• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tabel di atas dapat juga disajikan dalam diagram berikut :

0 20 40 60 80 100 120 Jumlah Golongan I Golongan II Golongan III Golongan IV

Badan Lingkungan Hidup

Kota Pariaman 59

c. Jumlah Pegawai Menurut Tingkat Pendidikan

No. Tingkat Pendidikan Jumlah

1 SD 8 orang

2 SLTP 2 orang

3 SLTA& SPP 16 orang

4 D.I -

5 D.III& D.IV 8 orang

6 S1 28 orang

7 S2 2 orang

Jumlah 64 orang

1. Isu-Isu Strategis Badan Lingkungan Hidup Kota Pariaman berdasarkan Tugas pokok dan Fungsi

1. Perkembangan penduduk Kota Pariaman secara perlahan, akan terus menggerakkan status kualifikasi Kota Pariaman sebagai Kota Kecil ke arah Kota Sedang. Pergerakan itu, tentunya akan berimplikasi kepada meningkatnya kebutuhan wilayah terbangun untuk perumahan/permukiman masyarakat itu sendiri, beserta sarana dan prasarana umum penunjang kehidupan masyarakat kota. Status rawan gempa dan tsunami disepanjang Wilayah Barat Pesisir Pantai Kota Pariaman yang pada RTRW Nasional, Propinsi dan Daerah, menjadi pemandu atau pengarah pergerakan pertumbuhan ruang wilayah terbangun ke daerah ketinggian yang dominan berada di Bagian Timur Kota Pariaman sebagaimana halnya yang diharuskan di dalam upaya mitigasi bencana gempa dan tsunami. Daerah Cubadak Mentawai, Sungai Rotan, Padang Birik-Birik, Sikapak, Padusunan dan lokasi-lokasi lainnya di Bagian Timur Kota Pariaman, merupakan contoh wilayah yang telah mengalami perubahan menjadi wilayah terbangun dengan pusat-pusat perumahan dan akan terus berkembang ke lokasi-lokasi lainnya dari tahun ke tahun.

Fenomena perubahan tutupan lahan yang berada dominan di wilayah timur kota menjadi wilayah terbangun, dengan sendirinya akan berdampak kepada beberapa komponen lingkungan hidup kota dimasa mendatang, seperti:

Badan Lingkungan Hidup

Kota Pariaman 60

1. Akan terus menurunnya luasan lahan dengan tutupan vegetasi kayu-kayuan, semak belukar, ataupun sawah dan perladangan, yang secara ekologi berfungsi sebagai tahanan air untuk wilayah hulu dan sekitarnya.

2. Akan terjadi perubahan kooefisien run off lahan (air limpasan) dari wilayah yang memiliki tahanan air menjadi wilayah terbuka, dan ini akan berimplikasi kepada gangguan keseimbangan air tanah dalam kurun waktu jangka panjang, serta dengan sendirinya akan mengancam ketahanan air di daerah, baik dalam prespektif kualitas, kuantitas dan kontinuitas, khususnya pada saat musim kemarau.

3. Penambahan luasan lahan terbuka di wilayah timur, juga diprediksi akan memiliki kontribusi kepada perubahan iklim mikro Kota Pariaman di masa mendatang, yakni mengurangi kelembaban, peningkatan suhu kawasan/panas dan mengurangi kesejukan kota.

4. Gangguan terhadap ketahanan air daerah ini, juga akan sangat mempengaruhi sektor pembangunan kota yang lainnya, seperti: irigasi di sektor pertanian, sistem pembuangan air dan sistem penyediaan air bersih disektor ke-PU an, budidaya ikan tawar pada sektor perikanan, dan sektor-sektor lainnya.

5. Disamping fenomena alih fungsi lahan yang ada, pola pemanfaatan sumber daya pasir, batuan, dan kerikil (sirtukil) di beberapa ruas Batang Mangguang, Batang Mangau dan Batang Piaman, serta di daerah daratan untuk keperluan tanah timbunan (urug) dan bahan baku batu bata, yang tidak berbasis kepada strategi perlindungan dan pengelolaan lingkungan, juga akan memiliki dampak kepada kerusakan DAS (Daerah Aliran Sungai) dalam aspek kualitas, kuantitas dan kontinuitas aliran.

6. Pola atau prespektif pemanfaatan badan air penerima, “dimana sungai sebagai media penerima pembuangan aktifitas yang ada di Kota Pariaman”, seperti: pembuangan air limbah dan sampah, juga akan mampu menambah nilai penurunan kualitas perairan di sungai, dilaut, dan kawasan payau yang dengan sendirinya akan menggangu habitat ekosistem air tawar, pesisir dan laut.

7. Dan beberapa indikasi lainnya yang harus disikapi untuk 5 Tahun mendatang yang menjadi pertimbangan dalam perumusan rencana kerja BLH ke depan adalah sebagai berikut :

1) Belum optimalnya pelaksanaan pengelolaan limbah (air limbah dan sampah) secara terpadu dan sistematis berbasis kawasan atau kelompok, baik untuk aktifitas domestik maupun non domestik, seperti: kawasan pasar, pelayanan kesehatan, bengkel atau tempat pencucian, penginapan dan industri kecil lainnya.

2) Belum optimalnya pelaksanaan kebijakan terhadap perubahan iklim (climate change) dan pemanasan global (global warming) di Kota Pariaman.

3) Belum adanya alternatif pendanaan pembangunan di sektor lingkungan, seperti: CSR dari perusahaan, pendanaan dari swasta, NGO atau LSM dan stakeholder lainnya.

Badan Lingkungan Hidup

Kota Pariaman 61

5) Masih rendahnya kesadaran dan partisipasi aktif masyarakat dalam pemeliharaan lingkungan.

6) Aspek, perencanaan, regulasi dan kelembagaan dalam penerapan peraturan di sektor perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup (PPLHD) yang belum maksimal.

7)

Serta, yang tidak kalah pentingnya adalah keterbatasan sumber daya daerah dalam menunjang pelayanan perkotaan itu sendiri.

Badan Lingkungan Hidup

Kota Pariaman 62

BAB VII PENUTUP

Berdasarkan uraian dari bab-bab diatas dapat disimpulkan bahwa peningkatan kinerja khususnya Badan Lingkungan Hidup dapat dicapai seiring dengan peningkatan sarana dan prasaranan yang lengkap. realisasi belanja Badan Lingkungan Hidup Kota Pariaman sebesar Rp.12.871.101.484,19 atau 92.92% yang anggarannya sebesar Rp.13.852.283.484,80.

Laporan keuangan tahun 2016 mengacu pada undang-undang baru di bidang keuangan, dilaksanakan dengan menggunakan Sistem Informasi Manajemen Keuangan Daerah (SIMDA). Penggunaan sistem ini telah menggunakan double entry sehingga masih membutuhkan pemahaman lebih baik dari segi akuntasi maupun teknologi informasi. Hal ini telah menunjukkan keseriusan Pemerintah Kota Pariaman dalam meningkatkan transaparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah kepada masyarakat.

Dalam pembuatan laporan ini, mungkin tidak sempurna yang diharapkan karena masih banyak kekurangan dan kesalahan. Namun untuk masa yang akan datang kami usahakan lebih baik dari laporan keuangan tahun- tahun sebelumnya.

Semogadengan dibuatnya laporan ini, kinerja Badan Lingkungan Hidup Kota Pariaman lebih transparan dan dapat dipertanggungjawabkan senbagaimana mestinya.

Pariaman, Maret 2017 Pengguna Anggaran

Ir.H SYAIFUL RIZAL.MM Nip: 195707221987031004

Badan Lingkungan Hidup

Kota Pariaman 63

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Neraca BLH Kota Pariaman tahun 2016

Lampiran 2 : Laporan Realisasi Anggaran (LRA)s/d 31 Desember 2016

Lampiran 3 : Persediaan Per 31 Desember 2016

Lampiran 4 : Rekap Barang per 31 Desember 2016

Lampiran 5 : Mutasi Barang per 31 Desember 2016

Lampiran 6 : Buku Inventaris

Lampiran 7 : SK Penghapusan

Lampiran 8 : Piutang Retribusi Sampah

Dokumen terkait