• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI LOAD BALANCING MENGGUNAKAN METODE FAILOVER DENGAN ROUTING OSPF (OPEN SHORTEST PATH FIRST) PADA MIKROTIK.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IMPLEMENTASI LOAD BALANCING MENGGUNAKAN METODE FAILOVER DENGAN ROUTING OSPF (OPEN SHORTEST PATH FIRST) PADA MIKROTIK."

Copied!
111
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI LOAD BALANCING

MENGGUNAKAN METODE FAILOVER DENGAN ROUTING

OSPF (OPEN SHORTEST PATH FIRST) PADA MIKROTIK

SKRIPSI

Oleh:

WIBOWO HADI SAPUTRO

0834010264

PROGRAM STUDY TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN”

J AWA TIMUR

2012

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(2)

Judul : Implement asi Load Balancing menggunakan met ode failover dengan rout ing OSPF pada M ikrot ik.

Pembimbing I : Dian Puspit a H.S.Kom.M .Kom Pembimbing II : Abdulah Fadi, S.Kom

Penyusun : Wibow o Hadi Saput ro

i

ABSTRAK

Pada era teknologi sekarang ini, arus informasi bergulir dengan sangat deras. Kecepatan dan ketepatan dalam pengiriman data menjadi dua hal yang sangat penting.Teknologi jaringan sering digunakan untuk melakukan pengiriman data dari satu komputer ke komputer lainnya. Dalam lalu-lintas suatu jaringan, server mempunyai peran yang sangat penting, karena serverlah yang mengatur besar kecilnya jalur tempat para client dalam mengakses server tersebut guna mendapatkan informasi. Apabila sebuah server diakses oleh banyak client, tentunya akan mempunyai beban yang sangat berat, sedangkan kemampuan dari server tersebut terbatas belum juga kita membutuhkan Routing yang baik agar pengiriman data informasi dapat terkirim dengan teratur. Untuk itulah dibuat suatu solusi yang disebut “Load Balancing” untuk memeratakan beban server kepada server yang lain.

Open Shortest Path First (OSPF) adalah sebuah Routing protokol standar terbuka yang telah di implementasikan oleh sejumlah besar vendor jaringan. OSPF bekerja dengan sebuah algoritma yang disebut Spf (shortest path first) atau Dijkstra. Teknologi yang digunakan oleh routing protokol ini adalah teknologi link-state yang memang didesain untuk bekerja dengan sangat efisien dalam proses pengiriman update informasi rute.Cara mengupdate itu secara Triggered update, maksudnya tidak semua informasi yg ada di router akan dikirim seluruhnya ke router-router yang lainya, tetapi hanya informasi yang berubah/bertambah/berkurang saja yang akan di kirim ke semua router dalam 1 area,sehingga mengefektifkan dan mengefisienkan bandwidth yang ada.

Kata Kunci: Load Balancing Failover, routing OSPF, Mikrotik

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(3)

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa

yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penyusunan laporan

ini dapat diselesaikan.

Laporan ini disusun untuk Tugas Akhir saya, dengan judul

“IMPLEMENTASI LOAD BALANCING MENGGUNAKAN METODE

FAILOVER DENGAN ROUTING OSPF PADA MIKROTIK”

Ucapan terima kasih saya sampaikan juga ke berbagai pihak yang turut

membantu memperlancar penyelesaian Tugas Akhir ini, yaitu kepada:

1. Kedua orang tua saya masing-masing, ibu yang banyak memberikan Doa,

Kasih Sayang, Cinta, Kesabaran sejak kami dalam kandungan serta

bimbingan, dan semangat sampai saya menjadi sekarang ini, terima kasih

banyak untuk semuanya dan terima kasih karena selalu menjadi orang tua

dan teman yang baik buat saya. Kepada Ayah yang selalu men-support saya

agar selalu bersemangat dan meraih cita-cita.. terima kasih Ayah…

semangatmu akan membuahkan hasil untuk masa depan saya..

2. Prof.Dr.Ir. Teguh Sudarto, MP Selaku Rektor Universitas Pembangunan

Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3. Bapak Ir. Sutiyono, MT Selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri UPN

“Veteran” Jawa Timur

4. Ibu Dr.Ir. Ni Ketut Sari, MT Selaku Kepala Jurusan Teknik Informatika. FTI,

UPN “Veteran” Jawa Timur.

5. Ibu Dian Puspita H.S.Kom.M.Kom dan Abdulah Fadil,S.Kom selaku

pembimbing, yang telah sabar dan arif dalam membimbing dan memberikan

nasehat kepada kami.

6. Bapak Abdulah Fadil,S.Kom yang selalu mendampingi saya serta banyak

membantu selama pengerjaan Tugas Akhir Ini ini. Mohon maaf bila ada

tindakan maupun perkataan kami yang kurang berkenan dihati bapak dan

terima kasih banyak atas saran, nasehat, dan ilmu yang diberikan kepada kami,

semoga bermanfaat dimasa yang akan datang. Amin…

7. Bapak Achmad Junaidi S.Kom dan Bapak Kafi Ramadhani Borut S.Kom yang

telah banyak membantu saya selama pengerjaan Tugas Akir ini.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(4)

iii

8. Buat Teman – teman libsink yang memberikan semangat dan hiburan,terutama

Sky octadiasyah saya ucapkan banyak terima kasih,,,

9. Buat Mz Aris, Faim, Juni, Iir dan my Best Prend Ucup terima kasih telah

membantu saya disini.. ur all the best

10. Buat teman-teman genk mandor dan kos”an terutama Mz Dian, Ali tanpa

bantuan kalian saya bukan apa-apa.

Demikianlah laporan ini disusun semoga bermanfaat, sekian dan terima

kasih.

Surabaya, 21 Maret 2011

Penulis

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(5)

iv DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ……… i

KATA PENGANTAR ……… ii

DAFTAR ISI ……… iv

DAFTAR GAMBAR ……… viii

DAFTAR TABEL……… Xii BAB I: PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ……….. 1

1.2 Perumusan Masalah …….………. 4

1.3. Batasan Masalah ………... 4

1.4 Tujuan Tugas Akhir ………... 4

1.5 Manfaat Tugas Akhir ……… 4

1.6 Sistematika Penulisan ………... 5

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Teori ………... 7

2.1.1 Load Balancing……… ……… 7

2.1.2 Load Balancing Failover ………..… 10

2.1.3 OSPF (Open Shortest Path First)……….. ………… 11

2.1.4 Jenis Media yang digunakan dalam OSPF………. 13

2.2 Protocol Hello OSPF ……… ……. 15

2.2.1 Tahapan OSPF pada saat dijalankan ………. 16

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(6)

v

2.2.2 Tipe-Tipe Router OSPF ……… 21

2.2.3 jenis-jenis area dalam OSPF ………. 24

2.2.4 TIPE Paket OSPF ………... 27

2.3 Pengertian Mikrotik Router Os ………. 33

2.3.1 Jenis – Jenis Mikrotik ………. 33

2.3.2 Fitur – Fitur Mikrotik ……… 33

BAB III:

PERANCANGAN

DAN

METODE TUGAS AKHIR

3.1 Perancangan Sistem………..………. 37

3.2 Hardware jaringan computer………... 37

3.2.1Peralatan jaringan……… 38

3.2.2 Perancangan proses load balancing failover …… 39

3.2.3 Perancangan topologi Jaringan load balancing…. 41 3.2.4 Aktifitas diagram Perancangan topologi Jaringan load balancing ……….. 40

3.2.5 Aktifitas diagram Perancangan topologi Jaringan load balancing failover..……… 42

3.3 Perancangan sistem dan konfigurasi OSPF………. 43

3.3.1 Aktifitas diagram Perancangan system Dan konfigurasi OSPF………. 44

3.3.2 Tabel perancangan sistem interface pada setiap Router.……….. … 46

3.3.3 Perancangan konfigurasi Router-router OSPF… 46

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(7)

vi

BAB IV: HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Implementasi Load Balancing Failover dan OSPF …….. 49

4.2 Konfigurasi Router Mikrotik ………. 50

4.2.1 Konfigurasi interface Router Mikrotik ………. 50

4.2.2 Konfigurasi Load Balancing Failover

pada router Mikrotik ………….………. 54

4.3 Konfigurasi Komputer Client ………. 65

4.4 Hasil implementasi load balancing……….. 69

4.5 Implementasi OSPF (Open Shortest Path First)……….. 73

4.5.1 Konfigurasi dan OSPF routing pada

setiap router……….. . 73

BAB V:

UJI COBA

5.1 Uji coba Load balancing failover dan OSPF (Open

Shortest Path First) .………. 81

5.1.1 Uji coba Koneksi ISP Astinet melalui

Komputer Client ……….…….. 82

5.1.2 Uji coba Koneksi ISP Lintas Arta melalui

komputer Client………... 85

5.1.3 Uji coba Koneksi ISP Lintas Arta melalui

komputer Client ……. ……….. 86

5.1.4 Ujicoba Load balancing saat koneksi Astinet mati 87

5.1.5 Ujicoba Load balancing Failover saat peralihan

Router dengan menggunakan perhitungan waktu 88

5.2 Uji oba OSPF (Open Shortest Path First)………. 89

5.2.1 Hasil Uji coba konfigurasi

OSPF Pada R1……….. 89

5.2.2 Hasil Uji coba konfigurasi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(8)

vii

OSPF pada R2 ………. 92

5.2.3 Hasil Uji coba konfigurasi

OSPF pada R3……….. 96

5.2.4 Hasil Uji coba konfigurasi

OSPF pada R4……… 99

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ……… 103

5.2 Saran ………. 104

DAFTAR PUSTAKA ……….. 105

LAMPIRAN

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(9)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belaka ng

Pada era teknologi sekarang ini, arus informasi bergulir dengan sangat

deras. Kecepatan dan ketepatan dalam pengiriman data menjadi dua hal yang

sangat penting. Teknologi jaringan sering digunakan untuk melakukan pengiriman

data dari satu komputer ke komputer lainnya. Dalam lalu-lintas suatu jaringan,

server mempunyai peran yang sangat penting, karena serverlah yang mengatur

besar kecilnya jalur tempat para client dalam mengakses server tersebut guna

mendapatkan informasi. Apabila sebuah server diakses oleh banyak client,

tentunya akan mempunyai beban yang sangat berat, sedangkan kemampuan dari

server tersebut terbatas. Untuk itulah dibuat suatu solusi yang disebut “Load

Balancing” untuk memeratakan beban server kepada server yang lain

Internet berasal dari kata Interconnection Networking yang secara bahasa

bermakna jaringan yang saling berhubungan, disebut demikian karena internet

merupakan jaringan komputer-komputer diseluruh dunia yang saling berhubungan

dengan bantuan jalur telekomunikasi. Perkembangan internet saat ini semakin

pesat serta banyak muncul beberapa tekhnologi untuk Menggunakan internet, kita

bisa menikmati berbagai macam fasilitas Jika ingin mencari informasi tentang

sesuatu, Google.com mungkin adalah kata pertama yang diketik dibrowser. Untuk

tersambung ke jaringan internet, pengguna harus menggunakan layanan khusus

yang disebut ISP (Internet Service Provider). Media yang umum digunakan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(10)

2

adalah melalui telepon (dikenal sebagai PPP, Point to Point Protocol). Pengguna

memanfaatkan komputer yang dilengkapi dengan modem (modulator and

demodulator) untuk melakukan dial-up ke server milik ISP. Begitu tersambung

ke server ISP,pengguna sudah bisa mengakses jaringan internet. Biasanya masalah

yang timbul dalam berinternet adalah seringkali koneksi internet tersendat bahkan

terputus, padahal kita sebagai pengguna menginginkan koneksi internet yang

lancar.Untuk menunjang keinginan koneksi yang tidak terputus, tentu kita harus

memiliki 3 provider. ISP 1 digunakan sebagai koneksi utama dan ISP 2, ISP 3

digunakan sebagai koneksi cadangan. Salah satu solusi yang dapat digunakan

untuk tetap menjaga kualitas koneksi internet adalah dengan menggunakan

metode Failover. Pengetahuan tentang Failover pada dasarnya adalah dimana

jika kondisi link pada suatu jaringan terputus, maka link akan diarahkan ke jalur

lain secara otomatis .

Tujuan dibangunnya suatu jaringan komputer adalah membawa informasi

secara tepat dan tanpa adanya kesalahan dari sisi pengirim (transmitter) menuju ke

sisi penerima (receiver) melalui media komunikasi. Manfaat yang didapat dalam

membangun jaringan komputer, yaitu sharing resources bertujuan agar seluruh

program, peralatan atau peripheral lainnya dapat dimanfaatkan oleh setiap orang

yang ada pada jaringan komputer tanpa terpengaruh oleh lokasi maupun pengaruh

dari pemakai.

Untuk menghubungkan dua jaringan yang lain, kadang-kadang

memerlukan suatu rute yang panjang ataupun pendek. Tidak jarang pula satu

koneksi memiliki lebih dari satu rute untuk satu tujuan tertentu. Untuk

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(11)

3

memudahkannya maka dari itulah digunakan dynamic routing karena router

tersebut memilki keunggulan dalam maintenance jaringan dengan skala yang luas

dibandingkan dengan statik routing. Ada beberapa Jenis protokol routing yang

memiliki sifat link-state ada dua macam, yaitu OSPF (Open shortest Path First)

dan IS-IS (intermediate system to intermediate system).

OSPF didesain untuk bekerja dengan sangat efisien dalam proses

pengiriman update informasi rute. Setiap router yang menjalankan OSPF

menyimpan peta jaringan dan menghitung jarak terpendek ke semua tujuan di

jaringan berdasarkan peta tersebut dan dapat memilih jalur routing yang memiliki

nilai cost matrik yang paling kecil. Pemakaian router OSPF pada suatu jaringan

dapat membuat penggunaan bandwith menjadi lebih efisien, lebih cepat, serta

sistem penyebaran informasinya menjadi lebih teratur. Hal ini membuat routing

protokol OSPF menjadi sangat cocok untuk terus dikembangkan menjadi network

berskala besar.Berdasarkan dari uraian latar belakang tersebut, maka pada riset

tugas akhir ini akan dilakukan pembuktian dalam pengukuran waktu uptime pada

jaringan yang menggunakan routing OSPF, apakah memang lebih cepat atau tidak

bila dibandingakan dengan jaringan tanpa menggunakan routing OSPF,dan juga

akan menggabungkan dengan loadbalancing yang menggunakan metode failover.

Sebelumnya judul tugas akhir ini sudah ada tetapi hanya membuat system

perancangan simulasi dan pembangunan topologi jaringan di UPN Jatim agar dapat

mendukung kinerja dari protokol OSPF (Open Shortest Path First) kemudian ditambahkan dengan Load balancing menggunakan metode failover implementasi secara

real.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(12)

4

1.2 Rumusan Masalah

Berangkat dari latar belakang diatas adapun rumusan masalah yang akan dibahas

dalam tugas akhir ini adalah :

1. Bagaimana cara mengimplementasikan Loadbalancing failover yang

menggunakan 3 jalur koneksi internet yang berbeda pada router

mikrotik.

2. Bagaimana cara menjalankan routing OSPF pada router jaringan

komputer yang menggunakan 4 mikrotik.

1.3 Batasan Masalah

Untuk menghindari pembahasan menjadi terlalu luas, maka penulis perlu

membatasinya.Adapun batasan masalah dalam Tugas Akhir ini adalah:

a. Pengerjaan dilakukan hanya pada lingkungan jaringan komputer LAN

b. Hanya mengimplementasikan Load balancing failover

c. Mengimplementasikan Routing OSPF dalam jaringan internal

d. Routing OSPF hanya menggunakan media Point-to-Multipoint

1.4 Tujuan Tugas Akhir

Adapun Tujuan Dari Pembuatan Tugas Akhir ini antara lain :

1. Mempelajari dan memahami load balancing dengan menggunakan

metode Failover

2. Mengetahui cara routing OSPF

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(13)

5

1.5 Manfaat Tugas Akhir

Manfaat yang didapat dari tugas akhir ini adalah sebagai berikut :

a. Mendapatkan hasil yang maksimal dari penggunaan 3 jalur (ISP)

koneksi internet yang ada.

b. Dengan mengunakan metode failover, jika router satu mati bisa

dialihkan ke Router yang lainya.

c. Karena OSPF menggunakan konsep hirarki routing maka penyebaran informasinya menjadi lebih teratur dan tersegmentasi, tidak menyebar ke sana ke mari dengan sembarangan.

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan Tugas Akhir (TA) ini akan membantu mengarahkan

penulisan laporan agar tidak menyimpang dari batasan masalah yang dijadikan

sebagai acuan atau kerangka penulisan dalam mencapai tujuan penulisan laporan

-Tugas Akhir (TA) sesuai dengan apa yang diharapkan.

Laporan Tugas Akhir (TA) ini terbagi dalam VI bab yaitu:

BAB I: PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang gambaran umum tentang latar belakang masalah,

perumusan masalah, batasan masalah, tujuan, manfaat dan sistematika

penulisan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(14)

6

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

Berisi tentang dasar ilmu, pengertian–pengertian dasar dan teori–teori

penunjang yang berhubungan dengan masalah yang akan dibahas dalam

tugas akhir (TA) ini sebagai landasan bagi pemecahan yang diusulkan.

BAB III: METODE TUGAS AKHIR

Pada bab ini akan menjelaskan secara lebih mendalam mengenai

Loadbalancing dengan metode failover pada jaringan Lan

BAB IV: IMPLEMENTASI SISTEM

Pada bab ini akan menjelaskan proses implementasi system dan beberapa

hasil konfigurasi-konfigurasi OSPF yang berjalan pada rouer mikrotik.

BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN

Berisi tentang kesimpulan yang di peroleh dari hasil pengana-lisaan data

dari bab-bab sebelumnya. Dimana berisi tentang saran-saran yang

diharapkan dapat bermanfaat dan dapat membangun serta

mengembang-kan isi laporan terebut sesuai dengan tujuan penulisan Laporan Tugas

Akhir (TA).

BAB VI: PENUTUP

Berisi daftar pustaka dan lampiran-lampiran lain yang berfungsi untuk

melengkapi uraian yang disajikan dalam bagian utama laporan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(15)

7

BAB II

TINJ AUAN PUSTAKA

2.1 Dasar Teor i

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka ada

beberapa dasar teori yang akan kami sampaiakan sebagai berikut:

2.1.1 Load balancing

Proses load balancing sebenarnya merupakan proses pembagian beban yang

dapat diciptakan dengan berbagai cara dan metode. Proses ini tidak dapat

dilakukan oleh sebuah perangkat tertentu atau sebuah software khusus saja. Cukup

banyak cara dan pilihan untuk mendapatkan jaringan yang dilengkapi dengan

sistem load balancing. Cara kerja dan prosesnya pun berbeda-beda satu dengan

yang lainnya. Namun, cara yang paling umum dan banyak digunakan adalah

dengan mengandalkan konsep Virtual server atau Virtual IP.

Dalam sistem load balancing, proses pembagian bebannya memiliki teknik

dan algoritma tersendiri. Pada perangkat load balancing yang kompleks biasanya

disediakan bermacam-macam algoritma pembagian beban ini. Sebenarnya ada

satu cara mudah untuk mencapainya dengan menggunakan yang namanya

balance. Sebelumnya kita bahas dahulu sedikit mengenai konsep Clustering.

Secara prinsip, clustering mempunyai 2 buah pendekatan:

a. High Availability (Failover), adalah bila satu server gagal melayani service

tertentu, maka tugas server tersebut otomatis akan dilempar ke server lainnya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(16)

8

b. High throughput (Per formance), disini yang diinginkan adalah performance

yang tinggi yang dicapai dengan “membagi2″ tugas yang ada ke sekumpulan

server.

Tujuannya adalah untuk menyesuaikan pembagian beban dengan karakteristik

dari server-server yang ada di belakangnya. Pada kesempatan ini penulis hanya

akan membahas penerapan load balancing dengan metode failover.

Untuk membuat load balancing menggunakan metode fail over kita

membutuhkan 4 buah router atau mikrotik dimana tiga buah router bertindak

sebagai server dan satu router lagi bertindak sebagai pusat router. Terdapat tiga

buah router,router satu bertindak sebagai server 1,router dua bertindak sebagai

server 2 dan router tiga bertindak sebagai server 3 Ke ketiga server menggunakan

mikrotik sedangkan untuk client bebas boleh menggunakan sitem operasi yang

lain.

Gambar 2.1 Contoh Topologi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(17)

9

Secara Umum, algoritma algoritma pembagian beban yang banyak

digunakan saat ini adalah :

1. Round robin

Algoritma round robin merupakan algoritma yang paling sederhana dan

paling banyak digunakan oleh perangkat load balancing. Algoritma ini

membagi beban secara bergiliran dan berurutan dari satu server ke server

yang lain hingga membentuk putaran.

2. Ratio

Ratio (rasio) merupakan sebuah parameter yang diberikan untuk masing –

masing server yang akan dimasukkan kedalam sistem load balancing.dari

parameter ratio ini,akan dilakaukan pembagian beban terhadap server –

server yang diberikan ratio. Server dengan ratio terbesar akan diberi beban

besar, begitu juga dengan rasio kecil akan lebih sedikit diberi beban.

3.Fastest

Algoritma yang satu ini melakukan pembagian beban dengan

mengutamakan server – server yang memiliki respon paling cepat. Server

didalam jaringan yang memilki respon paling cepat merupakan server yang

akan mengambil beban pada saat permintaan masuk.

4. Least Connection

Algoritma Least Connection akan memberikan beban berdasarkan

banyaknya koneksi yang sedang dilayani oleh sebuah server. Server dengan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(18)

10

pelayanan koneksi yang paling sedikit akan diberikan beban yang berikutnya

akan masuk.

2.1.2 Load Balancing failover

Teknik atau metode ini sebenarnya tidak jauh berbeda dengan teknik load

balancing itu sendiri, teknik failover ini sering digunakan di

perusahaan-perusahaan besar yang memiliki fleksibilitas yang tinggi. teknik ini akan berfungsi

jika memiliki 2 link Internet atau lebih. beda seperti load balancing, teknik

failover ini hanya menjalankan satu link saja sebagai main link yang akan

digunakan untuk user.

Berikut adalah prinsip kerja teknik failover load balancing :

1. Jika main-link atau ISP 1 sedang down atau sedang melakukan maintenance

dadakan, router mikrotik akan menjalankan script dan memindahkan routing

aslinya. Yang asalnya routing ke ISP 1 di pindah otomatis ke ISP 2 dan routing ke

ISP 1 di disable sementara sampai ISP 1 normal kembali.

2. Jika backup-link atau ISP 2 sedang down seperti no. 2 dan ISP 1 sedang normal

maka routing akan dikembalikan ke main-link dan routing di ISP 2 di disable

sementara

3. Jika semua link mati maka semua mati juga... dan jika salah satu link sudah up

maka secara otomatis routing akan diPindah ke link ISP yang sedang UP.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(19)

11

2.1.3 OSPF (Open Shor test Path Fir st) :

OSPF merupakan sebuah routing protokol berjenis IGP yang hanya dapat

bekerja dalam jaringan internal suatu ogranisasi atau perusahaan. Jaringan internal

maksudnya adalah jaringan dimana user masih memiliki hak untuk menggunakan,

mengatur, dan memodifikasinya. Atau dengan kata lain, user masih memiliki hak

administrasi terhadap jaringan tersebut. Jika user sudah tidak memiliki hak untuk

menggunakan dan mengaturnya,maka jaringan tersebut dapat dikategorikan

sebagai jaringan eksternal. Selain itu, OSPF juga merupakan routing protokol

yang berstandar terbuka. Maksudnya adalah routing protokol ini bukan ciptaan

dari vendor manapun. Dengan demikian, siapapun dapat menggunakannya,

perangkat manapun dapat kompatibel dengannya, dan dimanapun routing protokol

ini dapat diimplementasikan

OSPF merupakan routing protokol yang menggunakan konsep hirarki routing,

artinya OSPF membagi-bagi jaringan menjadi beberapa tingkatan.

Tingkatan-tingkatan ini diwujudkan dengan menggunakan sistem pengelompokan area.

Dengan menggunakan konsep hirarki routing ini sistem penyebaran informasinya

menjadi lebih teratur dan tersegmentasi, tidak menyebar ke sana kemari dengan

sembarangan. Efek dari keteraturan distribusi routing ini adalah jaringan yang

penggunaan bandwidth-nya lebih efisien, lebih cepat mencapai konvergensi, dan

lebih presisi dalam menentukan rute-rute terbaik menuju ke sebuah lokasi.OSPF

merupakan salah satu routing protocol yang selalu berusaha untuk bekerja

demikian.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(20)

12

Teknologi yang digunakan oleh routing protokol ini adalah teknologi link-state

yang memang didesain untuk bekerja dengan sangat efisien dalam proses

pengiriman update informasi rute.Hal ini membuat routing protokol OSPF

menjadi sangat cocok untuk terus dikembangkan menjadi network berskala besar.

Pengguna OSPF biasanya adalah para administrator jaringan berskala sedang

sampai besar. Jaringan dengan jumlah router lebih dari sepuluh buah, dengan

banyak lokasi-lokasi remote yang perlu juga dijangkau dari pusat, dengan jumlah

pengguna jaringan lebih dari lima ratus perangkat komputer, mungkin sudah layak

menggunakan routing protocol ini.

OSPF Membentuk Hubungan dengan Router Lain

Untuk memulai semua aktivitas OSPF dalam menjalankan pertukaran informasi

routing, hal pertama yang harus dilakukannya adalah membentuk sebuah

komunikasi dengan para router lain. Router lain yang berhubungan langsung atau

yang berada di dalam satu jaringan dengan router OSPF tersebut disebut dengan

neighbour router atau router tetangga.Langkah pertama yang harus dilakukan

sebuah router OSPF adalah harus membentuk hubungan dengan neighbour router.

Router OSPF mempunyai sebuah mekanisme untuk dapat menemukan router

tetangganya dan dapat membuka hubungan. Mekanisme tersebut disebut dengan

istilah Hello protocol.Dalam membentuk hubungan dengan tetangganya, router

OSPF akan mengirimkan sebuah paket berukuran kecil secara periodik ke dalam

jaringan atau ke sebuah perangkat yang terhubung langsung dengannya. Paket

kecil tersebut dinamai dengan istilah Hello packet ada kondisi standar, Hello

packet dikirimkan berkala setiap 10 detik sekali (dalam media broadcast

multiaccess) dan 30 detik sekali dalam media Point-to-Point. Hello packet

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(21)

13

berisikan informasi seputar pernak-pernik yang ada pada router pengirim. Hello

packet pada umumnya dikirim dengan menggunakan multicast address untuk

menuju ke semua router yang menjalankan OSPF (IP multicast 224.0.0.5). Semua

router yang menjalankan OSPF pasti akan mendengarkan protokol hello ini dan

juga akan mengirimkan hello packet-nya secara berkala. Cara kerja dari Hello

protocol dan pembentukan neighbour router terdiri dari beberapa jenis, tergantung

dari jenis media di mana router OSPF berjalan.

2.1.4 J enis -jenis media yang digunakan OSPF

1.Broadcast Multiaccess

Media jenis ini adalah media yang banyak terdapat dalam jaringan lokal atau LAN

seperti misalnya ethernet, FDDI, dan token ring. Dalam kondisi media seperti ini,

OSPF akan mengirimkan traffic multicast dalam pencarian router-router

neighbour-nya. Namun ada yang unik dalam proses pada media ini, yaitu akan

terpilih dua buah router yang berfungsi sebagai Designated Router (DR) dan

Backup Designated Router (BDR).

2.Point-to-Point

Teknologi Point-to-Point digunakan pada kondisi di mana hanya ada satu router

lain yang terkoneksi langsung dengan sebuah perangkat router. Contoh dari

teknologi ini misalnya link serial. Dalam kondisi Point-to-Point ini, router OSPF

tidak perlu membuat Designated Router dan Back-up-nya karena hanya ada satu

router yang perlu dijadikan sebagai neighbour.Dalam proses pencarian neighbour

ini, router OSPF juga akan melakukan pengiriman Hello packet dan pesan-pesan

lainnya menggunakan alamat multicast bernama AllSPF Routers 224.0.0.5.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(22)

14

3.Point-to-Multipoint

Media jenis ini adalah media yang memiliki satu interface yang

menghubungkannya dengan banyak tujuan. Jaringan-jaringan yang ada di

bawahnya dianggap sebagai serangkaian jaringan Point-to-Point yang saling

terkoneksi langsung ke perangkat utamanya. Pesan-pesan routing protocol OSPF

akan direplikasikan ke seluruh jaringan Point-to-Point tersebut.Pada jaringan jenis

ini, traffic OSPF juga dikirimkan menggunakan alamat IP multicast.Tetapi yang

membedakannya dengan media berjenis broadcast multi-access adalah tidak

adanya pemilihan Designated dan Backup Designated Router karena sifatnya yang

tidak meneruskan broadcast.

4.Nonbroadcast Multiaccess (NBMA)

Media berjenis Nonbroadcast multi-access ini secara fisik merupakan sebuah

serial line biasa yang sering ditemui pada media jenis Point-to-Point. Namun

secara faktanya, media ini dapat menyediakan koneksi ke banyak tujuan, tidak

hanya ke satu titik saja. Contoh dari media ini adalah X.25 dan frame relay yang

sudah sangat terkenal dalam menyediakan solusi bagi kantor-kantor yang

terpencar lokasinya. Di dalam penggunaan media ini pun dikenal dua jenis

penggunaan, yaitu jaringan partial mesh dan fully mesh.OSPF melihat media jenis

ini sebagai media broadcast multiaccess. Namun pada kenyataannya, media ini

tidak bisa meneruskan broadcast ke titik-titik yang ada di dalamnya.Maka dari itu

untuk penerapan OSPF dalam media ini, dibutuhkan konfigurasi DR dan BDR

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(23)

15

yang dilakukan secara manual. Setelah DR dan BDR terpilih, router DR akan

mengenerateLSA untuk seluruh jaringan.Dalam media jenis ini yang menjadi DR

dan BDR adalah router yang memiliki koneksi langsung ke seluruh router

tetangganya. Semua traffic yang dikirimkan dari router-router neighbour akan

direplikasikan oleh DR dan BDR untuk masing-masing router dan dikirim dengan

menggunakan alamat unicast atau seperti layaknya proses OSPF pada media

Point-to-Point.

2.2 Protocol Hello OSPF

Router OSPF mempunyai sebuah mekanisme untuk dapat menemukan router

tetangganya dan dapat membuka hubungan. Mekanisme tersebut disebut dengan

istilah Hello protocol.Setiap router yang baru bergabung ke jaringan, pertama

sekali yang ia lakukan adalah mencari tahu siapa tetangganya. Hal ini

diperolehnya dengan mendengarkan pesan Hello.Setiap router yang aktif

dijaringan secara periodik akan melakukan multicast pesan Hello pada sebuah

jaringan multi akses (misalnya, sebuah LAN Ethemet atau LAN

Token-Ring)untuk members tahu kepada router-router yang lain bahwa ia sedang aktif. la

mengirimkan pesan Hello ke mitra-mitra nya yang dihubungkan oleh link-link

titik ke titik untuk memeriksa apakah tetangga tetangganya ini berada dalam

keadaan aktif Pesan Hello ini berisi daftar dari tetangga-tetangga yang Hello-nya

telah didengar oleh pengirim pesan tersebut.Cara ini Juga dapat dipergunakan oleh

setiap router yang telah mengirimkan pesan Hello ke jaringan untuk mengetahui

apakah pesannya telah didengar dengan baik oleh router lain.Pada jaringan multi

akses, pesan Hello ini juga digunakan untuk memilih sebuah designated router,

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(24)

16

yang bertanggung jawab untuk memperbaharui informasi masing-masing

tetangganya dengan informasi topologi jaringan yang terbaru.

2.2.1 Tahapan OSPF pada saat dijalankan

1.Membentuk Adjacency Router

Adjacency router arti harafiahnya adalah router yang bersebelahan atau yang

terdekat. Jadi proses pertama dari router OSPF ini adalah menghubungkan diri

dan saling berkomunikasi dengan para router terdekat atau neighbour router.

Untuk dapat membuka komunikasi, Hello protocol akan bekerja dengan

mengirimkan Hello packet. Namun apa yang akan terjadi jika semua router

menjadi adjacent router? Tentu komunikasi OSPF akan meramaikan jaringan.

Bandwidth jaringan Anda menjadi tidak efisien terpakai karena jatah untuk data

yang sesungguhnya ingin lewat di dalamnya akan berkurang. Untuk itu pada

jaringan broadcast multiaccess akan terjadi lagi sebuah proses pemilihan router

yang menjabat sebagai “juru bicara” bagi router-router lainnya. Router juru bicara

ini sering disebut dengan istilah Designated Router. Selain router juru bicara,

disediakan juga back-up untuk router juru bicara ini. Router ini disebut dengan

istilah Backup Designated Router.Langkah berikutnya adalah proses pemilihan

DR dan BDR, jika memang diperlukan.

2. Memilih DR dan BDR (jika diperlukan)

Dalam jaringan broadcast multiaccess, DR dan BDR sangatlah diperlukan. DR

dan BDR akan menjadi pusat komunikasi seputar informasi OSPF dalam jaringan

tersebut. Semua paket pesan yang ada dalam proses OSPF akan disebarkan oleh

DR dan BDR. Maka itu, pemilihan DR dan BDR menjadi proses yang sangat

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(25)

17

kritikal. Sesuai dengan namanya, BDR merupakan “Shadow” dari DR. Artinya

BDR tidak akan digunakan sampai masalah terjadi pada router DR. Ketika router

DR bermasalah, maka posisi juru bicara akan langsung diambil oleh router BDR.

Sehingga perpindahan posisi juru bicara akan berlangsung dengan Smooth.Router

dengan nilai Priority tertinggi akan menang dalam pemilihan dan langsung

menjadi DR. Router dengan nilai Priority di urutan kedua akan dipilih menjadi

BDR. Status DR dan BDR ini tidak akan berubah sampai salah satunya tidak

dapat berfungsi baik, meskipun ada router lain yang baru bergabung dalam

jaringan dengan nilai Priority-nya lebih tinggi.

3. Mengumpulkan State-state dalam Jaringan

Setelah memilih DR dan BDR, maka router-router yang tergabung dalam OSPF

akan memiliki informasi state yang lengkap dan penuh dalam database statenya.

Fase ini disebut dengan istilah Full state. Sampai fase ini proses awal OSPF sudah

selesai, namun database state tidak bisa digunakan untuk proses forwarding data.

Maka dari itu, router akan memasuki langkah selanjutnya, yaitu memilih rute-rute

terbaik menuju ke suatu lokasi yang ada dalam database state tersebut

4. Memilih Rute Terbaik untuk Digunakan

Setelah informasi seluruh jaringan berada dalam database, maka kini saatnya

untuk memilih rute terbaik untuk dimasukkan ke dalam routing table. Jika sebuah

rute telah masuk ke dalam routing table, maka rute tersebut akan terus digunakan.

Untuk memilih rute-rute terbaik, parameter yang digunakan oleh OSPF adalah

Cost. Metrik Cost biasanya akan menggambarkan seberapa dekat dan cepatnya

sebuah rute. Router OSPF akan menghitung semua cost yang ada dan akan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(26)

18

menjalankan algoritma Shortest Path First untuk memilih rute terbaiknya. Setelah

selesai, maka rute tersebut langsung dimasukkan dalam routing table dan siap

digunakan untuk forwarding data.

5. Menjaga Informasi Routing Tetap Upto-date

Ketika sebuah rute sudah masuk ke dalam routing table, router tersebut harus juga

me-maintain state database-nya. Hal ini bertujuan kalau ada sebuah rute yang

sudah tidak valid,maka router harus tahu dan tidak boleh lagi

menggunakannya.Ketika ada perubahan link-state dalam jaringan, OSPF router

akan melakukan flooding terhadap perubahan ini. Tujuannya adalah agar seluruh

router dalam jaringan mengetahui perubahan tersebut.Sampai di sini semua proses

OSPF akan terus berulang-ulang. Mekanisme seperti ini membuat informasi

rute-rute yang ada dalam jaringan terdistribusi dengan baik, terpilih dengan baik dan

dapat digunakan dengan baik pula.

6. Menjaga Informasi Routing Tetap Upto-date

Ketika sebuah rute sudah masuk ke dalam routing table, router tersebut harus juga

me-maintain state database-nya. Hal ini bertujuan kalau ada sebuah rute yang

sudah tidak valid,maka router harus tahu dan tidak boleh lagi

menggunakannya.Ketika ada perubahan link-state dalam jaringan, OSPF router

akan melakukan flooding terhadap perubahan ini. Tujuannya adalah agar seluruh

router dalam jaringan mengetahui perubahan tersebut.Sampai di sini semua proses

OSPF akan terus berulang-ulang. Mekanisme seperti ini membuat informasi

rute-rute yang ada dalam jaringan terdistribusi dengan baik, terpilih dengan baik dan

dapat digunakan dengan baik pula.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(27)

19

Tahapan Dalam Membentuk Adjacency

Pada saat baru pertama ON, router OSPF tidak tahu apapun tentang tetangganya,

router akan mulai mengirimkan paket Hello ke seluruh interface jaringan untuk

memperkenalkan dirinya.Jika router yang baru ON ini menerima paket hello yang

menyimpan informasi tentang dirinya maka router ini dapat saling berhubungan

dua arah dengan router pengirim hello,Default nilai hello pada broadcast

multi-access adalah 10 detik dan 40 detik jika tidak ada respon akan mati, dan pada

NBMA hello 30 detik dan akan mati pada 120 detik jika tidak terdapat respon.

1. Down: router tidak dapat hello packet dari router manapun.

2. Attempt: router mengirimkan hello packet tetapi belum mendapat respon, hanya

ada pada tipe NT non broadcast multi-access (NBMA) dan tidak ada respon dari

router lain.

3. Init: router mendapatkan hello packet dari router lain, tetapi belum terbentuk

hubungan yang bidirectional (2 way).

4 dua way: pada tahap ini hubungan antar router sudah bi-directional, untuk NT

broadcastDR & BDR nya akan melanjutkan ke tahap full, router non DR & BDR

akan melanjutkan Full hanya dengan DR & BDR saja.

5. Exstart: terjadi pemilihan Master dan Slave, master adalah router yang memiliki

router id tertinggi.

6. Exchange: terjadi pertukaran Database Descriptor (DBD) paket DBD ini

digambarkandari topologi DB router, proses dimulai oleh master.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(28)

20

7. Loading: router akan memeriksa DBD dari router lain dan apabila ada entry

yang tidak diketahui maka router akan mengira link state request (LSR) , LSR

akan dibales dengan link state state ACK dan link state reply, diakhir tahap ini

semua router yangdi adjacent memiliki topologi DB yang sama.

8. Full: masing-masing router sudah membentuk hubungan yang adjancent.

9.Pemilihan DR & BDR.Dalam jaringan multi akses router-router akan memilih

DR (designated router) dan BDR (Backup designated router) dan berusaha

adjencent dengan kedua router tersebut.Ø Pemilihan terhadap tipe network multi

access (broadcast & non broadcast)Ø Pemilihan dilakukan berdasarkan nilai ;

Ø Router Priority.

Ø Router ID.

Ø Router priority diset per interface nilainya 0-255.Ø Router (config-if)# IP OSPF

priority [0-255].

Ø Router mempunyai priority 0 tidak akan menjadi DR/BDR, statusnya

DROTHER, semakin besar priority semakin besar kemungkinan dipilih menjadi

BR (Priority paling tinggi) dan BDR (kedua paling tinggi / slave).

Ø Setting nya oleh administratornya, sesuai yang mana dulu routernya UP.

Ø By default nilai router priority untuk semua router adalah ;

Ø Apabila priority router sama maka yang digunakan untuk menentukan DR/BDR

adalahRouter ID.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(29)

21

Ø Pada tiap NT non broadcast (ex : Frame Relay) router yang menjadi DR adalah

router yang memiliki link ke semua router yang lain (mutipoint) Jika terjadi DR &

BDR mati makarouter-router akan mengadakan pemilihan untuk menggantikan

router yang mati tersebut. Proses floading adalah router dengan paket LSA harus

meneruskan paket ke semua jaringan,dan memasukkan informasi LSA dalam

databasenya , jika paket data yang diterima tidak baru maka akan di drop, disebut

floading karena seolah-olah membanjiri jaringan dengan LSA (link state

advertisement) Setiap kali BD linkstate router berubah, router kembali perlu

menghitung rute terbaik dan membentuk table routing terbaru, dengan biaya

terendah dan shortest path terpendek.

2.2.2 Tipe-Tipe Router OSPF

Seperti telah Anda ketahui, OSPF menggunakan konsep area dalam menjamin

agar penyebaran informasi tetap teratur baik. Dengan adanya sistem area-area ini,

OSPF membedakan lagi tipe-tipe router yang berada di dalam jaringannya.

Tipe-tipe router inidikategorikan berdasarkan letak dan perannya dalam jaringan OSPF

yang terdiri dari lebih dari satu area. Di mana letak sebuah router dalam jaringan

OSPF juga sangat berpengaruh terhadap fungsinya. Jadi dengan demikian, selain

menunjukkan lokasi di mana router tersebut berada, nama-nama tipe router ini

juga akan menunjukkan fungsinya. Berikut ini adalah beberapa tipe router OSPF

berdasarkan letaknya dan juga sekaligus fungsinya:

Ø Internal Router

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(30)

22

Router yang digolongkan sebagai internal router adalah router-router yang berada

dalam satuarea yang sama. Router-router dalam area yang sama akan menanggap

router lain yang ada dalam area tersebut adalah internal router. Internal router

tidak memiliki koneksi-koneksi dengan area lain, sehingga fungsinya hanya

memberikan dan menerima informasi dari dan kedalam area tersebut. Tugas

internal router adalah me-maintain database topologi dan routing table yang

akurat untuk setiap subnet yang ada dalam areanya. Router jenis ini melakukan

flooding LSA informasi yang dimilikinya ini hanya kepada router lain yang

dianggapnya sebagai internal router.

Ø Backbone Router

Salah satu peraturan yang diterapkan dalam routing protokol OSPF adalah setiap

area yangada dalam jaringan OSPF harus terkoneksi dengan sebuah area yang

dianggap sebagai backbone area. Backbone area biasanya ditandai dengan

penomoran 0.0.0.0 atau sering disebut dengan istilah Area 0. Router-router yang

sepenuhnya berada di dalam Area 0 ini,disebarkan ke router-router lain yang

menjadi neighbour dari router tersebut.setelah dinamai dengan istilah backbone

router memiliki semua informasi topologi dan routing yang ada didalam jaringan

OSPF tersebut.

Ø Area Border Router (ABR)

Sesuai dengan istilah yang ada di dalam namanya “Border”, router yang tergolong

dalam jenis ini adalah router yang bertindak sebagai penghubung atau perbatasan.

Yang dihubungkan oleh router jenis ini adalah area-area yang ada dalam jaringan

OSPF. Namun karena adanya konsep backbone area dalam OSPF, maka tugas

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(31)

23

ABR hanyalah melakukan penyatuan antara Area 0 dengan area-area lainnya. Jadi

di dalam sebuah router ABR terdapat koneksi ke dua area berbeda, satu koneksi

ke area 0 dan satu lagi ke area lain. Router ABR menyimpan dan menjaga

informasi setiap area yang terkoneksi dengannya. Tugasnya juga adalah

menyebarkan informasi tersebut ke masing-masing areanya. Namun, penyebaran

informasi ini dilakukan dengan menggunakan LSA khusus yang isinya adalah

summarization dari setiap segment IP yang ada dalam jaringan tersebut. Dengan

adanya summary update ini,maka proses pertukaran informasi routing ini tidak

terlalu memakan banyak resource processing dari router dan juga tidak memakan

banyak bandwidth hanya untuk update ini.

Ø Autonomous System Boundary Router (ASBR)

Sekelompok router yang membentuk jaringan yang masih berada dalam satu hak

administrasi, satu kepemilikan, satu kepentingan, dan dikonfigurasi menggunakan

policy yang sama, dalam dunia jaringan komunikasi data sering disebut dengan

istilah Autonomous System (AS). Biasanya dalam satu AS, router-router di

dalamnya dapat bebas berkomunikasi dan memberikan informasi. Umumnya,

routing protocol yang digunakan untuk bertukar informasi routing adalah sama

pada semua router di dalamnya. Jika menggunakan OSPF,maka semuanya tentu

juga menggunakan OSPF.Namun, ada kasus-kasus di mana sebuah segmen

jaringan tidak memungkinkan untuk menggunakan OSPF sebagai routing

protokolnya. Misalkan kemampuan router yang tidak memadai, atau kekurangan

sumber daya manusia yang paham akan OSPF, dan banyak lagi.Oleh sebab itu,

untuk segmen ini digunakanlah routing protocol IGP (Interior Gateway Protocol)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(32)

24

lain seperti misalnya RIP. Karena menggunakan routing protocol lain, maka oleh

jaringan OSPF segmen jaringan ini dianggap sebagai AS lain.

Untuk melayani kepentingan ini, OSPF sudah menyiapkan satu tipe router yang

memiliki kemampuan ini. OSPF mengategorikan router yang menjalankan dua

routing protokol didalamnya, yaitu OSPF dengan routing protokol IGP lainnya

seperti misalnya RIP, IGRP,EIGRP, dan IS-IS, kemudian keduanya dapat saling

bertukar informasi routing, disebut sebagai Autonomous System Border Router

(ASBR).Router ASBR dapat diletakkan di mana saja dalam jaringan, namun yang

pasti router tersebut haruslah menjadi anggota dari Area 0-nya OSPF. Hal ini

dikarenakan data yang meninggalkan jaringan OSPF juga dianggap sebagai

meninggalkan sebuah area. Karena adanya peraturan OSPF yang mengharuskan

setiap area terkoneksi ke backbone area, maka ASBR harus diletakkan di dalam

backbone area.

(Sumber referensi:Reina.

http://sinichireina.wordpress.com/2008/11/01/ospf-routing-protokol-untuk-jaringan-lokal/, 07 Febuari 2012, 23.25 WIB)

2.2.3 jenis-jenis ar ea dalam OSPF:

Setelah membagi-bagi jaringan menjadi bersistem area dan membagi router-router

didalamnya menjadi beberapa jenis berdasarkan posisinya dalam sebuah area,

OSPF masih membagi lagi jenis-jenis area yang ada di dalamnya. Jenis-jenis area

OSPF ini menunjukkandi mana area tersebut berada dan bagaimana karakteristik

area tersebut dalam jaringan.Berikut ini adalah jenis-jenis area dalam OSPF:

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(33)

25

Ø Backbone Area

Backbone area adalah area tempat bertemunya seluruh area-area lain yang ada

dalam jaringanOSPF. Area ini sering ditandai dengan angka 0 atau disebut Area 0.

Area ini dapat dilewati oleh semua tipe LSA kecuali LSA tipe 7 yang sudah pasti

akan ditransfer menjadi LSA tipe 5 oleh ABR.

Ø Standar Area

Area jenis ini merupakan area-area lain selain area 0 dan tanpa disertai dengan

konfigurasi apapun. Maksudnya area ini tidak dimodifikasi macam-macam.

Semua router yang ada dalam area ini akan mengetahui informasi Link State yang

sama karena mereka semua akan saling membentuk adjacent dan saling bertukar

informasi secara langsung. Dengan demikian, semua router yang ada dalam area

ini akan memiliki topology database yang sama, namun routing table-nya

mungkin saja berbeda.

Ø Stub Area

Stub dalam arti harafiahnya adalah ujung atau sisi paling akhir. Istilah ini memang

digunakan dalam jaringan OSPF untuk menjuluki sebuah area atau lebih yang

letaknya berada paling ujung dan tidak ada cabang-cabangnya lagi. Stub area

merupakan area tanpa jalan lain lagi untuk dapat menuju ke jaringan dengan

segmen lain. Area jenis ini memiliki karakteristik tidak menerima LSA tipe 4 dan

5. Artinya adalah area jenis ini tidak menerima paket LSA yang berasal dari area

lain yang dihantarkan oleh router ABR dan tidak menerima paket LSA yang

berasal dari routing protokol lain yang keluar dari router ASBR (LSA tipe 4 dan

5). Jadi dengan kata lain, router ini hanya menerima informasi dari router-router

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(34)

26

lain yang berada dalam satu area, tidak ada informasi routing baru di router.

Namun, yang menjadi pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana area jenis ini

dapat berkomunikasi dengan dunia luar kalau tidak ada informasi routing yang

dapat diterimanya dari dunia luar. Jawabannya adalah dengan menggunakan

default route yang akan bertugas menerima dan meneruskan semua informasi

yang ingin keluar dari area tersebut. Dengan default route, maka seluruh traffic

tidak akan dibuang ke mana-mana kecuali ke segmen jaringan di mana IP default

route tersebut berada.

Ø Totally Stub Area

Mendengar namanya saja, mungkin Anda sudah bisa menangkap artinya bahwa

area jenis ini adalah stub area yang lebih diperketat lagi perbatasannya. Totally

stub area tidak akan pernah menerima informasi routing apapun dari jaringan di

luar jaringan mereka. Area ini akan memblokir LSA tipe 3, 4, dan 5 sehingga

tidak ada informasi yang dapat masuk ke area ini.Area jenis ini juga sama dengan

stub area, yaitu mengandalkan default route untuk dapa tmenjangkau dunia luar.

Ø Not So Stubby Area (NSSA)

Stub tetapi tidak terlalu stub, itu adalah arti harafiahnya dari area jenis ini.

Maksudnya adalah sebuah stub area yang masih memiliki kemampuan spesial,

tidak seperti stub area biasa.Kemampuan spesial ini adalah router ini masih tetap

mendapatkan informasi routing namun tidak semuanya. Informasi routing yang

didapat oleh area jenis ini adalah hanya external route yang diterimanya bukan

dari backbone area. Maksudnya adalah router ini masih dapat menerima informasi

yang berasal dari segmen jaringan lain di bawahnya yang tidak terkoneksi ke

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(35)

27

backbone area. Misalnya Anda memiliki sebuah area yang terdiri dari tiga buah

router. Salah satu router terkoneksi dengan backbone area dan koneksinya hanya

berjumlah satu buah saja. Area ini sudah dapat disebut sebagai stub area. Namun

nyatanya, area ini memiliki satu segmen jaringan lain yang menjalankan routing

protokol RIP misalnya. Jika Anda masih mengonfigurasi area ini sebagai Stub

area, maka area ini tidak menerima informasi routing yang berasal dari jaringan

RIP. Namun konfigurasilah dengan NSSA, maka area ini bisa mengenali segmen

jaringan yang dilayani RIP.

2.2.4 TIPE Pak et OSPF

1. Hello – Paket hello digunakan untuk membangun dan memelihara adjacency

dengan router OSPF lainnya.

2. DBD – Database Description (DBD) berisi daftar-daftar dari database link state

router pengirim dan digunakan oleh router penerima untuk memeriksa dan

dibandingkan dengan database link state local.

3. LSR – Receiving Routers kemudian bisa meminta informasi lebih lanjut

tentang isi didalam DBD dengan mengirim Link-State Request (LSR)

4. LSU – Link State Update (LSU) paket digunakan untuk mereply ke LSRs serta

mengumumkan informasi baru. LSUs berisi tujuh jenis Link-State Advertisements

(LSAs)yang berbeda.

5. LSAck – Ketika sebuah LSU diterima, router mengirim sebuah Link-state

Acknowledgement (LSAck) sebagai konfirmasi penerimaan LSU.

Algoritma OSPF

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(36)

28

Setiap router OSPF menjaga sebuah link-state database berisi LSAs ( Link-state

advertisement ) yang diterima dari semua router yang lain. Satu kali router

menerima semua LSAs dan membuat local link-state databasenya, OSPF

menggunakan algoritma Dijkstra shortest path first (SPF) untuk membuat pohon

SPF. Pohon SPF kemudian digunakan untuk membuat tabel IP routing yang berisi

daftar jalan yang terbaik menuju setiap jaringan.

Pada OSPF memiliki 3 table di dalam router :

1.Routing table.

2.Adjecency database.

3.Topological database

Penjelasan :

1. Routing table : Routing table biasa juga dipanggil sebagai Forwarding database

Database ini berisi the lowest cost utk mencapai router2/network2 lainnya. Setiap

router mempunyai Routing table yang berbeda-beda.

2. Adjecency database : Database ini berisi semua router tetangganya. Setiap

router mempunyai Adjecency database yang berbeda-beda.

3. Topological database : Database ini berisi seluruh informasi tentang router yang

berada dalam satu networknya/areanya.

Cara Menggunakan OSPF

Router(config)#router ospf process-id

Router(config-router)#network address wildcard-mask area area-id

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(37)

29

Penjelasan sedikit tentang command diatas.process-id itu bisa digunakan antara

nomor1 dan65,535. Nah yang wildcard-mask itu caranya adalah membalikkan

subnet-mask. ex:subnet-mask = 255.255.255.0 lalu wildcard-mask = 0.0.0.255.

area-id itu dapat digunakan dari angka 0 to 65,535. Dalam OSPF setidaknya kita

harus punya area 0. area 0 sering disebut sebagai backbone.dan setiap area2

lainnya yang ingin dibuat harus terkoneksi ke area 0. Bilarouter tersebut dalam

ruang lingkup backbone, maka area-id nya harus 0.

Cara Setting OSPF Priority di Interface

Router(config)#interface fastethernet 0/0

Router(config-if)#ip ospf priority 0-255

Cara tersebut utuk membuat interface dipilih menjadi DR, tapi ingat. priority

terbesar lah yang akan dipilih menjadi DR dan priorty ke 2 yg akan dipilih

menjadi BDR. Klo interface tidak disetting priority, berarti interface memiliki

priority yg default atau priority = 1.

Verifying OSPF Configuration

Router#show ip protocol

Router#show ip route

Router#show ip ospf interface

Router#show ip ospf

Router#show ip ospf neighbor detail

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(38)

30

Router#show ip ospf

Database Keuntungan menggunakan OSPF

• Speed of convergence

• Support for Variable Length Subnet Mask (VLSM)

• Network size

• Path selection

• Grouping of members

Menggunakan routing OSPF sebagai pengendali informasi – informasi routing

suatu network sangat menguntungkan untuk diterapkan. pemakaian ospf dapat

dimanage sehingga membentuk beberapa area kerja routing, hal ini akan sangat

membantu dalam hal penanganan informasi yang diterima oleh masing– masing

router dalam area kerja tersebut.Penyebaran packet – packet informasi routing

akan teratur karena tiap – tiap area ospf memiliki sistem managemen tersendiri

agar informasi yang ada tidak keluar ataupun masuk ke area lain begitu saja.Area

ospf dapat dikategorikan menjadi dua bagian yakni single area network dan

multiple area.Sebelum penjelasan mengenai single dan multiple area saya

memberikan sedikit penjelasan tentang area backbone pada ospf. Area backbone

sering disebut sebagai area 0 merupakan inti area routing pada ospf. Untuk area

ini harus dimiliki oleh suatu network yang mana menerapkan sistem area routing

ospf. Area 0 ini akan menjadi pusat koneksi antara router – router yang akan

memperkenalkan informasi tabel routing kepada router – router

tetangga(neighbor).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(39)

31

Dengan area 0 tesebut akan mengkomunikasikan area – area yang ada pada

network ospf yang disebut nonzero area yakni area – area yang terdapat disekitar

area 0 dan terkoneksidengan area 0. Kembali pada pembahasan single dan

multiple area network. Single area network merupakan routing ospf yang hanya

memiliki satu area network saja dan biasanya digunakan untuk area yang kecil hal

ini diisebabkan karena jumlah router yang ada pada area network tersebut terbatas

atau sedikit. Ketika menggunakan single area ini maka seluruh informasi

routingakan disebar /floodedke tiap – tiap router pada area tersebut.Single area ini

dapat diidentifikasi denga angka antara 0 sampai 4,294,967,295hal ini

dimaksutkan untuk memudahkan pengenalan terhadap suatu area

Gambar 2.2 Single Area OSPF Network

Biasanya untuk pemakaian area routing ospf normalnya menggunakan multiple

area. Ketikamemakai single area tidak memakai sistem summarization,Akan

tetapi dengan multiplearea akan mengijinkan sistem hirarki dan scalable suatu

network design .Menerapkan multiple area network ini area 0 harus diterapkan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(40)

32

pada area tersebut serta harus terkoneksi. Area 0 akan berperan sebagai jembatan

penyeberangan informasi– informasirouting ke area – area lainnya (nonzero area).

Gambar 2.3 Multiple Area OSPF Network

Masing – masing router pada gambar 2.2 saling terhubung ke area 0 dan

terkoneksi dengan baik, sehingga area – area lainnya dapat bertukar informasi.

Router – router tersebut tidak dikonfigurasikan menjadi paling utama, akan tetapi

interface – interface router akan yang diutamakan dalam konfigurasi area – area

network. Hal ini akan membuat area – area disekitar area 0 akan terkoneksi

melalui salah satu interface pada router yang ada pada area 0.Seperti pada gambar

diatas salah satu router memiliki interface yang terkoneksi ke area 51 dan

interface lain terhubung ke area 0 maka akan terjadi koneksi antara 51 dengan

area 0 melalui interface – interface tersebut.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(41)

33

2.3 Pengertian Mikrotik Router Os

Mikrotik RouterOS, Merupakan Sistem operasi Linux base yang

diperuntukkan sebagai network router.Di desain untuk memberikan kemudahan

bagi penggunanya.

Administrasinya bisa dilakukan melalui Windows Application (Winbox).

Selain itu instalasi dapat dilakukan pada Standart komputer PC (Personal

Computer). PC yang akan dijadikan router mikrotik pun tidak

memerlukanresource yang cukup besar untuk penggunaan standart, misalnya

hanya sebagai gateway. untuk keperluan beban yang besar (network yang

kompleks,routing yang rumit) disarankan untuk mempertimbangkan pemilihan

resource PC yang memadai...

2.3.1 J enis – J enis Mikrotik

1. Mikrotik RouterOS yang berbentuk software yang dapat di download di

www.mikrotik.com. Dapat di install pada komputer Rumahan (PC).

2. BUILT-IN Hardware Mikrotik dalam bentuk perangkat keras yang khusus

dikemas dalam board router yang didalamnya sudah terinstal Mikrotik RouterOS.

2.3.2 Fitur – Fitur Mikrotik

1. Address List: Pengelompokkan IP address berdasarkan Nama

2. Asynchronous : Mendukung serial PPP dial-in / Dial-out, dengan otentikasi

CHAP, PAP, MSCHAPv1 dan MSCHAPv2, Radius, dial on deman, Modem pool

hingga 128 port.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(42)

34

3. Bonding: Mendukung dalam pengkombinasian beberapa interface ethernet ke

dalam 1 pipa pada koneksi cepat.

4. Bridge: Mendukung fungsi spinning tree, multiple bridge interface, bridging

firewall ing.

5. Data Rate Management: Qos berbasis HTB dengan penggunaan burst, PCQ,

RED, SFQ, FIFO, Queue,CIR, MIR, Limit antar per to peer.

6. DHCP: Mendukung DHCP tiap antarmuka;DHCP Relay;DHCP Client,

Multiple network DHCP;static dan dynamic DHCP leased.

7. Firewall dan NAT : Mendukung pemfilteran koneksi peer to peer, source NAT

dan destination NAT. Mampu memfilter berdasarkan MAC, IP address, Range

port,protokol IP, pemilihan opsi protokol seperti ICMP, TCP Flags dan MS.

8. Hotspot: Hotspot gateway dengan otentikasi RADIUS. Mendukung limit data

rate, SSL, HTTPS.

9. IPSec : Protokol AH dan ESP untuk IPSec; MODP DiffieHellman Groups 1, 2,

5;MD5 dan algoritma SHA1 hashing; algoritmaenkripsi menggunakan DES,

3DES, AES-128,AES-192,AES-256;Perfect Forwarding Secresy (PFS) MODP

groups 1, 2, 5.dll\

(Sumber referensi http://www.mikrotik.com/testdocs/ros/2.9/refman2.9.pdf, 07

Febuari 2012, 23.25 WIB)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(43)

37

BAB III

PERANCANGAN DAN METODE TUGAS AKHIR

3.1 Perancangan Sistem

Dengan adanya perancangan system ini bertujuan untuk gambaran sistem dengan

diagram infrastruktur yang akan dibuat serta pengaturan system, device dan routing beserta

policy yang diatur sesuai kebutuhan. Dengan perancangan ini akan membuat sistem agar dapat

lebih mudah untuk dibaca,untuk itu perlu peralatan yang digunakan untuk perancangan system.

3.2

Hardware jaringan komputer yang dibutuhkan adalah sebagai berikut :

1.

Menggunakan empat buah Router RB750

CPU: AR7161 680/800MHz CPU

Memory: 32 MB DDR SDRAM onboard memory

Boot loader: RouterBOOT

Data storage: 64MB onboard NAND memory chip

Ethernet: Five 10/100/1000 gigabit ethernet ports (with switch chip)

miniPCI: none

Extras: Reset switch, Beeper

Serial port: no serial port

LEDs: Power, NAND activity, 5 Ethernet LEDs

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(44)

38

Power options: Power over Ethernet: 9-28V DC (except power over datalines). Power

jack: 9.28V DC

Dimensions: 113x89x28mm. Weight without packaging and cables: 130g

Power consumption: Up to 3W

Operating System: MikroTik RouterOS v3, Level 4 license

2.

Kabel UTP

yaitu kabel jaringan komputer. Penggunaannya maksimal 100 meter, jika lebih harus

dipasang repeater (penguat sinyal data). Pengurutan warna kabel UTP dibedakan menjadi

dua macam, yaitu model straight dan crossover. Model straight digunakan untuk

hubungan PC ke Hub. Dan model crossover digunakan untuk hubungan PC ke PC (65

Meter),disini menggunakan 7 kabel utp tipe crossover.

3.

Switch

adalah sebuah alat jaringan yang melakukan bridging transparan (penghubung

segementasi banyak jaringan dengan forwarding berdasarkan alamat MAC) (1 Buah).

3.2.2 Perancangan proses load balancing failover

Agar penerapan load balancing ini dapat berjalan dan dipahami, maka diperlukan adanya

sebuah gambaran tentang perancangan dan proses yang jelas mengenai load balancing failover

ini

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(45)

39

I n t e r n e t

M ik r o t ik

C lie n t

1 2 3 4 4 5 M i k r o t i k

M ik r o t i k M ik r o t ik

I s p 1

I s p 2

I s p 3

Gambar 3.1

Alur proses load balancing failover

Pada gambar 3.1 diatas, akan dijelaskan bagaimana proses atau alur dari sistem load

balancing failover dari awal proses hingga akhir. Untuk lebih detailnya berikut adalah urutan

atau langkah-langkah dari proses kinerja load balancing failover :

1.

Client melakukan aktivitas / request ke internet

2.

Request dari client akan diterima oleh router sebelum dilanjutkan ke proses

selanjutnya.

3.

Setelah request diterima oleh router, maka router akan segera memeriksa table routing

dan parameter load balancing yang diset.

4.

A. Jika main-link atau ISP 1 sedang down atau sedang melakukan maintenance

dadakan, mikrotik akan menjalankan script dan memindahkan routing aslinya. Yang

asalnya routing ke ISP 1 di pindah otomatis ke ISP 2 atau ISP 3 dan routing ke ISP 1

di disable sementara sampai ISP 1 normal kembali.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(46)

40

S p e d y

L i n t a s a r t a A s t i n e t

M i k r o t i k

Cl i e n t

Et h 2 : 1 0 . 1 3 4 . 2 5 0 / 2 4 Et h 2 : 1 0 . 1 3 4 . 2 5 2 . 1 / 2 4

e t h 4 1 0 . 1 3 4 . 2 5 . 1 / 2 4

Et h 3 : 1 0 . 1 3 4 . 2 5 2 . 2 / 2 4 Et h 1 : 1 0 . 1 3 4 . 2 5 0 . 2 / 2 4

M i k r o t i k M i k r o t i k M i k r o t i k

R. 1 R . 2 R . 3

R . 4

E t h 1 : 2 2 2 . 1 2 4 . 2 8 . 1 6 3 / 2 7 E t h 1 : 1 2 3 . 2 3 1 . 2 5 4 . 1 3 0 / 2 9 Et h 1 : 1 0 . 1 9 1 . 1 0 . 2 0 0 / 2 4

Et h 2 : 1 0 . 1 3 4 . 2 5 0 / 2 4

Et h 2 : 1 0 . 1 3 4 . 2 5 1 . 2 / 2 4

B. Jika backup-link atau ISP 2 sedang down dan ISP 1 sedang normal maka routing

akan dikembalikan ke main-link dan routing di ISP 2 atau ISP 3 di disable sementara,

C. Jika semua link mati maka semua mati dan jika salah satu link sudah up maka

secara otomatis routing akan di Pindah ke link ISP yang sedang UP.

5.

jika permasalahan koneksi sudah tidak terjadi, routing dan load balancing telah

berjalan maka webpage yang direquest dari client atau dari awal proses, akan dapat

diakses oleh client.

Untuk meyakinkan apakah load balancing failover telah berjalan dapat dilakukan

pengujian dengan memutus salah satu koneksi dari Router Astinet,Lintas Arta atau router

speedy.

3.2.3 Perancangan topologi J aringan load balancing

Dibutuhkan sebuah pengelompokkan jalur network yang jelas, agar simulasi dapat dicoba

dan diuji dengan baik dan benar, agar proses routing dan load balancing failover dapat dipahami

dengan mudah

Gambar 3.2

Perancangan interface Jaringan load balancing failover

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(47)

41

A k t i v i t a s D i a g r a m j a r i n g a n L o a d b a l a n c i n g

A D M I N M I K R O T I K

C L I E N

Y

m e m e r ik s a ta b le r o u t in g d a n

p a r a m e te r l o a d b a la n c in g y a n g

d is e t.

s ta r t

M e m i n ta C o n n e k s i I n t e r n e t

M e n e ri m a p e rm i n ta a n K o n e k s i

p r o s s e s s P e n e t a p a n k o n e k s i

is p T

Gambar diatas adalah perancangan interface jaringan load balancing failover, dari

gambar dan penjelasan diatas diharapkan alur proses dari load balancing failover secara

infrastruktur dapat tergambar dengan baik.

3.2.4 Aktifitas diagram Perancangan topologi J aringan load balancing

Dibawah ini merupakan sebuah alur aktifitas Jaringan load balancing

Gambar 3.3

Aktifitas diagram Perancangan Jaringan load balancing

Keterangan:

1.

Ketika seorang client meminta koneksi internet ke Router atau mikrotik,lalu mikrotik

memeriksa table routing dan parameter loadbalancing yang dikonfigurai, setelah

diproses oleh mikrotik diteruskan ke koneksi internet sesuai dengan konfigurasi si

admin.setelah penetapan koneksi internet/isp diproses lalu dikembalikan ke mikrotik.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(48)

42

A k t i v i t

Gambar

Gambar 3.1 Alur proses load balancing failover
Gambar 3.3  Aktifitas diagram Perancangan Jaringan load balancing
Gambar 3.4  Aktifitas diagram Perancangan Jaringan load balancing failover
Gambar 3.1 Tabel perancangan  sistem  interface pada setiap Router
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.arya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber... Kriptografi adalah

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.arya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.... SISTEM SIRKULASI

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.arya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.arya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber... DESAIN DAN

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber...

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber....