• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tadarus Al-Qur’an a) Pengertian Tadarus

Dalam dokumen Oleh: Siti Aisyah NIM (Halaman 58-64)

F. Kegunaan Penelitian

6) Tadarus Al-Qur’an a) Pengertian Tadarus

Kata tadarus berwazan “Tafa‟ul” . Kata ini diambil dari akar kata “da-ra-sa”, yang bentuk mashdarnya “Dirasah”. Menurut Raghib al-Isfahani, kata darasa secara bahasa artinya tersisa jejaknya.92 Al-qur‟an merupakan mu‟jizat yang diberikan kepada nabi Muhammad saw, tentu keberadaannya bukan hanya sebagai kitab yang bermuatan tentang sejarah, hukum-hukum

89

Avuan Muhammad Rizki, Op.Cit., h. 18-21.

90 Rahman hakim, Tehnik, Pedoman dan Seni Berpidato, (Surabaya: Indah, 2000), h. 17.

91

Ibid., h. 18.

92

Zamakhsyari bin Hasballah Thaib, “Tadarus al-qur‟an: Urgensi, Tahapan, dan Penerapannya”, Almufida, Vol. 1, No. 1, 2016, h. 22.

atau ajakan-ajakan saja. Lebih dari itu al-qur‟an juga banyak membuat keajaiban yang tentu saja jika kita mampu menggali ayat-ayatnya atau huruf-hurufnya yang ada didalamnya, maka akan muncul kekuatan luar biasa.93

Al-Qur‟an menurut istilah adalah kitab suci umat Islam yang berisi firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw dengan perantara malaikat Jibril untuk dibaca, dipahami, dan diamalkan sebagai petunjuk atau pedoman hidup bagi umat manusia. Jadi tadarus Al-Qur‟an adalah suatu bentuk kegiatan untuk mengenali dan juga memahami isi dari firman Allah Swt yang sudah tertulis di dalam kalamullah yang kemudian melafalkannya dan mencernanya di dalam hati setiap orang yang membacanya dengan tujuan untuk bisa mengetahui makna dan inti sari yang terdapat dalam Al-Qur‟an.94

Tadarus al-qur‟an dapat menghaluskan jiwa dari beberapa segi. Ia mengenalkan manusia kepada tuntutan yang harus dilakukannya, membangkitkan berbagai nilai yang dimaksudkan dalam tazkiyatun nafs, menerangi hati, mengingatkannya, menyempurnakan fungsi salat, zakat, puasa, dan haji dalam mencapai maqam „ubudiyah kepada Allah azza wajalla.95

b) Tahapan Tadarus Al-qur‟an

Setelah kita mengetahui pengertian dari tadarus, ada empat tahapan dalam bertadarus:

(1) Tahapan Pertama Tadarus saling membaca dan menyimak bersama ayat-ayat suci Al-qur‟an. Dalam prosesnya, tadarus ini melibatkan dua kelompok, ada yang membaca dan ada pula yang menyimak. Dan

93

Muhammad Makdlori, Mukjizat-mukjizat membaca Al-qur‟an, (Jogjakarta: DIVA press, 2008), h. 115-116.

94

Syarif Hidayat dkk,”Implementasi Metode At-tahsin Dalam Meningkatkan

Kemampuan Membaca Al-Qur‟an Pada Taman Pendidikan Al-Qur‟an Hunafa Anak Shaleh dan Shalehah Kecamatan Jagakarsa Kota Jakarta Selatan”, Prosiding AL-hidayah, E-ISSN: XXXX-XXXX, 2016, h 79.

95

dibolehkan jika membaca dilakukan secara bergiliran, sehingga masing-masing sempat membaca dan juga mendengar.

(2) Tahapan Kedua Tadarus yaitu saling mencoba memahami ayat yang dibaca dan didengar, dengan minimal merujuk pada terjemahan tafsirnya. Diantara penghalang pemahaman al-qur‟an yang paling utama jauhnya umat Islam saat ini dari bahasa arab. Dengan membaca terjemahan makna al-qur‟an setidaknya kandungan umum dari ayat dapat diketahui. Selanjutnya, dibutuhkan peran aktif baik pembaca maupun pendengar untuk mendiskusikan apa yang dipahami dari bacaan al-qur‟an tersebut. (3) Tahapan Ketiga Tadarus saling bertukar pandangan dan pemahaman

hasil dari tadabbur terhadap ayat yang dibaca dan didngar. Dalam tahapan ketiga yang merupakan puncak dari tadarus, ada dua sisi yang perlu diperhatikan agar saling bertadabbur dapat berjalan dengan baik. Dari sisi orang yang bertadabbur, perlu diperhatikan hal-hal yang harus dijauhi, yang merupakan penghalang tadabbur, antara lain:

(a) Menjauhkan diri dari perbuatan Bid‟ah dan kemaksiatan. (b) Menjaga hati agar tidak lalai saat ayat al-qur‟an dibaca.

(c) Tidak menjadikan tujuan utama saat membaca sekedar memperbagus bacaan dengan tajwid, memperbanyak jumlah ayat yang dibaca, atau mengingatkan ayat yang dihafal.

(d) Tidak membatasi penerapan ayat hanya kepada mereka yang secara khusus ayat al-qur‟an diturunkan karena peristiwa tertentu dan pada orang tertentu, jika sekiranya redaksi ayat tetap bersifat umum. (e) Tidak menjadikan targetnya sekedar cepat khatam, dan

menghitung-hitung berapa ayat yang tersisa untuk menyelesaikan surah. (4) Tahapan Keempat Tadarus

saling mengingatkan untuk mrngamalkan dan mempraktekkan pesan dan pelajaran yang diambil dari al-qur‟an. Ini adalah tahapan terakhir dan terpenting, karena tadarus bukan hanya sekedar mengkaji konsep, tetapi harus diikuti dengan aksi dan praktek. Untuk menyempurnakan proses tadarus,

dengan cara mengamalkan dan mempraktikkan pesan dan pelajaran yang diambil dari al-qur‟an, penting untuk diperhatikan hal-hal berikut:

(a) Bersyukur kepada Allah karena digerakkan hati untuk bertadarus. (b) Bergembira karena digerakkan untuk bertadarus al-qur‟an.

(c) Menindaklanjuti hasil tadarus dengan menerapkan dan melaksanakan pelajaran dan pesan yang diambil dari ayat al-qur‟an.

(d) Membiasakan secara rutin membaca al-qur‟an

(e) Memohon perlindungan kepada Allah dari potensi lahirnya sifat ujub dan sombong, karena kesombongan dapat menutupi pintu tadabbur, dan proses tadarus.96

c) Sepuluh Amalan dalam Tadarus / Tilawah Qur‟an

Kegiatan membaca al‟qur‟an terdapat amalan-amalan di dalamnya, seperti yang terdapat dalam buku karangan Sa‟ide Hawwa:

(1) Memahami keagungan dan ketinggian firman, karunia Allah dan kasih sayang Nya kepada makhluk dalam menurunkan al-qur‟an dari „Arsy kemuliaan Nya ke derajat pemahaman makhluk Nya.

(2) Mengagungkan Mutakallim (Allah)

Pada permulaan tilawah al-qur‟an, seorang pembaca harus menghadirkan di dalam hatinya keagungan Allah (Al-mutakallim) dan mengetahui bahwa apa yang dibacanya bukanlah pembicaraan manusia, dan bahwa membaca kalam Allah sangat penting.

(3) Kehadiran Hati dan Meninggalkan Bisikan Jiwa (4) Tadabbur

Tadabbur yaitu sesuatu diluar kehadiran hati, karena bisa jadi ia tidak berpikir tentang selain al-qur‟an tetapi hanya mendengarkan al-qur‟an dari dirinya sendiri padahal ia tidak mentadabburkannya. Tujuan membaca adalah tadabbur, oleh karena itu disunnahkan membaca dengan tartil.

(5) Tafahhum (memahami secara mendalam)

Yaitu mencari kejelasan dari setiap ayat secara tepat, karena al-qur‟an meliputi berbagai masalah tentang sifat-sifat Nya, perbuatan-perbuatan Nya, ihwal para nabi, ihwal para pendusta dan bagaimana mereka dihancurkan, perintah-perintah Nya, larangan-larangan Nya, surga dan neraka.

(6) Meninggalkan hal-hal yang dapat menghalangi pemahaman

Karena kebanyakan manusia tidak dapat memahami makna-makna al-qur‟an karena beberapa sebab dan penghalang yang dipasang setan di dalam hati mereka sehingga hati mereka tidak dapat menyaksikan berbagai keajaiban rahasia al-qur‟an.

(7) Takhshish

Yaitu menyadari bahwa dirinya merupakan sasaran yang dituju oleh setiap khitab (nash) yang ada di dalam al-qur‟an. Jika mendengar suatu perintah atau larangan maka ia memahami bahwa perintah atau larangan itu ditujukan kepada dirinya.

(8) Ta‟atsur (mengimbas kedalam hati)

Yaitu hatinya terimbas dengan berbagai imbasan yang berbeda sesuai dengan beragamnya ayat yang dihayatinya. Sesuai dengan pemahaman yang dicapainya demikian pula keadaan dan imbasan yang dirasakan oleh hati berupa rasa sedih, takut, harap dan lain sebagainya. Jika ma‟rifatnya baik, maka rasa takut akan mendominasi hatinya.

(9) Taraqqi

Yakni meningkatkan penghayatan sampai ke tingkat mendengarkan kalam dari Allah bukan dari dirinya sendiri.

(10) Tabarry

Yakni melepaskan diri dari daya dan kekuatannya, dan memandang kepada dirinya dengan pandangan ridha dan tazkiyah. Apabila membaca ayat-ayat janji dan sanjungan kepada orang-orang shalih maka ia tidak menyaksikan dirinya pada hal tersebut, tetapi

menyaksikan orang-orang yang yakin dan shidiqin berada di dalamnya kemudian ia merindukan untuk disusulkan Allah kepada mereka.97 d) Adab Tadarus Al-qur‟an

Ketika membaca al-qur‟an seorang muslim perlu memperhatikan beberapa adab untuk mendapatkan kesempuraan pahala dalam membaca al-qur‟an. Diantaranya:98

(1) Membaca Dalam Keadaan Suci pada Posisi Duduk dengan Sopan dan Tenang.

Ketika membaca al-qur‟an kita dianjurkan dalam keadaan suci, namun tetap diperbolehkan membaca walaupun dalam keadaan terkena najis. Imam Haromain berkata “Orang yang membaca al-ur‟an dalam keadaan najis, dia tidak dikatakan mengerjakan hal yang makruh, namun dia meninggalkan sesuatu yang utama”.

(2) Membaca Dengan Perlahan (Tartil) Agar Dapat Menghayati Ayat Al-qur‟an

(3) Membaca Al-qur‟an Dengan Khusyu‟

Ketika membaca al-qur‟an kita dianjurkan membacanya dengan khusyu‟ karena sentuhan pengaruh ayat al-qur‟an yang dibaca dapat menyentuh jiwa dan perasaan. Sebagian dari sifat-sifat hamba Allah yang saleh adalah khusyu‟ dalam membaca al-ur‟an.

(4) Membaguskan Suara Ketika Membaca Al-qur‟an (5) Membaca Al-qur‟an Dimulai Dengan Isti‟adzah e) Manfaat dan keutamaan Tadarus Al-qur‟an

Beberapa hadis Rasulullah Saw menyebutkan tentang keutamaan membaca al-qur‟an sebagai berikut:

(1) Al-qur‟an menjadi syafa‟at

Al-qur‟an menjadi syafa‟at pada hari kiamat, sebagaimana diriwayatkan dari Abu Umamah Al-Bahili yang menyatakan bahwa beliau mendengar Rasulullah Saw bersabda yang artinya:

97

Sai‟id Hawwa, Op. Cit., h. 86-98.

“Bacalah oleh kalian al-qur‟an. Karena ia akan datang pada hari kiamat kelak sebagai pemberi syafaat bagi orang-orang yang rajin membacanya.” (HR. Muslim).

Rasulullah memerintahkan membaca al-qur‟an dengan bentuk perintah yang bersifat mutlak. Jadi al-qur‟an wajib untuk dibaca setiap waktu dan setiap kesempatan, terutama pada bulan ramadhan. Pada hari kiamat, Allah akan menjadikan pahala membaca al-qur‟an sesuatu yang berdiri sendiri yang datang memberikan syafaat dengan seizin Allah kepada orang yang rajin membacanya. Hadist tersebut memberikan dorongan dan motivasi kepada manusia untuk lebih membaca al-qur‟an.

(2) Al-qur‟an menjadi pembela di akhirat

Bagi orang yang membacanya, al-qur‟an dapat menjadi pembela di akhirat.

(3) Pahala Tadarus al-qur‟an

Setiap orang yang membaca al-qur‟an akan memperoleh pahala walaupun bacaannya kurang tepat. Orang yang mahir dalam membaca al-qur‟an adalah orang yang bagus dan tepat bacaannya. Sementara itu, orang yang tidak tepat dan mengalami kesulitan dalam membaca al-qur‟an tetap akan mendapat pahala yakni pahala tilawah, pahala atas keletihan dan kesulitan yang ia alami.

(4) Al-qur‟an sebagai pengangkat derajat orang yang membacanya Al-qur‟an dapat mengangkat derajat orang yang membacanya.99

B. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Pembinaan Akhlak Disiplin dan

Dalam dokumen Oleh: Siti Aisyah NIM (Halaman 58-64)