• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAUN UBI JALAR (Ipomoea batatas (L.) Lam.) SECARA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM

SURAT PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Toha Budi Sri Desty Rahmawardini

Nomor Induk Mahasiswa : 141524038

Program Studi : S-1 Ekstensi Farmasi

Judul Skripsi : Penentuan Kadar Mineral Kalsium dan Besi pada Daun Ubi Jalar (Ipomoea batatas (L.) Lam.) Secara Spektrofotometri Serapan Atom

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini ditulis berdasarkan data dari hasil pekerjaan yang saya lakukan sendiri, dan belum pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar kesarjanaan di perguruan tinggi lain, dan bukan plagiat karena kutipan yang ditulis telah disebutkan sumbernya di dalam daftar pustaka. Apabila di kemudian hari ada pengaduan dari pihak lain karena didalam skripsi ini ditemukan plagiat karena kesalahan saya sendiri, maka saya bersedia menerima sanksi apapun oleh Program Studi Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara, dan bukan menjadi tanggung jawab pembimbing.

Demikianlah surat pernyataan ini saya perbuat dengan sebenarnya untuk dapat digunakan jika diperlukan sebagaimana mestinya.

Medan, 05 Agustus 2016 Yang membuat pernyataan,

Toha Budi Sri Desty R NIM 141524038

SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM

ABSTRAK

Ubi jalar (Ipomoea batatas (L.) Lam.) mulai menyebar ke seluruh dunia terutama negara-negara beriklim tropik diperkirakan pada abad ke-16. Sifat pertumbuhan ubi jalar yang lebih toleran terhadap penyakit, hama, serta dapat dipanen beberapa kali dalam setahun menyebabkan penanaman ubi jalar hampir meluas disemua provinsi di Indonesia. Namun, selama ini penggunaan ubi jalar di Indonesia hanya sebatas pada umbinya saja. Padahal pada daun ubi jalar banyak mengandung vitamin, mineral, dan nutrisi lainnya yang sebanding dengan bayam. Bahkan kandungan kalsium, besi, dan karoten pada daun ubi jalar lebih tinggi dibandingkan dengan sayuran utama lainnya. Kalsium dan besi merupakan mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Tujuan penelitian ini adalah untuk penentuan kadar kalsium dan besi yang terkandung pada daun ubi jalar.

Penelitian ini dilakukan pada daun ubi jalar berdasarkan perbedaan warna umbinya, yakni pada daun ubi jalar berumbi ungu, kuning, dan putih. Penelitian dilakukan secara analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif dilakukan menggunakan pereaksi H2SO4 untuk kalsium, dan pereaksi amonium tiosianat untuk besi. Sedangkan analisis kuantitatif dilakukan secara spektrofotometri serapan atom pada panjang gelombang 422,7 nm untuk kalsium dan 248,3 nm untuk besi.

Hasil penetapan kadar kalsium pada daun ubi jalar berumbi ungu, kuning, dan putih diperoleh 195,0471 ± 4,2502 mg/100 g; 175,5887 ± 1,9878 mg/100 g, dan 323,5381 ± 6,7880 mg/100 g. Sedangkan untuk kadar besinya diperoleh 8,7159 ± 0,2310 mg/100 g; 15,0092 ± 0,7342 mg/100 g, dan 29,9219 ± 0,8979 mg/100 g. Daun ubi jalar berumbi putih mengandung kadar kalsium dan besi yang lebih tinggi dibandingkan dengan daun ubi jalar berumbi ungu dan kuning. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa daun ubi jalar dapat digunakan sebagai bahan pangan alternatif bagi masyarakat karena tingginya mineral bermanfaat yang terkandung di dalamnya.

DETERMINATION OF MINERAL LEVELS OF CALCIUM

AND IRON IN SWEETPOTATO LEAVES (Ipomoea batatas (L.)

Lam.) BY ATOMIC ABSORPTION SPECTROFOTOMETRY

ABSTRACT

The sweet potatoes (Ipomoea batatas (L.) Lam.) began to spread around the world, especially to the tropical countries was predicted in the 16th century. The nature of their growth were more tolerant to disease, pests, and can be harvested several times a year leads to their widespread planting almost in all provinces in Indonesia. However, during this time, the use of sweet potato in Indonesia was limited in tuber only. Though their leaves are rich of vitamins, minerals, and other nutrients that are comparable to spinach. Even the content of calcium, iron, and carotene in sweet potato leaves is higher compared to other major vegetables. Calcium and iron are minerals that are needed by the body. The aim of this research was to determine level of calcium and iron in a sweetpotato leaves.

This research was conducted on the leaves of sweet potato based on the color difference of their tubers, namely the leaves of purple, yellow, and white sweet potato. The research was conducted by qualitative and quantitative analysis. Qualitative analysis was performed using H2SO4 reagent for calcium and ammonium thiocyanate reagent for iron. Quantitative analyzes conducted by atomic absorption spectrophotometry at a wavelength of 422.7 nm for calcium and at 248.3 nm for iron.

The results of the assay of calcium in purple, yellow, and white sweet potato leaves obtained 195.0471 ± 4.2502 mg/100 g; 175.5887 ± 1.9878 mg/100 g, and 323.5381 ± 6.7880 mg/100 g. Whereas the iron content is obtained 8.7159 ± 0.2310 mg/100 g; 15.0092 ± 0.7342 mg/100 g, and 29.9219 ± 0.8979 mg/100 g. The calcium and iron level of white sweet potato leaves were higher than the purple and yellow one. Based on the results it can be concluded that the sweet potato leaves can be used as alternative food because of their high beneficial minerals contained.

Keyword : Sweetpotato Leaves, Calcium, Iron, Atomic Absorption

Halaman

JUDUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

SURAT PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR GAMBAR DALAM LAMPIRAN ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Perumusan Masalah ... 3 1.3 Hipotesis ... 3 1.4 Tujuan Penelitian ... 3 1.5 Manfaat Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1.4 Nilai Nutrisi Daun Ubi Jalar ... 6

2.2 Mineral ... 7

2.2.1 Kalsium ... 8

2.2.2 Besi ... 10

2.3 Analisis Kualitatif ... 10

2.4 Spekroskopi Serapan Atom ... 11

2.4.1 Instrumen Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) ... 12

2.4.2 Gangguan-Gangguan pada SSA ... 13

2.5 Validasi Metode Analisis ... 15

BAB III METODE PENELITIAN ... 17

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ... 17

3.2 Bahan-Bahan ... 17 3.2.1 Sampel ... 17 3.2.2 Pereaksi ... 17 3.3 Alat ... 18 3.4 Identifikasi Sampel ... 18 3.5 Pembuatan Pereaksi ... 18 3.5.1 Larutan HNO3 (1:1) ... 18

3.5.2 Larutan Asam Sulfat Encer ... 18

3.5.3 Ammonium tiosianat 1,5 N ... 18

3.6 Prosedur Penelitian ... 19

3.6.1 Pengambilan Sampel ... 19

3.6.2 Penyiapan Sampel ... 19

3.6.3 Proses Destruksi Kering ... 19

3.6.5.1 Kalsium ... 20

3.6.5.2 Besi ... 20

3.6.6 Analisis Kuantitatif ... 21

3.6.6.1 Pembuatan Kurva Kalibrasi Kalsium ... 21

3.6.6.2 Pembuatan Kurva Kalibrasi Besi ... 21

3.6.6.3 Penetapan Kadar Kalsium dalam Sampel ... 21

3.6.6.4 Penetapan Kadar Besi dalam Sampel ... 22

3.6.6.5 Perhitungan Kadar Kalsium dan Besi dalam Sampel ... 22

3.6.7 Analisis Data Secara Statistik ... 23

3.6.7.1 Penolakkan Hasil Pengamatan ... 23

3.6.8 Validasi Metode ... 24

3.6.8.1 Kecermatan (Akurasi) ... 24

3.6.8.2 Keseksamaan (Presisi) ... 25

3.6.8.3 Penentuan Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi 25

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 26

4.1 Identifikasi Sampel ... 26

4.2 Analisis Kualitatif ... 26

4.3 Analisis Kuantitatif ... 27

4.3.1 Kurva Kalibrasi Kalsium dan Besi ... 27

4.3.3.3 Batas deteksi dan batas kuantitasi ... 31

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 32

5.1 Kesimpulan ... 32

5.2 Saran ... 32

DAFTAR PUSTAKA ... 33

Tabel Halaman 4.1 Hasil Analisis Kualitatif Kalsium dan Besi Daun Ubi Jalar ... 26 4.2 Hasil Analisis Kuantitatif Kalsium dan Besi Daun Ubi Jalar ... 29 4.3 Persen Uji Perolehan Kembali (Recovery) Kalsium dan Besi pada

Dokumen terkait