BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN
Lampiran 4. Tabel Verbatim Perawat Panti
Tabel Verbatim Perawat Panti
No. Verbatim Ringkasan Intepretasi Tema
1 2 3 4
kalau keadaan fisik simbah itu rata-rata bagaimana mbak disini?
Fisik? Kesehatannya to? Ha, disini kebanyakan hipertensi.
Disini kebanyakan sakit Hipertensi. (Baris 3-4)
Lansia di panti kebanyakan sakit Hipertensi. (Baris 3-4)
Sakit yang diderita lansia panti. (Baris 3-4) 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Selain hipertensi ada apa lagi mbak?
Yang jelas satu itu hipertensi, terus kemarin kan kita di cek kesehatan sama dokter kan, nah itu ada yang anu, kolesterolnya itu agak tinggi. Itu memang dari dulu-dulu sampai 300mg/dL, tetapi kemarin cuma 211mg/dL (Mbah Maria). Itu karena pola makannya dia juga tidak bisa diatur, beli obat dia juga tidak bisa diatur. Sakkarepe dewe. Nah dia minum sendiri, cuma dia sering beli tanpa sepengetahuan kami, sakkarepe dewe sing tuku. Contohnya beli CTM.
Ada satu yang jelas Hipertensi, kemarin di cek kesehatannya sama
dokter. Kolesterolnya
juga tinggi dulu sampai 300mg/dL, tetapi kemarin 211mg/dL. Itu karena pola makan dia (lansia) juga tidak bisa diatur, Sakkarepe dewe. Nah dia minum sendiri, cuma dia
sering beli tanpa
sepengetahuan kami,
semauya sendiri untuk membeli obat. Contohnya beli CTM. (Baris 6-15)
Ada satu lansia
yang sakit
Hipertensi dan
Kolesterol. Hal itu terjadi karena pola makan tidak bisa diatur, semaunya sendiri. (Baris 6- 10)
Ada lansia yang
minum obat
sendiri, sering
membeli obat
tanpa
sepengetahuan pihak panti. (Baris 10-15)
Sakit yang diderita lansia panti. (Baris 6-10)
Lansia sering membeli
obat sendiri tanpa
sepengetahuan pihak
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
Kalau simbah ada yang sudah sudo rungon
mbak?
Yang pendengarannya berkurang? Itu ada beberapa, kayak bu maria itu sudah berkurang, mbah joyo itu juga sudah berkurang, mbah harti itu mulai berkurang, karena terus terang antara mbah harti dan mbah maria itu banyak sekali mengkonsumsi obat. Jadi obat itu kayak makanan mungkin bagi dia. Wes sugesti sek, ndak aku ngene dadi, nah obatnya itu Ranitidin. Sama Kaptopril, sama Lakomin. Nah itu yang agak, meskipun sudah diberi pengertian sama dokter dah tetep.
Sudah sama dokternya langsung ya mbak? Heem, ya itu tetep sudah, jadi wes koyo sugesti sik
Kalau nggak ini ya enggak gitu ya mbak? Heem
Beberapa lansia sudah berkurang
pendengarannya sudah
berkurang seperti bu
Maria, mbah Joyo dan mbah Harti. Terus terang antara mbah Harti dan Mbah Maria itu banyak
sekali mengkonsumsi
obat. Jadi obat itu kayak makanan mungkin bagi dia. Sudah sugesti dulu.
Obatnya Ranitidin,
Kaptopril, dan Lakomin. Meskipun sudah diberi pengertian dokter dah tetep. (Baris 18-28)
Ada 3 lansia yang sudah berkurang pendengarannya. (Baris 18-21) Bu Maria dan mbah Harti banyak sekali mengkonsumsi obat (Ranitidin, Kaptopril, dan Lakomin). Obat seperti makanan. (Baris 21-28)
Lansia yang sudah
berkurang
pendengarannya. (Baris
18-21)
Lansia yang banyak
mengkonsumsi obat. (Baris 21-28) 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43
Oiya mbak, kalau yang minum obat tadi hanya 2 simbah ya?
Iya, ya antara mbah harti dan bu maria. nek koyo mbah harni kan karna awak e keju-keju. Ming ngombe vitamin B kompeks kan ra masalah kan itungane vitamin. Nah nek iki kan kecanduan, wes kecanduan. Dadi nek kaptopril kan untuk menurunkan tensi. Nek mbah harti itu intine “aku kudu ngombe, mbendino kudu ngombe ranitidin.” Sebenernya itu ndak masalah, “nek
Kalau seperti mbah Harti
badannya pegal-pegal.
Hanya minum vitamin B
kompleks kan tidak
masalah. Nah kalau ini kan sudah kecanduan.
Jadi kalau Kaptopril
untuk menurunkan tensi. Kalau mbah Harti itu
intinya harus minum
Mbah harti pegal- pegal dan minum
vitamin B kompleks. (Baris 36-39) Menurut perawat, mbah Harti berkata bahwa ia harus minum
Kondisi fisik dan obat yang dikonsumsi lansia. (Baris 36-39)
Perilaku konsumsi obat lansia. (Baris 41-43, 47- 50, dan 53-62)
44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68
loro lagi diombeni, nek ra loro ojo diombeni” tapi yo tetep. Nah wingi bar di tukokke karo penguruse ranitidin, tak kei siji, kan seemplek, engko nek entek tek kei meneh”. Eh tuku dewe. Pamite neng TPA tuku buku renungan harian ki, eh tuku obat. Pas bali tak matke ngowo, kok ono ranitidine, tas e kan semrawang ketok to. Nah, aku neng apotik, “kemarin simbah?” “ho’o e mbak, aku yo bingung e”. Pengurus e kewalahan, aku yo tambah kuwalahan. “itu lho yang rambut putih yang gemuk, minta CTM” padahal wes disengeni ojo ngombe lakomin, lakomin kan ada CTM e. “lha kok saiki tuku CTM?” “yo tak lok ke neng ngarepe dokter” “sopo sing lungo tuku CTM?” “enggak kok” soale raiso moco dee, neng ngeyel. Terus bu Maria, lha aku enggak, “lha kan ora oleh tuku CTM, lha lakomin kok saiki tuku CTM podo kuwi. Nah terus dilokke karo dokter “ndak boleh ya bu Maria, cukup minum katopril aja, tapi jangan beli lainnya, efek e nanti ngak bagus. Kan bu maria tensinya tinggi, selalu tinggi, ini kolesterolnya juga tinggi,” tapi yowes kui mau, wes angel, aku susah, nah wong tokone urung buka wae wes ngenteni.
Ranitidin. Sebenarnya
tidak masalah kalau sakit baru minum obat, kalau tidak sakit jangan di minum, tapi ya tetap saja. Nah kemarin dibelikan
oleh pengurus panti
Ranitidin, saya beri satu nanti kalau habis saya beri lagi. Eh beli sendiri. Pamit pergi ke TPA (toko
buku) membeli buku
renungan harian, eh tuku obat.saat pulang saya
melihat kok ada
Ranitidin, tas nya kan transparan kelihatan kan. Nah saya ke apotik. Bertanya pada penjaga apotik dan dijawab bahwa simbah beli obat dan penjaga toko bingung. Pengurus panti kwalahan,
saya juga kwalahan.
Menurut penjaga apotik,
ada simbah yang
berambut putih agak
gemuk minta CTM.
Ranitidin. (Baris 41-43)
Sebenarnya tidak
masalah (untuk
tidak minum obat Hipertensi), kalau tidak sakit jangan di minum, namun mbah Harti tetap saja minum. (Baris 43-44) Perawat melihat mbah Harti membeli obat sendiri (Baris 47- 50) Perawat melihat mbah Maria membeli obat sendiri di apotik. (Baris 53-62) Dokter mengingatkan untuk tidak Pengetahuan tentang konsumsi obat Hipertensi. (Baris 43-44)
Dokter sempat menegur lansia. (Baris 62-66)
Padahal ya sudah dimarahin jangan minum Lakomin, Lakomin kan ada di CTM. Ya saya memberikan penjelasan di depan dokter. Bu Maria sempat berkata tidak, namun diberi penjelasan
bahwa tidak boleh
membeli obat. Setelah itu
dokter membantu
memberi penjelasan.
Bahwa bu Maria tidak boleh membeli CTM, cukup kaptoril saja, tapi jangan beli lainnya, efek nya nanti tidak baik. Bu Maria kan tensinya tinggi,
selalu tinggi,
kolesterolnya juga tinggi. Tapi ya itu, sudah ngeyel,
saya susah karena
tokonya belum buka
sudah nunggu di depan. (Baris 36-68)
banyak minum
obat (CTM),
karena efeknya
tidak bagus. (Baris 62-66)
GAMBARAN KONDISI PSIKOLOGIS LANSIA YANG MENGKONSUMSI OBAT-OBATAN MEDIS
Studi Kualitatif
Asvita Kharismaningrum
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan kondisi psikologis pada lansia yang mengkonsumsi obat-obatan medis. Konsumsi obat-obatan medis dalam jangka panjang dapat menimbulkan dampak negatif secara fisik maupun psikologis. Dampak negatif secara fisik berakibat pada berkuranganya fungsi lambung dan ginjal. Sedangkan dampak negatif psikologis dapat menurunkan kualitas hidup. Informan penelitian ini adalah dua lansia panti wreda di Yogyakarta. Metode pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode wawancara. Data dalam penelitian ini dianalisis dengan analisis naratif. Validitas pada penelitian ini menggunakan konfirmabilitas atas data hasil penelitian dan wawancara perawat panti. Hasil penelitian ini adalah kedua informan sering mengkonsumsi obat-obatan medis. Salah satu informan menjelaskan bahwa ia harus mengkonsumsi obat terus menerus dan tidak boleh telat. informan tersebut mengkonsumsi obat tidak hanya saat tekanan darah tinggi namun saat ia merasa banyak pikiran. Dimana obat hipertensi dapat membantu menenangkan pikirannya.
PSYCHOLOGICAL CONDITIONS DEPICTION OF ELDERLY WHICH CONSUME MEDICINE
Qualitative Research
Asvita Kharismaningrum
ABSTRACT
This research aimed to depict the psychological condition of elderly who consume medicine. The medicine consumption in long term can negatively impact both physically and psychologically. The negative physical impact is reduced stomach and kidneys function. While the negative psychological impact could reduce quality of life. The informants were two elderlies at nursing home in Yogyakarta. This research used interviews for Method of data collection. The data analyzed using narrative analysis. The validity of this study used confirmability on research data and nursing homes' nurse interviewThe results of this study are both informants often consume medical drugs. One informant explained that he had to take drugs continuously and should not be late. The informant consumed the drug not only during high blood pressure but when he felt a lot of thought. Where hypertension drugs can help calm his mind.