• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN KEPOLISIAN DALAM MENANGGULANGI KERUSUHAN YANG TERJADI PADA SAAT DEMONSTRAS

A. Peran Kepolisian Sebelum Kegiatan Unjuk Rasa

3. Susunan Kekuatan dan Perlengkapan Satuan Pengendali Massa

eran . Pengelompokan pasukan Dalmas ini dibedakan atas :

terdiri atas:

b) Lan tan terdiri atas:

(Dalmas)

Kekuatan Pasukan Dalmas dapat dibedakan berdasarkan jumlah dan p setiap pasukan Dalmas

a. Satuan Peleton

a) Peleton Dalmas Awal : 38 orang,

1) Dan Ton : 1 Orang

2) Anggota : 30 Orang

3) caraka : 1 Orang

4) Kamerawan : 1 Orang

5) Petugas tali Dalmas : 2 Orang

6) Negosiator : 3 Orang

Peleton Dalmas ju : 37 orang,

1) Dan Ton : 1 Orang

2) Anggota : 30 Orang

3) caraka : 1 Orang

4) Kamerawan : 1 Orang

64

5) Pemadam api : 2 Orang

6) Penembak Gas : 2 Orang

c)

: 3 unit

ri atas:

b) a jutan g, terdiri atas

mpi r mata Unit Satwa 1) Anjing : 3 unit 2) Kuda b. Satuan Kompi

a) Kompi Dalmas Awal : 116 orang, terdi

1) Dan Kompi : 1 orang

2) Wadan Kompi : 1 orang

3) Dan Ton : 3 orang

4) Caraka : 4 orang

5) Kamerawan : 5 orang

6) Petugas tali Dalmas : 2 orang

7) Kompi Dalmas : 90 orang

8) Negosiator : 10 orang

Kompi Dalmas L n : 138 oran

1) Dan Kompi : 1 orang

2) Wadan Ko : 1 orang

3) Dan Ton : 3 orang

4) Caraka : 4 orang

5) Kamerawan : 5 orang

6) Penembak gas ai : 6 orang

8) Pok Rantis Pengurai massa : 8 orang alan massa almas : 90 orang : 10 unit c. : samapta tas a l) Fungsi Logistik

uan pengendali massa atau Dalmas terdiri atas: 9) Pok Rantis Penyelamat : 4 orang

10) Pok kawat pengh g : 10 orang

11) Kompi D c) Unit Satwa

1) Anjing : 10 Unit

2) Kuda

Satuan Pendukung

Satuan pendukung terdiri atas a) Satuan penindak b) Fungsi Intelijen c) Fungsi Reskrim d) Fungsi Binamitra e) Fungsi Lalulin f) Fungsi Polair g) Fungsi Poludara h) Fungsi Propam i) Fungsi Keslap j) Fungsi Humas k) Fungsi Telematik Perlengkapan sat

a. Satuan Peleton

a) Peleton dalmas awal

1) Bus : 1 unit

2) Truk : 1 unit

3) Sepeda motor : 1 unit

4) Megaphone : 1 unit

5) Handy Talky : 1 unit

6) Tali dalmas ( 20 meter) : 1 unit 7) HP dengan headset : 1 unit

8) Pakaian PDL Samapta I, selempang, tutup kepala baret

corder)

a b) Peleton Dalmas lanjutan

1) Bus : 1 unit

2) Truk : 1 unit

3) Sepeda motor : 1 unit

4) Megaphone : 1 unit

5) Handy talky : 1 unit

6) HP dengan headset : 1 unit

7) Mobil penerangan Dalmas : 1 unit

8) Kamera video (cam : 1 Unit

9) Pemadam api : 2 unit

10)Senjata laras licin (Gas Gun) : 2 unit 11)Helm dengan pelindung Muka : 35 unit 12)Pelindung kaki dan tang n : 35 unit

13)Gas maker (caneste) : 30 unit

14)Tameng : 30 unit

15)Tongkat “T’ : 30 unit

n PDL Samapta II

pang, tutup kepala baret 16)Pakaia

b. Satuan Kompi

a) Kompi dalmas awal

1) Bus : 3 unit

2) Truk : 3 unit

3) Sepeda motor : 3 unit

4) Megaphone : 3 unit

5) Handy Talky : 5 unit

6) Tali dalmas (20 meter) : 3 roll

7) HP dengan headset : 5 unit

8) Toilet mobile : 1 unit

9) Ransus R4 kamerawan : 1 unit

10) Mobil penarangan Dalmas : 1 unit 11) Pakaian PDL samapta I , selem

b) Kompi Dalmas lanjutan

1) Bus : 3 unit

2) Truk : 3 unit

3) Sepeda motor : 3 unit

4) Megaphone : 3 unit

6) Tali dalmas (20 meter) : 3 roll

7) HP dengan headset : 5 unit

8) Toilet mobile : 1 unit

9) Ransus R4 kamerawan : 1 unit

10) Mobil penarangan Dalmas : 1 unit 11) Kamera video ( camcorder) : 3 unit

12) Pemadam api : 6 unit

13) Senjata laras licin (Gas Gun) : 3 unit 14) Helm dengan pelindung muka : 124 unit 15) Pelindung kaki dan tangan : 124 unit 16) Gas maker (caneste) : 124 unit

17) Tameng : 119 unit

18) Tongkat “T” : 119 unit

19) Jeep : 1 unit

20) Kawat penghalang Mass a : 1 unit

: 1 unit 23) Pakaian PDL samapta II65

21) Rantis pengurai massa : 2 unit 22) Rantis penyelamat

65

Gambar 1: Pakaian seragam Dalmas Awal ( pakaian PDL I) dan Dalmas Lanjutan (pakaian PDL II)

Gambar 3: Rantis Pengurai massa Samapta ( tampak samping)

Gambar 5: Rantis Dare-V Samapta ( Rastis SAR terbatas)

Untuk mengamankan Massa pengunjuk rasa yang berjumlah puluhan maka diturunkan pasukan Dalmas perpeleton. Untuk massa pengunjuk rasa yang berjumlah ratusan diturunkan pasukan Dalmas perkompi. Sedangkan untuk massa pengunjuk rasa yang berjumlah sampai ribuan maka ditrunkan pasukan Dalmas perbatalyon yang berjumlah 653 personil dengan berbagai peran. Tetapi perbandingan pasukan Dalmas dengan massa pengunjuk rasa tidak selalu berdasarkan jumlah pengunjuk rasa. Karena akan disesuaikan dengan karakteristik massa pengunjuk rasa.66

66

Hasil wawancara dengan Kompol R. Situmorang, Kasi ops Lat Dit Samapta POLDASU, tanggal 16 Maret 2009 di MAPOLDASU

B. Peran Kepolisian pada Saat Pelaksanaan Unjuk Rasa

Pada saat terjadinya unjuk rasa ada tahapan tahapan didalam pelaksanaan pengamanan unjuk rasa oleh Dalmas. Tahapan ini disesuaikan dengan kedaan atau situasi kegiatan unjuk rasa.67 Adapun tahapan itu adalah :

a. Tahapan situasi tertib (Hijau)

Tahapan tertib adalah tahapan dimana kegiatan unjuk rasa masih berjalan aman, tidak ada kegiatan yang mengarah pada kegiatan tidak tertib. Dalam situasi tertib diturunkan pasukan dalmas awal. Dalmas awal adalah satuan Dalmas yang tidak dilengkapi dengan perlengkapan khusus kepolisian digerakkan dalam menghadapi kondisi massa masih tertib dan teratur ( situasi hijau)

Gambar 6: sikap pokok pegang tali Dalmas ( Tampak Sampaing)

67

Hasil wawancara dengan Kompol PFH. Tampubolon Kasubbang Dokliput Reskrim POLDASU. tanggal 13 Maret 2009 di MAPOLDASU

Gambar 7: sikap pokok pegang tali Dalmas ( tampak samping)

Gambar 9: Sikap siaga pegang tali Dalmas (tampak samping)

Pada situasi tertib pasukan Dalmas melakukan pengawalan dan pengamanan kepada pengunjuk rasa sambil terus memberikan himbauan kepada pengunjuk rasa.

Redaksional Himbauan yang dimaksud adalah :

1. Kepada saudara saudara pengunjuk rasa, kami dari jajaran Kepolisian 2. Memohon dengan sangat kepada saudara saudaraku :

a. Agar saudara saudara dapat menjaga ketertiban dan keamanan, jangan melakukan pelanggaraan hukum

b. Sampaikan aspirasi dan pendapat saudara saudara secara sopan dan baik. Saudara saudara jangan terpovokasi oleh tindakan tindakan orang yang tidak bertanggung jawab

c. Jangan menyusahkan anggota masyarakat lainnya

d. Jaga kehormatan dan martabat kita sebagai anggota masyarakat 3. Terima kasih dan selamat berunjuk rasa.68

Dalam pelaksanaan unjuk rasa, pihak kepolisian melakukan rekaman jalannya unjuk rasa mengunakan video kamera baik bersifat umum maupun khusus, selama unjuk rasa berlangsung. Keberadaan pasukan Dalmas yang juga merupakan manusia biasa, tidak mungkin memantau kagiatan yang dilakukan pangunjuk rasa secara perorangan. Jadi pemantauan dilakukan dengan menggunakan kamera video yang dilakukan oleh kapolisian dari fungsi Intelkam.

68

Tujuan pemantaun dengan kamera ini juga berguna dalam penegakan hukum apabila ada kegiatan pelanggaran hukum yang dilakukan oleh orang tertentu.69

Pada tahapan ini pihak kepolisian melakukan negosiasi melalui negosiator dengan korlap pengunjuk rasa. Negosiator adalah anggota Polri yang melaksanakan perundingan melalui tawar menawar dengan massa pengunjuk rasa untuk mendapatkan kesepakatan bersama. Negosiator berada di depan pasukan dalmas awal melakukan perundingan atau negosiasi dengan korlap untuk menampung aspirasi.

Setelah dilakukan perundingan maka negosiator melaporkan kepada kepala kapolisian setempat tentang tuntutan unjuk rasa untuk diteruskan kapada pihak atau instansi yang dituju. Negosiator juga dapat mendampingi perwakilan pengunjuk rasa menemui pihak yang dituju untuk menyampaikan aspirasinya.

Tetapi apabila pengunjuk rasa dalam tuntutannya meminta kepada pimpinan instansi atau pihak yang dituju untuk datang ditengah tengah massa pengunjuk rasa guna memberikan penjelasan, maka negosiator melaporkan kepada kepala kepolisian setempat, meminta agar pimpinan instansi atau pihak yang dituju dapat memberikan penjelasan ditengah tengah pengunjuk rasa. Dalam memberikan penjelasan, pimpinan instansi atau pihak yang dituju terus didampingi oleh negosiator dan kepala kepolisian setempat.

Setiap Komandan peleton ( Dan Ton) atau komandan kompi (Dan Ki) terus melaporkan setiap perkembangan situasi kepada kepala kapolisian setempat dalam hal ini merupakan pemegang kendali taktis. Kendali taktis adalah pengendalian

69

oleh kapolsek, kapolsekta, kapolsek metro, kapolres, kapolresta, kapolres metro, kapoltabes, kalpolwil, kapolwiltabes, kapolda yang berwenang mengatur segala tindakan pasukan dilapangan pada lokasi unjuk rasa.

Apabila situasi meningkat dari tertib (hijau) kepada situasi tidak tertib (kuning), maka dilakukan lapis ganti dengan Dalmas lanjut. Lapis ganti adalah kegiatan peralihan dari satuan dalmas awal ke dalmas lanjutan.70

Gambar 11: Formasi dasar Dalmas awal di jalan raya

70

Hasil wawancara dengan Kompol R. Situmorang, Kasi ops Lat Dit Samapta POLDASU, tanggal 16 Maret 2009 di MAPOLDASU.

Gambar 12: Formasi Dalmas awal digedung atau bangunan penting

b. Tahapan Situasi Tidak Tertib (Kuning)

Pada tahapan ini negosiator masih terus melakuan negosiasi dengan korlap pengunjuk rasa semaksimal mungkin, meski keadaan sudah tidak tertib (kuning). Situasi tidak tertib adalah situasi dimana para pengunjuk rasa sudah mulai melakukan perbuatan perbuatan yang menggangu ketertiban dan keamanan sekitar lokasi unjuk rasa, aksi tetrikal dan aksi sejenisnya yang menyusahkan anggota masyarakat lainnya. Misalnya tindakan membakar sesuatu pada jalan raya, tidur tiduran di jalan sehingga mengganggu para pengguna jalan. Maka dalam hal ini pasukan Dalmas lanjutan membantu mengangkat dan memindahkan ke tempat yang netral dan atau lebih aman dengan cara persuasif dan edukatif.

Dalmas lanjutan adalah satuan dalmas yang dilengkapi dengan alat alat perlengkapan khusus kepolisian, digerkkan dalam menghadapi kondisi massa sudah tidak tertib (kuning). Dalam melakukan lapis ganti dari dalmas awal kepada dalmas lanjut maka polisi dapat menggunakan unit satwa dengan formasi bersaf di depan dalmas awal untuk melindungi saat melakukan proses lapis ganti. Lapis ganti adalah kegiatan peralihan dari dalmas awal ke dalmas lanjut.

Gambar 15: Sikap Pokok pasukan Dalmas Lanjut ( tampak depan)

Gambar 17: Sikap Siaga Dalmas Lanjut (tampak depan)

Gambar 19: Sikap pokok petugas pemadam api gendong ( tampak depan )

Gambar 21: Sikap Pasukan Penembak Gas Air Mata

Apabila eskalasi meningkat dan atau massa melempari petugas dengan benda keras, maka Dalmas lanjut melakukan sikap berlindung selanjutnya kepala kepolisian setempat memberikan himbauan kepada Danton atau Danki Dalmas lanjut untuk melakukan tindakan hukum sebagai berikut :

1. Kendaraan taktis pengurai massa bergerak maju melakukan tindakan mengurai massa, bersamaan dengan itu dalmas lanjut maju dengan melakukan pendorongan massa.

2. Petugas pemadam api dapat melakukan pemadaman api ( pemdakaran ban, spanduk, bendera dan alat peraga lainnya:

3. Melakukan pelemparan dan penembakan gas air mata.71

Pada situasi tidak tertib (kuning) pasukan dalmas lanjutan melakukan pengamanan ataupun evakuasi terhadap VIP atau pejabat penting lainnya dengan menggunakan kendaraan taktis penyelamat. Setiap Danton atau Danki terus melaporkan setiap perkembangan situasi kepada kepala kepolisian setempat. Dan apabila situasi semakin meningkat maka kepala kepolisian setempat melaporkan kepada Kapolda selaku pengendali umum agar dilakukan lintas ganti dengan Detasemen atau Kompi penanggulangan Huru hara (PHH) Brigade Mobil (Brimob).72

71

Peraturan Kapolri Nomor 16 Tahun 2006, tentang pedoman pengendalian massa 72

Hasil wawancara dengan Kompol R. Situmorang, Kasi ops Lat Dit Samapta POLDASU, tanggal 16 Maret 2009 di MAPOLDASU

Gambar 23: formasi Dalmas Lanjut di Jalan Raya.

Gambar 25: Formasi Dalmas Lanjut di lapangan atau lahan terbuka

c. Tahapan Melanggar Hukum (Merah)

Situasi melanggar hukum adalah situasi dimana pada saat kegiatan unjuk rasa telah terjadi perbuatan perbuatan yang melanggar hukum oleh para pengunjuk rasa. Misalnya terjadi pencurian, pengrusakan kepada benda milik umum atau masyarakat sekitar, intimidasi ataupun perbuatan pidana lainnya. Pada situasi melanggar hukum kendali dipegang oleh Kapolda selaku pengendali umum, setelah adanya pemberitahuan dari kepala kepolisian setempat tentang situasi melanggar hukum.73

Kendali umum adalah pengendalian oleh Kapolda untuk mengatur seluruh kekuatan dan tindakan pasukan dilapangan dalam unjuk rasa pada kondisi dimana massa pengunjuk rasa sudah melakukan tindakan tindakan melanggar hukum dalam bentuk pengancaman, pencurian dengan kekerasan, perusakan,

73 ibid

pembakaran, penganiayaan berat, terror, intimidasi, penyanderaan dan lain sebagainya selanjutnya disebut situasi merah. Artinya bahwa dalam situasi ini hanya Kapolda setempat yang dapat melakukan kendali terhadap pengamanan unjuk rasa.

Pada tahap melanggar hukum, pasukan yang diturunkan adalah Detasemen atau Kompi Penanggulangan Huru Hara (PHH) Brigade Mobil (Brimob) setelah melakukan lintas ganti dengan Dalmas Lanjutan . Lintas ganti adalah kegiatan peralihan kendali dari dari satuan Dalmas lanjut kepada satuan Kompi atau Detasemen Penanggulangan Huru Hara Brimob.

Penanggulangan Huru Hara adalah rangkaian kegiatan atau proses dalam mengantisipasi atau menghadapi terjadinya kerusuhan massa atau huru hara guna melindungi warga masyarakat dari ekses yang ditimbulkan. Apabila pada satuan kewilayahan yang tidak ada detasemen atau kompi PHH Brimob, maka Kapolda selaku pengendali umum memerintahkan Kapolres atau Kapolresta menurunkan peleton penindak samapta untuk melakukan penindakan hukum yang di dukung oleh satuan Dalmas lanjutan Polres atau Polresta terdekat.

Dalam tahap ini negosiator tidaklah bekerja lagi karena tindakan yang harus dilakukan adalah tindakan penegakan hukum dari kerusuhan yang terjadi. PHH Brimob dapat melakukan tindakan hukum berdasarkan perintah pengendali umum. Penangkapan dan penembakan dengan peluru karet dapat dilakukan. Atau pada situasi darurat dapat menggunakan peluru tajam. Sementara itu kepolisian dari fungsi lain terus melakukan tugas masing masing sesuasi dengan fungsi mereka dan melakukan koordinasi untuk mencapai hasil yang maksimal. Seperti

dari fungsi Intelkam terus mamantau dan merekam semua kejadian pada saat kerusuhan untuk mempermudah proses penyidikan oleh Kepolisian.

Gambar 26: Formasi Lintas Ganti dari Dalmas ke PHH

C. Peran Kepolisian Setelah Unjuk Rasa.

Setelah kegiatan unjuk rasa telah selesai maka dilakukan konsolidasi oleh satuan dalmas dengan melakukan pengecekan personel dan peralatan. Dalam rangka konsolidasi tersebut Apel konsolidasi dilakukan oleh:

1. Kapolsek/ Kapolsekta/ Kapolsek metro, dalam situasi hijau 2. Kapolres/ Kapolresta/ Kapolres Metro, dalam situasi Kuning 3. Kapolda selaku pengendali umum dalam situasi merah74

74

Setiap mengakhiri kagiatan dalmas, Pimpinan kesatuan wajib melakukan kaji ulang yang merupakan rangkaian kegiatan untuk menganalisa dan mengevaluasi hasil pelaksanaan tugas guna mengadakan koreksi terhadap tindakan dan cara bertindak yang tidak sesuai dengan prosedur. Hal ini juga berguna dalam pelaksanaan pengendalian massa atau Dalmas selanjutnya. Setelah selesai pelaksanaan tugas Dalmas, satuan dalmas kembali kemarkas satuan masing masing dengan tertib.75

Selanjutnya apabila pada pelaksanaan kegiatan unjuk rasa terjadi kerusuhan, maka semua tindakan penegakan hukum seperti proses hukum kepada tersangka yang tertangkap tangan melakukan pelanggaran hukum, pencarian terhadap tersangka pelaku kerusuhan diserahkan kepada kepolisian dari fungsi Reserse Kriminal bekerja sama dengan Fungsi lain, Seperti Intelkam untuk hasil yang maksimal.76

Dalam hal ini dilakukan penyelidikan ataupun penyidikan serta penagkapan kepada pelaku kejahatan. Dalam sistem KUHAP kewenangan penyelidikan ada pada pejabat Kepolisian Negara (Pasal 4 KUHAP), sedangkan kewenangan penyidikan ada pada pejabat polisi Negara dan Penyidi Pegawai Negeri Sipil yang syarat kepangkatannya ada diatur dalam Peraturan Pemerintah (Pasal 6 ayat 1 dan 2 KUHAP). Peraturan Pemerintah yang dimaksud adalah Peraturan Pemerintah

75

Hasil wawancara dengan Kompol R. Situmorang Kasi Ops Lat Dit Samapta POLDASU, tanggal 16 Maret 2009 di MAPOLDASU

76

Hasil wawancara dengan Kompol Y. Lase Kasi Yan Min Dit Intelkam POLDASU tanggal 16 Maret 2009 di MAPOLDASU

No. 27 Tahun 1983 tentang pelaksanaan Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana.77

Pasal 17 KUHAP mengatur bahwa perintah penangkapan hanya dapat dilakukan pada seseorang yang diduga keras melakukan tindak pidana berdasarkan bukti permulaan yang cukup. Tidak ada penjelasan mengenai “bukti permulaan yang cukup”. Dalam penjelasan pasal 17 KUHAP jo. Pasal 1 butir 14 KUHAP hanya dijelaskan bahwa bukti permulaan ini dikaitkan dengan perbuatan dan keadaan seseorang sehingga patut diduga keras sebagai tersangka pelaku tindak pidana. Jelas bahwa penentuan terhadap bukti permulaan yang cukup diserahkan sepenuhnya pada penilaian (subjektif) pejabat yang memiliki kewenangan melakukan penangkapan.78

77

Wisnusubroto, Al dan Widiartana, G, Pembaharuan Hukum Acara Pidana, 2005, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, Hlm.35-36

78

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Negara Republik Indonesia merupakan Negara hukum (rechtstaat) sebagai mana yang tercantum dalam UUD 1945 pasal 1 ayat 3, yang berisi :

“Negara Indonesia adalah negara hukum”.

Artinya bahwa bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah Negara yang berdasar atas hukum (rechtstaat), tidak berdasar atas kekuasaan (machtstaat)

dan pemerintahan berdasarkan sistem konstitusi (hukum dasar), bukan absolutisme (kekuasaan yang tidak terbatas). Sebagai konsekuensi dari pasal 1 ayat 3 amandemen ketiga Undang_Undang dasar 1945, 3 (tiga) prinsip dasar wajib dijunjung oleh setiap warga Negara yaitu supremasi hukum, kesetaraan didepan hukum dan penegakan hukum dengan cara cara yang tidak bertentangan dengan hukum.

Negara hukum merupakan terjemahan dari konsep rechtstaat atau rule of law yang bersumber dari pengalaman demokrasi konstitusional di Eropa abad ke- 19 dan abad ke-20. oleh karena itu, Negara demokrasi pada dasarnya adalah Negara hukum. Ciri Negara hukum antara lain :adanya supremasi hukum, jaminan hak azasi manusia dan legalitas hukum. Di Negara hukum, peraturan perundang undangan yang berpuncak pada Undang-Undang Dasar (konstitusi) merupakan

satu kesatuan sistem hukum sebagai landasan bagi setiap penyelenggaraan kekuasaan.2

Sejak bergulirnya reformasi pada tahun 1998 wacana dan gerakan demokrasi terjadi secara massif dan luas di Indonesia. Hampir semua Negara didunia meyakini demokrasi sebagai “tolok ukur tak terbantah dari keabsahan politik”. Keyakinan bahwa kehendak rakyat adalah dasar utama kewenangan pemerintah menjadi basis tegak kokohnya sistem politik demokrasi.3 Dari sudut bahasa (etimoligis), demokrasi berasal dari bahasa Yunani yaitu Demos yang berarti rakyat dan Cratos atau Cratein yang berarti pemerintahan atau kekuasaan. Jadi secara bahasa, demos-cratein atau demos-cratos bersti pemerintahan rakyat atau kekuasaan rakyat.4

Aksi massa atau demonstrasi merupakan salah satu hak rakyat yang dilindungi oleh negara dalam konstitusi dasar dan undang-undang. Kemerdekaan menyampaikan pendapat ini merupakan sarana bagi rakyat untuk menggapai tujuannya. Sebagian rakyat mengakui bahwa demonstrasi merupakan salah satu cara yang efektif untuk mencapai kepentingannya. Perubahan yang ingin dicapai oleh sebagian masyarakat masih meyakini bahwa kekuatan massa yang tidak bersenjata mampu untuk mempengaruhi kebijakan. Jika kita kaji secara konstitusional, demonstrasi merupakan hak yang harus dilindungi oleh

2

Dwi winarno, S.Pd, M.Si, Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan,2006, PT. Bumi Aksara, Jakarta, Hlm.102

3

Ibid, hlm 60 4

pemerintah. Namun di sisi lain, orang yang melakukan demonstrasi juga harus mentaati peraturan perundang-undangan lainnya yang berlaku.5

Zamroni (2001) menyebutkan adanya kultur atau nilai demokrasi antara lain:

1. Toleransi

2. Kebebasan mengungkapkan pendapat 3. Menghormati perbedaan pendapat

4. Memahami keanekaragaman dalam masyarakat 5. Terbuka dan komunikasi

6. Menjunjung nilai dan martabat kemanusiaan 7. Percaya diri

8. Tidak menggantungkan pada orang lain 9. Saling menghargai

10. Mampu mengekang diri 11. kebersamaan

12. keseimbangan.6

Setelah tumbangnya rezim orde baru, telah membuka kebebasan sebesar- besarnya bagi rakyat Indonesia untuk menyampaikan aspirasinya. Baik itu secara pribadi ataupun secara berkelompok. Demonstrasi dianggap oleh sebagian orang yang berkaitan dengan hal demonstrasi sebagai proses transisi bangsa Indonesia dari sebuah pengekangan masa lalu. 7 Hal itu dilakukan sesuai dengan prinsip

5

http://lbhposmbo.org/index.php?pilih=news&mod=yes&aksi=lihat&id=231

6

Dwi Winarno S.Pd, M.Si, Op.Cit, Hlm 69

7

demokrasi itu sendiri yaitu pemerintahan oleh rakyat yang dibangun diatas dukungan dan partisipasi langsung dari mayoritas rakyat. Salah satu cara untuk mengungkapkan aspirasi itu adalah dengan cara melakukan unjuk rasa.

Demonstrasi atau unjuk rasa merupakan suatu bentuk realisasi dari demokrasi. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, demokrasi adalah:

1. Bentuk atau sistem pemerintahan yang seluruh rakyatnya turut serta memerintah dengan perantaraan wakilnya.

2. Pemerintahan rakyat.8

Demonstrasi mencakup tiga hak yang direalisasikan sekaligus, yaitu hak atas kebebasan berpendapat, berkumpul dan berserikat. Sebelum diamandemen, Pasal 28 UUD 45 menghormati ketiga hak ini. Sesudah amandemen, ditegaskan kembali kebebasan ini dihormati yang terkandung dalam Pasal 28E butir, yang berisi : “Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat.”

Adanya UU Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, maka tiga kebebasan itu dilindungi. Artinya, demonstrasi damai adalah sah atau legal, tidak boleh diganggu atau dirusak. Pasal 19, 21 dan 22 Kovenan Internasional Hak-hak Sipil dan Politik menegaskan perlindungan atas tiga hak ini. Bahkan negara Republik Indonesia meratifikasi kovenan ini melalui UU Nomor 12 Tahun 2005.

Sedangkan Undang undang Nomor 9 Tahun 1998 tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka Umum, mengatur prosedur berdemonstrasi dengan memberitahukan kepada aparat kepolisian. Kendati demonstrasi diatur

8

Pusat bahasa departemen pendidikan nasional, Kamus besar bahasa Indonesia, 2005,Jakarta,hlm.250

dengan undang undang ini, namun jelas bahwa tidak ada larangan bagi setiap orang untuk mengekspresikan tiga kebebasan ini secara damai. Berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat secara lisan maupun tulisan yang diekspresikan dalam demonstrasi damai adalah tindakan merealisasikan hak-hak sesuai hukum. Kegiatan ini tidak boleh diganggu atau diintervensi pihak ketiga di luar demonstran dan aparat Kepolisian atau pemerintah.

Penegasan atas UUD dan tiga UU lainnya sangat jelas. Pertama, demonstrasi secara damai haruslah dihormati baik oleh pemerintah atau polisi maupun oleh kelompok lain. Kedua, demonstrasi ini harus pula dilindungi dari ancaman atau gangguan dari kelompok lain, sehingga berlangsung dengan damai. Setiap orang berhak berdemonstrasi secara damai tanpa diganggu baik untuk memprotes kebijakan pemerintah.9

Walaupun kemerdekaan dan kebebasan merupakan Hak Asasi Manusia dan sekaligus juga hak asasi masyarakat, namun menurut pembukaan UUD 45 bukanlah kebebasan liar dan tanpa tujuan. Hak kemerdekaan dan keinginan luhur untuk kehidupan kebangsaan (termasuk kehidupan perorangan), menurut pembukaan UUD 45, ingin dicapai dengan membentuk pemerintahan negara

Dokumen terkait