• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tabel Rak D

Dalam dokumen LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK TATA CARA KERJA (Halaman 26-41)

2. Perhitungan D.1.1 RWL asal = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM = 23 x 0,427 x 0,9175 x 0,863 x 0,9136 x 0,37 x 0,9 = 2,366 LI = 5 2,366 = 2,113 Li > 1 RWL tujuan = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM = 23 x 0,427 x 0,769 x 0,863 x 0,792 x 0,37 x 0,9 = 1,719 LI = 1,7195 = 2,909 LI>1 D.1.2 RWL asal = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM = 23 x 0,465 x 0,9175 x 0,857 x 0,9136 x 0,37 x 0,9 = 2,558 LI = 5 2,558 = 1,955 LI>1 RWL tujuan = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM = 23 x 0,429 x 0,721 x 0,857x 0,795 x 0,37 x 0,9 = 1,614 LI = 5 1,614 = 3,10 LI>1 D.2.1 Faktor Pengali 1 2 3 As Tj As Tj As Tj As Tj As Tj As Tj LC 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 HM 0,427 0,427 0,465 0,429 0,427 0,426 0,465 0,429 0,427 0,377 0,465 0,377 VM 0,9175 0,769 0,9175 0,721 0,868 0,769 0,868 0,721 0,817 0,769 0,817 0,721 DM 0,863 0,863 0,857 0,857 0,857 0,857 0,853 0,853 0,853 0,853 0,849 0,849 AM 0,9136 0,792 0,9136 0,795 1 0,696 1 0,696 0,92 0,795 0,92 0,795 FM 0,37 0,37 0,37 0,37 0,37 0,37 0,37 0,37 0,37 0,37 0,37 0,37 CM 0,9 0,9 0,9 0,9 0,9 0,9 0,9 0,9 0,9 0,9 0,9 0,9 CM 0,9 0,9 0,9 0,9 0,9 0,9 0,9 0,9 0,9 0,9 0,9 0,9

RWL asal= LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM = 23 x 0,427 x 0,868 x 0,857 x 1 x 0,37 x 0,9 = 2,433 LI = 5 2,433 = 2,055 LI>1 RWL tujuan= LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM = 23 x 0,426 x 0,769 x 0,857 x 0,696 x 0,37 x 0,9 = 1,496 LI = 5 1,496 = 3,342 LI>1 D.2.2 RWL asal = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM = 23 x 0,465 x 0,868 x 0,853 x 1 x 0,37 x 0,90 = 2,637 LI = 5 2,637 = 1,896 LI>1 RWL tujuan= LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM = 23 x 0,429 x 0,721 x 0,853 x 0,696 x 0,37 x 0,90 = 1,406 LI = 5 1,406 = 3,556 LI>1 D.3.1 RWL asal= LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM = 23 x 0,427 x 0,817 x 0,853 x 0,92 x 0,37 x 0,90 = 2,097 LI = 2,0975 = 2,384 LI>1 RWL tujuan= LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM = 23 x 0,377 x 0,769 x 0,853 x 0,795 x 0,37 x 0,90 = 1,506 LI = 5 1,506 = 3,320 LI>1 D.3.2 RWL asal= LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM = 23 x 0,465 x 0,817 x 0,849 x 0,92 x 0,37 x 0,9 = 2,273

LI = 5 2,273 = 2,199 LI>1 RWL tujuan= LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM = 23 x 0,377 x 0,721 x 0,849 x 0,795 x 0,37 x0,9 = 1,405 LI = 5 1,405 = 3,560 LI>1 B. Pembahasan

Praktikum Teknik Tata Cara Kerja (TTCK) acara 4 ini berjudul Analisis Berat Pengangkatan Beban. Tujuan dari praktikum ini supaya praktikan mampu melakukan analisis berat pengangkatan beban oleh pekerja saat bekerja. Metode untuk melakukan analisis ini menggunakan Recommended Weight Limit (RWL).

Ada beberapa langkah untuk melakukan analisis berat pengkatan beban oleh pekerja saat bekerja. Pertama, praktikan melakukan simulasi pekerjaan pemindahan bahan di masing-masing tingkatan rak pada stasiun kerja pengepakan. Lalu, praktikan lain melakukan pengambilan gambar posisi kaki dan tangan pekerja pada saat bekerja. Kemudian menggambaran letak kaki pekerja di lantai, penggambaran dilakukan untuk mempermudah dalam melakukan pengukuran karena titik-titik pengukurannya sudah ditentukan pada gambar yang telah digambar. Praktikan lain melakukan perhitugan jarak vertikal maupun horizontal dari kaki ke rak tempat peletakan barang, menghitung sudut kemiringan pekerja ketika mengangkat dan meletakkan kardus dengan demikian maka nilai Horisontal, Vertical, Distance, dan Asymetric pada masing-masing tingkatan rak. Selain itu juga dilakukan pencarian nilai Frequency dan Counpling berdasarkan data yang diperoleh dengan cara melihat tabel yang telah ada. Untuk mengetahui Frequency pengangkatan kardus maka dilakukan simulasi pengangkutan dalam 1 menit praktikan dapat mengangkat berapa kardus. Setelah

itu, dilakukan perhitungan RWL dan Lifting Index (LI). Dilakukan pembandingan antara pemindahan karton dari handtruck ke rak terbawah, dari hand truck ke rak tengah, dari hand truck ke rak teratas, rak terbawah ke handtruck, rak tengah ke handtruck, dan rak teratas ke handtruck. Hasil hari perhitungan ini berupa nilai LI, kemudian dilakukan rekomendasi tentang beban kerja yang ditanggung pekerja.

RWL (Recommended Weight Limit) adalah batas beban yang dapat diangkat oleh manusia tanpa menimbulkan cidera ekstrim meskipun pekerjaan tersebut dilakukan berulang, dalam durasi kerja normal (8jam/hari), dan dalam jangka waktu yang cukup lama. Batasan ini untuk mengurangi terjadinya nyeri sendi, pegal linu, dan nyakit otot lainnya. Batasan ini sangat penting terutama untuk mengatasi ketidaknyamanan kerja bagi operator untuk pekerjaan berat.

RWL ini berfungsi untuk bahan kajian ketika merekomendasikan berat yang dianggap aman bagi suatu pengangkatan yang ideal dan kemudian mengurangi berat tersebut apabila suatu tugas mulai memberikan tekanan yang tinggi pada pekerja.

Persamaannya adalah sebagai berikut:

RWL=LCHMVMDMAMFMCM Keterangan

Faktor Pengali Keterangan Metrik

LC Load Constant 23 kg

HM Horizontal Multiplier (25/H)

VM Vertical Multiplier 1-0,003 | V -75 |

DM Distance Multiplier 0,82 + 4,5/D

AM Asymetric Multiplier 1 – 0.0032 A

FM Frequency Multiplier Tabel

CM Coupling Multiplier Bervariasi dari 0,9 - 1,0

H (Horizontal) = Lokasi horisontal yang diukur sebagai jarak dari titik tengah antara pergelangan kaki pekerja ke titik proyeksi pada lantai yang langsung lurus dibawah titik tengah kedua tangan yang menggenggam benda.

V (Vertical) = Lokasi vertikal diukur dari lantai ke titik tengah vertikal kedua tangan.

D (Distance) = Jumlah jarak tempuh atau perpindahan beban selama kerja mengangkat berlangsung ditentukan dengan mengurangkan lokasi vertikal kedua tangan pada akhir kerja pengangkatan.

A (Asymetric) = Sudut asimetris adalah jumlah derajat dimana tenaga kerja harus memutar badan dan bahu untuk melaksanakan kerja angkatan dan diukur sebagai sudut antara garis lancip dan garis simetris.

F (Frequency) = Tingkat rata-rata frekuensi ditentukan dengan melaksanakan pengamatan selama periode kerja.

C (Coupling) = Keberhasilan memegang ditentukan dengan menggunakan skala berikut :

a. Baik (1,0) adalah ada pegangan yang nyaman ketika tangan dengan mudah merangkul benda atau pegangan atau cengkeraman optimal.

b. Cukup (0,95 – 1,0) adalah pegangan yang memungkinkan tangan tertekuk membentuk sekitar 90 derajat merangkul benda atau pegangan atau genggaman kurang optimal.

c. Buruk (0,90) adalah pegangan benda yang tidak beraturan, yang merupakan benda-benda yang besar dan sisinya tajam, dan tidak rigid. Lifting Index (LI) merupakan bentuk penerjemahan stres fisik ketika dikaitkan dengan pekerjaan manual.

Lifting Index(LI)=Load of Weigh tRWL

Keterangan:

a. Bila LI>1 maka berat beban yang diangkat dinyatakan melebihi batas pengangkatan yang direkomendasikan, sehingga aktivitas tersebut dapat

menciderai tulang belakang. Beban yang diangkat perlu dikurangi supaya aman.

b. Bila LI = 1 maka berat beban telah sesuai dengan batas pengangkatan yang direkomendasikan dan merupakan kondisi optimal.

c. Bila LI < 1, maka berat beban yang diangkat tidak melebihi batas pengangkatan yang direkomendasikan. Meskipun kemungkinan terkena risiko cidera terhadap tulang belakang kecil, namun beban ini tidak direkomendasikan karena efisiensi pengangkatan rendah. Oleh karena itu, perlu dilakukan penambahan beban yang diangkat.

Fungsi dari perhitungan LI ini untuk mendapatkan perkiraan relatif untuk tingkat tekanan fisik yang dikaitkan dengan tugas pengangkatan manual yang spesifik. Perkiraan dari tingkat tekanan fisik ditetapkan berdasarkan hubungan antara berat beban yang diangkat dan batas berat yang direkomendasikan.

Pada percobaan ini diperoleh beberapa hasil berupa rekomendasi tentang beban pengangkatan yang disimulasikan oleh rekan praktikan. Pekerja melakukan pengangkatan kardus air kemasan dari hand-truck ke rak penyimpanan. Jumlah kardus yang ada sebanyak 6 kardus, dimana kardus tersebut ditumpuk dengan tinggi 3 tumpukan. Kardus dipindahkan dari troli ke 4 tingkatan rak (rak A, B, C, dan D) penyimpanan dengan membandingkan antara pemindahan karton dari:

a. Handtruck dari tumpukan terbawah b. Handtruck dari tumpukan tengah c. Handtruck dari tumpukan teratas.

Pada rak pertama (Rak A) praktikan melakukan pengangkatan dari tumpukan teratas (Gb.A3.2.2 dan Gb.A3.1.2) pada hand-truck lalu meletakkan ke rak penyimpanan (Gb.A3.2.1 dan Gb.A3.1.1). Praktikan mengulangi kembali untuk layer kedua (Gb.A2.2.2 dan Gb. A2.1.2), lalu meletakkan kardus ke rak penyimpanan yang sama (Gb.A2.2.1 dan Gb. A2.1.1). Kardus pada layer terakhir (Gb.A1.2.2 dan Gb.A1.1.2) juga dipindahkan ke dalam rak penyimpanan yang sama pada tingkat satu, rak A (Gb. A1.2.1 dan Gb. A1.1.1).

Berdasarkan dari hasil pengamatan dan analisis dalam simulasi pengangkutan dan peletakan kardus pada rak pertama (Rak A) diperoleh skor FM sebesar 0,37 dan skor CM 0,9. Skor FM dapat diperoleh dengan nilai tersebut

berdasarkan melihat tabel FM, dimana tenaga kerja melakukan pengangkatan tiap menit sebanyak 12 box, bekerja kurang dari 1 jam, dan nilai V<75 cm. Skor CM sebesar 0,9 dikarenakan beban yang diangkat oleh tenaga kerja tidak memiliki pegangan dan nilai V<75 cm. Dalam praktikum ini digunakan konstanta LC sebesar 23. Untuk nilai HM pada lokasi asal dan tujuan bervariasi mulai dari 0,34 hingga 0,45. Nilai VM pada lokasi pengangkatan hingga peletakan juga bervariasi mulai dari 0,8125 – 0,913. Nilai DM diperoleh antara 0,96 hingga 5,32. Sedangkan nilai AM antara 0,71 – 0,98.

Diperoleh nilai RWL ketiga tumpukan letak awal dan akhir posisi pengangkatan dengan peletakan yang cukup bervariasi. Terdapat 6 nilai RWL dari A.1.1, A.1.2, A.2.1, A.2.2, A.3.1, dan A.3.2. Dari tumpukan terbawah diperoleh nilai RWL A.1.1asal sebesar 2,356 dan RWL tujuan sebesar 2,153, sedangkan nilai RWL A.1.2 asalnya 2,279 dan RWL tujuannya sebesar 2,659. Berbeda dengan tumpukan tengah, nilai RWL A.2.1dan A.2.2 asal sebesar 2,604 dan 10,259, kemudian RWL tujuannya 2,689 dan 13,517. Untuk tumpukan teratas A.3.1 dan A.3.2 diperoleh nilai RWL asalnya adalah 5,722 dan 1,920 serta RWL tujuan sebesar 5,091 dan 2,180.

Skor Lifting Index(LI) pada lokasi pengangkatan A.1.1 asal sebesar 2,122 dan pada daerah tujuan sebesar 2,322. Skor A.1.2 asal sebesar 2,193 dan tujuan 1,880. Karena LI > 1, maka beban kerja tersebut melebihi batas pengangkatan yang direkomendasikan, aktivitas tersebut memiliki risiko cidera tulang belakang. Skor LI pada tumpukan kardus kedua A.2.1 asal, A.2.1 tujuan, A.2.2 asal, dan A.2.2 tujuan, masing-masing bernilai 1,920; 1,859; 0,487; dan 0,369. Skor pada A.2.1 asal dan tujuan menunjukkan bahwa LI > 1 sehingga aktivitas tersebut juga berbahaya bagi tulang belakang karena beban kerja melebihi batas pengangkatan yang direkomendasikan. Berbeda dengan skor LI pada A.2.2 asal dan tujuan yang kurang dari 1 (LI < 1), hal tersebut menunjukan bahwa berat beban yang diangkat tidak melebihi batas pengangkatan yang direkomendasikan. Untuk A.3.1 asal-tujual dan A.3.2 asal-tujuan memiliki masing-masing skor sebesar 0,873 dan 0,982 serta 2,604 dan 2,293. Skor pada A.3.1 asal-tujuan menunjukan LI < 1, hal tersebut menunjukan bahwa berat beban yang diangkat tidak melebihi batas pengangkatan yang direkomendasikan. Sedangkan pada A.3.2 asal-tujuan

skornyapun menunjukkan LI > 1. Sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh kegiatan pada rak pertama (Rak A) yang dilakukan tenaga kerja dalam memindahkan barang dari hand-tracktor ke rak penyimpanan bervariasi nilai LI-nya ada yang berbahaya bagi tulang belakang dan ada yang beresiko kecil cedera tulang belakang. Sebaiknya beban kerja harus disesuaikan hingga skor LI mendekati 1.

Pada rak kedua (Rak B) praktikan melakukan pengangkatan dari tumpukan teratas (Gb.B1.1.1 dan Gb.B1.2.1) pada hand-truck lalu meletakkan ke rak penyimpanan (Gb.B1.1.2 dan Gb.B1.2.2). Praktikan mengulangi kembali untuk layer kedua (Gb.B2.1.1 dan Gb. B2.2.1), lalu meletakkan kardus ke rak penyimpanan yang sama (Gb.B2.1.2 dan Gb. B2.2.2). Kardus pada layer terakhir (Gb.B3.1.1 dan Gb.B3.2.1) juga dipindahkan ke dalam rak penyimpanan yang sama pada tingkat kedua, rak B (Gb. B3.1.2 dan Gb. B3.2.2).

Dalam simulasi pengangkutan dan peletakan kardus pada rak kedua (Rak B) diperoleh skor FM sebesar 0,45 dan skor CM 0,9. Skor FM dapat diperoleh dengan nilai tersebut berdasarkan melihat tabel FM, dimana tenaga kerja melakukan pengangkatan tiap menit sebanyak 10 box, bekerja kurang dari 1 jam, dan nilai V<75 cm. Skor CM sebesar 0,9 dikarenakan beban yang diangkat oleh tenaga kerja tidak memiliki pegangan dan nilai V<75 cm. Nilai LC digunakan konstanta LC sebesar 23, sedangkan nilai HM pada lokasi asal dan tujuan bervariasi mulai dari 0,34 hingga 0,45. Nilai VM pada lokasi pengangkatan hingga peletakan juga bervariasi mulai dari 0,81 – 0,99. Nilai DM diperoleh antara 0,89 sampai 1,12. Sedangkan nilai AM antara 0,71 – 0,98.

Berdasarkan nilai-nilai LC, HM, VM, DM, AM, FM, dan CM yang diperoleh tersebut, maka akan diperoleh nilai RWL asal dan tujuan dari tiga tumpukan kardus di troli. Pada tumpukan teratas B1.1 dan B1.2 dengan RWL asal sebesar 3,33 dan 2,25 sedangkan RWL tujuannya 3.58 dan 3. Dilanjutkan tumpukan tengah yaitu B2.1 dan B2.2 dengan RWL asalnya masing-masing 2,70 dan 2,19 serta RWL tujuan sebesar 3,28 dan 3,33. Selain itu, ada pula nilai RWL asal dan tujuan dari rak terbawah B3.1 dan B3.2 berturut-turut untuk B3.1sebesar 2,52 dan 2,52 serta B3.2 1,95 dan 2,54.

Dengan diketahuinya nilai RWL maka dapat ditentukan pula skor Lifting Index (LI) untuk masing-masing tumpukan kardus, dimana dalam praktikum ini terdapat 3 tumpukan kardus di troli, setiap tumpukan terdapat 2 kardus. Pada lokasi pengangkatan B1.1 asal sebesar 1,50 dan pada daerah tujuan sebesar 1,40. Sedangkan besar LI B1.2 asal sebesar 2,22 dan tujuan 1,67. Tumpukan bagian tengah besar LI B2.1 asal dan tujuan berturut-turut 1,85 dan 1,52, untuk B2.2 skor LI asal dan tujuannya sebesar 2,28 dan 1, 50. Sedangkan pada tumpukan terbawah B3.1 dan B3.2 masing-masing memiliki nilai LI asal dan tujuan sebesar 1,98 dan 1,98 untuk B3.1 serta 2,56 dan 1,97 untuk B3.2. Karena LI > 1, maka beban kerja tersebut melebihi batas pengangkatan yang direkomendasikan, aktivitas tersebut memiliki risiko cidera tulang belakang. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa seluruh kegiatan pada rak kedua (Rak B) yang dilakukan tenaga kerja dalam memindahkan barang dari hand-tracktor ke rak penyimpanan nilai LI-nya lebih dari 1 (LI > 1) sehingga berbahaya bagi tulang belakang. Sebaiknya beban kerja yang dikerjakan oleh pekerja harus dikurangi hingga skor LI mendekati 1.

Pada rak ketiga (Rak C) praktikan melakukan pengangkatan dari tumpukan teratas (Gb.C.1.1 dan Gb.C2.1) pada hand-truck lalu meletakkan ke rak penyimpanan (Gb.C1.2 dan Gb.C2.2). Praktikan mengulangi kembali untuk layer kedua (Gb.C3.1 dan Gb. C4.1), lalu meletakkan kardus ke rak penyimpanan yang sama (Gb.C3.2 dan Gb. C4.2). Kardus pada layer terakhir (Gb.C5.1 dan Gb.C6.1) juga dipindahkan ke dalam rak penyimpanan yang sama pada tingkat tiga, rakC (Gb. 5.2 dan Gb. C6.2).

Hasil pengamatan yang diperoleh dari rak ketiga dapat diperoleh skor FM sebesar 0,37 dan skor CM 0,9 dari hasil pengamatan dan analisis. Skor FM tersebut diperoleh karena tenaga kerja melakukan pengangkatan tiap menit sebanyak 12 box, bekerja kurang dari 1jam, dan nilai V<75 cm. Pemberian skor CM sebesar 0,9 karena beban yang diangkat oleh tenaga kerja tidak memiliki pegangan dan nilai V<75 cm. Dalam praktikum ini digunakan konstanta LC sebesar 23. Untuk nilai HM pada lokasi asal dan tujuan bervariasi mulai dari 0,377 hingga 0,4651. Praktikan memperoleh nilai VM pada lokasi pengangkatan hingga peletakan juga bervariasi dari 0,046 – 0,905. Nilai DM antara 0,861 hingga 0,896. Sedangkan nilai AM antara 0,4136 – 1,00.

Skor HM cukup konstan pada nilai 0,4, kemudian turun pada akhir peletakan ke rak C. Skor VM yang pada pengangkatan kardus di layer tertinggi dan peletakan awal cukup kecil (dibawah 0,2) lalu meningkat pada layer dua dan tiga dengan skor berkisar pada 0,8. Skor DM terus berkurang konstan pada layer ketiga hingga layer pertama. namun tidak signifikan. Sedangkan skor AM begitu fluktuatif.

Nilai RWL diperoleh ketiga letak awal dan akhir posisi pengangkatan dengan peletakan yang cukup bervariasi. Pada tumpukan C1.1 dan C1.2 diperoleh berturut-turut nilai RWL asal sebesar 0,4685 dan 1,039 serta RWL tujuan sebesar 0,1077 dan 1,953. Tumpukan bagian tengah yaitu C2.1 dan C2.2 diperoleh pula nilai RWL asal yakni 2,495 dan 2,683. Kemudian RWL tujuannya 1,801dan 1,674. Untuk layer kedua nilai RWL asal lebih besar daripada RWL tujuan. Berbeda dengan tumpukan C3.1 dan C3.2 nilai RWL asalnya 2,133 dan 2,305, sedangkan RWL tujuannya sebesar 1,803 dan 1,683.

Skor Lifting Index(LI) pada lokasi pengangkatan C1.1 asal sebesar 10,672 dan pada daerah tujuan sebesar 46,425. Skor C1.2 asal sebesar 4.812 dan tujuan 2,560. Karena LI > 1, maka beban kerja tersebut melebihi batas pengangkatan yang direkomendasikan, aktivitas tersebut memiliki risiko cidera tulang belakang. Skor LI pada C2.1 asal, C2.1 tujuan, C2.2 asal, dan C2..2 tujuan, masing-masing bernilai 2,004; 2,776; 1,863; dan 2,987. Skor menunjukkan bahwa LI > 1. Aktivitas tersebut juga berbahaya bagi tulang belakang. Untuk C3.1 asal-tujual dan C3.2 asal-tujuan memiliki masing-masing skor sebesar 2,344 dan 2,773; 2,302 dan 2,970. Skornyapun menunjukkan LI > 1. Sehingga dapat disimpulkan seluruh kegiatan yang dilakukan tenaga kerja dalam memindahkan barang dari hand-tracktor ke rak penyimpanan berbahaya bagi tulang belakang. Sebaiknya beban kerja dikurangi hingga skor LI mendekati 1.

Terakhir adalah rak keempat (Rak D) praktikan melakukan pengangkatan dari tumpukan teratas (Gb.D1.1 dan Gb.D1.2 bagian kiri) pada hand-truck lalu meletakkan ke rak penyimpanan (Gb.D1.1 dan Gb.D1.2 bagian kanan). Praktikan mengulangi kembali untuk layer kedua (Gb.D2.1 dan Gb. D2.2 bagian kiri), lalu meletakkan kardus ke rak penyimpanan yang sama (Gb.D2.1 dan Gb. D2.2 bagian

kanan). Kardus pada layer terakhir (Gb.D3.1 dan Gb.D3.2 bagian kiri) juga dipindahkan ke dalam rak penyimpanan yang sama pada tingkat empat, rak D (Gb. D3.1 dan Gb. D3.2 bagian kanan).

Hasil pengamatan yang diperoleh dari rak keempat dapat diperoleh skor FM sebesar 0,37 dan skor CM 0,9 dari hasil pengamatan dan analisis. Skor FM tersebut diperoleh karena tenaga kerja melakukan pengangkatan tiap menit sebanyak 12 box, bekerja kurang dari 1jam, dan nilai V<75 cm. Pemberian skor CM sebesar 0,9 karena beban yang diangkat oleh tenaga kerja tidak memiliki pegangan dan nilai V<75 cm. Dalam praktikum ini digunakan konstanta LC sebesar 23. Untuk nilai HM pada lokasi asal dan tujuan bervariasi mulai dari 0,377 hingga 0,465. Praktikan memperoleh nilai VM pada lokasi pengangkatan hingga peletakan juga bervariasi dari 0,721 – 0,9175. Nilai DM antara 0,849 hingga 0,863. Sedangkan nilai AM antara 0,696 – 1,00.

Pada rak keempat ini, nilai RWL diperoleh dari ketiga letak awal dan akhir posisi pengangkatan dengan peletakan yang cukup bervariasi. Pada tumpukan D1.1 dan D1.2 diperoleh berturut-turut nilai RWL asal sebesar 2,113 dan 2,558 serta RWL tujuan sebesar 2,909 dan 1,614. Tumpukan bagian tengah yaitu D2.1 dan D2.2 diperoleh pula nilai RWL asal yakni 2,433 dan 2,637. Kemudian RWL tujuannya 1,496 dan 1,406. Berbeda dengan tumpukan D3.1 dan D3.2 nilai RWL asalnya 2,097 dan 2,273, sedangkan RWL tujuannya sebesar 1,506 dan 1,405.

Setelah nilai RWL diketahui maka dapat dihitung skor Lifting Index(LI) pada rak keempat ini. Pada D1.1 asal sebesar 2,113 dan pada daerah tujuan sebesar 2,909. Skor D1.2 asal sebesar 1,955 dan tujuan 3,10. Untuk tumpukan bagian tengah D2.1 berturut-turut dengan nilai LI asal dan tujuan sebesar 2,055 dan 3,342. Karena LI > 1, maka beban kerja tersebut melebihi batas pengangkatan yang direkomendasikan, aktivitas tersebut memiliki risiko cidera tulang belakang. Berbeda dengan skor LI asal dan tujuan pada D2.2 yaitu 1,896 dan 3,556.. Hal yang sama terjadi pada D3.1 dengan LI asal dan tujuan sebesar 2,384 dan 3,320, nilai tersebut juga menunjukan aktivitas yang sama dengan D2.2. Pada D3.2 dengan skor LI asal dan tujuannya berturut-turut 2,199 dan 3,560. Skor menunjukkan bahwa LI > 1. Aktivitas tersebut juga berbahaya bagi tulang

belakang. Dengan nilai LI yang diperoleh secara keseluruhan dapat disimpulkan seluruh kegiatan yang dilakukan tenaga kerja dalam memindahkan barang dari hand-tracktor ke rak penyimpanan keempat beresiko berbahaya bagi tulang belakang. Dengan itu, beban kerja perlu dikurangi sesuai aktivitas yang dilakukan hingga skor LI mendekati 1.

Posisi ideal yang praktikan rekomendasikan untuk meningkatkan kenyamanan tenaga kerja dan mengurangi kemungkinan cidera tulang belakang yakni dengan memperbesar nilai RWL untuk menurunkan nilai LI hingga mendekati skor satu. Caranya dengan memperbesar lokasi tangan horizontal hingga panjang 63 cm sehingga nilai HM dapat lebih kecil. Lokasi tangan pekerja secara vertikal diusahakan pada posisi 75 cm. Posisi pekerja dibuat sedemikian rupa dengan mendekatkan hand-tractor dan rak penyimpanan pada posisi yang berdekatan sehingga pekerta tidak perlu untuk memutar badan. Apabila pekerja tidak melakukan putaran badan yang besar, makan nilai faktor pengali AM dapat lebih besar, maka nilai RWL semakin besar dan LI semakin mendekati satu ataupun dibawahnya. Saran lain yakni dengan memberi pegangan yang nyaman sehingga pekerja dapat lebih mudah saat memindahkan kardus dan skor CM bisa bernilai 1, maka skor RWL juga besar. Bila semua saran telah dipenuhi namun masih memiliki skor LI > 1, sebaiknya frekuensi pengangkatan atau durasi pengangkatan tersebut bisa dikurangi untuk memperbesar nilai FM. Beberapa saran posisi itulah yang bisa praktikan rekomendasikan untuk mencapai posisi ideal.

BAB V PENUTUP

Dalam praktikum ini dapat diperoleh hasil analisis berat pengangkatan beban oleh pekerja pada saat melakukan simulasi dengan tingkatan rak yang berbeda-beda mulai dari tingkatan pertama sampai keempat, hal ini diketahui dengan perhitungan RWL (Recommended Weight Limit) dan LI (Lifting Index).

a. Pada Rak A

RWL asal A.1.1 = 2,356 RWL tujuan A.1.1 = 2,153

A.1.2 = 2,279 A.1.2 = 2,659

A.2.1 = 2,604 A.2.1 = 2,689

A.2.2 = 10,259 A.2.2 =13,517

A.3.1 = 5,722 A.3.1 = 5,091

A.3.2 = 1,920 A.3.2 = 2,180

LI asal A.1.1 = 2,122 LI tujuan A.1.1 = 2,322

A.1.2 = 2,193 A.1.2 = 1,880 A.2.1 = 1,920 A.2.1 = 1,859 A.2.2 = 0,487 A.2.2 = 0,369 A.3.1 = 0,873 A.3.1 = 0,982 A.3.2 = 2,604 A.3.2 = 2,293 b. Pada Rak B RWL asal B1.1 = 3,33 RWL tujuan B1.1 = 3,58 B1.2 = 2,25 B1.2 = 3 B2.1 = 2,70 B2.1 = 3,28 B2.2 = 2,19 B2.2 = 3,33 B3.1 = 2,52 B3.1 = 2,52

B3.2 = 1,95 B3.2 = 2,54 LI asal B1.1 = 1,50 LI tujuan B1.1 = 1,40 B1.2 = 2,22 B1.2 = 1,67 B2.1 = 1,85 B2.1 = 1,52 B2.2 = 2,28 B2.2 = 1,50 B3.1 = 1,98 B3.1 = 1,98 B3.2 = 2,56 B3.2 = 1,97 c. Pada Rak C RWL asal C1.1 = 0,2685 RWL tujuan C1.1 = 0,1077 C1.2 = 1,039 C1.2 = 1,953 C2.1 = 2,495 C2.1 = 1,801 C2.2 = 2,683 C2.2 = 1,674 C3.1 = 2,133 C3.1 = 1,803 C3.2 = 2,305 C3.2 = 1,683 LI asal C1.1 = 10,672 LI tujuan C1.1 = 46,425 C1.2 = 4,812 C1.2 = 2,560 C2.1 = 2,004 C2.1 = 2,776 C2.2 = 1,863 C2.2 = 2,987 C3.1 = 2,344 C3.1 = 2,773 C3.2 = 2,169 C3.2 = 2,970 d. Pada Rak D

RWL asal D1.1 = 2,366 RWL tujuan D1.1 = 1,719 D1.2 = 2,558 D1.2 = 1,614 D2.1 = 2,433 D2.1 = 1,496 D2.2 = 2,637 D2.2 = 1,406 D3.1 = 2,097 D3.1 = 1,506 D3.2 = 2,273 D3.2 = 1,405 LI asal D1.1 = 2,113 LI tujuan D1.1 = 2,909 D1.2 = 1,955 D1.2 = 3,10 D2.1 = 2,055 D2.1 = 3,342 D2.2 = 1,896 D2.2 = 3,556 D3.1 = 2,384 D3.1 = 3,320 D3.2 = 2,199 D3.2 = 3,560

Berdasarkan nilai LI yang diperoleh secara keseluruhan dapat disimpulkan seluruh kegiatan yang dilakukan tenaga kerja dalam memindahkan barang dari hand-tracktor ke beberapa tingkatan rak penyimpanan ada yang beresiko berbahaya bagi tulang belakang karena berat beban yang diangkat melebihi batas pengangkatan yang direkomendasikan (untuk LI > 1) dan ada yang beresiko kecil cedera tulang belakang karena berat beban yang diangkat tidak melebihi batas angkat yang direkomendasikan (untuk LI < 1) dimana LI < 1 hanya ada pada rak A bagian A.2.2 asal dan tujuan serta A.3.1 asal dan tujuan. Dengan itu, beban kerja perlu disesuaikan sesuai aktivitas yang dilakukan hingga skor LI mendekati 1. Selain itu juga praktikan dapat memberikan analisa posisi yang ideal untuk pekerja.

Dalam dokumen LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK TATA CARA KERJA (Halaman 26-41)

Dokumen terkait