• Tidak ada hasil yang ditemukan

Saya menyatakan bahwa karya ilmiah yang berjudul ”Gaya Hidup dan Status Gizi serta Hubungannya dengan Hipertensi dan Diabetes Melitus pada Pria dan Wanita Dewasa di DKI Jakarta” merupakan hasil karya sendiri dan belum pernah dipublikasikan oleh pihak manapun sebelumnya. Tesis ini belum pernah diajukan oleh memperoleh gelar pada program sejenis di perguruan tinggi lain. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang telah diterbitkan dari penulis lain disebutkan dalam teks, dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir tesis ini.

Bogor, Agustus 2009

ABSTRACT

SITI NURYATI. Life Style and Nutritional Status, and their Association with Hypertension and Diabetes Mellitus on Men and Women in Jakarta. Under direction of HARDINSYAH, SITIMADANIJAH, and ATMARITA.

The research aimed to analyze the relationships between life style, nutritional status, and socio-economic and demographic factors with hypertension and diabetes mellitus. Data used are secondary data from the Basic Health Research (Riskesdas 2007), which applied a cross-sectional study design. The number of samples obtained 10834 adults with inclusion criteria aged > 20 years and not pregnant. The results show, among men, smoke every day, smoking > 15 cigarettes per day, drinking wine and traditional drink are risk factors for hypertension, followed by age started smoking < 17 years for diabetes mellitus. Fruits and vegetables consumption < 3 portion per day is risk factor for hypertension and diabetes mellitus. Sugary food is risk factor for diabetes mellitus in women. Past smoking behavior is risk factor for hypertension in women. Emotional stress and age > 45 years are risk factors for hypertension and diabetes mellitus, in men and women. Overweight is risk factor for hypertension and diabetes mellitus in men. In women, low social-economic status is risk factor for hypertension. The results imply the important of preventing smoking, and managing diet, stress and upper abdomen circumference in preventing obesity, hypertension and diabetes mellitus for Jakarta people.

RINGKASAN

SITI NURYATI. Gaya Hidup dan Status Gizi serta Hubungannya dengan Hipertensi dan Diabetes Melitus pada Pria dan Wanita Dewasa di DKI Jakarta. Dibimbing oleh HARDINSYAH, SITI MADANIJAH, dan ATMARITA.

Hipertensi dan diabetes melitus merupakan penyakit tidak menular yang prevalensinya cukup tinggi di dunia. Hampir 1 milyar orang (26%) pada tahun 2003 menderita hipertensi dan diperkirakan tahun 2025 jumlahnya akan meningkat menjadi 29%. Penderita diabetes melitus mencapai 194 juta atau 5.1 % dari penduduk dunia usia dewasa dan pada tahun 2025 diperkirakan meningkat menjadi 333 juta. Di Indonesia, berdasarkan Laporan Hasil Riskesdas (2008), prevalensi nasional hipertensi pada penduduk umur > 18 tahun adalah sebesar 31.3%. pada pria dan 31.9% pada wanita, sedangkan prevalensi nasional diabetes melitus sebesar 1,1%.

Perubahan gaya hidup telah menyebabkan peningkatan besaran kasus- kasus penyakit tidak menular di Indonesia, termasuk hipertensi dan diabetes melitus. Perilaku makan yang tidak sehat, kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, stres, serta minimnya aktivitas fisik merupakan faktor-faktor risiko penyakit degeneratif, disamping faktor-faktor risiko lain seperti usia, jenis kelamin dan keturunan. Jakarta merupakan kota dengan permasalahan yang kompleks. Pergeseran gaya hidup berpeluang besar menimbulkan berbagai masalah kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Menganalisis hubungan gaya hidup, status gizi, dan kondisi sosial ekonomi dan demografi dengan kejadian hipertensi dan diabetes melitus. (2) Menganalisis hubungan gaya hidup dengan status gizi. Data yang dipakai bersumber dari hasil Riskesdas 2007. Riskesdas 2007 menggunakan disain cross-sectional. Dalam penelitian ini ditetapkan kriteria inklusi yaitu sampel pria dan wanita DKI Jakarta berusia > 20 tahun dan tidak sedang hamil bagi sampel wanita, sehingga didapatkan jumlah sampel sebesar 10834. Pengolahan data dilakukan terhadap dua unit sampel, yaitu sampel pria (n=5132) dan sampel wanita (n=5702).

Sebanyak 32.9% sampel pria dan 24.6% sampel wanita mengalami H1 (hipertensi berdasar pengukuran tekanan darah), sementara H2 (hipertensi berdasar diagnosis tenaga kesehatan) dialami oleh 8.9% sampel pria dan 12.5% sampel wanita. Diabetes melitus (D) dialami oleh 2.6% sampel pria dan 2.9% sampel wanita. Dalam penelitian ini juga dianalisis kejadian hipertensi dan diabetes melitus pada sampel obes (H1O, H2O dan DO), kejadian hipertensi yang diderita bersamaan dengan diabetes melitus (H1D dan H2D), serta kejadian hipertensi yang diderita bersamaan dengan diabetes melitus pada sampel obes (H1DO dan H2DO).

Hasil analisis regresi logistik, faktor-faktor risiko hipertensi pada pria berdasarkan nilai odds ratio (OR) tertinggi ke terendah adalah: (1) Konsumsi minuman alkohol jenis tradisional berisiko 9.0 kali lebih tinggi terkena H2O dibanding yang tidak pernah minum alkohol. (2) Umur > 45 tahun berisiko 7.8 kali lebih tinggi terkena H2O dibanding umur < 45 tahun. (3) Umur > 45 tahun

berisiko 5.2 kali lebih tinggi terkena H2 dibanding umur < 45 tahun. (4) Umur > 45 tahun berisiko 3.3 kali lebih tinggi terkena H1 dibanding umur < 45 tahun. (5) Umur > 45 tahun berisiko 2.6 kali lebih tinggi terkena H1O dibanding umur < 45 tahun. (6) Gangguan mental emosional berisiko 2.2 kali lebih tinggi H2 dibanding yang tidak mengalami gangguan emosional. (7) Gangguan mental emosional berisiko 2.2 kali lebih tinggi terkena H2O dibanding yang tidak mengalami gangguan emosional. (8) Status gizi kurus berisiko 1.9 kali lebih tinggi terkena H1 dibanding yang status gizinya normal. (9) Merokok setiap hari berisiko 1.7 kali lebih tinggi terkena H1 dibanding yang tidak pernah merokok. (10) Status gizi gemuk berisiko 1.5 kali lebih tinggi terkena H1 dibanding yang status gizinya normal. (11) Konsumsi buah dan sayur > 3 hari/minggu berisiko terkena H1O dibanding yang konsumsinya < 3 hari/minggu. Hal ini kemungkinan karena gaya hidup yang lebih buruk pada pria obes yang mengkonsumsi buah dan sayur > 3 hari/minggu dibandingkan dengan yang konsumsi buah dan sayurnya < 3 hari/minggu, atau mungkin juga porsi konsumsinya yang terlalu rendah. (12) Merokok > 15 batang/hari berisiko terkena H1O dibanding yang tidak pernah merokok. (13) Konsumsi buah dan sayur > 3 porsi/hari berisiko 30% lebih kecil terkena H1O dibanding yang konsumsinya < 3 porsi/hari. (14) Merokok kadang- kadang berisiko 40% lebih kecil terkena H1O dibanding yang tidak pernah merokok. Hal ini karena gaya hidup pria bukan perokok yang lebih buruk dibanding pria yang merokok kadang-kadang. (15) Minuman alkohol jenis anggur/wine memberikan efek protektif/risiko lebih rendah 50% terkena H1 dibanding yang tidak pernah mengkonsumsi alkohol. (16) Rokok putih dan rokok filter berisiko lebih rendah 50% terkena H1 dibanding rokok non putih dan non filter. (17) Rokok putih dan rokok filter berisiko lebih rendah 60% terkena H1O dibanding rokok non putih dan non filter.

Faktor-faktor risiko hipertensi pada wanita berdasarkan nilai odds ratio (OR) tertinggi ke terendah adalah: (1) Umur > 45 tahun berisiko 5.6 kali lebih tinggi terkena H1 dibanding umur < 45 tahun. (2) Gangguan mental emosional berisiko 5.4 kali lebih tinggi terkena H1 dibanding yang tidak mengalami gangguan mental emosional. (3) Umur > 45 tahun berisiko 4.8 kali lebih tinggi terkena H2O dibanding umur < 45 tahun. (4) Umur > 45 tahun berisiko 4.7 kali lebih tinggi terkena H2 dibanding umur < 45 tahun. (5) Umur > 45 tahun berisiko 3.6 kali lebih tinggi terkena H1O dibanding umur < 45 tahun. (6) Gangguan mental emosional berisiko 2.2 kali lebih tinggi terkena H2 dibanding yang tidak mengalami gangguan mental emosional. (7) Merokok di masa lalu berisiko 2.1 kali lebih tinggi terkena H2O dibanding yang tidak pernah merokok. (8) Gangguan mental emosional berisiko 2.1 kali lebih tinggi terkena H2 dibanding yang tidak mengalami gangguan mental emosional. (9) Merokok di masa lalu berisiko 1.8 kali lebih tinggi terkena H2 dibanding yang tidak pernah merokok. (10) Status gizi gemuk berisiko 1.6 kali lebih tinggi terkena H1 dibanding yang status gizinya normal. (11) Status gizi kurus berisiko 1.3 kali lebih tinggi terkena H1 dibanding yang status gizinya normal. (12) Status sosial ekonomi rendah berisiko 1.3 kali lebih tinggi terkena H1O dibanding yang status sosial ekonominya tinggi. (13) Gangguan mental emosional berisiko 1.3 kali lebih tinggi terkena H1O dibanding yang tidak mengalami gangguan mental emosional. (14) Status sosial ekonomi rendah berisiko 1.2 kali lebih tinggi terkena H2O dibanding yang status sosial ekonominya tinggi. (15) Merokok kadang-kadang

berisiko lebih kecil 60% terkena H1dibanding yang tidak pernah merokok. Hal ini kemungkinan karena gaya hidup wanita bukan perokok yang lebih buruk dibanding wanita perokok kadang-kadang.

Faktor-faktor risiko diabetes melitus pada pria berdasarkan nilai odds ratio (OR) tertinggi ke terendah adalah: (1) Umur > 45 tahun berisiko 12.7 kali lebih tinggi terkena DO dibanding umur < 45 tahun. (2) Umur > 45 tahun berisiko 4.4 kali lebih tinggi terkena D dibanding umur < 45 tahun. (3) Umur mulai merokok pertama kali < 17 tahun berisiko 2 kali lebih tinggi terkena D dibanding umur mulai merokok > 17 tahun. (4) Konsumsi buah dan sayur > 3 porsi/hari memberikan efek protektif/risiko lebih kecil terkena DO dibanding konsumsi < 3 porsi/hari.

Faktor-faktor risiko diabetes melitus pada wanita berdasarkan nilai odds ratio (OR) tertinggi ke terendah adalah: (1) Umur > 45 tahun berisiko 13.0 kali lebih tinggi terkena DO dibanding umur < 45 tahun. (2) Umur > 45 tahun berisiko 9.3.kali lebih tinggi terkena D dibanding umur < 45 tahun. (3)Jarang mengkonsumsi makanan/minuman manis memiliki risiko 60% lebih kecil terkena D dibanding yang sering mengkonsumsinya. (4) Jarang mengkonsumsi makanan/minuman manis memiliki risiko 60% lebih kecil terkena DO dibanding yang sering mengkonsumsinya.

Faktor-faktor risiko hipertensi sekaligus diabetes melitus pada pria berdasarkan nilai odds ratio (OR) tertinggi ke terendah adalah: (1) Umur > 45 tahun berisiko 38.3 kali lebih tinggi terkena H2DO dibanding umur < 45 tahun. (2) Umur > 45 tahun berisiko 15.3 kali lebih tinggi terkena H1DO dibanding umur < 45 tahun. (3) Umur > 45 tahun berisiko 12.6 kali lebih tinggi terkena H2D dibanding umur < 45 tahun. (4) Umur > 45 tahun berisiko 7.1 kali lebih tinggi terkena H1D dibanding umur < 45 tahun. (5) Gangguan mental emosional berisiko 3.4 kali lebih tinggi terkena H2DO dibanding yang tidak mengalami gangguan mental emosional. (6) Gangguan mental emosional berisiko 3.2 kali lebih tinggi terkena H2D dibanding yang tidak mengalami gangguan mental emosional. (7) Umur mulai merokok pertama kali < 17 tahun berisiko 3.3 kali lebih tinggi terkena H1D dibanding umur mulai merokok > 17 tahun. (8)Umur mulai merokok pertama kali < 17 tahun berisiko 5.0 kali lebih tinggi terkena H1DO dibanding umur mulai merokok > 17 tahun. (9)Konsumsi buah dan sayur > 3 porsi/hari memberikan efek protektif/risiko lebih kecil 80% terkena H1DO dibanding konsumsi < 3 porsi/hari.

Faktor-faktor risiko hipertensi sekaligus diabetes melitus pada wanita berdasarkan nilai odds ratio (OR) tertinggi ke terendah adalah: (1) Umur > 45 tahun berisiko 16.9 kali lebih tinggi terkena H1DO dibanding umur < 45 tahun. (2) Umur > 45 tahun berisiko 12.7 kali lebih tinggi H1D dibanding umur < 45 tahun. (3) Umur > 45 tahun berisiko 11.7 kali lebih tinggi terkena H2D dibanding umur < 45 tahun. (4) Umur > 45 tahun berisiko 10.0 kali lebih tinggi terkena H2DO dibanding umur < 45 tahun. (5) Gangguan mental emosional berisiko 2.3 kali lebih tinggi terkena H2D dibanding yang tidak mengalami gangguan mental emosional. (6) Jarang mengkonsumsi makanan/minuman manis memiliki risiko 60% lebih kecil terkena H1D dibanding yang sering mengkonsumsinya. (7) Jarang mengkonsumsi makanan/minuman manis memiliki risiko 60% lebih kecil terkena H1DO dibanding yang sering mengkonsumsinya. (8) Jarang mengkonsumsi makanan/minuman manis

memiliki risiko 70% lebih kecil terkena H2DO dibanding yang sering mengkonsumsinya. (9) Jarang mengkonsumsi makanan/minuman manis memiliki risiko 70% lebih kecil terkena H2D dibanding yang sering mengkonsumsinya.

Upaya-upaya pencegahan atas faktor-faktor risiko penyakit degeneratif (hipertensi dan diabetes melitus) terutama yang terkait gaya hidup dan status gizi perlu dilakukan diantaranya melalui kampanye di media massa dan sosialisasi ke sekolah-sekolah, kampus, puskesmas, rumah sakit, posyandu, klinik gizi dan ruang-ruang publik lainnya. Disarankan juga kepada masyarakat usia > 20 tahun untuk melakukan pemeriksaan tekanan darah dan gula darah secara rutin setiap 2 tahun sebagaimana dilakukan di negara-negara maju.

Dalam rangka penyempurnaan pengembangan instrumen pengukuran dalam Riskesdas yang akan datang, ke depan perlu dilakukan perbaikan instrumen pengukuran, terutama kebiasaan konsumsi makanan berisiko, sebaiknya diukur juga porsi yang dikonsumsi, tidak hanya frekuensi. Selain itu, perlu juga dikaji lebih lanjut tentang cut off point frekuensi konsumsi sering dan jarang agar lebih sesuai. Terkait aktivitas fisik, perbaikan instrumen juga perlu dilakukan untuk mengurangi salah persepsi responden terhadap kategori aktivitas fisik yang dilakukannya. Di dalam kuesioner sebaiknya dirinci jenis-jenis aktivitas fisik berikut kategori berat, sedang dan ringan, tidak sekedar menggunakan kartu peraga. Perlu juga dilakukan penelitian khusus yang mengarah pada perancangan standar kecukupan konsumsi buah dan sayur bagi penduduk Indonesia, mengingat selama Indonesia masih merujuk kepada standar FAO, juga penelitian lanjutan yang menganalisis kadar kolesterol dan gula darah dikaitkan dengan hipertensi dan diabetes melitus.

© Hak Cipta milik IPB, tahun 2009

Hak Cipta dilindungi Undang-undang

1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau

menyebutkan sumbernya.

a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah.

b. Pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB. 2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya

GAYA HIDUP DAN STATUS GIZI SERTA HUBUNGANNYA

DENGAN HIPERTENSI DAN DIABETES MELITUS PADA

PRIA DAN WANITA DEWASA DI DKI JAKARTA

SITI NURYATI

Tesis

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains

Pada Mayor Gizi Masyarakat

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2009

Judul Tesis : Gaya Hidup dan Status Gizi serta Hubungannya dengan Hipertensi dan Diabetes Melitus pada Pria dan Wanita Dewasa di DKI Jakarta

Nama : Siti Nuryati Nomor Pokok : I 151070081

Disetujui Komisi Pembimbing

Prof. Dr. Ir. Hardinsyah, MS Ketua

Dr. Ir. Siti Madanijah, MS Dr. Atmarita, MPH Anggota Anggota

Diketahui

Koordinator Dekan Sekolah Pascasarjana Mayor Gizi Masyarakat

Dr. Ir. Hadi Riyadi, MS Prof. Dr. Ir. Khairil Anwar Notodiputro, MS

PRAKATA

Sembah sujud kepada Allah SWT, atas rahmat dan kasih sayang-Nya sehingga penulis dimudahkan untuk menuntaskan tesis yang berjudul ”Gaya Hidup dan Status Gizi serta Hubungannya dengan Hipertensi dan Diabetes Melitus pada Pria dan Wanita Dewasa di DKI Jakarta”. Penulisan tesis ini merupakan salah satu syarat guna memperoleh gelar magister dalam bidang gizi masyarakat. Penulis berharap tesis ini dapat memberikan informasi dan pengayaan khasanah keilmuan di bidang gizi masyarakat, khususnya mengenai gaya hidup dan status gizi hubungannya dengan kejadian hipertensi dan diabetes melitus. Penulis menyadari, tesis ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu penulis berharap adanya saran dan kritik yang membangun.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Komisi Pembimbing, Prof. Dr. Ir. Hardinsyah, MS, Dr. Ir. Siti Madanijah, MS, dan Dr. Atmarita, MPH yang telah dengan penuh perhatian dan kesabaran membimbing penulis, memberikan arahan, wawasan yang sangat berharga dalam penyusunan tesis ini. Semoga Allah SWT membalas jerih payah beliau dengan balasan yang lebih baik. Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada Dr. Ir. Hadi Riyadi, MS sebagai dosen penguji luar komisi yang telah memberikan masukan yang sangat berharga untuk perbaikan tesis ini.

Terima kasih pula penulis sampaikan kepada Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Departemen Kesehatan Republik Indonesia yang telah mengijinkan penulis untuk memanfaatkan data hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2008, terutama yang terkait dengan hipertensi dan diabetes melitus untuk diolah dan dianalisis sehingga menghasilkan temuan yang saat ini penulis susun menjadi tesis ini.

Ungkapan terima kasih tak lupa penulis sampaikan kepada jajaran pimpinan Institut Pertanian Bogor, khususnya Wakil Rektor Bidang Sumberdaya dan Pengembangan, Prof. Dr. Ir. Hermanto Siregar, M.Ec, Direktur Keuangan, Agus Cahyana, SE, MM atas bantuan biaya pendidikan yang diberikan kepada penulis. Terima kasih pula kepada pimpinan Humas IPB, terdahulu maupun kini. Drh. Agus Lelana, SpMP, MSi yang tidak saja memberikan ijin kepada penulis

untuk melanjutkan studi di tengah-tengah tanggung jawab penulis sebagai staf, namun juga memberikan banyak dorongan dan wawasan kepada penulis untuk bertumbuh. Kepada Kepala Bidang Humas IPB, Ir. Henny Windarti, MSi atas segala perhatian, pengertian dan kasih sayang yang diberikan kepada penulis. Dr. Ir. Aceng Hidayat, MT atas perkenannya kepada penulis untuk menyelesaikan tugas akhir di tengah kesibukan Humas menjalankan program-programnya. Kepada rekan-rekan di Humas IPB, terutama tim media, terima kasih atas doa dan dukungannya selama ini. Terima kasih juga kepada teman-teman GMS’44 yang selama ini selalu saling menyemangati. Juga adik-adik satu bimbingan, terima kasih gotong-royongnya selama ini. Kepada Asep dan Vera, terima kasih diskusi- diskusi statistiknya, Nae atas diskusi-diskusi datanya.

Untaian do’a penulis haturkan untuk Bapak dan Ibu yang kini sudah di sisi-Nya. Semoga Allah SWT memberikan tempat yang indah di alam sana. Ungkapan terima kasih penulis haturkan kepada Ibunda Mertua Tercinta. Semoga Ibu tetap sehat dalam lindungan-Nya. Kepada kakak-kakak tercinta di Klaten dan Cilegon, dan adik-adik tersayang di Aceh, terima kasih atas dukungannya selama ini.

Teruntuk suamiku tercinta, terima kasih atas kasih sayang dan pengertian Abang. Terima kasih pula untuk diskusi-diskusi menariknya. Anakku tersayang, Alifah, maafkan Umi ya Nak, jika selama ini Umi belum sempurna memenuhi hak-hakmu. Terima kasih atas pelukan hangatmu di saat Umimu tersandra kelelahan. Semoga Allah SWT menjadikanmu anak yang sholehah. Akhir kata, semoga tesis ini dapat memberikan manfaat bagi pengembangan keilmuan, khususnya terkait penyakit degeneratif.

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Klaten, Jawa Tengah pada tanggal 11 Maret 1976 dari pasangan Ayahanda Harjo Sumarto dan Ibunda Sulastri, sebagai anak terakhir dari enam bersaudara. Pada tahun 1994, penulis lulus dari SMA Negeri 1 Klaten, dan pada tahun yang sama diterima di Jurusan Teknologi Pangan dan Gizi, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI).

Penulis lulus dari Institut Pertanian Bogor pada tahun 1998. Selama tahun 1998-2000 terlibat dalam kegiatan pengembangan agribisnis di bawah bendera Pilar Agri Mandiri. Tahun 2000 hingga kini, penulis bekerja sebagai Redaktur di Media Pemberitaan Humas Institut Pertanian Bogor. Pada tahun 2007, penulis berkesempatan melanjutkan pendidikan di Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor, dengan pilihan Mayor Gizi Masyarakat. Penulis mendapatkan bantuan biaya pendidikan dari Institut Pertanian Bogor. Penulis menikah dengan Rahmat Pramulya, S.TP, MM pada tahun 2002, dan dikaruniai satu orang putri, Alifah Nuril Fathinah yang lahir pada tahun 2003.

Di tahun 2009, penulis memperoleh penghargaan dari Menteri Negara Riset dan Teknologi (Menristek) RI sebagai pemenang ke-2 nasional Anugerah Penulisan Iptek dengan judul ”Melirik Potensi Energi, Pangan, dan Kesehatan dari Laut”. Tahun 2008, penulis memperoleh penghargaan dari Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra) RI sebagai pemenang ke-2 nasional Lomba Penulisan Pemberantasan Kemiskinan dan Perluasan Kesempatan Kerja atas karya berjudul “Menggagas Bank Pangan sebagai Upaya Perlindungan bagi Kaum Miskin”. Pada tahun 2005, penulis mendapatkan penghargaan dari Menristek RI dan Gubernur Bank Indonesia sebagai finalis Lomba Karya Tulis Imovation atas karya berjudul ”Aplikasi Open Soft Software di Institut Pertanian Bogor”. Tahun 2003, penulis mendapatkan penghargaan sebagai pemenang ke-1 Lomba Penulisan tentang Air yang digelar PDAM Tirta Pakuan Bogor.

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR GAMBAR ... vii

PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1

Tujuan ... 4

Manfaat ... 4

TINJAUAN PUSTAKA Definisi dan Klasifikasi Hipertensi ... 6

Mekanisme dan Gejala Terjadinya Hipertensi ... 6

Penyebab Penyakit Hipertensi ... 8

Definisi dan Klasifikasi Diabetes Melitus ... 9

Mekanisme dan Gejala Terjadinya Diabetes Melitus ... 11

Penyebab Terjadinya Diabetes Melitus ... 12

Faktor-faktor Risiko Hipertensi dan Diabetes Melitus ... 13

Status Sosial Ekonomi dan Demografi ... 13

Status Gizi ... 16

Konsumsi Jeroan dan Makanan Berlemak ... 20

Makanan asin dan makanan yang diawetkan ... 20

Makanan/Minuman Manis ... 21

Minuman Berkafein ... 21

Merokok ... 23

Konsumsi Alkohol ... 24

Gangguan Mental Emosional ... 25

Faktor-faktor Protektif Hipertensi dan Diabetes Melitus ... 25

Aktivitas Fisik ... 25

Konsumsi Buah dan Sayur ... 28

KERANGKA PEMIKIRAN ... 35

METODE Sumber Data, Disain, Cara Pengambilan Sampel, Waktu, dan Tempat ... 37

Pengolahan dan Analisis Data ... 37

Analisis Bivariat ... 39

Analisis Multivariat ... 39

Definisi Operasional ... 40

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN... 44

HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Sampel ... 49

Pekerjaan Utama, Jenjang Pendidikan dan Pengeluaran... 49

Status Gizi ... 50

Konsumsi Makanan Berisiko ... 51

Gangguan Mental Emosional ... 52

Kebiasaan Merokok ... 52

Konsumsi Alkohol ... 53

Aktivitas Fisik dan Konsumsi Buah dan Sayur ... 54

Hubungan Faktor Risiko dengan Hipertensi dan Diabetes Melitus... ... 55

Status Sosial Ekonomi dan Demografi ... 55

Status Gizi ... 58

Konsumsi Makanan Berisiko... ... 60

Merokok ... 64

Konsumsi Minuman Beralkohol ... 70

Gangguan Mental Emosional ... 75

Aktivitas Fisik ... 76

Konsumsi Buah dan Sayur ... 77

Analisis Regresi Logistik terhadap Faktor Risiko Penyakit Degeneratif... .. 80

Faktor Risiko Hipertensi... ... 80

Faktor Risiko Diabetes Melitus... ... 94

Faktor Risiko Hipertensi sekaligus Diabetes Melitus... ... 99

Hubungan Sosial Ekonomi dan Demografi dengan Gaya Hidup dan Status Gizi serta Hubungan Gaya Hidup dengan Status Gizi Hubungan Sosial Ekonomi dan Demografi dengan Gaya Hidup... 103

Hubungan Sosial Ekonomi dan Demografi dengan Status Gizi... .. 103

Hubungan Gaya Hidup dengan Status Gizi... ... 104

KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen terkait