• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kadar ( mg% ) Nilai resapan rata-rata

18,38 0,084 36,77 0,125 55,15 0,179 73,54 0,225 91,92 0,270

110,30

0,329 183,8if 0,502

Setelah dilakukan analisis regresi linier, diperoleh koefisien korelasi (r) = 0,9993

05-5

" ^ dengan persamaan

Y = 2,556^.10'3X + 0,0367 X = kadar glukosa ( mg% )

Y = nilai resapan pada panjang gelombang maksimum ( 630 nm )

IV.7. Penentuan kadar glukosa darah

Dilakukan sesuai metoda penelitian III.3*9«3» Kadar glukosa darah pada tiap waktu pengambilan sampel , pada perlakuan I, II dan III masing-masin£ subyuk, dapat dilihat pada tabel VIII.

Ni la i re sa p. 0 .5 -d c\5 0 . 4 - 0 .3 -, k 0 7 - o.»-' 1 1 ' i i 1 i I | ' “ 2 0 6 0 J0 0 140 180

---- ► Kadar larutan glukosa ( mg% ) Gambar

8

. Kurva nilai resapan terhadap kadar

larutan glukosa pada A =

630

nm IV.

8

. Analisa data

IV.8.1. Perhitungan dava penurunan kadar glukosa darah Dihitung dengan cara seperti yang disebutkan da- lam metoda penelitian Ili.

3

«

10

.

1

.

Perubahan kadar glukosa dara.li dari keadaan awal akibat perlakuan dapat dilihat pada tabel IX , dan gambar

9

s/d lif.

Dari gambar yang dihasilkan, terlihat adanya pe- nyimpangan profil kurva pada subyak

6

( gambar

14

). Setelah dilakukan "Rejection of a Result", hasil nya data dari subyek

6

harus di "reject", sehing- ga untuk pengolahan data selanjutnya hanya dipa- kai data dari 3 subyek kelinci.

Daya penurunan kadar glukosa darah akibat pemberi an tolbutamida dan dispersi solida tolbutamida PVP K-30 ( 20:80 ) tiap selang waktu pengamaian pada masing-masing subyek dapat dilihat pada ta­ bel X. Sedangkan daya penurunan maksimum dapat di lihat pada tabel XI.

IV.8.2. Analisa data dengan statistik

Sesuai metoda penelitian III.3.10.2 , daya penuru nan kadar glukosa darah diolah dengan statistik se'cara ANAVA dengan percobaan faktorial RCBD. Ringkasan hasil statistik dapat dilihat pada ta­ bel XII.

l uin s M i snh t tis n m h u m j yiu s t i n

3

6

It : U iU it (611), tfiberikia flikisi seteayak I sraa/kg bent baba.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA PERBANDINGAN DAYA PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH DARI ... NOORMA

HIUftAKAI tAMt 611K0SA IAIAI Mil KAMA* AVAl ACIBA1 PillACUAIt

37

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA PERBANDINGAN DAYA PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH DARI ... NOORMA

Gambar 9. Kurva perubahan kadar glukosa darah dari keadaan awal akibat pemberian glukosa se­ bagai kontrol (□ — D), tolbutamida (O— O ) , dispersi solida tolbutamida-PVP K30=20:80

Gambar 10. Kurva perubahan kadar glukosa darah dari keadaan awal akibat pemberian glukosa so bagai kontrol (□ *■—D), tolbutamida (

0

--

0

), dispersi solida tolbutamida-PVP K30-^0:80 (•— •) pada subyek

2

Gambar 11. Kurva perubahan kadar glukosa darah dari keadaan awal akibat pemberian glukosa so bagai kontrol (□ — O ) , tolbutamida (O— O), dispersi solida tolbutamida-PVP K30-20:^0

Gambar 12. Kurva perubahan kadar glukosa darah dari keadaan awal akibat pemberian glukosa se bagai kontrol (□ ■— *Q) , tolbutamida (O-- O) , dispersi solida tolbutainida-PVP K30=20:80 (#-—■#) pada subyek

4

Gambar 13. Kurva perubahati kadar glukosa darah dari keadaan awal akibat pemberian glukosa sc- bagai kontrol (Q-— O ) , tolbutamida (O— O), dispersi solida tolbutamida-PVP K30-20:80 (•— •) pada subyek

5

Gambar 14« Kurva perubahan kadar glukosa darah dari keadaan awal akibat pemberjan glukosa se ba^ai konlrol (□ — Q) , tolbutamida (O— O) , dispersi solida tolbulamida-PVl’ K30=t:0:i30 (•— •) pada subyek

6

DA YA PE NU RU NA N KA DA R GL UK OS A DA RA H AK IB AT PE MB ER IA N C 6 A T fi? !? $ 9; 5 f2 «♦ £ g $ £in 1 _l IS s & 2 * s “ [i 8 cvi 55 8 % P a s R O ft O' ft K S m■v 1 <x> 8 18 to *OJ OL o SJ ft £o 5\ 8 1 2 9 8 In &? ROJ o 18 r-

s

5v 3 o>UP 3 fU S 8 »r7 $ ? 8 0 £ in 3 tn 3 3 fS c> § w S in \0OJ ft <o 35 c <TJ o 8 s 9 In 2* s 3 3 o <rt in jn ft

s

f i B

S

d CO ID JS 55 R In ro 3 Oi Q O ro S3 cu - 8 u m <• <T>* £ 3 ' VO I $ £ s 8 p *w+ fi 1 O 2 ft s 8 t? te i. (Q vO OJ \D a 00 s « o £ g

s

* 8 f-O 3 £ ■'T R ft o oo rn o tn no o & ft OJO' a C\J fa 3 7 fu (Tn K m o in $ ft 3 s *? In K ** ft f i ? O ft o 5 E5 r*>ro 8 te M IB m rn S3 is tn R 8 K £ \0 o (VJ *" (O tn R) to :3 A :»- 4) X •• OJ ro in 1

DAYA PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH MAKSIMUM AKIBAT PEMBERIAN BAHAN OBAT

TABEL XI

Subyek

Penurunan kadar glukosa darah maksimum (ro.£%) Tolbutamida mida - PVP K-30 ( 20:80 )Dispersi solida tolbuta­

1 72,37 69,56 2 42,13 43,59 3 35,68 38,40 4 24,87 69,91 5 54,47 67,45 Rata-rata 45,90 ±18,27 57,78 + 15,46 TABEL XII

RINGKASAN HASIL PERHITUNGAN STATISTIK SECARA ANAVA RCBD

Sumber variasi df ss MS Fhitung **=0,05 Bahan obat 1 3570,19 3570,19 7,22 4,06 Waktu 5 4034,30 806,86 1,63 2,43 Interaksi obat-waktu 5 612,24 122,45 0,25 2,43 Subyek 4 3141,28 785,32 1,59 2,58 Residu 44 21760,42 494 > 56 Total 59 33118,43

BAB V

P E M B A H A S A N

Tolbutamida merupakan antidiabetika oral yang kini jarang dipakai dalam praktek antara lain karena sifatnya yang sukar larut dalam air, sehingga absorbsi dan daya pe nurunan kadar glukosa darahnya kecil. Menurut Nelson dkk (

12

) laju absorbsi tolbutamida yang ditunjukkan oleh da ya penurunan kadar glukosa darah, merupaKan fungsi d a n laju disolusi. Lambatnya laju disolusi tolbutamida menye- babkaft laju absorbsi yang lambat pula, sehingga bioavaila

bilitas tolbutamida menjadi rendah.

Laju disolusi tolbutamida dapat ditingkatkan dengan cara dibuat dispersi solida dalam pembawa PVP K-30>dimana pada komposisi 20:80 menunjukkan peningkatan laju disolu­ si terbesar ( 13 ). Untuk mengetahui pengaruh dispersi so lida tolbutamida - PVP K-30 ( 20:80 ) terhadap bioavaila- bilitas tolbutamida, dilakukan penelitian terhadap efek far; makologinya yaitu daya penurunan kadar glukosa darah,yang dapat digunakan sebagai parameter untuk penentuan bioavai labilitas secara tidak langsung.

Tahap awal dari penelitian ini dilakukan identifi- kasi bahan aktif maupun bahan pembawa yang digunakan un­

tuk membuat dispersi solida tolbutamida - PVP K-30 (J0:60). Secara kualitatif hasil yang diperoleh dari titik lebur tolbutamida: 131,90 °C (IM. fid. Ill: 12G-132 °C), d.-.ri

u-ji kuantitatif asidi alkalimetri, kadar tolbutamida sebagai bahan baku = 99,53%.( F.I. Ed.Ill = 98,0-110,0% ). Berda sarkan reaksi warna sebagai uji kualitatif, PVP K-30 mem berikan reaksi yang sama dengan yang tertera pada F.I.Ed. III. Dengan demikian tolbutamida maupun PVP K-30 yang di guna-kan memenuhi persyaratan Farmakope Indonesi edisi III.

Seperti yang dilakukan Sekikawa ( 27 ) dan Emi ( 13 ) dispersi solida tolbutamida - PVP K-30 dibuat dengan me­ toda pelarutan, dimana dari pustaka (

9

) juga diaolmt- kan bahwa muloda pelarutan merupakan metoda terbaik uniuk pembuatan dispersi solida dalam pembawa PVP. Dispersi so lida hasil pembuatan diperiksa dengan DSC. Termogram yang dihasilkan mempmiyai proJ'.U yang ideutik dengan termogram dispersi solida dari penelitian terdahulu, yaitu tidak ada puncak titik lebur dari suhu 30-200 °C ( lampiran 2,3 dan i+ ). Keadaan tersebut menggambarkan bahwa dispersi solida yang dibuat identik dengan hasil dispersi solida pada pe­ nelitian terdahulu. Dispersi solida yang pembuatannya ti­ dak sempurna, pada termogram DSC akan terlihat adanya pun cak titik lebur seperti yang terlihat pada lampiran

6

. A- danya puncak titik lebur tersebut diakibatkan tolbutamida tidak terdispersi secara sempurna dalam PVP, sehingga pa­ da suhu 132 °C yang merupakan suhu lebur tolbutamida tor- lihat puncak pada termogramnya.

Penentuan kadar'glukosa darah dilakukan secara spek trofotometri, sehingga perlu dibuat kurva baku glukosa pada panjang gelombang yang ditentukan terlebih dahulu ( =

030

nm ). Dari analisa regresi yang dilakukan, diperoleh per- samaan Y = 2,556if.lO”'Sc + 0,036? dengan koefisisen korelg, si (r) = 0,9993 ^=0,005; 5 = ). Metoda yang dipa-kai untuk menentukan kadar glukosa adalah metoda o-tolui- din, yang sederhana dalam pelaksanaannya dan spesifikasi- nya relatif tinggi ( 25)26 )• Oleh karena dalam pelaksan& an penentuan kadar glukosa darah dengan metoda o-toluidin digunakan kit, maka perlu dilakukan uji kit sebelum meng­ gunakan kit tersebut. Dari hasil uji kit dengan serum ba-

TM

ku Seronorm Routine didapat kadar glukosa 117,02 + i+,82 ms% ( rentang kadar yang dipersyaratkan :

108-133

mg# ) , sehingga kit glukosa dapat digunakan untuk penentuan ka­ dar glukosa darah dengan metoda otoluidin.

Penentuan daya penurunan kdar glukosa darah . dari tolbutamida dan dispersi solida tolbutamida - PVP K-30

( 20:80 ) digunakan subyek kelinci. Kelinci dipilih yang sehat, berat antara 2,5-3>3 kg dan berkelamin jantan. Ke­ linci betina tidak digunakan sebagai subyek dalam peneli­ tian ini karena dikhawatirkan adanya pengaruh hormonal p£ da kadar glukosa darahnya. Selain itu, dipilih kelinci d£ ngan warna putih ( albino ) untuk mengurangi pengaruh per bedaan genetik. Makanan yang diberikan pada kelinci berjj? nis sama dan jumlahnya disesuaikan dengan berat badannya. Sebelum dilakukan percobaan, subyek dipuasakan sepanjang malam agar saat diberi obat lambung dalam keadaan kosong. Adanya makanan dalam lambung menyebabkan viskositas cair- an lambung meningkat, dan akan memperlambat proses absorb

si obatnya ( 15 ). Mas'ing-masing subyek mondapat tiga per lakuan, dimana antara perlakuan subyek diiestirahatkan se- lama satu minggu. Tujuan diberikannya selang waktu terse- but adalah untuk menghilangkan pengaruh dari perlakuan se belumnya, sehingga diharapkan efek farmakologi yang ditim bulkan benar-benar diakibatkan dari perlakuan pada saat i tu. Pada saat perlakuan pemberian obat : tolbutamida atau dispersi solida tolbutamida - PVP K-30 ( 20:80 ), subyek diberikan glukosa sebagai tes toleransi glukosa ( "Gluco­ se Tolerance Test"/ GTT ). GTT merupakan metoda yang umum digunakan dalam penentuan daya penurunan kadar glukosa da rah suatu anti antidiabetes, bila tidak digunakan alloxan untuk membuat subyek menderita diabetes. Oleli karena GTT juga berfungsi untuk menghindari terjadinya "hypoglicemic shock" akibat pemberian obat, maka glukosa diberikan pada jam ke

-1

dengan harapan, agar saat terjadi absorpsi muksi mum tolbutamida juga terjadi absorpsi maksimum glukosa. Dengan adanya perlakuan GTT pada perlakuan II' dan III, ma ka perlu adanya kontrol akibat pemberian glukosa saja yai tu pada perlakuan I.

Dari data kadar glukosa yang diperoleh ( tabel VIII ) terlihat bahwa kadar glukosa darah awal ( kadar glukosa - darah puasa/ saat t=

0

,

0

) berbeda untuk tiap perlakuan, mes kipun pada subyek yang sama. Keadaan ini dapat disebabkan oleh pengaruh lingkungan percobaan yang berbeda, misalnya kebisingan dan lain-lain,sehingga dapat mempengaruhi emo- si dan kondisi fisik subyek, dimana sangat berpcngaruh pa

da kadar glukosa dairah ( 1,14 ). Untuk mengetahui peruba- han kadar glukosa darah akibat perlakuan, perlu dikoreksi terhadap keadaan awalnya.Hasilnya dapat dilihat pada ta - bel IX dan kurva perubahan kadar glukosa darah tersebut dapat dilihat pada gambar

9

-

14

. .

Dari gambar terlihat bahwa umumnya kurva kontrol berada di atas kurva tolbutamida maupun kurva dispersi so­

lida tolbutamida' - PVP K-30 ( 20:80 ), yang berarti bahwa kadar glukosa darah sebelum diberi obat lebih tinggi di­ banding setelah diberi obat. Tetapi pada gambar 14, atau data dari subyek

6

terlihat hal yang sebaliknya, sehingga dicoba dilakukan ’’Rejection of a Result” secara statistik. llasilnya, data dari subyek

6

harus di ’’reject” , sehingga untuk pengolahan data selanjutnya hanya dipakai data dari lima subyek ( data dari subyek

6

tidak digunakan ).

Untuk menentukan daya penurunan kadar glukosa darah akibat pemberian bahan obat ( perlakuan II dan III ),per lu dilakukan koreksi terhadap kontrol ( perlakuan I ) de­ ngan cara seperti yang disebutkan dalam metoda penelitian III.3.10.1. Besarnya daya penurunan kadar glukosa darah a kibat pemberian obat pada masing-masing subyek dapat dili hat pada tabel XI.

Hasil perhitungan dengan, statistik secara ANAVA RCBD dari data daya penurunan kadar glukosa darah pada ma­

sing-masing subyek dapat dilihat pada tabel XII. Terlihat bahwa F hitung akibat pemberian obat =7,22 y F tabel

dar glukosa darah dari dispersi solida tolbutamida - PVP K

-30

( 20:80 ) dan tolbutamida berbeda secara bermakna dimana daya penurunan kadar glukosa darah dari dispersi solida tolbutamida - PVP K-30 ( 20:80 ) lebih besar dari tolbutamida murni. Daya penurunan kadar glukosa darah mak simum dispersi solida tolbutamida - PVP K-30 ( 20:80 ) = 57,78 ± 15,46 mg% dan tolbutamida = 45,90 + 18,27 mg%.Se dangkan F hitung dari subyek, waktu, dan interaksi obat- waktu hasilnya lebih kecil dariF tabel, sehingga dapat dikatakan bahwa daya penurunan kadar glukosa darah yang disebabkan faktor-faktor tersebut tidak berbeda bermakna.

Bila hasil penelitian ini dikaitkan dengan penoli- tian terdahulu, yang menyatakan bahwa laju disoliuji dij- persi solida tolbutamida lebih besar dari tolbutauiida mur ni, maka dapat dikatakan bahwa peningkatan laju disolusi tersebut diikuti dengan peningkatan efek farmakologi tol butamida atau peningkatan bioavailabilitasnya.

Penelitian ini mendukung penelitian yang telah dila kukan Sekikawa dkk (27). Dilaporkan bahwa ada pengaruh da ri bentuk dispersi solida tolbutamida dalam pembawa PVP terhadap laju disolusi in vitro dan bioavailabilitasnya. Dari gambar

15

taippak bahwa laju disolusi dispersi solida tol­ butamida - PVP ( 1:10 ) lebih besar dibandingkan campuran

fisis maupun tolbutamida murni. Peningkatan laju disolusi tersebut tcrnyata diikuti dengan peningkatan kocepatan dan jumlah tolbutamida yang mencapai plasma, setelah diberi kan secara oral pada subyek kulinci ( gambar 16 ).

Waktu ( menit ) Gambar 15. Profil laju disolusi tolbutamida pada me­

dia disintegrasi (JP IX) pada suhu 37 °C keterangan :

— O— : dispersi solida tolbutamida-PVr = 1:10 *— : dispersi solida tolbutamida-PVP = 1:5

a— : dispersi solida tolbutamida-PVP = 1:3 — *— * : campuran fisis tolbutamida-PVP = 1:3 — •— : tolbutamida murni

Gambar 16. Kadar tolbutamida dalam plasma, setelah diberikan secara oral ( 27 ).

Data teryebut sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa laju disolusi dari bahan obat yang bersifat sukar larut merupakan tabap penentu bagi proses absorbsinya (

1

). Dengan meningkatnya laju disolusi, akan meningkatkan laju absorbsi sehingga jumlah obat dalam darah semakin besar. Jumlah tolbutamida dalam darah dapat ditunjukkan dengan besarnya efek farmakologi yang ditimbulkan, yaitu daya penurunan kadar glukosa darah ( 1 4 ) . Sehingga daya penu runan kadar glukosa darah dari dispersi solida tolbutami da - PVP K-30 ( 20:80 ) yang lebih besar dari tolbutami­ da murninya menunjukkan bahwa terdapat peningkatan bioa-

availabilitas tolbutamida.

Berdasarkan si fat sukar larut dari tolbutamida yan£ mengakibatkan lambatnya efek farmakologi yang ditimbulkan dan berdasarkan meningkatnya bioavailabilitas tolbutamida bila dibuat dispersi solida dalam pembawa PVP K-30, khu- susnya pada komposisi 20:80,maka perlu dilakukan peneli­ tian lebih lanjut untuk menentukan formula dan perbandi- ngan yang tepat antara tolbutamida murni dan dispersi so lida tolbutamida - PVP K-30 ( 20:80 ) sehingga diperoleh suatu sediaan obat diabetes dengan efek terapi yang opti mum.

BAB VI K E S I M P U L A N

Berdasarkan data yang diperoleh dari perlakuan terha dap lima subyek kelinci, dapat disimpulkan :

1. Ada perbedaan yang bermakna antara daya penurunan kadar glukosa darah dari dispersi solida tolbutamida - PVP K-30 ( 20 : 80 ) dan tolbutamida murni, dimana daya pe­ nurunan kadar glukosa darah dari dispersi solida tolbu- mida - PVP K-30 ( 20 : 80 ) lebih besar dibundingkan de ngan tolbutamida murni,

2. Besar daya penurunan kadar glukosa darah maksimum dari dispersi solida tolbutamida - PVP K-30 ( 20 : 80 ) ada- lah 37,78 + 15,46 mg% dan tolbutamida murni adalah 45,90 + 18,27 mg%.

BAB VIII R I N G K A S A . N

Tolbutamida merupakan anti antidiabetika oral yang bersifat sukar larut. Oleh karena sifat sukar larut terse­ but, laju disolusi menjadi penentu bagi bioavailabilitasnya. Dari penelitian terdahulu diketahui bahwa dispersi solida tolbutamida - PVP K-30 ( 20:80 ) mempunyai .laju disolusi yang lebih tinggi dari tolbutamida murni. Secara teori pe­ ningkatan laju disolusi obat sukar larut akan menyebabkan peningkatan laju absorbsi dan kadar obat dalam darah, se­ hingga dapat memperbaiki bioavailabilitasnya.

Bioavailabilitas tolbutamida dapat ditentukan dengan mg, nentukan daya penurunan kadar glukosa darahnya, yang meru­ pakan cara penentuan bioavailabilitas cara tidak langsung. Sehingga untuk membuktikan kebenaran teori tersebut telah dilakukan penelitian pengaruh'dispersi solida tolbutamida- PVP K-30 ( 20:80 ) dengan membandingkan daya penurunan ka­ dar glukooa darahnya terhadap tolbutamida murni* dengan tQ,

leransi glukosa pada subyek kelinci. Kadar glukosa darah ditentukan dengan metoda o-toluidin secara spektrofotometri.

Dari data yang diperoleh, kemudian diolah dengan per hitungan statistik secara ANAVA dengan percobaan faktorial dari rancangan blok lengkap yang acak ( "Randomized Com­ plete Block Design"/ RCBD ). Hasil perhitungan statistik

pada oC =

0,05

menunjukkan bahwa antara daya penurunan ka­ dar glukosa darah dari dispersi solida tolbutamida - PVP K

-30

( 20:80 ) dengan tolbutamida murni ada perbedaan yang bermakna, dimana daya penurunan kadar glukosa darah dari dispersi solida tolbutamida - PVP K-30 ( 20:80 ) lebih be­ sar dari tolbutamida murni, Besar daya penurunan kadar glu kosa darah dari dispersi solida tolbutamida - PVP K-30 (2

( 20:80 ) =

57

j

78

+, 15,4-6 mg% dan tolbutamida murni = 45,94 + 18,27 mg#.

Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa pe­ ningkatan laju disolusi dari dispersi solida ' tolbutamida - PVP K-30 ( 20:80 ) menyebabkan peningkatan bioavailabili las tolbutamida, yang ditunjukkan dengan poningkatan dava penurunan kadar glukosa darahnya.

BAB IX

Dokumen terkait