Perangkat pembelajaran yang telah direvisi berdasarkan masukan dari validator dan dinyatakan layak untuk diujicobakan, maka perangkat dan instrumen pembelajaran dapat mulai diujicobakan di sekolah yang menjadi objek penelitian.
Implementasi dilaksanakan mulai tanggal 11 Februari 2017 sampai dengan 02 Maret 2017. Hal tersebut sesuai dengan surat izin penelitian yang terdapat pada Lampiran E.2 dan surat keterangan pelaksanaan penelitian yang terdapat pada Lampiran E.5. Penelitian di lakukan di SMP Negeri 1 Galur khususnya siswa kelas VII A yang berjumlah 22 anak. Jadwal pelaksanaan uji coba dapat dilihat pada tabel berikut.
125
Tabel 7. Jadwal Pelaksanaan Uji Coba
No Hari, Tanggal Pelaksanaan Materi Pelajaran/ Kegiatan 1 Sabtu, 11 Februari 2017 Pengantar LKS mengenai aritmatika
sosial
LKS 1 Keuntungan dan Kerugian
Pengisian lembar observasi 2 Kamis, 16 Februari 2017 LKS 2 Bunga Tunggal
Pengisian lembar observasi 3 Sabtu, 18 Februari 2017 LKS 3 Diskon dan Pajak
Pengisian lembar observasi 4 Kamis, 23 Februari 2017 LKS 4 Bruto, Neto, dan Tara
Pengisian lembar observasi
5 Sabtu, 25 Februari 2017 Tes kemampuan berpikir tingkat tinggi
Pengisian angket respon siswa
Pengisian angket respon guru
6 Kamis, 02 Maret 2017 Pembahasan soal kemampuan berpikir tingkat tinggi
Kegiatan yang dilakukan sebelum implementasi yaitu peneliti melakukan diskusi terlebih dahulu dengan guru. Diskusi tersebut memuat mengenai penjelasan langkah-langkah pembelajaran yang terdapat dalam RPP dengan menggunakan matematika realistik yang mengacu pada kemampuan berpikir tingkat tinggi. Tujuan dari diskusi untuk memudahkan guru dalam menggunakan perangkat pembelajaran di kelas.
Diskusi sebelum penggunaan perangkat pembelajaran sangat penting dilakukan, karena guru yang mengajar di kelas dengan menggunakan perangkat pembelajaran yang dikembangkan oleh peneliti. Sedangkan peneliti dan mahasiswa pendidikan matematika melaksanakan observasi terhadap keberlangsungan kegiatan pembelajaran. Observer mengisi lembar observasi yang terdapat pada Lampiran A.12.
126
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran dilakukan sesuai dengan rancangan kegiatan yang terdapat dalam RPP. Secara umum kegiatan pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Kegiatan pendahuluan guru mengawali dengan mengucapkan salam, berdoa, mengecek kehadiran siswa, dan menyiapkan siswa secara psikis dan fisik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran serta membagikan LKS matematika realistik materi aritmatika sosial yang mengacu pada kemampuan berpikir tingkat tinggi.
Dalam setiap pertemuan guru menyampaikan materi yang akan dipelajari dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Guru memulai kegiatan pembelajaran dengan memberikan apersepsi yang disesuaikan dengan materi yang dipelajari dan motivasi berupa masalah konteks. Guru menanyakan beberapa hal mengenai keterkaitan matematika dalam kegiatan jual beli, karena kegiatan jual beli merupakan kegiatan yang erat kaitannya dengan materi aritmatika sosial.
Kegiatan inti dilaksanakan sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran matematika realistik yang disesuaikan dengan materi yang dipelajari dan kegiatan yang mengacu pada kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa. Berikut merupakan penjelasan dalam setiap langkah pembelajaran.
a. Kegiatan mengamati masalah realistik
Kegiatan mengamati masalah realistik mendorong siswa untuk membaca dan memahami setiap permasalahan realistik yang disajikan realistik dalam LKS. Masalah realistik merupakan masalah yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari atau masalah yang dapat dibayangkan oleh siswa.
Masalah realistik yang diberikan kepada siswa disesuaikan dengan materi
127
yang dipelajari dalam setiap pertemuan. Pada pertemuan yang pertama, sebelum menyelesaikan masalah yang diberikan, ada perwakilan sebanyak 8 orang bermain drama mengenai kegiatan jual beli sesuai dengan skenario drama yang telah diberikan. Adapun skenario drama terdapat dalam LKS 1 Keuntungan dan Kerugian. Sementara itu, siswa yang lain memperhatikan drama yang dimainkan oleh teman mereka di depan kelas. Gambar 39 merupakan foto pada saat siswa menampilkan drama kegiatan jual beli.
Gambar 34. Siswa Menampilkan Drama Kegiatan Jual Beli
Kegiatan dalam Gambar 39 merupakan contoh dari kegiatan siswa yang menggunakan masalah realistik dalam kehidupan sehari-hari mengenai materi keuntungan dan kerugian. Setelah siswa memperhatikan drama yang diperankan tersebut kemudian mengerjakan LKS secara berkelompok dengan anggota 3 sampai 4 anak.
b. Kegiatan kontribusi siswa dengan memberikan pertanyaan
Siswa berkontribusi dengan memberikan pertanyaan dan aktif dalam kegiatan pembelajaran. Keingintahuan siswa mengenai penyelesaian masalah dapat tersampaikan dan difasilitasi melalui kegiatan kontribusi. Kegiatan
128
kontribusi dilaksanakan secara langsung oleh siswa sehingga terwujud interaksi antarsiswa maupun interaksi siswa dengan guru.
Gambar 35. Kegiatan Kontribusi Siswa c. Kegiatan menyelesaikan masalah realistik
Siswa menyelesaikan masalah realistik melalui kegiatan diskusi yang dilakukan secara berkelompok. Dalam menyelesaikan masalah realistik memuat kegiatan menggali informasi dan menalar. Guru membimbing siswa dalam menyelesaikan masalah realistik yang diberikan. Gambar 41 merupakan foto siswa dalam menyelesaikan masalah realistik secara berkelompok.
Gambar 36. Siswa Menyelesaikan Masalah Realistik
129
d. Kegiatan mendiskusikan dan mengomunikasikan jawaban
Kegiatan mendiskusikan penyelesaian masalah realistik dilaksanakan dalam rangka menyelesaikan permasalahan realistik yang diberikan. Diskusi dilaksanakan secara berkelompok dengan 3 sampai 5 siswa. Guru memantau dan membimbing kegiatan diskusi yang dilakukan oleh siswa. Tujuan dari kegiatan tersebut yaitu guru dapat membantu siswa jika mengalami kesulitan dalam menyelesaikan masalah.
Gambar 37. Siswa Mendiskusikan Penyelesaikan Masalah Realistik secara Kelompok
Kegiatan mengomunikasikan jawaban dilakukan dengan presentasi sebagai sarana untuk menyampaikan jawaban dalam penyelesaian masalah realistik yang diberikan. Kegiatan komunikasi berupa presentasi memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif dalam kelas, misalnya siswa dalam kelompok yang lain dapat memberikan tanggapan, pertanyaan, masukan, dan kritik terhadap jawaban berupa penyelesaian masalah realistik. Presentasi dilakukan bervariasi dapat secara berkelompok maupun perwakilan setiap
130
kelompok. Gambar 43 dan 44 menunjukkan presentasi yang dilakukan secara berkelompok dan individu.
Gambar 38. Siswa Mempresentasikan Hasil Diskusi secara Berkelompok
Gambar 39. Persentasi oleh Perwakilan Kelompok e. Kegiatan menarik kesimpulan
Kegiatan menarik kesimpulan dilakukan setelah kegiatan mengomunikasikan penyelesaian dari masalah realistik yang diberikan. Dalam LKS sudah tersedia kolom untuk menuliskan mengenai hal-hal penting yang telah dipelajari pada setiap pertemuan. Siswa tampak antusias dalam penarikan kesimpulan. Hal tersebut ditunjukkan dengan siswa berebut dalam menyampaikan kesimpulan dari masing-masing kelompok dan penyampaian
131
pendapat dari kelompok yang lain jika ada tambahan atau berbeda pendapat.
Guru membimbing dan membantu siswa dalam penarikan kesimpulan. Selain itu, guru memberikan penekanan dalam penarikan kesimpulan pada akhir pertemuan.
Gambar 40. Guru Membimbing Siswa dalam Menarik Kesimpulan f. Latihan soal
Latihan soal digunakan sebagai bahan evaluasi untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa mengenai materi yang dipelajari pada setiap pertemuan. Latihan soal berupa soal uraian untuk menguji kompetensi materi yang telah dipelajari dan mengacu pada kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa. Soal-soal yang disediakan untuk latihan sesuai dengan indikator dari kemampuan berpikir tingkat tinggi. Indikator dari kemampuan berpikir tingkat tinggi terdapat dalam lampiran RPP. Latihan soal tersebut digunakan sebagai sarana dalam meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa.
LKS yang disediakan untuk materi aritmatika sosial yaitu empat LKS. Tes kemampuan atau ujian dilaksanakan setelah semua LKS selesai digunakan dalam
132
pembelajaran. Tes atau ujian kemampuan dilaksanakan pada hari Sabtu, 25 Februari 2017 dengan jumlah kehadiran siswa yaitu 22 anak (hadir semua).
Secara keseluruhan kegiatan pembelajaran berlangsung dengan lancar.
Namun, ada beberapa kendala dalam setiap pertemuan yang menjadi bahan perbaikan dan evaluasi. Berikut beberapa catatan dalam penelitian di setiap pertemuan.
a. Pertemuan Pertama
Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Sabtu, 11 Februari 2017.
Jumlah kehadiran siswa pada pertemuan pertama yaitu sejumlah 22 anak (hadir semua). Pertemuan pertama dimulai dengan guru menyampaikan materi yang akan dipelajari dan pembagian LKS aritmatika sosial untuk pertemuan yang pertama. Siswa tampak antusias ketika mendapat LKS karena sumber belajar yang biasa digunakan oleh siswa yaitu buku siswa dan beberapa sumber tambahan yang diinfokan oleh guru.
Pembelajaran diawali dengan penampilan drama dari 8 siswa mengenai kegiatan jual beli. Sebelum memulai drama, siswa mendapat pengarahan oleh guru terkait dengan alur cerita dalam drama dan pembagian peran drama. Setiap pemain drama memakai nametag sesuai dengan peran masing-masing dan naskah drama untuk mengingat tindakan yang dilakukan.
Sementara itu, siswa lain memperhatikan dan mengamati drama yang disajikan oleh teman mereka. Siswa tampak antusias dan semangat dalam bermain drama. Hal tersebut ditunjukan dengan berbagai improvisasi baik ucapan maupun tindakan yang diciptakan oleh siswa dalam drama.
133
Setiap jam pelajaran pada hari Sabtu tanggal 11 Februari dikurangi 5 menit dikarenakan untuk persiapan try out kelas IX, sehingga pelajaran matematika dikurangi waktu 15 menit. Akibat dari pengurangan waktu tersebut yaitu latihan soal tidak dapat selesai dikerjakan sehingga pengerjaan dilanjutkan di rumah atau latihan soal dijadikan tugas siswa dan akan dibahas pada pertemuan selanjutnya.
Gambar 41. Pertemuan Pertama Materi Keuntungan dan Kerugian Pertemuan Kedua
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Kamis, 16 Februari 2017 mengenai materi bunga tunggal. Kegiatan pembelajaran berlangsung dengan lancar. Ketika dibagikan LKS untuk pertemuan yang kedua, siswa merasa antusias dan semangat mengikuti kegiatan pembelajaran. Jumlah siswa yang mengikuti kegiatan pembelajaran yaitu 22 anak (hadir semua).
Kegiatan awal pembelajaran digunakan untuk membahas latihan soal pada pertemuan sebelumnya. Siswa mengerjakan kegiatan dan menyelesaikan pertanyaan-pertanyaan pada LKS secara berkelompok. Setiap kelompok berjumlah 3-4 anak yang dipilih secara acak oleh siswa. Kegiatan
134
mengomunikasikan penyelesaian masalah berjalan dengan baik. Penyampaian penyelesaian dimulai dari perwakilan kelompok 2 yang kemudian ditanggapi oleh kelompok 1 dengan cara penyelesaian yang berbeda.
Gambar 42. Perwakilan Kelompok Menyampaikan Penyelesaian Masalah di Depan Kelas
Gambar 47 menunjukkan perwakilan kelompok sedang menuliskan jawaban dari penyelesaian masalah dalam LKS 2. Kelompok yang lain tampak memerhatikan jawaban dan penjelasan dari kelompok 2 dan kelompok 1 yang disampaikan di depan kelas. Soal latihan tidak dapat diselesaikan dan dibahas semua karena waktu pelajaran yang sudah selesai.
b. Pertemuan Ketiga
Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Sabtu, 18 Februari 2017 dengan materi mengenai diskon dan pajak. Pada pertemuan tersebut, siswa mengumpulkan tugas kelompok dan tugas individu dalam LKS 2. Setelah itu, guru membagikan LKS 3 kepada siswa dan siswa membentuk kelompok baru.
Setiap kelompok berdiskusi dan mengerjakan penyelesaian masalah dalam kegiatan di LKS 3. Kegiatan pembelajaran dimulai dengan siswa
135
mengamati Kegiatan 5. Dalam Kegiatan 5 siswa mengamati permasalahan dan diminta memberikan saran terkait dengan permasalahan tersebut.
Berdasarkan diskusi dari masing-masing kelompok ada dua saran yang diberikan. Saran pertama yaitu memilih Toko Sukses karena toko tersebut memberikan diskon terlebih dahulu kemudian pajak dan saran kedua yaitu Toko Laris dengan alasan pembayaran yang dikenakan pajak terlebih dahulu kemudian diskon akan lebih sedikit dalam pembayaran. Diskusi mengenai hal tersebut menjadi menarik di dalam kelas karena masing-masing kelompok memiliki alasan tersendiri. Tidak jarang ada kelompok yang berubah jawaban karena mendengar alasan dari kelompok yang lain. Jumlah kelompok yang terbentuk yaitu 6 kelompok. Berdasarkan jumlah tersebut, lima kelompok sepakat dengan saran yang pertama dan satu kelompok berpendapat pada saran kedua.
Gambar 43. Diskusi Siswa Mengenai Diskon dan Pajak
Gambar 48 menunjukkan diskusi siswa dalam kelompok mengenai materi diskon dan pajak. Siswa menyelesaikan permasalahan dalam LKS untuk menyelidiki saran terbaik yang dapat diberikan pada Kegiatan 5 dan
136
mengerjakan kegiatan dalam LKS. Kegiatan pembelajaran tidak lepas dari peran guru, guru membimbing siswa dalam menyelesaikan permasalahan, memberikan beberapa penekanan, dan membantu dalam penarikan kesimpulan. Pertemuan ketiga ditutup dengan latihan soal yang dikerjakan oleh siswa. Namun, pengerjaan latihan soal tidak dapat diselesaikan semua dikarenakan jam pembelajaran yang habis. Guru meminta siswa untuk menyelesaikan latihan soal di rumah dan dikumpulkan pada pertemuan selanjutnya.
c. Pertemuan Keempat
Pertemuan keempat dilaksanakan pada hari Kamis, 23 Februari 2017 dengan materi yang dipelajari yaitu bruto, neto, dan tara. Kegiatan pada pertemuan keempat dimulai dengan siswa mengumpulkan tugas di LKS 3.
Jumlah siswa yang hadir pada pertemuan keempat sejumlah 21 siswa dengan 1 anak tidak masuk dikarenakan sakit.
Siswa mengerjakan kegiatan mengenai penyelesaian masalah dalam LKS dengan berdiskusi secara berkelompok. Kegiatan pembelajaran berlangsung dengan lancar. Hal tersebut ditunjukkan dengan siswa dapat menyelesaikan permasalahan yang diberikan, dapat menyampaikan hasil diskusi mereka, dan menyimpulkan mengenai materi yang telah dipelajari.
Pada akhir pertemuan, guru menginformasikan beberapa hal yaitu siswa diminta menyelesaikan latihan soal di LKS 4 yang dikumpulkan pada pertemuan selanjutnya dan memberitahukan bahwa hari Sabtu tanggal 25 Februari akan dilaksanakan ulangan harian dengan materi aritmatika sosial.
137
Gambar 44. Siswa Berdiskusi Menyelesaikan LKS 4 d. Pertemuan Kelima
Pertemuan kelima dilaksanakan pada hari Sabtu, 25 Februari 2017.
Kegiatan yang dilakukan pada pertemuan kelima yaitu tes kemampuan berpikir tingkat tinggi. Tes kemampuan berlangsung dengan lancar dan dihadiri oleh semua siswa sejumlah 22 anak.
Gambar 45. Siswa Melaksanakan Tes Kemampuan
138 5. Tahap Evaluasi (Evaluation)
Tahap evaluasi dalam penelitian adalah tahap terakhir setelah tahap implementasi dari perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan. Tahap evaluasi dilakukan dalam rangka untuk memperbaiki perangkat pembelajaran sesuai dengan masukan dan saran yang telah diberikan. Masukan dan saran berasal dari pengguna perangkat pembelajaran yaitu guru dan siswa. Perbaikan perangkat pembelajaran cenderung dilakukan pada LKS, sedangkan RPP tidak ada masukan dari guru. Perbaikan dalam perangkat pembelajaran yaitu ada penulisan yang salah ketik.
Dalam tahap evaluasi dilakukan analisis kualitas perangkat pembelajaran yang mencangkup kriteria kevalidan, kepraktisan, dan keefektifan. Berikut ini uraian dari hasil analisis kualitas perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan.
a. Analisis Kevalidan Perangkat Pembelajaran
Analisis kevalidan bertujuan untuk mengetahui kevalidan dari produk yang dikembangkan dari penilaian validator. Hasil analisis berasal dari penilaian 3 validator yaitu dua dosen ahli dan satu guru matematika. Berikut ini adalah hasil uraian penilaian perangkat pembelajaran.
1) Kevalidan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Hasil penilaian RPP oleh 3 validator dapat dilihat pada Lampiran D.1. Secara umum hasil penilaian RPP pada setiap aspek yang dinilai tertera pada Tabel 20 berikut.
139
Tabel 8. Hasil Analisis Penilaian RPP Aspek Penilaian Skor Pencapaian dan Tujuan Pembelajaran
5,00 4,67 Sangat Baik
Materi Pembelajaran 5,00 4,27 Sangat Baik
Pemilihan Pendekatan
Pembelajaran 5,00 4,33 Sangat Baik
Media dan Sumber Belajar 5,00 4,00 Baik Kegiatan Pembelajaran 5,00 4,22 Sangat Baik
Penilaian Hasil Belajar 5,00 4,07 Baik
Kesimpulan 4,38 Sangat Baik
Berdasarkan Tabel 20 dapat diperoleh bahwa RPP yang dikembangkan memperoleh skor penilaian rata-rata yaitu 4,38 berarti RPP masuk dalam kategori sangat baik sesuai dengan kalsifikasi penilaian RPP. Hal tersebut menunjukkan RPP valid dan dinyatakan layak untuk digunakan dalam proses pembelajaran.
2) Kevalidan Lembar Kegiatan Siswa (LKS)
Hasil penilaian LKS oleh 3 validator dapat dilihat pada Lampiran D.2. Secara umum hasil penilaian LKS pada setiap aspek yang dinilai tertera pada Tabel 21 berikut.
Tabel 9. Hasil Analisis Penilaian LKS Aspek Penilaian Skor
Maksimal
Skor
Rata-rata Klasifikasi
Kesesuaian Materi 5,00 4,54 Sangat Baik
Kesesuaian dengan Syarat
Didaktik 5,00 4,12 Baik
Kesesuaian dengan Syarat
Konstruksi 5,00 4,39 Sangat Baik
Kesesuaian dengan Syarat
Teknik 5,00 4,30 Sangat Baik
Kesimpulan 4,34 Sangat Baik
140
Berdasarkan Tabel 21 dapat diperoleh bahwa LKS yang dikembangkan memperoleh skor penilaian rata-rata yaitu 4,34 berarti LKS masuk dalam kategori sangat baik sesuai dengan klasifikasi penilaian LKS. Hal tersebut menunjukkan LKS valid dan dinyatakan layak untuk digunakan dalam proses pembelajaran.
b. Analisis Kepraktisan Perangkat Pembelajaran
Penilaian kepraktisan perangkat pembelajaran dalam penelitian ini didasarkan pada angket respon guru dan angket respon siswa. Angket tersebut diberikan pada guru dan siswa sebagai pengguna dari perangkat pembelajaran.
Berikut ini uraian dari hasil analisis kepraktisan perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan.
1) Kepraktisan berdasarkan angket respon guru
Guru sebagai pengguna perangkat pembelajaran diminta untuk mengisi angket respon. Angket respon tersebut digunakan untuk mengetahui kepraktisan dari perangkat pembelajaran yang dikembangkan.
Aspek yang terdapat dalam angket respon tersebut yaitu materi, RPP, dan LKS. Dalam angket tersebut terdapat 20 pernyataan yang harus dipilih oleh guru. Tabel 22 berikut merupakah hasil analisis penialian angket respon guru.
Tabel 10. Hasil Analisis Angket Respon Guru Aspek Penilaian Skor
Kesimpulan 3,70 Sangat Baik
141
Berdasarkan Tabel 22 diperoleh informasi bahwa rata-rata angket respon guru menunjukkan angka 3,70 yang berarti masuk dalam klasifikasi sangat baik. Hal tersebut menunjukkan perangkat pembelajaran yang dikembangkan dinyatakan praktis dengan kriteria kepraktisan sangat baik.
Penilaian data hasil angket respon guru dapat dilihat dalam Lampiran D.6.
2) Kepraktisan berdasarkan angket respon siswa
Siswa sebagai pengguna LKS diminta untuk mengisi angket respon siswa setelah menggunakan perangkat yang dikembangkan dalam pembelajaran. Angket tersebut digunakan untuk mengukur kepraktisan perangkat pembelajaran dari aspek kemudahan dan keterbantuan siswa.
Aspek yang terdapat dalam angket respon tersebut yaitu kemudahan dan keterbantuan. Dalam angket tersebut terdapat 15 pernyataan yang harus dipilih oleh siswa. Tabel 23 berikut merupakah hasil analisis penilaian angket respon siswa.
Tabel 11. Hasil Analisis Angket Respon Siswa
Aspek Penilaian Skor Maksimal
Skor
Rata-rata Klasifikasi
Kemudahan 4,00 3,54 Sangat Baik
Keterbantuan 4,00 3,42 Sangat Baik
Kesimpulan 3,48 Sangat Baik
Berdasarkan Tabel 23 diperoleh informasi bahwa rata-rata angket respon siswa menunjukkan angka 3,48 yang berarti masuk dalam klasifikasi sangat baik. Hal tersebut menunjukkan perangkat pembelajaran yang dikembangkan dinyatakan praktis dengan kriteria kepraktisan sangat
142
baik. Sampel pengisisan angket respon siswa dapat dilihat dalam Lampiran C.7. Penilaian data hasil angket respon siswa dapat dilihat dalam Lampiran D.7.
3) Analisis Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran
Dalam penelitian ini dilakukan observasi keterlaksanaan pembelajaran oleh 2 orang sebagai observer yaitu peneliti dan mahasiswa jurusan pendidikan matematika. Tabel 24 merupakan hasil analisis observasi keterlaksanaan pembelajaran menggunakan perangkat pembelajaran yang dikembangkan.
Tabel 12. Hasil Analisis Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran
Kesimpulan 97,06% Sangat Baik
Berdasarkan Tabel 24 diperoleh informasi bahwa keterlaksanaan pembelajaran menunjukkan persentase rata-rata yaitu 97,06%, berarti keterlaksanaan pembelajaran berjalan baik. Oleh karena itu, dapat ditarik kesimpulan bahwa keterlaksanaan pembelajaran berjalan baik dengan kriteria sangat baik. Hal tersebut menunjukkan pembelajaran yang dilaksanakan sudah sesuai dengan perangkat pembelajaran yang dikembangkan. Namun, ada beberapa catatan dalam pelaksanaan pembelajaran yaitu waktu yang diperlukan untuk latihan soal kurang
143
cukup sehingga latihan soal menjadi tugas di rumah. Hasil observasi keterlaksanaan pembelajaran dan analisis data hasil observasi keterlaksanaan pembelajaran dapat dilihat dalam Lampiran D.9.
c. Analisis Keefektifan Perangkat Pembelajaran
Keefektifan perangkat pembelajaran yang dikembangkan diperoleh dari hasil tes kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa. Tes kemampuan berpikir tinggi siswa dilaksanakan di akhir kegiatan pembelajaran dengan menggunakan perangkat pembelajaran yang dikembangkan. Hasil tes digunakan untuk mengukur tingkat pemahaman siswa mengenai materi aritmatika sosial ditinjau dari kemampuan berpikir tingkat tinggi. Hasil analisis kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa dan analisis tiap indikator kemampuan berpikir tingkat tinggi dapat dilihat dalam Tabel 25 dan 26 berikut.
Tabel 13. Hasil Analisis Tes Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi
No Aspek Penilaian Hasil
1 Perolehan Nilai Siswa
a. Nilai Tertinggi 100,00
b. Nilai Terendah 41,67
c. Rata-rata Nilai Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi 76,86 2 Ketuntasan Siswa
a. Banyak Siswa Tuntas 18
b. Banyak Siswa Tidak Tuntas 4
c. Persentase Ketuntasan 81,82%
d. Kriteria Sangat Baik
Pembelajaran dikatakan efektif jika banyak siswa yang mencapai KKM lebih dari 75% dan rata-rata perolehan nilai lebih dari sama dengan nilai KKM untuk berpikir tingkat tinggi yaitu 70. Berdasarkan Tabel 25 diperoleh hasil bahwa analisis nilai tes kemampuan berpikir tingkat tinggi memiliki nilai
144
persentase ketuntasan siswa yaitu 81,82% yang berarti mempunyai kriteria sangat baik. Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa banyak siswa yang mencapai KKM sudah lebih dari 75% sehingga kriteria keefektifan yang pertama terpenuhi. Persentase pencapaian kemampuan berpikir tingkat tinggisiswa disajikan dalam Tabel 26 berikut.
Tabel 14. Hasil Analisis Butir Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Kemampuan
Berpikir Aspek Penilaian Hasil Tiap Butir
Rata-Rata Nilai
Menganalisis
a. Kemampuan menyelesaikan
soal tidak rutin 63,64%
73,11%
b. Kemampuan melakukan
pembuktian matematis 89,77%
c. Kemampuan menemukan hubungan antarkonsep atau fakta matematis
65,91%
Mengevaluasi
a. Kemampuan memberikan justifikasi dengan merujuk pada fakta secara matematis
88,64%
78,98%
b. Kemampuan memberikan
argumen yang matematis 69,32%
Mencipta
a. Kemampuan menyajikan informasi dalam berbagai bentuk secara kreatif
68,18%
73,86%
b. Kemampuan membuat hubungan antarinformasi dan membuat keterkaitan antargagasan matematis
79,55%
Berdasarkan Tabel 26 diperoleh hasil bahwa persentase tiap aspek kemampuan berpikir tingkat tinggi sudah mencapai minimal kategori baik.
Persentase aspek kemampuan berpikir tingkat tinggi yang paling tinggi adalah kemampuan mengevaluasi sebesar 78,98% dan paling rendah adalah kemampuan menganalisis sebesar 73,11%. Sampel hasil pengerjaan siswa
145
disajikan dalam Lampiran C.8 dan analisis data hasil tes kemampuan berpikir tingkat tinggi disajikan dalam Lampiran D.8.
Tingkat keefektifan untuk kriteria kedua dari perangkat pembelajaran yang dikembangkan diuji dengan melakukan perhitungan uji normalitas dan uji t. Pengujian keefektifan dari perangkat pembelajaran yang dikembangkan adalah sebagai berikut.
1) Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui data berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak dengan hipotesis sebagai berikut.
𝐻0: data berasal dari populasi yang berdistribusi normal 𝐻1: data berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal Pengujian dilakukan menggunakan SPSS statistic dengan uji one-sampel kolmogrov-smirnov test. Kriteria keputusannya, 𝐻0 diterima jika signifikasinya >𝛼 = 0,05. Tabel 27 menunjukkan hasil uji normalitas
sebagai berikut.
Tabel 15. Hasil Uji Normalitas Data Hasil Tes Kemampuan Berpikir One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
nilai_tes
N 22
Normal Parametersa,b Mean 76,1355
Std. Deviation 12,93354
Asymp. Sig. (2-tailed) ,252
Asymp. Sig. (2-tailed) ,252