• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODEL KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DAN SUPERVISI AKADEMIK SUPERVISOR TERHADAP KINERJA GURU PAI SD - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "MODEL KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DAN SUPERVISI AKADEMIK SUPERVISOR TERHADAP KINERJA GURU PAI SD - Test Repository"

Copied!
103
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL KEPEMIMPINAN

TRANSFORMASIONAL DAN SUPERVISI

AKADEMIK SUPERVISOR TERHADAP KIERJA

GURU PAI SD SE-KABUPATEN BLORA TAHUN 2017

Oleh

SITI KUMAIDAH

NIM : 12010150068

Tesis Diajukan Sebagai Pelengkap persyaratan

Untuk gelar Magister Pendidikan

PROGRAM PASCASARJANA

(2)
(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

Judul Tesis : Pengaruh Model Kepemimpinan Transformasional dan Supervisi Akademik Supervisor Terhadap Kinerja Guru PAI SD Se-Kabupaten Blora Tahun 2017

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1) Pengaruh kepemimpinan transformasional terhadap kinerja guru, 2) Pengaruh supervisi akademik terhadap kinerja guru dan 3) Pengaruh model kepemimpinan transformasional dan supervisi akademik terhadap kinerja guru.

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 84 orang dengan teknik random sampling. Pengumpulan data menggunakan dokumentasi dan angket. Sedangkan teknik analisisnya adalah dengan cara menggunakan analisis regresi berganda.

Hasil penelitian menunjukkan 1) Kepemimpinan transformasional berpengaruh sangat signifikan terhadap kinerja guru PAI terutama dalam proses pembelajaran. 2) Supervisi akademik menunjukkan pengaruh yang positip dan signifikan terhadap kinerja guru PAI. 3) Kepemimpinan transformasional dan supervisi akademik berpengaruh terhadap kinerja guru PAI. Kepemimpinan tranformasional dan supervisi akademik mempengaruhi variabel kinerja guru sebesar 93,6% sedangkan sisanya 6,4% dipengaruhi oleh variabel lain.

(6)

ABSTRACT

The Effects of Transformational Leadership Model and Academic Supervision Toward the Performance of Islamic Education (PAI) Teachers in Blora Regency in 2017

This research aims to find out: 1) The effect of transformational leadership toward teacher performance; 2) The effect of academic supervision toward teacher performance; 3) The effect of transformational leadership and academic supervision toward teacher performance.

This research occupies quantitative method and takes out 84 people as the samples by random sampling technique. The data population uses documentation and questionnaire. Meanwhile, the analysis technique applies multiple regression.

From the result, the research concludes that 1) The transformational leadership has significantly affect toward the performance of PAI teachers in the process of learning; 2) The academic supervision also shows positive and significant effects toward the performance of PAI teachers; 3) The transformational leadership and academic supervision are both impactful toward the performance of PAI teachers. Those two variables contribute 93.6% toward teacher performance, and the rest 6.4% contribution derives from the other variables.

(7)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillah. Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga akhirnya Tesis ini dapat selesai. Penulisan tesis ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian dari persyaratan guna memperoleh gelar Magister Pendidikan Program Pasca Sarjana Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, disamping manfaat yang mungkin dapat disumbangkan dari hasil penelitian ini kepada pihak yang berkepentingan.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa baik dalam pengungkapan, penyajian dan pemilihan kata-kata maupun pembahasan materi tesis ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karenanya dengan penuh kerendahan hati penulis mengharapkan saran, kritik dan segala bentuk pengarahan dari semua pihak untuk perbaikan tesis ini.

Banyak pihak yang telah dengan tulus ikhlas memberikan bantuan, baik itu melalui kata-kata ataupun dorongan semangat langsung atau tak langsung untuk menyelesaikan penulisan tesis ini. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan Jazakumullah khairan katsira kepada :

1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

2. Bapak Dr. H. Zakiyuddin Baidhawy, M.Ag selaku Direktur Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

3. Bapak Dr. Nafis Irkhami, M.Ag selaku pembimbing tesis yang telah membimbing sampai tesis selesai.

4. Para staf pengajar Program Beasiswa Supervisi Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga yang telah membimbing dan memberi kemudahan selama penulis mengikuti kuliah.

5. Para staf administrasi yang telah banyak membantu dan mempermudah penulis dalam menyelesaikan studi di Program Beasiswa Supervisi Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

6. Teman-teman Program Beasiswa Supervisi Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

(8)

9. Bapak/Ibu (Sakdi/Asmiati), Suami tercinta (Sapto), anak-anakku ( Naila Maftuhah, Aisyah dan Muhammad Faza Rosyada), yang telah memberikan support dan kasih sayang.

10.Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan tesis ini. Selain kepada pribadi-pribdi di atas, penulis ingin pula menorehkan catatan kepada pihak yang teramat besar pula perannya dalam membantu saya untuk menyelesaikan studi ini.

Hanya doa yang dapat penulis panjatkan semoga Allah SWT berkenan membalas semua kebaikan Bapak, Ibu Saudara dan teman-teman sekalian. Akhir kata, semoga penelitian ini bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Salatiga, 12 Juli 2017

Penulis

Siti kumaidah

(9)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERNYATAAN ... vi

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR LAMPIRAN... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... B. Rumusan Masalah ... C. Signifikansi Penelitian ... D. Kajian Pustaka ... E. Hipotesis Penelitian ... 1 4 5 6 16 BAB II LANDASAN TEORI ... 17

A. Kepemimpinan Transformasional ... B. Supervisi Akademik ...

17 23 C. Kinerja Guru ... D. Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Terhadap Kinerja.

(10)

BAB III METODE PENELITIAN ... 38 A. Pendekatan Penelitian ... B. Tempat dan Waktu Penelitian ... C. Variabel dan Indikator... D. Populasi dan Sampel ... E. Tehnik Pengumpulan Data... F. Validitas dan Realiabilitas... G. Tehnik Analisis Data ...

38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 49 A. Deskripsi Hasil Penelitian...

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Peningkatan mutu pendidikan melalui standarisasi dan profesionalisasi yang sedang dilakukan dewasa ini, menuntut pemahaman dari berbagai pihak terhadap perubahan yang terjadi dalam berbagai komponen sistem pendidikan. Perubahan kebijakan pendidikan dari sentralisasi menjadi desentralisasi telah menekankan bahwa pengambilan kebijakan berpindah dari pemerintah pusat (top government) kepada pemerintah daerah (districk government), yang berpusat di pemerintah kota dan kabupaten.1 Dengan demikian, kewenangan penyelenggaraan pendidikan dasar dan menengah berada dipundak pemerintah kota dan kabupaten.

Dalam konteks otonomi daerah dan desentralisasi pendidikan, keberhasilan dan kegagalan pendidikan di sekolah sangat bergantung pada guru, kepala sekolah, dan supervisor. Ketiga figur tersebut merupakan kunci yang menentukan serta menggerakkan berbagai komponen dan dimensi sekolah lain. Implementasi desentralisasi pendidikan menuntut pengawas untuk menunjukkan profesionalitasnya dan dituntut untuk mengembangkan sekolah yang efektif dan produktif, dengan penuh kemandirian dan akuntabilitas.

Sekolah yang sukses atau berhasil tidak lepas dari kepemimpinan supervisornya, dan itupun tergantung pada jenis/tipe kepemimpinannya. Salah satu tipe kepemimpinan supervisor adalah tipe transformatif. Supervisor yang transformatif yaitu supervisor yang selalu mengadakan terobosan-terobosan baru sehingga setiap tahun selalu ada peningkatan

(12)

mutu pendidikan. Supervisor yang transformatif dapat mencapai tujuan pendidikan karena dia selalu kreatif dalam menciptakan pemikiran baru dan dapat bekerja sama dengan warga sekolah untuk mencapai tujuan bersama.

Keberhasilan sekolah dapat dilihat dari prestasi yang telah dicapai oleh sekolah tersebut baik prestasi akademik maupun non akademik. Keberhasilan suatu sekolah tidak lepas dari pengawas dan guru. Supervisor berperan penting dalam menentukan sukses atau tidaknya pendidikan di dalam sekolah yang dipimpinnya, karena setiap kebijakan-kebijakan yang diputuskan akan berdampak pada pencapaian tujuan pendidikan.

Supervisor adalah salah satu tenaga pendidikan yang berperan strategis dalam rangka peningkatan mutu pendidikan karena pengawas berdasarkan tugas pokok supervisor Sekolah adalah melaksanakan tugas pengawasan akademik dan manajerial pada satuan pendidikan yang meliputi penyusunan program pengawasan, pelaksanaan pembinaan, pemantauan pelaksanaan 8 (delapan) Standar Pendidikan Nasional, penilaian, pembimbingan dan pelatihan professional Guru, Evaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan, dan pelaksanaan tugas kepengawasan di Daerah khusus.2

Pelaksanaan supervisi oleh supervisor diharapkan akan mampu mempengaruhi kinerja guru serta mampu meningkatkan dan mengembangkan potensi yang ada pada staf atau guru dalam kegiatan pemebelajaran di sekolah. Sejalan dengan fungsi supervisi pendidikan menurut P. Adam dan Frank G.Dickey dalam Hendiyat Soetopo dan Wasti Soemanto, fungsi dari supervisi adalah untuk memajukan dan mengembangkan pengajaran sehingga proses belajar mengajar berlangsung dengan baik.3

Tingkat keberhasilan guru dalam melaksanakan tugas pendidikan sesuai dengan tanggung jawab dan wewenang berdasarkan standar kinerja yaitu : merencanakan

2 Peraturan Menpan nomor 21 tahun 2010 tentang “Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah dan Angka Kreditnya” Bab II pasal 5.

(13)

pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, membimbing dan melatih siswa. Dalam menjalankan tugas dan kewajiban sebagai pendidik, guru harus memiliki kualitas unggul dan motivasi yang benar. Kelancaran dan keberhasilan pelaksanaan proses pendidikan atau proses belajar mengajar di sekolah tidak akan tercapai apabila, guru tidak mempunyai semangat kerja yang tinggi. Kinerja guru yang meningkat akan berdampak terhadap peningkatan mutu pendidikan.

Hasil wawancara peneliti pada tanggal 1 Maret 2017 dengan Wagiman selaku ketua KKG GPAI kecamatan Ngawen didampingi pengurus dan beberapa orang guru, supervisor selama ini dalam kepemimpinannya sangat transformasional. Dengan wilayah kecamatan yang membawahi 35 orang guru yang terdiri dari 22 guru PNS dan 13 guru non PNS dan menyebar di 30 desa masih bisa mensupervisi guru PAI setiap bulannya. Meskipun semua guru tidak bisa terpantau dengan maksimal di setiap bulannya. Akan tetapi beliau dengan dengan semangatnya bisa membimbing para guru di wilayah kerjanya dengan baik.

(14)

B.Rumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Masalah–masalah yang berkaitan dengan pelaksanaan supervisi terhadap guru PAI SD Se Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora dapat diidentifikasi sebagai berikut:

a. Pelaksanaan supervisi belum menunjukkan hasil yang optimal. b. Kinerja guru PAI SD yang belum menunjukkan hasil yang optimal 2. Pembatasan Masalah

Supaya penelitian fokus pada pembahasan inti, maka peneliti memberikan batasan pada : Model Kepemimpinan Transformasional dan Supervisi Akademik serta Kinerja Guru PAI SD.

3. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka, permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Bagaimanakah pengaruh model kepemimpinan transformasional supervisor terhadap kinerja guru PAI SD Se-Kabupaten Blora tahun 2017?

b. Bagaimanakah pengaruh supervisi akademik terhadap kinerja guru PAI SD Se-Kabupaten Blora tahun 2017?

(15)

C.Signifikasi Penelitian

Secara umum, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana pengaruh model kepemimpinan transformasional dan supervisi akademik terhadap kinerja guru PAI SD Se-Kabupaten Blora.

1. Tujuan penelitian

Adapun tujuan penelitian ini mengacu pada rumusan masalah yaitu untuk mengetahui :

a. Pengaruh kepemimpinan transformasional terhadap kinerja guru. b. Pengaruh supervisi akademik terhadap kinerja guru

c. Pengaruh model kepemimpinan transformasional dan supervisi akademik terhadap kinerja guru PAI SD Se-Kabupaten tahun 2017.

2. Manfaat Penelitian

Kegunaan atau manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Manfaat teoritik

Penelitian ini diharapkan mampu menambah khasanah ilmu pendidikan khususnya yang berkaitan dengan kepemimpinan transformatif dan supervisi akademik.

b. Manfaat praktik

1. Hasil penelitian ini bisa dijadikan rujukan bagi supervisor dalam mengembangkan pola kepemimpinannya dan juga model supervisi sehingga tujuan kepengawasan dapat dicapai secara maksimal.

(16)

D.Kajian Pustaka

1. Penelitian Terdahulu

Kajian pustaka dimaksudkan sebagai salah satu kebutuhan ilmiah yang berfungsi untuk membatasi dan membedakan dengan penelitian sebelumnya serta menghindari terjadinya pengulangan. Pembahasan yang pokok dalam penelitian ini adalah mengenai pengaruh model kepemimpinan transformasional dan supervisi akademik terhadap kinerja Guru PAI Se-Kabupaten Blora Tahun 2017 ditemukan beberapa penelitian yang relevan.

Susmiyati melakukan penelitian Pengaruh Kepemimpinan Transformasional dan Kompetensi Manajerial Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru di Madrasah Aliyah Negeri Se-Kab Tulungagung.4 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Apakah kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan kompetensi manajerial secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru disekolah. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, dengan jenis penelitian survey.

Berdasarkan hasil analisis data, kesimpulan penelitian Pengaruh Kepemimpinan Transformasional dan Kompetensi Manajerial Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru di Madrasah Aliyah Negeri Se-Kab Tulungagung, menunjukkan bahwa kepemimpinan transformasional dan kompetensi manajerial kepala sekolah berpengaruh positip terhadap kinerja guru. Persamaan dengan penelitian penulis adalah sama-sama model kepemimpinan transformasional dan pengaruhnya terhadap kinerja guru. Subtansi perbedaannya yaitu pada kompetensi managerial objek penelitian di Kabupaten Blora .

(17)

Ngadimin dan Wuradji (2014) mengadakan penelitian tentang pengaruh kepemimpinan transformasional kepala sekolah, motivasi kerja, dan kedisiplinan terhadap pengembangan karir guru SD se-Kecamatan Godean Kabupaten Sleman.5 Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan kuantitatif jenis non eksperimental. Hasil penelitian secara parsial menunjukkkan bahwa kepemimpinan transformasional kepala sekolah memberikan pengaruh signifikan terhadap pengembangan karir guru. Persamaan dengan penelitian penulis adalah sama-sama kepemimpinan transformasional, perbedaannya terletak pada tujuan dalam pengembangan karir guru dan kinerja guru serta objek penelitian yang dilakukan. Yaitu guru PAI se-Kabupaten Blora.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Wahyudi dan Heri Retnowati tentang pengaruh kepemimpinan transformasional kepala sekolah, pelaksanaan MBS dan pelaksanaan TU terhadap kualitas pendidikan SD/MI Depok Sleman.6 Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatip dengan jenis penelitian korelasional. Dari analisis regresi berganda ditemukan pengaruh yang signifikan penerapan kepemimpinan transformasional kepala sekolah, manajemen berbasis sekolah dan pelaksanaan tugas tata usaha sekolah bersama-sama terhadap kualitas pendidikan. Merujuk pada uraian tersebut dapat dipahami bahwa mempunyai perbedaan substansi dengan tesis penulis, yaitu terletak pada tujuannya dalam kinerja guru PAI dan objek penelitian di Kabupaten Blora.

Naswan yang telah melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengungkap pelaksanaan supervisi akademik dalam meningkatkan provesionalisme guru

5Ngadimin dan Wuradji, “Pengaruh kepemimpinan transformasional kepala sekolah, motivasi kerja, dan kedisiplinan terhadap pengembangan karir guru SD se-Kecamatan Godean Kabupaten Sleman” Akutabilitas Manajemen Pendidikan, Volume 2, Nomor 2, ( Juni 2014), 188-200.

(18)

pendidikan agama Islam.7 Metode Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif evaluatif. Hasil penelitian ditemukan dampak secara langsung maupun tidak langsung dari pelaksanaan supervisi akademik dalam meningkatkan profesionalisme guru PAI. Perbedaan dari penulis ialah kepemimpinan transformasional dan kinerja serta objek tempat yang diteliti. Yaitu guru PAI SD Se-Kabupaten Blora.

Tri Martiningsih yang telah melakukan penelitian membahas tentang pengaruh supervisi akademik dan partisipasi guru dalam KKG terhadap kompetensi profesional guru.8 Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dan penelitian ini menyimpulkan bahwa semakin tinggi supervisi akademik akan mengakibatkan semakin tinggi kompetensi profesional guru. Persamaan dari penelitian ini sama meneliti tentang supervisi akademik, sedangkan perbedaan dengan tesis penulis adalah kepemimpinan transformasional dan kinerja guru serta objek penelitian yaitu guru PAI SD Se-Kabupaten Blora.

Ratna Endah Pamudji melakukan penelitian mengungkapkan besarnya sumbangan variabel kepemimpinan transformasional kepala sekolah, motivasi kerja guru, dan budaya sekolah secara sendiri-sendiri dan bersama-sama terhadap kedisiplinan siswa SMAN di Kabupaten Bantul.9 Penelitian ini adalah penelitian ex post facto. Subjek penelitian adalah 372 guru SMAN di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta dan sampelnya sebanyak 193 orang yang ditentukan dengan teknik proporsional cluster random sampling. Instrumen pengumpul data berupa angket. Analisis data menggunakan teknik regresi linier ganda untuk menguji

7Naswan, “Pelaksanaan Supervisi Akademik Dalam Meningkatkan Provesionalisme Guru Pendidikan

Islam”, Tesis, IAIN Salatiga, 2006, iv.

8Tri Martiningsih,” Pengaruh Supervisi Akademik dan Partisipasi Guru dalam KKG Terhadap Kompetensi Profesionalisme Guru Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Pekalongan Utara Kota Pekalongan”, Tesis,

Universitas Negeri Semarang , 2008, vii.

9 Ratna Indah Pamudji, “Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah, Motivasi Kerja Guru dan Budaya Sekolah terhadap Kedisiplinan Siswa di Kabupaten Bantul”, Akutabilitas Manajemen Pendidikan

(19)

hipotesis penelitian. Hasil dari penelitian ini kepemimpinan transformasional kepala sekolah, motivasi kerja guru ditingkatkan kualitasnya, maka akan berkontribusi positif terhadap kedisiplinan siswa SMAN di Kabupaten Bantul. Pada uraian tersebut dapat dipahami bahwa penelitian tersebut memiliki perbedaan dengan proposal tesis penulis. Perbedaan terletak pada pengaruhnya dan juga obyek penelitian.

Sri Wulandari melakukan penelitian dengan mengkaji pengaruh persepsi tentang kepemimpinan kepala madrasah dan motivasi kerja terhadap kinerja guru.10 Hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa kedua variabel (kepemimpinan kepala madrasah dan motivasi kerja) saling berinteraksi dan mempengaruhi pada variabel kinerja guru.

Senada dengan penelitian yang dilakukan oleh Maptuhah Rahmi.11 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan

transformasional terhadap organizational citizenship behavior dan komitmen organisasional dengan mediasi kepuasan kerja guru tetap SMA Negeri di Kabupaten Lombok Timur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemimpinan transformasional berpengaruh positif dan signifikan terhadap organizational citizenship behavior,

Sri Amperawati meneliti tentang Efektifitas Kepemimpinan Kepala Madrasah dan Kinerja Guru terhadap Peningkatan Mutu Madrasah.12Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa efektifitas kepemimpinan kepala madrasah terhadap kinerja guru pada kedua madrasah terjalin sangat baik.

10 Sri Wulandari, “Pengaruh Persepsi tentang Kepemimpinan Kepala Madrasah dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Guru MI di Kecamatan Gebong”, Tesis, IAIN Walisongo, 2012 , ii.

11 Maptuhah Rahmi, “Pengaruh Kepemimpinan Transformasional terhadap Organizational Citizenship Behavior dan Komitmen Organisasional dengan Mediasi Kepuasan Kerja”, Tesis, Universitas Udayana Denpasar, 2013, viii.

12 Sri Amperawati, “Efektifitas Kepemimpinan Kepala Madrasah dan Kinerja Guru terhadap Peningkatan

(20)

Mohammad Ainur Rofiq melakukan penelitian dengan mengkaji implementasi supervisi akademik melalui kegiatan lesson study dan MGMP PAI.13Penelitian ini merupakan penelitian kualitatip dengan kesimpulan implementasi supervisi akademik melelui lesson study berbasis MGMP PAI dilaksanakan melalui tiga tahap, yaitu persiapan, pelaksanaan, dan seminar.

Berikut tabel dari kajian pustaka di atas: Tabel I Penelitin terdahulu

No Judul Jurnal / Tesis Variabel/ Metode Kesimpulan 1 Jurnal ilmiah

13 Mohammad Ainur Rofiq, “Implementasi Suprvisi Akademik Melalaui Lesson Study Berbasis MGMP

(21)

kepemimpinan

(22)

5 Pengaruh Supervisi sekolah, motivasi kerja guru ditingkatkan kualitasnya, maka akan berkontribusi positif madrasah dan motivasi kerja saling berinteraksi dan mempengaruhi pada variabel kinerja guru.

(23)
(24)

adapun yang membedakan penelitian ini dengan penelitian yang lain adalah penulis lebih fokus pada kepemimpinan transformatif dan supervisi akademik dalam meningkatkan kinerja guru PAI SD Se-Kabupaten Blora.

E.Hipotesis Penelitian

Didasari oleh kerangka berfikir dan asumsi penelitian tersebut, diajukan hipotesis yang menujukkkan tentang “Pengaruh Model Kepemimpinan Transformasional dan

Supervisi Akademik Terhadap Kinerja Guru PAI SD Se- Kabupaten Blora Tahun 2017” sebagai berikut:

1. Terdapat pengaruh yang signifikan model Kepemimpinan Transformasional terhadap Kinerja Guru PAI SD Se-Kabupaten Blora Tahun 2017.

2. Terdapat pengaruh yang signifikan supervisi akademik terhadap Kinerja Guru PAI SD Se-Kabupaten Blora Tahun 2017.

(25)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kepemimpinan Transformatif (Kepemimpinan Transformasional)

1. Pengertian Kepemimpinan Transformatif

Teori tentang kepemimpinan transformatif telah dikemukakan oleh beberapa ahli antara lain sebagai berikut :

a. Menurut James MacGregor Burn, kepemimpinan transformatif adalah sebuah proses dimana pemimpin dan bawahannya berusaha untuk mencapai tingkat moralitas dan motivasi yang lebih tinggi. 14

b. Kepemimpinan transformatif memiliki pengertian kepemimpinan yang bertujuan untuk perubahan.15

c. Kepemimpinan transformatif itu merupakan proses dimana orang terlibat dengan orang lain, dan meningkatkan hubungan motivasi, dan moralitas dalam diri pemimpin dan pengikut. 16

Dari beberapa pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kepemimpinan transformatif adalah proses dimana pemimpin dan bawahannya berusaha untuk meningkatkan motivasi dan moralitas yang tinggi.

2. Unsur-unsur yang terdapat dalam Kepemimpinan Transformatif a. Unsur Pemimpin

1. Pemimpin mempunyai karisma dimata pengikut

2. Pemimpin mempunyai visi atau idealisme yang sesuai dengan harapan pengikut

14 Budi Suhardiman, Studi Pengembangan Kepala Sekolah ..., 121

15 Muhith, Abd dan Bahar Agus Setiawan, Transformational Leadership: Ilustrasi di Bidang Organisasi Pendidikan, Jakarta : Rajawali, 2013, 24.

(26)

3. Pemimpin mampu memberikan pengaruh kepada pengikut. b. Unsur Pengikut

1. Pengikut mempunyai inspirasi dari dirinya dan memandang pemimpin mampu membawanya untuk mewujudkan inspirasi tersebut

2. Pengikut mempunyai motivasi dan pemimpin menangkap motivasi tersebut untuk diarahkan sehingga menjadi tujuan bersama.

c. Unsur Kerja Sama

Dalam melaksanakan pekerjaannya, pemimpin mampu merangsang atau memicu kreatifitas intelektual dari para pengikut.

d. Unsur Keputusan

Dalam kerjasama transformasional, pengikut bebas mengambil keputusan dan bukan karena ada tekanan.

3. Ciri-ciri Kepemimpinan Transformatif

Menurut Bass ciri-ciri kepemimpinan Transformatif (transformasional) ada yaitu : pengaruh ideal, stimulasi intelektual, kepedulian perorangan, dan moytivasi yang menginspirasi. 17

a. Pengaruh yang diidealkan (idealized influence)

Idealized influence adalah sifat-sifat keteladanan (role model) yang ditunjukkan kepada pengikut dan sifat-sifat yang dikagumi pengikut dari pemimpinnya.18 Pengikut menghubungkan dirinya denagn pemimpinnya dan sangat ingin menirunya. Pemimpin ini biasanya memiliki standard yang sangat

17 Peter G. Norhhouse, Kepemimpinan: Teori dan Praktik edisi keenam, penerjemah: Ati Cahyani, Jakarta : Indeks;2013, 176.

(27)

tinggi akan moral dan sangat dihargai oleh pengikutnya yang biasanya sangat percaya kepada mereka 19

Pada dasarnya pengaruh yang ideal pemimpin memberikan keteladanan pada pengikut melalui perilaku dan ucapan. Dalam mempraktikkan aspek keteladanan ini, pemimpin melakukan hal-hal sebagi berikut : dia memberikan makna yang terkandung dalam visi sekolah secara men arik dan menggugah agar ada dorongan dari dalam diri pengikutnya untuk bersama-sama mewujudkan visi tersebut, dia menunjukkan keteladanan denagn berkomunikasi secar efektif dan mempraktikan perilaku yang mendukung visi, misi, dan tata nilai sekolah, dia rela berkorban, dan menunjukkan keberanian untuk mengambil resiko pribadi untuk mencapai visi tersebut, dia menunjukkan kepada pengikutnya bahwa apa yang dia lakukan adalah kepentingan bersama, dia menyampaikan harapan kepada pengikutynya agar termotivasi untuk berbuat yang lebih baik, dia memperlihatkan rasa percaya diri dan keyakian atas apa yang dia katakan kepada pengikutnya. Dia menunjukkan bahwa dirinya adalah bagian dari kelompok, rendah hati, dan menghargai orang lain. Dia menjunjung etika dan moral dalam bekerja dan mempraktikan tata nilai sekolah dengan tulus.

b. Motivasi yang menginspirasi (Inspirational motivation)

Motivasi yang mengispirasi adalah sifat pemimpin yang memberiakan inspirasi dalam bekerja, mengajak pengikut untuk mewujudkan sebuah cita-cita bersama agar hidup dan karya mereka menjadi bermakna. Seorang pemimpin memberiakan kesempatan kepada pengikutnya untuk memberikan kearifan dan mencari tantangan diri untuk berbuat sesuatu yang lebih baik.

(28)

Memotivasi pengikut agar bisa mencapai hasil kerja yang luar biasa, baik dalam pekerjaan maupun dalam pengembangan dirinya. Pemimpin mengembangkan rasa bangga pada diri anggota atas pekerjaan dan tujuan organisasi tempat ia bekerja. Sebagai pemimpin, dia menggunakan kata-kata yang membangkitkan semangat juang pada pengikutnya dan memberi contoh apa yang diharapkan dalam kerja dan kerja sama. Selain itu, dia juga membuat pengikutnya merasa bangga pada tim kerjanya denagn memberikan apresiasi terhadp konstribusi keberhasilan dirinya dan tim kerjanya.20

c. Rangsangan intelektual (intellectual stimulation)

Seorang pemimpin yang transformatif adalah pemimpin yang mengembangkan kompetensi pengikutnya dengan cara memberikan tantangan dan pertanyaan agar pengikutnya berpola pikir mencari cara baru dalam melakukan suatu pekerjaan. Pemimpin merangsang pemikiran kreatif pengikutnya untuk memunculkan gagasan inovatif dalam diri mereka. 21

d. Kepedulian secara perorangan (individual consideration)

Keperdulian secara perorangan adalah ciri pemimpin yang memperhatikan kebutuhan pengikutnya dan membuat para pengikutnya agar maju dan berkembang dalam karier dan kehidupan mereka. Pemimpin memperlakukan pengikut dengan penuh rasa hormat, sesuai dengan keunikan masing-masing anggota. Sebagai pemimpin ia mengkaji dan meneliti kemampuan dan kekurangan pengikut, serta mengembangkannya agar pengikut bias berkonstribusi secara maksimal pada organisasi. 22 Selain itu dia juga memberi apresiasi kepada pengikutnya, karena dengan ia memberikan

20Peter G. Norhhouse. Kepemimpinan: Teori dan Praktik edisi keenam ..., 181

(29)

apresiasi kepada pengikutnya berarti ia merasa puas karena pengikutnya telah memenuhi standar kinerja yang telah disepakati.

Pemimpin transformatif mampu memahami dan menghargai bawahannya berdasarkan pada kebutuhan bawahannya dan memperhatikan keinginan berprestasi bawahannya serta berkembang para bawahannya. Adapun wujud nyata karakter ini adalah memperhatikan kebutuhan, bertukar pengalaman, selalu menghadirkan dirinya, memberi penghargaan dan hukuman, memperhatikan potensi dan kemampuan.

4. Indikator pemimpin yang menerapkan kepemimpinan transformatif

Menurut Tichy dan Dewantara seorang pemimpin yang sudah menerapkan kepemimpinan transformatif, yaitu :

a. Pemimpin menempatkan diri sebagai agen of change (agen perubahan)

b. Mereka berani bertindak untuk melakukan perubahan, pemimpin berani menghadapi resistensi, menanggung risiko, dan berani menghadapi kenyataan. c. Pemimpin percaya kepada pengikut dengan cara mengembangkan kepercayaan

melalui motivasi, kejujuran dan pemberdayaan, peduli terhadap aspek-aspek humanistic

d. Pemimpin transformatif menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan seperti mengembangkan rasa empati, simpati, saling menghargai, memperhatikan harkat dan martabat sesame, saling memperdulikan, ramah, bertindak secara santun, perduli terhadap aspek-aspek pribadi dan sosio-emosional

e. Pemimpin selalu belajar sepanjang hayat

(30)

g. Pemimpin memiliki pandangan jauh kedepan. 23 5. Kepemimpinan dalam Meningkatkan Kinerja

Gaya kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja pegawai untuk meningkatkan produktivitas kerja demi tercapainya tujuan. Peran gaya kepemimpinan dalam meningkatkan kinerja pegawai perlu dipahami bahwa pemimpin bertanggung jawab mengarahkan apa yang baik bagi pegawainya, dan dia sendiri harus berbuat baik.24

B. Supervisi Akademik

Supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran utuk mencapai tujuan pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran (Dares, 1989, Gligman, et al, 2007). Supervisi akademik tidak terlepas dari penilaian kinerja guru dalam mengelola pembelajaran. Sergiovanni (1987) menegaskan bahwa refleksi praktis penilaian kinerj guru dalam supervisi akaademik adalah melihat kondisi nyata kinerja guru untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan.25

Beberapa tujuan yang didapat dengan diadakannya kegiatan supervisi akademik oleh para supervisor menurut para ahli antara lain :26

1. Agar tercapainya tujuan pembelajaran yang direncanakan bagi murid-muridnya. 2. Diharapkan dapat meningkatkan kualitas akademik guru.

3. Tiga tujuan supervisi akademik, yaitu :

23 Ara Hidayat dan Imam Machali, Pengelolaan Pendidikan, Konsep, Prinsip dan Aplikasi dalam Mengelola Sekolah dan Madrasah,, Yogyakarta: Kaukaba, 2012, 97.

24 E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah: Konsep, Strategi dan Implementasi, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004, 118.

25 Lantip Diat Prasojo, Supervisi Pendidikan, Yogyakarta : Gava Media, 2011, 84.

(31)

a. Supervisi akademik diselenggarakan dengan maksud membantu guru mengembangkan kemampuan profesionalnya dalam memahami akademik, kehidupan kelas, mengembangkan keterampilan mengajarnya dan menggunakan kemampuannya melalui teknik-teknik tertentu.

b. Supervisi akademik diselenggarakan dengan maksud untuk memonitor kegiatan belajar mengajar di sekolah. Kegiatan monitor bias dilakukan dengan melakukan kunjungan kepala sekolah ke kelas-kelas di saat guru sedang mengajar, percakapan pribadi dengan guru, teman sejawatnya maupun dengan murid-muridnya.

c. Supervisi akademik diselenggarakan untuk mendorong guru menerapkan kemampuannya dalam melasanakan tugas-tugas mengajarnya, mendorong guru mengembangkan kemampuannya sendiri, serta mendorong guru agar ia memiliki perhatian yang sungguh-sungguh (commitment) terhadap tugas dan tanggung jawabnya.

Supervisi akademik yang baik adalah supervisi yang mampu berfungsi mencapai multi tujuan tersebut di atas. Tidak ada keberhasilan bagi supervisi akademik jika hanya memperhatikan salah satu tujuan tertentu dengan mengesampingkan tujuan lainnya. Hanya dengan merefleksi ketiga tujuan inilah supervisi akademik akan berfungsi mengubah perilaku mengajar guru. Pada gilirannya nanti perubahan perilaku guru ke arah yang lebih berkualitas akan menimbulkan perilaku belajar yang lebih baik.

Prinsip-prinsip supervisi akademik :

a. Praktis, artinya mudah dikerjakan sesuai sesuai kondisi sekolah.

b. Sistematis, artinya dikembangkan sesuai perencanaan program supervisi yang matang sesuai dengan tujuan pembelajaran.

(32)

d. Realistis, artinya berdasarkan kenyataan sebenarnya.

e. Antisipatif, artinya mampu menghadapi masalah-masalah yang mungkin akan terjadi.

f. Konstruktif, artinya mengembangkan kreatifitas dan inovasi guru dalam mengembangkan proses pembelajaran.

g. Kooperatif, artinya ada kerja sama yang baik antara supervisor dan guru dalam mengembangkan proses pembelajaran.

h. Kekeluargaan, artinya mempertimbbangkan saling asah, asih, dan asuh, dalam mengembangkan pembelajaran.

i. Demokratis, artinya supervisor tidak boleh mendominasi pelaksanaan supervisi akademik.

j. Aktif, artinya guru dan supervisor harus aktip berpartisipasi.

k. Humanis, artinya mampu menciptakan hubungan kemanusiaan yang harmois, terbuka, jujur, ajeg, sabar, antusias, dan penuh humor.

l. Berkesinambungan, artinya supervisi akademik dilakukan secara teratur dan berkelanjutan oleh kepala sekolah?madrasah.

m.Terpadu artinya menyatu dengan program pendidikan.

n. Komprehensif, artinya memenuhi ketiga tujuan supervisi akademik (membantu guru mengembangkan kompetensinya, mengembangkan kurikulum, mengembangkan KKG dan membimbing PTK).27

Dalam upaya untuk meningkatkan kinerja guru dapat dilakukan melalui pemberian bantuan dan bimbingan melalui kegiatan supervisi oleh pengawas. Kegiatan membimbing dan memberikan bantuan kepada guru merupakan ajaran Islam yang telah

27

(33)

lama ada dan juga merupakan kegiatan yang sudah lama diajarkan oleh Rasulullah SAW sejak dahulu kepada para sahabat.

Di dalam Islam, saling tolong menolong sangatlah dianjurkan. Hal ini telah banyak dijelaskan di dalam Al-Qur‟an dan Hadist Rasulullah SAW. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Maidah ayat 2, yaitu :

َماَشَحۡلٱ َتَۡ٘بۡلٱ َيِّ٘هَٰٓاَء َٰٓ َلََّ َذِئَٰٓ َلَقۡلٱ َلََّ َٕ ۡذَِۡلٱ َلََّ َماَشَحۡلٱ َشَِّۡشلٱ َلََّ ِ َّللَّٱ َشِئَٰٓ َعَش ْاُّْلِحُت َلَ ْاٌَُْهاَء َيِٗزَّلٱ بََُِّٗأَٰٓ َٗ ِذِج ۡسَوۡلٱ ِيَع ۡنُكُّّذَص ىَأ ٍم َْۡق ُىبَ ٌََش ۡنُكٌََّهِش ۡجَٗ َلََّ ْۚاُّدبَط ۡصٱَف ۡنُتۡلَلَح اَرِإَّ ۚباً َْ ۡضِسَّ ۡنِِِّبَّس يِّه الٗ ۡضَف َىُْغَتۡبَٗ ُذِٗذَش َ َّللَّٱ َّىِإ َٰۖ َّللَّٱ ْاُْقَّتٱَّ ِۚى َّ ۡذُعۡلٱَّ ِنۡثِ ۡلۡٱ َٔلَع ْاًَُّْبَعَت َلََّ ٰۖ َْٓۡقَّتلٱَّ ِّشِبۡلٱ َٔلَع ْاًَُّْبَعَتَّ ْْۘاُّذَت ۡعَت ىَأ ِماَشَحۡلٱ ِةبَقِعۡلٱ ٢

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi'ar-syi'ar Allah, dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram, jangan (mengganggu) binatang-binatang had-ya, dan binatang-binatang qalaa-id, dan jangan (pula) mengganggu orang-orang yang mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari kurnia dan keredhaan dari Tuhannya dan apabila kamu telah menyelesaikan ibadah haji, Maka bolehlah berburu. dan janganlah sekali-kali kebencian(mu) kepada sesuatu kaum karena mereka menghalang-halangi kamu dari Masjidilharam, mendorongmu berbuat aniaya (kepada mereka). dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya. (QS. Al-Maidah : 2)28

Dari penjelasan firman Allah SWT tersebut dapat dipahami bahwa tolong menolong dalam hal kebaikan merupakan kewajiban bagi sesame muslim, agar tercipta kehidupan yang harmonis dan indah.

Sebagai supervisor, mempunyai tanggung jawab memberikan bantuan dan bimbingan kepada guru dalam meningkatkan kinerjanya. Bukan sebaliknya, yang terkadang menyalahkan guru dan mempersulit urusan guru dalam berbagai hal. Sebab Rasulullah SAW sangat melarang bagi seorang muslim mempersulit urusan orang lain. Hal tersebut dijelaskan dalam sabdanya yang artinya

(34)

telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basyar berkata telah menceritakan kepada kami Yahya bin Sa‟id berkata telah menceritakan kepadsa Syu‟bah. Telah menceritakan kepadaku Abu At Tayyah dari Anas bin Malik dari Nabi Shallallu „Alaihi Wasallam beliau bersabda “ permudahlah dan jangan persulut, berilah kabar gembireaa dan jangan membuat orang lari‟. (HR. Bukhori)

Membina guru untuk meningkatkan kinerjanya merupakan perbuatan yang sangat dipuji di dalam Islam dan merupakan perbuatan yang sangat mulia, karena dengan meningkatnya kinerja guru akan berdampak pada peningkatan proses pembelajaran yang akan melahirkan peserta didik yang berprestasi. Bahkan Islam memberikan ganjaran bagi seorang muslim yang mengajarkan kebaikan kepada saudara muslim lainnya. Sebagaimana dijelaskan di dalam sebuah Hadist bahwa barang siapa yang mengajarkan kebaikan atau mengajak orang lain melakukan kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti orang yang melakukan kebaikan atas apa yang diajarkannya.

C. Kinerja Guru

Kata kinerja merupakan terjemahan dari bahasa Inggris, yaitu performance. Kata performance berasal dari kata to perform yang berarti menampilkan atau melaksanakan. Performence berarti prestasi kerja, pelaksanaan kerja, pencapaian kerja atau penampilan kerja.29

Kinerja adalah unjuk kerja seseorang yang ditunjukkan dalam penampilan, perbuatan, dan prestasi kerjanya sebagai akumulasi dari pengetahuan, ketrampilan, nilai, dan sikap yang telah dimiliki.30

Menurut Mangkunegara, kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang diciptakan oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya, sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

29Barnawi dan Muhammad Arifin, Instrumen Pembinaan, Peningkatan, dan Penilaian Kinerja Guru Profesional, Yogyakarta: Ar nuzz Media, 2013, 11.

(35)

Kinerja guru adalah tingkat keberhasilan guru dalam melaksanakan tugas pendidikan sesuai dengan tanggung jawab dan wewenang, berdasarkan standar kinerja yang telah ditetapkan selama periode tertentu dalam kerangka mencapai tujuan pendidikan. 31

Jika kinerja adalah kuantitas dan kualitas pekerjaan yang diselesaikan oleh individu, kinerja merupakan output pelaksanaan tugas. Kinerja mempunyai hubungan yg erat dengan produktifitas., karena merupakan indikator dalam menentukan bagaimana usaha untuk mencapai tingkat produktifitas yang tinggi dalam suatu organisasi. Faktor yang mempengaruhi kinerja antara lain: 1). Sikap mental (motivasi kerja, disiplin erja, etika kerja), 2). Pendidikan, 3). Ketrampilan, 4). Manjemen kepemimpinan, 5). Tingkat penghasilan, 6). Gaji dan kesehatan, 7). Jaminan sosial, 8). Iklim kerja, 9). Sarana prasarana, 10). Tehnologi, dan 11). Kesempatan berprestasi.

Jadi, berdasarkan faktor-faktor tersebut diatas, dapat dikatakan bahwa faktor yang mempengaruhi kinerja seseorang dapat berasal dari dalam individu itu sendiri dan juga faktor dari luar.32

Kinerja seorang guru dapat dilihat dari kompetensi yang dimilikinya. Guru yang kompeten dan profesional adalah guru piawai dalam melaksanakan profesinya. Berdasarkan uraian di atas kompetensi guru dapat didefinisikan sebagai penguasaan terhadap pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak dalam menjalankan profesi sebagai guru. Dan apabila profesi ini tidak dijalankan oleh orang yang berkompeten, maka hasilnya tidak akan memuaskan. Sebagaimana sabda Rasul :

ةَعبَّسلا ِشِظَتٌَْف َِِلَُْا ِشَْ٘غ َٖلِا ُشْهلأا َذِسُّ اَرِا (

ٓسبخبلا ٍاّس )َ

31 Daryanto dan Tutik Rahmawati, Penilaian Kinerja Profesi Guru dan Angka Kreditnya, Yogyakarta: Gava Media, 2013, 16

(36)

Apabila suatu urusan diserahkan pada bukan ahlinya, maka tunggu saat kehancurannya. (H.R. Bukhari)33

Menurut Usman Uzer standar Kompetensi Guru dikembangkan secara utuh dari 4 kompetensi utama, yaitu: (1) kompetensi pedagogik, (2) kepribadian (3) sosial dan (4) professional. Keempat kompetensi tersebut terintegrasi dalam kinerja guru.

1. Kompetensi Pedagogik

Kompetensi pedagogik yaitu kemampuan yang harus dimiliki guru berkenaan dengan karakteristik siswa dilihat dari berbagai aspek seperti moral, emosional dan intelektual.

Hal tersebut berimplikasi bahwa seorang guru harus mampu menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip belajar karena siswa memiliki karakter, sifat dan interest yang berbeda.Berkenaan dengan pelaksanaan kurikulum, seorang guru harus mampu mengembangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan masing-masing dan disesuaikan dengan kebutuhan lokal.

Guru harus mampu mengoptimalkan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan kemampuannya dikelas, dan harus mampu melakukan kegiatan penilaian terhadap kegiata pembelajaran yang telah dilakukan. Kemampuan yang harus dimiliki guru berkenaan dengan aspek-aspek yang diamati, yaitu:

a. Penguasaan terhadap karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional dan intelektual.

b. Penguasaan terhadap teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik.

c. Mampu mengembangkan kurikulum yang terkait dengan bidang pengembangan yang diampu.

d. Menyelenggarakan kegiatan pengembangan yang mendidik.

e. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan penyelenggaraan kegiatan pengembangan yang mendidik.

f. Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki.

(37)

g. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik.

h. Melakukan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar, memanfaatkan hasil penelitian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran.

i. Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran.34 2. Kompetensi Kepribadian

Pelaksanaan tugas sebagai guru harus didukung oleh suatu persaan bangga akan tugas yang dipercayakan kepadanya untuk mempersiapkan generasi kualitas masa depan bangsa. Walaupun berat tantangan dan rintangan yang dihadapi dalam pelaksanaan tugasnya harus tetap tegar dalam melaksanakan tugas sebagai seorang guru.

Pendidikan adalah proses yang direncanakan agar semua berkembang melalui proses pembelajaran. Guru sebagai pendidik harus dapat mempengaruhi siswa kearah proses situasi sesuai dengan tata nilai yang dianggap baik dan berlaku dalam masyarakat.

Tata nilai termasuk, norma, moral, etika, dan ilmu pengetahuan, mempengaruhi perilaku etik siswa sebagai pribadi dan sebagai anggota masyarakat. Penerapan disiplin yang baik dalam proses pendidikan akan menghasilkan sikap mental, watak dan kepribadian siswa yang kuat. Guru dituntut harus mampu membelajarkan siswanya tentang disiplin diri, belajar membaca, mencintai buku menghargai waktu, belajar bagaimana cara belajar, mematuhi aturan/tata tertib, dan belajar bagaimana harus berbuat. Semuanya itu akan berhasil apabila guru juga disiplin dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya.

Guru harus mempunyai kemampuan yang berkaitan dengan kemantapan dan integritas kepribadian seorang guru. Aspek-aspek yang diamati adalah:

(38)

a. Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum sosial dan kebudayaan nasional Indonesia .

b. Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat.

c. Menampilkan sisi sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa.

d. Menunjukan etos kerja, tanggung jawab yang tinngi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri.35

3. Kompetensi Sosial

Guru di mata masyarakat dan siswa merupakan panutan yang perlu dicontoh dan merupakan suri tauladan dalam kehidupannya sehari-hari. Guru perlu memilki kemampuan sosial dengan masyarakat, dalam rangka pelaksanaan proses pembelajaran yang efektif. Dengan dimilikinya kemampuan tersebut, otomatis hubungan sekolah dengan masyarakat akan berjalan dengan lancar, sehingga jika ada keperluan dengan orang tua siswa, para guru tidak akan mendapat kesulitan.

Kemampuan sosial meliputi kemampuan guru dalam berkomunikasi, bekerja sama, bergaul simpatik dan mempunyai jiwa yang menyenangkan.

Kriteria guru yang harus dilakukan adalah:

a. Bertindak objektif serta tidak deskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga dan status social ekonomi keluarga.

b. Berkomunikasi secara efektif, empatik dan santun dengan semua pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat.

c. Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia yang memiliki keragaman sosial budaya.

(39)

d. Berkomunikasi dengan komunitas profesi lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain.

4. Kompetensi Professional

Kompetensi Profesional yaitu kemampuan yang harus dimiliki guru dalam perencanan dan pelaksanaan proses pembelajaran. Guru mempunyai tugas untuk mengarahkan kegiatan belajar siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran, untuk itu guru dituntut mampu menyampaikan bahan pelajaran/ guru harus selalu

meng-update, dan menguasai materi pelajaran yang disajikan.36 Persiapan diri tentang materi diusahakan dengan jalan mencari informasi melalui berbagai sumber seperti membaca buku-buku terbaru, mengakses dari internet, selalu mengikuti perkembangan dan kemajuan terakhir tentang materi yang disajikan.

Kompetensi professional yaitu kemampuan yang harus dimiliki guru berkenaan dengan aspek:

a. Dalam menyampaikan pembelajaran, guru mempunyai peranan dan tugas sebagai sumber materi yang tidak pernah kering dalam mengelola proses pembelajaran. Kegiatan mengajarnya harus disambut oleh siswa sebagai suatu seni pengelolaan proses pembelajaran yang diperoleh melalui latihan, pengalaman, dan kemauan belajar yang tidak pernah putus.

b. Dalam melaksanakan Proses pembelajaran, keaktifan siswa harus selalu diciptakan dengan menggunakan metode dan strategi mengajar yang tepat. Guru menciptakan suasana yang dapat mendorong siswa untuk bertanya, mengamati,

(40)

mengadakan eksperimen serta menemukan fakta dan konsep yang benar. Karena itu guru harus melakukan kegiatan pembelajaran menggunakan multimedia, sehingga terjadi suasana belajar sambil bekerja, belajar sambil mendengar,

c. Didalam pelaksanaan proses pembelajaran, guru harus memperlihatkan prinsip-prinsip didaktik metodik sebagai ilmu keguruan. Misalnya bagaimana menerapkan prinsip apersepsi, perhatian, kerja kelompok, korelasi dan prinsip-prinsip lainnya.

d. Dalam hal evaluasi, secara teori dan praktik, guru harus dapat melaksankan pembelajaran sesuai dengan tujuan yang diukurnya. Jenis tes yang digunakan untuk mengukur hasil belajar harus benar dan tepat. Diharapkan pula guru dapat menyusun butir secara benar, agar tes yang digunakan dapat memotivasi siswa belajar.

Kemampuan yang harus dimiliki guru dalam proses pembelajaran dapat diamati dari aspek-aspek:

a.Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.

b.Menguasai standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran/bidang pengembangan yang diampu.

c.Mengembangkan materi pelajaran yang di ampu secara kreatif.

d.Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif

e.Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri.37

D. Pengaruh Kepemimpinan Transformasional terhadap Kinerja

(41)

Beberapa bukti penelitian yang telah terakumulasi menyimpulkan, bahwa jenis kepemimpinan transformasional mempengaruhi kinerja karyawan dalam banyak cara yang secara kuantitatif dan kualitatif berbeda dengan jenis kepemimpinan lainnya contohnya kepemimpinan transaksional. Bass, sebagaimana dikutip Waldman mengatakan bahwa kepemimpinan transformasional akan memiliki dampak yang lebih besar dibandingkan kepemimpinan transaksional pada kinerja bawahan.38 Dengan membangun inspirasi dan kepercayaan diri yang berhubungan dengan kepemimpinan transformasional, bisa diduga adanya usaha dan kinerja yang melebihi apa yang telah ditetapkan atasan. Hal ini akan tercermin pada evaluasi kinerja yang lebih tinggi yang diberikan kepada bawahan yang menganggap para pemimpin mereka transformasional. Di samping itu Bass pada Koh et al, juga berpendapat bahwa pemimpin transformasional dapat menggunakan tiga komponennya (charisma, individual consideration, dan intellectual stimulation) untuk mengubah motivasi karyawan dan meningkatkan kinerja unit lebih dari apa yang telah diharapkan. 39

Bukti-bukti empiris juga menyimpulkan bahwa kepemimpinan transformasional dan komponen-komponennya berhubungan positif dengan kinerja pada area penelitian yang berbeda-beda yaitu pada: studi lapangan (Curphy, 1992; Hater dan Bass pada Howell & Merenda, 1999; Howell dan Avolio, 1993; Keller, 1992), penelitian historis (House, Spangler, dan Woycke pada Howell dan Merenda, 1999), penelitian laboratorium (Howell dan Frost, 1989; Kirk patrick dan Locke pada Howell dan Merenda, 1999), dan penelitian meta analisis (Lowe, Kroeck, dan Sivasubramaniam pada Howell dan Merenda, 1999).

38 Waldman, D.A., Bass,B.M. and Einstein, W.O., “Leadership and outcomes of performance appraisal processes”. Occupational Psychology, Volume 60, (1987), 177-186.

(42)

Lebih dari 35 penelitian mengenai pengaruh kepemimpinan menyimpulkan bahwa terdapat hubungan positif antara kepemimpinan transformasional dan kinerja karyawan (Kirkpatrick dan Locke, 1996; Suharto, 2005). Sedangkan Shamir, House dan Arthur berpendapat bahwa lebih dari 20 penelitian menemukan adanya hubungan positif pemimpin karismatik atau kepemimpinan transformasional terhadap kinerja, sikap, dan persepsi karyawan.40

(43)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini akan menggunakan metode campuran kuantitatif dan kualitatif. Penelitian survei yang dimaksud adalah bersifat menjelaskan hubungan kausal dan pengujian hipotesis.41 Tujuannya untuk; 1) penjajagan (exploratif), 2) deskriptif, 3) penjelasan (explanatory atau confirmatory), 4) evaluasi, 5) prediksi atau meramalkan kejadian tertentu di masa yang akan datang, 6) penelitian operasional, dan 7) Pengembangan indikator-indikator sosial. Studi yang dikembangkan dalam penelitian ini dilakukan dengan studi kepustakaan dan studi lapangan..42 Pengambilan data dilakukan secara langsung terhadap model kepemimpinan transformasional, supervisi akademik, dan kinerja guru PAI SD Se- Kabupaten Blora.

Ditinjau dari tujuannya, penelitian ini juga dinamakan dengan penelitian korelasional, yakni penelitian yang bertujuan mencari pengaruh atau korelasi antara satu variabel dengan variabel lainnya. Dalam hal ini peneliti akan mengungkap pengaruh variabel model kepemimpinan transformasional dan supervisi akademik dengan kinerja guru PAI SD Se- Kabupaten Blora.

41

Riduan, Metode dan Teknik Menyusun Proposal Penelitian, Bandung : Alfabeta, 2015, 93.

(44)

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada guru PAI SD Se Kabupaten Blora yang tersebar di 16 Kecamatan

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan yaitu dimulai April 2017 sampai dengan Juni 2017

C. Variabel dan Indikator

Yang dimaksud variabel adalah, ”segala sesuatu yang menjadi obyek penelitian atau sebagai faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti”.43

Iqbal Hasan dalam bukunya, ”Analisis Data Penelitian Dengan Stastistik” disebutkan bahwa variabel merupakan konstruk yang sifat-sifatnya sudah diberi nilai dalam bentuk bilangan atau konsep yang mempunyai dua nilai atau lebih pada suatu kontinum.44 Penelitian ini terdiri dari 2 (dua) variabel yaitu :

1. Kepemimpinan transformasional (X1) dan supervisi akademik (X2) sebagai variabel

independen atau variabel bebas atau variabel sebab, yaitu variabel yang keberadaannya tidak dipengaruhi oleh variabel lain. Dengan indikator sebagai berikut : Variabel X1 (kepemimpinan transformasinal) dengan dimensi pengaruh yang ideal, motivasi yang menginspirasi, stimulasi interangsangan intelektual,dan

kepedulian secara perorangan. Sedangkan variabel X2 (Supervisi Akademik)

dengan indikator : Kunjungan kelas, Mengembangkan metode pembelajaran,

Mengembangkan bahan ajar, Potensi pembelajaran dan Pemberian semangat kerja.

D. Kinerja guru PAI SD sebagai variabel dependen atau variabel terikat, atau variabel akibat, yaitu variabel yang keberadaannya dipengaruhi oleh variabel lain, yaitu biasanya diberi simbol huruf (Y). Dengan dimensi penekanan pada Kompetensi pedagogik.

E. Populasi dan Sampel

1. Populasi

43 Sutrisno Hadi, Statistik II, Yogyakarta : Andi Ofset, 2000, 4.

(45)

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti kemudian ditarik kesimpulan.45 Populasi penelitian ini adalah populasi terbatas dengan menggunakan teknik sampling

Berkaitan dengan itu, populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru PAI SD Se-Kab. Blora . Berdasarkan hasil prasurvei yang dilakukan pada bulan Februari 2017 di Kemenag Kab. Blora diperoleh informasi, bahwa jumlah SD Negeri dan Swasta sebanyak 599 sekolah, dengan jumlah guru PAI 484 orang, termasuk dalam hal ini meliputi guru negeri (PNS), dan guru tidak tetaps. Namun demikian, dalam penelitian ini peneliti tidak menstratifikasi populasi. Seluruh guru PAI SD Se-Kab. Blora , baik negeri maupun swasta, laki-laki maupun perempuan, umur, kepangkatan dan sebagainya, tidak dijadikan sebagai bagian untuk memilah-milahkan populasi. Sehingga karakteristik populasi ini adalah : a) seluruh guru (bukan karyawan atau staf), b) mengajar di SD (Sekolah Dasar) yang berada di Kabupaten Blora .

Penetapan guru PAI SD Se-Kab. Blora sebagai anggota populasi karena dalam penelitian ini peneliti ingin mengumpulkan data berkait dengan model kepemimpinan transformasional dan supervisi akademik yang dilakukan oleh pengawas PAI dalam upaya meningkatkan kinerja. Selain itu, pemilihan guru sebagai anggota populasi dimaksudkan juga agar subjek penelitian lebih bersifat homogen. Hal itu merupakan salah satu persyaratan penggunaan teknik sampling dalam penelitian. Karena itu, sekali lagi, penelitian ini mengabaikan sifat heterogenitas subjek, seperti jenis kelamin, pangkat, masa kerja, status guru, jenjang kelas, dan sebagainya. Dengan demikian, populasi penelitian ini adalah para guru PAI SD Se-Kab. Blora yang berjumlah 484 orang yang tersebar di 16 Kecamatan.

(46)

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya hendak diteliti dan dianggap bisa mewakili seluruh populasi.

Pengambilan sampel penelitian diperlukan karena keterbatasan yang ada baik dari segi waktu dan besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti maka sebagaimana pendapat Arikunto ” untuk sekedar ancer-ancer, maka apabila subyeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tetapi jika jumlah subyeknya besar dapat diambil antara 10 – 15% atau 20 – 25% atau lebih”46. Maka dari itu penelitian ini menggunakan sampel random dengan rumus sebagai berikut :

n = 𝑁

𝑁.𝑑2 +1

Keterangan

n = jumlah sampel

N = Jumlah populasi

d2= presisi (ditetapkan 10% dengan tingkat kepercayaan 95%)

Tabel 3.1

Daftar Sampel Penelitian

NO KECAMATAN

JUMLAH GURU PAI

POPULASI SAMPEL

1 CEPU 40 7

2 BOGOREJO 10 1

3 KEDUNGTUBAN 18 3

(47)

4 BLORA 51 9

5 TUNJUNGAN 34 6

6 NGAWEN 33 7

7 KUNDURAN 34 6

8 TODANAN 32 5

9 JAPAH 21 4

10 JEPON 33 6

11 BANJAREJO 36 6

12 JIKEN 25 4

13 SAMBONG 16 3

14 KRADENAN 28 5

15 JATI 31 5

16 RANDUBALATUNG 42 7

JUMLAH 484 84

Berdasarkan perhitungan tersebut jadi total sampelnya adalah 84 orang.

F. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan suatu proses pengadaan data primer untuk keperluan penelitian.47 Pengumpulan data penelitian melalui studi dokumentasi dan alat pengumpul data dalam bentuk angket. Angket merupakan daftar isian yang berupa pertanyaan ataupun pernyataan, dan responden tinggal memilih sesuai dengan kenyataan atau kehendak dari responden. Tujuan dari penggunaan angket adalah untuk mendapatkan data di lapangan dengan sampel yang homogen. Studi dokumentasi

47

(48)

digunakan untuk mengumpulkan data jumlah anggota populasi, sedangkan angket digunakan untuk mengumpulkan data X1, X2, dan Y, yang berisi pertanyaan-pertanyaan

dengan jawaban pilihan yang telah disediakan.

F. Validitas dan Reliabilitas

1. Uji validitas

Menurut Dwi Priyatno, Validitas adalah ketepatan atau kecermatan suatu instrumen dalam mengukur apa yang ingin diukur.48 Ada dua syarat penting yang berlaku pada sebuah kuesioner untuk valid dan reliabel. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada suatu kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang diukur oleh kuesioner tersebut.49

Dimana validitas data diukur dengan menggunakan r hitung dengan r table (r

product moment), jika :

- Bila r hitung > r tabel : berarti valid - Bila r hitung < r tabel : berarti tidak valid

2. Uji reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui sejauhmana tingkat kehandalan dari suatu instrumen dalam mengukur suatu gejala. Hasil dari perhitungan pemberian skor kemudian dibelah menjadi dua antara yang ganjil dan yang genap atau cara matched random subsets dikarenakan dengan cara ini diharapkan dapat diperoleh belahan yang

48

Dwi Suprayetno, Paham Analisis Data dengan SPSS, Jakarta: Media Kom, 2010, 90.

49

(49)

paralel sebagaimana dikehendaki. Kemudian dimasukkan ke formulasi Spearman

rxy = Koefisien reliabilitas tes

rx1x2 = Koefisien Korelasi antara belahan x1 dan belahan x2

Dari hasil tersebut dibandingkan dengan r tabel, dengan ketentuan sebagai berikut :

- Bila r hitung > r tabel : berarti reliabel - Bila r hitung < r tabel : berarti tidak reliabel

G. Tehnik Analisis Data

Dalam penelitian ini menggunakan tehnik analisis regresi, dan anlisis regresi yang digunakan adalah analisis regresi berganda yang dilakukan untuk menegetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat atau uji hipotesis. Adapun rumus yang digunakan adalah :

(50)

Y = Variabel dependen (kinerja guru PAI)

b0 = Konstanta regresi berganda

b1,b2 = banyaknya variabel bebas yang diteliti secara parsial

x1 = variabel kepemimpinan transformasional

x2 =variabel supervisi akademik

e = variabel diluar penelitian (sutrisno hadi,2002)

2. Uji t

Untuk melakukan uji terhadap koefisien regresi dapat digunakan uji t tes dengan langkah-langkah pengujian sebagai berikut :

1. Ho : < 0, tidak ada pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat.

2. Ha : > 0, ada pengaruh positif antara variabel bebas terhadap variabel terikat.

3. Bila digunakan uji 1 sisi kanan dengan tingkat kehandalan 95 % ( = 0,05%) dengan df = n- k – 1, maka akan didapat nilai t tabel.

4. Perhitungan t hitung bisa dicari dengan formulasi

t hitung = sb

f b

Keterangan

b = koefisien regresi parsial

(51)

sb = kesalahan baku

5. Kriteria pengujian sebagai berikut

Ho diterima bila t hitung < t tabel

Ho ditolak bila t hitung > t tabel

3. Uji F (berganda)

Pengujian koefisien Regresi berganda dapat dilakukan dengan menggunakan ”F test” melalui analisis variabel dengan formulasi berikut ini :

F =

Adapun nilai F hitung lebih lanjut dapat dilihat pada tabel berikut ini.

(52)

Keterangan

n = banyaknya pasagan data (ukuran sempel)

k = jumlah variabel bebas

Ms Reg = mean sequare of regresion

Ms Res = mean sequare residual

Adapun langkah – langkah pengujian regresi berganda adalah sebagai berikut :

1) Ho : 1 < 2 < 0, tidak ada pengaruh antara variabel bebas secara berganda

terhadap variabel terikat.

2) Ha : 1 > 2 > 0, ada pengaruh antara variabel bebas secara berganda terhadap

variabel terikat.

3) Kriteria digunakan uji satu sisi kanan, maka dapat diperiksa tabel F 0,05 : df

4) Menentukan perhitungan F hitung dengan rumus sebagai berikut :

F hitung =

s Ms

g Ms

Re Re

4. Adjusted R sequare

(53)

Adjusted R sequare =

 

  

1 /

1 /

2 2 1

n y y

k n y y

Keterangan :

Y = variabel dependen

Y1 = nilai variabel dependen yang diprediksi

y = nilai rata-rata variabel dependen

n = ukuran sampel

(54)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. DESKRIPSI HASIL PENELITIAN

Data hasil penelitian ini terdiri dari data primer yang diperoleh melalui angket terhadap sampel guru PAI SD Se- Kabupaten Blora yang berjumlah 84 orang yang terdiri dari angket tentang kepemimpinan transformasional, supervisi akademik dan kinerja guru PAI.

1. Kepemimpinan transformasional

Untuk mengetahui tentang kepemimpinan transformasional supervisor diperoleh dari hasil angket yang penulis berikan kepada responden yaitu para guru PAI SD Se- Kabupaten Blora yang berjumlah 84. Angket yang penulis sebarkan kepada responden adalah terdiri dari 10 item pertanyaan, dengan 3 alternatif jawaban yaitu :

a. Alternatif jawaban Sangat Setuju dengan nilai 3 b. Alternatif jawaban Setuju dengan nilai 2 c. Alternatif jawaban Tidak Setuju dengan nilai 1

Adapun hasil jawaban angket tentang kepemimpinan transformasional dapat dilihat pada lampiran 2.

2. Supervisi Akademik

(55)

kepada responden adalah terdiri dari 10 item pertanyaan, dengan 3 alternatif jawaban yaitu :

a. Alternatif jawaban Sangat Setuju dengan nilai 3 b. Alternatif jawaban Setuju dengan nilai 2 c. Alternatif jawaban Tidak Setuju dengan nilai 1

Adapun hasil jawaban angket tentang pelaksanaan supervisi akademik supervisor dapat dilihat pada lampiran 3.

3. Kinerja Guru

Untuk mengetahui tentang kinerja guru diperoleh dari hasil angket yang penulis berikan kepada responden yaitu para guru PAI SD Se- Kabupaten Blora yang berjumlah 84. Angket yang penulis sebarkan kepada responden adalah terdiri dari 10 item pertanyaan, dengan 3 alternatif jawaban yaitu :

a. Alternatif jawaban Sangat Setuju dengan nilai 3 b. Alternatif jawaban Setuju dengan nilai 2 c. Alternatif jawaban Tidak Setuju dengan nilai 1

Adapun hasil jawaban angket tentang kinerja guru dapat dilihat pada lampiran 4.

B. Uji Validitas dan Reliabilitas

1. Uji Validitas

(56)

perhitungan uji validitas tiap butir pertanyaan dari masing-masing variabel sebagai berikut :

Tabel 4.1

Rekapitulasi Uji Validitas Kepemimpinan Transformasional,

Supervisi Akademik dan Kinerja Guru PAI

(57)
(58)

9

10

0,622

0,631

Valid

Valid

Sumber : Analisis Validitas dengan SPSS 17

Nilai r tabel pada tabel X1, X2 dan Y diperoleh n = 84 ;  = 5% diperoleh nilai r tabel sebesar 0,215. Menjelaskan dari masing-masing 10 butir pertanyaan yang diajukan pada tiap-tiap variabel Kepemimpinan Transformasional (X1),

Supervisi Akademik (X2), dan Kinerja Guru PAI (Y) seluruhnya menunjukkan

nilai r hitung > r tabel. Hal ini berarti masing-masing angket menunjukkan angket yang valid.

2. Uji Reliabilitas

Dalam Uji Reliabilitas ini akan diketahui sejauh mana tingkat kehandalan dari hasil suatu pengukuran dengan menggunkan butir pertanyaan yang terdapat pada variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y) yang digunakan untuk memperoleh data sebagai dasar untuk melakukan analisis.

Tingkat kehandalan (df) yang digunakan adalah 5% kriteria penilaiannya adalah sebagai berikut :

(59)

Bila r hitung < r tabel : berarti tidak reliabel

r tabel dengan taraf signifikan (5%) n = 84 = 0,215. Dari perhitungan uji reliabilitas tiap variabel dengan menggunakan SPSS 17 diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 4.2

Rekapitulasi Uji Reliabilitas Variabel Kepemimpinan Transformasional, Supervisi Akademik dan Kinerja Guru PAI

Variabel r hitung r tabel Kriteria

Kepemimpinan Transformasional Supervisor

0,828 0,215 Reliabel

Supervisi Akademik

Supervisor

0,692 0,215 Reliabel

Kinerja Guru PAI 0,862 0,215 Reliabel

Sumber : Analisis Reliabilitas dengan SPSS 17.

Dari analisis reliabilitas pada tabel 4.2 menunjukkan nilai r hitung > r tabel. Dengan demikian angket dari masing-masing variabel Kepemimpinan Transformasional Supervisor (X1), Supervisi Akademik (X2), dan Kinerja Guru

PAI (Y) menunjukkan angket yang reliabel.

C. Analisis Regresi

Gambar

Tabel I
Tabel 3.1
Tabel 3.2
Tabel 4.1
+6

Referensi

Dokumen terkait

memperhatikan lagi keadaan koleksi agar perpustakaan SD Negeri 23 Painan utara dapat dimanfaatkan sebagai pusat sumber belajar. Hal ini sama seperti penelitian

4m2/instruktur.. Perancangan SMK Pertanian &amp; Perkebunan ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dan programatik. Metode deskriptif kualitatif yang dilakukan

b) Mendiskusikan tentang tanda dan gejala yang umumnya muncul pada pasien berisiko bunuh diri. 2) Mengajarkan keluarga cara melindungi pasien dari perilaku bunuh diri..

1) Kesadaran akan keindahan dan keteraturan alam untuk meningkatkan keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. 2) Pengetahuan, yaitu pengetahuan tentang dasar dari prinsip

Bisa dibilang sektor properti pada tahun 2014 stagnan karena hanya tumbuh sedikit dibandingkan dengan tahun sebelumnya dan juga lemahnya permintaan akibat

Berdasarkan informasi dari paragraf  s/d , carilah kata yang sama artinya dengan kata-kata di..

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa hasil yang diperoleh dari pengukuran keadaan monoton, kualitas tidur, keadaan psikofisiologi,

pembelajaran mengacu pada prinsip belajar Blended learning berbasis proyek dengan harapan membantu mahasiswa mewujudkan karya kreatif mereka dalam bentuk rancangan