• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

B. Manajemen Konflik

2. Syarat Manajemen Konflik

Saat menghadapi suatu konflik dengan orang lain, individu akan melakukan manajemen konflik untuk menemukan solusi dan mengatasi konflik. Sebelum melakukan manajemen konflik ini, individu yang berkonflik terlebih dahulu harus memenuhi suatu syarat manajemen konflik sebagai dasar persepsi individu dalam menyikapi dan memandang konflik yang muncul. Menurut Kindler (1996) dalam menentukan gaya pendekatan manajemen konflik, ada empat syarat manajemen konflik yang harus diperhatikan, yaitu :

a.Mempertahankan harga diri dan rasa hormat.

Seringkali saat seseorang berada dalam suatu diskusi yang hangat dengan orang lain dalam satu kelompok atau non kelompok, hal ini membuat seseorang dengan mudah untuk menyatakan sesuatu yang meremehkan orang lain. Pada saat kita dalam suatu diskusi sebaiknya kita

menjaga fokus kita pada pokok persoalan bukan pada kepribadian orang lain yang tidak sesuai dengan kita. Meski ketika seseorang yang tidak sependapat dengan kita muncul dengan sikap keras kepala atau bodoh, kita tidak akan nekat untuk memutuskan memperdebatkannya dengan memaksa mereka dan membuat interaksi menjadi memburuk. Hal ini akan lain seandainya saat itu kita menunjukkan respek yang tulus untuk orang yang tidak sependapat dengan kita, mereka akan cenderung menjadi kurang melawan. Kita dapat menghindari menghabiskan energi dengan berpikir kalah-menang dalam suatu kelompok yang sesungguhnya hanya tentang menyelamatkan muka kita sendiri.

b. Mendengarkan dengan empati (dengan sepenuhnya hadir).

Ketika kita mendengarkan pandangan orang lain, letakkan diri kamu pada posisi mereka. Lihat dari perspektif (pandangan) mereka, rasakan tingkatan emosional pembicara, ketika terjadi konflik atas gagasan dengan apa yang kita sudah percayai, perhatikan jika kita potong pesan pembicara untuk mendapatkan informasi yang lebih lengkap dimana hal ini sebagai dasar untuk mengatur perbedaan maka kita perlu untuk mendengar dengan kenetralan yang menyingkirkan kritik penilaian. Saat konflik gagasan terjadi maka sebaiknya berikan seluruh perhatian kita untuk menghargai bagaimana orang lain melihat pada situasi yang sama yang kita dengar. Jadikanlah diri kita lebih reseptif (mudah menerima gagasan) pada kata apa yang kita dengar, mereka selalu membawa makna yang lebih dari yang mereka ungkapkan dalam isi kata yang terus terang.

Ketika perasaan orangn lain ”terdengar” kita akan menerima sesuatu yang penting meskipun tidak kentara (kelihatan) sehingga kita akan melangkah ke arah menyelesaikan perselisihan kita.

Dalam mendengarkan dengan empati pendapat orang lain maka kita juga akan melihat perspektif (pandangan) dari anggota lain. Mencoba untuk merasakan apa yang mereka rasakan tanpa membuat pertimbangan kritis dan mencoba untuk bertanya pada diri sendiri kenapa orang lain melihat dengan berbeda pada suatu situasi dari pandangan yang kamu lihat.

c.Menemukan kesamaan bersama tanpa memaksakan perbedaan.

Dalam hal ini mencari dan menegaskan dasar bersama adalah hal yang difokuskan. Saling berhubungan atau berinteraksi dan minat membukakan jalan untuk pindah dari suatu perselisihan menuju ke resolusi masing-masing. Hanya perselisihan yang penting saja yang melibatkan orang ke dalam hubungan atau keadaan yang saling bergantung, dimana setiap orang saling bergantung pada yang lainnya untuk mendapatkan penyelesaian tugas atau untuk memperoleh kepuasan. Untuk itu hal yang tidak dapat dipisahkan dalam ketergantungan bersama yang merupakan jalan hidup latar belakang milik bersama. Seandainya dalam suatu diskusi, seseorang tertarik untuk memaksa atau mengharapkan orang lain untuk merubah dasar orientasinya atau gaya tingkah lakunya. Orang itu sendiri merubah pola dasar dengan sangat sulit, hanya dimana ada kepercayaan dan hanya saat mereka percaya bahwa ada minat yang

besar untuk berubah ke arah yang lebih baik. Sampai kepercayaan dan respek telah ditegakkan, apa yang membantu adalah membagi penglihatan yang besar atau luas dan tujuan dengan cakupan yang luas. Meskipun seandainya di tengah-tengah ketidaksetujuan ada suatu wilayah atas ketertarikan bersama, kepercayaan bersama dan tujuan bersama maka menemukan ini dan membangun diatasnya.

d.Menghormati perbedaan, termasuk perspektif kamu sendiri.

Dalam hal ini nilai keberagaman dan nilai perbedaan menjadi hal penting. Perbedaan sudut pandang mendorong adanya pencarian kreatif untuk resolusi. Perbedaanya ketika orang berkumpul dengan cepat dan mencapai persetujuan yang instan, prosesnya menjadi hampa. Tidak adanya hal yang baru untuk ditambahkan. Ketika kita satu-satunya yang tidak menyetujui maka kita akan cenderung untuk menyerah dari pendirian kita untuk menyesuaikan dengan pandangan yang lebih populer. Hadiah kita untuk orang lain adalah sudut pandang yang independen (berdiri sendiri tanpa pengaruh orang lain), dimana hal ini memerlukan kita untuk mengerti apa yang sebenarnya yang menjadi persoalan untuk kita. Perbedaan membawa benih perubahan konstruktif. Perubahan ini muncul dari pemecahan masalah yang kreatif, dimanaseringkali muncul dari perspektif yang bertentangan. Lalu juga berkomentar di atas perbedaan, malah sebaiknya kita menyelidiki mereka untuk mendapatkan informasi berharga yang dapat mereka berikan pada kita.

Dalam empat syarat manajemen konflik ini mengatur bagaimana kita dalam menyikapi, menghadapi dan memahami konflik yang terjadi di sekitar kita, baik itu secara personal maupun kelompok. Aturan manajemen konflik ini akan membatasi persepsi kita tentang konflik dan membuat kita lebih bijaksana dalam menyelesaikan konflik tanpa membuat perselisihan dengan orang lain serta dapat membuat konflik sebagai motivasi untuk melakukan perubahan secara personal atau kelompok agar menjadi lebih baik. Dengan aturan ini pula akan membuat konflik menjadi bersifat positif untuk membangun keadaan menjadi lebih kondusif dan munculnya perbaikan struktur yang lebih solid daripada konflik yang bersifat negatif yang bertujuan menghancurkan keadaan serta membuat perselisihan secara personal atau kelompok.

Sedangkan menurut Minnery (1980:220) syarat manajemen konflik meliputi yaitu:

a. Penerimaan terhadap keberadaan konflik (dihindari atau ditekan/didiamkan). b. Klarifikasi karakteristik dan struktur konflik

c. Evaluasi konflik (jika bermanfaat maka dilanjutkan dengan proses selanjutnya)

d. Menentukan aksi yang dipersyaratkan untuk mengelola konflik

e. Menentukan peran perencana sebagai partisipan atau pihak ketiga dalam mengelola konflik.

Keseluruhan proses tersebut berlangsung dalam konteks perencanaan dan melibatkan perencana sebagai aktor yang mengelola konflik baik sebagai partisipan atau pihak ketiga.

Dokumen terkait