• Tidak ada hasil yang ditemukan

Artinya : “

Perempuan yang berzina dan laki -laki yang berzina, maka deralah tiap -tiap seorang dari keduanya seratus dali dera, dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah ka mu untuk ( menjalankan) Aga ma Allah, jika ka mu beriman kepada Allah, dan hari akhirat, dan hendaklah (pelaksanaan) huku man mereka di saksikan oleh seku mpulan orang-orang yang beriman. (QS. 24:2)”

30

c. Perkosaan

Perkosaan adalah tindak kejahatan secara fisik terhadap orang lain. Perkosaan biasanya dilakukan oleh laki -laki, yang berusaha melakukan hubungan seksual dengan orang lain, biasanya seorang perempuan bertentangan dengan kehendak orang lain. Kontak seksual mungkin dengan me masukkan penis kedala m vagina, dubur, mulut; ejakulasi pada daerah vagina atau te mpat lain pada tubuh; atau me maksa korban melakukan bentukbentuk aktivitas seksual

lainnya. Perkosaan ha mpir selalu dikaitkan dengan

kejahatan fisik atau anca man kejahatan terhadap korban, dita mbah dengan pe maksaan kontak seksual. Para korban merasa kesela matan dan kehidupan mereka teranca m kecuali mereka menyetujui atau mengalah terhadap tuntutan seksual. Para ahli kesehatan yang merawat korban pemerkosaan biasanya mene mukan tanda pe maksaan dan penyiksaan secara fisik biasanya berbekas berupa luka, goresan, me mar, atau tanda -tanda lain pada tubuh korban terutama disekitar daerah ke maluan. Pada peristiwa perkosaan, sang pe merkosa selalu didorong oleh nafsu seks sangat kuat, dibarengi e mosi-emosi yang tidak dewasa dan tidak mapan, biasanya ter muat unsur kekeja man dan sifat sadisitas karena perkosaan terjadi tidak karena faktor keabsahan pernikahan, maksudnya perkosaan dapat pula

dilakukan oleh sua mi-istri disebut

dating rape

terdapat pula

istilah

marital rape

yakni pe maksaan hubungan seksual

dala m rumah tangga.

1.) Ho moseks

Ho moseksual merupakan rasa tertarik dan mencintai (kela min) sejenis, untuk kau m lelaki sering juga dikenal

31

istilah “lesbian”. Dalam mengekspresikannya, dikenal

dua maca m bentuk:

a.) aktif bertindak sebagai laki -laki yang agresif;

b.) pasif, bertingkah laku dan berperan pasif, kadang

kala sebagai wanita, kadangkadang jadi pria.

2.) Lesbian

Banyak yang mengatakan, cinta lesbian san gat

mendala m dan lebih hebat dari percintaan pasangan nor mal. Dala m per mainan sengga ma lebih hebat ganas dibandingkan pasangan gay, hal ini dikarenakan elemen erotik dan nafsu yang bergelora pada lesbian itu lebih intens.

3.) Pedofilia

Kata pedofilia terdiri d ari unsur kata yakni ‘

pais-paidos’: anak

dan

phileo-philos

: mencinta. Jadi, pedofilia adalah orang dewasa yang menyalurkan kepuasan seksnya pada anak berupa memperlihatkan

alat kelamin, me mbelai, menciu m, mendekap,

menimang anak dengan ‘greng’ dan merasa melakukan

sengga ma.

4.) Seks Bebas (

Free-Sex

)

Banyak re maja yang kebablasan dalam berpacaran dengan melakukan hubungan seksual, hampir sebagian besar mengatakan hal itu terjadi secara aksidental,

spontan atau tidak direncanakan sebelu mnya.

Penyesalan baru terjadi ketika remaja putri menjadi hamil. Akibat keha milan ini, rasa relatif aman yang sela ma ini dirasakannya karena orang lain dan masyarakat tidak mengetahui bahwa ia telah melakukan hubungan seks pra nikah, tiba -tiba saja hilang.

32

Kengerian akan sanksi sosi al berupa pengucilan oleh orang tua atau keluarga dan pelecahan sosial yang sangat berat tiba-tiba saja hadir konkret dihadapannya. Seks bebas menghasilkan keha milan sebelum menikah. Hal tersebut terjadi pada ratusan perempuan -pere mpuan setiap tahunnya.

B. Tinjauan Umum Tentang Pengetahuan, Prilaku, Dan Tindakan

1. Pengetahuan

a. Defenisi Pengetahuan

Pengetahuan

(knowledge)

adalah merupakan hasil dari tahu,

dan ini terjadi setelah oranh melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi mel alui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciu man, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2012).

Pengetahuan adalah merupakan hasil mengingat suatu hal termasuk mengingat ke mbali kejadian yang pernah di alami baik secara sengaja maupun tidak di sengaja dan ini terjadi setelah orang melakukan kontak atau penga matan terhadap suatu objek tertentu (Iqbal, 2007).

b. Tingkat pengetahuan terdiri atas :

1. Tahu

(know

)

Tahu berarti mengingat suatu materi yang telah dipelajari

atau rangsangan yang telah diterima sebelumnya.

Tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata

kerja untuk mengukur bahwa seseorang itu tahu adalah ia

dapat menyebutkan, menguraikan, mendefenesikan, dan

33

2. Me maha mi (

comprehension

)

Me maha mi diartikan sebagai suatu ko mponen untuk dapat menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi terebut secara benar. Or ang yang telah paha m terhadap obyek atau materi harus dapat

menjelaskan, menyebutkan contoh, menyi mpulkan,

mera malkan, dan sebagainya terhadap obyek yang dipelajari.

3. Aplikasi (

Aplication

)

Aplikasi diartikan sebagai ke ma mpuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi dapat diartikan sebagai penggunaan hoku m, ru mus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. Misalnya, dapat menggunakan ru mus statistic dalam perhitungan -perhitungan hasil penelitian, dapat

menggunakan prinsip -prinsip pe mecahan masalah

(problem

solving circle)

di dala m pe mecahan masalah kesehatan dari kasus yang diberikan.

4. Analisis

(Analysis)

Analisis adalah suatu ke ma mpuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dala m ko mponen -komponen, tetapi masih di dala m satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sa ma lain. Ke ma mpuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat mengga mbarkan ( me mbuat bagan), me mbedakan, me misahkan, me ngelo mpokkan, dan sebagainya.

5. Sintetis

(synthesis)

Sintetis menunjuk pada suatu ke ma mpuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian -bagian di dala m suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintetis adalah suatu ke ma mpuan untuk menyusun for mulasi baru dari for mulasi-for mulasi yang sudah ada.

34

6. Evaluasi (

Evaluation

)

Evaluasi ini berkaitan dengan ke ma mpuan untuk melakukan kualifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek. Penilaian-penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau mengguanakan kriteria -kriteria yang telah ada. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang diukur dari subjek penelitian atau responden. Ke dala m pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat

disesuaikan dengan tingkat - tingkat tersebut di atas

(Notoatmodjo, 2012).

Fir man Allah SW T dalam Q.S Az -zu mar /39: 9 menjelaskan

bahwa dengan me mbaca akan mena mbah ilmu pengetahuan.

ِب ََٰبْلَ ْلْٱ ۟اوُل ۟وُأ ُرَّكَذَتَي اَمَّنِإ ۗ َنوُمَلْعَي َلَ َنيِذَّلٱ َو َنوُمَلْعَي َنيِذَّلٱ ىِوَتْسَي ْلَه ْلُق

Terjemahnya :

"Katakanlah : "Samakah orang-orang yang

berilmu dan orang-orang yang tidak berilmu

?

Sesungguhnya

Dokumen terkait