• Tidak ada hasil yang ditemukan

independen secara simultan terhadap variabel dependen (Ghozali, 2005). Hasil uji nilai F adalah sebagai berikut:

TABEL 9 Nilai F Regresi

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 55.3975 2 27.698 19.269 .000a

Residual 228.555 159 1.437

Total 283.952 161

Sumber: Hasil Perhitungan SPSS

25

Uji F menunjukkan bahwa nilai F hitung sebesar 19,269 dengan tingkat sig 0,000 atau terdapat nilai signifikansi 0,000 <  0.05. Hal tersebut membuktikan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara tingkat hutang dan kesulitan keuangan terhadap konservatisme akuntansi.

c. Uji T (Parsial)

Pengujian hipotesis menggunakan liniear berganda. Analisis ini digunakan untuk menguji pengaruh tingkat hutang dan kesulitan keuangan terhadap konservatisme akuntansi.

TABEL 10 Nilai T Regresi Variabel Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta (Constant) -.540 .226 -2.387 .018 Tingkat_hutang -.023 .023 -.074 -1.025 .307 Kesulitan_keuangan .436 .074 .426 5.928 .000

Sumber : Hasil Perhitungan SPSS

Berdasarkan tabel 10 diatas dapat dilihat pengaruh antar variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen adalah sebagai berikut:

1. Pengaruh Tingkat Hutang (X1) terhadap Konservatisme Akuntansi (Y) Tingkat hutang memiliki nilai sig 0,307 pada tabel coefficients dengan nilai =0,05 artinya 0,307 > 0,05 dan nilai Beta -0,023. Hal ini menunjukkan bahwa variabel tingkat hutang (X1) tidak berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi (Y). Dengan demikian H1 dalam penelitian ini ditolak.

2. Pengaruh Kesulitan Keuangan (X2) terhadap Konservatisme Akuntansi (Y)

Kesulitan keuangan memiliki nilai sig 0,000 pada tabel coefficients dengan =0,05 artinya 0,000 < 0.05 dan nilai Beta 0,436. Hal ini menunjukkan bahwa variabel kesulitan keuangan (X2) berpengaruh

26

positif terhadap konservatisme akuntansi (Y). Dengan demikian H2

dalam penelitian ini diterima. PEMBAHASAN

Berdasarkan pengujian hipotesis yang telah dilakukan, diperoleh bahwa tingkat hutang tidak berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi. Sedangkan kesulitan keuangan berpengaruh positif terhadap konservatisme akuntansi.

Hipotesis pertama dalam penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh positif tingkat hutang terhadap konservatisme akuntansi. Hasil uji regresi menunjukkan bahwa variabel tingkat hutang memiliki nilai sig 0,307 > 0,05 dan nilai Beta -0,023. Hal ini menunjukkan bahwa variabel tingkat hutang tidak berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi (Y). Dengan demikian Hipotesis pertama dalam penelitian ini ditolak. Berbeda dengan penelitian Alhayati (2013) bahwa tingkat hutang berpengaruh positif terhadap konservatisme akuntansi. Sartono (2001) menjelaskan bahwa tingkat hutang adalah penggunaan aset sumber dana (sources of funds) dengan beban tetap dengan salah satu maksud meningkatkan keuntungan potensial pemegang saham. Semakin besar leverage maka akan besar pula risiko kegagalan perusahaan begitu juga sebaliknya ketika

leverage perusahaan rendah maka risiko kegagalan dalam perusahaan pun akan

rendah. Pada penelitian ini tingkat hutang tidak berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi. Dengan demikian manajer cenderung tidak menerapkan prinsip konservatisme akuntansi. Karena tingkat hutang dapat dikategorikan sebagai hutang berisiko (risky debt) dan hutang yang bebas risiko (risk free debt) mungkin tingkat hutang pada penelitian ini masih dalam kategori risk free debt sehingga hutang perusahaan tidak tinggi dan tidak berisiko untuk mengalami kebangkrutan. Apabila tingkat hutang tidak berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi maka manajer tidak perlu mengalami kesulitan untuk menyembunyikan informasi dari kreditur. Sebab kreditur berkepentingan terhadap distribusi aktiva bersih dan laba yang lebih rendah kepada manajer dan pemegang saham sehingga kreditur cenderung meminta manajer untuk menyelenggarakan akuntansi konservatif ketika tingkat hutang perusahaan tinggi. Oleh karena itu, ketika perusahaan mempunyai hutang tinggi atau rendah tidak akan menjadikan

27

perusahaan semakin konservatif. Kreditur pun percaya bahwa dananya aman dan akan mendatangkan manfaat baginya dimasa mendatang.

Hipotesis kedua dalam penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh positif kesulitan keuangan terhadap konservatisme akuntansi. Hasil uji regresi menunjukkan bahwa variabel kesulitan keuangan memiliki nilai sig 0,00 < 0,05 dan nilai Beta 1,342. Hal ini menunjukkan bahwa variabel tingkat kesulitan keuangan berpengaruh positif terhadap konservatisme akuntansi (Y). Dengan demikian Hipotesis kedua dalam penelitian ini diterima. Berbeda dengan penelitian Alhayati (2013) dan Ningsih (2013) bahwa kesulitan keuangan berpengaruh negatif terhadap konservatisme akuntansi. Koefisien regresi memberikan nilai positif, yang berarti semakin tinggi kesulitan keuangan maka perusahaan akan cenderung meningkatkan konservatisme akuntansi. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Lo (2005) yang menyatakan bahwa kesulitan keuangan berpengaruh positif terhadap konservatisme akuntansi. Hasil tersebut mendukung hipotesis teori signaling bahwa tingkat kesulitan keuangan perusahaan berpengaruh positif terhadap tingkat konservatisme akuntansi. Hal ini bisa jadi karena konservatisme merupakan sikap hati-hati yang harus dimiliki oleh akuntan untuk menghadapi ketidakpastian dalam pengakuan suatu kejadian ekonomi maka dengan adanya kesulitan keuangan perusahaan harus lebih berhati-hati lagi dalam menghadapi lingkungan yang tidak pasti ini. Dengan demikian semakin tinggi tingkat kesulitan keuangan maka perusahaan akan semakin konservatif.

SIMPULAN

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh tingkat hutang dan kesulitan keuangan terhadap konservatisme akuntansi. Hasil penelitian membuktikan bahwa tidak semua variable independen yang digunakan dalam penelitian ini berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi. Hanya variabel kesulitan keuangan yang memberikan pengaruh positif terhadap konservatisme akuntansi. Hal ini mendukung teori signaling bahwa tingkat kesulitan keuangan perusahaan berpengaruh positif terhadap konservatisme akuntansi. Hal ini terjadi

28

karena konservatisme merupakan sikap hati-hati yang harus dimiliki akuntan untuk menghadapi ketidakpastian dalam pengakuan suatu kejadian ekonomi maka dengan adanya kesulitan keuangan perusahaan harus lebih hati-hati lagi dalam menghadapi lingkungan yang tidak pasti ini.

Sebaliknya, pada variabel independen tingkat hutang tidak memiliki pengaruh terhadap konservatisme akuntansi, bahkan memiliki arah yang negatif. Sehingga dapat dikatakan bahwa tingkat hutang memang tidak berdampak pada konservatisme akuntansi. Dengan demikian manajer cenderung tidak menerapkan prinsip konservatisme akuntansi. Karena tingkat hutang dapat dikategorikan sebagai hutang berisiko (risky debt) dan hutang yang bebas berisiko (risk free

debt) mungkin tingkat hutang pada penelitian ini masih dalam kategori risk free debt sehingga hutang perusahaan tidak tinggi dan tidak berisiko untuk mengalami

kebangkrutan. Apabila tingkat hutang tidak berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi maka manajer tidak perlu mengalami kesulitan untuk menyembunyikan informasi dari kreditur. Sebab kreditur berkepentingan terhadap distribusi aktiva bersih dan laba yang lebih rendah kepada manajer dan pemegang saham sehingga kreditur cenderung meminta manajer untuk menyelenggarakan akuntansi konservatif ketika tingkat hutang perusahaan tinggi. Hal ini menunjukkan jika perusahaan mempunyai hutang tinggi atau rendah tidak akan menjadikan perusahaan semakin konservatif. Dan kreditur percaya bahwa dananya aman dan akan mendatangkan manfaat baginya dimasa mendatang. Sehingga tidak akan terjadi konflik antara pihak manajer, kreditur dan pemegang saham.

KETERBATASAN

Seperti kebanyakan penelitian lainnya, penelitian ini memiliki keterbatasan yaitu: 1. Mengabaikan besaran perusahaan.

2. Tingkat hutang tidak hanya berpengaruh terhadap konservatisme tapi kemungkinan berpengaruh terhadap kesulitan keuangan perusahaan.

29 SARAN

Sesuai simpulan yang telah diuraikan tersebut, maka dapat disampaikan beberapa saran:

a. Bagi peneliti selanjutnya hendaknya memperpanjang rentang waktu penelitian agar dapat memperoleh hasil yang lebih baik dan menggunakan jenis industri perusahaan yang berbeda (tidak hanya perusahaan manufaktur saja) untuk dapat membandingkan penerapan prinsip konservatisme akuntansi yang dilakukan oleh perusahaan, dan menambahkan variabel independen yang lainnya, seperti struktur kepemilikan managerial, taxes, dan variabel lain yang dapat mempengaruhi konservatisme akuntansi.

b. Bagi manajemen dapat mengenali sejak dini tanda-tanda awal kebangkrutan, kemudian mengantisipasi kemungkinan tersebut. c. Bagi investor dapat melakukan analisa laporan keuangan sehubungan

dengan keputusan dalam menanamkan modal kepada perusahaan dengan melihat dari leverage dan financial distress.

Dokumen terkait