• Tidak ada hasil yang ditemukan

3. Kesiapan Mengevaluasi Pembelajaran

4.3.2 Tahap Implementas

Tahap implementasi merupakan jawaban dari rumusan masalah nomer dua yaitu tentang kesiapan guru. Dari seluruh dokumen persiapan pembelajaran yang harus disiapkan oleh ternyata sebagian besar guru sudah membuat program dan hanya sedikit guru yang belum membuat dokumen-dokumen persiapan mengajar. Itu artinya guru-guru MI Miftakhul Huda Bengkal sudah mampu membuat persiapan mengajar untuk mengimplementasikan pendidikan life skills

dalam pembelajaran.

Observasi selanjutnya adalah observasi terhadap dokumen RPP yang meliputi tujuan, bahan pengajar- an, metode, penggunaan media, alat evaluasi yang kesemuanya diharapkan mengacu pada aspek life skills. Dari hasil observasi diperoleh data bahwa dokumen RPP yang dibuat oleh guru-guru masih ada yang belum sesuai dengan aspek life skills yang diha- rapkan namun sebagian besar guru sudah membuat RPP dengan benar. Benar yang dimaksud adalah bahwa semua komponen yang harus ada dalam RPP seperti tujuan, bahan, metode, media dan alat evaluasi semuanya mengacu pada aspek life skills.

Dalam observasi terhadap pelaksanaan pembela- jaran diperoleh data bahwa semua guru sudah melak- sanakan pembelajaran yang mengintegrasikan pendi- dikan life skills walaupun dalam komponen RPP ada guru yang tidak mencantumkan tujuan pembelajaran

yang mengacu pada aspek life skills namun ternyata dalam pelaksanaannya guru-guru tersebut sudah mampu melaksanakan pembelajaran yang menginte- grasikan pendidikan life skills dalam pembelajaran.

Dalam observasi kesiapan guru dalam menge- valuasi pembelajaran juga dapat diketahui semua guru sudah melaksanakan evaluasi dan semua sudah mem- buat dokumen untuk evaluasi pembelajaran walaupun masih ada satu orang guru yang belum membuat interpretasi hasil belajar.

Sesuai dengan pendapat Nasution (2003) bahwa kesiapan seorang guru meliputi 3 hal yaitu kesiapan merencanakan pembelajaran, kesiapan melaksanakan pembelajaran, dan kesiapan mengevaluasi pembelaja ran. Dalam kesiapan merencanakan pembelajaran seorang guru harus mempersiapkan unsur-unsur antara lain:

(1) merumuskan tujuan pelajaran yang hendak dicapai, (2) memilih dan mengembangkan materi pembelajaran yang dapat digunakan untuk dapat mengantarkan siswa mencapai tujuan, (3) meru- muskan kegiatan belajar mengajar, (4) merenca- nakan metode dan teknik yang digunakan untuk mencapai tujuan, (5) merencanakan media dan sumber belajar, (6) penilaian untuk mengetahui tujuan pembelajaran tercapai atau tidak.

Sementara itu kesiapan melaksanakan pembela- jaran meliputi tiga hal yaitu membuka pembelajaran, menyampaikan materi dan menutup pembelajaran. Sedangkan mengevaluasi pembelajaran meliputi

 

menetapkan indikator penilaian, menetapkan teknik penilaian dan interpretasi hasil.

Dari teori yang ada dibandingkan kondisi yang dilakukan guru di MI Miftakhul Huda dapat diketahui bahwa sebagian besar guru (7 guru) sudah melaksa- nakan hal-hal yang harus dilakukan oleh guru. Dapat dikatakan bahwa guru-guru sudah siap untuk meng- implementasikan life skills dalam pembelajaran. Walaupun masih ada guru yang belum melakukan persiapan guru, baik kesiapan guru dalam merencana kan pembelajaran, kesiapan melaksanakan pembela- jaran maupun kesiapan untuk mengevaluasi pembela- jaran. Sebagian besar guru sudah melaksanakan per- siapan pembelajaran dengan baik karena persiapan guru dalam implementasi life skills hampir sama dengan persiapan guru pada pembelajaran yang sudah dilaksanakan dalam pembelajaran sehari-hari hanya perlu ada penyesuaian pada aspek life skills dalam pelaksanaanya terutama dalam evaluasi pembelajar- annya.

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa se- bagian besar guru sudah siap untuk mengimplemen- tasikan pendidikan life skills, baik itu dalam perenca- naan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran mau- pun evaluasi pembelajaran sehingga jika implementasi pendidikan life skills diteruskan maka guru-guru sudah siap.

4.3.3 Tahap Evaluasi Program

Tahap evaluasi program merupakan tahap ter- akhir dalam strategi implementasi life skills yang digunakan peneliti untuk mengetahui kendala yang dihadapi MI Miftakhul Huda dalam mengimplemen- tasikan life skills. Dalam tahap ini peneliti menyebar angket pada kepala madrasah, 8 orang guru dan 30 wali murid.

Dari jawaban kepala, guru dan wali murid semua menyatakan bahwa di MI Miftakhul Huda sudah mengimplementasikan pendidikan life skills

sedangkan pelaksanaanya menurut kepala madrasah sudah sesuai rencana. Hal ini didukung pernyataan guru yang menyatakan bahwa ada 6 guru yang sudah mengintegrasikan life skills dalam RPP mereka.

Adapun kendala yang dihadapi oleh MI Miftakhul Huda saat mengimplementasikan life skills

adalah sebagai berikut: (1) Ada guru yang masih ke- sulitan dalam pembuatan RPP yang mengintegrasikan

life skills; (2) Tidak ada monitoring pelaksanaan pendidikan life skills di madrasah oleh instansi terkait. (3) Dalam evaluasi pemantauan pembiasaan butuh waktu lebih lama sekitar 1 bulan untuk melaksanakan pembiasaan pada anak baik di rumah atau di sekolah. (4) Dalam merespon pemantauan pembiasaan tidak semua orang tua mampu dan bersedia untuk mengisi lembar pemantauan sehingga akan menyulitkan guru memberi nilai karena aspek life skills harus dinilai

 

pada pelaksanaan kehidupan sehari-hari di rumah sehingga sangat membutuhkan bantuan orang tua dalam melakukan evaluasi atau pemantauan.

Dari uraian tentang kendala yang dialami saat mengimplementasikan life skills pada bab II dapat di- ketahui bahwa kendala yang dialami dalam mengim- plementasikan pendidikan life skills meskipun agak berbeda tetapi ada hal yang dominan yaitu keterba- tasan kemampuan tenaga pendidik baik itu dalam per- siapan pembelajaran atau saat implementasi pembe- lajaran. Di samping itu keterbatasan sarana dan prasarana juga menjadi kendala dalam setiap imple- mentasi life skills. Dalam pembelajaran waktu dan materi juga menjadi kendala yaitu materi yang banyak dengan waktu yang relatif sedikit sehingga menjadikan pembelajaran life skills belum mencapai tujuan yang diharapkan.

Sementara kendala di MI Miftakhul Huda saat mengimplementasikan life skills juga hamper sama dengan kendala-kendala pada penelitian-penelitian sebelumnya yaitu keterbatasan kemampuan tenaga pendidik khususnya dalam memahami RPP. Hal ini dapat terjadi di MI Miftakhul Huda karena pelatihan yang dilaksanakan baru satu kali dan langsung pelaksanaan program sehingga guru-guru masih agak bingung. Implikasi dari kendala ini adalah dalam pembuatan RPP terkesan asal-asalan atau tidak ada beda dengan RPP pembelajaran biasanya yang pada

akhirnya implementasi life skills hanya akan menjadi slogan tanpa realita di lapangan. Solusi yang ditawar- kan jika program ini dilanjutkan di MI Miftakhul Huda Bengkal adalah perlu bimbingan yang intensif dari kepala madrasah atau tutor dari sesama guru untuk membetulkan pembuatan dokumen RPP. Pembahasan RPP yang terintegrasi life skills dalam kelompok kerja guru (KKG) juga merupakan solusi lain yang bisa dilakukan jika program implementasi life skills dilan- jutkan di MI Miftakhul Huda Bengkal.

Kendala yang lain yaitu butuh waktu yang relatif lama dalam evaluasi aspek life skills. Hal ini terjadi karena dalam pembiasaan dalam kehidupan sehari- hari butuh waktu yang relatif lama dan tidak bisa dipadatkan seperti materi pelajaran. Implikasi dari kendala ini adalah guru menjadi terlalu banyak beban akhirnya malah semua tujuan pembelajaran tidak tercapai. Solusi untuk mengantisipasi masalah ini adalah jangan terlalu banyak aspek life skills yang harus dicapai dalam satu semester sehingga aspek life skills yang menjadi tujuan benar-benar dapat tercapai. Walaupun materi pembelajaran yang harus diselesai- kan dalam satu semester relatif banyak tetapi tidak harus setiap materi ada tujuan aspek life skills. Aspek

life skills yang dijadikan tujuan pembelajaran dalam satu semester cukup 5 atau 6 aspek pembiasaan saja tetapi hasilnya benar-benar maksimal dan menjadi kebiasaan siswa. Solusi yang lain adalah dengan penganggaran dana untuk operasional program baru

 

termasuk peningkatan kesejahteraan guru sehingga dengan peningkatan kerja yang diiringi peningkatan kesejahteraan akan meningkatkan semangat kerja guru.

Kendala yang ketiga adalah kurangnya monitor- ing dari atasan. Hal ini dapat terjadi di MI Miftakhul Huda karena memang menurut kepala madarasah tidak ada monitoring dari atasan (pengawas) yang khusus memonitoring tentang pelaksanaan pendidik- an life skills sehingga kepala akan menekan pada guru-guru tidak sampai hati. Implikasi dari kendala ini adalah tidak dilaksanakannya implementasi life skills karena tidak ada monitoring. Solusi yang bisa dilakukan perlu untuk mengatisipasi kendala yang ketiga adalah kepala perlu memberi pengertian pada guru bahwa implementasi pendidikan life skills bukan kebutuhan pengawas tetapi kebutuhan siswa dan sekolah sehingga tujuan pelaksanaanya bukan untuk dinilai atasan tetapi untuk mencapai tujuan pembela- jaran bagi siswa. Di samping itu kepala MI juga perlu menjalin hubungan dengan pengawas secara intensif agar melakukan monitoring yang terhadap proses implementasi pendidikan life skills.

Dari beberapa kendala di atas ada satu kendala yang dialami MI Miftakhul Huda Bengkal yang tidak dialami oleh penelitian sebelumnya yaitu kesulitan mengevaluasi keberhasilan aspek life skills karena orang tua siswa kurang respon dalam menilai pem-

biasaan anaknya di rumah. Hal ini dapat terjadi karena pada penelitian yang sudah ada tidak melibat- kan orang tua pada tahap evaluasi sedangkan di MI Miftakhul Huda melibatkan orang tua siswa dalam evaluasi pembelajaran. Implikasi dari kurang respon orang tua akan menyulitkan guru dalam menilai aspek

life skills karena dalam penelitian ini pemantauan dari orang tua mutlak diperlukan. Langkah antisipasi ken- dala ini adalah dengan pendekatan dengan wali murid yang tidak bersedia mengisi lembar pemantauan dengan kunjungan ke rumah-rumah. Kunjungan ini dapat dilakukan oleh kepala atau guru kelas atau kedua-duanya. Jika sudah tahu pasti penyebab keti- dakbersediaan orang tua mengisi lembar pemantauan, kepala dan guru dapat memberikan solusi yang tepat sesuai dengan alasan wali murid yang bersangkutan.

Meskipun ada banyak kendala yang dialami namun ketika ditanya mengenai implementasi pendi- dikan life skills perlu dilanjutkan atau tidak kepala menjawab bahwa implementasi pendidikan life skills perlu dilanjutkan. Sebagian besar guru-guru juga menjawab agar implementasi integrasi life skills dilan- jutkan dan sebagian kecil saja yang menjawab terse- rah mau dilanjutkan atau tidak. Ini artinya tidak ada guru yang tidak setuju kalau integrasi pendidikan life skills dalam pembelajaran dilanjutkan.

Tanggapan wali murid tentang kelanjutan imple- mentasi pendidikan life skills, wali murid terbagi men- jadi 3 kelompok yaitu kelompok pertama yang menya-

 

takan implementasi life skills perlu dilanjutkan, kelompok kedua yang menyatakan terserah saja dan kelompok terakhir yang hanya sebesar 5% dari selu- ruh responden menyatakan tidak perlu dilanjutkan. Jadi dapat diketahui, bahwa sebagian besar wali murid juga mendukung jika program implementasi pendidikan life skills dilanjutkan di MI Miftakhul Huda di waktu yang akan datang, walaupun ada juga yang tidak menyetujuinya. Implikasi dari keinginan dari guru, kepala dan wali murid untuk melanjutkan implementasi life skills bagi MI Miftakhul Huda sendiri jika akan melanjutkan program tinggal merencanakan program implementasi lebih lanjut dalam skala lebih besar lagi karena semua komponen pendukung sudah menyetujui jika program implementasi dilanjutkan.

Dokumen terkait