• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tabel 3.3: Produktivitas menurut Industri (1952 = 100)

——————————————————————————————————————————- Industri 1957 1965 1978 1981 1982 ——————————————————————————————————————————- Secara Keseluruhan 152.1 214.6 266.0 283.5 290.0 Metalurgi 208.2 303.1 233.6 250.8 257.1 Tenaga Listrik 156.3 248.9 386.0 336.2 322.8 Batu-bara 150.8 98.9 110.8 100.7 103.6 Petroleum 174.9 317.7 624.3 520.2 494.7 Kimia 231.7 501.2 552.4 654.6 694.5 Mesin 199.5 287.4 404.0 380.2 425.8 Bahan bangunan 171.1 313.5 328.1 341.3 365.9 Kehutanan 98.6 95.9 79.7 80.6 78.7 Makanan 141.7 162.5 158.2 176.2 175.5 Tekstil 114.5 168.9 208.7 238.9 213.6 Kertas 174.5 209.1 155.4 142.3 144.3 ——————————————————————————————————————————- Sumber: State Statistical Bureau, Abstract, 1983, JPRS., 84111,

12 Autgustus 1983, hal. 100-101.

——————————————————————————————————————————-

Memang, orang akan mengharapkan tingkat-tingkat produktivitas yang tinggi dalam industri kimia, karena banyak pabrik-pabrik baru telah diimpor, dan orang akan mengharapkan industri batu-bara yang sudah kuno itu memperlihatkan suatu gambaran yang sebaliknya. Persoalannya adalah apa yang dilakukan di sektor-sektor itu. Orang dapat mengeluh tentang “mangkuk nasi besi” dan efek-efek pekerjaan selama hidup yang anti-ekonomi dan orang dapat mengambil tindakan-tindakan untuk mempekerjakan kebanyakan buruh baru atas dasar suatu kontrak. Namun, aku khawatir, bahwa efekt-efekt jangka pendek atas pekerjaan akan berarti bahwa perkembangan intensif akan dibayar dengan pencapaian suatu

masyartakat yang kurang sosialis, setidak-tidaknya dalam kaitan dengan “hukum” fundemantal dari sosialisme Stalin – yaitu mengenai dipenuhinya kebutuhan-kebutuhan dari jumlah rakyat yang terus menerus semakin bertambah. Tetapi di sini kita kembali pada hal yang telah dikemukakan dalam bagian pertama Bab ini dan masalah yang diangkat gerak kearah sosialisme maju memerlukan ditinggalkannya untuk sementara telos sosialis itu? Kalau ya, untuk berapa lama?

KESIMPULAN

Perluasan sistem kontrak dan diberikannya hak yang diperluas untuk mempekerjakan dan memecat kepada perusahaan-perusahaan membawa kita kembali pada argumen mengenai perkembangan pasar tenaga kerja di mana bentuk-bentuk kapitalisme telah lama muncul sebelum “sosialisme maju” yang manapun. Bagi banyak ekonom Barat yang ortodoks, kesimpulannya jelas; perkembangan intensif hanya mungkin di bawah kapitalisme di mana perusahaan-perusahaan menjadi bangkrut jika mereka mengabaikan efisiensi faktor-faktor atau produksi. Dengan demikian, transisi dari perkembangtan ekstensif pada perkembangan intensif di Tiongkok akan terjadi apabila dan manakala Tiongkok kembali pada satu-satunya sistem ekonomi yang benar-benar efisien. Karena keyakinan ini, teoretisi “dunia riil” ini mengesampingkan perdebatan- perdebatan mengenai sosialisme maju dan sosialisme terbelakang sebagai suatu omong-kosong ideologis. Beberapa Mensheviki yang hanya duduk di belakang meja mengangkat bahu mereka, memutuskan bahwa transisi dari perkembangan ekstensif pada perkembangan intensif hanya mungkin terjadi “sebelum” dilakukan upaya apapun untuk mensosialisasi ekonomi. Pengritik-pengritik Bolshevik mereka akan menunjukkan bahwa betapapun tidak seimbang dan tidak efisiennya ekonomi Sovyet, ia telah mencapai suatu derajat perkembangan intensif yang, sekalipun tidak memenuhi standard bagi sosialisme maju yang disyaratkan oleh Su Shaozhi dan Wang Guoping, jelas-jelas mengkualifikasikan Uni Sovyet sebagai suatu negeri maju secara in- dustrial; atas dasar ini mereka mempertahankan versi “sosialisme maju” dari zaman Brezhnev.Yang tersebut belakangan ini mengandung kebenaran! Hasil-hasil Uni Sovyet tidak patut diremehkan. Bahkan, banyak sekali yang dicapai di Uni Sovyet selama beberapa dasawarsa

perkembangan ekstensif. Betapapun, walau akan ada yang menyangkal bahwa Uni Sovyet adalah “maju,” banyak yang akan mendiskualifikasikannya sebagai sosialis. Kepemimpinan Tiongkok sekarang tidak dapat lebih lama lagi berbuat demikian, karena ia mengikuti dalil yang sama, yang menjadikan tenaga-tenaga produktif dan “satu” hubungan produksi (kepemilikan) sebagai titik pangkalnya. Sudah tentu terdapat hubungan-hubungan produksi lain dalam perumusan Marxian, di antaranya yang tidak kurang penting adalah hubungan antara orang-orang yang bekerja. Dan bagaimana tentang hubungan para produser dengan produkt-produkt pekeffrjaan itu, yang berada di luar perbedaan biasa antara tenaga-tenaga dan hubungan- hubungan produksi? Aku berbicara di sini tentang alienasi yang telah didis-kusikan untuk beberapa waktu lamanya di Tiongkok pada sekitar peringatan 100-tahun Marx dan kemudian dibungkam habis. Namun pasti ada banyak orang di Tiongkok yang mempertanyakan validitas suatu “logika industrialisme” model Clark Kerr, yang akan beroperasi seperti “suatu hukum ekonomik obyektif” hingga saat kerajaan Tuhan secara ajaib akan dihantar ke atas bumi. Karenanya, diperlukan lebih banyak lagi pemikiran mengenai ide sosialisme sebagai proses. Ini tidak mesti suatu “sosialisme kemiskinan”; melainkan setiap pemikiran tentang suatu telos memang melibatkan suatu batas tertentu pemikiran utopian yang pasti tidak akan disetujui oleh Engels; sedangkan bagi Marx, kita cuma dapat menerka-nerka belaka. Tetapi, apakah yang akan dipikir oleh Marx itu benar-benar menjadi soal?

Catatan

1. Brugger, 1981(b) 2. Brugger, 1978, hal. 20-7 3. CPSU., 1961

4. Stalin (1936), Stalin, 1976, hal. 799-800 5. Lihat Evans, 1977

7. Ini tersebar dalam tulisan-tulisan Mao, 1974. Khususnya lihat kritik-kritik Mao mengenai Stalin pada tahun 1957 yang menyatakan bahwa Stalin tidak dapat melihat bahwa sosialisme dapat dinegasi, (hal. 49-50) 8. Wang Guoping, Shehui Kexue, 6, 1983, JPRS., 84330, 15 September 1983, hal. 7-14

9. Marx, (1875), Marx dan Engels, SW., III, 1970, hal. 18 10. Brugger, 1984(b)

11. Wang Guoping, Shehui Kexue, 6, 1983, JPRS., 84330, 15 September 1983, hal. 7-14 12. Xiong Yingwu dan Wang Shaoshun, 1980, hal. 81

13. Wang Guoping, Shehui Kexue, 6, 1983, dalam JPRS., 84330, 15 September 1983, hal. 7-14 14. Brugger, dalam Young (akan terbit)

15. Xiong Yingwu dan Wang Shaoshun, 1980 , hal. 104-8

16. Lihat Dobb, 1948, hal. 328. Mengenai alasan-alasan Bazarov dan Groman, lihat Jasny, 1972, hal. 89-138 17. Lihat Domar, 1957, hal. 223-61

18. Jenis argumen ini dapat dijumpai dalam Ellul, 1967

19. Lihat Campbell, 1968. Untuk diskusi terinci mengenai penggunaan ekonomi matematikal, lihat Ellman, 1973 20. Lihat Watson, 1983

21. Krivitsov dan Sidikhmenov, 1972, hal. 212 22. Ibid., hal. 237

23. Suatu diskusi klasik adalah Sik, 1967. Untuk suatu diskusi Tiongkok, lihat Xu Fulan, Shehui Kexue, 6, 1983, JPRS., 84404, 26 September 1983, hal. 19-24

24. Lihat Evans, 1977, dan Bergson, 1973 25. McFarlane, 1983; interpretasiku agak berbeda. 26. Brugger dan Hannan, 1983, hal. 45-8

27. A.l. Xu Fulan, Shehui Kexue, 6, 1983, JPRS., 84404, 26 September 1983, hal. 19-24 28. Liu Huiyong, Jingji Yanjiu, 6, 1983, JPRS., 84013, 1 Augustus 1983, hal. 19-25 29. Ibid.

31. Jiang Wei, GMRB, 26 Juni 1983, hal. 4

32. State Statistical Bureau, Abstract, JPRS.., 84111, 12 Augustus 1983, hal. 115 33. Duan Yun, Zhongguo Jinrong, 5, 1983, JPRS., 83989, 27 Juli 1983, hal. 76-82 34. Caizheng, 6, 1983, JPRS., 84388, 22 September 1983, hal. 64-7

35. Lihat a.l. Goldmann, 1968

36. Ma Hong, Zhongguo Jingji Nianjian, 1982, JPRS., 84059, 8 Augustus 1983, hal. 88-101 37. Ibid., hal. 94

38. Jingji Ribao, 25 Juli 1983, JPRS., 84188, 25 Augustus 1983, hal. 62-8 39. Caizheng, 6, 1983, JPRS., 84388, 22 September 1983, hal. 68-72 40. Ma Hong, Zhongguo Nianjian, 1982, JPRS., 84059, 8 Augustus 1983, hal. 92 41. Kerr dkk., 1962.

Reform Ekonomi: Legitimasi, Efisiensi Dan

Dokumen terkait