(Corporate Governance)
Tata kelola perusahaan adalah landasan Perseroan dalam mengelola dan menjalankan bisnis Perseroan. Tata kelola perusahaan yang baik memungkinkan Perseroan untuk menjaga kepercayaan dari seluruh stakeholders secara berkesinambungan. Dalam penerapannya, seluruh unsur dalam Perseroan bekerja sama tidak hanya dalam pengelolaan Perseroan tapi juga dalam pengawasan dan pengendalian risiko serta pembangunan sumber daya manusia yang merupakan modal utama Perseroan. DEWAN KOMISARIS
Sesuai dengan ketentuan Pasal 21 Ayat 1 Anggaran Dasar Perseroan, Komisaris bertugas melakukan pengawasan atas kebijakan pengurusan, jalannya pengurusan pada umumnya, baik mengenai Perseroan maupun usaha Perseroan, dan memberi nasihat kepada Direksi. Saat ini Dewan Komisaris Perseroan terdiri dari 5 orang termasuk 2 orang diantaranya sebagai Komisaris Independen.
Di tahun 2010 Dewan Komisaris telah menghasilkan 7 keputusan di luar Rapat sesuai ketentuan Pasal 22 Ayat 13 Anggaran Dasar Perseroan. Sepanjang tahun 2010 Dewan Komisaris mengikuti Rapat Direksi yang telah diadakan 14 kali rapat dengan tingkat kehadiran rata-rata lebih dari 60%.
Di tahun 2010 Dewan Komisaris menerima gaji atau honorarium dengan jumlah maksimum untuk seluruh anggota Dewan Komisaris sebesar Rp 3,5 miliar (setelah dipotong pajak), sesuai dengan keputusan RUPST tanggal 22 April 2010.
DIREKSI
Sesuai dengan ketentuan Pasal 18 Ayat 1 Anggaran Dasar Perseroan, Direksi bertugas menjalankan pengurusan Perseroan untuk kepentingan Perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan. Saat ini Direksi Perseroan terdiri dari 10 orang termasuk 4 orang diantaranya sebagai Direktur Tidak Terailiasi. Sepanjang tahun 2010, Direksi telah melaksanakan 14 Rapat Direksi dengan tingkat kehadiran rata-rata lebih dari 95%. Rapat Direksi yang juga dihadiri oleh anggota Dewan Komisaris ini membahas dan memutuskan berbagai hal yang berkaitan dengan pengelolaan bisnis Perseroan. Direksi juga mengadakan 2 rapat lain yaitu Rapat Management dan Top Sharing Meeting.
Rapat Management diikuti oleh seluruh Direksi dan diadakan untuk membahas hal-hal yang perlu didiskusikan maupun hal-hal yang akan diajukan untuk menjadi suatu keputusan pada Rapat Direksi. Sepanjang tahun 2010 telah diadakan 13 kali Rapat Management dengan tingkat kehadiran rata-rata lebih dari 99%. Sementara
Top Sharing Meeting diikuti oleh Presiden Direktur, Wakil Presiden
Corporate governance is the Company’s foundation in managing and operating the Company’s business. Good corporate governance enables the Company to continuously maintain stakeholders’ conidence. During its implementation, all elements of the Company strive together not only in operating the Company but also in supervising and controlling the risks as well as developing human resources as the Company’s main asset.
BOARD OF COMMISSIONERS
In accordance with the Article 21 Clause 1 of the Company’s Article of Association, Board of Commissioners is responsible for conducting supervision of the management policy, its implementation in general regarding the Company and its business, and providing advices to the Board of Directors. At present, Board of Commissioners consists of 5 persons including 2 Independent Commissioners.
In 2010, Board of Commissioners issued 7 circular decrees of meetings based on Article 22 Clause 13 of the Company’s Article of Association. During 2010, Board of Commissioners had attended 14 Board of Director’s Meetings with more than 60% attendance.
During the year 2010, Board of Commissioners received salary or honorarium with maximum amount of Rp 3.5 billion (after tax) for all members of Board of Commissioners, as approved by the decree of the Annual General Meeting of Shareholders (AGMS) held on April 22, 2010.
BOARD OF DIRECTORS
In accordance with the Article 18 Clause 1 of the Company’s Article of Association, the Board of Directors is responsible for managing the Company on behalf of the Company’s and in conformity with the Company’s purpose and goal. At present, Board of Directors consists of 10 persons including 4 Directors Not Ailiated. During 2010, the Board of Directors conducted 14 Board of Directors Meetings with more than 95% attendance. The Board of Directors Meetings which were also attended by the member of the Board of Commissioners, discussed and resolved issues regarding the Company’s business. The Board of Directors also conducted 2 other meetings; Management Meeting and Top Sharing Meeting. Management Meetings were attended by all member of Board of Directors and were held to discuss issues to be consulted and/or to be submitted as a decree in the Board of Directors Meeting. During 2010, the Board of Directors conducted 13 Management Meetings with more than 99% attendance. Top Sharing Meetings were attended by the President Director/CEO, Vice President Director,
Direktur, dan Direktur Senior. Rapat ini diadakan minimal sebulan sekali dengan tujuan untuk mendiskusikan hal-hal penting secara lebih intensif. Selama tahun 2010 telah diadakan 12 kali rapat dengan tingkat kehadiran 100%.
Pemberian gaji dan tunjangan dan/atau penghasilan lainnya untuk Direksi sepanjang tahun 2010 diberikan sesuai dengan keputusan RUPST tanggal 22 April 2010 dimana Dewan Komisaris Perseroan diberikan wewenang untuk menetapkan jumlah maksimum gaji dan tunjangan dan/atau penghasilan lainnya bagi seluruh anggota Direksi Perseroan untuk tahun buku 2010.
KOMITE AUDIT
Komite Audit dibentuk oleh Dewan Komisaris dengan tujuan untuk menunjang tugas Dewan Komisaris dalam hal pengawasan Perseroan. Dalam pelaksanaannya, Komite Audit menelaah laporan keuangan Perseroan, risalah Rapat Direksi, dan melakukan pemantauan atas tingkat ketaatan Perseroan terhadap Anggaran Dasar Perseroan dan peraturan perundang-undangan yang terkait. Komite Audit juga melakukan diskusi dengan Departemen Internal Audit untuk mengawasi pelaksanaan sistem pengendalian internal serta berdiskusi dengan Auditor Independen yang melakukan audit atas laporan keuangan Perseroan.
Dalam pelaksanaan tugas tersebut, sepanjang tahun 2010, Komite Audit telah mengadakan rapat sebanyak 14 kali dimana setiap rapat dihadiri oleh Ketua dan seluruh anggota sehingga persentase kehadiran mencapai 100%.
Komite Audit terdiri dari 4 orang, yaitu:
1. Ketua: Humala Panggabean, Komisaris Independen Perseroan (Mulai menjabat sebagai Ketua Komite Audit sejak tahun 2006).
2. Anggota: Djasman, Komisaris Independen Perseroan (mulai menjadi anggota Komite Audit sejak tahun 2010). 3. Anggota Bidang Akuntansi dan Keuangan:
Drs. Nadarsjah Mahdur, MM, Ak (Bergabung dengan Perseroan pada tahun 2008).
4. Anggota Bidang Hukum: Edi Priyono, SH (Bergabung dengan Perseroan pada tahun 2008).
SEKRETARIS PERUSAHAAN
Sekretaris Perusahaan bertugas melaksanakan tugas dan kewajiban sesuai dengan peraturan Bapepam-LK, Bursa Efek Indonesia, dan peraturan-peratutan terkait lainnya sehubungan dengan kepatuhan dan keterbukaan informasi. Dalam pelaksanaan tugas tersebut, sepanjang tahun 2010, Sekretaris Perusahaan telah menjalankan kewajiban-kewajiban yang disyaratkan sebagai perusahaan publik seperti penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan, Public Expose, serta penyampaian laporan-laporan keterbukaan informasi sesuai dengan peraturan Bapepam-LK maupun Bursa Efek Indonesia.
and Senior Director. The meetings were conducted by minimum once a month to discuss important issues more intensively. During 2010, Board of Directors conducted 12 Top Sharing Meetings with 100% attendance.
The salary and allowance and/or other income for the Board of Directors during 2010 were given based on the decree of the Annual General Meeting of Shareholders (AGMS) held on April 22, 2010 whereas Board of Commissioners was given the authority to determine the maximum amount of salary and allowance and/or other income of all member of the Board of Directors for iscal year 2010.
AUDIT COMMITTEE
Audit Committee was established by the Board of Commissioners aiming to support the Board of Commissioners in performing their supervisory responsibility. The Audit Committee reviewed the Company’s inancial report, the Minutes of the Company’s Board of Directors Meeting, and conducted supervision on the Company’s compliance with the Company’s Article of Association and other related existing laws and regulations. The Audit Committee also held discussions with Internal Audit Department in order to supervise the implementation of internal control system as well as held discussions with Independent Auditor who conducted the audit on the Company’s inancial report.
In performing the said responsibilities, during 2010, the Audit Committee had conducted 14 meetings whereas each meeting was attended by the Chairman and all members with 100% attendance.
The Audit Committee consists of 4 persons:
1. Chairman: Humala Panggabean, Independent Commissioner of the Company (Serving as Chairman of Audit Committee since 2006).
2. Member: Djasman, Independent Commissioner of the Company (Became a member of the Audit Committee since 2010).
3. Member of Accounting and Finance Division:
Drs. Nadarsjah Mahdur, MM, Ak (Joined the Company on 2008).
4. Member of Legal Division: Edi Priyono, SH (Joined the Company on 2008).
CORPORATE SECRETARY
Corporate Secretary is responsible for performing tasks and obligations in accordance with the regulations of Bapepam-LK, Indonesia Stock Exchange, and other related regulations with regard to compliance and disclosure of information. During 2010, Corporate Secretary performed the responsibilities as regulated for public companies such as Annual General Meeting of Shareholders, Public Expose, and submission of required disclosure reports required by the regulations of Bapepam-LK and Indonesia Stock Exchange.
INTERNAL AUDIT
Internal Audit menguji dan melakukan evaluasi pengendalian internal sesuai dengan kebijakan Perseroan selain juga memberikan saran perbaikan serta informasi yang obyektif mengenai pengendalian internal Perseroan.
Perseroan telah menerapkan sistem pengendalian internal sesuai dengan ketentuan J-SOX sejak tahun 2008. Ketentuan J-SOX (undang-undang Financial Instrument and Exchange Law) mulai diwajibkan oleh Japanese Financial Service Agency pada tanggal 1 April 2008. Sesuai dengan ketentuan J-SOX, seluruh perusahaan yang tercatat di Bursa Jepang diwajibkan untuk membuat laporan pengendalian internal yang diaudit oleh pihak auditor eksternal. Hal tersebut juga berlaku untuk perusahaan ailiasinya di luar negeri. Oleh karena itu, Perseroan juga diwajibkan untuk menerapkan J-SOX sebagai perusahaan yang terpenting di antara anak perusahaan Mandom Corporation, Jepang, yang tercatat pada Section 1 Tokyo Stock Exchange.
RISIKO USAHA
Dalam penerapan tata kelola perusahaan, Perseroan juga menjalankan pengendalian risiko yang mungkin dapat berpengaruh terhadap efektivitas dan eisiensi jalannya operasional bisnis yang dapat menghalangi keberhasilan tujuan Perseroan. Oleh karena itu, Perseroan berusaha untuk mengidentiikasi risiko-risiko tersebut sehingga dapat disusun suatu usaha pengendalian risiko.
Pengendalian risiko meliputi langkah-langkah yang diperlukan untuk menghindari risiko atau mengurangi dampak dari risiko. Dengan mengetahui risiko, mengetahui kemungkinan terjadinya, dan menyusun rencana untuk menanganinya, Perseroan akan memiliki peluang yang lebih baik untuk berhasil mencapai tujuan baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Salah satu risiko yang dapat mempengaruhi keberlangsungan usaha Perseroan adalah risiko pengembangan produk karena pengembangan produk adalah awal mata rantai bisnis Perseroan sehingga jika tidak ditangani dengan baik dapat berisiko pada hilangnya keunggulan kompetitif Perseroan di pasar. Oleh karena itu, Perseroan harus aktif melakukan inovasi, memproduksi produk baru dan melakukan renewal secara berkesinambungan. Dengan demikian Perseroan dapat menciptakan pasar dan peluang pertumbuhan dalam memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan yang berubah-ubah serta menghadapi tantangan dari pesaing.
Risiko lain yang tidak kalah penting adalah risiko ketersediaan bahan baku karena jika bahan baku yang diperlukan tidak tersedia di pasar, aktivitas produksi Perseroan dapat terganggu. Oleh karena itu, Perseroan mempunyai sistem pembelian untuk meminimalisir terjadinya risiko dan memastikan bahwa pemasok/ suplier dapat memenuhi spesifkasi material yang dibutuhkan untuk proses produksi.
INTERNAL AUDIT
Internal Audit is responsible for analyzing and evaluating internal control based on the Company’s policy as well as providing improvement suggestions and objective information regarding the Company’s internal control.
The Company has been implementing internal control system based on J-SOX regulations since 2008. The J-SOX regulation (Financial Instrument and Exchange Law) was initially obliged by the Japanese Financial Service Agency on April 1, 2008. In compliance with J-SOX regulation, all listed companies in Japan Stock Exchange are required to compose internal control report which is to be audited by an external auditor. This obligation is also applied to the ailiated companies of overseas. Therefore, the Company is also obliged to implement J-SOX as the most important subsidiary of Mandom Corporation, Japan, listed in Section 1 Tokyo Stock Exchange.
BUSINESS RISKS
In the implementation of corporate governance, the Company also performs control on some risks that may give signiicant efects toward the efectiveness and eiciency of the Company’s business operation which then could afect the achievement of the Company’s targets. Therefore, the Company identiies risks in order to build a risk control system.
Risk control consists of required steps to prevent the risks or minimize the impact of the risks. By identifying the risks, the possibility, and making plans to handle the risks, the Company will have a better opportunity in achieving its short-term and long-term goals.
One of the risks that could afect the Company’s business is the risk of product development because product development is the beginning of the Company’s business chain and unorganized product development could risk on the loss of the Company’s competitive advantage in the market. Therefore, the Company needs to perform active innovation, produce new products, and launch renewal products continuously. As a result, the Company can create a market and growth opportunity in fulilling the needs and wants of the customer which are constantly changing as well as dealing with challenges from the competitors.
Other important risk is risk of raw material’s availability because if required raw materials are not available in the market, the Company’s production activity may be hindered. Therefore, the Company owns a purchasing system to minimize the risk and ensure that the supplier can meet with the raw material’s speciications required for the production process.
Barang yang telah diproduksi dapat berisiko tidak sampai ke tangan konsumen sehingga risiko ketergantungan terhadap distributor juga menjadi isu penting dalam pengendalian risiko. Perseroan mendistribusikan produk-produk untuk pasar domestik melalui 2 distributor dimana salah satu distributor terbesar mendistribusikan sekitar 95,5% dari total penjualan domestik Perseroan. Oleh karena itu, Perseroan selalu membina hubungan baik dengan distributor yang telah dijalin sejak Perseroan berdiri. Beberapa risiko lain yang telah diidentiikasi oleh Perseroan yaitu, risiko konsentrasi aset, risiko transaksi mata uang asing, risiko persaingan usaha, dan risiko persediaan. Dalam pengendalian risiko, Perseroan telah melakukan analisa dan menyusun rencana untuk menanggulangi risiko-risiko tersebut secara memadai.
SUMBER DAYA MANUSIA
Bagi Perseroan, sumber daya manusia (SDM) adalah aset strategis yang akan membawa Perseroan menuju keberhasilan di masa kini maupun masa datang. Oleh karena itu, kegiatan pengembangan SDM di Perseroan difokuskan pada upaya untuk mengembangkan karyawan dari amatir menjadi profesional karena SDM yang profesional dan berkualitas merupakan faktor utama yang akan mendukung pencapaian tersebut.
Kegiatan pengembangan SDM terdiri dari beberapa program yang bertujuan untuk mengembangkan potensi dan karir para karyawan sehingga menjadi SDM yang handal dan mampu mendukung Perseroan di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat.
Di tahun 2010, Perseroan telah mengadakan training dengan berbagai tema seperti Team Leader, Spirit Improvement, selain juga meneruskan program in-house Bahasa Jepang baik untuk kelas dasar maupun lanjutan. Secara general, program-program training
yang diadakan oleh Perseroan bertujuan untuk memberikan dan meningkatkan kemampuan para karyawan tidak hanya dalam segi pelaksanaan tugas kerja masing-masing tapi juga dalam hal kepemimpinan dan kerja tim karena selain skill individual, kemampuan bekerja dalam tim menjadi faktor pendukung utama dalam mencapai keberhasilan Perseroan.
Selain menyelenggarakan program-program training, di tahun 2010 Perseroan juga melaksanakan Career Development Program
(CDP). Program ini dilaksanakan melalui pengklariikasian job value serta perubahan struktur organisasi yang bermuara pada penempatan the right man in the right place.
Finished goods could fail to reach the customer which made the risk of dependency on distributor has also been an important issue in the risk control. The Company distributes products for domestic market through 2 distributors whereas the biggest distributor carries out around 95.5% of the Company’s total domestic sales. Therefore, the Company always maintains a favorable relationship with the distributor of which the relationship has been built since the Company irst established.
The Company manages to identify some other risks such as risk of assets concentration, risk of foreign exchange currency transaction, risk of business competition, and inventory risk. In the risk control system, the Company had carries out analysis and organized plans to overcome the said risks appropriately.
HUMAN RESOURCES
For the Company, human resources is a strategic asset that leads the Company to success for now and in the future. Therefore, human resources’ development activities in the Company are focussed on the eforts to advance the employees from amateur to professional as the professionals and qualiied employees are the main factor that will support the accomplishment of success.
The human resources’ development activities comprises several programs aiming to develop the employees’ potential and career to become experts and able to support the Company in this stif business competition.
In 2010, the Company conducted trainings with various themes such as Team Leader, Spirit Improvement, and also continuing in-house programs of Japanese language course for basic and intermediate levels. In general, the training programs held by the Company are designed to enhance employees’ skills not only in terms of individual performance but also in regards of leadership and team work as the ability to work in a team is the main factor which supports the achievement of the Company’s goals, besides the individual skills.
Other than conducting training programs, in 2010 the Company also implemented Career Development Program (CDP). The program was applied by clarifying job values as well as revising the organization structure that leads to the placement of the right man in the right place.