• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

2.4 Syarat – Syarat Air Minum

Pada umumnya ditentukan beberapa standar (patokan) yang pada beberapa negara berbeda – beda menurut :

1) Kondisi negara masing – masing 2) Perkembangan ilmu pengetahuan 3) Perkembangan teknologi

Dari segi kualitas air harus memenuhi :

a. Syarat Fisik :

1) Air tidak boleh berwarna 2) Air tidak boleh berasa 3) Air tidak boleh berbau 4) Suhu air hendaknya ± 25ºC 5) Air harus jernih (Sutrisno, 2004).

b. Syarat – Syarat Kimia

Air minum yang baik adalah air yang tidak tercemar secara berlebihan oleh zat – zat kimia ataupun mineral – mineral, terutama oleh zat – zat ataupun mineral yang berbahaya bagi kesehatan. Selanjutnya diharapkan pula zat ataupun bahan kimia yang terdapat di dalam air minum, tidak sampai menimbulkan kerusakan pada tempat penyimpanan air; sebaliknya zat ataupun bahan kimia dan atau mineral yang dibutuhkan oleh tubuh, hendaknya harus terdapat dalam kadar yang sewajarnya dalam sumber air minum tersebut (Azwar, 1996).

c. Syarat – syarat bakteriologik

Air minum tidak boleh mengandung bakteri – bakteri penyakit (patogen) sama sekali dan tak boleh mengandung bakteri – bakteri golongan Coli melebihi batas – batas yang telah ditentukannya yaitu 1 Coli/100ml air (Sutrisno, 2004).

2.5 Logam

Dalam kehidupan sehari – hari, kita tidak terpisah dari benda – benda yang bersifat logam. Benda ini kita gunakan sebagai alat perlengkapan rumah tangga seperti sendok, garpu, pisau dan lain – lain (logam biasa), sampai pada tingkat perhiasan mewah yang tidak dapat dimiliki oleh semua orang seperti emas, perak, dan lain – lain (logam mulia). Secara gamblang, dalam konotasi kesehatan kita beranggapan bahwa logam diidentikkan dengan besi, padat, berat, keras dan sulit dibentuk.

Logam berat masih termasuk golongan logam dengan kriteria – kriteria yang sama dengan logam – logam lain. Perbedaannya terletak dari pengaruh yang dihasilkan bila logam berat ini berikatan dan atau masuk ke dalam tubuh organisme hidup.

Sebagai contoh, bila unsur logam besi (Fe) masuk ke dalam tubuh, meski dalam jumlah yang agak berlebihan, biasanya tidaklah menimbulkan pengaruh yang buruk terhadap tubuh. Karena unsur besi (Fe) dibutuhkan dalam darah untuk

mengikat oksigen. Sedangkan unsur logam berat beracun yang dipentingkan seperti tenbaga (Cu), bila masuk kedalam tubuh dalam jumlah berlebihan akan menimbulkan pengaruh - pengaruh buruk terhadap fungsi fisiologis tubuh. Jika yang masuk ke dalam tubuh organisme hidup adalah unsur logam beracun seperti hidragyrum (Hg) atau disebut juga air raksa, maka dapat dipastikan bahwa organisme tersebut akan langsung keracunan.

Berbeda dengan logam biasa, logam berat biasanya menimbulkan efek – efek khusus pada makhluk hidup. Dapat dikatakan bahwa semua logam berat dapat menjadi bahan beracun yang akan meracuni makhluk hidup. Sebagai contoh adalah logam air raksa (Hg), kadmium (Cd), timah hitam (Pb), dan khrom (Cr). Namun demikian, meski logam berat dapat mengakibatkan keracunan atas makhluk hidup, sebagian dari logam – logam berat tersebut tetap dibutuhkan oleh makhluk hidup.

Kebutuhan tersebut berada dalam jumlah yang sangat sedikit. Tetapi bila kebutuhan dalam jumlah yanga sangat kecil itu tidak terpenuhi, maka dapat berakibat fatal terhadap kelangsungan hidup dari setiap makhluk hidup. Karena tingkat kebutuhan sangat dipentingkan maka logam – logam tersebut juga dinamakan sebagai logam – logam atau mineral –mineral essensial tubuh.

Ternyata kemudian, bila jumlah dari logam – logam essesnsial ini masuk kedalam tubuh dalam jumlah berlebihan, maka akan berubah fungsi menjadi zat racun bagi tubuh. Contoh dari logam – logam berat essensial ini adalah tembaga (Cu), seng (Zn), dan nikel (Ni) (Palar, 2004).

Berikut adalah Logam – logam makro dan mikro yang ditemukan dalam kerak bumi dapat di lihat pada table dibawah ini;

Tabel 2.2 Logam - logam makro dan mikro yang ditemukan dalam kerak bumi

Kelompok Logam Simbol Jumlah (mg/kg)

Makro Aluminium Al 81.300 Besi Fe 50.000 Kalsium* Ca 36.300 Natrium* Na 28.300 Kalium* K 25.900 Magnesium* Mg 20.900 Mangan Mn 1.000 Mikro Barium Ba 425 Nikel Ni 75 Seng Zn 70 Tembaga Cu 55 Plumbum Pb 12,5 Uranium U 2,7 Timah putih Sn 2 Kadmium Cd 0,2 Merkuri Hg 0,08 Perak Ag 0,07 Emas Au 0,004

*Logam ringan (Darmono, 1995).

Terdapat 80 jenis logam berat dari 109 unsur kimia di muka bumi ini. Logam berat dibagi ke dalam dua jenis, yaitu:

1) Logam berat essensial; yakni logam dalam jumlah tertentu yang sangat dibutuhkan oleh organisme. Dalam jumlah berlebihan, logam tersebut bisa menimbulkan efek toksik. Contohnya adalah Zn, Cu, Fe, Co, Mn

2) Logam berat tidak essensial; yakni logam yang keberadaannya dalam tubuh masih belum diketahui manfaatnya, bahkan bersifat toksik, seperti Hg, Cd, Pb, Cr, dan lain – lain.

Logam berat dapat menimbulkan efek gangguan terhadap kesehatan manusia, tergantung pada bagian mana dari logam berat tersebut yang terikat dalam tubuh seta besarnya dosis paparan. Efek toksik dari logam berat mampu menghalangi kerja enzim sehingga mengganggu metabolisme tubuh, menyebabkan alergi, berifat mutagen, atau karsinogen pada manusia atau hewan (Widowati, 2008).

2.6 Besi (Fe)

Besi (Fe) merupakan logam transisi dan memiliki nomor atom 26. Bilangan oksidasi Fe adalah +3 dan +2. Fe memiliki berat atom 55,845 g/mol, titik leleh 1.580°C. Fe menempati urutan sepuluh besar sebagai unsur di bumi. Fe menyusun 5 – 5,6% dari kerak bumi dan menyusun 35% dari masa bumi. Fe menempati berbagai lapisan bumi. Konsentrasi tertinggi terdapat pada lapisan dalam dari inti bumi dan sejumlah kecil terdapat di lapisan kerak bumi. Besi (Fe) memiliki keistimewaan, antara lain:

1) Fe sangat kuat dibandingkan kayu ataupun kuprum (Cu)

2) Fe lebih mudah dibengkokkan dan dibentuk menjadi berbagai jenis perabot dengan pemanasan

3) Fe bersifat tahan panas, tidak seperti kayu sehingga bisa digunakan sebagai bahan pembuatan mesin (Widowati, 2008).

2.6.1 Efek Toksik Besi (Fe)

Sekalipun Fe itu diperlukan oleh tubuh, tetapi dalam dosis besar dapat merusak dinding usus. Kematian seringkali disebabkan oleh rusaknya dinding usus. Debu Fe juga dapat diakumulasi di dalam alveoli, dan menyebabkan berkurangnya fungsi paru – paru (Slamet, 2009).

Konsumsi Fe dalam dosis tinggi pada anak – anak bisa mengakibatkan kematian pada anak – anak yang berusia kurang dari 6 tahun (Widowati, 2008).

2.7 Kadmium (Cd)

Kadmium (Cd) adalah logam berwarna putih perak, lunak, mengkilap, tidak larut dalam basa. Cd memiliki nomor atom 40, berat atom 112,4 g/mol; titik leleh 321°C, dan titik didih 767°C. Kadmium bersifat lentur, tahan terhadap tekanan. Keberadaan kadmium (Cd) bisa mencemari lingkungan dan bisa berada di atmosfer, tanah, dan perairan (Widowati, 2008).

Logam kadmium (Cd) sangat banyak digunakan dalam kehidupan sehari – hari manusia. Logam ini telah digunakan semenjak tahun 1950 dan total produksi dunia adalah sekitar 15.000 – 18.000 per tahun. Prinsip dasar atau prinsip utama dalam penggunaan kadmium adalah sebagai bahan ‘stabilitasi’ sebagai bahan pewarna dalam industri plastik dan pada elektroplating. Namun sebagian dari substansi logam kadmium ini juga digunakan untuk solder dan alloy – alloynya digunakan pula untuk baterai (Palar, 2004).

Kadmium (Cd) dalam konsentrasi rendah banyak digunakan dalam industri pada proses pengolahan roti, pengolahan ikan, pengolahan minuman, serta industri tekstil (Widowati, 2008).

2.7.1 Efek Toksik Kadmium (Cd)

Pada keracunan kronis yang disebabkan oleh Cd, umumnya berupa kerusakan – kerusakan pada banyak sistem fisiologis tubuh. Sistem – sistem tubuh yang dapat dirusak oleh keracunan kronis logam Cd ini adalah pada sistem urinaria (ginjal), sistem respirasi (pernafasan/paru – paru), sistem sirkulasi (darah) dan jantung. Di samping semua itu, keracunan kronis tersebut juga merusak kelenjar reproduksi, sistem penciuman dan bahkan dapat mengakibatkan kerapuhan pada tulang (Palar, 2004).

2.8 Seng (Zn)

Seng (Zn) adalah komponen alam yang terdapat di kerak bumi. Zn adalah logam yang memiliki karakteristik cukup reaktif, berwarna putih – kebiruan, pudar bila terkena uap udara. Zn memiliki nomor atom 30 dan memiliki titik lebur 419,73°C (Widowati, 2008).

Logam Zn memiliki banyak keunggulan, antara lain memiliki daya energi tinggi, bisa didaur ulang, ama, dan tidak menyisakan emisi (zero emition) sehingga Zn bisa digunakan sebagai baterai habis pakai. Zn digunakan dalam berbagai jenis industri elektronik seperti cat, produk karet, kosmetik, obat – obatan, pelapis lantai, plastic, printing, tinta, baetari, tekstil, bahan kimia, solder. Kegunaan Zn pada berbagai jenis industri yaitu:

1) Melapisi besi atau baja guna mencegah korosi 2) Bahan tabung baterai

3) Bahan alloy seperti kuningan, nikel – perak, logam mesin ketik, dan penyepuhan listrik

4) Sebagai bahan suplemen vitamin atau mineral yang memiliki aktivitas antioksidan guna mencegah penuaan dini serta mempercepat proses penyembuhan, dll (Widowati, 2008).

2.8.1 Efek Toksik Seng (Zn)

Seng (Zn) merupakan unsur esensial bagi tubuh, tetapi dalam dosis tinggi Zn dapat berbahaya dan bersifat toksik. Toksisitas Zn bisa bisa bersifat kronis dan akut. Jika Zn masuk ke dalam tubuh 150 – 450 mg/hari mengakibatkan pengurangan imunitas tubuh, serta pengurangan kadar High Density Lipoprotein (HDL) kolesterol.

Konsumsi Zn sebesar 2 g atau lebih akan mengakibatkan mual, muntah, dan demam. Orang yang mengkonsumsi lebih dari 12 g unsur Zn lebih dari 2 hari terbukti mengalami gangguan hati, dan ginjal (Widowati, 2008).

Dokumen terkait