Perkembangan Pengaturan Lembaga Pegadaian Dari Tahun 1961 hingga 2016
Peraturan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 178 Tahun 1961 Tentang Pendirian Perusahaan Negara Pegadaian
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1969 Tentang
Perubahan Bentuk
Perusahaan Negara Pegadaian Menjadi Jawatan Pegadaian
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 103 Tahun 2000 Tentang Perusahaan Umum (Perum) Pegadaian
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2011 Tentang perubahan Bentuk Badan Hukum Perusahaan Umum (Perum) Pegadaian Menjadi Perusahaan Perseroan (Persero)
POJK Nomor 31 /POJK.05/2016 Tentang Usaha Pegadaian.
1. Pengertian Pasal 2
(1) P.N. Pegadaian adalah badan hukum, yang berhak melakukan usaha-usaha berdasarkan Peratura Pemerintah ini.
Perusahaan Umum (PERUM) Pegadaian, yang selanjutnya dalam Peraturan Pemerintah ini disebut Perusahaan, adalah Badan Usaha Milik Negara sebagaimana diatur dalam Undang-undang Nomor 9 Tahun 1969, yang bidang usahanya berada dalam lingkup tugas dan kewenangan Menteri Keuangan, dimana seluruh modalnya dimiliki Negara berupa kekayaan Negara yang dipisahkan dan tidak terbagi atas saham.
Usaha Pergadaian adalah segala usaha menyangkut pemberian pinjaman den jaminan barang bergerak, titipan, jasa taksiran, dan/ jasa lainnya,termasuk ya diselenggarakan berdasar prinsip syariah.
PerusahaanPergadaian ad perusahaan pergadaian sw dan perusahaan pergadai pemerintah yang diatur da diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan
2. Bentuk Badan Hukum Perusahaan Negara Pegadaian Jawatan Pegadaian Perusahaan Umum (Perum) Perusahaan Perseroan (Persero)
perseroan terbatas atau koperasi.
3. Tujuan Pasal 5
Tujuan Perusahaan ialah 1. untuk turut membangun ekonomi nasional dibidang perkreditan
Pasal 7
Maksud dan tujuan Perusahaan adalah : a. turut meningkatkan kesejahteraan masyarakat
Untuk melakukan usaha di bidang gadai dan fidusia, baik secara konvensional maupun syariah, dan jasa lainnya di bidang keuangan sesuai
2. dengan dasar hukum gadai sesuai dengan ekonomi terpimpin,
3.dengan mengutamakan kebutuhan rakyat dan ketenteraman serta kesenangan kerja dalam Perusahaan menuju
masyarakat adil dan makmur materiil dan spirituil
terutama golongan menengah ke bawah melalui penyediaan dana atas dasar hukum gadai, dan jasa di bidang keuangan lainnya berdasarkan ketentuan peraturan perudang-udanganan yang berlaku;
b. menghindarkan masyarakat dari gadai gelap, praktek riba dan pinjaman tidak wajar lainnya.
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan terutama untuk masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah, usaha mikro, usaha kecil, dan usaha menengah, serta optimalisasi
pemanfaatan sumber daya Perseroan dengan
menerapkan prinsip perseroan terbatas.
4. Modal Pasal 7
Modal Perusahaan ialah jumlah selisih dari nilai aktiva dan nilai passiva dari perusahaan milik negarayang dilebur seperti dimaksud dalam pasal 1 dan yang menurut neraca pembukaan sementara yangdilampirkan pada Peraturan Pemerintah ini berjumlah Rp.
4.600.000.000,- (empat miliar enam ratus jutarupiah).
Pasal 10
Modal Perusahaan merupakan kekayaan Negara yang dipisahkan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan tidak terbagi atas saham-saham.
Modal Perusahaan Perseroan (Persero) berasal dari kekayaan Negara yang dipisahkan yang tercatat dalam Perum Pegadaian.
Pasal 4
Jumlah Modal Disetor Perusahaan Pergadaian sebagaimana dimaksud pa ayat (1) ditetapkan paling sedikit:
a. Rp500.000.000,00 (lim ratus juta rupiah), untuk lingkup wilayah usaha kabupaten/kota; atau b. Rp2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus juta rupi untuk lingkup wilayah usa provinsi
berdasarkan jaminan fidusia, pelayanan jasa titipan, pelayanan jasa sertifikasi logam mulia dan batu adi, unit toko emas, dan industri perhiasaan emas serta usaha-usaha lainnya yang dapat menunjang tercapainya maksud dan tujuan Perusahaan
c. melakukan kejasama usaha dengan badan usaha lain; d. membentuk anak Perusahaan;
e. melakukan penyertaan modal dalam badan usaha lain.
termasuk gadai efek; b. penyaluran pinjaman berdasarkan jaminan fidusia c. pelayanan jasa titipan, pelayanan jasa taksiran, sertifikasi dan perdagangan logam mulia serta batu adi. d. jasa transfer uang, jasa transaksi pembayaran, dan jasa
administrasi pinjaman; dan e. optimalisasi sumber daya Perusahaan Perseroan (Persero).
Pergadaian meliputi: a. penyaluran Uang Pinja dengan jaminan berdasar hukum Gadai
b. penyaluran Uang Pinja dengan jaminan berdasar fidusia
c. pelayanan jasa titipan barang berharga
d. pelayanan jasa taksiran. Apabila melakukan usaha harus berdasarkan pr kegiatan lain yang terkait Usaha Perga yang memberikan penda berdasarkan komisi based income) sepa tidak bertentangan de peraturan perunda undangan dibidang keuangan atau kegiatan lain dengan persetujuan Dengan memenuhi pra yang sudah ditent melalui Peraturan ataupun memakai pr syariah.
6. Pimpinan Pasal 8
Perusahaan dipimpin oleh
Direksi, Jumlah anggota Direksi paling banyak 5
suatu Direksi yang terdiri dari seorang Presiden-Direktur dengan dibantu oleh
sebanyak-banyaknya 4 orang Direktur yang bertanggung-jawab atas bidangnya masing-masing.
(lima) orang, dan seorang diantaranya diangkat sebagai Direktur Utama.
7. Ketentuan Pimpinan 1. warga negara Indonesia 2. anggota Direksi tidak boleh ada hubungan keluarga sampai derajat ketiga, baik menurut garis
lurus maupun garis kesamping, termasuk menantu dan ipar, kecuali jika diizinkan oleh Pemerintah. 3. Anggota Direksi tidak boleh merangkap jabatan lain, kecuali dengan izin Menteri. 4. Anggota Direksi diangkat oleh Pemerintah atas usul Menteri untuk selama-lamanya 5 tahun.
Pasal 18
Yang dapat diangkat menjadi anggota Direksi adalah orang perorangan yang :
a. memenuhi kriteria keahlian, integritas,
kepemimpinan, pengalaman dan berkelakukan baik serta memiliki dedikasi untuk mengembangkan usaha guna kemajuan Perusahaan; b. mampu melaksanakan perbuatan hukum dan tidak pernah dinyatakan pailit atau tidak pernah menjadi anggota Direksi atau Komisaris atau Dewan Pengawas yang dinyatakan bersalah
menyebabkan suatu perseroan atau PERUM dinyatakan pailit
c. kewarganegaraan Indonesia.
Direksi diangkat untuk masa jabatan 5 (lima) tahun
pengadilan.
Direksi menentukan kebijaksanaan Perusahaan. Direksi mengurus dan menguasai kekayaan Perusahaan.
Pasal 17
Direksi mengangkat dan memberhentikan pegawai perusahaan menurut peraturan kepegawaian yang disetujui oleh Menteri berdasarkan peraturan pokok kepegawaian yang ditetapkan oleh
Pemerintah
a. memimpin, mengurus dan mengelola Perusahaan sesuai dengan tujuan Perusahaan dengan senantiasa berusaha meningkatkan daya guna dan hasil guna Perusahaan; b. menguasai, memelihara dan mengurus kekayaan Perusahaan;
c. mewakili Perusahaan di dalam dan di luar Pengadilan; d. melaksanakan kebijak pengembangan usaha dalam mengurus Perusahaan yang telah digariskan Menteri Keuangan;
f. menetapkan kebijakan Perusahaan sesuai dengan pedoman kegiatan
operasional yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan; g. menyiapkan Rencana Jangka Panjang serta Rencana Kerja dan Anggaran
Perusahaan; h. mengadakan dan
memelihara pembukuan dan administrasi Perusahaan sesuai dengan kelaziman yang berlaku bagi sutau Perusahaan;
i. menyiapkan strukstur organisasi dan tata kerja Perusahaan lengkap dengan
perincian tugasnya; j. melakukan kerjasama usaha, membentuk anak Perusahaan dan melakukan penyertaan
modal dalam badan usaha lain dengan persetuuan Menteri Keuangan;
k. mengangkat dan
memberhentiankan pegawai Perusahaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang - undangan yang berlaku;
l. menentapkan gaji, pensiun / jaminan hari tua dan dan penghasuiln lain bagi para pegawai Perusahaan serta mengatur semua hal kepegawaian lainnya, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
m. menyiapkan Laporan Tahunan dan laporan berkala. 8. Kepegawaian Direksi mengangkat dan
memberhentikan pegawai perusahaan menurut peraturan kepegawaian yang disetujui oleh Menteri berdasarkan peraturan pokok kepegawaian yang ditetapkan oleh
Penugasan, pengangkatan, penempatan, pemberhentian, kedudukan dan penghargaan kepada pegawai Perusahaan diatur dan ditetapkan oleh Direksi ssesuai dengan ketentuan peraturan
Direksi (Apabila berbada hukum Perusahaanyang didasarkan pada UU NO Tahun 2007)
(DPS adalah bagian dari organ
PerusahaanPergadaianya mempunyai tugas dan fungsi pengawasan terhadap penyelenggaraan kegiata usaha agar sesuai dengan Prinsip Syariah. ) 9. Jatuh tempo Anggaran
Perusahaan
Selambat-lambatnya tiga bulan sebelum tahun buku baru mulai berlaku
Neraca pembukaan Jawatan Pegadaian terhitung mulai tanggal yang akan ditentukan oleh Menteri Keuangan, dibuat oleh Direktur Akuntan Negara dan yang kemudian ditetapkan oleh Menteri Keuangan.
10. Pendirian Dengan nama Perusahaan Negara Pegadaian, selanjutnya disebut P.N. Pegadaian dan berkedudukan di Jakarta
Pendirian Perusahaan Perseroan (Persero) dilakukan oleh Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara.
Pendaftaran dan perijinan secara prosedur tertulis pa Bab II yang secara lengka terlampir dengan melibat OJK secara keseluruhan. Pasal11
(1) Perusahaan Pergadaia yang telah memperoleh i usaha dari OJK wajib melakukan kegiatan usaha paling lama 30 (tigapuluh) Hari sejak tanggal izin usa
ditetapkan.
(2) Perusahaan Pergadaia wajib menyampaikan lapor pelaksanaan kegiatan usa sebagaimana dimaksud pa ayat (1) kepada OJK pali lama 15 (lima belas) Har sejak tanggal dimulainya kegiatan usaha.
11.Pembubaran Pembubaran Perusahaan dan penunjukan likwidaturnya ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah
Pembubaran Perusahaan dan penunjukan likuidaturnya ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
12.Pengawasan Dewan Pengawas, bertugas
untuk melaksanaan pengawasan terhadap pengurusan Perusahaan yang dilakukan oleh direksi dan memberi nasihat kepada direksi dalam melaksanakan kegiatan pengurusan Perusahaan.
Pengawasan terhadap Perusahaan Pergadaian dilakukan oleh OJK dan O berwenang melakukan Pemeriksaan terhadap Perusahaan Pergadaian y berdsakan pada surat dar OJK dengan prosedur ya juga tertulis pada peratur ini.OJK dapat bekerja sa dengan instansi lainya da melaksanakan pengawasa
C. Analisis
Terdapat Privatisasi Pegadaian seiring dengan perkembangan Peraturan tentang Pegadaian, hal ini dapat dilihat dari bentuk hukum dan ketentuan mengenai kepengurusan serta permodalan. Awal terbentuknya, seluruh kegiatan dan kepengurusan serta pengelolan langsung dipusatkan di kepemerintahan. Namun disadari bahwa kegiatan dan kebutuhan akan hukum Gadai makin berkembang serta tuntutan ekonomi Global maka Pemerintah mulai menetapkan Pegadaian bisa didirikan oleh Orang perseorangan tanpa ada campurtangan kepengurusan dari Pemerintah. Hal ini terbukti pada saat ditetapkannya PP No. 103 Tahun 2000 dimana Pegadian berbentu Perusahaan Umum. Saham kepemilikan 51% oleh Negara dan 49% oleh pihak lain. Dari sini dapat dipahami bahwa Pegadian mulai dapat merambah kegiatan usaha bagi orang perseorangan. Hingga dewasa ini dalam POJK NO.31/POJK.05/2016 Pegadian dapat dimiliki dan dikelola oleh pihak swasta karena Pegadaian dapat berupa PT dan Koperasi yang mengacu pada Undang-Undang PT dan Koperasi.
Berkaitan dengan teori badan hukum yang telah dipaparkan, ternyata sesuai dengan kenyataan bahwa Pegadaian merupakan sesuatu yang dianggap nyata seperti manusia yang bisa melakukan perbuatan hukum serta memikul tanggungjawab hukum yang terwujud melalui konstruksi yuridis kepengurusan dari masing-masing perubahan bentuk Pegadaian dari masing-masing peraturan. Dapat disimpulkan bahwa Pegadaian mengacu dari teori tersebut karena Pegadaian merupakan badan hukum yang dibentuk pemerintah yang bertujuan untuk memfasilitasi kebutuhan masyarakat di bidang penyaluran dana melalui hukum gadai. Selain itu, sejak Pegadaian didirikan juga tak luput dari teori Kekayaan Bersama dan Teori ini tercermin pada Pegadaian yang berbadan hukum Koperasi.
Dalam Pasal 33 ayat (4) UUD 1945 mengamanatkan bahwa “Perekonomian nasional diselenggarakan berdasarkan demokrasi ekonomi dengan prinsip keadilan, kebersamaan, efisiensi, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga
keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional”. Hal inilah yang mendasari dibentuknya PP Nomor 178 Tahun 1961, PP NO. 7 Tahun 1969, PP NO. 103 Tahun 2000 dan Peraturan lainnya tentang perubahan bentuk badan hukum Pegadaian di Indonesia. Karakteristik dan pembeda dari masing-masing peraturan mengenai lembaga Pegadaian dapat dilihat dari Jenis Kegiatannya, pada saat Pegadian berbentuk:
I. Perusahaan Negara dan Perusahaan Jawatan: Tidak diatur secara jelas mengenai jenis kegiatan yang dilakukan, namun apabila dilihat dari bagian Menimbang, maka kegiatan yang dilakukan berdasarkan KUHPerdata. Sehingga dapat dipahami bahwa kegiatan mengacu pada asas dan dasar hukum Kitab Undang undang Hukum Perdata tentang Gadai yang termuat pada Pasal 1150-1160 yang mencakup mengenai kegiatan Gadai yaitu penyaluran dana melalui perjanjian.
II. Perusahaan Umum Pegadaian:
a. penyaluran uang pinjaman atas dasar hukum gadai;
b. penyaluran uang pinjaman berdasarkan jaminan fidusia, pelayanan jasa titipan, pelayanan jasa sertifikasi logam mulia dan batu adi, unit toko emas, dan industri perhiasaan emas serta usaha-usaha lainnya yang dapat menunjang tercapainya maksud dan tujuan Perusahaan
c. melakukan kejasama usaha dengan badan usaha lain; d. membentuk anak Perusahaan;
e. melakukan penyertaan modal dalam badan usaha lain. III. Persero Pegadaian :
a. penyaluran pinjaman berdasarkan hukum gadai termasuk gadai efek; b. penyaluran pinjaman berdasarkan jaminan fidusia
d. jasa transfer uang, jasa transaksi pembayaran, dan jasa administrasi pinjaman; dan
e. optimalisasi sumber daya Perusahaan Perseroan (Persero). IV. Perseroan Terbatas & Koperasi Pegadaian :
a. penyaluran Uang Pinjaman dengan jaminan berdasarkan hukum Gadai b. penyaluran Uang Pinjaman dengan jaminan berdasarkan fidusia
c. pelayanan jasa titipan barang berharga
d. pelayanan jasa taksiran. Namun, apabila melakukan usaha lain harus berdasarkan prinsip kegiatan lain yang tidak terkait Usaha Pergadaian yang memberikan pendapatan berdasarkan komisi (fee based income) sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan dibidang jasa keuangan atau kegiatan usaha lain dengan persetujuan OJK. Dengan memenuhi prasarat yang sudah ditentukan melalui Peraturan OJK ataupun memakai prinsip syariah.
Dapat dilihat bahwa yang semula pegadaian menjalankan kegiatan Gadai Pand saja, kini sudah mempunyai varian kegiatan diluar hukum gadai yang ditentukan KUHPerdata. Dapat dilihat bahwa Fidusia mulai eksis di Lembaga Pegadaian di Peraturan Pemerintah Tahun 2000, 2011 dan POJK 2016 sampai saat ini. Pada saat Pegadaian berbentuk Perusahaan Umum, Pegadaian juga melakukan kegiatan kerjasama dengan badan usaha lain serta membentuk anak perusahaan. Hal ini tidak lagi diprioritaskan pada saat Pegadaian berbentuk Persero sehingga kegiatan membentuk anak perusahaan dan kerjasama dengan badan usaha lain dihapuskan dan diperbaharui dengan kegiatan jasa transfer uang, transaksi pembayaran, pinjaman dan lainnya sehingga kegiatan yang dilakukan mirip dengan fungsi lembaga Perbankan denga Fidusia masih dipertahankan. Namun seiring perkembangan, kini pegadaian hanya melayani kegiatan Gadai, Fidusia, Jasa Titipan, dan Jasa Tafsiran. Dapat
dilihat bahwa kini pegadaian tidak telalu banyak mendalami kegiatan perbankan yang sebelumnya menjadi Kegiatan Pokok Pegadaian.
Ketentuan Kepengurusan Pegadaian yang seiring dengan perubahan bentuk badan hukum Pegadaian dari waktu ke waktu, Kepengurusan Lembaga Pegadaian sendiri juga ikut menyesuaikan dari kebutuhan maupun dari regulasi yang ada. Kepengurusan merupakan cerminan dari Teori Organ dalam suatu badan Hukum, dimana Badan hukum itu seperti manusia, menjadi penjelmaan yang benar-benar dalam pergaulan hukum dan memandang badan hukum sebagai suatu yang nyata (reliteit). Menurut teori organ badan hukum merupakan een bestaan, dat hun realiteit dari konstruksi yuridis seolah-olah sebagai manusia yang sesungguhnya dalam lalu lintas hukum yang juga mempunyai kehendak sendiri yang dibentuk melalui alat-alat kelengkapannya yaitu pengurus dan anggotanya dan sebagainya. Pada tahun 1961 dimana Pegadaian berbentuk Perusahaan Negara, kepengurusan berada penuh di tangan Pemerintah (terpusat), dimana dalam pertimbangannya bahwa pada awal berdirinya Pemerintah dapat secara langsung melakukan, mengelola dan mengawasi kegiatan yang dilakukan di Pegadaian sehingga perkembangan Lembaga Pegadaian dapat terus membangun perekonomian Negara di bidang gadai. Pengangkatan Pengurus Pegadaian juga dalam rangka memenuhi persyaratan untuk mendapatkan Izin Usaha Perusahaan Gadai. Kriteria untuk Pengurus antara lain:
1. Warga negara Indonesia
2. Memenuhi persyaratan kemampuan dan kepatutan.
3. Tidak pernah melakukan tindakan tercela dibidang lembaga keuangan 4. Tidak pernah dihukum karena terbukti melakukan tindakan pidana di bidang keuangan dan perekonomian
Dalam Peraturan terkait, beberapa hal tersebut diatas memperhatikan kualitas dari para pengurus Pegadaian selalu diperhatikan dan ditingkatkan sehingga tujuan dari Pegadaian dapat berlangsung. Hal ini juga terkait pada pegadaian yang merupakan lembaga terpercaya yang dikelola untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di bidang Gadai.