• Tidak ada hasil yang ditemukan

Syarat-syarat Dalam Pengajuan Keberatan Sampai Dilaksanakannya

BAB IV ANALISA DAN EVALUASI

B. Syarat-syarat Dalam Pengajuan Keberatan Sampai Dilaksanakannya

Surat Keberatan dapat diterima untuk dipertimbangkan apabila memenuhi persyaratan sebagai berikut :

1. Satu Surat Keberatan untuk satu ketetapan pajak atau satu bukti pemotongan/pemungutan pajak

3. Mengemukakan jumlah pajak yang terutang atau jumlah pajak yang dipotong/dipungut, atau jumlah rugi menurut perhitungan Wajib Pajak 4. Disertai dengan alasan-alasan yang jelas

5. Diajukan paling lama 3 (tiga) bulan sejak tanggal surat ketetapan pajak atau tanggal pemotongan atau pemungutan pajak, kecuali karena keadaan diluar kekuasaan Wajib Pajak (force majeur) yang harus disertai bukti pendukung adanya keadaan diluar kekuasaan tersebut

6. Dilampiri dengan surat kuasa khusus dalam hal surat keberatan ditandatangani bukan oleh Wajib Pajak sebagaimana diatur dalam pasal 32 Undang-undang tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Surat Keberatan yang tidak memenuhi persyaratan seperti yang dimaksud diatas tidak dianggap sebagai Surat Keberatan. Apabila Surat Keberatan Wajib Pajak tidak memenuhi persyaratan tetapi masih dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan, maka dalam rangka pelayanan, Kepala Kantor Pelayanan Pajak dapat meminta Wajib Pajak untuk memenuhi persyaratan tersebut.

Kepada Wajib Pajak yang mengajukan Surat Keberatan yang tidak memenuhi persyaratan, Kepala Kantor Pelayanan Pajak memberikan jawaban secara tertulis dengan surat biasa (bukan surat keputusan penolakan) selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sejak jangka waktu pengajuan Surat Keberatan tersebut diterima.

Isi dari Surat Keberatn misalnya berbunyi “...Saya merasa keberatan terhadap Surat Ketetapan Pajak (SKP) Pajak Penghasilan Saya NO.00120/.../.../188/2009 yang dibubuhi tanda tangan oleh Wajib Pajak yang bersangkutan. Surat Keberatan yang ditandatangani oleh orang lain bukan Wajib

Pajak dapat juga dianggap sebagai Surat Keberatan yang sah, dengan syarat pada Surat Keberatan tersebut dilampirkan Surat Kuasa yang sah. Surat Keberatan yang tidak disertai alasan adalah lemah, karena itu besar kemungkinannya bahwa keberatan itu ditolak.

Menurut analisis penulis, Undang-undang pajak tidak menentukan syarat-syarat apa yang harus dipenuhi tentang isi Surat Keberatan tetapi berdasarkan kebiasaan praktik. Untuk mengetahui apa yang dipersoalkan, maka sedikitnya Surat Keberatan harus memuat 5 (lima) hal yang merupakan syarat minimum, yaitu :

1. Pernyataan bahwa Wajib Pajak merasa keberatan terhadap ketetapan pajak 2. Jenis pajaknya

3. Tahun pajak

4. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) 5. Nama dan tanda tangan Wajib Pajak

Bila dalam suatu keberatan tidak disebutkan alasannya maka hal ini akan lebih menyulitkan pejabat yang berwenang karena pejabat yang bersangkutan tentunya tidak dapat menebak bagitu saja yang sebenarnya menjadi keberatan Wajib Pajak. Alasan keberatan, bila tidak dimasukkan secara bersama-sama kedalam Surat Keberatan dapat diajukan kemudian, sebab mengajukan alasan-alasan itu bukan menjadi salah satu syarat dan tidak pula terikat pada suatu jangka waktu yang disebut dalam Undang-undang. Bila seandainya berhubung dengan sempitnya waktu Wajib Pajak tidak sempat memberikan alasan yang lengkap, dapat menyatakan terlebih dahulu keberatan yang memenuhi syarat minimum seperti tersebut diatas dan baru memasukkan alasan-alasannya. Ketentuan demikian juga diatur dalam

Undang-undang, tetapi dapat diketahui bahwa hal semacam itu tidak boleh disalahgunakan sehingga penyelesaian Surat Keberatan itu akan menjadi berlarut-larut. Oleh sebab itu, diberikan batas waktu tertentu utnuk mengusulkan alasan suatu Surat Keberatan. Jika batas waktu yang telah ditentukan tidak dimasukkan alasan maka maka dianggap bahwa Surat Keberatan tidak diberi alasan. Batas waktu yang dimaksud untuk memasukkan alasan-alasannya, menyusul Surat Keberatan yang dimasukkan terlebih dahulu hanya diberikan oleh Kantor Pelayanan Pajak yang bersangkutan. Pemberian alasan-alasan tersebut ini ada hubungannya dengan pembuktian.

a. Tata Cara Pengajuan Surat Keberatan

Surat Keberatan adalah surat yang diajukan oleh Wajib Pajak yang harus memenuhi syarat-syarat tertentu kepada Direktur Jenderal Pajak untuk satu jenis pajak dan satu tahun pajak. Batas waktu pengajuan Surat Keberatan ditentukan dalam waktu 3 (tiga) bulan sejak diterbitkannya Surat Ketetapan Pajak (SKP) dengan maksud agar Wajib Pajak mempunyai waktu yang cukup memadai untuk mempersiapkan Surat Keberatan beserta alasannya. Apabila ternyata batas waktu 3 (tiga) bulan tersebut tidak dapat dipenuhi oleh Wajib Pajak karena diluar kekuasaan Wajib Pajak (force majeure), maka tenggang waktu selama 3 (tiga) bulan tersebut masih dapat dipertimbangkan untuk diperpanjang oleh Direktorat Jenderal Pajak yang disertai dengan bukti pendukung adanya keadaan diluar kekuasaan tersebut.

Pengajuan Surat Keberatan tersebut tidak menghalangi aparatur pajak untuk melakukan tindakan penagihan. Ketentuan ini perlu dicantumkan dengan maksud agar Wajib Pajak dengan dalih mengajukan Surat Keberatan, tidak melalaikan

kewajibannya untuk membayar pajak yang telah ditetapkan, atas Wajib Pajak berusaha melakukan penghindaran pajak pada saat mengajukan keberatan.

Sebelum mengajukan keberatan Wajib Pajak dapat meminta keterangan secara tertulis hal-hal yang menjadi dasar pengenaan pajak, penghitungan laba/rugi, pemotongan atau pemungutan pajak kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak. Terhadap permintaan Wajib Pajak tersebut Kepala Kantor Pelayanan Pajak wajib memberikan keterangan secara tertulis mengenai hal tersebut paling lama 10 (sepuluh) hari sejak diterimanya surat Wajib Pajak.

b. Penelitian Format, Penatausahaan dan Pengiriman Berkas Keberatan

Penyampaian dan Penerimaan Surat Keberatan adalah :

a. Surat Keberatan Wajib Pajak disampaikan langsung atau melalui pos tercatat ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) tempat Wajib Pajak terdaftar atau ke KP4/KP2KP dalam wilayah Kantor Pelayanan Pajak yang bersangkutan

b. Dalam hal Surat Keberatan disampaikan melalui KP4 atau KP2KP, maka melalui surat tersebut harus diteruskan KP4 atau KP2KP kepada Kantor Pelayanan Pajak terkait melalui faksimili pada hari itu juga, dan mengirimkan asli surat tersebut dalam jangka waktu 2 (dua) hari sejak surat tersebut diterima

c. Terhadap Surat Keberatan diberikan Bukti Penerimaan Surat Keberatan yang dilampiri lembar isian Surat Keberatan oleh petugas PTT atau petugas yang ditunjuk

1. Penelitian Persyaratan Formal terhadap Surat Keberatan

Kantor Pelayanan Pajak melakukan penelitian persyaratan formal terhadap Surat Keberatan yang diterima dengan ketentuan sebagai berikut :

1.1Membuat pemberitahuan tertulis bahwa Surat Keberatan memenuhi/tidak memenuhi persyaratan formal

1.2Mencatat Surat Keberatan yang memenuhi persyaratan formal dalam register Surat Keberatan memenuhi persyaratan formal

1.3Mencatat Surat Keberatan yang tidak memenuhi persyaratan formal

Surat Pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan b tersebut diatas disampaikan kepada Wajib Pajak paling lama 5 (lima) hari kerja Surat Keberatan diterima oleh Kantor Pelayanan Pajak. Dalam hal Surat Keberatan disampaikan melalui pos tercatat, Kantor Pelayanan Pajak tetap melakukan prosedur sebagaimana huruf a dan b

Tanggal penerimaan surat yang dijadikan dasar untuk memproses Surat Keberatan adalah :

a. Tanggal terima surat Wajib Pajak, dalam hal disampaikan secara langsung oleh Wajib Pajak pada petugas PTT atau petugas yang ditunjuk, atau b. Tanggal stempel pos tercatat, dalam hal Surat Keberatan disampaikan

melalui pos tercatat

2. Tindak lanjut terhadap Surat Keberatan yang memenuhi persyaratan formal Penelitian di Kantor Pelayanan Pajak terhadap kewenangan memproses Surat Keberatan adalah sebagai berikut :

2.1Seksi Pelayanan atau Seksi Penerimaan dan Keberatan melakukan penelitian terhadap kewenangan memproses Surat Keberatan yang diterima

2.2Dalam hal kewenangan memproses Surat Keberatan berada pada Kantor Pelayanan Pajak, maka Kantor Pelayanan Pajak yang bersangkutan melaksanakan penelitian keberatan

2.3Dalam hal keberatan merupakan wewenang Direktorat atau Kanwil ditindaklanjuti sebagai berikut :

a. Dalam hal unit pelaksanaan pemeriksaan pajak adalah Kantor Pelayanan Pajak, maka Kantor Pelayanan Pajak yang bersangkutan harus mengirimkan berkas keberatan beserta copy Laporan Pemeriksaan Pajak dan Kertas Pemeriksaan paling lama 5 (lima) hari kerja sejak Surat Keberatan diterima kepada Direktorat atau Kanwil sesuai dengan kewenangannya

b. Dalam hal unit pelaksana pemeriksaan pajak adalah unit lain diluar Kantor Pelayanan Pajak, maka Kantor Pelayanan Pajak bersangkutan mengirimkan berkas keberatan kepada Direktorat atau Kanwil sesuai wewenang dan mengirimkan surat permintaan copy Laporan pemeriksaan Pajak dan atau Kertas Kerja Pemeriksaan kepada unit pelaksana pemeriksaan pajak yang bersangkutan, paling lama 5 (lima) hari kerja sejak Surat Keberatan diterima

c. Surat Permintaan tersebut dilampirkan dalam berkas keberatan yang akan ditindaklanjuti oleh Kantor Pelayanan Pajak maupun yang akan dikirimkan ke Direktorat atau Kanwil sesuai dengan kewenangan d. Seksi Pelayanan atau Seksi Penerimaan dan Keberatan di Kantor

Pelayanan Pajak melakukan penelitian kelengkapan berkas yang akan dikirim ke Direktorat atau Kanwil dengan menggunakan formulir Lembar Penelitian Kelengkapan berkas dan hasil penelitian tersebut dilampirkan dalam berkas keberatan

e. Kegiatan sebagaimana tersebut diatas dituangkan dalam Lembar Pengawasan Penelitian Berkas Keberatan

2.4Berkas Keberatan yang dikirimkan oleh Kantor Pelayanan Pajak ke Direktorat atau Kanwil meliputi :

a. Asli Surat Keberatan Wajib Pajak b. Asli Lembar Pengawasan arus Dokumen c. Lembar Isian Surat Keberatan

d. Pemberitahuan Surat Keberatan memenuhi persyaratan formal e. Lembar Penelitian Kelengkapan Berkas

f. Lembar Pengawasan Penelitian Berkas Keberatan g. Copy Laporan Pemeriksaan Pajak lengkap

Pengiriman berkas keberatan sebagaimana dimaksud pada angka 2.4 tersebut diatas dapat diantar secara langsung, dikirim melalui pos tercatat, atau jasa ekspedisi tercatat.

3. Penerimaan Berkas Keberatan oleh Direktorat atau Kanwil

Direktorat atau Kanwil melakukan tindak lanjut terhadap berkas keberatan yang diterima dari Kantor Pelayanan Pajak, sebagai berikut :

3.1Direktorat atau Kanwil selaku unit yang menerima berkas keberatan membuat pemberitahuan tertulis kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak yang mengirimkan berkas keberatan tersebut paling lama 5 (lima) hari kerja sejak berkas diterima dengan menggunakan formulir Pemberitahuan Penerimaan Berkas Keberatan

3.2Dalam hal Kantor Pelayanan Pajak terlambat atau tidak mengirimkan secara lengkap berkas keberatan, Direktorat atau Kanwil diminta mencantumkan hal tersebut pada formulir sebagaimana dimaksud pada angka 3.1 diatas

3.3Direktorat atau Kanwil yang menerima berkas keberatan dari Kantor Pelayanan Pajak, melakukan penelitian terhadap kewenangan memproses Surat Keberatan tersebut

3.4Direktorat atau Kanwil yang menerima berkas yang bukan merupakan kewenangannya harus mengirimkan berkas tersebut ke unti kantor yang berwenang paling lama 5 (lima) hari kerja sejak tanggal terima berkas tersebut, dengan tembusan kepala Kantor Pelayanan Pajak yang mengirimkan berkas dengan menggunakan formulir Penerusan Berkas Keberatan

4.1Kantor Pelayanan Pajak membuat laporan pengiriman berkas keberatan yang diterima, paling lama tanggal 10 (sepuluh) bulan berikutnya kepada Direktur atau Kakanwil dengan menggunakan formulir Laporan Bulanan Pengiriman Berkas Keberatan

4.2Direktorat atau Kanwil melakukan pengecekan daftar nominative pengiriman berkas dalam laporan sebagaimana dimaksud pada angka 4.1 dengan berkas yang telah diterima dari Kantor Pelayanan Pajak

4.3Dalam hal ada berkas yang belum diterima, maka Direktorat atau Kanwil membuat Surat Pemberitahuan ke Kantor Pelayanan Pajak dalam jangka waktu 10 (sepuluh) hari kerja sejak laporan diterima

4.4Kantor Pelayanan Pajak yang telah dapat melaksanakan pengiriman laporan secara elektronik cukup mengirimkan laporan secara elektronik

c. Prosedur dan Tata Cara Banding

Wajib Pajak yang merasa tidak puas atas keputusan yang telah ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pajak diberikan kesempatan untuk mengajukan banding pada Badan Pengadilan Pajak berdasarkan Undang-undang No. 14 Tahun 2002, Pengadilan Pajak adalah badan peradilan yang melaksanakan kekuasaan kehakiman bagi Wajib Pajak atau penanggungjawab pajak yang mencari keadilan terhadap sengketa pajak. Adapun syarat-syarat dalam mengajukan banding pada pengadilan pajak adalah sebagai berikut :

1. Permohonan diajukan secara tertulis dengan menggunakan bahasa Indonesia dan melampirkan Surat Keputusan Keberatan

2. Diajukan dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan setelah tanggal keputusan yang dibanding, kecuali diatur lain dalam Peraturan Perundang-undangan 3. Harus dilengkapi dengan alasan-alasan yang jelas dan dicantumkan

tanggal terima surat keputusan yang dibanding

4. Terhadap 1 (satu) keputusan diajukan 1 (satu) surat banding

5. Harus melunasi 50% (lima puluh persen) dari jumlah pajak yang terutang Apabila Pengadilan Pajak telah mengeluarkan putusannya, Wajib Pajak maupun Fiskus wajib mematuhinya, karena putusan Pengadilan Pajak merupakan putusan akhir, artinya tidak ada lagi upaya hukum lain yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan perselisihan masalah perpajakan yang terjadi antara Wajib Pajak dengan Fiskus dan putusan tersebut bersifat tetap, artinya dilaksanakan oleh semua pihak, karena telah mempunyai kekuatan kekuatan hukum yang tetap.

Dokumen terkait