• Tidak ada hasil yang ditemukan

4.4 Keragaan Pariwisata di Pulau Pramuka

4.4.3 Surplus konsumen dan nilai ekonomi obyek wisata

Perhitungan surplus konsumen dilakukan dengan pendekatan individu menggunakan intensitas kunjungan sebagai ukuran tingkat kepuasan. Variabel

64 bebas yang digunakan ialah biaya perjalanan yang merupakan seluruh biaya yang dikeluarkan responden dalam melakukan satu kali kunjungan wisata ke Pulau Pramuka. Biaya perjalanan dijadikan sebagai variabel bebas dikarenakan kondisi

Ceteris Paribus. Ceteris Paribus ialah kondisi dimana variabel-variabel selain variabel biaya dianggap konstan atau diabaikan sehingga tidak mempengaruhi analisis yang sedang dilaksanakan. Kurva permintaan wisata (Gambar 25) didapat dari penurunan fungsi permintaan sebelumnya, yang menghasilkan fungsi :

Q = 1,5561 – 0,0000000215X1

atau

X1 = (1,5564 –Q) / 0,0000000215

Gambar 25 Kurva permintaan terhadap wisata ke Pulau Pramuka

Berdasarkan Lampiran 5, kurva permintaan wisata Pulau Pramuka menyatakan bahwa produk wisata Pulau Pramuka akan tetap diminati selama biaya atau harga produk wisata tidak melebihi rata-rata biaya perjalanan yaitu Rp4.106.233,33. Nilai Surplus Konsumen (CS) wisata Pulau Pramuka sebesar Rp50.055.848,68 didapat dari hasil persamaan :

CS = 1

65 Nilai surplus konsumen Rp50.055.848,68 menunjukkan daya beli konsumen terhadap produk wisata bahari Pulau Pramuka ialah Rp50.055.848,68. Nilai

Ekonomi Total (NET) obyek wisata di Pulau Pramuka merupakan hasil perkalian

nilai surplus konsumen (CS) dengan jumlah kunjungan dalam satu tahun (TV). Jumlah kunjungan yang digunakan ialah jumlah kunjungan tahun 2009 sebesar 26.880 kali. Berdasarkan Lampiran 5, nilai ekonomi total diperoleh sebesar Rp1.345.481.190.178,93. Nilai tersebut menunjukkan biaya yang harus dikeluarkan apabila obyek wisata di Pulau Pramuka mengalami kerusakan, sehingga tidak dapat digunakan untuk menarik kunjungan wisatawan lagi.

Nilai Ekonomi Total (NET) obyek wisata di Pulau Pramuka akan meningkat

seiring dengan meningkatnya kunjungan responden ke lokasi obyek wisata di Pulau Pramuka. Sebaliknya jika jumlah kunjungan wisata berkurang maka Nilai

Ekonomi Total (NET) obyek wisata di Pulau Pramuka juga akan berkurang.

4.4.4Evaluasi model permintaan pariwisata

Untuk mengetahui kelayakan suatu model maka diperlukan evaluasi model. Evaluasi model dapat dilakukan dengan beberapa kriteria, yaitu kriteria statistik, kriteria ekonometrika dan kriteria ekonomi.

4.4.4.1 Kriteria statistik

Berdasarkan hasil pendugaan koefisien regresi (Lampiran 5) diketahui nilai

R Square (R2) sebesar 0,2598 yang mengindikasikan bahwa permintaan pariwisata di Pulau Pramuka dapat dijelaskan oleh variabel-variabel yang termasuk kedalam model sebesar 25,98% dan sisanya sebesar 74,02% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak termasuk dalam model dugaan. Nilai Adjusted R Square sebesar 0,0243 menjelaskan bahwa hubungan atau korelasi antara permintaan pariwisata dengan variabel-variabel yang digunakan adalah positif. Nilai Standard Error

sebesar 0,5644 merupakan nilai galat baku dari model secara keseluruhan yang menunjukkan adanya kemungkinan bias pada nilai dari model yang diduga sebesar 05644.

Nilai Fhitung sebesar 1,0298 lebih besar dibandingkan dengan nilai Ftabel

sebesar 0,3956 sehingga bisa disimpulkan semua variabel penduga yang digunakan secara bersamaan memberikan pengaruh nyata terhadap permintaan

66 pariwisata pada selang kepercayaan 95%. Hal ini berarti model fungsi permintaan dapat digunakan untuk analisis selanjutnya.

Uji tstudent digunakan untuk melihat pengaruh masing masing variabel.

Berdasarkan Lampiran 5, pengaruh masing-masing variabel dapat diuraikan sebagai berikut :

1) Biaya perjalanan (X1)

Nilai P-value biaya perjalanan (X1) diperoleh sebesar 0,06. Hal ini

menunjukkan bahwa variabel X1 berpengaruh nyata terhadap intensitas

kunjungan pada selang kepercayaan sebesar 94% atau taraf nyata alpha = 0,06.

2) Lama kunjungan (X2)

Nilai P-value lama kunjungan (X2) diperoleh sebesar 0,74. Hal ini

menunjukkan bahwa variabel X2 berpengaruh nyata terhadap intensitas

kunjungan pada selang kepercayaan sebesar 26% atau taraf nyata alpha = 0,74.

3) Pendapatan (X3)

Nilai P-value pendapatan (X3) diperleh sebesar 0,07. Hal ini menunjukkan

bahwa variabel X3 berpengaruh nyata terhadap intensitas kunjungan pada

selang kepercayaan sebesar 93% atau taraf nyata alpha = 0,07. 2) Manfaat wisata (X4)

Nilai P-value manfaat wisata (X4) diperoleh sebesar 0,86. Hal ini

menunjukkan bahwa variabel X4 berpengaruh nyata terhadap intensitas

kunjungan pada selang kepercayaan sebesar 14% atau taraf nyata alpha = 0,86.

3) Nilai keindahan (X5)

Nilai P-value nilai keindahan (X5) diperoleh sebesar 0,81. Hal ini

menunjukkan bahwa variabel X5 berpengaruh nyata terhadap intensitas

kunjungan pada selang kepercayaan sebesar 19% atau taraf nyata alpha = 0,81.

6) Nilai kenyamanan (X6)

Nilai P-value nilai kenyamanan (X6) diperoleh sebesar 0,59. Hal ini

67 kunjungan pada selang kepercayaan sebesar 41% atau taraf nyata alpha = 0,59.

7) Nilai kunjungan wisata (X7)

Nilai P-value nilai kunjungan wisata (X7) diperoleh sebesar 0,07. Hal ini menunjukkan bahwa variabel X7tidak berpengaruh nyata terhadap intensitas kunjungan pada selang kepercayaan sebesar 93% atau taraf nyata alpha = 0,07.

4.4.4.2 Kriteria ekonometrika

Asumsi-asumsi yang harus dipenuhi dalam uji kriteria ekonometrika adalah sebagai berikut :

1) Normalitas

Pengujian normalitas untuk permintaan wisata bahari Pulau Pramuka dengan pendekatan individu dapat dilihat pada Gambar 26. Berdasarkan Gambar 26 terlihat bahwa titik-titik menyebar di sekitar sumbu diagonal. Dengan demikian, model regresi linier layak digunakan untuk prediksi fungsi permintaan berdasarkan masukan variabel independennya.

68

2) Homoskedasitas

Grafik scatterplot untuk fungsi permintaan sebelum dan sesudah gempa bumi

dengan pendekatan individu dapat dilihat pada Gambar 27. Berdasarkan Gambar 27. dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar dan membentuk pola tertentu. Berkaitan dengan hal tersebut, model linier memenuhi asumsi heteroskedasitas, sehingga model regresi linier tidak layak digunakan untuk prediksi fungsi permintaan. Menurut Putri (2003), cara mengatasi masalah

heteroskedasitas diantaranya adalah dengan menggunakan Weight Least

Square Regression (nilai variabel dibagi dengan nilai variabel yang dianggap menyebabkan heteroskedasitas) dan dengan menggunakan fungsi log untuk variabel penjelas yang mengakibatkan heteroskedasitas.

Gambar 27 Grafik Scatterplot dengan pendekatan individu

3) Multikoliniearitas

Pengujian multikolinearitas dapat dilihat melalui besaran nilai VIF. Apabila besaran nilai tersebut berada di sekitar angka 1, maka model tersebut bebas multikolinearitas. Nilai VIF untuk variabel dalam fungsi permintaan wisata bahari disajikan dalam Tabel 25. Berdasarkan masukan nilai, ada 4 variabel

69 yang memiliki yang memiliki nilai tidak berada di sekitar angka 1, yaitu variabel biaya perjalanan, lama kunjungan, pendapatan dan nilai kunjungan wisata. Dengan demikian, model regresi linier tidak layak untuk digunakan dalam prediksi fungsi permintaan wisata Pulau Pramuka.

Tabel 25 Nilai VIF untuk variabel dalam fungsi permintaan wisata bahari

Variabel Nilai VIF

Biaya perjalanan 2,574 Lama kunjungan 3,881 Pendapatan 45,346 Manfaat wisata 1,822 Nilai keindahan 1,518 Nilai kenyamanan 1,430

Nilai kunjungan wisata 63,463

Sumber : Data primer (diolah) 2010

4) Autokorelasi

Nilai Durbin-Watson untuk permintaan rekreasi Pulau Pramuka ialah 1,660. Nilai 1,660 terletak diantara nilai -2 hingga +2 yang berarti tidak memiliki autokorelasi. Dikarenakan tidak adanya auto korelasi maka model regresi linier layak digunakan untuk digunakan sebagai prediksi fungsi permintaan berdasarkan masukan variabel independennya.

4.4.4.2 Kriteria ekonomi

Variabel biaya perjalanan menuju obyek wisata memiliki tanda negatif, yang menunjukkan bahwa apabila jumlah biaya perjalanan yang dikeluarkan semakin tinggi, maka jumlah kunjungan wisata ke obyek wisata Pulau Pramuka semakin rendah. Tanda yang dimiliki oleh variabel lama kunjungan ialah negatif, yang berarti semakin lama masa kunjungan yang dibutuhkan maka akan mengurangi keinginan wisatawan melakukan kunjungan. Tanda yang diharapkan untuk variabel pendapatan adalah positif, akan tetapi hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa tanda untuk pendapatan adalah negatif.

70 Kualitas wisata terdiri atas manfaat wisata, nilai keindahan dan nilai kenyamanan. Variabel kualitas wisata bertanda positif menunjukkan bahwa apabila kualitas wisatawan terhadap obyek wisata semakin tinggi, maka jumlah kunjungan wisatawan ke obyek wisata tersebut akan semakin tinggi. Akan tetapi hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa tanda untuk kualitas wisata adalah negatif kecuali variabel nilai keindahan. Variabel nilai waktu kunjungan memiliki tanda positif, padahal tanda yang diharapkan ialah negatif yang berarti semakin besar nilai waktu kunjungan yang dirasakan, maka jumlah kunjungan wisata ke obyek wisata Pulau Pramuka semakin rendah. Variabel biaya dan nilai waktu kunjungan yang tinggi menunjukkan produk wisata bahari Pulau Pramuka sebagai barang mewah.

4.5 Hubungan Perikanan Tangkap dan Pengembangan Pariwisata Bahari

Dokumen terkait