• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISA DATA

4.4.2 Susunan Ruang Dalam

Sesuai dengan nilai-nilai kebudayaan yang terdapat pada rumah betang yaitu kuatnya rasa kekeluargaan antar sesama yang dicerminkan melalui ruang-ruang yang disusun tanpa ada batasan sebagai pemisah. Dan ruang-ruang tersebut di hubungkan dengan 1 (satu) akses.

Pada lantai 1 (satu) kamar tidur utama, ruang keluarga dan ruang makan di hubungkan oleh satu akses begiu juga dengan ketiga kamar tidur pada lantai 2 (dua), seluruhnya juga dihubungkan dengan 1 (satu) akses. Akses tersebut juga berfungsi sebagai teras / selasar. Seluruh kamar tidur di susun secara linier mengikuti akses penghubung dan dipisahkan oleh dinding pemisah.

70 Gambar 4.26 : Denah Ruang Lantai 1 (atas), Denah Ruang Lantai 2 ( Bawah)

Sumber : Dokumentasi Penulis, 2013

Pada lantai 1 (satu) kamar tidur utama, ruang keluarga dan ruang makan di hubungkan oleh satu akses begiu juga dengan ketiga kamar tidur pada lantai 2 (dua), seluruhnya juga dihubungkan dengan 1 (satu) akses. Akses tersebut juga berfungsi sebagai teras / selasar. Seluruh kamar tidur di susun secara linier mengikuti akses penghubung dan dipisahkan oleh dinding pemisah.

Gambar 4.27 : Zoning Ruang Lantai 1 Sumber : Dokumentasi Penulis, 2013

71 Gambar 4.28 : Zoning Ruang Lantai 2

Sumber : Dokumentasi Penulis, 2013

Pada zoning lantai 1 (satu) terlihat bahwa ruang service berada di depan yaitu dapur dan kamar mandi, menurut narasumber dari pemilik rumah hal ini dilakukan atas dasar analisa dari pola prilaku pada tradisi acara kumpul keluarga. Dengan diletakannya ruang dapur dan kamar mandi di depan akan lebih memudahkan sirkulasi dari ruang keluarga dan ruang makan menuju dapur pada saat kegiatan masak-memasak. Dan juga pada saat ingin menyimpan barang belanja kebutuhan dapur, dari pintu masuk utama langsung menuju dapur tanpa harus melalui ruang lainnya.

Kemudian terbentuknya ruang tamu juga merupakan buah dari analisa pola prilaku pada saat bertamu, narasumber menyatakan bahwa selama ini banyak masyarakat menganggap kebutuhan luasan ruang tamu haruslah cukup memadai, namun jika luasan ruang tersebut dihubungkan dengan waktu kunjung bertamu maka akan sangat tidak berbanding lurus, sehingga sebuah ruangan dengan luasan minimal 6m2 digunakan untuk menerima tamu yang hanya berkunjung dalam waktu yang sebentar. Hal ini sangat tidak efisien dalam penempatan sebuah ruang, oleh karena itu terbentuklah ruang tamu dengan ukuran yang minim yaitu (p x l) = 2m x 2.5m.

72 4.4.3 Susunan Ruang Luar

Dalam susunan ruang luar hanya terfokus pada keberadaan taman yang ditempatkan tepat didepan kamar tidur utama, ruang keluarga dan ruang makan pada lantai 1, dan di lantai 2 (dua) taman juga tepat berada di depan seluruh kamar tidur. Ruang taman ini secara tidak langsung juga menjadi bagian dari ruang dalam karena secara pandangan tidak ada yang membatasi, kedua ruang ini hanya di pisahkan oleh perbedaan elevasi lantai dan permukaan tanah.

Gambar 4.29 : Susunan Ruang Luar Sumber : Dokumentasi Penulis, 2013

73 BAB V

KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil analisa data pada bab IV telah dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :

5.1.1 Bentuk

Konsep dasar dalam perancangan rumah ini adalah bentuk transformasi dari Rumah Betang (Rumah Adat Suku Dayak), secara garis besar bentuk-bentuk yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Bentuk fasad rumah mengadaptasi dari bentuk Rumah Betang

2. Bentuk Ornamen menggunakan motif Akar Betaut yang memiliki makna persatuan dan kesatuan

3. Permainan bentuk-bentuk yang sangat sederhana namun dengan sedikit sentuhan kreatifitas bentuk tersebut memiliki nilai estetika yang tinggi. 4. Penciptaan suatu bentuk-bentuk baru dengan menggunakan material

sisa/bekas.

5.1.2 Ruang

Struktur rumah sebagian besar menggunakan material kayu hanya pondasi yang menggunakan beton dan seluruh struktur kayu tersebut dibiarkan terekspose sehingga menciptakan suasana yang natural dan hangat yang bersumber dari warna original kayu itu sendiri. Plafond lantai 1 (satu) adalah ekspose dari struktur lantai 2 (dua) dan plafond lantai 2 adalah ekspose dari struktur atap.

Struktur atap sirap dan struktur lantai kayu secara langsung menjadi isolator panas matahari yang baik, dan hal ini menyebabkan temperatur ruang di lantai 1 (satu) terasa sejuk walaupun pada saat siang hari matahari sangat menyengat jika berada di luar rumah. Tetapi tidak sama halnya pada lantai 2 (dua), di lantai atas suhu ruang pada siang hari terasa lebih panas walaupun bukaannya sangat luas, hal ini disebabkan karena jarak elevasi struktur lantai 2 (dua) terlalu dekat dengan struktur atap.

74 5.1.3 Susunan

Susunan ruang kamar tidur pada rumah ini menyerupai susunan ruang pada Rumah Betang, yaitu saling berdampingan yang dihubungkan dengan 1 (satu) akses sirkulasi yang menghubungkan ke semua ruang.

Pola prilaku pemilik rumah juga menjadi dasar pada perancangan rumah tinggal ini. Tradisi-tradisi kumpul keluarga telah menggantikan fungsi ruang tamu yang selama ini di anggap perlu ada dengan luasan tertentu namun hanya digunakan dalam jangka waktu yang sebentar, sehingga pusat aktifitas keluarga terletak di ruang keluarga yang memiliki kemudahan akses ke ruang service. Hal ini juga menyebabkan ruang service (dapur dan toilet) sepenuhnya terletak didepan.

Kualitas sebuah rumah hunian mengacu pada pemahaman dari konsep dasar dan proses analisa dari pola prilaku. Penggunaan ruang menjadi lebih efisien jika penempatkannya sesuai dengan skala dan proporsi masing-masing. Dalam rumah ini terlihat bagaimana unsur warna, tekstur dan pola terbentuk dengan sendirinya mengalir mengikuti desain. Pemanfaatan material sisa/bekas tidak menjadi batasan pada kualitas estetika, justru akan melahirkan bentuk-bentuk dan pola-pola baru.

5.2 Saran

Beberapa saran dan masukan dari penulis yang dapat menjadi bahan pertimbangan adalah sebagai berikut :

1. Di sepanjang lantai 1 (satu) terdapat bukaan yang sangat luas, bahkan ruang keluarga dan ruang makan tidak memiliki dinding / pagar pembatas ke arah taman, sehingga dari faktor keamanan kedua ruang ini sangat berpeluang besar terhadap bahaya pencurian, walaupun ketinggian pagar sekeliling site sudah mencapai 2 meter di tambah dengan penggunaan pagar seng gelombang setinggi 1 meter.

2. Untuk kedua dinding ornamen yang terdapat di depan fasad bangunan perlu perawatan lebih karena ornamen ini secara langsung berhubungan dengan cuaca panas dan hujan maka warna alami kayu akan cepat pudar dan menimbulkan kesan kusam pada fasad rumah. Perawatan dapat

75 dilakukan dengan melapisi material kayu dengan cat khusus yang akan membuat sifat kayu lebih tahan lama terhadap cuaca.

3. Di dalam rumah ini terdapat 4 (empat) buah kamar mandi, 2 (dua) buah di lantai 1, dan 2 (dua) buah di lantai 2. Pada kesehariannya hanya 3 (tiga) buah kamar mandi yang digunakan, kamar mandi pada lantai 2 (dua) di samping R.tidur Anak 1 sudah tidak digunakan lagi dengan alasan panasnya suhu ruangan tersebut. Maka ruangan ini dapat berganti fungsi menjadi gudang barang yang mungkin dapat lebih bermanfaat.

4. Ruang Baca/Mushola dilantai 2 (dua) yang menggunakan atap dak beton telah berganti fungsi menjadi ruang cuci pakaian dengan alasan yang sama pada poin 3 (tiga) yaitu suhu ruangan yang panas walaupun dinding pada ruang tersebut telah di desain dengan permainan susunan batako yang menciptakan lubang-lubang udara. Untuk menghindari permasalahan ruang yang sama pada perancangan lainnya maka elevasi dan bukaan untuk sirkulasi udara pada lantai 2 (dua) harus lebih di perhatikan secara serius.

76 DAFTAR PUSTAKA

Buku :

. Ching, Francis D.K (1979), Arsitektur : Bentuk, Ruang & Susunannya, Terj. Ir. Paulus Hanoto Adjie, Jakarta : Penerbit Erlangga, 1996.

. Frick, Heinz & Setiawan, Pujo L (2001), Seri Konstruksi Arsitektur 4 : Ilmu

Konstruksi Struktur Bangunan, Jogjakarta : Kanisius, 2001.

. Surasetja, R. Irawan. Drs., (2007) Fungsi, Ruang, Bentuk dan Ekspresi Dalam

Arsitektur. Bahan Ajar. Bandung : Program Studi Arsitektur.

. Saryana, Benhur, Sudarto U., & Diah Permatasari, Muatan Lokal Pendidikan

Dasar Mata Pelajaran Pengetahuan Adat dan Tradisi, Upacara Adat dan Rumah Adat Suku Dayak dan Melayu Kalimantan Barat, Kalimantan

77 Internet :

Sing, Yu. (2008). Reinterpretasi Rumah Betang. [Online]. Tersedia : http/rumah-yusing.blogspot.com/2011/06/reinterpretasi-rumah-betang.html [7 desember 2013]

. Tentang Yu Sing. [Online]. Tersedia :

http/rumah-yusing.blogspot.com/search/ label/tentang-yu-sing.html [7 desember 2013]

. Mimpi Rumah Murah. [Online]. Tersedia : http/rumah-yusing.blogspot.com/2009/02/mimpi-rumah-murah.html [7 desember 2013]

Odop, Nistain. (2010). Arsitektur Rumah Betang. [Online]. Tersedia : http:/dayakmenggugat.blogspot.com/2010/04/arsitektur-rumah-betang.html [22 desember 2013]

Baidhowi, Ahmad. (2013, 1 agustus). Inilah Yu Sing, Pelopor Gerakan Arsitek

Rumah Murah Indonesia. Kepribangkit.com. [Online]. Tersedia :

http:/www.kepribangkit.com/inilah-yu-sing-pelopor-gerakan-arsitek-rumah-murah-indonesia.kb [22 desember 2013]

Dokumen terkait