BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN
Lampiran 2. Tabel Verbatim Informan I
Tabel Verbatim Informan I
Informan 1
No. Verbatim Ringkasan Intepretasi Tema
1 2 3 4 5 6 7 8
Usianya berapa mbah? Saya, usianya 77…
Nah ini mbah, saya mau bertanya tentang obat. Nah simbah ada obat yang rutin diminum sama simbah setiap hari?
Kalau saya Hipertensi saya…
Hipertensi ya mbah, itu obatnya apa mbah? saya minum Kaptopril…
M mengidap Hipertensi
(Baris 6)
M minum obat Kaptopril (Baris 8)
Mengidap Hipertensi
(Baris 6)
Mengkonsumsi obat
Kaptopril (Baris 8)
• Sakit yang diderita
(Baris 6)
• Obat yang dikonsumsi
(Baris 8) 9 10 11 12 13 14 15 16 17 Tambahan
Simbah konsumsi obatnya apa saja mbah? Iya, obat hipertensi, Kaptopril. Itu diminum sehari dua kali.
Itu simbah minumnya setiap hari?
Iya tiap hari, ya kalau tidak minum naek terus…
Owh, itu simbah cek tensi? Setiap hari mbah?
M minum obat hipertensi,
Kaptopril yang diminum
sehari dua kali (Baris 11- 12)
M minum obat tiap hari, kalau tidak minum tekanan darah naik terus (Baris 14- 15)
Mengkonsumsi obat
hipertensi yaitu
Kaptopril, 2 kali sehari (Baris 11-12)
M minum obat setiap hari (Baris 14)
Jika tidak minum obat tekanan darah naik terus (Baris 14-15)
• Obat yang dikonsumsi
(Baris 11)
• Frekuensi minum obat
(Baris 11-12)
• Frekuensi minum obat
(Baris 14)
• Gamabran afektif (Baris 14-15)
18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44
Ya, cek dokter, dokter dah bilang “mulai kapan mulai hipertensi”. Umur 20 sudah Hipertensi.
Jadi dokter bilang jangan berhenti minum Kaptopril nanti kalau berhenti fatal nanti, jadi minum terus sehari 2 kali pagi sore…
Dulu itu dokter yang disini atau dokter lain mbah yang menyarankan seperti itu? Ya saya mulai dari Magelang dipriksa ke dokter…
Owh, dokter puskesmasnya yang bilang harus minum terus mbah?
Iya karena sudah lama, naik-naik terus jadi susah mau turun. Turun sedikit naek lagi jadi gitu…
Kalau selain ini ada lagi tidak mbah yang diminum setiap hari?
Enggak ada, cuma Kaptopril aja… Itu obatnya dari mana ya mbah?
Dari dokter, sama dokter disuruh minum terus. Waktu periksa dokter, iya disuruh minum terus.
Owh dokter yang di panti ini?
Iya disuruh minum terus. Dulu waktu saya masih kecil ditinggal orang tua, saya tinggal dengan orang tua angkat. Jadi mungkin pikiran terus ya. Ya, jadi terus naik terus…
M cek tekanan darah ke
dokter puskesmas di
Magelang, dokter bilang
“mulai kapan mulai
hipertensi”. Umur 20 sudah
Hipertensi. Sehingga
dokter bilang jangan
berhenti minum Kaptopril nanti kalau berhenti fatal akibatnya, jadi M minum terus sehari 2 kali pagi dan sore (Baris 18-23 dan 26- 27).
M menjelaskan bahwa sakit Hipertensi sudah lama, tekanan darahnya naik terus jadi sudah susah turun. Turun sedikit naik lagi (Baris 30-31)
M hanya minum obat Kaptopril saja (Baris 35) M mendapatkan obat dari dokter panti, sama dokter disuruh minum terus. Dulu
M sakit Hipertensi sejak usia 20 tahun (Baris 19- 20)
Dokter menyarankan
untuk tidak berhenti
minum obat. Jika
berhenti fatal akibatnya (Baris 21-22)
Sehingga M minum obat 2 kali sehari (Baris 22-23)
M sudah lama sakit
Hipertensi. Tekanan
darah M cenderung tinggi (Baris 30-31)
Minum obat Kaptopril
(Baris 35)
M Dianjurkan dokter
untuk minum obat terus menerus.
• Diagnosa awal (Baris
19-20)
• Perilaku konsumsi obat (Baris 21-22)
• Frekuensi minum obat
(Baris 22-23)
• Sakit yang diderita
(Baris 30-31)
• Obat yang dikonsumsi
(Baris 35)
• Perilaku konsumsi obat (Baris 37-44)
waktu M masih kecil ditinggal orang tua, M tinggal dengan orang tua angkat. Jadi mungkin M
kepikiran terus, jadi
tekanan darah M naik terus (Baris 37-44)
Beban pikiran membuat tekanan darah M naik terus (Baris 37-44) • Gambaran kognitif (Baris 41-43) 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54
Nah, simbah menyidap Hipertensi pertama kali umur 20 tahun ya?
Iya umur 20 tahun, ya karena pikirannya sudah umur 20 tahun keluar dari rumah, mamah angkat saya, ya gitu ya. Gimana ya, mamah saya gak seneng gitu, jadi saya ikut orang. Itukan pikiran, gimana kok saya hidup sendiri. Sampai sekarang anak-anaknya sama saya masih gimana gitu, ya jadi saya masuk di panti.
Pada usia 20 tahun M sudah
mengidap Hipertensi
karena pikiran M sudah umur 20 tahun keluar dari rumah, orang tua angkat M gak seneng gitu, jadi M ikut
orang. Itukan pikiran,
gimana kok M hidup sendiri. Sampai saudaranya masih tidak seneng, ya jadi M masuk di panti (Baris 47- 54)
M mengidap Hipertensi sejak usia 20 tahun (Baris 47)
Sakit pada usia 20 tahun
karena beban pikiran
mengenai orang tua
angkat (Baris 47-54)
• Sakit yang diderita
(Baris 47)
• Diagnosa awal (Baris
47) • Gambaran Permasakahan (Baris 47-54) 55 56 57 58 59
Owh, ya mbah, dulu pertama kali didiagnosis terkena Hipertensi itu gimana mbah? Masih ingat mbah?
Dulu ya pusing gitu
Lalu simbah ke rumah sakit?
Dulu M pusing saat awal. M ke puskesmas tekanan darahnya saat itu 130
mmHg tidak seperti
sekarang bisa sampai 20 mmHg lebih tekanan darah M (Baris 58 dan 60-62)
Diagnosa awal M pusing dan tekanan darah 130 mmHg (Baris 58 dan 60) Tekanan darah saat ini bisa mencapai 200 mmHg atau lebih (Baris 60-62)
•Diagnosa awal (Baris 58 dan 60)
• Sakit yang diderita
60 61 62
Ke puskesmas, tapi dulu masih 130 mmHg gitu, tidak seperti sekarang. Kalau sekarang sampai 200 mmHg atau lebih tensinya
63 64 65 66 67 68 69
Pastinya sejak kapan mbah jadi 200 mmHg itu?
Ya dengan berjalannya hari, karena pikirannya kacau ya naik. Gimana kok saya hidup sendiri begini. Ndak ada yang dampingin, nggak ada orang tua jadi kepikiran terus. Lama-lama naik dikit-dikit.
dengan berjalannya hari, tekanan darah M bertambah sedikit demi sedikit. Hal itu karena pikirannya kacau, jadi tekanan darah ya naik. Gimana kok M hidup sendiri begini. Ndak ada yang dampingin, nggak ada orang tua jadi kepikiran terus (Baris 65-69)
Tekanan darah meningkat hari demi hari karena pikiran kacau (Baris 65- 69) • Gambaran permasalahan (Baris 65- 69) 70 71 72 73 74 75 76 77 78
Akhir-akhir ini masih tinggi juga mbah? Iya, kalau sudah tinggi musti obat terus mbak. Kalau saya periksa terus, dokter juga tanya naik mulai umur berapa. Mula-mula umur 20, naik dikit-dikit sampai sekarang. Jadi kata dokter ya jangan berhenti minum obat kalau nggak nanti drop dan tidak bisa tertolong. Nah sekarang kalau normalnya 140 mmHg sampai 150 mmHg.
Kalau sudah tinggi M musti minum obat terus. Dokter juga menyarankan jangan berhenti minum obat kalau nggak nanti drop dan tidak
bisa tertolong. Nah
sekarang kalau normalnya 140 mmHg sampai 150 mmHg (Baris 70-78)
M mengkonsumsi obat terus menerus, jika tidak bisa fatal akibatnya (Baris 71-76)
Tekanan darah normal M saat ini adalah 140 – 150 mmHg (Baris 76-78)
•Perilaku konsumsi obat (Baris 71 dan 72-76)
•Sakit yang diderita
(Baris 76-78) 79 80 81 82 83
Kalau akhir-akhir ini yang paling tinggi bisa sampai berapa mbah?
Terakhir diperiksa 170-220 mmHg
Kalau pas tensinya 220, gimana mbah keadaannya?
Pada pemeriksaan terakhir tekanan darah M 170-220 mmHg (Baris 81)
Terakhir tekanan darah M mencapai 170-220 mmHg (Baris 81)
•Sakit yang diderita
(Baris 81)
84 85 86 87 88 89 90
Ya sekarang biasa aja, ndak pusing tapi pikirannya kayak kacau gitu, kayak bingung. Lalu saya minum, turun ya biasa lagi.
Malah nggak pusing mbah?
Enggak, malah jadi bingung gitu. Tapi kalau minum obat lama-lama turun dan biasa lagi gitu.
M sekarang biasa, ndak
pusing tapi pikirannya
kayak kacau dan bingung.
Setalah minum obat
tekanan darahnya turun (Baris 84-90)
Saat M tekanan darahnya tinggi, ia tidak pusing namun pikirannya kacau
dan bingung. Setelah
minum obat tekanan
darahnya turun kembali (Baris 84-90)
•Konsekuensi konsumsi
obat (Baris 86 dan 88- 90) 91 92 93 94 95 96 97 98
Kalau selain Kaptoril?
Paracetamol kalau pusing, ndak setiap hari tapi. Kalau Simfastatin dan Piroksikam buat gatal. Kalau sakit aja. Kalau buat tensi saya minum terus ndak boleh telat. Telat sehari langsung naik. Minum Kaptopril itu untuk melancarkan darah saja, kalau menyembuhkan tidak bisa.
M mengkonsumsi obat
Paracetamol kalau pusing. M juga minum Simfastatin
dan Piroksikan untuk
mengatasi gatal. Keduanya diminum saat sakit saja. Untuk obat Hipertensi M minum terus ndak boleh telat. Telat sehari tekanan
darah langsung naik.
Kaptopril hanya
melancarkan darah saja,
namun tidak
menyembuhkan (Baris 92- 98)
M minum Paracetamol,
Simfastatin dan
Piroksikan kalau sakit saja (Baris 92-94)
M minum obat Hipertensi dengan teratur walaupun
tidak menyembuhkan
sakitnya (Baris 94-98)
•Obat yang dikonsumsi
(Baris 92-93)
•Gambaran konasi (Baris
94-98)
99 100 101 102
Mbah, kalau setahu saya kalau sakit
Hipertensi dan tekanan darahnya sedang
tinggi kan pusing mbah, tapi kalau simbah enggak?
Ketika tekanan darah
tinggi, M tidak pusing karena terbiasa (Baris 103- 104)
M tidak pusing saat tekanan darahnya tinggi (Baris 103-104)
•Hal yang dirasakan saat sakit (Baris 103-104 dan 107-111)
103 104 105 106 107 108 109 110 111
Ndak pusing mbak, mungkin karena sudah biasa tinggi ya jadi ndak pusing
Ndak terasa pusing ya mbah hanya linglung gitu ya mbah?
Iya mbak jadi linglung gitu saya
Karena pikirannya banyak ya mbah? Setelah diminum simbah jadi biasa lagi ya mbah? Tidak bingung atau linglung? Banyak pikiran malah jadi linglung pas tinggi
Ketika tensi tinggi, M jadi linglung karena banyak pikiran (Baris 107 dan 111).
M linglung karena banyak pikiran (Baris 107 dan 111). 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127
Owh jadi pas simbah naik tensinya itu malah jadi bingung, lalu diberi obat ini jadi
Jadi tenang
Tenangnya itu seperti apa mbah? Kayak ndak bingung lagi
Pikirannya gitu? He’em
Biasanya simbah bingung karena
pikirannya banyak terus diminumin obat terus
Terus kayak linglung gitu lho. Mau bilang pusing endak, tapi kayaknya ndak tenang gitu lho.
Ada nyeri-nyeri gitu ga sih mbah? Ndak nyeri-nyeri juga mbak
Saat M minum obat tensi jadi tenang dan tidak bingung lagi (Baris 115 dan 117)
M tidak pusing dan tidak nyeri saat tekanan darah naik (Baris 123-125 dan 127)
Hal yang dirasakan
setelah minum obat (Baris 115 dan 117)
Gejala yang dirasakan M saat tekanan darah tinggi (Baris 123-125 dan 127)
•Konsekuensi konsumsi
obat (Baris 115 dan 117)
•Hal yang dirasakan saat sakit (Baris 123-125 dan 127)
128 129
Owh ya mbah, nah tadi kan simbah mengkonsumsi obat penurun tensi ya, nah
Ketika tidak minum obat, pikiran M menjadi tidak
Pikiran M menjadi tidak karuan saat tidak minum
• Konsekuensi konsumsi
obat (Baris 132-134, 147, dan 149)
130 131 132 133 134 135 136 137 138 139 140 141 142 143 144 145 145 147 148 149
setelah simbah mengkonsumsi obat
perasaannya gimana mbah?
Nah kalau saya nggak minum obat ya, eh pikirannya nggak karuan.
Nah, kayak kesel gitu jengkel. Dan di cek naik, jadi cek dokter, saya kalau nggak minum. Mau coba nggak minum gitu ya. “owh nggak boleh, ibu nggak boleh berhenti musti terus, ibukan sudah lama hipertensi jadi tidak apa- apa minum terus. Itu cuma nenangkan darah kok, katopril itu tidak apa-apa nenangkan darah supaya jalan lancar gitu nggak tersendat-sendat.”
Nah terus sekarang minum terus Kaptopril. Abis beli, abis beli. Hehehe…
Owh begitu ya mbah? Berarti simbah kalau nggak minum malah ada pikiran?
Pikirannya kayak kacau gitu loh Kalau minum?
Ndak. Jadi tenang kalau minum obat…
karuan, kesel jengkel (Baris 132-134, 147, dan 149)
M mencoba berhenti
minum obat Hipertensi
namun tidak diperbolehkan dokter (Baris 135-142) Saat ini M minum obat terus, ketika habis langsung beli (Baris 143-144)
obat (Baris 132-134, 147, dan 149)
M mencoba berhenti
minum obat (Baris 135- 142)
Ketika obat habis,
langsung beli (Baris 143- 144)
• Perilaku konsumsi obat (Baris 135-142 dan 143-144 )
150 151 152 153 154 155 156 157 158 159 160 161 162 163 164 165 166 167 168 169
Berarti kalau simbah tidak minum obat, simbah mikirnya malah ke badannya simbah bagaimana gitu ya?
Kalau mau tidur gelisah, seperti itu pikirannya, kayak gimana ya, nggak tenang gitu lho, kacau gitu lho.
Sama sumuk, nah kalau sumuk seperti ini, naek itu minta di ukur mbak R ya sampe lho 200, iya tensinya sampai 200 lebih. Kalau biasa-biasa ya cuman 150 itu normal, tapi bawahnya sempet 100.
Nah saya berusaha tidak berfikir apa-apa, tapi ya kok dateng aja pikirannya.
Simbah beli sendiri gitu? Ke apotik mbah? Iya ke apotik. Saya sebenarnya pengen nggak minum obat. Tapi ndak bisa, kenapa ya terus naek. Naeknya tu terasanya pikirannya kacau, ndak tenang gitu lho. Terus sumuk, panas badannya terus ya naek begitu. Makannya saya minum lagi…
Kalau mau tidur M gelisah, pikirannya tidak tenang dan
kacau. Badanya panas,
minta di ukur perawat bisa 200 mmhg normalnya ya
100-150 mmHg. M
mencoba untuk tidak
berfikir apa-apa, namun tidak bisa (Baris 153-162) M membeli obatnya sendiri di Apotik (Baris 164) M sebenarnya tidak mau minum obat, tapi tidak bisa. Saat tekanan darah naik terasa pikiran kacau, tidak tenang, panas badannya sehingga minum obat lagi (Baris 164-169)
M gelisah dan tidak tenang ketika mau tidur (Baris 153-162)
Membeli obat sendiri
(Baris 164)
M mau tidak mau harus mengkonsimsi obat (164- 166)
Hal yang dirasakan saat
tekanan darah naik
sehingga minum obat
(Baris 166-169)
• Konsekuensi konsumsi
obat (Baris 153-162
dan 166-169)
• Perilaku konsumsi obat (Baris 164-166)
170 171 172 173 174 175 176 177 178 179
Berarti simbah kalau mau minum, simbah tensi dulu kayak gitu?
Ndak, cuma perasaan saja.
Nah itu mbak, saya juga mau berhenti katopril saya tanya dokter “kalau saya ndak minum gimana pak boleh ya?” Owh ndak boleh kalau ngak minum fatal nanti, malah ndak bisa tertolong lagi. Berarti saya minum terus? Ndak papa kok itu obat ringan kok minum aja jangan takut.
Sebelum mengkonsumsi
obat hipertensi, M tidak
mengecek tekanan
darahnya dulu (Baris 172) M mau berhenti minum
obat namun menurut
anjuran dokter M
dianjurkan untuk tidak
berhenti konsumsi obat
karena fatal akibatnya
(Baris 173-179)
M mengkonsumsi obat hipertensi tidak selalu di saat tekanan darah tinggi (Baris 172)
Ingin berhenti minum obat (Baris 173-179) • Gambaran konasi (Baris 172-179) 180 181 182 183 Tambahan
Jadi yang memicu simbah sakit itu menurut simbah?
Ya pikiran itu mbak,
Menurut M pikiran adalah pemicu sakit (Baris 183)
Pikiran adalah pemicu sakit (Baris 183) • Gambaran Kognitif (Baris 183) 184 185 186 187 188 190 191 192 193 194 195 196
Jadi gini mbah, tadi kan sudah nanya- nanya sama simbah. Sekarang mau ada
pertanyaan-pertanyaan lagi. Seputar
simbah sih. Nah jadi yang pertama itu, kemarin kan simbah sudah bercerita kalau ada mengkonsumsi obat. Nah kalau simbah tidak minum obat, simbah merasa tidak enak gitu, terus ada pikiran-pikiran gitu, boleh tahu nggak mbah pikiran-pikirannya simbah itu dari… em, pikiran apa saja sih? Ya, itu ya dari saya keluar dari orang tua itu ya pikiran gitu. Kok saya hidup sendiri, ada orang
Saat M sakit imbul pikiran- pikiran mengenai orang tua, mengapa M hidup sendiri, walaupun ada orang tua angkat M tetap merasa sendiri (Baris 195-199)
Saat M sakit timbul pikiran-pikiran mengenai orang tua (Baris 195-196) Merasa sendiri walaupun ada orang tua angkat (Baris 196-197)
• Gambaran
permasalahan (Baris
197 198 199 200 201 202
tua angkat kok saya sendiri. Nah saya tinggal dirumah nggak cocok sama mamah. Jadi saya pergi ya dia bilang “ya silahkan” ya saya pergi. Jadi simbah tidak cocoknya sama orang tua angkatnya simbah ya?
Ya, tapi masih saudaranya papa juga. 203 204 205 206 207 208 209 210 211 212 213 214 215 216 217 218 219 220 221 222 223 224
Ada yang lain tidak mbah? Pikiran-pikiran apa gitu?
Ya cuma itu pikirannya. Saya kok ada saudara ada, sekarang sama anak-anak juga saya, sama anak-anak juga mungkin sudah diomongin sama mamahnya ya. Hanya gimana ya, terima sih trima tapi, tapi kasih sayangnya tu ndak ada itu lho. Jadi ketimbang saya disitu didiemin saja yawes tak pergi. Saya pergi ikut orang. Hehe...
Owh ya, terus ini tadi anak-anak itu anak- anaknya, mamahnya?
Mamah angkat. Kalau saya sendiri. Disitu saya ikut orang, habis itu ikut dokter S, kayaknya orangnya baik, saya ikut sampe 6 tahun.
Yang dimagelang mbah?
Yang di lampung. Saya kumpul-kumpul uang, disitu saya juga… dulu kan gajinya cuma dikit kan. Dulu emas satu gram Rp 1000. Nah terus, “bu M ikut ibu ya biar cuman blanja-blanja, ada yang masak. Belanja dua hari sekali. Iya
M ada saudara, hanya gimana ya, terima sih trima tapi, tapi kasih sayangnya tu ndak ada itu lho. Jadi
ketimbang M disitu
didiemin saja yawes tak pergi. Saya pergi ikut orang (Baris 205-212)
Terus M mau ke jawa,
barang kali mau cari
saudara mamah. Mamah bener, kalau masih ada.
Tapi kalau mamah
mungkin sudah tidak ada. Yaudah, M ke Magelang
saya tanya-tanya terus
ponakan-ponakan ada tapi kalau ketemu udah besar itu ndak enak ya. Dari kecil
ngumpul ya lain ya.
Kayaknya tu ndak enak gitu
Tidak mendapatkan kasih
sayang dari saudara
(Baris 205-210)
Merasa tidak enak
bertemu dengan saudara M (Baris 232-236)
• Gambaran afek (Baris
205-210)
• Gambaran relasi sosial (Baris 232-236)
225 226 227 228 229 230 231 232 233 234 235 236 237 238 239
saya kasih gaji mbah M perbulan Rp 1500”. Nanti kalau kerjaannya bagus saya naikkan. Setiap 2 bulan atau 3 bulan sekali dia naikkan Rp 500. Terus saya kumpul-kumpul sampe Rp 60.000 tuh. Terus saya mau ke jawa bu, barang kali mau cari saudara mamah. Mamah saya bener, kalau masih ada. Tapi kalau mamah saya mungkin sudah tidak ada. Yaudah, bener saya ke magelang saya tanya-tanya terus ponakan-ponakan ada tapi kalau ketemu udah besar itu ndak enak ya. Dari kecil ngumpul ya lain ya. Kayaknya tu ndak enak gitu lho. Terus saya kembali ke tempat tante. Tante kok begini-begini ya, yaudah disini aja gitu. Nah ini adek saya ada di sidoarum.
lho. Terus saya kembali ke tempat tante. Tante kok begini-begini ya, yaudah disini aja gitu (Baris 229- 239) 240 241 242 243 244 245 246
Simbah ada bagian-bagian tubuh yang sakit ndak mbah?
Saya kalau makan apa saja gatel, alergi makanan. Sampe sekarang saya ndak makan telur, ndak makan daging ayam. Kemarin saya dah makan telur saja dah gatel. Saya juga rematik.
M kalau makan apa saja gatal-gatal karena alergi
terhadap telur. Sampai
sekarang ndak amakan telur dan daging ayam dan mengidap penyakit rematik (Baris 242-246)
Alergi telur dan ayam serta mengidap rematik (Baris 242-246)
• Sakit yang diderita
247 248 249 250 251 252 253 254 255 256
Terus tadi obat gatelnya ada nggak mbah? Simbah minum obat juga nggak kalau alergi?
Ada, apa ya? Lupa saya
Simbah minum obat ya berarti?
Iya, tapi kalau udah nggak gatel nggak minum saya.
Jadi kalau cuma gatel aja yang ini?
Iya. Ini sampe gatel-gatel, ada lukanya tapi dah kering.
M juga mengkonsumsi obat gatal. Namun M lupa nama obat gatal yang dikonsumsi. Obat gatal hanya diminum
M saat sakit saja,
selebihnya tidak. Gatel- gatel yang dialami M sampe menimbulkan luka (Baris 250-256)
Mengkonsumsi obat gatal saat sakit saja (Baris 250- 256)
• Obat yang dikonsumsi
(Baris 250-256) 257 258 259 260 261 262 263 264 265 266 267 268 269 270 271 272 273 274
Tapi simbah masih bisa melakukan aktivitas seperti biasa?
Ya, saya masih bisa beraktifitas seperti biasa. Semuanya simbah sendiri? Atau dibantu? Ya, bisa sendiri, ada lain-lain kerja lain. Bagian-bagiannya sendiri-sendiri. Bagian nyapu sendiri lain. Saya cuma nyapu diluar. Sama nanem-nanem. Saya seneng tanem- tanem.
Biasanya nanem apa aja mbah?
Ya itu terong sampe, banyak loh itu terong. Sekarang sudah mati, dicabut semua.
Berarti hobinya simbah suka bercocok tanam sama njahit ya?
Iyaa.
Itu kalau simbah lagi bercocok tanam sama menjahit perasaannya simbah gimana? Ya seneng lah ada hiburan. Ndak ngelamun.
M masih bisa beraktifitas seperti biasa (Baris 259) M bisa sendiri, yang lain (Lansia lain) mengerjakan
pekerjaannya sendiri-
sendiri. M mendapat bagian nyapu diluar dan bercocok tanam. M senang bercocok taman seperti nanem terong (Baris 261-265 dan 267- 268)
M senang bercocok tanam, menjahit dan bersih-bersih.
Hal tersebut membuat
senang M karena
merupakan hiburan bagi M,
M bisa beraktivitas seperti biasa (Baris 259)
Aktivitas M (Baris 261- 265 dan 267-268)
Akrivitas yang dilakukan
M merupakan sebuah
hiburan bagi M (Baris 274 dan 277-278)
•Gambaran Aktivitas
(Baris 259, 261-265,
267-268, 274 dan 277- 278)
275 276 277 278
Itu setiap hari simbah lakuin?
Ya kalau ada jahitan ya, setiap hari saya lakukan. Kalau endak ya saya tanem-tanem. Bersih-bersih situ.
ndak ngalamun (Baris 274 dan 277-278) 279 280 281 282 283 284 285 286 287 288 289 290
Owh ya, simbah disini sudah berapa tahun mbah?
Saya disini sudah 7 tahun…
Owh ya mbah, mbah dulu kesini mau sendiri atau karena keluarga mbah?
Dulu saya dari orang tua saya cuma sendiri, saya punya ibu angkat. Nah saya mau sendiri kesini. Dulu saya masih umur 5 tahun orang tua sudah tidak ada jadi diambil saudara papa jadi mama angkat saya saudara papa saya, ponakannya. Nah itu saya ndak bisa bahasa jawa.
M sudah tinggal di panti selama 7 tahun dan masuk ke panti karena keinginan sendiri (Baris 281 dan 284) M dahulu punya ibu angkat, saat umur 5 tahun orang tua sudah tidak ada jadi diambil saudara papa jadi mama angkat saya saudara papa saya, ponakannya. Nah itu saya ndak bisa bahasa jawa (Baris 285-290)
Keputusan masuk ke
Panti (Baris 281 dan 284)
M tinggal di panti karena dahulu tinggal sendiri (Baris 285-290)
• Keputusan masuk Panti
(Baris 281 dan 284)
• Alasan masuk Panti
291 292 293 294 295 296 297 298 299 300 301 302 303 304 305 306 307 308 309 310 311 312 313 314 315 316
Owh gitu mbah? Dulunya bagaimana mbah pas masuk kesini?
Kan orang tua kita pensiun, papa angkat saya, pensiun di lampung, terus saya sama anaknya, tapi anaknya rebut.
Terus saya bilang “kalau saya tidak boleh disini saya ikut orang saja” “silahkan, sana!” Mamah saya begitu gak lama saya bilang “saya mau ke magelang, saya mau ke magelang mau cari saudara mama saya “saudara kamu, mama kamu aku, disana sudah ngak ada” kata mamah saya nah saya digituin saya berangkat.
Saya ndak bisa kok dikasarin gitu.
Terus saya tinggal dirumah saudara papa saya di magelang.
Ndak lama tante saya kok sama saya perhitungan gitu, pelit banget natal-natal kok ngak dikasih baju saya mesti cari sendiri, saya coba beli-beli makanan terus saya jual buat cari uang. Kalau begitu saya ke bank bikin buku tabung dikit-dikit.
Ya dibantu gereja juga, tapi kan paling bantu 25 ribu setiap bulan. Lama-lama saya jualan kok tante iri gitu, terus saya cari jalan untuk jualan untuk dapet uang jajan.
M kan orang tua pensiun, papa angkat saya, pensiun