• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK TATA CARA KERJA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK TATA CARA KERJA"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK TATA CARA KERJA

ACARA IV

ANALISIS BERAT PENGANGKATAN BEBAN

Kelompok A2.1

Adiatma Kurniawan P. (12/329516/TP/10305) Ita Mitayani (12/329526/TP/10313) Yustinus Bagus P.A.N. (12/329564/TP/10341)

Meita Pratiwi (12/329624/TP/10361) Co. Asisten:

Tisya Alifa Putri

LABORATORIUM SISTEM PRODUKSI JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS GADJAH MADA

(2)

BAB I PENDAHULUAN

A. Tujuan

Praktikan dapat melakukan analisis berat pengangkatan beban oleh pekerja saat bekerja.

B. Latar Belakang

Perkembangan industri di Indonesia saat ini cukup pesat. Hal Ini menuntut pekerja dan pemilik perusahaan bekerja sama dengan baik, agar dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas berproduksi. Salah satu faktor penting yang mempengaruhi produktivitas adalah masalah keselamatan dan kesehatan kerja(K3).

Demi peningkatan produktivitas kerja, pekerjaan harus dilakukan dengan memenuhi syarat keselamatan dan kesehatan. Jika persyaratan tersebut tidak terpenuhi, maka terjadi ketidaknyamanan kerja, gangguan kesehatan, penyakit dan kecelakaan. Permasalahan tersebut juga disebabkan oleh ketidakseimbangan antara beban kerja dengan kapasitas atau kemampuan kerja yang dimilki pekerja. Risiko kecelakaan tersebut disebabkan karena adanya sumber-sumber bahaya akibat dari aktifitas kerja yang terdiri dari mengangkat, menurunkan, mendorong, menarik dan membawa merupakan sumber utama komplain karyawan di industri. Tenaga kerja merupakan aset perusahaan yang sangat penting dalam proses produksi, sehingga perlu diupayakan agar derajat kesehatan tenaga kerja selalu dalam keadaan optimal.

(3)

keluhan pada bagian-bagian otot skeletal yang dirasakan oleh seseorang mulai dari keluhan yang sangat ringan sampai sangat sakit. Dari kegiatan tersebut maka diusahakan suatu pengendalian sampai tingkat yang aman untuk tenaga kerja terhadap keselamatan dan kesehatan kerja dan lingkungan. Apabila otot menerima beban statis secara berulang dalam jangka waktu yang lama akan dapat menyebabkan keluhan berupa kerusakan pada sendi, ligamen dan tendon. Keluhan inilah yang biasanya disebut sebagai Muskoloskeletal disorder (MSDs) atau cedera pada sistem musculoskeletal.

Untuk menciptakan proses pengangkutan yang aman, maka dapat dibuat dan dihitung RWL (Recommended Weight Limit) dan juga LI (Lifting Index). RWL (Recommended Weight Limit) dihitung agar diketahui berapa berat benda yang dapat direkomendasikan untuk diangkut oleh seorang pekerja, sedangkan LI (Lifting Index) dihitung agar diketahui apakah proses pengangkutan yang dilakukan aman untuk dilakukan atau tidak.

(4)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Ergonomi adalah ilmu, seni dan penerapan teknologi untuk menyerasikan atau menyeimbangkan antara segala fasilitas yang digunakan baik dalam berkreativitas maupun istirahat dengan kemampuan dan keterbatasan manusia baik fisik maupun mental sehingga kualitas hidup secara keseluruhan menjadi lebih baik (Tarwaka, 2004).

Dalam hal penciptaan ergonomi kerja dengan melakukan penanganan aktivitas angkat–angkut secara manual metode kerja atau sikap dalam penyelesaian pekerja atau tugas. Pengamatan tersebut meliputi pada : individu (ukuran metode operasional seperti : kecepatan, ketepatan, dan cara / postur memindahkan), organisasi, dan administrasi. Aktivitas angkat – angkut manual banyak digunakan karena memiliki fleksibilitas yang tinggi, murah, dan mudah diaplikasikan. Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa aktivitas angkat– angkut secara manual dapat menimbukkan resiko ovexertion apabila diterapkan pada kondisi lingkungan kurang memadai dengan alat yang kurang mendukung dan sikap kerja yang salah (Bambang, 2008).

Recommended Weight Limit (RWL) merupakan rekomendasi batas beban yang dapat diangkat oleh manusia tanpa menimbulkan cidera meskipun dilakukan secara repetitive dan dalam jangka waktu yang lama. RWL ditetapkan oleh NIOSH. Syarat-syarat NIOSH agar dalam mengangkat dan menurunkan beban (Suhendar dan Simanjuntak, 2008).:

• Mengangkat dan menurunkan dengan kedua tangan. • Mengangkat dan menurunkan lebih dari 8 jam.

(5)

• Mengangkat dan menurunkan dengan tidak menarik atau mendorong. • Mengangkat dan menurunkan tidak dengan kecepatan yang cepat.

Berdasarkan sikap dan kondisi sistem kerja pengangkatan dalam proses pengangkatan barang yang dilakukan para pekerja. Maka langkah yang ditempuh untuk melakukan pengukuran faktor-faktor yang mempengaruhi maka digunakan pendekatan ketetapan NIOSH (Waters, et al, 1993).

NIOSH (National For Occupational Safety and Health) adalah suatu lembaga yang menangani masalah kesehatan dan keselamatan kerja di Amerika, telah melakukan analisis terhadap faktor-faktor yang bepengaruh terhadap biomekanika yaitu (Muslimah, 2006):

1. Berat dari benda yang dipindahkan, hal ini ditentukan oleh pembebanan langsung.

2. Posisi pembebanan dengan mengacu pada tubuh, dipengaruhi oleh: a. Jarak horisontal beban yang dipindahkan dari titik berat tubuh. b. Jarak vertikal beban yang dipindahkan dari lantai.

c. Sudut pemindahan beban dari posisi sagital (posisi pengangkatan tepat didepan tubuh).

3. Frekuensi pemindahan dicatat sebagai rata-rata pemindahan/menit untuk pemindahan berfrekuensi tinggi.

4. Periode (durasi) total waktu yang diberlakukan dalam pemindahan pada suatu pencatatan.

NIOSH dikembangkan untuk menghitung batas beban yang direkomendasikan untuk seseorang yang sedang melakukan pekerjaan mengangkat dan menurunkan beban untuk mencegah dan mengurangi sakit dan cedera pada tulang belakang (Allender et al, 1988).

(6)

RWL = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM

Keterangan :

RWL : Batas beban yang direkomendasikan

LC : Konstanta pembebanan = 23 kg

DM : Faktor pengali perpindahan = 0.82 + 4.5/D (D dalam cm) AM : Faktor pengali asimetrik = 1 – (0.0032 A) (A dalam derajat) FM : Faktor pengali frekuensi (lihat tabel)

CM : Faktor pengali kopling (lihat tabel)

VM : Faktor pengali vertikal = (1-(0.003[V-75])) (V dalam cm)

Horizontal Location (H) : Jarak dari telapak tangan ke titik tengah antara tumit (diproyeksikan pada lantai). Vertical Location (V) : Jarak antara kedua tangan dengan lantai. Vertical Travel Distance (D) : Jarak perbedaan ketinggian vertikal antara

destination dan origin pada pengangkatan.

Lifting Frequency (F) : Angka rata-rata pengangkatan/menit selama periode 15 menit

(7)

Berikut ini merupakan tabel penentuan CM yang disajikan dalam bentuk tabel :

Tabel 1. Penentuan CM (Anonim, 2014).

(8)

Gambar 2. Lokasi tangan (Marraw dan Karwowski, 2006).

(9)

Lifting Index merupakan tafsiran stress fisik dikaitkan dengan pekerjaan pengangkatan manual sebagai berikut (Mulyati dan Ushada, 2014):

Li > 1 : Berat beban yang melebihi batas pengangkatan yang direkomendasikan, maka aktifitas tersebut memiliki resiko cedera tulang belakang.

Li = 1 : Berat beban sesuai dengan pengangkatan yang direkomendasikan, dan merupakan kondisi optimal.

(10)

BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan 1. Alat

 Rak

 Troly

2. Bahan

Kerupuk yang telah dikemas dan dimasukkan ke dalam kardus. B. Prosedur Praktikum

Dilakukan simulasi pemindahan bahan pada stasiun krja 4, yaitu stasiun kerja pangepakkan. Bahan yang dipindahkan adalah kardus

yang berisi kerupuk mentah sebanyak 6 buah terdiri dari 3 tumpukan.

Bahan dipindahkan dari troli ke rak penyimpanan dengan membandingkan antara pemindahan karton dari:

Handtruck dari tumpukan terbawahHandtruck dari tumpukan tengahHandtruck dari tumpukan teratas

Diambil gambar, posisi kaki dan tangan pekerja diukur pada saat bekerja dengan menggambarkannya dilantai

(11)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil a. Rak A 1. Foto Rak A

A1.1.1 Mengambil kardus

A1.1.2 Meletakkan kardus

A1.2.1 Mengambil Kardus A1.2.2 Meletakkan Kardus

A2.1.1 Mengambil

Kardus A2.1.2 Meletakkan Kardus

(12)
(13)
(14)

RWL asal= LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM

= 23 x 0,45 x 0,8125 x 2,62 x 0,78 x 0,37 x 0,90 = 5,722

LI = 5

5,722 = 0,873

RWL tujuan = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM = 23 x 0,34 x 0,82 x 2,62 x 0,91 x 0,37 x 0,90 = 5,091

LI = 5

5,091 = 0,982 A.3.2

RWL asal = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM = 23 x 0,41 x 0,8125 x 1,06 x 0,71 x 0,37 x 0,9 = 1,920

LI = 1,9205 = 2,604

RWL tujuan = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM = 23 x 0,34 x 0,868 x 1,06 x 0,91 x 0,37 x0,9 = 2,180

LI = 5

2,180 = 2,293 b. Rak B

1. Foto Rak B

B1.1.1 Mengambil kardus B1.1.2 Meletakkan kardus

B1.2.1 Mengambil kardus

(15)

B2.1.1 Mengambil kardus

B2.2.1 Mengambil kardus

B3.1.1 Mengambil kardus

B3.2.1 Mengambil kardus

B2.1.2 Meletakkan kardus

B2.2.2 Meletakkan kardus B3.1.2 Meletakkan kardus

(16)
(17)

RWLtujuan=23x0.38x0.99x0.96x0.94x0.45x0.9=3

LI tujuan=53=1.67

B2.1

RWL asal = 23 x 0.45 x 0.86 x 0.96 x 0.98 x 0.45 x 0.9 = 2.70

LI asal=2.705 =1.85

RWL tujuan = 23 x 0.39 x 0.96 x 0.96 x 0.98 x 0.45 x 0.9 = 3.28

LI tujuan= 5

3.28=1.52

B 2.2

RWL asal = 23 x 0.41 x 0.86 x 0.94 x 0.71 x 0.45 x 0.9 = 2.19

LI asal= 5

2.19=2.28

RWL tujuan = 23 x 0.39 x 0.99 x 0.94 x 0.98 x 0.45 x 0.9 = 3.33

LI tujuan= 5

3.33=1.50

B 3.1

RWL asal = 23 x 0.45 x 0.81 x 0.91 x 0.78 x 0.45 x 0.9 = 2.52

LI asal= 5

2.52=1.98

RWL tujuan = 23 x 0.34 x 0.96 x 0.91 x 0.91 x 0.45 x 0.9 = 2.52

LI tujuan= 5

2.52=1.98

B 3.2

RWL asal = 23 x 0.41 x 0.81 x 0.89 x 0.71 x 0.45 x 0.9 = 1.95

LI asal= 5

(18)

RWL tujuan = 23 x 0.34 x 0.99 x 0.89 x 0.91 x 0.45 x 0.9 = 2.54

LI tujuan= 5

(19)

c. Rak C 1. Foto Rak C

C1.1 Mengambil Kardus C1.2 Meletakkan Kardus

C2.1 Mengambil Kardus C2.2 Meletakkan Kardus

C3.1 Mengambil Kardus

(20)

C4.1 Mengambil Kardus

C5.1 Mengambil Kardus

C6.1 Mengambil Kardus

C4.2 Meletakkan Kardus

C5.2 Meletakkan Kardus

(21)
(22)
(23)
(24)

D1.1 Mengambil Kardus D1.1 Meletakkan Kardus

D1.2 Mengambil Kardus D1.2 Meletakkan Kardus

(25)

D3.2 Mengambil Kardus D3.2 Meletakkan Kardus D2.2 Mengambil Kardus D2.1 Meletakkan Kardus

(26)

1. Tabel Rak D

(27)
(28)

LI = 5

2,273 = 2,199 LI>1

RWL tujuan= LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM

= 23 x 0,377 x 0,721 x 0,849 x 0,795 x 0,37 x0,9 = 1,405

LI = 5

1,405 = 3,560 LI>1

B. Pembahasan

Praktikum Teknik Tata Cara Kerja (TTCK) acara 4 ini berjudul Analisis Berat Pengangkatan Beban. Tujuan dari praktikum ini supaya praktikan mampu melakukan analisis berat pengangkatan beban oleh pekerja saat bekerja. Metode untuk melakukan analisis ini menggunakan Recommended Weight Limit (RWL).

(29)

itu, dilakukan perhitungan RWL dan Lifting Index (LI). Dilakukan pembandingan antara pemindahan karton dari handtruck ke rak terbawah, dari hand truck ke rak tengah, dari hand truck ke rak teratas, rak terbawah ke handtruck, rak tengah ke handtruck, dan rak teratas ke handtruck. Hasil hari perhitungan ini berupa nilai LI, kemudian dilakukan rekomendasi tentang beban kerja yang ditanggung pekerja.

RWL (Recommended Weight Limit) adalah batas beban yang dapat diangkat oleh manusia tanpa menimbulkan cidera ekstrim meskipun pekerjaan tersebut dilakukan berulang, dalam durasi kerja normal (8jam/hari), dan dalam jangka waktu yang cukup lama. Batasan ini untuk mengurangi terjadinya nyeri sendi, pegal linu, dan nyakit otot lainnya. Batasan ini sangat penting terutama untuk mengatasi ketidaknyamanan kerja bagi operator untuk pekerjaan berat.

RWL ini berfungsi untuk bahan kajian ketika merekomendasikan berat yang dianggap aman bagi suatu pengangkatan yang ideal dan kemudian mengurangi berat tersebut apabila suatu tugas mulai memberikan tekanan yang tinggi pada pekerja.

Persamaannya adalah sebagai berikut:

RWL=LCHMVMDMAMFMCM

Keterangan

Faktor Pengali Keterangan Metrik

LC Load Constant 23 kg

HM Horizontal Multiplier (25/H)

VM Vertical Multiplier 1-0,003 | V -75 |

DM Distance Multiplier 0,82 + 4,5/D

AM Asymetric Multiplier 1 – 0.0032 A

FM Frequency Multiplier Tabel

CM Coupling Multiplier Bervariasi dari 0,9 - 1,0

(30)

V (Vertical) = Lokasi vertikal diukur dari lantai ke titik tengah vertikal kedua tangan.

D (Distance) = Jumlah jarak tempuh atau perpindahan beban selama kerja mengangkat berlangsung ditentukan dengan mengurangkan lokasi vertikal kedua tangan pada akhir kerja pengangkatan.

A (Asymetric) = Sudut asimetris adalah jumlah derajat dimana tenaga kerja harus memutar badan dan bahu untuk melaksanakan kerja angkatan dan diukur sebagai sudut antara garis lancip dan garis simetris.

F (Frequency) = Tingkat rata-rata frekuensi ditentukan dengan melaksanakan pengamatan selama periode kerja.

C (Coupling) = Keberhasilan memegang ditentukan dengan menggunakan skala berikut :

a. Baik (1,0) adalah ada pegangan yang nyaman ketika tangan dengan mudah merangkul benda atau pegangan atau cengkeraman optimal.

b. Cukup (0,95 – 1,0) adalah pegangan yang memungkinkan tangan tertekuk membentuk sekitar 90 derajat merangkul benda atau pegangan atau genggaman kurang optimal.

c. Buruk (0,90) adalah pegangan benda yang tidak beraturan, yang merupakan benda-benda yang besar dan sisinya tajam, dan tidak rigid. Lifting Index (LI) merupakan bentuk penerjemahan stres fisik ketika dikaitkan dengan pekerjaan manual.

Lifting Index(LI)=Load of Weigh tRWL

Keterangan:

(31)

menciderai tulang belakang. Beban yang diangkat perlu dikurangi supaya aman.

b. Bila LI = 1 maka berat beban telah sesuai dengan batas pengangkatan yang direkomendasikan dan merupakan kondisi optimal.

c. Bila LI < 1, maka berat beban yang diangkat tidak melebihi batas pengangkatan yang direkomendasikan. Meskipun kemungkinan terkena risiko cidera terhadap tulang belakang kecil, namun beban ini tidak direkomendasikan karena efisiensi pengangkatan rendah. Oleh karena itu, perlu dilakukan penambahan beban yang diangkat.

Fungsi dari perhitungan LI ini untuk mendapatkan perkiraan relatif untuk tingkat tekanan fisik yang dikaitkan dengan tugas pengangkatan manual yang spesifik. Perkiraan dari tingkat tekanan fisik ditetapkan berdasarkan hubungan antara berat beban yang diangkat dan batas berat yang direkomendasikan.

Pada percobaan ini diperoleh beberapa hasil berupa rekomendasi tentang beban pengangkatan yang disimulasikan oleh rekan praktikan. Pekerja melakukan pengangkatan kardus air kemasan dari hand-truck ke rak penyimpanan. Jumlah kardus yang ada sebanyak 6 kardus, dimana kardus tersebut ditumpuk dengan tinggi 3 tumpukan. Kardus dipindahkan dari troli ke 4 tingkatan rak (rak A, B, C, dan D) penyimpanan dengan membandingkan antara pemindahan karton dari:

a. Handtruck dari tumpukan terbawah b. Handtruck dari tumpukan tengah c. Handtruck dari tumpukan teratas.

Pada rak pertama (Rak A) praktikan melakukan pengangkatan dari tumpukan teratas (Gb.A3.2.2 dan Gb.A3.1.2) pada hand-truck lalu meletakkan ke rak penyimpanan (Gb.A3.2.1 dan Gb.A3.1.1). Praktikan mengulangi kembali untuk layer kedua (Gb.A2.2.2 dan Gb. A2.1.2), lalu meletakkan kardus ke rak penyimpanan yang sama (Gb.A2.2.1 dan Gb. A2.1.1). Kardus pada layer terakhir (Gb.A1.2.2 dan Gb.A1.1.2) juga dipindahkan ke dalam rak penyimpanan yang sama pada tingkat satu, rak A (Gb. A1.2.1 dan Gb. A1.1.1).

(32)

berdasarkan melihat tabel FM, dimana tenaga kerja melakukan pengangkatan tiap menit sebanyak 12 box, bekerja kurang dari 1 jam, dan nilai V<75 cm. Skor CM sebesar 0,9 dikarenakan beban yang diangkat oleh tenaga kerja tidak memiliki pegangan dan nilai V<75 cm. Dalam praktikum ini digunakan konstanta LC sebesar 23. Untuk nilai HM pada lokasi asal dan tujuan bervariasi mulai dari 0,34 hingga 0,45. Nilai VM pada lokasi pengangkatan hingga peletakan juga bervariasi mulai dari 0,8125 – 0,913. Nilai DM diperoleh antara 0,96 hingga 5,32. Sedangkan nilai AM antara 0,71 – 0,98.

Diperoleh nilai RWL ketiga tumpukan letak awal dan akhir posisi pengangkatan dengan peletakan yang cukup bervariasi. Terdapat 6 nilai RWL dari A.1.1, A.1.2, A.2.1, A.2.2, A.3.1, dan A.3.2. Dari tumpukan terbawah diperoleh nilai RWL A.1.1asal sebesar 2,356 dan RWL tujuan sebesar 2,153, sedangkan nilai RWL A.1.2 asalnya 2,279 dan RWL tujuannya sebesar 2,659. Berbeda dengan tumpukan tengah, nilai RWL A.2.1dan A.2.2 asal sebesar 2,604 dan 10,259, kemudian RWL tujuannya 2,689 dan 13,517. Untuk tumpukan teratas A.3.1 dan A.3.2 diperoleh nilai RWL asalnya adalah 5,722 dan 1,920 serta RWL tujuan sebesar 5,091 dan 2,180.

(33)

skornyapun menunjukkan LI > 1. Sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh kegiatan pada rak pertama (Rak A) yang dilakukan tenaga kerja dalam memindahkan barang dari hand-tracktor ke rak penyimpanan bervariasi nilai LI-nya ada yang berbahaya bagi tulang belakang dan ada yang beresiko kecil cedera tulang belakang. Sebaiknya beban kerja harus disesuaikan hingga skor LI mendekati 1.

Pada rak kedua (Rak B) praktikan melakukan pengangkatan dari tumpukan teratas (Gb.B1.1.1 dan Gb.B1.2.1) pada hand-truck lalu meletakkan ke rak penyimpanan (Gb.B1.1.2 dan Gb.B1.2.2). Praktikan mengulangi kembali untuk layer kedua (Gb.B2.1.1 dan Gb. B2.2.1), lalu meletakkan kardus ke rak penyimpanan yang sama (Gb.B2.1.2 dan Gb. B2.2.2). Kardus pada layer terakhir (Gb.B3.1.1 dan Gb.B3.2.1) juga dipindahkan ke dalam rak penyimpanan yang sama pada tingkat kedua, rak B (Gb. B3.1.2 dan Gb. B3.2.2).

Dalam simulasi pengangkutan dan peletakan kardus pada rak kedua (Rak B) diperoleh skor FM sebesar 0,45 dan skor CM 0,9. Skor FM dapat diperoleh dengan nilai tersebut berdasarkan melihat tabel FM, dimana tenaga kerja melakukan pengangkatan tiap menit sebanyak 10 box, bekerja kurang dari 1 jam, dan nilai V<75 cm. Skor CM sebesar 0,9 dikarenakan beban yang diangkat oleh tenaga kerja tidak memiliki pegangan dan nilai V<75 cm. Nilai LC digunakan konstanta LC sebesar 23, sedangkan nilai HM pada lokasi asal dan tujuan bervariasi mulai dari 0,34 hingga 0,45. Nilai VM pada lokasi pengangkatan hingga peletakan juga bervariasi mulai dari 0,81 – 0,99. Nilai DM diperoleh antara 0,89 sampai 1,12. Sedangkan nilai AM antara 0,71 – 0,98.

(34)

Dengan diketahuinya nilai RWL maka dapat ditentukan pula skor Lifting Index (LI) untuk masing-masing tumpukan kardus, dimana dalam praktikum ini terdapat 3 tumpukan kardus di troli, setiap tumpukan terdapat 2 kardus. Pada lokasi pengangkatan B1.1 asal sebesar 1,50 dan pada daerah tujuan sebesar 1,40. Sedangkan besar LI B1.2 asal sebesar 2,22 dan tujuan 1,67. Tumpukan bagian tengah besar LI B2.1 asal dan tujuan berturut-turut 1,85 dan 1,52, untuk B2.2 skor LI asal dan tujuannya sebesar 2,28 dan 1, 50. Sedangkan pada tumpukan terbawah B3.1 dan B3.2 masing-masing memiliki nilai LI asal dan tujuan sebesar 1,98 dan 1,98 untuk B3.1 serta 2,56 dan 1,97 untuk B3.2. Karena LI > 1, maka beban kerja tersebut melebihi batas pengangkatan yang direkomendasikan, aktivitas tersebut memiliki risiko cidera tulang belakang. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa seluruh kegiatan pada rak kedua (Rak B) yang dilakukan tenaga kerja dalam memindahkan barang dari hand-tracktor ke rak penyimpanan nilai LI-nya lebih dari 1 (LI > 1) sehingga berbahaya bagi tulang belakang. Sebaiknya beban kerja yang dikerjakan oleh pekerja harus dikurangi hingga skor LI mendekati 1.

Pada rak ketiga (Rak C) praktikan melakukan pengangkatan dari tumpukan teratas (Gb.C.1.1 dan Gb.C2.1) pada hand-truck lalu meletakkan ke rak penyimpanan (Gb.C1.2 dan Gb.C2.2). Praktikan mengulangi kembali untuk layer kedua (Gb.C3.1 dan Gb. C4.1), lalu meletakkan kardus ke rak penyimpanan yang sama (Gb.C3.2 dan Gb. C4.2). Kardus pada layer terakhir (Gb.C5.1 dan Gb.C6.1) juga dipindahkan ke dalam rak penyimpanan yang sama pada tingkat tiga, rakC (Gb. 5.2 dan Gb. C6.2).

(35)

Skor HM cukup konstan pada nilai 0,4, kemudian turun pada akhir peletakan ke rak C. Skor VM yang pada pengangkatan kardus di layer tertinggi dan peletakan awal cukup kecil (dibawah 0,2) lalu meningkat pada layer dua dan tiga dengan skor berkisar pada 0,8. Skor DM terus berkurang konstan pada layer ketiga hingga layer pertama. namun tidak signifikan. Sedangkan skor AM begitu fluktuatif.

Nilai RWL diperoleh ketiga letak awal dan akhir posisi pengangkatan dengan peletakan yang cukup bervariasi. Pada tumpukan C1.1 dan C1.2 diperoleh berturut-turut nilai RWL asal sebesar 0,4685 dan 1,039 serta RWL tujuan sebesar 0,1077 dan 1,953. Tumpukan bagian tengah yaitu C2.1 dan C2.2 diperoleh pula nilai RWL asal yakni 2,495 dan 2,683. Kemudian RWL tujuannya 1,801dan 1,674. Untuk layer kedua nilai RWL asal lebih besar daripada RWL tujuan. Berbeda dengan tumpukan C3.1 dan C3.2 nilai RWL asalnya 2,133 dan 2,305, sedangkan RWL tujuannya sebesar 1,803 dan 1,683.

Skor Lifting Index(LI) pada lokasi pengangkatan C1.1 asal sebesar 10,672 dan pada daerah tujuan sebesar 46,425. Skor C1.2 asal sebesar 4.812 dan tujuan 2,560. Karena LI > 1, maka beban kerja tersebut melebihi batas pengangkatan yang direkomendasikan, aktivitas tersebut memiliki risiko cidera tulang belakang. Skor LI pada C2.1 asal, C2.1 tujuan, C2.2 asal, dan C2..2 tujuan, masing-masing bernilai 2,004; 2,776; 1,863; dan 2,987. Skor menunjukkan bahwa LI > 1. Aktivitas tersebut juga berbahaya bagi tulang belakang. Untuk C3.1 asal-tujual dan C3.2 asal-tujuan memiliki masing-masing skor sebesar 2,344 dan 2,773; 2,302 dan 2,970. Skornyapun menunjukkan LI > 1. Sehingga dapat disimpulkan seluruh kegiatan yang dilakukan tenaga kerja dalam memindahkan barang dari hand-tracktor ke rak penyimpanan berbahaya bagi tulang belakang. Sebaiknya beban kerja dikurangi hingga skor LI mendekati 1.

(36)

kanan). Kardus pada layer terakhir (Gb.D3.1 dan Gb.D3.2 bagian kiri) juga dipindahkan ke dalam rak penyimpanan yang sama pada tingkat empat, rak D (Gb. D3.1 dan Gb. D3.2 bagian kanan).

Hasil pengamatan yang diperoleh dari rak keempat dapat diperoleh skor FM sebesar 0,37 dan skor CM 0,9 dari hasil pengamatan dan analisis. Skor FM tersebut diperoleh karena tenaga kerja melakukan pengangkatan tiap menit sebanyak 12 box, bekerja kurang dari 1jam, dan nilai V<75 cm. Pemberian skor CM sebesar 0,9 karena beban yang diangkat oleh tenaga kerja tidak memiliki pegangan dan nilai V<75 cm. Dalam praktikum ini digunakan konstanta LC sebesar 23. Untuk nilai HM pada lokasi asal dan tujuan bervariasi mulai dari 0,377 hingga 0,465. Praktikan memperoleh nilai VM pada lokasi pengangkatan hingga peletakan juga bervariasi dari 0,721 – 0,9175. Nilai DM antara 0,849 hingga 0,863. Sedangkan nilai AM antara 0,696 – 1,00.

Pada rak keempat ini, nilai RWL diperoleh dari ketiga letak awal dan akhir posisi pengangkatan dengan peletakan yang cukup bervariasi. Pada tumpukan D1.1 dan D1.2 diperoleh berturut-turut nilai RWL asal sebesar 2,113 dan 2,558 serta RWL tujuan sebesar 2,909 dan 1,614. Tumpukan bagian tengah yaitu D2.1 dan D2.2 diperoleh pula nilai RWL asal yakni 2,433 dan 2,637. Kemudian RWL tujuannya 1,496 dan 1,406. Berbeda dengan tumpukan D3.1 dan D3.2 nilai RWL asalnya 2,097 dan 2,273, sedangkan RWL tujuannya sebesar 1,506 dan 1,405.

(37)

belakang. Dengan nilai LI yang diperoleh secara keseluruhan dapat disimpulkan seluruh kegiatan yang dilakukan tenaga kerja dalam memindahkan barang dari hand-tracktor ke rak penyimpanan keempat beresiko berbahaya bagi tulang belakang. Dengan itu, beban kerja perlu dikurangi sesuai aktivitas yang dilakukan hingga skor LI mendekati 1.

Posisi ideal yang praktikan rekomendasikan untuk meningkatkan kenyamanan tenaga kerja dan mengurangi kemungkinan cidera tulang belakang yakni dengan memperbesar nilai RWL untuk menurunkan nilai LI hingga mendekati skor satu. Caranya dengan memperbesar lokasi tangan horizontal hingga panjang 63 cm sehingga nilai HM dapat lebih kecil. Lokasi tangan pekerja secara vertikal diusahakan pada posisi 75 cm. Posisi pekerja dibuat sedemikian rupa dengan mendekatkan hand-tractor dan rak penyimpanan pada posisi yang berdekatan sehingga pekerta tidak perlu untuk memutar badan. Apabila pekerja tidak melakukan putaran badan yang besar, makan nilai faktor pengali AM dapat lebih besar, maka nilai RWL semakin besar dan LI semakin mendekati satu ataupun dibawahnya. Saran lain yakni dengan memberi pegangan yang nyaman sehingga pekerja dapat lebih mudah saat memindahkan kardus dan skor CM bisa bernilai 1, maka skor RWL juga besar. Bila semua saran telah dipenuhi namun masih memiliki skor LI > 1, sebaiknya frekuensi pengangkatan atau durasi pengangkatan tersebut bisa dikurangi untuk memperbesar nilai FM. Beberapa saran posisi itulah yang bisa praktikan rekomendasikan untuk mencapai posisi ideal.

BAB V PENUTUP

(38)

Dalam praktikum ini dapat diperoleh hasil analisis berat pengangkatan beban oleh pekerja pada saat melakukan simulasi dengan tingkatan rak yang berbeda-beda mulai dari tingkatan pertama sampai keempat, hal ini diketahui dengan perhitungan RWL (Recommended Weight Limit) dan LI (Lifting Index).

a. Pada Rak A

RWL asal A.1.1 = 2,356 RWL tujuan A.1.1 = 2,153

A.1.2 = 2,279 A.1.2 = 2,659

A.2.1 = 2,604 A.2.1 = 2,689

A.2.2 = 10,259 A.2.2 =13,517

A.3.1 = 5,722 A.3.1 = 5,091

A.3.2 = 1,920 A.3.2 = 2,180

LI asal A.1.1 = 2,122 LI tujuan A.1.1 = 2,322

A.1.2 = 2,193 A.1.2 = 1,880

A.2.1 = 1,920 A.2.1 = 1,859

A.2.2 = 0,487 A.2.2 = 0,369

A.3.1 = 0,873 A.3.1 = 0,982

A.3.2 = 2,604 A.3.2 = 2,293

b. Pada Rak B

RWL asal B1.1 = 3,33 RWL tujuan B1.1 = 3,58

B1.2 = 2,25 B1.2 = 3

B2.1 = 2,70 B2.1 = 3,28

B2.2 = 2,19 B2.2 = 3,33

(39)

B3.2 = 1,95 B3.2 = 2,54

LI asal B1.1 = 1,50 LI tujuan B1.1 = 1,40

B1.2 = 2,22 B1.2 = 1,67

B2.1 = 1,85 B2.1 = 1,52

B2.2 = 2,28 B2.2 = 1,50

B3.1 = 1,98 B3.1 = 1,98

B3.2 = 2,56 B3.2 = 1,97

c. Pada Rak C

RWL asal C1.1 = 0,2685 RWL tujuan C1.1 = 0,1077

C1.2 = 1,039 C1.2 = 1,953

C2.1 = 2,495 C2.1 = 1,801

C2.2 = 2,683 C2.2 = 1,674

C3.1 = 2,133 C3.1 = 1,803

C3.2 = 2,305 C3.2 = 1,683

LI asal C1.1 = 10,672 LI tujuan C1.1 =

46,425

C1.2 = 4,812 C1.2 = 2,560

C2.1 = 2,004 C2.1 = 2,776

C2.2 = 1,863 C2.2 = 2,987

C3.1 = 2,344 C3.1 = 2,773

C3.2 = 2,169 C3.2 = 2,970

(40)

RWL asal D1.1 = 2,366 RWL tujuan D1.1 = 1,719

D1.2 = 2,558 D1.2 = 1,614

D2.1 = 2,433 D2.1 = 1,496

D2.2 = 2,637 D2.2 = 1,406

D3.1 = 2,097 D3.1 = 1,506

D3.2 = 2,273 D3.2 = 1,405

LI asal D1.1 = 2,113 LI tujuan D1.1 = 2,909

D1.2 = 1,955 D1.2 = 3,10

D2.1 = 2,055 D2.1 = 3,342

D2.2 = 1,896 D2.2 = 3,556

D3.1 = 2,384 D3.1 = 3,320

D3.2 = 2,199 D3.2 = 3,560

(41)

DAFTAR PUSTAKA

Allender et al. 1988. Designing Soldier System : Current Issues in Human Factors. Ashgate Publishing Limited. Burlington, USA.

Anonim, 2011. Cara Menghitung (Apa Itu) Pengertian RWL (Recommended

Weight Limit). Dalam

(42)

INDUSTRI.BLOGSPOT.COM/2011/09/CARA-MENGHITUNG-APA-ITU-PENGERTIAN-RWL.HTML Diakses pada tanggal 18 April 2014 pukul 19.00 WIB.

Bambang, Suhardi. 2008. Buku Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi. Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah menengah Kejuruan.

Colombini et al. 2013. Manual Lifting A Guide to The Study of Simple and Complex Lifting Tasks. CRC Press. New York.

Marras and Karwowski. 2006. The Occupation Ergonomics Handbook Second Edition, Fundamentalas and Assessment Tools for Occupational Ergonomics. CRC Press. New York.

Mulyati dan Ushada. 2014. Petunjuk Praktikum Teknik Tata Cara Kerja TPI 2504. Laboratorium Sistem Produksi Jurusan Teknologi Industri Pertanian Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Muslimah dkk. 2006. Analisis Manual Material Handling dengan Menggunakan NIOSH equation. Dalam Jurnal Jurnal Ilmiah Teknik Industri Vol. 5 No. 2, Des 2006, hal 53 – 60.

Suhendar dan Simanjuntak. 2008. Evaluasi Kemampuan Fisik Berdasarkan Job Severity Index Guna Keselamatan Pekerja. Dalam jurnal Seminar Nasional Aplikasi Sains dan Teknologi 2008 – IST AKPRIND Yogyakarta. Tarwaka, dkk, 2004. Ergonomi untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan

Produktivitas. Surakarta : Uniba Press.

Waters, Thomas R., Vern Putz Anderson, Arun Garg, 1994. Aplications Manual for The Revised NIOSH Lifting Equation. Dalam www.cdc.gov/NIOSH/

(43)
(44)

Gambar

Gambar 1. Gambar sudut asimetri (Marraw dan Karwowski, 2006).
Gambar 2. Lokasi tangan (Marraw dan Karwowski, 2006).
Tabel Rak A
Tabel Rak B

Referensi

Dokumen terkait

Konsekuensi yang diharapkan klien dapat memeriksa kembali tujuan yang diharapkan dengan melihat cara-cara penyelesaian masalah yang baru dan memulai cara baru untuk bergerak maju

• Orang di dunia kerja Tidak dapat Serohani dengan mereka yang full-time di gereja. • Fungsi utama dari

Tahap pelaksanaan analisis meliputi: (1) analisis deskriptif, (2) uji persyaratan analisis meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, uji linieritas,

Semua mahasiswa yang telah dinyatakan diterima oleh Mitra IDUKA mengikuti sesi pembekalan dari Ditjen DIKTI secara online agar mahasiswa memahami etika dan lebih siap

Dengan kata lain bahwa kamus Frederik de Houtman dapat dijadikan rujukan yang sangat berharga dalam meneliti situasi kebahasaan Melayu di awal abad ke-17, dan

Skripsi berjudul “Pengaruh Perubahan Penggunaan Lahan Terhadap Angka Kesakitan Malaria: Studi di Provinsi Lampung” merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Menimbang, bahwa sengketa Tata Usaha Negara adalah sengketa yang timbul dalam bidang Tata Usaha Negara antara orang atau Badan Hukum Perdata dengan Badan atau

Penelitian eksperimen ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari model pembelajaran VCT tipe Percontohan terhadap hasil belajar aspek kognitif dan afektif siswa pada