• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGAMBILAN MINYAK DARI BIJI PAPAYA MENGGUNAKAN PROSES LEACHING.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGAMBILAN MINYAK DARI BIJI PAPAYA MENGGUNAKAN PROSES LEACHING."

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

PENELITIAN

PENGAMBI LAN MINYAK DARI BIJ I PAPAYA MENGGUNAK AN

PROSES LEACHING

Oleh :

Ratih Ir ma wati (0931010038)

J URUSAN TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN” J AWA TIMUR

2012

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

PENGAMBILAN MINYAK DARI BIJ I PAPAYA

MENGGUNAKAN PROSES LEACHING

Oleh :

RATIH IRMAWATI

NPM : 0931010038

Telah di pertahankan di hadapan dan di terima

oleh tim penguji pada tanggal 18 Februar i 2013

Tim Penguji : Pembimbing :

Mengetahui

Dekan Fakultas Teknologi Industri

Univer sitas Pembangunan Nasional “VETERAN” J awa Timur Dr.Ir Edy Mulyadi,SU

NIP. 195512311985031002

Ir. Dwi Her y, MT

NIP.195905201987032001

Ir.Retno Dewati, MT

NIP. 196001121987032001

Ir. Sutiyono,MT

NIP. 19600713198703001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(3)

PENGAMBILAN MINYAK DARI BIJ I PAPAYA

MENGGUNAKAN PROSES LEACHING

SKRIPSI

Di ajukan untuk memenuhi tugas akhir

sebagai persyar atan untuk mempr oleh gelar sarjana teknik

Pr ogram Studi Teknik Kimia

Oleh :

RATIH IRMAWATI

NPM : 0931010038

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

SURABAYA - J AWA TIMUR

2013

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(4)

LEMBAR PENGESAHAN

PENGAMBILAN MINYAK DARI BIJ I PAPAYA

MENGGUNAKAN PROSES LEACHING

Disusun Oleh :

Andhika Sukma Setyoko

(0931010037)

Ratih Ir mawati

(0931010038)

Pembimbing

Ir .Retno Dewati,MT

NIP.

196001121987032001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas Karunia dan

RahmatNya sehingga penyusun dapat menyelesaikan laporan penelitian ini. Penelitian ini

merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi oleh mahasiswa tingkat akhir sebelum

dinyatakan lulusan sebagai sarjana Program Study Teknik Kimia, Fakultas Teknlogi Industri ,

Universitas Pembangunan nasional “VETERAN” jawa Timur.

Pada kesempatan ini penyusun melakukan penelitian dengan judul “ Pengambilan

Minyak Dari Biji Pepaya menggunakan Proses Leaching”. Terima kasih sebesar-besarnya

penyusun tunjukkan kepada semua pihak yang telah membantu penelitian hingga tersusunnya

laporan ini , terutama kepada :

1. Allah SWT atas Rahmat dan Hidayah-Nya kami bisa menyelesaikan laporan

penelitian ini dengan tepat.

2. Kepada Orang Tua kami yang telah mendukung dan mendoakan melaksanakannya

penelitian ini.

3. Bapak Ir.Sutiono,MT , selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri, Universitas

Pembangunan Nasional “VETERAN” Jawa Timur.

4. Ibu Ir.Retno Dewati,MT , selaku Dosen Pembimbing dalam penelitian ini serta Ketua

Program Study Teknik Kimia ,Fakultas Teknologi Industri, Universitas Pembangunan

Nasional “VETERAN” Jawa Timur

5. Ibu Ir.Dwi Hery,MT , selaku Dosen penguji penelitian ini.

6. Bapak Dr.Ir.Edy Mulyadi,SU selaku Dosen penguji penelitian ini.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(6)

7. Kepada teman – teman jurusan Teknik Kimia FTI-UPN”veteran” JATIM khususnya

angkatan 2009 yang memberikan dukungan dan bantuan dalam penyelesaian

penelitian ini.

8. Semua pihak yang tidak dapat dituliskan terperinci yang telah membantu hingga

terselesainya laporan penelitian ini.

Penyusun mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya atas segala bantuan ,

fasilitas yang telah diberikan kepada kami. Penyusun menyadari masih banyak kekurangan

pada penyusunan laporan ini. Oleh karena itu kami mengharapkan saran dan kritik yang

membangun atas laporan ini.

Akhir kata, penyusun mhon maaf sebesar – besarnya kepada semua pihak, apabila

dalam penyusunan laporan ini penyusun melakukan kesalahan baik yang disengaja maupun

tidak sengaja.

Surabaya, 18 Desember 2012

Penyusun

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(7)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

INTISARI ... vi

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR GRAFIK ... v

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang ... 1

I.2. Tujuan Penelitian ... 2

I.3. Manfaat Penelitian ... 3

BAB II TINJ AUAN PUSTAKA II.1. Tinjauan Secara Umum II.1.1. Biji papaya ... 4

II.1.2. Minyak biji papaya ... 5

II.1.3. Minyak nabati ... 9

II.1.4. Etanol ... 10

II.2. Landasan Teori ... 11

II.2.1. Ekstraksi ... 11

II.2.2.Faktor-faktor yang memepengaruhi ekstraksi ... 13

II.3. Hipotesa ... 17

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(8)

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

III.1. Bahan – Bahan ... 18

III.2. Rangkaian alat ... 18

III.3. Peubah ... 19

III.4. Prosedur penelitian ... 21

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN IV.1. Hasil penelitian ... 24

IV.2. Grafik hasil penelitian ... 26

IV.3. Pembahasan ... 29

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN V.1. Kesimpulan ... 30

V.2. Saran ... 30

DAFTAR PUSTAKA

APPENDIX

LAMPIRAN

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel II.1.1 komposisi biji papaya segar ... 5

Tabel II.1.2 Komposisi asam lemak minyak biji papaya ... 6

Tabel IV.1 Tabel hasil Penelitian ... 24

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(10)

DAFTAR GRAFIK

Grafik IV.2.1 Hubungan antara berat biji papaya vs kadar minyak ... 26

Grafik IV.2.2 Hubungan antara berat biji papaya vs berat minyak terambil ... 27

Grafik IV.2.3 Hubungan antara berat biji papaya vs randemen minyak terambil.... 28

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(11)

INTISARI

Papaya (Carica papaya) merupakan salah satu tanaman buah yang sangat penting

dalam pemenuhan kalsium dan sumber vitamin A dan C. Diantara susunan buah papaya yang

diduga memiliki potensi yang cukup besar dan belum banyak dikembangkan adalah pada

bijinya. Biasanya masyarakat memanfaatkan papaya dengan mengonsumsi daging buah dan

daunnya. Biji tak ada guna, dibuang atau untuk bibit. Padahal biji dari buah papaya memiliki

kandungan minyak dan protein yang cukup tinggi . Salah satu metode yang dapat digunakan

untuk mengambil minyak dari biji papaya adalah ekstraksi. Metode ini sangat mudah karena

dapat dilakukan pada tekanan atmosfir dan suhu didih pelarutnya. Salah satu pelarut yang

digunakan adalah alcohol karena lebih murah , pemisahannya dari minyak cukup mudah ,

tidak bersifat racun , bersifat inert (tidak reaktif) sehingga tidak bereaksi dengan komponen

minyak biji papaya dan yang paling penting adalah kelarutan minyak dalam alcohol yang

cukup tinggi. Prosedur penelitian adalah dibersihkan dahulu kemudian dikeringkan di

paparan sinar matahari selama 1 hari. Setelah itu ditumbuk halus(50mesh) , lalu dimasukkna

dalam beaker glass serta ditambahkan alcohol sebagai pelarut dan terjadi proses leaching.

Dengan waktu leaching 60,120,150,180,210 menit dan variasi bahan baku 10,12,15,18 dan 20

gram. Kemudian setelah proses leaching, di filtrasi kemudian didistilasi, alcohol tinggal

sedikit diuapkan. Ekstrak minyak biji papaya yang telah diuapkan dianalisa berapa kadar

minyak biji papaya menggunakan alat gravimetric dimurnikan dahulu menggunakan alat

evaporator vakum agar minyak benar-benar murni tanpa alcohol. Dari hasil penelitian ini

didapat perbandingan 18:300 atau 1:44,44 adalah perbandingan berat bahan dan pelarut yang

terbaik dengan waktu 150 menit leaching, dengan kadar yang di dapat 25,13% dan minyak

biji papaya yang terambil 5,02 gram dari waktu leaching 150 menit 20 gram biji papaya

kering serta randemen minyak 25,2% dari 32,6 % minyak di biji papaya kering .

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(12)

LAMPIRAN

1.

Per siapan bahan baku

2.

Pr oses leaching dan filtr asi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(13)

3.

Pr oses distilasi

4.

Minyak yang ter lihat

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(14)

Laporan Penelit ian Bab I pendahuluan

Program St udi S - 1 Teknik Kimia

Fakult as Teknologi Indust ri - UPN “ Vet eran” JATIM 1

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Papaya (Carica papaya) merupakan salah satu tanaman buah yang sangat

penting dalam pemenuhan kalsium dan sumber vitamin A dan C (Nakasome dan

Paull 1998). Tanaman papaya termasuk komonditas utama dari kelompok

buah-buahan yang mendapat prioritas penelitian dan pengembangan. Budidaya papaya

secara intensif dan komersial mempunyai prospek yang baik dan cerah. Hampir

seluruh susunan bagian dari tanaman papaya memiliki daya dan hasil guna bagi

kehidupan manusia . Selain dikonsumsi sebagai buah segar, buah papaya yang

masak dapat diolah menjadi minuman penyegar, dan sebagai bahan baku industry

makanan (Villegas 1997). Getah papaya (papain) mengandung enzim proteolitik,

dapat digunakan sebagai pelunak daging. Villegas (1992) menyatakan bahwa

karpaina yang terkandung dalam daun papaya berguna untuk mengurangi

gangguan jantung, obat anti amuba, serta biji buah papaya dapat digunakan

sebagai obat peluruh kencing serta untuk alat kosmetika atau kecantikan. Bagian

tumbuhan yang sering dimanfaatkan dari papaya adalah buahnya.

Diantara susunan buah papaya yang diduga memiliki potensi yang cukup

besar dan belum banyak dikembangkan adalah pada bijinya. Biasanya masyarakat

memanfaatkan papaya dengan mengonsumsi daging buah dan daunnya. Biji tak

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(15)

Laporan Penelit ian Bab I pendahuluan

Program St udi S - 1 Teknik Kimia

Fakult as Teknologi Indust ri - UPN “ Vet eran” JATIM 2

ada guna, dibuang atau untuk bibit. Padahal biji dari buah papaya memiliki

kandungan minyak dan protein yang cukup tinggi . Dalam berat kering,biji papaya

32,6%, pada buah kelapa 54,7% kandungan minyak dan biji bunga matahari 22%.,

maka kandungan minyak dalam biji papaya relative tinggi sehingga sangat

prospek untuk dikembangkan metode pengambilan minyak dari biji pepaya.

Salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengambil minyak dari

biji papaya adalah leaching. Metode ini sangat mudah karena dapat dilakukan

pada tekanan atmosfir dan suhu didih pelarutnya. Salah satu pelarut yang

digunakan adalah alcohol karena lebih murah , pemisahannya dari minyak cukup

mudah , tidak bersifat racun , bersifat inert (tidak reaktif) sehingga tidak bereaksi

dengan komponen minyak biji papaya dan yang paling penting adalah kelarutan

minyak dalam alcohol yang cukup tinggi. Minyak biji papaya merupakan minyak

nabati yang digunakan untuk minyak goreng ataupun minyak kosmetika yang

berkadar kolestrol rendah

I.2 Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk mengambil minyak dari biji papaya terhadap

pengaruh perbandingan berat bahan dan waktu leaching pada biji papaya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(16)

Laporan Penelit ian Bab I pendahuluan

Program St udi S - 1 Teknik Kimia

Fakult as Teknologi Indust ri - UPN “ Vet eran” JATIM 3

I.3 Manfaat

1. Meningkatkan nilai ekonomis dari biji papaya

2. Memberi informasi terbaru tentang tanaman buah pepaya(khususnya biji

pepaya) dan manfaatnya

3. Memberikan alternatif solusi terbaik bagi masalah tingginya harga minyak

nabati yang berkadar kolestrol rendah

4. Manfaat minyak biji papaya untuk kebutuhan kosmetika

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(17)

Laporan Penelit ian Bab II Tinj auan Pust aka

Pr ogr a m Stu dy Tek n ik Kim ia S- 1

Fa k ulta s Tek n ologi In d ustr i- UPN “VETERAN” JATIM 4

BAB II

TINJ AUAN PUSTAKA

II.1 Tinjauan Secara Umum

Papaya (Carica papaya L.) adalah tumbuhan yang berasal dari Meksiko

bagian selatan dan bagian utara dari Amerika Selatan, kini menyebar luas dan

banyak ditanam di seluruh daerah tropis untuk diambil buahnya. C. papaya adalah

satu-satunya jenis dalam genus Carica. Papaya sangat berperan dalam kesehatan

tubuh. Ternyata tidak hanya buahnya saja yang kaya akan manfaat, mulai dari

daun bahkan biji papaya bisa dimanfaatkan untuk obat-obatan herbal. Tanaman

papaya banyak ditanam orang, baik di daeah tropis maupun sub tropis. Di

daerah-daerah basah dan kering atau di daerah-daerah-daerah-daerah dataran dan pegunungan (sampai

1000 m dpl). Buah papaya merupakan buah meja bermutu dan bergizi yang tinggi.

II.1.1 Biji Papaya

Saat ini biji buah papaya hanya dibuang begitu saja setelah papaya diambil

buahnya, padahal apabila biji papaya diolah untuk diambil minyaknya akan sangat

menguntungkan. Pengambilan minyak dari padatannya bisa dilakukan antara lain

dengan cara leaching. Salah satu tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai obat

secara tradisional biji papaya dapat dimanfaatkan sebagai obat cacing gelang

pencernaan, diare, penyakit kulit, kontrasepsi pria, bahan baku obat masuk angin

dan sebagai sumber untuk mendapatkan minyak dengan kandungan asam-asam

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(18)

Laporan Penelit ian Bab II Tinj auan Pust aka

Pr ogr a m Stu dy Tek n ik Kim ia S- 1

Fa k ulta s Tek n ologi In d ustr i- UPN “VETERAN” JATIM 5 lemak tertentu. Minyak biji papaya yang berwarna kuning diketahui mengandung

71,60 % asam oleat, 15,13 % asam palmitat, 7,68 % asam linoleat, 3,60% asam

stearat, dan asam-asam lemak lain dalam jumlah relatif sedikit atau terbatas.

Selain mengandung asam-asam lemak, biji pepaya diketahui mengandung

senyawa kimia lain seperti golongan fenol, alkaloid, dan saponin (Warisno, 2003).

Tabel II.1.1 Kmposisi Biji Papaya Segar

Komponen Persen

Air 71,89

Minyak 9,50

Protein 8,40

Abu 1,47

Karbohidrat 9,44

http://marsudiyanto.blogspot.com/2012/04/manfaat-biji-pepaya.html

http://y3hoo.nice-topic.com/t1050-manfaat-biji-pepaya

http://www.obatherbalalami.com/2011/06/khasiat-hebat-biji-pepaya.html

II.1.2 Minyak Biji Papaya

Minyak biji papaya memiliki kandungan 3,26% dari biji papaya kering.

Minyak biji papaya mengandung asam lemak dan protein yang cukup tinggi untuk

dimanfaatkan. Asam lemak tak jenuh yang dikandung biji papaya papaya dapat di

manfaatkan dan bernilai eknomis.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(19)

Laporan Penelit ian Bab II Tinj auan Pust aka

Pr ogr a m Stu dy Tek n ik Kim ia S- 1

Fa k ulta s Tek n ologi In d ustr i- UPN “VETERAN” JATIM 6 Tabel II.1.2 Komposisi asam lemak dalam minyak biji papaya

Jenis asam lemak Persen

Laurat 0,13

Miristat 0,16

Palmitat 15,13

Stearate 3,81

Oleat 71,60

Linoleat 7.68

Linolenat 0,60

Arakhidat 0,87

Behenat 0,22

http://www.scribd.com/doc/43542801/Optimasi-Kondisi-Proses-Ekstraksi-Minyak-Biji-Pepaya

Manfaat dari Asam Lemak yang Ter kandung di Biji Papaya :

a. Asam laurat

Memiliki titik lebur 44 °C dan titik didih 225 °C sehingga pada suhu

ruang berwujud padatan berwarna putih, dan mudah mencair jika dipanaskan.

Rumus kimia: CH3(CH2)10COOH, berat molekul 200,3 g.mol-1. Asam ini larut

dalam pelarut polar, misalnya air, juga larut dalam lemak karena gugus

hidrokarbon (metil) di satu ujung dan gugus karboksil di ujung lain. Perilaku

ini dimanfaatkan oleh industri pencuci, misalnya pada sampo. Natrium lauril

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(20)

Laporan Penelit ian Bab II Tinj auan Pust aka

Pr ogr a m Stu dy Tek n ik Kim ia S- 1

Fa k ulta s Tek n ologi In d ustr i- UPN “VETERAN” JATIM 7 sulfat adalah turunan yang paling sering dipakai dalam industri sabun dan

sampo. Pada industri kosmetik, Asam Laurat ini berfungsi sebagai Pengental,

pelembab dan pelembut

b. Asam miristat atau asam tetradekanoat

Merupakan asam lemak jenuh yang tersusun dari 14 atom C. Asam ini

pertama-tama diekstrak dari tanaman pala (Myristica fragrans). Meskipun

demikian, aroma khas pala tidak berasal dari asam ini melainkan dari minyak

atsiri yang juga dapat dijumpai pada buah tanaman ini.

c. Asam stearat, atau asam oktadekanoat,

Asam lemak jenuh yang mudah diperoleh dari lemak hewani serta

minyak masak. Wujudnya padat pada suhu ruang, dengan rumus kimia

CH3(CH2)16COOH.Asam ini dapat pula diperoleh dari hidrogenasi minyak

nabati.Dalam bidang industri asam stearat dipakai sebagai bahan pembuatan

lilin, sabun, plastik, kosmetika, dan untuk melunakkan karet.Titik lebur asam

stearat 69.6 °C dan titik didihnya 361 °C. Reduksi asam stearat menghasilkan

stearil alkohol.

d. Asam palmitat atau asam heksadekanoat.

Produk hewani juga banyak mengandung asam lemak ini (dari

mentega, keju, susu, dan juga daging).Asam palmitat adalah asam lemak jenuh

yang tersusun dari 16 atom karbon (CH3(CH2)14COOH). Pada suhu ruang,

asam palmitat berwujud padat berwarna putih. Titik leburnya 63,1 °C. Dalam

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(21)

Laporan Penelit ian Bab II Tinj auan Pust aka

Pr ogr a m Stu dy Tek n ik Kim ia S- 1

Fa k ulta s Tek n ologi In d ustr i- UPN “VETERAN” JATIM 8 industri, asam palmitat banyak dimanfaatkan dalam bidang kosmetika dan

pewarnaan. Dari segi gizi, asam palmitat merupakan sumber kalori penting

namun memiliki daya antioksidasi yang rendah.

e. Asam oleat atau asam Z-Δ 9-oktadekenoat

Merupakan asam lemak tak jenuh yang banyak dikandung dalam

minyak biji papaya. Asam ini tersusun dari 18 atom C dengan satu ikatan

rangkap di antara atom C ke-9 dan ke-10. Selain dalam minyak zaitun

(55-80%),.Rumus kimia: CH3(CH2)7CHCH(CH2)7)COOH. Asam lemak ini pada

suhu ruang berupa cairan kental dengan warna kuning pucat atau kuning

kecokelatan. Asam ini memiliki aroma yang khas. Ia tidak larut dalam air, titik

leburnya 15.3 °C dan titik didihnya 360 °C.

f. Asam linolenat

Merupakan asam lemak tak jenuh majemuk (polyunsaturated fatty

acid, PUFA) yang tersusun dari rantai 18 atom karbon. Salah satu isomer asam

linolenat, asam α-linolenat (ALA), adalah asam lemak Omega-3 yang dikenal

memiliki khasiat lebih daripada asam-asam lemak lain, khususnya dalam

mencegah rusaknya membran sel. Asam lemak ini juga merupakan prekursor

asam lemak Omega-3 lain yang dijumpai pada tubuh manusia: asam

eikosapentaenoat (EPA), dan asam dokosaheksaenoat (DHA) yang berguna

untuk mencegah Alzheimer.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(22)

Laporan Penelit ian Bab II Tinj auan Pust aka

Pr ogr a m Stu dy Tek n ik Kim ia S- 1

Fa k ulta s Tek n ologi In d ustr i- UPN “VETERAN” JATIM 9 II.1.3 Minyak Nabati

Minyak nabati adalah minyak yang disari/diekstrak dari berbagai bagian

tumbuhan. Minyak ini digunakan sebagai makanan, menggoreng, pelumas, bahan

bakar, bahan pewangi (parfum),pengobatan,dan berbagai penggunaan industri

lainnya. Berdasarkan kegunaannya, minyak nabati terbagi menjadi dua golongan. Pertama,

minyak nabati yang dapat digunakan dalam industri makanan (edible oils) dan dikenal dengan

nama minyak goreng meliputi minyak kelapa, minyak kelapasawit, minyak zaitun, minyak

kedelai dan sebagainya . Kedua, minyak yang digunakan dalam industri non makanan (non

edible oils) misalnya minyak kayu putih, minyak jarak Fungsi minyak nabati sebagai

berikut:

1)Sumber energy

2) Pembawa vitamin A,D,E,K

3)Mengandung asam lemak esensial terutama asam lemak tak jenuh (asam oleat

dan asam palmitat).

Pemanfaatan Minyak Nabati :

a. Minyak nabati untuk industry makanan

Minyak yang digunakan untuk penggorengan karena memiliki

kandungan asam lemak esensial terutama lemak tak jenuh , sumber energy

yang baik dan kadar kolestrol yang rendah.

b. Minyak nabati sebagai bahan bakar alternative

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(23)

Laporan Penelit ian Bab II Tinj auan Pust aka

Pr ogr a m Stu dy Tek n ik Kim ia S- 1

Fa k ulta s Tek n ologi In d ustr i- UPN “VETERAN” JATIM 10 Minyak nabati dapat sebagai bahan bakar alternative untuk motor

diesel karena Bio-disel dihasilkan dari minyak nabati melalui proses reaksi

transesterfikasi antara minyak nabati, methanol dan katalis.

c. Minyak nabati sebagai kosmetik

Minyak nabati yang dihasilkan oleh biji pepaya dapat digunakan

untuk kosmetik,kehalusan kulit serta penghitaman rambut dan pencerah

kulit karena minyak nabati mengandung vitamin A,D,E,K yaitu vitamin E

untuk kesehatan kulit dan protein untuk rambut.

http://www.scribd.com/doc/53175533/MINYAK-NABATI

http://www.scribd.com/doc/32060612/tugas-minyak-nabati

II.1.4 Etanol

Etanol disebut juga etil alkohol, alkohol murni, alkohol absolut,

atau alkohol saja, adalah sejenis cairan yang mudah menguap, mudah terbakar, tak

berwarna, dan merupakan alkohol yang paling sering digunakan dalam kehidupan

sehari-hari. Etanol merupakan pelarut organik yang biasa digunakan dalam

mengekstraksi senyawa-senyawa dari berbagai tumbuhan, selain itu etanol lebih

ramah lingkungan daripada metanol. Penggunaan etanol 96% lebih baik

digunakan agar kapang dan kuman sulit tumbuh. Secara umum etanol merupakan

pelarut yang sering dipilih dalam proses ekstraksi produk farmasi karena dapat

diterima oleh konsumen.

Fermentasi gula menjadi etanol merupakan salah satu reaksi

organik paling awal yang pernah dilakukan manusia. Pada zaman modern, etanol

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(24)

Laporan Penelit ian Bab II Tinj auan Pust aka

Pr ogr a m Stu dy Tek n ik Kim ia S- 1

Fa k ulta s Tek n ologi In d ustr i- UPN “VETERAN” JATIM 11 yang ditujukan untuk kegunaan industri dihasilkan dari produk sampingan

pengilangan minyak bumi. Etanol banyak digunakan sebagai pelarut berbagai

bahan-bahan kimia yang ditujukan untuk konsumsi dan kegunaan manusia.

Contohnya adalah pada parfum, perasa, pewarna makanan, dan obat-obatan.

Dalam kimia, etanol adalah pelarut yang penting sekaligus sebagai stok umpan

untuk sintesis senyawa kimia lainnya. Dalam sejarahnya etanol telah lama

digunakan sebagai bahan bakar.

II.2 Landasan Teori

Mekanisme pengambilan minyak dari biji tanaman pepaya :

serbuk kering biji pepaya + C2H5OH larutan minyak biji

pepaya+etanol

Dipisahkan menggunakan distilasi antara etanol dan minyak minyak

bijipepaya

Proses leaching dari penelitian ini adalah serbuk kering biji pepaya

dilarutkan pada pelarut C2H5OH. Kemudian pelarut menembus pori – pori dari

padatan dengan bantuan pengadukan untuk mengambil zat terlarut. Kemudian

dipisahkan menggunakan distilasi untuk mendapatkan minyak biji pepaya tanpa

tercampur oleh pelarutnya.

II.2.1 Ekstraksi

Ekstraksi adalah proses pemisahan kelarutan zat terlarut (solute) dalam

campuran dengan pelarutnya (solvent). Tujuan ekstraksi adalah untuk

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(25)

Laporan Penelit ian Bab II Tinj auan Pust aka

Pr ogr a m Stu dy Tek n ik Kim ia S- 1

Fa k ulta s Tek n ologi In d ustr i- UPN “VETERAN” JATIM 12 mengeluarkan zat yang diinginkan dari suatu campuran dan memisahkan zat yang

tidak diinginkan dari campuran tersebut.

Ekstr aksi Padat-Cair (Leaching)

Ekstraksi padat-cair adalah proses pemisahan zat terlarut (solute)

dari campuran padatan dengan menggunakan pelarut (solvent) yang hanya dapat

melarutkan zat terlarut tersebut menjadi larutan (solution) dan padatan (solid) sisa

yang tidak terlarutkan (inert).

Mekanisme ekstraksi padat-cair adalah zat terlarut yang akan dilarutkan

tersebar merata pada campuran padatan. Zat terlarut yang dipermukaan akan larut

ke dalam pelarut lebih dahulu, akibatnya sisa campuran padatan akan berpori –

pori selanjutnya pelarut harus menembus lapisan – lapisan larutan dipermukaan

campuran akibatnya kecepatan ekstraksi menurun dengan tajam karena sulitnya

lapisan larutan tersebut ditembus. Efisiensi proses ekstraksi terutama tergantung

pada kontak yang baik antara pelarut (solvent) dan campuran padatan yang dapat

larut (solute) dalam pelarut. Proses ekstraksi dapat ditingkatkan dengan

menggunakan aliran yang berlawanan arah antara pelarut dan campuran padatan

(solit) sehingga menaikkan intensitas dan kesempatan kontak antara ke dua fase

pelarut dan campuran padatan.

Selanjutnya bila leaching disertai dengan pengadukan yang cukup tinggi

(merupakan factor yang mempengaruhi kecepatan reaksi), maka rate transfernya

akan tidak dipengaruhi lagi oleh kecepatan putaran pengaduk Proses ekstraksi

padat – cair,transfer massa alcohol dari padatan ke cairan berlangsung melalui dua

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(26)

Laporan Penelit ian Bab II Tinj auan Pust aka

Pr ogr a m Stu dy Tek n ik Kim ia S- 1

Fa k ulta s Tek n ologi In d ustr i- UPN “VETERAN” JATIM 13 tahapan proses, yaitu difusi dari dalam padatan kepermukaan padatan dan transfer massa

dari permukaan padatan ke cairan . Karena butir padatan cukup kecil, maka diambil

asumsi bahwa konsentrasi solute dalam padatan selalu alkohol atau serba sama, jadi

dalam hal ini tidak ada gradien konsentrasi dalam padatan.

II.2.2 Faktor-Faktor yang Memepengaruhi Laju Ekstraksi Padat -Cair

(leaching)

a. Ukuran partikel

Ukuran yang kecil akan memperbesar luas permukaan kontak antara

partikel padatan dengan cairan pelarut akibatnya akan memperbesar rate

transfer antara material dan memperkecil jarak difusi. Tetapi partikel yang

sangat halus akan membuat tidak efektif bila sirkulasi proses tidak dijelaskan

disamping itu juga akan mempersulit aliran solid residu. Jadi harus ada range

tertentu untuk ukuran partikel agar tiap partikel mempunyai waktu ekstraksi

yang sama dan juga tidak menggumpal dan menyulitkan aliran/drainage.

b. Pengadukan

Pengadukan yang makin kuat maka difusi akan meningkat dan tahanan

perpindahan massa pada permukaan partikel selama proses leaching

berlangsung maka berkurang. Dengan pengadukan perpindahan zat terlarut

dari permukaan partikel kedalam pelarut bertambah cepat. Dengan

pengadukan akan mencegah terjadinya pengendapan (McCabe dkk, 2005).

c. Suhu pelarut

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(27)

Laporan Penelit ian Bab II Tinj auan Pust aka

Pr ogr a m Stu dy Tek n ik Kim ia S- 1

Fa k ulta s Tek n ologi In d ustr i- UPN “VETERAN” JATIM 14 Umumnya kelarutan suatu solute (zat pelarut) yang diekstraksi akan

bertambah dengan bertambahnya tinggi suhu dan juga menambah besar difusi

jadi secara keseluruhan akan menambah kecepatan ekstraksi namun demikian

harus diperhatikan apakah dengan suhu tinggi tidak merusak material yang

diproses. Pelarut Volatile kurang baik pada suhu tinggi karena volume pelarut

berkurang selama proses ekstraksi, walaupun dipasang pendingin tegak sebab

kelarutan solute dalam solvent sudah tertentu pada pherry hand book.

d. Pelarut/ solvent

Pelarut harus dipilih yang cukup baik untuk pemisahan campuran

padatan yang hanya dapat melarutkan solute dengan baik dan viskositasnya

rendah agar lebih mudah tersikulasi didalam proses. Umumnya pada awal

ekstraksi pada keadaan murni tapi setelah beberapa lama kosentrasi selalu

didalam pelarut akan bertambah besar akibatnya rate ekstraksinya akan

menurun, yang pertama oleh karena gradient kosentrasi berkurang dan yang

kedua oleh karena larutan bertambah pekat (Lucas, Howard J, dkk. 1949)

e. Volume pelarut

Volume pelarut yang kecil/sedikit akan menghasilkan minyak yang

sedikit karena kontak antar uap pelerut dengan sampel sedikit sekali dan

sebaliknya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(28)

Laporan Penelit ian Bab II Tinj auan Pust aka

Pr ogr a m Stu dy Tek n ik Kim ia S- 1

Fa k ulta s Tek n ologi In d ustr i- UPN “VETERAN” JATIM 15 f. Lama waktu

Lamanya waktu ekstraksi akan menghasilkan minyak yang lebih

banyak, karena sirkulasi uap akan semakin sering kontak antara solut dengan

pelarut lebih lama

g. Perbandingan volume pelarut dan berat bahan

Akan mempengaruhi tegangan permukaan dari butir-butir bahan dan

berpengaruh terhadap proses keluarnya minyak dari biji .

http://kidalnarsis.blogspot.com/2011/06/ekstraksi-padat-cair.html

http://majarimagazine.com/2009/03/ekstraksi/

http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-industri/teknologi-proses/ekstraksi-padat-cair/

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(29)

Laporan Penelit ian Bab II Tinj auan Pust aka

Pr ogr a m Stu dy Tek n ik Kim ia S- 1

Fa k ulta s Tek n ologi In d ustr i- UPN “VETERAN” JATIM 16 Beberapa Penelitian Telah Ditemukan Ber kaitan dengan Pengambilan

Minyak Biji Papaya :

1. Sri rahayu gismawarni, Teknik Planologi jurusan Teknik sipil ,Sleman

Jogjakarta meneliti pengaruh perbandingan berat bahan dan waktu

ekstraksi pengambilan minyak biji papaya,hasil terbaik yang dicapai

perbandingan 1/20 dengan kadar alcohol 90%.

2. Shinta D. Shirait ,Jurusan Teknologi Industri,IPB,Bogor. Dengan

penelitian tentang “Mempelajari pengaruh pendahuluan pada pengepresan

biji papaya terhadap randemen dan mutu minyak yang dihasilkan”.

3. Rizki Apriani ,FMIPA,UI Telah melakukan penelitian mengenai sifat

fisiko-kimia dan komposisi asam lemak penyusun trigliserida dari minyak

biji pepaya (Carica papaya). Biji pepaya yang digunakan dalam penelitian

ini berasal dari suatu perkebunan papaya di daerah Cihideung, Bogor.

Ekstraksi minyak biji papaya dilakukan dengan menggunakan peralatan

ekstraksi Soxhlet dengan pelarut n-heksana. Hasil ekstraksi yang diperoleh

berupa minyak yang berwarna kuning kemerahan setelah dimurnikan dan

memiliki kadar sebesar 26,7% dari berat kering biji pepaya. Komposisi

asam lemak penyusun trigliseridanya ditentukan dengan alat Kromatografi

Gas.

Berdasarkan penelitian Rizki apriani telah didapat analisa yang

mengandung asam lemak yang cocok untuk pengambilan minyak untuk

alternative minyak goreng nabati walau tak semaksimal minya kelapa

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(30)

Laporan Penelit ian Bab II Tinj auan Pust aka

Pr ogr a m Stu dy Tek n ik Kim ia S- 1

Fa k ulta s Tek n ologi In d ustr i- UPN “VETERAN” JATIM 17 sawit. Serta percobaan dari Sri rahayu grimaswarni pengambilan biji

papaya dengan cara ekstraksi dan pelarut alcohol 90%.

Sehingga pada penelitian dilakukan pengambilan minyak dari biji

papaya menggunakan proses ekstraksi padat-cair (leaching) untuk

memperoleh minyak yang tergantung pada biji pepaya. Ethanol 80%

digunakan sebagai pengambilan minyak dengan proses leaching serta pada

suhu rendah 35-40oC. Oleh karena itu untuk memperoleh hasil yang lebih

baik dari penelitian sebelumnya, penelitian kali ini menggunakan

kosentrasi alcohol lebih rendah, pengadukan lebih cepat,perbandingan

berat bahan dan pelarut lebih banyak serta pemisahan distilasi agar

mendapatkan minyak yang diinginkan .

II.3 Hipotesa

Minyak biji papaya mengandung protein dan asam lemak tak jenuh yang

cukup tinggi seperti oleat dan palmitat sehingga dapat digunakan untuk minyak

goreng nabati serta dapat untuk bahan kosmetika. .

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(31)

Laporan Penelit ian

Bab III M ETODE PENELITIAN

Pr ogr a m Stu d i S-1 Tek n ik Kim ia

Fa k u lta s Tek n olo gi In d u str i –UPN”vete r a n ”JATIM 18

BAB III

METODE PENELITI AN

III.1. Bahan

Bahan dasar penelitian ini menggunakan buah papaya yang diambil bagian

bijinya yang berasal dari limbah-limbah es buah di pinggir jalan. Proses ekstraksi

digunakan untuk mengambil minyak dengan pelarut C2H5OH 96%, larutan tersebut

dibeli di toko kimia surabaya. Kemudian diencerkan kosentrasinya hingga 80%.

III.2. Alat-Alat Penelitian

III.2.1 Rangkaian Alat Pr oses Ekstr aksi Padat-Cair

1. Pengaduk

2. Saringan

3. Motor Pengaduk

4. Beaker Glass

5. Gelas ukur

6. Water batch

Serbuk kering biji pepaya

Larutan C2H5OH

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(32)

Laporan Penelit ian

Bab III M ETODE PENELITIAN

Pr ogr a m St u d i S-1 Te k n ik Kim ia

Fa k u lta s Tek n ologi In d u str i –UPN”vete r a n ”JATIM 19

III.2.2 Rangkaian Alat Pr oses Ditilasi Uap

1. Wadah air

2. Labu distilasi

3. Sambungan

4. Thermometer

5. Kondensor

6. Aliran masuk air dingin

7. Aliran keluar air dingin

8. Labu distilat

9. Lubang udara

10.Temapat keluarnya distilat

11.Penangas

12.Larutan zat

13.Wadah labu distilat

III.3 Var iabel yang Digunakan

III.3.1. Pr oses Leaching

Kondisi yang ditetapkan :

Ukuran partikel (biji pepaya kering) : 50 mesh

Kecepatan pengadukan : 300 rpm

Suhu leaching : 35-40oC

Pelarut : Etanol (C2H5OH) (karena

digunakan food grade)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(33)

Laporan Penelit ian

Bab III M ETODE PENELITIAN

Pr ogr a m St u d i S-1 Te k n ik Kim ia

Fa k u lta s Tek n ologi In d u str i –UPN”vete r a n ”JATIM 21

Volume pelarut : 300 (ml)

Kondisi yang berubah :

Berat biji pepaya kering : 10,12,15,18,20 (gr)

Waktu pengadukan : 60,120, 150, 180, 210

(menit)

III.4 Pr osedur Penelitia n

1. Persiapan Alat

Alat-alat yang akan digunakan dalam penelitian ini harus dibersihkan

terlebih dahulu baik dengan cara pemanasan atau pencucian.

2. Persiapan Bahan Baku

Biji papaya dicuci dahulu sebelum dikeringkan selama + 2 hari atau

masukkan dalam oven selama 1 jam hingga kandungan air hilang. Kemudian

pengecilan partikel biji papaya (50 mesh).

3. Proses Leaching dan Filtrasi

Papaya kering yang sudah diperkecil (dengan berat yang ditentukan)

ditambah C2H5OH.Kemudian di aduk dengan kecepatan 300 rpm serta waktu

pengadukan sesuai dengan variable waktu yang ditentukan dan diletakkan diatas

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(34)

Laporan Penelit ian

Bab III M ETODE PENELITIAN

Pr ogr a m St u d i S-1 Te k n ik Kim ia

Fa k u lta s Tek n ologi In d u str i –UPN”vete r a n ”JATIM 22

waterbatch. Setelah proses Ekstraksi padat-cair kemudian di filtrasi, filtratnya

diambil dan residu berupa padatan dibuang.( setelah proses ekstraksi langsung

penyaringan).

4. Proses distilasi

filtrat yang didapat antara campuran komponen pelarut dan minyak

didistilasi dengan suhu 78-90oC atau dipisahkan agar didapat minyak yang di

inginkan.jika alcohol tidak menetes lagi atau suhu semakin naik hingga 100oC

alcohol sudah hilang.

5. Penguapan

Penguapan dilakukan agar alcohol dalam minyak benar-benar hilang.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(35)

Laporan Penelit ian

Bab III M ETODE PENELITIAN

Pr ogr a m Stu d i S-1 Tek n ik Kim ia

Fa k u lta s Tek n olo gi In d u str i –UPN”vete r a n ”JATIM 23

III.4 Diagr am Alir Pr osuder Penelitian

Biji buah papaya

minyak Pengecilan part ikel

(50 mesh) pencucian

Pengeringan

Proses leaching (60,120,50,180 dan 210

menit ) +C2H5OH

300 ml

Residu Penyaringan

filtrat

dibuang

Proses distilasi

alkohol Biji papaya kering

(10,12,15,18 dan 20 gram)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(36)

Laporan Penelit ian

Bab IV HASIL DAN PEM BAHASAN

Pr ogr a m Stu d i S-1 Tek n ik Kim ia

Fa k u lta s Tek n ologi In d u str i –UPN”vete r a n ”JATIM 24

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari hasil analisa awal minyak biji papaya di peroleh dari Balai Penelitian

dan Konsultasi Industri (BPKI) Surabaya, diketahui kadar minyak biji papaya

adalah 18% dengan acuan metode Gravimetri.

IV.1 Hasil Penelitian

Dari hasil penelitian diproleh kadar minyak nabati pada biji papaya serta

berat (gr) minyak biji papaya yang berwarna cairan kental kekuningan dengan

variasi waktu leaching dan berat biji papaya kering.

Tabel IV.1 Analisa hasil (BPKI,Sur abaya.Desember 2012) Kadar Minyak

Biji Papaya dan Berat Minyak Biji Papaya

NO WAKTU LEACHING (MENIT) BIJI PAPAYA KERING (gr) KADAR MINYAK (%) BERAT MINYAK BIJI PAPAYA (gr) RANDEMEN MINYAK BIJI PAPAYA (%) 1 60

10 20.65 2 20

2 12 21.18 2.5 20.8

3 15 22.12 3.3 21.9

4 18 23.56 4.2 23.6

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(37)

Laporan Penelit ian

Bab IV HASIL DAN PEM BAHASAN

Pr ogr a m Stu d i S-1 Tek n ik Kim ia

Fa k u lta s Tek n ologi In d u str i –UPN”vete r a n ”JATIM 25

5 20 23.44 4.6 23.07

6

120

10 21.19 2.1 21

7 12 22.72 2.7 22.5

8 15 24.15 3.6 23.9

9 18 24.46 4.4 24.7

10 20 24.44 4.88 24.4

11

150

10 22.02 2.2 22

12 12 23.48 2.8 23.3

13 15 24.62 3.6 23.9

14 18 25.13 4.5 25.2

15 20 25.10 5.02 25.17

16

180

10 22.81 2.2 22

17 12 23.95 2.8 23.3

18 15 24.88 3.73 24.8

19 18 25.01 4.5 25.2

20 20 24.95 4.9 24.5

21

210

10 22.60 2.2 22

22 12 23.42 2.8 23.3

23 15 24.81 3.72 24.7

24 18 24.99 4.4 24.7

25 20 24.90 4.8 24

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(38)

Laporan Penelit ian

Bab IV HASIL DAN PEM BAHASAN

Pr ogr a m Stu d i S-1 Tek n ik Kim ia

Fa k u lta s Tek n ologi In d u str i –UPN”vete r a n ”JATIM 26 IV.2 Grafik

Grafik IV.2.1 Hubungan berat biji papaya kering vs kadar minyak biji

papaya dengan variasi waktu leaching dengan pelarut alkohol

Dari data grafik diatas antara berat biji papaya kering vs kadar minyak

nabati dapat dijelaskan bahwa semakin lama waktu leaching semakin besar kadar

minyak yang diproleh seiring berjalanya waktu dan perbedaan berat biji papaya

kering. Pada menit ke 60 kadar minyak yang diproleh relatif rendah karena waktu

pemisahan kurang lama dan berat yang 20 gr juga semakin menurun kadarnya,

berbeda dengan waktu 120 menit kadar semakin meningkat akan tetapi pada berat

ke 20 juga menurun. Untuk waktu 150 menit ini kadar minyak naik dan titik

maximum kadar minyak juga berada pada menit ke 150 serta berat ke 18 gr

hingga mencapai kadar minyak 25,13 % dari 33% minyak yang terkandung dalam

biji papaya kering, tetapi untuk menit 180 dan 210 kadar minyak turun dan hasil

kadar minyak di 180 dan 210 menit relatif sama tidak berbeda jauh selisihnya

serta lebih rendah kadarnya dari menit ke 150. Jadi, semakin lama waktu ekstraksi 15 17 19 21 23 25

5 10 15 20 25

k ad ar m in y ak b ij i p ap ay a ( % )

berat biji papaya kering (gr)

60 menit 120 menit 150 menit 180 menit 210 menit

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(39)

Laporan Penelit ian

Bab IV HASIL DAN PEM BAHASAN

Pr ogr a m Stu d i S-1 Tek n ik Kim ia

Fa k u lta s Tek n ologi In d u str i –UPN”vete r a n ”JATIM 27 semakin tinggi kadar minyak nabati dan semakin banyak biji kering papaya

semakin menurun kadar yang diproleh. Karena hal ini disebabkan karena terjadi

kontak antara bahan pada dan pelarut selama proses leaching, akan tetapi pada

saat tertentu terlalu lama waktu leaching semakin jenuh proses leaching terjadi,

sehingga waktu leaching yang lama tidak berpengaruh lagi untuk minyak biji

papaya terambil dan kadar minyak biji papaya. Dilihat dari table IV.1.1 untuk 180

dan 210 menit proses leaching, titik kejenuhan mulai terjadi sehingga minyak biji

papaya yang terambil juga tetap tidak bertambah serta kadar juga berkurang.

Grafik IV.2.2 Hubungan berat biji papaya kering vs berat minyak biji

papaya terambil dengan variasi waktu leaching dengan pelarut alkohol

Dari data grafik diatas antara berat biji papaya kering vs minyak biji

papaya terambil dapat dijelaskan bahwa pada waktu 60 menit minyak biji papaya

semakin banyak yang terambil sampai menit ke 150. saat waktu 150 menit berat

ke 20 gram biji papaya minyak yang terambil 5,02 gram, ini titik waktu

maksimum leaching minyak biji papaya terambil. Pada waktu menit ke 180 dan 2 2,5 3 3,5 4 4,5 5

5 10 15 20

b e ra t m in y ak b ij i p a p a y a (g r)

berat biji papaya kering (gr)

60 menit 120 menit 150 menit 180 menit 210 menit

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(40)

Laporan Penelit ian

Bab IV HASIL DAN PEM BAHASAN

Pr ogr a m Stu d i S-1 Tek n ik Kim ia

Fa k u lta s Tek n ologi In d u str i –UPN”vete r a n ”JATIM 28 210 minyak biji papaya terambil turun dari menit ke 150 dan minyak biji papaya

yang terambil relativ sama dan tetap. Jadi, semakin lama waktu leaching terjadi

semakin banyak minyak biji papaya terambil , tetapi semkin terlalu lama waktu

leaching ,proses leaching tidak akan berfungsi karena larutan mulai jenuh pada

suhu tetap dan rendah sehingga pemisahan kurang maksimal,sehingga minyak biji

papaya yang terambil tetap ,tidak bertambah. Serta suhu yang kurang maksimal

sehingga minyak 32,6% dari biji papaya kering tidak terambil sempurna.

Grafik IV.2.3 Hubungan berat biji papaya kering vs Randemen minyak biji

papaya terambil dengan variasi waktu leaching dengan pelarut alkohol

Hubungan antara berat biji papaya dan randemen minyak biji papaya dari

biji papaya kering 32,6 %. Dari berat 10 gram sampai 18 gram randemen minyak

naik tapi pada 20 gram menurun. Pada waktu ke 150 menit randemen tidak

menurun dan waktu 180,210 menit randemen lebih kecil dari menit ke 150. Ini

disebabkan karena semakin lama waktu leaching terjadi semakin banyak minyak 20 21 22 23 24 25 26

5 10 15 20 25

ran d e m e n m in y ak b ij i p ap ay a ( % )

berat biji papaya kering (gr)

60 menit 120 menit 150 menit 180 menit 210 menit

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(41)

Laporan Penelit ian

Bab IV HASIL DAN PEM BAHASAN

Pr ogr a m Stu d i S-1 Tek n ik Kim ia

Fa k u lta s Tek n ologi In d u str i –UPN”vete r a n ”JATIM 29 biji papaya terambil , tetapi semakin terlalu lama waktu leaching ,proses leaching

tidak akan berfungsi karena larutan mulai jenuh pada suhu tetap dan rendah

sehingga pemisahan kurang maksimal,sehingga minyak biji papaya yang terambil

tetap ,tidak bertambah. Serta suhu yang kurang maksimal sehingga minyak 32,6%

dari biji papaya kering tidak terambil sempurna. Yang terbaik randemen minyak

biji papaya adalah 25,2 % dari 32,6% minyak dari biji papaya.

IV.3 Pembahasan

Perbandingan penelitian ini dengan peneliti terdahulu yaitu Rizky

A. dan Sri Rahayu , mempunyai perbedaan proses. Rizky A menggunakan

Ekstraksi Soxlet dan pelarut n-hexsane mendapatkan kadar minyak biji papaya

26,7%, sedangkan penelitian ini menggunakan leaching dan pelarut etanol 80%

kadar minyak biji papaya 25,13%. Perbandingan tidak terlalu jauh tapi

keuntungan dari penelitian ini ,proses leaching lebih mudah untuk dirancang ,tidak

terlalu susah dan pelarut alcohol yang aman untuk digunakan untuk kosmetika

atau bahan makanan. Sedangkan perbandingan dengan Sri Rahayu adalah

kosentrasi pelarut alcohol , peneliti terdahulu menggunakan kosentrasi alcohol

90% ,sedangkan penelitian ini menggunakan 80 %, serta suhu proses leaching

penelitian ini mengguanakan 35-40oC, sedangkan peneliti terdahulu menggunakan

suhu 78oC. Keuntungan dari penelitian ini adalah alcohol tidak cepat menguap

karena pada suhu rendah, sehingga kosentrasi alcohol waktu proses berlangsung

dengan variasi waktu yang ada dapat tetap efektif. Walaupun minyak biji papaya

yang terambil relative sedikit karena suhu leaching yang digunakan rendah.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(42)

Laporan Penelit ian

Bab V KESIM PULAN DAN SARAN

Pr ogr a m Stu d i S-1 Tek n ik Kim ia

Fa k u lta s Tek n ologi In d u str i –UPN”vete r a n ”JATIM 30

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

V.1 Kesimpulan

1. Hasil analisa yang didapat dari penelitian ini menggunakan gravimetric

dan evaporator vakum adalah kadar minyak biji papaya 25,13 % dan

minyak biji papaya yang terambil 5,02 gram pada perbandingan berat

bahan 18: 300 atau 1 : 44,44 dan waktu leaching 150 menit. Menggunakan

proses leaching dan pelarut alcohol 80% serta suhu proses leaching yang

relative rendah ,memberikan keuntungan pada penelitian ini yang cukup

mudah dan aman untuk dilakukan.

2. Randemen didapat dari penelitian ini adalah 25,2% dari 32,6% minyak

yang terdapat dalam biji papaya kering, karena pada proses leaching

pemisahan minyak dari biji papaya menggunakan pelarut etanol dan suhu

kurang maksimal.

3. Dengan pengambilan minyak dari biji papaya menggunakan proses

leaching dengan peubah berat bahan dan waktu leaching dapat dilakukan

dan dimanfaatkan karena minyak biji papaya mengandung asam lemak tak

jenuh seperti asam oleat dan palmitat sehingga dapat dimanfaatkan untuk

kehidupan sehari-hari seperti bahan makanan atau kosmetika.

V.2 Sar an

1. Diharapkan menggunakan proses lain agar pengambilan minyak dari biji

papaya terambil sempurna.

2. Gunakan suhu tinggi pada pengambilan minyak biji papaya agar

pemisahan minyak dari ampasnya terpisah sempurna.

3. Dalam proses penyaringan atau filtrasi setelah proses leaching ,diharapkan

langsung penyaringan agar tidak kembali ke padatan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(43)

DAFTAR PUSTAKA

Arlene Ariestia.and Suharto Ign .2010. Seminar nasional Teknik Kimia, Kejuangan. “

Pengaruh Temperatur dan Ukuran Biji Terhadap Perolehan Minyak Kemiri Pada

Ekstraksi Biji Kemiri”- Yogyakarta

Gusmawarni Sri Rahayu. 2009. SEMINAR NASIONAL tahun ke-4. “ Pengaruh

Perbandingan Berat bahan dan waktu Ekstraksi Terhadap Minyak biji Pepaya

Terambil” Teknik Planologi - Sleman,Ygyakarta

Geankoplis, C.J, 2003. TRANSPORT PROCESSES AND SEPARATION PROCESS

PRINCIPLES 4ed. Pearson Education International – New Jersey

Perry, Robert H. 1997. CHEMICAL ENGINEERING HANDBOOK 7ed. Mc Graw Hill

Companies Inc.

Habibie.2001.http://habibiezone.wordpress.com/tag/pemanasan/

http://id.wikipedia.org/wiki/Distilasi. 6/26/12. 10.34 PM

ht tp:/ / ww w .scribd.com/ doc/ 32060612/ t ugas-minyak-nabati.2/ 24/ 12. 12.50 PM

http://www.scribd.com/doc/53186146/proposal-metpen. 2/26/12. 08.26 PM

http://www.scribd.com/doc/32060612/tugas-minyak-nabati 2/26/12. 10.50 PM

http://irwanfarmasi.blogspot.com/2010/04/ekstraksi-menggunakan-proses-infudasi.html.2/26/12.8.28 PM

http://www.scribd.com/doc/53175533/MINYAK-NABATI 2/26/12 11.03 PM

http://y3hoo.nice-topic.com/t1050-manfaat-biji-pepaya. 2/24/12. 12.46 PM

Marsudiyanto.2004.http://marsudiyanto.blogspot.com/2012/04/manfaat-biji-pepaya.html

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(44)

McCabe, Warren L. 1993. UNIT OPERATION OF CHEMICAL ENGINERING 5ed. Mc Graw Hill, Inc – New York

Purwanti. Ani dan Yuniwati, 2008. http://www.scribd.com/doc/43542801/Optimasi- Kondisi-Proses-Ekstraksi-Minyak-Biji-Pepaya

Rahayu,Suparni,Setyowati.27-08-2009.http://www.chemistritry.org/materi_kimia/kimia- industri/teknologi-proses/ekstraksi-padat-cair/

Rizki. Apriani, 2008 . Penelitian Studi Ekstraksi . FMIPA UI

Suryani.Inggrid.2010.http://health.indexarticles.com/2010/01/buah-pepaya-kandungan gizinya.html

Utami,Devi . on 09/03/09 at 9:38 am.http://majarimagazine.com/2009/03/ekstraksi/

Winarno ,1987. Jurnal Perbandingan berat biji papaya dan pelarut untuk hasil terbaik.

Yolialingsih.http://www.obatherbalalami.com/2011/06/khasiat-hebat-biji-pepaya.html

Yuphi.2010.

http://yuphyyehahaa.blogspot.com/2010/11/teknologi-pengolahan-lemak-dan-minyak.html

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(45)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

Gambar

Tabel II.1.1 Kmposisi Biji Papaya Segar
Tabel II.1.2 Komposisi asam lemak dalam minyak biji papaya
Tabel IV.1 Analisa hasil (BPKI,Surabaya.Desember 2012) Kadar Minyak
Grafik IV.2.1 Hubungan berat biji papaya kering vs kadar minyak biji
+3

Referensi

Dokumen terkait

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber...

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.. Silicon Carbide

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.... i

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.arya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber...

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan