• Tidak ada hasil yang ditemukan

a. Kegunaan : untuk meredakan rasa sakit dan demam b. Bentuk sediaan : Sirup

c. Cara pemakaian : 3 kali sehari 1 sendok teh. d. Hal-hal yang perlu diinformasikan:

Hanya digunakan pada keadaan sakit

Hati-hati penggunaannya dalam jangka panjang karena dapat menyebabkan gangguan hati.

Tidak boleh diberikan pada penderita yang hipersensitif terhadap obat ini dan penderita dengan kelainan hati.

Penggunaan obat ini harus hati-hati pada penderita penyakit ginjal.

Bila dalam 2 hari demam tidak turun atau setelah 5 hari nyeri tetap bertahan atau bila terjadi kemerah-merahan pada kulit segera hubungi dokter atau Unit Pelayanan Kesehatan.

Simpan dalam wadah yang tertutup rapat.

Swamedikasi 7 I. Keluhan

Seorang anak laki-laki 5 tahun mengalami gangguan berupa pilek dan bersin terus-menerus, banyak mengeluarkan ingus, hidung mampet dan gatal-gatal disekitar hidung. Diduga pasien mengalami gejala flu karena alergi, dan diberikan Lapifed

II. Tabel 3.2.12. Spesialite obat yang diberikan dalam kasus swamedikasi

No Nama Obat Komposisi Produk Lain Gol Khasiat

1 Lapifed (Lapi) Tripolidine HCl Pseudo epedrin HCl Actifed (Glaxo wellcome ) (W) Bebas terbatas Meringankan gejala flu karena alergi pada saluran nafas bagian atas

III. Informasi obat

1. Kegunaan : gangguan saluran pernafasan bagian atas seperti alergi rhinitis, rhinitis vasomotor dan pilek

2. Bentuk obat : sirup

3. Cara pakai : 3 kali sehari 1 endok teh 4. Hal-hal yang perlu diinformasikan :

Bila dalam 3 hari gejala tidak berkurang, segera hubungi dokter Hentikan penggunaan bila terjadi susah tidur, jantung berdebar dan pusing

Jangan melebihi dosis yang dianjurkan

Penyimpanan ditempat yang sejuk dan terlindung dari cahaya, jangan disimpan dalam lemari es

Obat dapat menyebabkan kantuk

Swamedikasi 8

I. Keluhan

Seorang wanita dewasa datang ke apotik dengan keluhan gatal-gatal pada selangkangan paha kulit nampak memerah berdasarkan keluhan tersebut pasien disimpulkan menderita infeksi jamur. Dan diberi krim DAKTARIN

II Tabel 3.2.13. Spesialite obat yang diberikan dalam kasus Swamedikasi

No Nama Obat Komposisi Produk Lain Gol Khasiat

1 Daktarin (Jenssen) Mikonazol nitrat 2% Mycorine (Yupharin) Mexoderm (Konimex) (W) Bebas terbatas fungisida

III Informasi obat

1. Kegunaan : infeksi kulit yang disebabkan oleh dermatofit atau ragi dan jamur lainnya

2. Bentuk sediaan : krim

3. Cara pakai : 1-2 kali sehari pada daerah terinfeksi dioleskan secukupnya selama 2-6 minggu

4. Hal-hal yang perlu diinformasikan :

Jauhkan obat dari mata dan hanya untuk pemakaian luar badan Gunakan krim secara rutin, jangan terputus-putus

Lamanya pengobatan bervariasi antara 2-6 minggu tergantung dari tempat dan berat ringannya penyakit

Pengobatan harus diteruskan paling tidak 1 minggu setelah smua gejala hilang

Bila terjadi reaksi sensitivitas atau iritasi, obat harus dihentikan

Simpanlah ditempat yang kering, jauhkan dari panas dan cahaya langsung dan jaga jangan sampai membeku

Jika setelah pengobatan 1 bulan tidak ada kemajuan klinis harap melakukan pemeriksaan ke dokter.

Swamedikasi 9 I. Keluhan

Seorang perempuan berusia 25 tahun mengalami rasa perih di lambung, khususnya pada saat perut kosong dan pada 15-30 menit setelah makan. Lambung terasa penuh, mual, kembung dan kadang-kadang terjadi muntah asam. Penderita disimpulkan menderita sakit maag dan diberikan obat magasida

II. Tabel 3.2. 14. Spesialite obat yang diberikan dalam kasus swamedikasi

No Nama Obat Komposisi Produk Lain Gol Khasiat

1 Magasida ( Kimia Farma) Al hidroksida gel kering 461 mg Mg hidroksida 461 mg Simethicone 20 mg Mylanta (Pfizer) Mylacid (Emba Megafarma) (B) Bebas Antasida

III. Informasi obat

1. Kegunaan : mengurangi gejala-gejala yang berhubungan dengan kelebihan asam lambung, tukak lambung dan tukak usus 12 jari.

2. Bentuk obat : tablet kunyah

4. Hal-hal yang perlu diinformasikan :

Tablet harus dikunyah dahulu sebelum ditelan

Obat diminum saat perut kosong yaitu 1 jam sebelum makan atau 1-2 jam ssudah makan dan sebelum tidur

Penggunaan terus-menerus (lebih dari 2 minggu) tidak dianjurkan kecuali atas petunjuk dokter, karena dapat menimbulkan ketergantungan lambung

Penggunaan bersama obat lain harus dihindari karena dapat mengganggu penyerapan obat tersebut, seperti tetrasiklin dan simetidin oral harus diberikan dengan interval 2 jam

Swamedikasi 10 I. Keluhan

Seorang anak laki-laki berumur 12 tahun mengalami gangguan berupa pilek dan bersin terus-menerus, banyak mengeluarkan ingus dan air mata, hidung mampet dan gatal-gatal disekitar mata dan hidung. Diduga pasien mengalami gejala flu karena alergi, dan diberikan ACTIFED

II. Tabel 3.2. 15. Spesialite obat yang diberikan dalam kasus swamedikasi

No Nama Obat Komposisi Produk Lain Gol Khasiat

1 Actifed (Glaxo wellcome) Tripolidine HCl Pseudo epedrin HCl Tremenza (Sanbe farma) (W) Bebas terbatas Meringankan gejala flu karena alergi pada saluran nafas bagian atas

III. Informasi obat

5. Kegunaan : Gangguan saluran pernafasan bagian atas seperti alergi rhinitis, rhinitis vasomotor dan pilek

6. Bentuk obat : sirup

8. Hal-hal yang perlu diinformasikan :

Bila dalam 3 hari gejala tidak berkurang, segera hubungi dokter

Hentikan penggunaan bila terjadi susah tidur, jantung berdebar dan pusing

Jangan melebihi dosis yang dianjurkan

Penyimpanan ditempat yang sejuk dan terlindung dari cahaya, jangan disimpan dalam lemari es

Obat dapat menyebabkan kantuk

BAB IV PEMBAHASAN

Apotik Kimia Farma merupakan anak perusahaan dari PT. Kimia Farma Tbk. dengan nama PT. Kimia Farma apotek adalah perusahaan milik negara (BUMN). Sebagai perusahaan milik negara, PT. Kimia Farma apotek harus memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat atau para pelanggannya dalam bidang kesehatan yang dalam hal ini adalah penyediaan kebutuhan akan obat-obatan.

PT. Kimia Farma apotik selalu berusaha memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat. Pelayanan tersebut antara lain dengan cara menyediakan obat-obatan dengan lengkap, memiliki pegawai/karyawan/petugas yang ramah dan terampil, menyediakan ruang tunggu yang nyaman, selalu menjaga kebersihan dan kerapian apotek, dan sebagainya. Dan yang paling penting adalah selain penyediaan obat yang lengkap, obat tersebut harus benar-benar bermutu dan terjamin kualitasnya.

Fungsi dari penyediaan obat-obatan secara lengkap di Kimia Farma antara lain untuk, mempertahankan stabilitas perusahaan, meningkatkan omset karena Kimia Farma adalah sebuah perusahaan retail yang juga mempunyai tujuan untuk memperoleh keuntungan atau laba, menghindari resiko keterlambatan datangnya barang serta memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya dengan menyediakan obat-obatan yang bermutu dan terjamin kualitasnya.

Untuk mendapatkan obat yang benar bermutu, apotek Kimia Farma telah memilih distributor-distributor yang resmi. Sebelum diadakannya pembelian atau pemesanan ke distributor, terlebih dahulu dibuat perencanaan pengadaan. Apotik Kimia Farma menggunakan sistem analisis ABC (Pareto) dan sistem Just-in time berdasarkan penolakan resep untuk pengadaanya. Sistem Analisis ini sangat berguna dalam memfokuskan perhatian manajemen terhadap penentuan jenis barang yang paling penting dalam sistem inventori yang sifatnya multi sistem dan mengklasifikasikan seluruh barang berdasarkan tingkat kepentingannya, karena berbagai jenis barang yang ada dalam persediaan apotik Kimia Farma 39 tidak seluruhnya memiliki tingkat prioritas yang sama. Dengan sistem ini pengelola

persediaan dapat dengan mudah memfokuskan secara detail pengadaan barang di Apotik Kimia Farma 39. Dalam Analisis ABC persediaan digolongkan menjadi tiga kelompok yaitu kelompok A, B dan C. dimana setiap kelompok mempunyai prioritas yang berbeda. kelompok A mempunyai prioritas yang utama karena 20 % dari jumlah persediaan ini mewakili 80% dari total hasil penjualan (omset), sehingga diusahakan agar obat-obat yang termasuk kelompok ini jagan samapai terjai kekosongan. Kelompok A merupakan obat yang cepat laku dan dalam beberapa kasus merupakan obat yang sangat mahal. Hanya ada sedikit kelompok A dalam persediaan di apotek. Tetapi karena kelompok tersebut sangat tinggi permintaannya, merupakan obat yang berputar dengan cepat (atau karena obat tersebut sangat mahal), Kelompok A merupakan mayoritas penjualan apotek. Kelompok A seharusnya dimonitor dengan hati-hati, angka pemesanan ulang dan EOQ-nya seharusnya dihitung dan digunakan serta dikalkulasi ulang paling sedikit setiap 6 bulan. sedangkan kelompok B dan C merupakan kelompok yang agak lambat lakunya. kelompok B mempunyai penjualan rata-rata dan perputaran inventaris. kelompok C adalah obat yang paling lambat lakunya, obat produk yang paling kurang diminta. Karena kelompok B dan C merupakan jumlah yang jauh lebih besar dan merupakan proporsi penjualan yang lebih kecil, tidak perlu dan tidak efisien untuk memonitor obat-obat tersebut seketat kelompok A. kelompok B dan C biasanya dapat cukup dikendalikan dengan menggunakan kartu stok gudang dan kartu stok di ruang peracikan dan penjualan eceran. Untuk dapat menggolongkan produk-produk sebagai barang dalam kelompok A, B dan C, Apotek Kimia Farma menggunakan analisa laporan perputaran produk yang dapat diproses dengan bantuan komputer melalui program yang telah disiapkan.

Teori mengatakan bahwa dalam persediaan fungsi manajemen sangat penting dalam pengendalian persediaan dan setelah kami amati di apotek Kimia Farma sistem pengadaan sudah dimanajemen dengan baik, dimana pengadaan untuk barang juga akan dijual di apotek dilakukan terpusat yang berada di outlet apotek Kimia Farma Palang Merah.

Adapun cara pemesanan barang yang dilakukan oleh outlet Kimia Farma di kota Medan yaitu:

2. Kemudian dari defekta tersebut masing-masing outlet membuat BPBA (Bon Permintaan Barang Apotek) untuk diserahkan ke outlet KF Palang Merah.

3. Pihak palang Merah membuat surat pesanan untuk dikirim ke distributor. 4. Pihak distributor langsung mengantarkan ke masing-masing outlet KF

yang meminta barang sesuai dengan pesanan.

5. Kemudian outlet yang menerima barang melakukan pengecekan secara fisik dan memeriksa faktur apakah barang yang ada sesuai pesanan.

6. Setelah itu faktur asli akan dibawa lagi oleh distributor untuk menagih biaya pembelian ke outlet Palang Merah.

Proses pengadaan di Apotek Kimia Farma dilakukan dua kali dalam seminggu yaitu pada hari senin dan kamis untuk kebutuhan seminggu. Barang yang sudah diterima lalu disimpan berdasarkan bentuk sediaan, golongan obat, khasiat farmakologi (efek terapetiknya) dan disusun berdasarkan alfabetis. Sedangkan sistem pengeluarannya adalah dengan menggunakan sistem FIFO (First In First Out). Untuk pemesanan obat-obatan yang emergency (Cito) dilakukan setiap harinya.

Untuk obat-obat bebas (OTC), Apotek Kimia Farma memberikan kebebasan kepada kepada konsumen untuk memilih obat yang dibutuhkan dengan cara menyediakan swalayan farmasi. Swalayan ini ditata sedemikian rupa sehingga konsumen dengan mudah dapat mencari dan menemukan obat yang dibutuhkan dengan tidak mengurangi nilai estetikanya.

Apotek Kimia Farma mempunyai sistem pengendalian persediaan yang sangat baik yaitu dengan memanfaatkan informasi teknologi. Dengan sistem ini, semua data transaksi baik data pembelian maupun penjualan dapat dipantau dengan mudah sehingga resiko kehilangan barang kemungkinan sangat kecil bahkan tidak ada. Informasi teknologi ini juga memuat data pasien/pelanggan, sehingga pasien dapat dihubungi sewaktu-waktu karena apotek Kimia Farma juga mempunyai tanggung jawab atas pelayanan purna jual (telefarma). Layanan ini ditujukan untuk pasien-pasien dengan penyakit tertentu, pasien lanjut usia, pasien anak, pasien yang sudah menjadi pelanggan dan untuk semua resep yang masuk jika memungkinkan.

Selain melayani resep tunai, Apotek Kimia Farma juga melayani resep kredit engan melakukan kerjasama dengan perusahaan-perusahaan seperti : PTPN, PT. Telkom, Bank Indonesia dan lain-lain. Dan untuk terus memberikan kepuasan kepada pelanggannya, Apotek Kimia Farma selalu membuat inovasi-inovasi baru agar dapat mencapai tahap kesempurnaan.

Setiap perusahaan, baik itu perusahaan jasa maupun perusahaan manufaktur selalu memerlukan persediaan. Tanpa adanya persediaan, maka kita akan dihadapkan pada resiko bahwa pada suatu waktu perusahaan tidak dapat memenuhi keinginan pelanggan. Berarti kita akan kehilangan kesempatan keuntungan yang seharusnya kita dapatkan. Dalam mengelola apotek pengendalian persediaan sangat perlu, dan perlu juga dipertimbangkan apabila menanamkan terlalu banyak dananya dalam persediaan, hal ini akan menyebabkan biaya penyimpanan yang berlebihan. Maka dalam hal ini sistim pembelian harus dimenejemen dengan baik. Faktor-faktor yang harus diperhatikan pada pembelian barang di apotek yaitu :

1. Kondisi keuangan

Kondisi likuiditas keuangan yang baik, selalu tepat waktu membayar hutang, memberikan peluang untuk memperoleh diskon yang lebih besar 2. Sifat barang, apakah fast moving atau slow moving. Untuk barang yang

fast moving disediakan dalam jumlah yang lebih besar sedangkan yang slow moving disediakan secukupnya.

3. Jenis sediaan farmasi yang dibutuhkan

Dalam menentukan jenis sediaan farmasi yang akan dibeli apotek, harus berdasarkan data yang dibutuhkan oleh konsumen. Data ethical dapat diperoleh dari resep-resep yang masuk ke apotek, sedangkan data OTC dapat didasarkan pada kondisi pemukiman disekitar lokasi apotek dan obat-obat bebas yang sering diiklankan di media elektronik. Di apotek kimia farma 39 sistim pembelian telah dimenejemen dengan baik dimana obat-obat yang dibeli disesuaikan dengan resep-resep yang masuk ke apotek yang dapat dilihat pada buku BPBA (Bon Permintaan Barang Apotek) yang diisi oleh asisten apoteker yang diracikan.Sedangkan untuk obat-obat OTC, apotek kimia farma 39 memiliki swalayan farmasi.

Didalam pengadaan barang di swalayan farmasi telah berfungsi dengan baik, tetapi sebaiknya obat-obat dan alat-alat kesehatan maupun kosmetika sebaiknya dilengkapi atau lebih bervariasi sehingga para pelanggan akan tertarik untuk berbelanja di swalayan farmasi apalagi kalau dibarengi dengan harga yang bersaing tentunya akan menambah omset apotek. 4. Untuk menentukan jumlah yang harus dibeli, ditentukan berdasarkan data

histori. Jumlah sediaan farmasi yang dibeli di apotek kimia farma 39 telah berjalan dengan baik. Dimana pembelian untuk seluruh kimia farma untuk daerah Medan dan sekitarnya dipusatkan di KF 27 kemudian barang langsung dibagi-bagi sesuai kebutuhan permintaan tiap apotik.

5. Kondisi gudang

Apotek Kimia Farma tidak memiliki gudang, sehingga pembelian barang disesuaikan dengan kebutuhan saja. Hal ini untuk mencegah resiko rusaknya obat karena daluarsa dan tertanamnya modal untuk obat tersebut padahal barangnya belum tentu laku dengan cepat.

6. Tanggal Kadaluarsa.

Batas tanggal kadaluarsa obat yang pendek (< setahun) memiliki resiko kerugian barang rusak yang tinggi. Oleh sebab itu harus ada garansi dari supplier tentang ”batas maksimal (paling lambat) daluarsa” misalnya paling lambat enam bulan sebelum tanggal daluarsa, dapat ditukar dengan obat baru.

BAB V

Dokumen terkait