• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KARAKTERISTIK KITAB TAFSIR DAN BIOGRAFI

A. TAFSIR JALALAIN

Skripsi

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Ilmu Al-Qur`an dan Tafsir

Oleh:

Mahfudz Fauzi

NIM. 215-13-013

FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN HUMANIORA

(FUADAH)

JURUSAN ILMU AL-QUR`AN DAN TAFSIR (IAT)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2017

v

HALAMAN MOTTO

إً ْسُْي ِ ْسُْعْلإ َعَم َّنإِ

Sesungguhnya bersama

kesulitan terdapat

kemudahan.

(QS. Al-Insyirāh [94]: 6)

vi

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini dipersembahkan untuk ;

***

Isteri dan Anak-Anakku

***

Teman-teman Jurusan Ilmu Al- Qur‟an dan Tafsir IAIN Salatiga

Angkatan 2013

***

Teman-teman Fakultas Ushuluddin Adab dan Humaniora IAIN

Salatiga

vii

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

Transliterasi kata-kata Arab yang dipakai dalam penyusunan Skripsi ini berpedoman padaSurat Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor: 158/1987 dan 0543b/U/1987.

A. Konsonan Tunggal Huruf

Arab Nama Huruf Latin Nama

ا

Alif tidak

dilambangkan tidak dilambangkan

ب

ba‟ B be

ت

ta‟ T te

ث

ṡa ṡ es (dengan titik di atas)

ج

Jim J je

ح

ḥa‟ ḥ ha (dengan titik di bawah(

خ

kha‟ Kh ka dan ha

د

Dal D de

ذ

Żal Ż zet (dengan titik di atas)

viii

ز

Zal Z zet

س

Sin S es

ش

Syin Sy es dan ye

ص

ṣad ṣ es (dengan titik di bawah)

ض

ḍad ḍ de (dengan titik di bawah)

ط

ṭa‟ ṭ te (dengan titik di bawah)

ظ

ẓa‟ ẓ zet (dengan titik di

bawah)

ع

„ain „ koma terbalik (di atas)

غ

Gain G ge

ف

fa‟ F ef

ق

Qaf Q qi

ك

Kaf K ka

ل

Lam L el

م

Mim M em

ix

ن

Nun N en

و

Wawu W we

ه

ha‟ H ha

ء

Hamzah ` apostrof

ي

ya‟ Y ye

B. Konsonan Rangkap Tunggal karena Syaddah Ditulis Rangkap

ةددعتم

Ditulis Muta‟addidah

ةدع

Ditulis „iddah

C. Ta’ Marbuṭah di akhir kata ditulis h a. Bila dimatikan ditulis h

ةمكح

Ditulis Ḥikmah

ةيزج

Ditulis Jizyah

(ketentuan ini tidak diperlukan kata-kata Arab yang sudah terserap ke dalam bahasa Indonesia, seperti zakat, shalat dan sebagainya, kecuali bila dikehendaki lafal aslinya)

b. Bila diikuti kata sandang “al” serta bacaan kedua itu terpisah, maka ditulis h.

x

c. Bila Ta‟ Marbuṭah hidup dengan harakat, fatḥah, kasrah, atau ḍammah

ditulis t.

ةرطفلا ةاكز

Ditulis Zakat al-fiṭrah D. Vokal Pendek

_َ__

Fatḥah Ditulis A

_ِ__

Kasrah Ditulis I

_ُ__

Ḍammah Ditulis U

E. Vokal Panjang

Fatḥah bertemu Alif

ةيلهاج

Ditulis Ā

Jahiliyyah

Fatḥah bertemu Alif Layyinah

ىسنت

Ditulis Ā

Tansa

Kasrah bertemu ya‟ mati

يمرك

Ditulis Ī

Karīm Ḍammah bertemu wawu mati

ضورف

Ditulis Ū

Furūḍ

xi Fatḥah bertemuYa‟ Mati

مكنيب

Ditulis

Ai Bainakum

Fatḥah bertemu Wawu Mati

لوق

Ditulis

Au Qaul

G. Vokal pendek yang berurutan dalam satu kata dipisahkan dengan apostrof

متنأأ

Ditulis A`antum

تدعأ

Ditulis U‟iddat

تمركش نئل

Ditulis La‟in syakartum

H. Kata sandang alif lam yang diikuti huruf Qamariyyah maupun Syamsyiyyah ditulis dengan menggunkan “al

نارقلا

Ditulis Al-Qur`ān

سايقلا

Ditulis Al-Qiyās

ءامسلا

Ditulis Al-Samā`

سمشلا

Ditulis Al-Syams

I. Penulisan kata-kata dalam rangkaian kalimat ditulis menurut bunyi atau pengucapannya

xii

ضورفلا ىوذ

Ditulis Żawi al-furūḍ

xiii

KATA PENGANTAR

ميحرلا نحمرلا للها مسب

Syukur Alhamdulillah penulis haturkan kehadirat Allah swt. yang telah mencurahkan nikmat-Nya yang tak terhingga, yang tak dapat penulis sebutkan satu persatu, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Kemiskinan Dalam Perspektif Kitab Tafsir Al- Ibriz Li Ma‟rifat Tafsir Al- Qur‟an Al- „Aziz (Karya: K.H Bisri Mustofa)” ini. Sholawat serta salam

senantiasa tercurahkan kepada baginda Rasulullah saw. beserta keluarga, sahabat serta pengikut-pengikutnya sampai di yaumul qiyāmah. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan, bimbingan, dan dorongan dari berbagai pihak, penulisan skripsi ini tidak dapat terselesaikan.

Teriring do‟a, semoga segala kebaikan semua pihak yang membantu penulis

dalam penulisan skripsi ini diterima di sisi Allah swt. dan mendapat pahala yang dilipat gandakan. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun selalu diharapkan demi kebaikan dan kesempurnaan skipsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat. Amin. Salatiga, 15 Maret 2017 Penulis, Mahfudz Fauzi NIM. 215-13-013

xiv

ABSTRAK

Kata Kunci: Tafsir Jalalain, Tafsir Al- Mishbah, Penafsiran Surat Al- Ashr

Perkataan, kepribadian dan perbuatan Nabi Muhammad Saw merupakan dasar pegangan, dan uswah (tauladan) bagi kita kaum muslimin. Selain itu, sejarah dan perjuangannya pun menjadi motivasi bagi seluruh umat Islam sedunia dalam melanjutkan dakwah dan juga menyebarkan amar ma‟ruf nahi mungkar, oleh karena itu, siapa saja yang ingin mengetahui manhaj (metodologi) keberhasilan perjuangan, karakteristik, dan pokok-pokok ajaran Nabi Muhammad Saw bisa membuka kembali sejarah nabi yang banyak tertulis dalam kitab-kitab Sirrah an-Nabawiyyah. Sedangkan semua perbuatan dan perkataan nabi adalah terjemah/penjelas dari Al-Qur‟an.

Banyak pertanyaan yang timbul dalam benak penulis dan menjadikan kegelisahan akademik penulis untuk melakukan penelitian tentang tafsir. Akan tetapi penulis membatasi penelitian ini dari banyaknya kitab tafsir, dikarenakan keterbasan keilmuan dan juga kemampuan penulis untuk melakukan penelitian secara menyeluruh akan kitab-kitab tafsir yang ada, karena alasan ini penulis

hanya akan mengkaji tentang surat al„Ashr dengan membandingkan tafsir Jalalain

dengan tafsir Al-Misbah (muqoron).

Adapun yang menjadi foqus penelitian ini berupa: (1) Bagaimana biografi pengarang kitab tafsir Jalalain dan al Misbah, (2) Bagaimana tafsir surat al„Ashr

menurut tafsir Jalalain dan Al-Misbah, (3) Bagaimana kesimpulan tafsir al„Ashr

dari perbandingan Jalalain dan Al-Misbah.

Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa, (1) Latar belakang penulisan tafsir Jalalain ialah karena keprihatinan sang mufassir akan merosotnya bahasa Arab dari kurun ke kurun dikarenakan banyaknya bahasa ajam (selain arab) yang masuk ke negara Arab, dan Al-Qur‟an telah diyakini sebagai sumber bahasa Arab

yang paling autentik, maka untuk mendapatkan kaidah yang benar, pengkajian dan pemahaman terhadap Al-Qur‟an harus dilakukan, Tafsir Jalalain dapat digolongkan pada tafsir yang menggunakan metode ijmali, karena sang mufassir telah memaparkan penjelasannya secara global pada tafsir ini, serta dapat digolongkan juga pada metode tahlili, dengan dalih penafsirannya yang mencakup beberapa aspek keilmuan, seperti segi bahasa, maksud sebuah ayat, asbab an-Nuzul, dan lain lain. Adapun mengenai corak tafsir ini, menggunakan corak sastra budaya kemasyarakatan. Karena di dalamnya tidak hanya terdapat penjelasan mengenai kebahasaan, akan tetapi juga banyak membahas cerita-cerita kemasyarakatan pada zaman dahulu, sebagaimana kisah-kisah israiliyyat yang terdapat di dalamnya. (2) Metode yang digunakan dalam Tafsir Al-Mishbah adalah metode tahlili, sedangkan corak yang digunakan corak tafsir Adabi Al-Ijtima`i. kelebihan dalam Tafsir Al-Mishbah sangat banyak sekali, kalau pun ada kekurangannya tidak dapat menghilangkan kelebihannya yang sangat dominan. Oleh sebab itu, tidak jarang ulama kontemporer memuji tafsir tersebut, atau bahkan menjadikannya rujukan studi Islam secara ilmiah.

xv

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN KEASLIAN TULISAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

HALAMAN PEDOMAN TRANSLITERASI ... vii

KATA PENGANTAR ... xiii

ABSTRAK ... xiiv

DAFTAR ISI ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 2

C. Tujuan Penelitian ... 2

D. Tinjauan Pustaka ... 3

E. Metode Penelitian ... 3

F. Sistematika Penulisan ... 4

BAB II KARAKTERISTIK KITAB TAFSIR DAN BIOGRAFI . ... 5

A. TAFSIR JALALAIN ... 5

1. Jalaluddin Al- Mahali ... ... 6

2. Jalaluddin As- Suyuthi ... ... 14

xvi

1. Biografi M. Quraish Shihab ... ... 23

BAB III PENAFSIRAN ... 30

A. Tafsir Jalalain: Penafsiran Surat Al- Ashr ... 30

B. Tafsir Al- Mishbah: Penafsiran Surat Al- Ashr ... 33

BAB IV ANALISIS ... 43

A. Tafsir Jalalain ... 43

B. Tafsir Al- Mishbah ... 46

1. Corak Penafsiran ... ... 48

2. Pendapat Para Ulama .. ... 48

3. Kelebihan dan Kelemahan ... ... 50

BAB V PENUTUP ... 53

A. Kesimpulan ... 63

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah

Perkataan, kepribadian dan perbuatan Nabi Muhammad Saw merupakan dasar pegangan, dan uswah (tauladan) bagi kita kaum muslimin. Selain itu, sejarah dan perjuangannya pun menjadi motivasi bagi seluruh umat Islam sedunia dalam melanjutkan dakwah dan juga menyebarkan amar ma‟rufnahi mungkar, oleh karena itu, siapa saja yang ingin mengetahui manhaj (metodologi) keberhasilan perjuangan, karakteristik, dan pokok-pokok ajaran Nabi Muhammad Saw bisa membuka kembali sejarah nabi yang banyak tertulis dalam kitab-kitab Sirrah an-Nabawiyyah.

Sedangkan semua perbuatan dan perkataan nabi adalah terjemah/penjelas dari Al-Qur‟an. Maka kita sebagai umatnya kita sudah selayaknya/berkewajiban

untuk meneladani dan mempelajari dari setiap apa yang di ajarkan oleh nabi,baik yang sifatnya individu ataupun bersama/kelompok. Terlebih lagi tentang

Al-Qur‟an, maka kita berkewajiban untuk mempelajari dan memahaminya, baik dari

bahasa, susunan kata, dan juga makna dari setiap kalimat yang termaktub di dalam Al-Qur‟an. Dan apabila kita mau untuk mempelajarinya dengan seksama, maka kita akan banyak mendapatkan banyak pelajaran di dalam Al-Qur‟an, baik dari

segi tafsiran, ubudiah, tauhid, sosial, politik, ataupun budaya. Akan tetapi kesemuanya itu tak lepas dari peran sejarahlah yang banyak mempengaruhi dalam penulisan tafsir tersebut.

2

Begitu juga dalam kitab–kitab tafsir Al-Qur‟an, corak dan juga metode

dalam menafsirkan ayat–ayat Al-Qur‟an banyak sekali ragamnya, sesuai dengan

pesan apa yang akan di sampaikan oleh para penafsir yang berdasarkan dari pengaruh lingkungan, masa, dan juga pengalaman perjalanan dari penafsir itu sendiri, yang menjadikan pesan yang berbeda dalam setiap kitab-kitab tafsir. Akan tetapi apabila kita mau mencermati dengan seksama maka kita akan banyak menemukan banyak kesamaan dalam kitab – kitab tafsir tersebut.

Dari uraian diatas, banyak pertanyaan yang timbul dalam benak penulis dan menjadikan kegelisahan akademik penulis untuk melakukan penelitian tentang tafsir. Akan tetapi penulis membatasi penelitian ini dari banyaknya kitab tafsir, dikarenakan keterbasan keilmuan dan juga kemampuan penulis untuk melakukan penelitian secara menyeluruh akan kitab-kitab tafsir yang ada, karena alasan ini

penulis hanya akan mengkaji tentang surat al„Ashr dengan membandingkan tafsir Jalalain dengan tafsir Al-Mishbah (muqoron).

B.Rumusan masalah

1. Bagaimana biografi pengarang kitab tafsir Jalalain dan al Mishbah? 2. Bagaimana tafsir surat al„Ashr menurut tafsir Jalalain dan Al-Mishbah 3. Bagaimana kesimpulan tafsir al„Ashr dari perbandingan Jalalain dan

Al-Mishbah? C.Tujuan masalah

1. Untuk mengetahui biografi penulis kitab Jalalain dan Al-Mishbah 2. Untuk mengetahui tafsir surat al„Ashr menurut Jalalain dan Al-Mishbah.

3

3. Untuk mengetahui kesimpulan tafsir surat Al „Ashr setelah dilakukan

penelitian. D.Tinjauan Pustaka

Penulis telah membaca dan mempelajari materi yang akan menjadi obyek penelitian dan berpedoman pada kitab asli yaitu kitab tafsir Jalalain dan kitab tafsir Al-Misbah. Sedangkan untuk menunjang dan juga sebagai penguat dari alasan melakukan penelitian ini, penulis membaca beberapa karya tulis seperti kitab (1) Risalatul Islam karya Abu Qosim al-Qusayri yang berisi tentang ,pentingnya waktu, beriman ,beramal soleh, dan berwasiat. (2) Mengenal Ajaran Islam karya Muhammad Abduh Tuasikal yang berisi tentang, ciri-ciri orang sukses. (3) Serat Dakwah karya Vandy Fuad Suyatman yang berisi tentang lepas

dari kerugian. (4) Hasanah Al Qur‟an karya Muhammad bin Alwy yang berisi

tentang orang-orang sukses. (5) Al Ilmu karya Ibnu Abdillah yang berisi tentang beruntung dalam beragama, dan lain-lain.

E. Metodologi Penelitian

Adapun metode dalam kegiatan penelitian ini, yaitu :

1. Melakukan analisa tafsir surat al„Ashr dalam kitab Jalalain dan Al -Misbah.

2. Menguraikan makna yang terkandung didalam kalimat surat al „Ashr.

3. Memberikan kesimpulan hasil penelitian.

4. Penelitian ini menggunakan metode moqoron(perbandingan), yakni melalui pengumpulan data dari kitab tafsir Jalalain danAl-Misbah,

4

untuk kemudian diteliti dan dianalisa sehingga menjadi sebuah kesimpulan yang bersifat akademis atau ilmiah.

5. Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library research) yang artinya data-data berasal dari keperpustakaan, baik berupa buku-buku, ensiklopedi, dan sebagainya, termasuk juga data primer seperti kitab Tafsir Jalalain dan kitab tafsirAl-Misbah, maupun data sekunder, seperti data-data yang berkaitan dengan permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini.

F. Sistematika Penulisan

Penelitian ini diklasifikasikan menjadi lima bab dan setiap bab dibagi menjadi beberapa sub bab yang saling berkaitan. Sistematika penulisan dam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Bab I sebagai pendahuluan yang terdiri atas latar belakang, rumusanmasalah, tujuan penelitian, tinjauan pustaka, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II berisi tentang biografi pengarangtafsir Jalalain dan Al-Mishbah. Bab III berisi tentang pejelasan umum tentang isi tafsir Al-„Ashr menurut Jalalain dan Al-Mishbah.

Bab IV berisi tentang hasil analisis penelitian.

5

BAB II

KARAKTERISTIK KITAB TAFSIR DAN BIOGRAFI A.Tafsir Jalalain

Tafsir Jalalain adalah salah satu dari sekian banyak kitab tafsir yang masih populer hingga sekarang. Bahkan bagi kalangan pesantren, mengkaji kitab ini seakan menjadi pelajaran wajib yang pasti dijumpai di setiap pesantren. Pembahasan dalam kitab ini banyak menonjolkan segi pembahasan ilmu nahwu, sharaf, dan qira‟ahnya, sehingga Al-Qur'an yang diturunkan memakai bahasa arab dapat dipahami dengan pemahaman yang benar. Oleh karenanya kitab Tafsir Jalalain ini sangat cocok untuk para pemula yang ingin mendalami tafsir Al-Qur'an.

Kitab ini tergolong unik karena merupakan hasil karya tulis dua ulama terkemuka, yaitu Jalaluddin Al-Mahalli dan Jalaluddin Al-suyuthi. Karena disusun oleh dua Jalaluddin itulah kitab tafsir ini juga dinamakan Tafsir Jalalain. Pada awalnya kitab ini ditulis oleh Jalaluddin Al-Mahalli. Entah mengapa beliau mengawali penulisan tafsirnya ini dari Surah Al-Kahfi hingga sampai surah terakhir an-Nas. Usai menafsirkan Surah an-Nas, Al-Mahalli kembali ke halaman muka Al-Quran, menafsirkan surah Al-Fatihah. Namun sayang, usai menafsirkan surah Al-Fatihah, beliau dipanggil ke haribaan Allah pada tahun 864 H./1459 M.

Setelah bertahun-tahun, pekerjaan yang belum selesai ini kemudian dilanjutkan oleh salah seorang muridnya yaitu Jalaluddin Al-Suyuthi, yang melanjutkanmulai surah Al-Baqarah, Ali Imranhingga akhir surahAl-Isra.

6

Meskipun ditulis oleh dua orang yang berbeda, metodologi serta pola dan gaya bahasa yang digunakan oleh Al-Suyuthi dalam merampungkan tafsir jalalain ini nyaris sama persis dengan tulisan awal sang guru. Oleh karenanya banyak yang mengira bahwa tafsir ini hanya ditulis oleh satu orang saja.

Kebesaran dua tokoh penyusun Tafsir Jalalain ini sangat melegenda. Di samping dikenal karena pembahasannya yang luas dalam setiap kitab, Jalaluddin Al-Mahalli dan Al-Suyuthi juga telah menghasilkan karya yang jumlahnya cukup banyak. Berikut adalah profil pengarang tafsir Jalalain dan Al-Misbah.

1. Jalaluddin Al-Mahalli.

Nama lengkap beliau adalah Jalaluddin Abu Abdillah Muhammad bin Syihabuddin Ahmad bin Kamaluddin Muhammad bin Ibrahim bin Ahmad bin Hasyim Al-`Abbasi Al-Anshari Al-Mahalli Al-Qahiri Asy-Syafi`i. Beliau lahir di Kairo, Mesir, tahun 791H/1389 M. Beliau dikenal dengan julukan Jalaluddin yang berarti orang yang mempunyai keagungan dalam masalah agama. Sedangkan sebutan Al-Mahalli dinisbatkan pada kampung kelahirannya, Mahalla Al-Kubra, sebuah daerah yang terletak di sebelah barat Kairo, tidak jauh dari Sungai Nil.

Semenjak kecil tanda-tanda kecerdasan sudah menonjol pada diri Al-Mahalli. Beliau menguasai berbagai disiplin ilmu agama, antara lain tauhid, tafsir, fiqih, ushul fiqh, nahwu, sharaf dan mantiq. Pada masa hidupnya beliau merupakan seorang yang sangat alim, terkemuka, terkenal pandai dalam pemahaman masalah-masalah agama, sehingga sebagian orang menyebutnya sebaigai seorang yang memiliki pemahaman yang sangat luar biasa, melebihi kecemerlangan berlian. Dalam kitab Mu‟jam Al-Mufassirin, Imam As-Sakhawi

7

menuturkan bahwa Al-Mahalli adalah "sosok imam yang sangat pandai dan berfikiran jernih, bahkan kecerdasannya di atas rata-rata".1 Meskipun begitu beliau pernah mengatakan bahwa sebetulnya dirinya tidak mampu banyak menghafal, mungkin karena hal ini tampaknya kemudian menjadi motivasi beliau untuk terus belajar dan berjuang mengarungi lautan ilmu.

Beliau juga dikenal sebagai seorang ulama yang berkepribadian mulia, solih dan wara'. Beliau adalah sosok yang sederhana, jauh dari gemerlap dunia. Bahkan pernah ditawarkan kepadanya jabatan sebagai Kadi Agung di negerinya, namun beliau menolaknya. Dalam sebuah riwayat diceritakan bahwa meskipun tidak miskin, beliau hidup pas-pasan. Guna memenuhi kebutuhan sehari-hari, beliau bekerja sebagai pedagang. Meski demikian, kondisi tersebut tidak mengendurkan tekadnya untuk terus mempelajari ilmu.

Selain banyak belajar secara otodidak, Jalaluddin Al-Mahalli juga memiliki banyak guru, diantaranya yaitu :

a. Al-Imam Syamsuddin Abu Abdillah Muhazmad bin Abdu ad-Da'im An-Nu`aimi Al-`Asqalani Al-Barmawi Al-Qahiri Asy-Syafi`i yang lebih dikenal denganSyamsu Al-Barmawi (763 - 831 H ), dalam ilmu fikih, ushul fikih dan bahasa Arab, beliau tinggal di Madrasah Al-Baibarsiyyah tempat imam Jalaluddin Al-Mahalli belajar.2

1

Amin, Ghofur Saiful , Profil Para Mufasir Al-Qur‟an, Yogyakarta, Puataka Insan Madani, 2008., hal. 37

2

8

b. Imam Faqih Burhanuddin Abu Ishaq Ibrahim bin Ahmad Al-Baijuri, lebih dikenal dengan Burhan Al-Baijuri (825 - 750 H ) dalam ilmu fikih.

c. Al-Imam Al-Muhaddits Jalaluddin Abu Al-Fadhl Abdurrahman bin Umar bin Ruslan Al-Kanani Al-`Asqalani Al-Bulqini Al-Mishri, lebih dikenal dengan Jalal Al-Bulqini (763 - 824 H ) dalam bidang hadits.

d. Al-Imam Al-Muhaddits Waliyuddin Abu Zur`ah Ahmad bin Al-Muhaddits Abdurrahim Al-`Iraqi (762 - 826 H ) dalam bidang ilmu hadits.

e. Al-Imam Al-Hafidz Qadhi Al-Qudhat `Izuddin Abdul Aziz bin Muhammad bin Ibrahim bin Jama`ah Al-Kanani (694 - 767 H), dalam bidang hadits dan ushul fiqih.

f. Asy-Syaikh Syihabuddin Al-`Ajimi, cucu Ibnu Hisyam, dalam bidang nahwu.

g. Asy-Syaikh Syamsuddin Muhammad bin Syihabuddin Ahmad bin Shalih bin Muhammad bin Abdullah bin Makki Asy-Syanuthi (Wafat 873 H ) dalam bidang nahwu dan bahasa Arab.

h. Al-Imam Nashiruddin Abu Abdillah Muhammad bin Anas bin Abu Bakr bin Yusuf Ath-Thanatada'i Al-Mishri Al-Hanafi (Wafat 809 H), dalam bidang ilmu waris dan ilmu hitung.

i. Imam Badruddin Mahmud bin Muhammad bin Ibrahim bin Ahmad Al-Aqshara'i(Wafat 825 H ), dalam bidang ilmu logika, ilmu debat, ilmu ma`ani, ilmu bayan, ilmu `arudh dan ushul fikih.

9

j. Al-Imam Syamsuddin Abu Abdillah Muhammad bin Ahmad bin Utsman Ath-Tha'i Al-Basathi Al-Maliki (670 - 842 H), dalam bidang tafsir, ushuluddin, dan lain-lain.

k. Imam `Ala'uddin Muhammad bin Muhammad bin Muhammad Al-Bukhari Al-Hanafi (799 - 841 H).

l. Asy-Syaikh Al-`Allamah Nizhamuddin Yahya bin Yusuf bin Muhammad bin Isa Ash-Shairami Al-Hanafi (777 - 833 H), dalam bidang fikih.

m. Asy-Syaikh Syamsuddin Abu Abdillah Muhammad bin Abu Bakr bin Khudhar bin Musa, lebih dikenal dengan Ibnu Ad-Dairi(788 - 862 H). n. Asy-Syaikh Majduddin Al-Barmawi Asy-Syafi`i.

o. Asy-Syaikh Syamsuddin Abu Abdillah Muhammad bin Ahmad bin Khalil Al-Gharaqi Asy-Syafi`i (Wafat 816 H ) dalam bidang fikih.

p. Asy-Syaikh Syihabuddin Ahmad bin Abi Ahmad Muhammad bin Abdullah Al-Maghrawi Al-Maliki (Wafat 820 H).

q. Asy-Syaikh Kamaluddin Abu Al-Baqa' Muhammad bin Musa bin Isa bin Ali Ad-Damiri(742 - 808 H ), hadir dalam sebagian kajiannya.

r. Asy-Syaikh Syihabuddin Abu Al-`Abbas Ahmad bin `Imad bin yusuf bin Abdu an-Nabi Al-Aqfahasi Al-Qahiri, lebih dikenal dengan Ibnu Al-`Imad (750 - 808 H).

s. Asy-Syaikh Badruddin Muhammad bin Ali bin Umar bin Ali bin Ahmad Ath-Thanabadi.

t. Syaikh Al-Islam Al-Imam Syihabuddin Ibnu Hajar Al 'Asqalani (773 - 852 H) dalam bidang hadits dan ilmu hadits.

10

u. Asy-Syaikh Jamaluddin Abdullah bin Fadhlullah, dalam bidang hadits. v. Al-Imam Al-Muhaddits Syarafuddin Abu Thahir Muhammad bin

Muhammad bin Abdul Lathif Asy-Syafi`i, lebih dikenal dengan Ibnu Al-Kuwaik (737 - 821 H ).

w. Al-Imam Al-`Allamah Syamsuddin Abu Al-Khair Muhammad bin Muhammad bin Ali bin Yusuf bin Al-Jazari Asy-Syafi`i (752 - 833 H). x. Asy-Syaikh Nashiruddin Muhammad bin Muhammad bin Mahmud

Nashiruddin Al-Ajami As-Samnudi Asy-Syafi`i, dikenal dengan Ibnu Mahmud(Wafat 855 H)Jalaluddin Al-Mahalli menghafal Al-Qur'an kepadanya ketika masih kecil.

Adapun karya-karya dari Jalaluddin Al- Mahali yaitu:

a. Al-Badru ath-Thali` fi Halli Jam`i Al-Jawami`, Syarh dari Jam`u Al-Jawami` yang ditulis oleh Tajuddin As-Subuki, kitab dalam ilmu ushul fiqih.

b. Syarh Al-Waraqat yang ditulis Imam Al-Haramain Al-Juwaini, c. Kanzu ar-Raghibin fi Syarhi Minhaji ath-Thalibin Imam An-Nawawi d. Tafsir Al-Qur'an Al-'adzim atau lebih dikenal dengan tafsir Jalalain,

bersama Jalaluddin as-Suyuthi. e. Syarh Mukhtashar Burdah. f. Al-Anwar Al-Madhiyah.

g. Al-Qaul Al-Mufid fi An-Nail As-Sa`id. h. Ath-Thib An-Nabawi.

11

j. Kitabfi Al-Jihad.

k. Syarh Al-Qawa`id Ibnu Hisyam, belum lengkap. l. Syarh At-Tashil Ibnu Malik.

m. Hasyiyah `ala Jaami`i Al-Mukhtasharat, belum lengkap. n. Hasyiyah Jawahir Al-Isnawi, belum lengkap.3

Sedangkan murid-murid beliau di antaranya yaitu:

a. Al-Imam Nuruddin Abu Al-Hasan Ali bin Al-Qadhi Afifuddin Abdullah

Dokumen terkait