• Tidak ada hasil yang ditemukan

Surat Pemberitahuan (SPT)

Dalam dokumen ERVINA YULIANI OEY F3409029 (Halaman 40-46)

BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

3. Surat Pemberitahuan (SPT)

Menurut Undang-Undang No. 16 Tahun 2009 tentang Perubahan

Kelima atas Undang-Undang No. 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan

Umum Perpajakan, Surat Pemberitahuan adalah surat yang oleh Wajib

Pajak digunakan untuk melaporkan penghitungan dan/ atau pembayaran

pajak, objek pajak dan/ atau bukan objek pajak, dan/ atau harta dan

kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

perpajakan.

b. Fungsi Surat Pemberitahuan

Fungsi Surat Pemberitahuan menurut Ilyas (2001: 26), sebagai

berikut:

1) Bagi Wajib Pajak, Surat Pemberitahuan adalah sarana untuk

melaporkan dan untuk mempertanggungjawabkan perhitungan

jumlah pajak yang sebenarnya terutang dan untuk melaporkan:

a) Pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan

sendiri dan/ atau melalui pemotongan atau pemungutan pihak

lain dalam Satu Tahun Pajak atau Bagian Tahun Pajak.

b) Penghasilan merupakan obyek pajak dan/ atau bukan obyek

pajak.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

d) Pembayaran dari pemotong atau pemungut tentang

pemotongan atau pemungutan pajak orang pribadi atau badan

lain dalam 1 (satu) Masa Pajak, yang ditentukan peraturan

perundang-undangan perpajakan yang berlaku.

2) Bagi Pengusaha Kena Pajak, fungsi surat Pemberitahuan adalah

sebagai sarana untuk melaporkan dan mempertanggung jawabkan

perhitungan jumlah Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak

Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) yang sebenarnya terutang

dan untuk melaporkan tentang:

a) Pengkreditan pajak masukan terhadap pajak keluaran.

b) Pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan

sendiri oleh Pengusaha Kena Pajak dan/ atau melalui pihak

lain dalam 1 Masa Pajak, yang ditentukan oleh ketentuan

peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku.

3) Bagi pemotong atau pemungut pajak, fungsi Surat Pemberitahuan

adalah sebagai sarana untuk melaporkan dan mempertanggung

jawabkan pajak yang dipotong atau dipungut dan disetorkannya.

c. Jenis-jenis Surat Pemberitahuan

Surat Pemberitahuan dibedakan menjadi 2 (dua) jenis antara lain

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

1) SPT Masa adalah surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk

melaporkan perhitungan dan/ atau pembayaran pajak yang terutang

dalam suatu masa pajak atau pada suatu saat, seperti:

a) SPT Masa PPh Pasal 4 Ayat 2

b) SPT Masa PPh Pasal 15

c) SPT Masa PPh Pasal 21 dan Pasal 23

d) SPT Masa PPh Pasal 23 dan Pasal 26

e) SPT Masa PPH Pasal 25

f) SPT Masa Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak

Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM)

g) SPT Masa Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas

Barang Mewah bagi pemungut

2) SPT Tahunan adalah surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk

melaporkan perhitungan dan pembayaran pajak yang terutang

dalam suatu tahun pajak, seperti:

a) SPT Tahunan PPh Orang Pribadi yang melakukan pekerjaan

bebas atau kegiatan usaha (1770)

b) SPT Tahunan PPh Orang Pribadi yang memberitahukan

perpanjangan jangka waktu penyampaian SPT Tahunan PPh

wajib pajak orang pribadi (1770 Y)

c) SPT Tahunan PPh Orang Pribadi Karyawan yang tidak

melakukan pekerjaan bebas atau kegiatan usaha tetapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

penghasilan dalam negeri lainnya, dan menerima penghasilan

yang dikenakan pajak penghasilan yang bersifat final (1770)

d) SPT Tahunan PPh Orang Pribadi Karyawan yang tidak

melakukan pekerjaan bebas atau kegiatan usaha yang

penghasilan brutonya tidak melebihi Rp. 60 juta per tahun

(1770SS) sesuai SE-21/PJ/2009 dan PP/07/2009

e) SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Badan (1771)

f) SPT Tahunan PPh wajib pajak badan yang diijinkan untuk

menyelenggarakan pembukuan dalam Bahasa Inggris dan mata

uang Dollar Anmerika Serikat (1771 $)

g) SPT Tahunan PPh wajib pajak badan yang mengajukan

pemberitahuan jangka waktu penyampaian SPT Tahunan PPh

Wajib Pajak Badan (1771 Y)

d. Batas Waktu Penyampaian SPT

Sesuai Pasal 3 ayat (3) Undang-undang No. 16 Tahun 2009

Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, batas waktu

penyampaian SPT diatur:

1) Untuk Surat Pemberitahuan Masa, paling lambat 20 (dua puluh)

hari setelah akhir Masa Pajak;

2) Untuk Surat Pemberitahuan Tahunan, paling lambat 3 (tiga) bulan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

e. Yang Perlu Dilampirkan Saat Menyampaikan SPT

1) Untuk wajib pajak orang pribadi yang melakukan pencatatan perlu

dilampiri:

a) Surat setoran pajak atas pajak yang terutang

b) Surat peredaran bruto per bulan dalam setahun

c) Daftar yang menjadi tanggungan wajib pajak

2) Untuk wajib pajak orang pribadi yang melakukan pembukuan perlu

dilampiri:

a) Surat setoran pajak atas pajak yang terutang

b) Laporan laba-rugi

c) Laporan neraca

d) Daftar penyusutan dan amortisasi fiskal

3) Untuk wajib pajak badan perlu dilampiri:

a) Surat setoran pajak atas pajak yang terutang

b) Laporan laba-rugi

c) Laporan neraca

d) Daftar penyusutan dan amortisasi fiskal

e) Transip kutipan dari elemen-elemen keuangan

f) Daftar perhitungan kompensasi kerugian fiskal

g) Pernyataan transaksi dalam hubungan istimewa

h) Daftar fasilitas penanaman

i) Daftar cabang utama perusahaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user k) Daftar kredit pajak luar negeri

f.SPT Tidak Lengkap Dianggap Tidak Disampaikan

Surat pemberitahuan tahunan dianggap tidak disampaikan apabila:

1) Surat pemberitahuan tidak ditandatangani

2) Surat pemberitahuan tidak sepenuhnya dilengkapai keterangan dan/

atau dokumen

3) Surat pemberitahuan yang menyatakan lebih bayar disampaikan

setelah tiga tahun sesudah berakhirnya masa pajak, bagian tahun

pajak atau tahun pajak dan wajib pajak telah ditegur secara tertulis

4) Surat pemberitahuan disampaikan setelah Direktorat Jenderal Pajak

melakukan pemeriksaan atau menerbitkan Surat Ketetapan Pajak

(SKP)

g. Bukti Penyampaian Laporan Surat Pemberitahuan

Surat pemberitahuan yang disampaikan langsung oleh wajib pajak

ke Kantor Direktorat Jenderal Pajak harus diberikan Bukti Penerimaan

surat kepada wajib pajak. Bukti penerimaan surat ini dijadikan bukti

tanda terima dan tanggal melaporkan Surat Pemberitahuan ke Kantor

Pelayanan Pajak. Penyampaian surat pemberitahuan dapat dikirimkan

melalui kantor pos dengan pos tercatat dan sebagai tanda bukti dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

pos dengan cara lain yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan

Menteri Keuangan sepanjang SPT tersebut tidak lengkap.

Dalam dokumen ERVINA YULIANI OEY F3409029 (Halaman 40-46)

Dokumen terkait