• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

7. IP DHCP-SERVER

DHCP merupakan singkatan dari Dynamic Host Configuration Protocol, yaitu suatu program yang memungkinkan pengaturan IP Address di dalam sebuah jaringan dilakukan terpusat di server, sehingga PC Client tidak perlu melakukan konfigurasi IP Addres secara manual,cara settingnya seperti dibawah ini:

/ip dhcp-server

chain=dstnat protocol=udp dst-port=53 action=redirect to-ports=53 chain=dstnat protocol=tcp dst-port=53 action=redirect to-ports=53

Gambar 4.27 Ip dhcp-server pada Router pusat (R4)

4.3. Konfigurasi Komputer Client

Konfigurasi komputer client ini diawali dengan melakukan pengaturan interface yang disediakan, disini komputer client akan terhubung melalui interface eth4 yang telah terpasang pada Router keempat atau R4, interface ini memang dibuat khusus sebagai penghubung antara jaringan global dengan jaringan lokal.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

66

Gambar 4.28 Konfigurasi LAN Propertis

Gambar 4.29 Konfigurasi IP Komputer Client

Gambar 4.30 Lokal area Conection status

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

67

Gambar 4.5, 4.6, 4.7 menjelaskan tentang pengaturan IP address komputer client yang terhubung dengan interface eth4 milik Router keempat(R4).

Untuk memastikan bahwa koneksi terhubung dengan baik atau tidak, maka langkah selanjutnya adalah melakukan pengujian. Pengujian dilakukan dengan cara mengirimkan paket dengan cara melakukan PING.

Gambar 4.31 Ping dari computer client ke eth4 pada Router Keempat(R4) Pada gambar diatas 4.31 menunjukan bahwa pengiriman paket telah berhasil, itu bisa dilihat dari pengiriman paket dengan cara melakukan ping ke IP address 10.134.25.1, dan komputer client dapat dipastikan telah terhubung dengan interface eth4 pada router keempat(R4) karena posisi dari router disini adalah sebagai gateway, maka komputer client diharuskan terhubung dengan router mikrotik tersebut.

Setelah dapat dipastikan bahwa komputer client dapat terhubung dengan Gateway router keempat(R4) maka langkah berikutnya adalah melakukan uji coba dan memastikan apakah komputer client juga dapat terhubung dengan ke tiga

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

68 interfece yang terhubung dengan jalur koneksi internet yang tersedia dalam hal ini adalah Astinet, Lintas, dan Speedy. Uji coba dilakukan dengan cara mengirimkan paket /PING ke IP address yang terhubung dengan jalur internet.

Gambar 4.32 Ping ke IP address Astinet

Gambar 4.33 Ping ke IP address koneksi Lintas

Gambar 4.34 Ping ke IP address koneksi Speedy

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

69

Gambar 4.32, 4.33, dan 4.34 menunjukkan bahwa komputer client telah berhasil terhubung dengan ketiga jalur koneksi internet yang telah tersedia, baik dengan Astinet melalui eth1,Lintas melalui eth2 maupun dengan jalur koneksi Speedy melalui eth3, yang ada pada router keempat(R4) itu bisa dibuktikan dengan cara melakukan pengiriman paket dengan cara melakukan ping.

Dari semua gambar yang ada pada bab 4 ini, dapat disimpulkan bahwa, jika dari client menggunakan interface eth4 pada R4 yaitu dengan alamat IP 10.134.25.1 maka client dapat tehubung dengan internet melalui ketiga jalur internet yang ada, dan jalur utama yang digunakan adalah Astinet.

4.4 Hasil implementasi load balancing

Dalam pembahasan implementasi load balancing ini, sesuai yang dijelaskan pada sub bab 4.3 komputer client terhubung dengan alamat internet melalui jalur/ koneksi yang telah di tentukan pada table routing yang sebelumnya telah dibuat.

Untuk mengetahui apakah pengaturan routing telah berjalan, pada Router Mikrotik, maka ketikkan perintah “ip route print” pada Router keempat (R4).

Gambar 4.35 ip route print dari router 4(R4)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

70 Untuk mengetahui apakah computer client dapat terhubung dengan internet maka dari komputer client perlu dilakukan perintah tracert terhadap ketiga jalur ISP yaitu Astinet, Lintas dan speedy. Yang pertama tracert yang akan dijalankan akan mengunakan jalur Astinet, kemudian dilanjutkan dengan tracert menggunakan jalur koneksi Lintas Arta dan speedy.

Berikut adalah tracert yang pertama dengan menggunakan jalur Astinet, ketikkan “ tracert www.google.com ” tanpa tanda petik di Command Prompt.

Gambar 4.36 tracert www.google.com menggunakan jalur Astinet

Gambar diatas merupakan sebuah aplikasi untuk menelusuri jalur routing, aplikasi ini akan bekerja dengan cara menelusuri jalur routing sampai menemukan domain atau server yg akan dicari. Dalam hal ini aplikasi tracert akan menelusuri jalur routing server google berada. Berikut adalah beberapa penjelasan dari gambar diatas, ada beberapa jalur yang harus dilalui aplikasi tracet ini dalam melakukan penelusuran ke server google.com :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

71

1. IP ini 10.134.25.1 merupakan alamat koneksi Lan dari eth4 pada

Router keempat(R4) .

2. IP 10.134.250.1 merupakan alamat dari eth2 pada Router pertama(R1)

yang tersambung dengan koneksi Astinet.

3. IP 222.124.28.161 alamat IP route dari koneksi Astinet

4. IP 222.124.28.163 adalah alamat IP Public dari Astinet

5. Dst . . . .

6. Sampai menemukan jalur terakhir server google berada pada alamat nx-in-f104.1e100.net atau IP 209.85.175.106

Keterangan diatas menunjukkan bahwa routing load balancing telah berhasil dijalankan, karena dari penelusuran routing telah didapatkan data bahwa aplikasi ini telah menemukan rute yang dicari, tracert telah melalui jalur atau rute yang telah ditentukan. Itu bisa dibuktikan dengan dilewatinya jalur Astinet.

Berikut adalah tracert yang ke dua dengan menggunakan koneksi back up yaitu Koneksi Lintas Arta, tracert kali ini juga sama yaitu menelusuri server google.com.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

72

Gambar 4.37 tracert www.google.com menggunakan jalur koneksi Lintas Arta

Gambar 4.38 tracert www.google.com menggunakan jalur koneksi Speedy

Gambar diatas menunjukan bahwa client telah terkoneksi dengan Speedy,maka telah dibuktikan dengan tracert yang ke tiga dengan menggunakan koneksi back up yaitu Koneksi Speedy, tracert kali ini juga sama yaitu menelusuri server google.com.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

73 4.5 Implementasi OSPF (Open Shor test Path Fir st)

Dalam pengimplemantasian OSPF ini ada beberapa langkah yang harus dilakukan konfigurasi, yaitu :

4.5.1 Konfigurasi Routing OSPF pada setiap r outer

1. Konfigurasi Routing OSPF pada Router 1 (R1)

Pertama kita setting interface caranya seperti dibawah ini :

[admin@Mikrotik] > ip address add address=222.124.28.163/27 interface= Astinet

[admin@Mikrotik] > ip address add address=10.134.250.1/24 interface= R1Rp

Kedua kita setting area routing ospfnya, kareana dengan adanya area routing ospf dapat menjamin agar penyebaran informasi tetap teratur baik, caranya sebgai berikut:

[admin@Mikrotik] > routing ospf area add area-id= 10.134.250.3 name=m1mp

[admin@Mikrotik] > routing ospf network add area=m1mp Network=222.124.28.160/27

admin@Mikrotik] > routing ospf network add area=m1mp Network= 10.134.250.0/24

Gambar 4.39 area ospf pada router 1 (R1)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

74 Dari konfigurasi diatas dijelaskan bahwa setiap area yang ada dalam jaringan Routing OSPF harus terkoneksi dengan sebuah area yang dianggap sebagai backbone area. Backbone area biasanya ditandai dengan penomoran 0.0.0.0 atau sering disebut dengan istilah Area 0,disini Router satu (R1) sebagai Area 1 didalam routing OSPF yang terhubung dengan Area 0/backbone milik Router pusat( R4) yang interface nya diberi nama =m1mp.

2. Konfigurasi Routing OSPF pada Router 2 (R2)

Pertama kita setting interface caranya seperti dibawah ini :

[admin@Mikrotik] > ip address add address=123.231.254.130/29 interface= Lintas

[admin@Mikrotik] > ip address add address=10.134.251.1/24 interface= R2Rp

Kedua kita setting area routing ospfnya, kareana dengan adanya area routing ospf dapat menjamin agar penyebaran informasi tetap teratur baik, caranya sebagai berikut:

[admin@Mikrotik] > routing ospf area add area-id= 10.134.251.3 name=m2mp

[admin@Mikrotik] > routing ospf network add area=m2mp Network= 123.231.254.128/29

[admin@Mikrotik] > routing ospf network add area=m2mp Network=10.134.251.0/24

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

75

Gambar 4.40 terhubungnya router kedua (R2) dengan router Pusat R4

Dari konfigurasi diatas dijelaskan bahwa setiap area yang ada dalam jaringan OSPF harus terkoneksi dengan sebuah area yang dianggap sebagai backbone area. Backbone area biasanya ditandai dengan penomoran 0.0.0.0 atau sering disebut dengan istilah Area 0,disini Router kedua (R2) sebagai Area 2 didalam routing OSPF yang terhubung dengan Area 0/backbone milik Router pusat (R4) yang interface nya diberi nama =m2mp

2. Konfigurasi pada Router 3 (R3)

Pertama kita setting interface caranya seperti dibawah ini :

[admin@Mikrotik] > ip address add address=10.191.10.200/24 interface= Speedy

[admin@Mikrotik] > ip address add address=10.134.252.1/24 interface= R3Rp

Kedua kita setting area routing ospfnya, kareana dengan adanya area routing ospf dapat menjamin agar penyebaran informasi tetap teratur baik, caranya sebgai berikut:

[admin@Mikrotik] > routing ospf area add area-id= 10.134.252.3 name=m3mp

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

76 [admin@Mikrotik] > routing ospf network add area=m3mp

Network= 10.191.10.0/24

[admin@Mikrotik] > routing ospf network add area=m3mp Network= 10.134.252.0/24

Gambar 4.41 terhubungnya router ketiga (R3) dengan router Pusat R4 Dari konfigurasi diatas dijelaskan bahwa setiap area yang ada dalam jaringan OSPF harus terkoneksi dengan sebuah area yang dianggap sebagai backbone area. Backbone area biasanya ditandai dengan penomoran 0.0.0.0 atau sering disebut dengan istilah Area 0,disini Router ketiga (R3) sebagai Area 3 didalam routing OSPF yang terhubung dengan Area 0/backbone milik Router pusat ( R4) yang interface nya diberi nama =m3mp

3. Konfigurasi pada R4

Pertama kita setting interface caranya seperti dibawah ini :

[admin@Mikrotik] > ip address add address=10.134.250.2/24 interface= To-Astinet

[admin@Mikrotik] > ip address add address=10.134.251.2/24 interface= To-Lintas

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

77 [admin@Mikrotik] > ip address add address=10.134.252.2/24 interface= To-Speedy

[admin@Mikrotik] > ip address add address=10.134.25.1/24 interface= Lan

Kedua kita setting area routing ospfnya, kareana dengan adanya area routing ospf dapat menjamin agar penyebaran informasi tetap teratur baik, caranya sebagai berikut:

M1-MP ↔ Routing OSPF ar ea 1

[admin@Mikrotik] > routing ospf area add area-id= 10.134.250.3 name=m1mp

[admin@Mikrotik] > routing ospf network add area=m1mp Network= 10.134.250.0/24

[admin@Mikrotik] > routing ospf network add area=m1mp Network= 10.134.25.0/24

Dari konfigurasi diatas dijelaskan bahwa setiap area yang ada dalam jaringan OSPF harus terkoneksi dengan sebuah area yang dianggap sebagai backbone area, Disini router empat(R4) berperan sebagai Area 0/backbone dan juga router pusat yang menghubungkan routing R1 dengan routing R4 sehingga membentuk area OSPF 1.yang diberi nama:m1mp

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

78

M2-MP ↔ Routing OSPF ar ea 2

[admin@Mikrotik] > routing ospf area add area-id= 10.134.251.3 name=m2mp

[admin@Mikrotik] > routing ospf network add area=m2mp Network= 10.134.251.0/24

[admin@Mikrotik] > routing ospf network add area=m1mp Network= 10.134.25.0/24

Dari konfigurasi diatas dijelaskan bahwa setiap area yang ada dalam jaringan OSPF harus terkoneksi dengan sebuah area yang dianggap sebagai backbone area. Disini router empat (R4) berperan sebagai Area 0/backbone dan juga router pusat yang menghubungkan routing R2 dengan routing R4 sehingga membentuk area OSPF 2.yang diberi nama:m2mp

M3-MP ↔ Routing OSPF ar ea 3

[admin@Mikrotik] > routing ospf area add area-id= 10.134.252.3 name=m3mp

[admin@Mikrotik] > routing ospf network add area=m3mp Network= 10.134.252.0/24

[admin@Mikrotik] > routing ospf network add area=m1mp Network= 10.134.25.0/24

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

79

Dari konfigurasi diatas dijelaskan bahwa setiap area yang ada dalam jaringan OSPF harus terkoneksi dengan sebuah area yang dianggap sebagai backbone area. Disini router empat(R4) berperan sebagai Area 0/backbone dan juga router pusat yang menghubungkan routing R3 dengan routing R4 sehingga membentuk area OSPF 3.yang diberi nama:m3mp

LAN

[admin@Mikrotik] > routing ospf area add area-id= 10.134.25.254 name=Lan

[admin@Mikrotik] > routing ospf network add area=Lan Network= 10.134.25.0/24

s

Gambar 4.42 terhubungnya router Pusat (R4) dengan router R1, R2, R3 dan Lan

Dari konfigurasi diatas dijelaskan bahwa Router pusat (R4) terhubung dengan ketiga Router yaitu R1, R2, R3 dan Lan yang interface nya diberi nama =m1mp,m2mp,m3mp dan Lan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

80 Jika semua konfigurasi pada tiap-tiap router telah dibuat, maka seharusnya implementasi OSPF ini dapat berjalan sesuai dengan apa yg telah dirancang, untuk mengetahui berhasil atau tidaknya dari konfigurasi yang telah dilakukan maka harus dilakukan pembuktian dan uji coba, dima hal tersebut akan dibahas pada bab V.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

81

BAB V

UJ I COBA

5.1 Uji coba Load balancing failover dan OSPF (Open Shor test Path Fir st).

Pada bab ini akan membahas megenai hasil uji coba dari implementasi load balancing fail over dan OSPF (Open Shortest Path First).

Uji coba ini dilakukan pada komputer client yang terhubung dengan Router 4 dimana router ini sebagai pusat yang menghubungkan router 1,2,dan 3 yang masing –masing mempunyai tiga koneksi internet yang berbeda,cara uji cobaya sebagai berikut

1.komputer client disambungkan ke Router pusat,setelah itu mulai dilakukan uji coba dengan cara melakukan ping ke alamat masing- masing Ip address dari jalur Astinet,Lintas Arta dan Speedy.

2. kita akan melakukan uji coba lebih dalam pada computer client dengan menggunakan tracert pada www.google.com, uji coba dilakukan pada ketiga koneksi internet,sehingga kita tau ip koneksi mana yang akan dilalui oleh client.

3.Selanjunya kita akan lakukan uji coba lebih detail dengan cara melakukan request web yang dilakukan oleh komputer client.dengan cara ini kita bisa tau ip dari konkesi mana yang akan diminta.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

82 4.Saat melakukan uji coba load balancing failover kita bisa menggunakan dua cara yang pertama bisa dilakukan dengan cara memutus kabel koneksi ke ISP atau dengan memutus koneksi melalui program remote. Disin saya menggunakan cara yang pertama yaitu dengan memutuskan kabel koneksi router satu (R1) yang terhubng dengan koneksi Astinet,setelah koneksi internet dari Astinet putus maka secara otomatis router mikrotik akan mengarahkan routing internet dari client menuju ke koneksi yang Lain.

5.yang terakhir adalah uji coba OSPF disini kita bisa buktikan dengan Print scrint gambar,mulai dari konfigurasi Router 1, Router 2, Router 3 dan Router 4 dengan gambar hasil print scrint ini kita bisa tau apakah proses pengiriman informasi antar router sudah terjadi dan kita juga bisa melihat saat routing OSPF memilih rute yang terbaik,rute yang tebaik bisa dilihat dengan jumlah cost yang terkecil.

5.1.1 Uji coba Konek si ISP Astinet melalui Komputer Client

Berikut adalah kondisi ketika computer client terkoneksi Astinet . Maka Router Mikrotik akan mengarahkan request internet dari jaringan local menuju koneksi Astinet.

Gambar 5.1 Ping ip address Astinet melalui computer client

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

83 Gambar diatas menunjukkan bahwa pengiriman paket dengan cara melakukan ping ke alamat Ip address jalur Astinet, telah berhasil dilakukan.

Gambar 5.2 Ping ip address ke koneksi Lintas Arta

Gambar diatas menunjukkan bahwa pengiriman paket dengan cara melakukan ping ke alamat Ip address jalur Lintas Arta telah berhasil dilakukan.

Gambar 5.3 Ping ip address ke koneksi Speedy

Gambar 5.1, 5.2 dan 5.3 Menunjukkan bahwa, 3 jalur internet yaitu Astinet,Lintas Arta dan Speedy sudah sama-sama aktif, itu bisa dilihat dan dibuktikan dengan berhasilnya pengiriman paket pada ke ketiga jalur alamat ip tersebut. Perlu diingat bahwa jalur utama yang akan digunakan disini adalah Astinet, sedangkan untuk Lintas Arta dan Speedy digunakan sebagai back up. Jadi selama koneksi Astinet aktif, maka reques dari client/jaringan local akan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

84 diarahkan ke jalur Astinet, dan apabila jalur utama mengalami gangguan atau mati, maka secara otomatis Router Mikrotik akan mengarahkan paket dari client/jaringan local akan diarahkan menuju ke jalur Lintas Arta atau Speedy.

Uji coba selanjutnya adalah melakukan tracert, yang pada bab sebelumnya telah dikatakan bahwa akan menjelaskan lebih dalam mengenai aplikasi tracert.

Gambar 5.4 Tracert Google.com melalui koneksi Astinet

Pada gambar 5.4 menunjukkan bahwa aplikasi tracert yang dijalankan terjadi pada saat jalur Astinet sedang aktif, dari gambar diatas terlihat bahwa aplikasi tracert berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan, itu bisa dilihat dari jalur – jalur yang dilewat oleh aplikasi tracert yang telah dibahas pada bab IV.

Gambar 5.5 Request web client menggunakan Astinet

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

85 Gambar diatas menunjukkan bahwa request web yang dilakukan oleh komputer client menggunakan koneksi Astinet bisa dilihat dari tampilan IP information yaitu 222.124.28.163

5.1.2 Uji coba Konek si ISP Lintas Ar ta melalui Komputer Client

Berikut adalah kondisi ketika computer client terkoneksi Lintas Arta . Maka Router Mikrotik akan mengarahkan request internet dari jaringan local menuju koneksi Lintas Arta.

Gambar 5.6 Tracert Google.com melalui koneksi Lintas Arta

Pada gambar 5.6 menunjukkan bahwa aplikasi tracert yang dijalankan terjadi pada saat jalur Lintas Arta sedang aktif, dari gambar diatas terlihat bahwa aplikasi tracert berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan, itu bisa dilihat dari jalur – jalur yang dilewat oleh aplikasi tracert yang telah dibahas pada bab IV

Gambar 5.7 Request web client menggunakan koneksi Lintas arta

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

86 Gambar diatas menunjukkan bahwa request web yang dilakukan oleh komputer client menggunakan koneksi Lintas Arta bisa dilihat dari tampilan IP information yaitu:123.231.254.130

5.1.3 Uji coba Konek si Speedy melalui Komputer Client

Berikut adalah kondisi ketika computer client terkoneksi Speedy . Maka Router Mikrotik akan mengarahkan request internet dari jaringan local menuju koneksi Speedy.

Gambar 5.8 Tracert Google.com melalui koneksi Speedy

Gambar 5.9 Request web client menggunakan koneksi Speedy

Gambar diatas menunjukkan bahwa request web yang dilakukan oleh komputer client menggunakan koneksi Speedy bisa dilihat dari tampilan IP information yaitu:114.179.57.88

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

87 5.1.4 Ujicoba Load balancing saat koneksi Astinet mati

Pada uji coba ini dilakukan pada saat kondisi koneksi Astinet off, percobaan ini bisa dilakukan dengan dua cara, yang pertama bisa dilakukan dengan cara memutus kabel koneksi ke ISP atau dengan memutus koneksi melalui program remote. Dengan putusnya koneksi Astinet, maka secara otomatis router mikrotik akan mengarahkan routing internet dari client menuju ke koneksi lintas arta.

Gambar 5.10 Tracert Google.com kondisi koneksi Astinet sedang terputus

Gambar 5.11 Tracert Google.com melalui Tiga koneksi

Gambar Tracert diatas dilakukan ketika koneksi Astinet sedang dalam keadaan terputus bisa dilihat pada gambar 5.8,dan juga terlihat bahwa router mikrotik mengarahkan request ke jalur koneksi Lintas arta dan Speedy bisa dilihat pada gambar 5.9.pada saat terkoneksi dengan lintas dapat dibuktikan dengan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

88 perubahan IP addrees 202.152.3.169 dan berikutnya tulisan seperti ini // v144-inring- jktcbrigr2.idola.net.id[202.152.3.112] saat itulah koneksi beralih ke Lintas Arta,setelah itu koneksi Lintas diputus dan secara otomatis pindah kekoneksi Speedy sehingga ada perubahan pada IP address lagi seperti : p15169.sgw.equinik.com[202.79.197.30] setelahh itu Tracert akan menelusuri jalur routing sampai menemukan domain atau server yang dicari, dalam hal ini aplikasi tracet akan menelusuri jalur routing server google berada.dengan ini telah berhasil ujicoba dari load balancing failovernya.

5.1.5 Ujicoba Load balancing Failover saat per alihan Router dengan

Dokumen terkait