BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN, TABULASI DATA,
B. Tabulasi Data dan Deskripsi Data Penelitian
belajar matematika berada pada klasifikasi sangat tinggi. Ketiga variabel
adalah reliabel artinya ketiga variabel penelitian tersebut dapat diandalkan.
Uji reliabilitas selengkapnya dapat dilihat selengkapnya pada lampiran VI.
B. Tabulasi Data dan Deskripsi Data Penelitian
Dalam penelitian ini, data diperoleh dari kuesioner yang telah disebarkan
kepada sampel penelitian. Data tersebut masih merupakan data mentah,
sehingga proses pengolahan data belum dapat dilakuka. Data akan
dideskripsikan menurut masing-masing variabel penelitian.
Deskripsi data berfungsi untuk mengungkapkan ciri-ciri data dari setiap
variabel penelitian. Bentuk dari pendeskripsian ketiga data variabel adalah
dengan menggunakan daftar tabulasi, yaitu dengan menyajikan data dalam
bentuk tabel yang berisi data dan digolong-golongkan ke dalam kelas-kelas
secara terurut yang disebut tabel distribusi frekuensi.
Pendeskripsian dilakukan dengan menggunakan PAP (Penilaian Acuan
Patokan) Tipe II dengan mengelompokkan data menjadi 5 kategori, yaitu
sangat baik, baik, cukup baik, tidak baik, dan sangat tidak baik.
Tabel 4.7
Penilaian Acuan Patokan (PAP) Tipe II
Skor Penilaian
81 – 100% Sangat Baik 66 – 80% Baik 56 – 65% Cukup Baik 46 – 55% Tidak Baik di bawah 46% Sangat Tidak Baik
Berikut ini adalah kategori kecenderungan dari masing-masing variabel
penelitian berdasarkan PAP Tipe II diatas :
1. Variabel Kecerdasan Emosi
Jumlah pernyataan adalah 40 item dan skor maksimum pada satu
item pernyataan adalah 4, maka rentang skor antara 40 sampai dengan 160.
Selisih dari skor tertinggi dan terendah adalah 120. Berdasarkan data yang
diperoleh, maka diketahui bahwa skor tertinggi sebesar 118, dan skor
terendah sebesar 88. Maka dari kecenderungan data variabel kecerdasan
emosi diatas skor diperoleh dengan perhitungan :
Skor = nilai terendah + % (selisih dari nilai tertinggi dan terendah)
Berikut adalah kriteria kecenderungan dari data kecerdasan emosi yang
dideskripsikan dari hasil penelitian.
Tabel 4.8
Kriteria Data Variabel Kecerdasan Emosi
Perhitungan Skor Keterangan
40 + 81% x 120 = 137,2 dibulatkan 137 137 – 160 Sangat Baik 40 + 66% x 120 = 119,2 dibulatkan 119 119 – 136 Baik 40 + 56% x 120 = 107,2 dibulatkan 107 107 – 118 Cukup Baik 40 + 46% x 120 = 95,2 dibulatkan 95 95 – 106 Tidak Baik Di bawah 46% di bawah 95
40 – 94 Sangat Tidak Baik
Data yang diperoleh dimasukkan dalam tabel frekuensi sebagai berikut :
Tabel 4.9
Distribusi Frekuensi Variabel Kecerdasan Emosi
Interval F F Relatif Keterangan
137 – 160 119 – 136 107 – 118 95 – 106 40 – 94 0 0 6 7 2 0 % 0 % 40% 46,67 % 13,33 % Sangat Baik Baik Cukup Baik Tidak Baik Sangat Tidak Baik
Jumlah 15 100 %
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa 0% siswa masuk dalam
kategori kecerdasan emosi yang sangat baik, 0% siswa masuk dalam
kategori kecerdasan emosi yang baik, 40% siswa masuk dalam kategori
kecerdasan emosi yang cukup baik, 46,67% siswa masuk dalam kategori
kecerdasan emosi yang tidak baik dan 13,34% siswa masuk dalam kategori
kecerdasan emosi yang sangat tidak baik. Berdasarkan data tersebut, maka
dapat disimpulkan bahwa kecerdasan emosi siswa kelas VII SMP Bopkri 2
Yogyakarta termasuk dalam kategori tidak baik, hal ini karena variabel
kecerdasan emosi yang sebagian besar berada pada kategori tidak baik.
Hasil temuan samping ini perlu ditindak lanjuti untuk mencari solusi
terbaik untuk membantu meningkatkan kecerdasan emosi siswa.
2. Suasana Belajar Dalam Keluarga
Jumlah pernyataan adalah 30 item dan skor maksimum pada satu
item pernyataan adalah 4, maka rentang skor antara 30 sampai dengan 120.
Selisih dari skor tertinggi dan terendah adalah 90. Berdasarkan data yang
skor terendah sebesar 68. Maka dari kecenderungan data variabel suasana
belajar dalam keluarga diatas, skor diperoleh dengan perhitungan :
Skor = nilai terendah + % (selisih nilai tertinggi dan terendah)
Berikut adalah kriteria kecenderungan dari data suasana belajar dalam
keluarga yang dideskripsikan dari hasil penelitian.
Tabel 4.10
Kriteria Data Variabel Suasana Belajar Dalam Keluarga
Perhitungan Skor Keterangan
30 + 81% x 90 = 102,9 dibulatkan 103 103 – 120 Sangat Baik 30 + 66% x 90 = 89,4 dibulatkan 89 89 – 102 Baik 30 + 56% x 90 = 80,4 dibulatkan 80 80 – 88 Cukup Baik 30 + 46% x 90 = 71,4 dibulatkan 71 71 – 79 Tidak Baik Di bawah 46% di bawah 71
30 – 70 Sangat Tidak Baik
Data yang diperoleh dimasukkan dalam tabel frekuensi sebagai berikut :
Tabel 4.11
Distribusi Frekuensi Suasana Belajar Dalam Keluarga
Interval F F Relatif Keterangan
103 – 120 89 – 102 80 – 88 71 – 79 30 – 70 0 2 9 2 2 0 % 13,33 % 60 % 13,33 % 13,33 % Sangat Baik Baik Cukup Baik Tidak Baik Sangat Tidak Baik
Jumlah 15 100%
Berdasarkan data yang diperoleh dari kuesioner dan dari tabel
distribusi frekuensi diatas, maka dapat dilihat bahwa sebanyak 0% siswa
13,33% hidup dengan suasana keluarga yang baik, sebanyak 60% dengan
suasana belajar dalam keluarga yang cukup baik, sebanyak 13,33% dengan
suasana belajar dalam keluarga yang tidak baik, dan 13,33% dengan
suasana belajar dalam keluarga yang sangat tidak baik.
Berdasarkan data tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa suasana
belajar dalam keluarga siswa kelas VII SMP Bopkri 2 Yogyakarta
termasuk dalam kategori cukup baik, artinya suasana keluarga kondusif
dan mendukung proses belajar siswa di rumah, hal tersebut dapat dilihat
dari variabel suasana belajar dalam keluarga yang sebagian besar berada
dalam kategori cukup baik. Hasil temuan samping ini perlu ditindak lanjuti
untuk mencari solusi terbaik untuk membantu meningkatkan suasana
belajar dalam keluarga siswa.
3. Hasil Belajar Matematika
Jumlah soal adalah 40 item dan skor maksimum pada satu item
pernyataan adalah 1, maka rentang skor adalah antara 0 sampai dengan 40.
Selisih dari skor tertinggi dan terendah adalah 40. Berdasarkan data yang
diperoleh, maka diketahui bahwa skor tertinggi sebesar 36, dan skor
terendah sebesar 9. Maka dari kecenderungan data variabel suasana belajar
dalam keluarga diatas skor diperoleh dengan perhitungan :
Skor = nilai terendah + % (selisih nilai tertinggi dan terendah)
Berikut adalah kriteria kecenderungan dari data suasana belajar dalam
Tabel 4.12
Kriteria Data Variabel Skor Hasil Belajar Matematika
Perhitungan Skor Keterangan
81% x 40 = 32,4 dibulatkan 32 32 – 40 Sangat Baik 66% x 40 = 26,4 dibulatkan 26 26 – 31 Baik 56% x 40 = 22,4 dibulatkan 22 22 – 25 Cukup Baik 46% x 40 = 18,4 dibulatkan 18 18 – 21 Tidak Baik Di bawah 46% ,di bawah 18 0 – 17 Sangat Tidak Baik Data yang diperoleh dimasukkan ke dalam tabel frekuensi berikut :
Tabel 4.13
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika
Interval F F Relatif Keterangan
30 – 40 26 – 31 22 – 25 18 – 21 0 – 17 2 3 6 2 2 13,33 % 20 % 40 % 13,33 % 13,33 % Sangat Baik Baik Cukup Baik Tidak Baik Sangat Tidak Baik
Jumlah 15 100 %
Berdasarkan data yang diperoleh dari pengukuran hasil belajar
matematika siswa dan dideskripsikan pada distribusi frekuensi diatas,
sebanyak 13,33% siswa mendapat hasil belajar matematika yang
sangat baik, 20% siswa mendapat hasil belajar matematika yang baik,
40% mendapat hasil belajar matematika yang cukup baik, 13,33%
siswa mendapat hasil belajar yang kurang baik dan 13,33% siswa
mendapat hasil belajar matematika yang sangat tidak baik.
Berdasarkan data tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar matematika siswa kelas VII SMP Bopkri 2 Yogyakarta masuk
dalam kategori cukup baik, hal ini dapat dibuktikan dari hasil belajar
Berikut ini adalah rangkuman penghitungan nilai mean, median,
modus dan standar deviasi yang dihitung dengan bantuan program
Microsoft Excel. Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran X.
Tabel 4.14
Mean, Median, Modus dan Standar Deviasi
Keterangan Emosi Suasana Hasil Belajar
Mean 104.00 82.40 23.93 Median 102.00 82.00 24.00 Mode 102 81 24 Std. Deviation 10.142 9.417 6.933