinerja guru adalah tingkat keberhasilan guru dalam melaksanakan tugas pendidikan sesuai dengan tanggung jawab dan wewenang, berdasarkan standar kinerja yang telah ditetapkan selama periode tertentu dalam kerangka mencapai tujuan pendidikan. 31

Jika kinerja adalah kuantitas dan kualitas pekerjaan yang diselesaikan oleh individu, kinerja merupakan output pelaksanaan tugas. Kinerja mempunyai hubungan yg erat dengan produktifitas., karena merupakan indikator dalam menentukan bagaimana usaha untuk mencapai tingkat produktifitas yang tinggi dalam suatu organisasi. Faktor yang mempengaruhi kinerja antara lain: 1). Sikap mental (motivasi kerja, disiplin erja, etika kerja), 2). Pendidikan, 3). Ketrampilan, 4). Manjemen kepemimpinan, 5). Tingkat penghasilan, 6). Gaji dan kesehatan, 7). Jaminan sosial, 8). Iklim kerja, 9). Sarana prasarana, 10). Tehnologi, dan 11). Kesempatan berprestasi.

Jadi, berdasarkan faktor-faktor tersebut diatas, dapat dikatakan bahwa faktor yang mempengaruhi kinerja seseorang dapat berasal dari dalam individu itu sendiri dan juga faktor dari luar.32

Kinerja seorang guru dapat dilihat dari kompetensi yang dimilikinya. Guru yang kompeten dan profesional adalah guru piawai dalam melaksanakan profesinya. Berdasarkan uraian di atas kompetensi guru dapat didefinisikan sebagai penguasaan terhadap pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak dalam menjalankan profesi sebagai guru. Dan apabila profesi ini tidak dijalankan oleh orang yang berkompeten, maka hasilnya tidak akan memuaskan. Sebagaimana sabda Rasul :

ةَعبَّسلا ِشِظَتٌَْف َِِلَُْا ِشَْ٘غ َٖلِا ُشْهلأا َذِسُّ اَرِا (

ٓسبخبلا ٍاّس )َ

31 Daryanto dan Tutik Rahmawati, Penilaian Kinerja Profesi Guru dan Angka Kreditnya, Yogyakarta: Gava Media, 2013, 16

Apabila suatu urusan diserahkan pada bukan ahlinya, maka tunggu saat kehancurannya. (H.R. Bukhari)33

Menurut Usman Uzer standar Kompetensi Guru dikembangkan secara utuh dari 4 kompetensi utama, yaitu: (1) kompetensi pedagogik, (2) kepribadian (3) sosial dan (4) professional. Keempat kompetensi tersebut terintegrasi dalam kinerja guru.

1. Kompetensi Pedagogik

Kompetensi pedagogik yaitu kemampuan yang harus dimiliki guru berkenaan dengan karakteristik siswa dilihat dari berbagai aspek seperti moral, emosional dan intelektual.

Hal tersebut berimplikasi bahwa seorang guru harus mampu menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip belajar karena siswa memiliki karakter, sifat dan interest yang berbeda.Berkenaan dengan pelaksanaan kurikulum, seorang guru harus mampu mengembangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan masing-masing dan disesuaikan dengan kebutuhan lokal.

Guru harus mampu mengoptimalkan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan kemampuannya dikelas, dan harus mampu melakukan kegiatan penilaian terhadap kegiata pembelajaran yang telah dilakukan. Kemampuan yang harus dimiliki guru berkenaan dengan aspek-aspek yang diamati, yaitu:

a. Penguasaan terhadap karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional dan intelektual.

b. Penguasaan terhadap teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik.

c. Mampu mengembangkan kurikulum yang terkait dengan bidang pengembangan yang diampu.

d. Menyelenggarakan kegiatan pengembangan yang mendidik.

e. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan penyelenggaraan kegiatan pengembangan yang mendidik.

f. Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki.

g. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik.

h. Melakukan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar, memanfaatkan hasil penelitian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran.

i. Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran.34 2. Kompetensi Kepribadian

Pelaksanaan tugas sebagai guru harus didukung oleh suatu persaan bangga akan tugas yang dipercayakan kepadanya untuk mempersiapkan generasi kualitas masa depan bangsa. Walaupun berat tantangan dan rintangan yang dihadapi dalam pelaksanaan tugasnya harus tetap tegar dalam melaksanakan tugas sebagai seorang guru.

Pendidikan adalah proses yang direncanakan agar semua berkembang melalui proses pembelajaran. Guru sebagai pendidik harus dapat mempengaruhi siswa kearah proses situasi sesuai dengan tata nilai yang dianggap baik dan berlaku dalam masyarakat.

Tata nilai termasuk, norma, moral, etika, dan ilmu pengetahuan, mempengaruhi perilaku etik siswa sebagai pribadi dan sebagai anggota masyarakat. Penerapan disiplin yang baik dalam proses pendidikan akan menghasilkan sikap mental, watak dan kepribadian siswa yang kuat. Guru dituntut harus mampu membelajarkan siswanya tentang disiplin diri, belajar membaca, mencintai buku menghargai waktu, belajar bagaimana cara belajar, mematuhi aturan/tata tertib, dan belajar bagaimana harus berbuat. Semuanya itu akan berhasil apabila guru juga disiplin dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya.

Guru harus mempunyai kemampuan yang berkaitan dengan kemantapan dan integritas kepribadian seorang guru. Aspek-aspek yang diamati adalah:

a. Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum sosial dan kebudayaan nasional Indonesia .

b. Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat.

c. Menampilkan sisi sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa.

d. Menunjukan etos kerja, tanggung jawab yang tinngi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri.35

3. Kompetensi Sosial

Guru di mata masyarakat dan siswa merupakan panutan yang perlu dicontoh dan merupakan suri tauladan dalam kehidupannya sehari-hari. Guru perlu memilki kemampuan sosial dengan masyarakat, dalam rangka pelaksanaan proses pembelajaran yang efektif. Dengan dimilikinya kemampuan tersebut, otomatis hubungan sekolah dengan masyarakat akan berjalan dengan lancar, sehingga jika ada keperluan dengan orang tua siswa, para guru tidak akan mendapat kesulitan.

Kemampuan sosial meliputi kemampuan guru dalam berkomunikasi, bekerja sama, bergaul simpatik dan mempunyai jiwa yang menyenangkan.

Kriteria guru yang harus dilakukan adalah:

a. Bertindak objektif serta tidak deskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga dan status social ekonomi keluarga.

b. Berkomunikasi secara efektif, empatik dan santun dengan semua pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat.

c. Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia yang memiliki keragaman sosial budaya.

d. Berkomunikasi dengan komunitas profesi lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain.

4. Kompetensi Professional

Kompetensi Profesional yaitu kemampuan yang harus dimiliki guru dalam perencanan dan pelaksanaan proses pembelajaran. Guru mempunyai tugas untuk mengarahkan kegiatan belajar siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran, untuk itu guru dituntut mampu menyampaikan bahan pelajaran/ guru harus selalu

meng-update, dan menguasai materi pelajaran yang disajikan.36 Persiapan diri tentang materi diusahakan dengan jalan mencari informasi melalui berbagai sumber seperti membaca buku-buku terbaru, mengakses dari internet, selalu mengikuti perkembangan dan kemajuan terakhir tentang materi yang disajikan.

Kompetensi professional yaitu kemampuan yang harus dimiliki guru berkenaan dengan aspek:

a. Dalam menyampaikan pembelajaran, guru mempunyai peranan dan tugas sebagai sumber materi yang tidak pernah kering dalam mengelola proses pembelajaran. Kegiatan mengajarnya harus disambut oleh siswa sebagai suatu seni pengelolaan proses pembelajaran yang diperoleh melalui latihan, pengalaman, dan kemauan belajar yang tidak pernah putus.

b. Dalam melaksanakan Proses pembelajaran, keaktifan siswa harus selalu diciptakan dengan menggunakan metode dan strategi mengajar yang tepat. Guru

Dokumen terkait