• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keberhasilan PTK sangat ditentukan oleh banyak faktor yag saling kait mengait. Syarat-syarat agar PTK berhasil, adalah sebagai berikut:

Tabel 5. Syarat-Syarat PTK Berhasil

No Syarat-Syarat Agar PTK Berhasil 1. Peneliti, kolaborator, dan siswa harus punya tekad

dan komitmen untuk meningkatkan kualitas pem- belajaran dan komitmen itu terwujud dalam keter- libatan mereka dalam seluruh kegiatan PTK secara proporsional. Andil itu mungkin terwujud jika ada maksud yang jelas dalam melakukan intervensi tersebut.

2. peneliti dan kolaborator menjadi pusat dari penelitian sehingga dituntut untuk bertanggungjawab atas peningkatan yang akan dicapai.

3. tindakan yang dilakukan hendaknya didasarkan pada pengetahun, baik pengetahuan konseptual dari tinjauan pustaka teoretis, maupun pengetahuan teknis prosedural, yang diperoleh lewat refleksi kritis dan dipadukan dengan pengalaman orang lain dari tinjauan pustaka hasil penelitian tindakan), berdasarkan nilai-nilai yang diyakini kebenarannya. Refleksi kritis dapat dilakukan dengan baik jika didukung oleh keterbukaan dan kejujuran terhadap

diri sendiri, khususnya kejujuran mengakui kelemahan atau kekurangan diri,

4. tindakan tersebut dilakukan atas dasar komitmen kuat dan keyakinan bahwa situasi dapat diubah ke arah perbaikan,

5. PTK melibatkan pengajuan pertanyaan agar dapat melakukan perubahan melalui tindakan yang disadari dalam konteks yang ada dengan seluruh kerumitannya, 6. Peneliti mesti mamantau secara sistematik agar mengetahui dengan mudah arah dan jenis perbaikan, yang semuanya berkenaan dengan pemahaman yang lebih baik terhadap praktik dan pemahaman tentang bagaimana perbaikan ini telah terjadi, 7. Peneliti perlu membuat deskripsi otentik objektif (bukan penjelasan) tentang tindakan yang dilaksanakan dalam riwayat faktual, perekaman video and audio, riwayat subjektif yang diambil dari buku harian dan refleksi dan observasi pribadi, dan riwayat fiksional, 8. Peneliti perlu memberi penjelasan tentang tindakan berdasarkan deskripsi autentik tersebut di atas, yang mencakup (a) identifikasi makna-makna yang mungkin diperoleh (dibantu) wawasan teoretik yang relevan, pengaitan dengan penelitian lain (misalnya lewat tinjauan pustaka di mana kesetujuan dan ketidaksetujuan dengan pakar lain perlu dijelaskan), dan konstruksi model (dalam konteks praktik terkait) bersama penjelasannya; (b) mempermasalah-

kan deskripsi terkait, yaitu secara kritis memper- tanyakan motif tindakan dan evaluasi terhadap hasilnya; dan (c) teorisasi, yang dilahirkan dengan memberikan penjelasan tentang apa yang dilakukan dengan cara tertentu

9. Peneliti perlu menyajikan laporan hasil PTK dalam berbagai bentuk termasuk: (a) tulisan tentang hasil refleksi-diri, dalam bentuk catatan harian dan dialog, yaitu percakapan dengan dirinya sendiri; (b) per- cakapan tertulis, yang dialogis, dengan gambaran jelas tentang proses percakapan tersebut; (c) narasi dan cerita; dan (d) bentuk visual seperti diagram, gambar, dan grafik.

10. Peneliti perlu memvalidasi pernyataan peneliti tentang keberhasilan tindakan peneliti lewat pemerik- saan kritis dengan mencocokkan pernyataan dengan bukti (data mentah), baik dilakukan sendiri maupun bersama teman (validasi-diri), meminta teman sejawat untuk memeriksanya dengan masukan dipakai untuk memperbaikinya (validasi sejawat), dan terakhir menyajikan hasil seminar dalam suatu seminar (validasi publik). Perlu dipastikan bahwa temuan validasi selaras satu sama lain karena semuanya berdasarkan pemeriksaan terhadap penyataan dan data mentah. Jika ada perbedaan, pasti ada sesuatu yang masih harus dicermati kembali.

Menurut Hodgkinson yang dikutip Madya (2007) agar PTK berhasil, persyaratan berikut harus dipenuhi (1) kesediaan untuk mengakui kekurangan diri; (2) kesempatan yang memadai untuk menemukan sesuatu yang baru; (3) dorongan untuk mengemukakan gagasan baru; (4) waktu yang tersedia untuk melakukan percobaan;(5) kepercayaan timbal balik antar orang-orang yang terlibat; dan (6) pengetahuan tentang dasar- dasar proses kelompok oleh peserta penelitian.

B

BB

B

BAB IVAB IVAB IVAB IVAB IV

PROSED U R PELAKSAN AAN

PEN ELITIAN TIN D AKAN KELAS

P

TK bukan hanya bertujuan mengungkapkan penyebab dari berbagai permasalahan pembelajaran yang dihadapi seperti kesulitan siswa dalam mempelajari pokok- pokok bahasan tertentu, tetapi yang lebih penting lagi adalah memberikan pemecahan masalah berupa tindakan tertentu untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar. Atas dasar itu, terdapat tiga hal penting dalam pelaksanaan PTK yakni sebagai berikut.

(1) PTK adalah penelitian yang mengikutsertakan secara aktif peran guru dan siswa dalam berbagai tindakan. (2) Kegiatan refleksi (perenungan, pemikiran, evaluasi) dilakukan

berdasarkan pertimbangan rasional (menggunakan konsep teori) yang mantap dan valid guna melakukan perbaikan tindakan dalam upaya memecahkan masalah yang terjadi. (3) Tindakan perbaikan terhadap situasi dan kondisi pembelajaran

dilakukan dengan segera dan dilakukan secara praktis (dapat dilakukan dalam praktik pembelajaran).

Pembahasan berikutnya akan menguraikan prosedur pelaksanaan PTK yang meliputi penetapan fokus permasalahan, perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan yang diikuti dengan kegiatan observasi, interpretasi, dan analisis, serta refleksi. Apabila diperlukan, pata tahap selanjutnya disusun rencana tinda lanjut. Upaya tersebut dilakukan secara berdaur membentuk suatu siklus. Langkah-langkah pokok yang ditempuh pada siklus pertama dan siklus-siklus berikutnya adalah sebagai berikut. (1) Penetapan fokus permasalahan

(2) Perencanaan tindakan (3) Pelaksanaan tindakan

(4) Pengumpulan data (pengamatan/observasi) (5) Refleksi (analisis, dan interpretasi)

(6) Perencanaan tindak lanjut.

Untuk lebih jelasnya, rangkaian kegiatan dari setiap siklus dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 5: Siklus Kegiatan PTK

Setelah permasalahan ditetapkan, pelaksanaan PTK dimulai dengan siklus pertama yang terdiri atas empat kegiatan. Apabila sudah diketahui keberhasilan atau hambatan dalam tindakan yang dilaksanakan pada siklus pertama, peneliti kemudian mengidentifikasi permasalahan baru untuk menentukan rancangan siklus berikutnya. Kegiatan pada siklus kedua dapat berupa kegiatan yang sama dengan sebelumnya bila ditujukan untuk mengulangi keberhasilan, untuk meyakinkan, atau untuk menguat- kan hasil. Tetapi pada umumnya kegiatan yang dilakukan dalam

Pe r m a sa la h a n Pe r e n ca n a a nT in d a k a n - I Pe la k sa n a a nT in d a k a n - I Pe n g a m a t a n / Pe n g u m p u la n Da t a - I SI KLUS - I Pe r m a sa la h a n b a r u , h a sil Re f le k si Re f le k si - I Pe r e n ca n a a n T in d a k a n - I I Pe la k sa n a a n T in d a k a n - I I Pe n g a m a t a n / Pe n g u m p u la n Da t a - I I SI KLUS - I I Re f le k si - I Pe r m a sa la h a n b a r u , h a sil Re f le k si SI KLUS - I I Bila Pe r m a sa la h a n Be lu m T e r se le sa ik a n Re f le k si - I I Dila n j u t k a n k e Sik lu s Be r ik u t n y a

siklus kedua mempunyai berbagai tambahan perbaikan dari tindakan sebelumnya yang ditunjukan untuk mengatasi ber- bagai hambatan/ kesulitan yang ditemukan dalam siklus sebelumnya. Dengan menyusun rancangan untuk siklus kedua, peneliti dapat melanjutkan dengan tahap kegiatan-kegiatan seperti yang terjadi dalam siklus pertama. Jika sudah selesai dengan siklus kedua dan peneliti belum merasa puas, dapat dilanjutkan pada siklus ketiga, yang tahapannya sama dengan siklus ter- dahulu. Tidak ada ketentuan tentang berapa siklus harus dilakukan. Banyaknya siklus tergantung dari kepuasan peneliti sendiri, namun ada saran, sebaiknya tidak kurang dari dua siklus. Rincian kegiatan pada setiap tahapan adalah sebagai berikut:

Dokumen terkait