87 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Pengembangan perangkat pembelajaran matematika realistik pada materi aritmatika sosial untuk meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa SMP kelas VII menggunakan model pengembangan ADDIE yang terdiri dari lima tahapan yaitu Analysis (Analisis), Design (Perancangan), Development (Pengembangan), Implementation (Implementasi), dan Evaluation (Evaluasi).
Berikut adalah penjelasan tahapan pengembangan dan hasil penelitian yang telah dilakukan yaitu
1. Tahap Analisis (Analysis) a. Analisis Kebutuhan
Berdasarkan hasil analisis diperoleh fakta bahwa SMP Negeri 1 Galur memerlukan perangkat pembelajaran yang dapat mendorong siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir atau bernalar khususnya dalam berpikir tingkat tinggi siswa. Di SMP Negeri 1 Galur memerlukan perangkat pembelajaran yang dapat memfasilitasi siswa dalam belajar, khususnya pada pelajaran matematika. Siswa belajar menggunakan buku paket dari pemerintah dan sumber belajar yang diberikan oleh guru beserta dengan latihan soal dalam proses pembelajaran.
Perangkat pembelajaran digunakan dalam proses belajar untuk memperoleh hasil sesuai dengan yang diharapkan. Perangkat pembelajaran
88
yang digunakan di SMP Negeri 1 Galur diantaranya yaitu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kegiatan Siswa (LKS), Buku Siswa, dan Buku Guru. RPP yang digunakan dalam pembelajaran di SMP Negeri 1 Galur masih kurang bervariasi dan dominan menggunakan metode ekspositori. Namun, tidak semua materi cocok dengan penggunaan metode tersebut. Dalam pembelajaran matematika metode yang bervariasi diperlukan untuk mewujudkan suasana pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa. Matematika diakui sebagai pelajaran yang penting, namun sulit untuk dipelajari. Terlebih matematika tumbuh dan berkembang karena proses berpikir yang terbentuk melalui berbagai aktivitas siswa dalam pembelajaran. Untuk dapat mewujudkan pembelajaran matematika yang menyenangkan, memudahkan siswa belajar matematika, dan memuat aktivitas yang dapat menuntun siswa dari keadaan yang sangat konkrit dalam mempelajari matematika dapat digunakan suatu pendekatan, salah satunya yaitu matematika realistik.
Kegiatan pembelajaran memerlukan adanya metode yang bervariasi dan masih perlunya LKS pendukung dalam pembelajaran. Oleh karena itu, diperlukan adanya pengembangan perangkat pembelajaran yaitu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan Siswa (LKS).
b. Analisis Kurikulum
Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara dengan guru diperoleh informasi bahwa kurikulum yang digunakan di SMP Negeri 1
89
Galur adalah Kurikulum 2013 dengan revisi 2016. Analisis kurikulum mata pelajaran matematika yaitu materi aritmatika sosial untuk siswa SMP kelas VII mengacu pada kurikulum 2013 sebagaimana terdapat dalam Lampiran Permendikbud Nomor 21 tahun 2016. Dalam kurikulum 2013 revisi 2016 materi aritmatika sosial diajarkan pada semester dua di kelas VII SMP sesuai dengan KI dan KD yang telah ditetapkan. Beberapa aspek yang dianalisis yaitu Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar (KD), indikator pencapaian kompetensi, dan materi pembelajaran.
Hasil analisis kurikulum yang dilakukan berupa Kompetensi Dasar (KD), indikator pencapaian kompetensi, dan materi pembelajaran. Hasil tersebut digunakan sebagai pedoman dalam penyusunan materi aritmatika sosial pada perangkat pembelajaran yang dikembangkan. Hasil analisis penjabaran Kompetensi Dasar berupa indikator-indikator pencapaian kompetensi terdapat dalam Lampiran A.3. Berdasarkan analisis tersebut pengembangan perangkat pembelajaran pada materi aritmatika sosial dapat diimplementasikan pada siswa SMP kelas VII.
c. Analisis Karakteristik Siswa
Berdasarkan hasil pengamatan pembelajaran yang dilakukan pada tanggal 19, 21, dan 26 Januari 2017 menunjukkan bahwa siswa terlihat aktif dan mandiri dalam belajar. Hal tersebut diindikasikan dengan siswa aktif dalam diskusi di kelas, siswa sudah membaca materi yang akan dipelajari pada setiap pertemuan, dan beberapa siswa berani bertanya jika ada materi yang kurang paham. Kegiatan pembelajaran dengan diskusi dan
90
menganalisis permasalahan dapat mendorong siswa untuk mengembangkan kemampuan dalam berpikir.
Beberapa siswa di kelas memiliki motivasi belajar yang tinggi.
Indikasinya yaitu sebagian besar siswa sudah membaca dan mempelajari terlebih dahulu materi yang akan dipelajari, serta keaktifan siswa dengan bertanya dan menyampaikan pendapat dalam kegiatan pembelajaran.
Ketika guru menawarkan untuk menjawab soal, siswa dengan suka rela menjawab secara spontan dan bahkan mengerjakan soal di depan kelas.
Hal menarik yang diperoleh dari hasil observasi yaitu siswa memiliki rasa ingin tahu yang besar dalam mempelajari materi baru dan merasa tertantang jika diberikan kegiatan dengan menganalisis permasalahan untuk diselesaikan. Hal tersebut ditunjukkan dengan tindakan siswa dalam pembelajaran yaitu langsung mengerjakan soal yang diberikan dan aktif berdiskusi dalam menyelesaikan soal. Oleh karena itu, guru perlu memfasilitasi kemampuan yang dimiliki siswa di kelas tersebut.
Berdasarkan tahap perkembangan siswa, pola pemikiran siswa SMP masih dalam tahap formal (Carlin, 1993). Dalam tahap operasi formal, siswa sudah dapat membentuk hipotesis, melakukan penyelidikan, dapat menghubungkan bukti dan teori, serta anak dapat membangun dan memahami penjelasan yang rumit mencangkup rangkaian deduktif dan logika (Srini M. Iskandar, 2001: 28-29). Berdasarkan hal tersebut, penyajian masalah secara realistik dapat mendorong siswa untuk mengembangkan pengetahuan dan kemampuan dalam berpikir.
91
Realita pembelajaran di kelas, keaktifan siswa belum didukung dengan adanya perangkat pembelajaran berupa LKS. Selain itu, ada kecenderungan guru menyampaikan materi pembelajaran dengan menggunakan media power point dikarenakan lebih praktis dan mudah.
Oleh karena itu, diperlukan kegiatan pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa dan mengembangkan kemampuan berpikir siswa.
Hasil analisis karakteristik siswa tersebut menjadi acuan dalam mengembangkan perangkat pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) matematika realistik untuk meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa.
d. Analisis Situasi
Berdasarkan hasil pengamatan, SMP Negeri 1 Galur mendukung dijadikan sebagai tempat penelitian. Ruang kelas VII A yang berada di lantai dua dan terpisahkan dengan ruang kelas VII yang lain mendukung pelaksanaan kegiatan penelitian karena tidak terganggu oleh pembelajaran kelas yang lain. Selain itu, jumlah siswa yang tidak terlalu banyak yaitu sejumlah 22 orang sudah memenuhi jumlah siswa tiap kelas yang ideal.
Berdasarkan Permendikbud Nomor 23 tahun 2013 bahwa jumlah peserta didik dalam rombongan belajar untuk SMP/MTs tidak melebihi 36 orang.
Kegiatan penelitian didukung dengan ketersediaan fasilitas berupa LCD, layar proyektor, dan papan tulis yang mendukung penelitian.
Berdasarkan hasil analisis dari beberapa aspek yaitu analisis kebutuhan, analisis kurikulum, analisis karakteristik siswa, dan analisis situasi
92
diperoleh informasi bahwa kegiatan pembelajaran matematika perlu mendukung kemampuan siswa dalam berpikir dengan menggunakan penyajian permasalahan-permasalahan secara realistik. Diharapkan kegiatan pembelajaran dapat memfasilitasi siswa untuk mengembangkan kemampuan dalam berpikir khususnya berpikir tingkat tinggi dan mempelajari matematika lebih mudah. Oleh karena itu, pembelajaran matematika dapat dilaksanakan dengan menggunakan perangkat pembelajaran matematika realistik pada materi aritmatika sosial untuk meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa SMP kelas VII.
2. Tahap Perancangan (Design)
Tahap perancangan dalam penelitian ini berkaitan dengan penyusunan rancangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), penyusunan rancangan Lembar Kegiatan Siswa (LKS), dan penyusunan instrumen penilaian kualitas perangkat pembelajaran yang dikembangkan. Berikut adalah uraian proses penyusunan rancangan perangkat yang dikembangkan.
a. Penyusunan rancangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rancangan RPP disusun berdasarkan komponen RPP yang telah dijabarkan dalam bab sebelumnya. Berikut merupakan hasil rancangan penyusunan RPP yaitu
1) Identitas mata pelajaran yang meliputi nama sekolah, mata pelajaran, kelas, semester, materi, dan alokasi waktu.
2) Kompetensi Inti sesuai dengan kurikulum 2013.
93
3) Kompetensi Dasar sesuai dengan kurikulum 2013 mengenai materi aritmatika sosial.
4) Indikator pencapaian kompetensi disesuaikan dengan KI dan KD mengenai materi aritmatika sosial.
5) Tujuan pembelajaran disesuaikan dengan indikator pencapaian kompetensi mengenai materi aritmatika sosial.
6) Materi pembelajaran aritmatika sosial.
7) Metode pembelajaran yang digunakan yaitu realistik matematika.
8) Kegiatan pembelajaran.
9) Teknik penilaian.
10) Media/alat, bahan, dan sumber belajar.
b. Penyusunan rancangan Lembar Kegiatan Siswa (LKS)
LKS yang disusun adalah LKS dengan matematika realistik untuk meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi pada materi aritmatika sosial dengan kriteria yang telah ditentukan pada bab sebelumnya. Berikut merupakan hasil rancangan penyusunan LKS yang dikembangkan yaitu 1) Kerangka LKS
Kerangka LKS meliputi 3 bagian yaitu (a) bagian awal yang terdiri dari sampul, halaman judul, identitas dan daftar isi; (b) bagian isi yang terdiri dari pendahuluan, kegiatan pembelajaran sesuai dengan matematika realistik (mengamati masalah realistik, kontribusi siswa dengan memberikan pertanyaan, menyelesaikan masalah realistik, mendiskusikan dan mengomunikasikan jawaban, menarik
94
kesimpulan), latihan soal, dan kata motivasi; (c) bagian akhir berupa daftar pustaka. Rincian kerangka LKS yang disusun adalah sebagai berikut.
SAMPUL
HALAMAN JUDUL IDENTITAS SISWA DAFTAR ISI
LKS 1. Keuntungan dan Kerugian LKS 2. Bunga Tunggal
LKS 3. Diskon dan Pajak LKS 4. Bruto, Neto, dan Tara DAFTAR PUSTAKA
2) Referensi yang digunakan
LKS matematika realistik mengenai materi aritmatika sosial berdasarkan dari beberapa sumber yang dijadikan sebagai referensi.
Berikut adalah daftar referensi yang digunakan dalam penyusunan LKS ini adalah
a) Abdur Rahman As'ari, dkk. (2013). Matematika SMP/MTs Kelas VII Semester 2. Edisi Revisi Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2016.
b) Kurnia Yahya, dkk. (1974). Matematika 3 untuk SMP. Jakarta:
Direktorat Pendidikan Menengah Umum Direktorat Jendral Pendidikan.
95
c) Minsky, H. P. (1975). John Maynard Keynes. U.S.A.: Columbia University Press.
d) Sukino dan Wilson Simangunsong. (2016). Matematika untuk SMP Kelas VII. Jakarta: Erlangga.
3) Desain dan fitur LKS
Desain dan fitur dalam penyusunan LKS adalah sebagai berikut.
a) Sampul
b) Halaman judul c) Identitas siswa d) Daftar isi e) Pendahuluan
f) Kegiatan mengamati masalah realistik
g) Kegiatan kontribusi siswa dengan memberikan pertanyaan h) Kegiatan menyelesaikan masalah realistik
i) Kegiatan mendiskusikan dan mengkomunikasikan jawaban j) Kegiatan menarik kesimpulan
k) Latihan soal l) Kata motivasi
c. Penyusunan instrumen penilaian perangkat pembelajaran
Instrumen penilaian perangkat pembelajaran meliputi kisi-kisi dan komponen lembar penilaian produk berupa penilaian RPP dan LKS, angket respon guru dan siswa, tes kemampuan berpikir tingkat tinggi, dan lembar observasi keterlaksanaan kegiatan pembelajaran. Instrumen
96
tersebut digunakan untuk memperoleh data terkait dengan kriteria produk yang dikembangkan yaitu kevalidan, kepraktisan, dan keefektifan.
1) Lembar Penilaian Kevalidan RPP
Lembar penilaian kevalidan RPP dirancang dalam bentuk angket yang terdiri dari lima skala penilaian yaitu sangat baik, baik, cukup, kurang baik, dan tidak baik yang dikonversi dalam skor yaitu 5, 4, 3, 2, dan 1.
Penyusunan butir penilaian RPP dilakukan dengan memperhatikan beberapa aspek kevalidan. Rincian aspek dan butir penilaian kevalidan RPP tertera dalam Tabel 13 berikut.
Tabel 1. Rincian Aspek dan Butir Penilaian Kevalidan RPP
No Aspek yang Diamati Jumlah Butir
1 Identitas RPP 2
2 Alokasi Waktu 2
3 Rumusan Indikator Pencapaian dan Tujuan Pembelajaran
4
4 Materi Pembelajaran 5
5 Pemilihan Pendekatan Pembelajaran 4
6 Media dan Sumber Belajar 3
7 Kegiatan Pembelajaran 9
8 Penilaian Hasil Belajar 5
Jumlah 34
Kisi-kisi lembar penilaian kevalidan RPP terdapat dalam Lampiran A.1, deskripsi butir-butir penilaian RPP terdapat dalam Lampiran A.2, dan lembar penilaian RPP terdapat dalam Lampiran A.3.
2) Lembar Penilaian Kevalidan LKS
Lembar penilaian kevalidan LKS dirancang dalam bentuk angket yang terdiri dari lima skala penilaian yaitu sangat baik, baik, cukup, kurang
97
baik, dan tidak baik yang dikonversi dalam skor yaitu 5, 4, 3, 2, dan 1.
Penyusunan butir penilaian LKS dilakukan dengan memperhatikan beberapa aspek kevalidan. Rincian aspek dan butir penilaian kevalidan LKS tertera dalam Tabel 14 berikut.
Tabel 2. Rincian Aspek dan Butir Penilaian Kevalidan LKS
No Aspek yang Diamati Jumlah Butir
1 Kesesuaian materi/ isi 8
2 Kesesuaian dengan syarat didaktis 8 3 Kesesuaian dengan syarat konstruksi 6 4 Kesesuaian dengan syarat teknis 10
Jumlah 32
Kisi-kisi lembar penilaian kevalidan LKS terdapat dalam Lampiran A.4, deskripsi butir-butir penilaian LKS terdapat dalam Lampiran A.5, dan lembar penilaian LKS terdapat dalam Lampiran A.6.
3) Angket Respon Guru
Angket respon guru disusun dengan empat skala penilaian yaitu sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju yang dikonversikan ke dalam skor 4, 3, 2, dan 1. Angket respon guru diberikan kepada guru setelah penggunaan perangkat yang dikembangkan di akhir kegiatan pembelajaran. Rincian aspek dan jumlah butir pada angket respon guru tertera dalam Tabel 15 berikut.
Tabel 3. Rincian Aspek dan Jumlah Butir Respon Guru
No Aspek yang Diamati Jumlah Butir
1 Materi 5
2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 5
3 Lembar Kegiatan Siswa 10
Jumlah 20
98
Kisi-kisi angket respon guru terdapat dalam Lampiran A.7 dan lembar angket respon guru terdapat dalam Lampiran A.8.
4) Angket Respon Siswa
Angket respon siswa disusun dengan empat skala penilaian yaitu sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Penilaian pernyataan positif siswa dikonversi ke dalam skor yaitu 4, 3, 2, dan 1.
Sedangkan penilaian pernyataan negatif siswa dikonversi ke dalam skor yaitu 1, 2, 3, dan 4. Angket respon siswa diberikan kepada siswa di akhir kegiatan pembelajaran. Rincian aspek dan jumlah butir pada angket respon siswa tertera dalam Tabel 16 berikut.
Tabel 4. Rincian Aspek dan Jumlah Butir Respon Siswa
No Aspek yang Diamati Jumlah Butir
1 Kemudahan 10
2 Keterbantuan 5
Jumlah 15
Kisi-kisi angket respon siswa terdapat dalam Lampiran A.9 dan lembar angket respon siswa terdapat dalam Lampiran A.10.
5) Tes Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi
Tes kemampuan berpikir tingkat tinggi memuat 4 soal uraian dengan total soal yaitu 11 pertanyaan yang disesuaikan dengan indikator yang ditetapkan untuk mencapai kompetensi dasar materi mengenai aritmatika sosial dan indikator dari kemampuan berpikir tingkat tinggi.
Tes kemampuan berpikir tingkat tinggi dapat digunakan untuk mengukur kemampuan siswa khususnya dalam berpikir tingkat tinggi.
99
Kisi-kisi, lembar soal, kunci jawaban, dan rubrik penilaian tes kemampuan berpikir tingkat tinggi bertururt-turut dapat dilihat pada Lampiran B.1, Lampiran B.2, dan Lampiran B.3.
6) Lembar Observasi Keterlaksanaan Kegiatan Pembelajaran
Lembar observasi keterlaksanaan kegiatan pembelajaran memuat beberapa aspek yang terkait dengan kegiatan siswa saat pembelajaran dan penggunaan pendekatan matematika realistik dalam kegiatan pembelajaran. Rincian aspek dan jumlah butir lembar observasi keterlaksanaan kegiatan pembelajaran tertera dalam Tabel 17 berikut.
Tabel 5. Rincian Aspek dan Jumlah Butir Lembar Observasi Keterlaksanaan Kegiatan Pembelajaran
No Aspek yang Diamati Jumlah Butir
1 Kegiatan Pendahuluan 2
2 Penggunaan Konteks 2
3 Penggunaan Model dan Simbol 1
4 Konstribusi Siswa melalui free
production dan Refleksi 2
5 Interaktivitas 5
6 Intertwining (Keterkaitan) 2
7 Penutup 3
Jumlah 17
Kisi-kisi lembar observasi keterlaksanaan kegiatan pembelajaran terdapat dalam Lampiran A.11 dan lembar observasi keterlaksanaan kegiatan pembelajaran terdapat dalam Lampiran A.12.
3. Tahap Pengembangan (Development)
Tahap pengembangan dalam penelitian ini berkaitan dengan pembuatan perangkat pembelajaran, validasi, dan revisi. Berikut adalah penjelasan tahapan pengembangan penelitian yang telah dilakukan yaitu
100 a. Pengembangan RPP
Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran mengacu pada langkah pengembangan menurut Permendikbud Nomor 22 tahun 2016. Adapun komponen-komponen RPP yaitu
1) Identitas Mata Pelajaran
Identitas RPP meliputi nama sekolah, mata pelajaran, kelas, semester, materi, dan alokasi waktu.
Gambar 1. Identitas RPP
2) Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, dan Indikator Pencapaian Kompetensi yang digunakan dalam pembelajaran.
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar mengacu pada kurikulum 2013 dengan revisi 2016 mengenai materi aritmatika sosial. Indikator pencapaian kompetensi didasarkan pada Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar yang telah ditentukan. Indikator tersebut lebih difokuskan pada materi aritmatika sosial. Adapun Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi dapat dilihat dalam Tabel 18.
3) Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran dirumuskan sesuai dengan indikator pencapaian kompetensi yang telah ditentukan dalam pembelajaran.
101
Tabel 6. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
KD Indikator
3.11 Menganalisis
aritmatika sosial (penjualan,
pembelian, potongan, keuntungan, kerugian, bunga tunggal, persentase, bruto, neto, tara)
3.11.1 Menganalisis kondisi untung, rugi, atau impas dalam kegiatan jual beli
3.11.2 Menentukan untung, rugi, dan impas dalam kegiatan jual beli 3.11.3 Memprediksi jumlah persentase
keuntungan dan kerugian dalam kegiatan jual beli
3.11.4 Menentukan besar bunga tunggal 3.11.5 Menentukan besar diskon dan
pajak
3.11.6 Menentukan hubungan antara bruto, neto, dan tara.
4.11 Menyelesaikan
masalah berkaitan dengan aritmatika sosial (penjualan, pembelian, potongan, keuntungan, kerugian, bunga tunggal, persentase, bruto, neto, dan tara)
4.11.1 Menyelesaikan permasalahan mengenai untung, rugi, atau impas dalam kegiatan jual beli di kehidupan sehari-hari.
4.11.2 Menyelesaikan permasalahan mengenai bunga tunggal dalam kehidupan sehari-hari.
4.11.3 Menyelesaikan permasalahan mengenai diskon dan pajak dalam kehidupan sehari-hari.
4.11.4 Membuat model matematika dari masalah nyata yang berkaitan dengan bruto, neto, dan tara.
4.11.5 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan bruto, neto, dan tara.
4) Materi Pembelajaran Aritmatika Sosial
Materi pembelajaran yang disampaikan mengenai aritmatika sosial sesuai dengan indikator pencapaian kompetensi dan tujuan pembelajaran sesuai dengan materi dalam tiap pertemuan. Berikut pembagian materi
102
berdasarkan dengan jumlah pertemuan yang diberikan dalam sekolah sesuai dengan indikator pencapaian kompetensi dan tujuan pembelajaran.
a) RPP 1 membahas mengenai keuntungan, kerugian, dan impas, serta menghitung persentasi untung dan rugi
b) RPP 2 membahas mengenai bunga tunggal c) RPP 3 membahas mengenai diskon dan pajak
d) RPP 4 membahas mengenai besar bruto, neto, dan tara beserta dengan penyelesaian masalah berkaitan dengan bruto, neto, dan tara
5) Metode Pembelajaran yang Digunakan yaitu Realistik Matematika
Metode pembelajaran dalam RPP yang dibuat dengan menggunakan pendekatan realistik matematika untuk meningkatkan kemampuan dalam berpikir tingkat tinggi.
6) Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran meliputi tiga kegiatan yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Kegiatan pendahuluan meliputi penyiapan psikis siswa, penyampaian tujuan pembelajaran, apersepsi, dan motivasi dalam pembelajaran. Kegiatan inti berupa aktivitas pembelajaran dengan penyampaian materi yang dipelajari beserta kegiatan yang mengarah pada kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa. Langkah- langkah kegiatan pembelajaran yang mengacu pada pendekatan realistik matematika yaitu
a) Kegiatan mengamati masalah realistik
b) Kegiatan kontribusi siswa dengan memberikan pertanyaan
103
c) Kegiatan menyelesaikan masalah realistik
d) Kegiatan mendiskusikan dan mengkomunikasikan jawaban e) Kegiatan menarik kesimpulan
f) Latihan soal g) Kata motivasi 7) Teknik Penilaian
Penilaian yang digunakan dalam pembelajaran diambil dari berbagai uji kompetensi dalam latian soal yang terdapat dalam LKS berupa soal uraian.
8) Media/alat, Bahan, dan Sumber Belajar
Media/alat dan bahan yang digunakan dalam pembelajaran disesuaikan dengan materi yang dipelajari. Berikut media/alat yang berdasarkan materi yang disampaikan.
a) Materi 1 mengenai keuntungan, kerugian, impas, persentase untung dan rugi menggunakan media power point dengan dilengkapi skenario drama jual beli, uang mainan, dan name tag sebagai identitas pemain dalam drama.
b) Materi 2 mengenai bunga tunggal menggunakan media power point.
c) Materi 3 mengenai diskon dan pajak menggunakan media power point.
d) Materi 4 mengenai bruto, neto, dan tara menggunakan media power point.
Sumber belajar yang digunakan dalam pembelajaran berupa buku paket matematika SMP kelas VII, baik cetak maupun buku elektronik yang
104
disesuaikan dengan kurikulum 2013. Berikut sumber belajar yang digunakan yaitu
a) Abdur Rahman As'ari, dkk. (2013). Matematika SMP/MTs Kelas VII Semester 2. Edisi Revisi Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2016.
b) Kurnia Yahya, dkk. (1974). Matematika 3 untuk SMP. Jakarta:
Direktorat Pendidikan Menenngah Umum Direktorat Jendral Pendidikan.
c) Minsky, H. P. (1975). John Maynard Keynes. U.S.A.: Columbia University Press.
d) Sukino dan Wilson Simangunsong. (2016). Matematika untuk SMP Kelas VII. Jakarta: Erlangga.
b. Pengembangan LKS
Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) memuat mengenai pendekatan pembelajaran yang digunakan. Adapun komponen-komponen LKS yang dikembangkan yaitu
1) Sampul
Sampul didesain dengan ilustrasi berupa gambar yang mencerminkan materi yang dipelajari yaitu aritmatika sosial dan dilengkapi dengan informasi metode yang digunakan dalam LKS tersebut. Berikut desain tampilan sampul LKS.
105
Gambar 2. Sampul LKS
Berdasarkan tampilan sampul dalam Gambar 7 berisi mengenai judul LKS, metode yang digunakan, kemampuan yang ada dalam LKS, nama instansi dari penyusun/peneliti, kurikulum yang digunakan dan identitas kelas yang menggunakan LKS tersebut.
2) Halaman Judul
Halaman judul memuat beberapa info yaitu judul LKS, pengguna LKS, nama penulis, nama dosen pembimbing, nama desainer cover, dan ukuran LKS. Berikut desain tampilan halaman judul LKS.
Sampul Depan LKS Sampul Belakang LKS
106
Gambar 3. Halaman Judul LKS 3) Identitas siswa dan petunjuk penggunaan LKS
Identitas siswa dan petunjuk penggunaan LKS berisi kolom untuk identitas siswa yang terdiri dari nama, nomor absen, dan kelas serta petunjuk penggunaan LKS. Petunjuk penggunaan LKS memberikan informasi
107
petunjuk penggunaan LKS untuk mempermudah dalam menggunakan LKS. Gambar 9 menunjukkan identitas dan petunjuk penggunaan LKS.
Gambar 4. Identitas Siswa dan Petunjuk Penggunaan LKS 4) Daftar isi
Daftar isi memuat informasi mengenai tata letak halaman informasi dalam LKS. Daftar isi berfungsi untuk mempermudah pengguna dalam mencari halaman yang dituju. Gambar 10 menunjukkan daftar isi dari LKS yang dikembangkan.
108
Gambar 5. Daftar Isi 5) Pendahuluan
Pendahuluan terletak pada setiap awal LKS yang memuat mengenai urutan kegiatan LKS, judul subbab materi yang akan dipelajari, kompetensi dasar, tujuan pembelajaran, informasi kata penting, gambar ilustrasi, permasalahan realistik, dan kata motivasi. Permasalahan realistik bertujuan untuk mengenalkan, menarik rasa ingin tahu siswa, dan memotivasi dalam memulai kegiatan pembelajaran. Gambar 11 memuat pendahuluan LKS 1 mengenai subbab keuntungan dan kerugian.
109
Gambar 6. Pendahuluan 6) Kegiatan mengamati masalah realistik
Dalam bagian ini siswa diminta mengamati permasalahan realistik terkait dengan materi yang dipelajari dan menyelesaikan permasalahan tersebut.
Selain itu, kegiatan ini dilengkapi dengan ilustrasi gambar atau informasi tambahan yang dapat memudahkan siswa dalam memahami permasalahan dan membuat LKS menjadi menarik. Berikut adalah salah satu contoh tampilan kegiatan mengamati masalah realistik.
110
Gambar 7. Ilustrasi Gambar dan Informasi Tambahan
Gambar 8. Permasalahan Realistik
Gambar 13 tersebut merupakan salah satu masalah realistik pada materi keuntungan dan kerugian. Siswa diajak untuk memperkirakan harga jual beras yang tepat agar pemerintah tidak mengalami kerugian di tahun 2015.
Selain itu, siswa diminta memberikan usul kepada pemerintah mengenai harga jual beras dengan nilai terendah agar pemerintah tidak mengalami kerugian dan mengecek kembali apakah harga tersebut tidak mengakibatkan pemerintah mengalami kerugian.
111
7) Kegiatan kontribusi siswa dengan memberikan pertanyaan
Pada bagian ini disajikan kegiatan kontribusi siswa melalui pertanyaan yang diajukan siswa dalam pembelajaran. Pertanyaan yang diajukan siswa berkaitan dengan materi yang akan dipelajari maupun pertanyaan mengenai permasalahan dari kegiatan yang diberikan. Gambar 14 berikut merupakan tampilan bagian kontribusi siswa dengan pertanyaan yang diajukan.
Gambar 9. Kegiatan Kontribusi Siswa 8) Kegiatan menyelesaikan masalah realistik
Pada bagian ini ditampilkan dan disajikan petunjuk mengerjakan pada kegiatan menggali informasi dan menalar, pertanyaan yang harus jawab oleh siswa, dan kolom untuk menjawab pertanyaan tersebut. Gambar 15 berikut merupakan tampilan kegiatan menyelesaikan masalah realistik.
112
Gambar 10. Kegiatan Menyelesaikan Masalah Realistik 9) Kegiatan mendiskusikan dan mengomunikasikan jawaban
Pada bagian ini memuat perintah dan ajakan untuk mempresentasikan jawaban yang telah diperoleh melalui kegiatan diskusi kelompok. Dalam kegiatan ini ditampilkan karakter pamong didik jenjang SMP untuk menambah kemenarikan LKS dan beberapa catatan motivasi agar menumbuhkan sifat berani siswa menyampaikan pendapat dan hasil diskusi kelompok masing-masing. Gambar 16 berikut merupakan tampilan kegiatan mendiskusikan dan mengomunikasikan jawaban.
Gambar 11. Kegiatan Mengomunikasikan Jawaban
113 10) Kegiatan menarik kesimpulan
Pada bagian ini disajikan kolom bagi siswa untuk menyimpulkan materi atau hal baru yang telah dipelajari pada setiap pertemuan. Gambar 17 berikut merupakan tampilan kegiatan menarik kesimpulan.
Gambar 12. Kegiatan Menarik Kesimpulan 11) Latihan soal
Pada bagian ini memuat soal latihan untuk menguji pemahaman siswa mengenai materi yang telah dipelajari pada subbab pertemuan tersebut.
Gambar 18 berikut merupakan tampilan latihan soal.
Gambar 13. Tampilan Latihan Soal
114 12) Kata motivasi
Kata motivasi berisi kata-kata yang dikutip dari beberapa tokoh yaitu Albert Einstein, Umar bin Khatab, dan Rene Descartes. Motivasi terkait dengan belajar, kesuksesan, keberanian, dan lainnya. Motivasi diletakkan di setiap lembar dalam LKS pada bagian footer dan disisipkan dalam kegiatan berbagi. Gambar 19 berikut merupakan tampilan kata motivasi dalam LKS.
Gambar 14. Tampilan Kata Motivasi 13) Daftar pustaka
Daftar pustaka berisi referensi buku-buku pendukung baik elektronik maupun cetak yang digunakan dalam penyusunan LKS. Daftar pustaka diletakkan di halaman akhir LKS.
c. Validasi
Validasi sebagai hasil evaluasi dengan bukti empiris dan alasan-alasan teoritis yang mendukung kecukupan dan kesesuaian dari simpulan, serta tindakan yang berdasarkan pada hasil tes atau penilaian yang lain (Reynolds, 2010: 124). Validasi yang dilakukan meliputi validasi perangkat pembelajaran dan validasi instrumen. Perangkat pembelajaran yaitu RPP, LKS, dan instrumen berupa soal tes kemampuan, angket respon guru, dan angket respon siswa yang telah dibuat kemudian dikonsultasikan dengan dosen pembimbing.
Saran dan masukan dosen pembimbing digunakan untuk perbaikan. Perangkat
115
pembelajaran dan instrumen yang telah diperbaiki kemudian divalidasi oleh dosen ahli dan guru matematika untuk mendapatkan masukan dan penilaian dalam rangka mengetahui kelayakan pembelajaran dan instrumen.
Hasil validasi oleh tiga validator tersebut yaitu rata-rata nilai validasi dari RPP adalah 4,38 termasuk dalam kategori sangat baik. Sementara itu, validasi LKS diperoleh nilai rata-rata yaitu 4,34 termasuk dalam kategori sangat baik. Berdasarkan penilaian dari ketiga validator, maka perangkat pembelajaran yang dikembangkan layak untuk diimplementasikan dengan revisi. Penilaian RPP dan LKS terdapat dalam Lampiran C.1 dan Lampiran C.2. Tabulasi penilaian RPP dan LKS dari ketiga validator terdapat pada Lampiran D.1 dan Lampiran D.2. Surat keterangan validator terdapat pada Lampiran E.4.
Selain perangkat pembelajaran, validator yaitu dosen ahli melakukan validasi terhadap instrumen yang meliputi angket respon guru dan angket respon siswa. Hasil penilaian angket respon guru dapat dilihat pada Lampiran A.8 dan penilaian angket respon siswa dapat dilihat pada Lampiran A.10.
Tabulasi penilaian angket respon guru dan angket respon siswa berturut-turut terdapat pada Lampiran D.6 dan Lampiran D.7. Berdasarkan penilaian tersebut disimpulkan bahwa instrumen tersebut layak diujicobakan dengan revisi.
d. Revisi
Kegiatan revisi dilakukan agar perangkat pembelajaran dan instrumen yang telah dikembangkan layak diujicobakan setelah divalidasi oleh validator.
116
Ada beberapa masukan dan saran dari validator terhadap perangkat pembelajaran dan instrumen yang dikembangkan. Berikut adalah masukan dan saran dari validator.
1) Revisi Perangkat Pembelajaran a) Revisi RPP
(1) Indikator 4.11.5 diperbaiki pada bagian penggunaan kata kerja.
Gambar 15. Tampilan Indikator Pencapaian Kompetensi Sebelum Revisi
Gambar 16. Tampilan Indikator Pencapaian Kompetensi Sesudah Revisi
117
(2) Tujuan pembelajaran diperbaiki disesuaikan dengan indikator pencapaian kompetensi.
Gambar 17. Tampilan Tujuan Pembelajaran Sebelum Revisi
Gambar 18. Tampilan Tujuan Pembelajaran Setelah Revisi (3) Pada RPP pertama, konsep dalam materi diperbaiki terutama
bagian definisi.
Gambar 19. Tampilan Materi Keuntungan dan Kerugian Sebelum Revisi
118
Gambar 20. Tampilan Materi Keuntungan dan Kerugian Setelah Revisi
Gambar 21. Tampilan Materi Persentase keuntungan dan Kerugian Sebelum Revisi
119
Gambar 22. Tampilan Materi RPP 1 Setelah Revisi b) Revisi LKS
(1) Pada LKS sebaiknya tidak menggunakan atau tanpa menggunakan spasi untuk mengakhiri kalimat menggunakan tanda tanya.
Gambar 23. Tampilan Penulisan Tanda Tanya Sebelum Revisi
120
Gambar 24. Tampilan Penulisan Tanda Tanya Setelah Revisi (2) Pada LKS 1 bagian skenario drama diletakkan setelah Kegiatan 1
dan sebelum Kegiatan 2.
(3) Pada LKS 1 halaman 8, sebaiknya pertanyaan pada Kegiatan 1 dituliskan kembali terkait dengan tabel luas panen, produksi, dan rata-rata produksi padi sawah di Kulon Progo.
Gambar 25. Tampilan LKS 1 Halaman 8 Sebelum Revisi
Gambar 26. Tampilan Penulisan Kembali Pertanyaan Setelah Revisi
121
(4) Gambar pendahuluan di setiap LKS ditambahkan dengan sumber.
Gambar 27. Tampilan Hasil Revisi Gambar Pendahuluan pada LKS 1
(5) Memperbaiki kalimat pada latihan soal nomor 2 di LKS 1.
Gambar 28. Tampilan Soal LKS 1 Nomor 2 Sebelum Revisi
Gambar 29. Tampilan Soal LKS 1 Nomor 2 Setelah Revisi (6) Penambahan informasi pajak pada latihan soal nomor 3 di LKS 3.
Gambar 30. Tampilan Soal LKS 3 Nomor 3 Sebelum Revisi Gambar Sebelum Revisi Gambar Setelah Revisi
122
Gambar 31. Soal LKS 3 Nomor 3 Setelah Revisi (7) Memperbaiki kalimat pada latihan soal nomor 3 di LKS 4.
Gambar 32. Soal LKS 4 Nomor 3 Sebelum Revisi
Gambar 33. Soal LKS 4 Nomor 3 Setelah Revisi 2) Revisi Instrumen
a) Angket respon guru
Berdasarkan hasil validasi ada beberapa revisi terkair dengan angket respon guru. Adapun revisi angket respon guru adalah sebagai berikut.
(1) Menghilangkan pilihan ragu-ragu pada skor penilaian.
(2) Memperbaiki butir penilaian 20 agar lebih jelas dan mudah dipahami. Pernyataan "LKS yang digunakan dapat mendorong
123
siswa untuk berpikir secara luas" sebaiknya menjadi "LKS yang digunakan dapat mendorong siswa untuk meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi".
b) Angket respon siswa
Berdasarkan hasil validasi ada beberapa revisi terkait dengan angket respon siswa. Adapun revisi angket respon siswa adalah sebagai berikut.
(1) Menghilangkan pilihan ragu-ragu pada skor penilaian.
(2) Memperbaiki butir penilaian 4 agar mudah dipahami siswa.
Pernyataan "Gambar/ilustrasi yang ada dalam LKS aritmatika sosial mempersulit saya dalam memahami materi" sebaiknya menjadi "Gambar/ilustrasi yang ada dalam LKS aritmatika sosial tidak membantu saya memahami materi".
(3) Memperbaiki butir penilaian 8 agar mudah dipahami siswa.
Pernyataan "Permasalahan yang ada dalam LKS membuat saya semakin sulit memahami materi aritmatika sosial" sebaiknya menjadi "Permasalahan yang ada dalam LKS tidak membantu saya dalam memahami materi aritmatika sosial".
c) Tes kemampuan berpikir tingkat tinggi
Berdasarkan hasil validasi ada beberapa revisi terkait dengan tes kemampuan berpikir tingkat tinggi. Adapun revisi tes kemampuan berpikir tingkat tinggi adalah sebagai berikut.
124
(1) Soal nomor 2, memperbaiki redaksi soal agar siswa mudah memahami soal.
(2) Soal nomor 2, informasi pemberian bunga kredit dihilangkan karena kurang sesuai dengan yang ditanyakan dalam soal.
(3) Soal nomor 2c, memperjelas pertanyaan yang diberikan.
(4) Soal nomor 3, menulis bilangan dalam bentuk persen tanpa spasi.
(5) Soal nomor 4, ada kesalahan dalam penulisan nama orang.
(6) Soal nomor 4, menambahkan informasi besar pajak UMKM yang diberikan.
(7) Soal nomor 4c, memperbaiki dengan menggunakan kaidah Bahasa Indonesia yang baku.
4. Tahap Implementasi (Implementation)
Perangkat pembelajaran yang telah direvisi berdasarkan masukan dari validator dan dinyatakan layak untuk diujicobakan, maka perangkat dan instrumen pembelajaran dapat mulai diujicobakan di sekolah yang menjadi objek penelitian.
Implementasi dilaksanakan mulai tanggal 11 Februari 2017 sampai dengan 02 Maret 2017. Hal tersebut sesuai dengan surat izin penelitian yang terdapat pada Lampiran E.2 dan surat keterangan pelaksanaan penelitian yang terdapat pada Lampiran E.5. Penelitian di lakukan di SMP Negeri 1 Galur khususnya siswa kelas VII A yang berjumlah 22 anak. Jadwal pelaksanaan uji coba dapat dilihat pada tabel berikut.
125
Tabel 7. Jadwal Pelaksanaan Uji Coba
No Hari, Tanggal Pelaksanaan Materi Pelajaran/ Kegiatan 1 Sabtu, 11 Februari 2017 Pengantar LKS mengenai aritmatika
sosial
LKS 1 Keuntungan dan Kerugian
Pengisian lembar observasi 2 Kamis, 16 Februari 2017 LKS 2 Bunga Tunggal
Pengisian lembar observasi 3 Sabtu, 18 Februari 2017 LKS 3 Diskon dan Pajak
Pengisian lembar observasi 4 Kamis, 23 Februari 2017 LKS 4 Bruto, Neto, dan Tara
Pengisian lembar observasi
5 Sabtu, 25 Februari 2017 Tes kemampuan berpikir tingkat tinggi
Pengisian angket respon siswa
Pengisian angket respon guru
6 Kamis, 02 Maret 2017 Pembahasan soal kemampuan berpikir tingkat tinggi
Kegiatan yang dilakukan sebelum implementasi yaitu peneliti melakukan diskusi terlebih dahulu dengan guru. Diskusi tersebut memuat mengenai penjelasan langkah-langkah pembelajaran yang terdapat dalam RPP dengan menggunakan matematika realistik yang mengacu pada kemampuan berpikir tingkat tinggi. Tujuan dari diskusi untuk memudahkan guru dalam menggunakan perangkat pembelajaran di kelas.
Diskusi sebelum penggunaan perangkat pembelajaran sangat penting dilakukan, karena guru yang mengajar di kelas dengan menggunakan perangkat pembelajaran yang dikembangkan oleh peneliti. Sedangkan peneliti dan mahasiswa pendidikan matematika melaksanakan observasi terhadap keberlangsungan kegiatan pembelajaran. Observer mengisi lembar observasi yang terdapat pada Lampiran A.12.
126
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran dilakukan sesuai dengan rancangan kegiatan yang terdapat dalam RPP. Secara umum kegiatan pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Kegiatan pendahuluan guru mengawali dengan mengucapkan salam, berdoa, mengecek kehadiran siswa, dan menyiapkan siswa secara psikis dan fisik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran serta membagikan LKS matematika realistik materi aritmatika sosial yang mengacu pada kemampuan berpikir tingkat tinggi.
Dalam setiap pertemuan guru menyampaikan materi yang akan dipelajari dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Guru memulai kegiatan pembelajaran dengan memberikan apersepsi yang disesuaikan dengan materi yang dipelajari dan motivasi berupa masalah konteks. Guru menanyakan beberapa hal mengenai keterkaitan matematika dalam kegiatan jual beli, karena kegiatan jual beli merupakan kegiatan yang erat kaitannya dengan materi aritmatika sosial.
Kegiatan inti dilaksanakan sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran matematika realistik yang disesuaikan dengan materi yang dipelajari dan kegiatan yang mengacu pada kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa. Berikut merupakan penjelasan dalam setiap langkah pembelajaran.
a. Kegiatan mengamati masalah realistik
Kegiatan mengamati masalah realistik mendorong siswa untuk membaca dan memahami setiap permasalahan realistik yang disajikan realistik dalam LKS. Masalah realistik merupakan masalah yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari atau masalah yang dapat dibayangkan oleh siswa.
Masalah realistik yang diberikan kepada siswa disesuaikan dengan materi
127
yang dipelajari dalam setiap pertemuan. Pada pertemuan yang pertama, sebelum menyelesaikan masalah yang diberikan, ada perwakilan sebanyak 8 orang bermain drama mengenai kegiatan jual beli sesuai dengan skenario drama yang telah diberikan. Adapun skenario drama terdapat dalam LKS 1 Keuntungan dan Kerugian. Sementara itu, siswa yang lain memperhatikan drama yang dimainkan oleh teman mereka di depan kelas. Gambar 39 merupakan foto pada saat siswa menampilkan drama kegiatan jual beli.
Gambar 34. Siswa Menampilkan Drama Kegiatan Jual Beli
Kegiatan dalam Gambar 39 merupakan contoh dari kegiatan siswa yang menggunakan masalah realistik dalam kehidupan sehari-hari mengenai materi keuntungan dan kerugian. Setelah siswa memperhatikan drama yang diperankan tersebut kemudian mengerjakan LKS secara berkelompok dengan anggota 3 sampai 4 anak.
b. Kegiatan kontribusi siswa dengan memberikan pertanyaan
Siswa berkontribusi dengan memberikan pertanyaan dan aktif dalam kegiatan pembelajaran. Keingintahuan siswa mengenai penyelesaian masalah dapat tersampaikan dan difasilitasi melalui kegiatan kontribusi. Kegiatan
128
kontribusi dilaksanakan secara langsung oleh siswa sehingga terwujud interaksi antarsiswa maupun interaksi siswa dengan guru.
Gambar 35. Kegiatan Kontribusi Siswa c. Kegiatan menyelesaikan masalah realistik
Siswa menyelesaikan masalah realistik melalui kegiatan diskusi yang dilakukan secara berkelompok. Dalam menyelesaikan masalah realistik memuat kegiatan menggali informasi dan menalar. Guru membimbing siswa dalam menyelesaikan masalah realistik yang diberikan. Gambar 41 merupakan foto siswa dalam menyelesaikan masalah realistik secara berkelompok.
Gambar 36. Siswa Menyelesaikan Masalah Realistik
129
d. Kegiatan mendiskusikan dan mengomunikasikan jawaban
Kegiatan mendiskusikan penyelesaian masalah realistik dilaksanakan dalam rangka menyelesaikan permasalahan realistik yang diberikan. Diskusi dilaksanakan secara berkelompok dengan 3 sampai 5 siswa. Guru memantau dan membimbing kegiatan diskusi yang dilakukan oleh siswa. Tujuan dari kegiatan tersebut yaitu guru dapat membantu siswa jika mengalami kesulitan dalam menyelesaikan masalah.
Gambar 37. Siswa Mendiskusikan Penyelesaikan Masalah Realistik secara Kelompok
Kegiatan mengomunikasikan jawaban dilakukan dengan presentasi sebagai sarana untuk menyampaikan jawaban dalam penyelesaian masalah realistik yang diberikan. Kegiatan komunikasi berupa presentasi memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif dalam kelas, misalnya siswa dalam kelompok yang lain dapat memberikan tanggapan, pertanyaan, masukan, dan kritik terhadap jawaban berupa penyelesaian masalah realistik. Presentasi dilakukan bervariasi dapat secara berkelompok maupun perwakilan setiap
130
kelompok. Gambar 43 dan 44 menunjukkan presentasi yang dilakukan secara berkelompok dan individu.
Gambar 38. Siswa Mempresentasikan Hasil Diskusi secara Berkelompok
Gambar 39. Persentasi oleh Perwakilan Kelompok e. Kegiatan menarik kesimpulan
Kegiatan menarik kesimpulan dilakukan setelah kegiatan mengomunikasikan penyelesaian dari masalah realistik yang diberikan. Dalam LKS sudah tersedia kolom untuk menuliskan mengenai hal-hal penting yang telah dipelajari pada setiap pertemuan. Siswa tampak antusias dalam penarikan kesimpulan. Hal tersebut ditunjukkan dengan siswa berebut dalam menyampaikan kesimpulan dari masing-masing kelompok dan penyampaian
131
pendapat dari kelompok yang lain jika ada tambahan atau berbeda pendapat.
Guru membimbing dan membantu siswa dalam penarikan kesimpulan. Selain itu, guru memberikan penekanan dalam penarikan kesimpulan pada akhir pertemuan.
Gambar 40. Guru Membimbing Siswa dalam Menarik Kesimpulan f. Latihan soal
Latihan soal digunakan sebagai bahan evaluasi untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa mengenai materi yang dipelajari pada setiap pertemuan. Latihan soal berupa soal uraian untuk menguji kompetensi materi yang telah dipelajari dan mengacu pada kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa. Soal-soal yang disediakan untuk latihan sesuai dengan indikator dari kemampuan berpikir tingkat tinggi. Indikator dari kemampuan berpikir tingkat tinggi terdapat dalam lampiran RPP. Latihan soal tersebut digunakan sebagai sarana dalam meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa.
LKS yang disediakan untuk materi aritmatika sosial yaitu empat LKS. Tes kemampuan atau ujian dilaksanakan setelah semua LKS selesai digunakan dalam
132
pembelajaran. Tes atau ujian kemampuan dilaksanakan pada hari Sabtu, 25 Februari 2017 dengan jumlah kehadiran siswa yaitu 22 anak (hadir semua).
Secara keseluruhan kegiatan pembelajaran berlangsung dengan lancar.
Namun, ada beberapa kendala dalam setiap pertemuan yang menjadi bahan perbaikan dan evaluasi. Berikut beberapa catatan dalam penelitian di setiap pertemuan.
a. Pertemuan Pertama
Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Sabtu, 11 Februari 2017.
Jumlah kehadiran siswa pada pertemuan pertama yaitu sejumlah 22 anak (hadir semua). Pertemuan pertama dimulai dengan guru menyampaikan materi yang akan dipelajari dan pembagian LKS aritmatika sosial untuk pertemuan yang pertama. Siswa tampak antusias ketika mendapat LKS karena sumber belajar yang biasa digunakan oleh siswa yaitu buku siswa dan beberapa sumber tambahan yang diinfokan oleh guru.
Pembelajaran diawali dengan penampilan drama dari 8 siswa mengenai kegiatan jual beli. Sebelum memulai drama, siswa mendapat pengarahan oleh guru terkait dengan alur cerita dalam drama dan pembagian peran drama. Setiap pemain drama memakai nametag sesuai dengan peran masing-masing dan naskah drama untuk mengingat tindakan yang dilakukan.
Sementara itu, siswa lain memperhatikan dan mengamati drama yang disajikan oleh teman mereka. Siswa tampak antusias dan semangat dalam bermain drama. Hal tersebut ditunjukan dengan berbagai improvisasi baik ucapan maupun tindakan yang diciptakan oleh siswa dalam drama.
133
Setiap jam pelajaran pada hari Sabtu tanggal 11 Februari dikurangi 5 menit dikarenakan untuk persiapan try out kelas IX, sehingga pelajaran matematika dikurangi waktu 15 menit. Akibat dari pengurangan waktu tersebut yaitu latihan soal tidak dapat selesai dikerjakan sehingga pengerjaan dilanjutkan di rumah atau latihan soal dijadikan tugas siswa dan akan dibahas pada pertemuan selanjutnya.
Gambar 41. Pertemuan Pertama Materi Keuntungan dan Kerugian Pertemuan Kedua
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Kamis, 16 Februari 2017 mengenai materi bunga tunggal. Kegiatan pembelajaran berlangsung dengan lancar. Ketika dibagikan LKS untuk pertemuan yang kedua, siswa merasa antusias dan semangat mengikuti kegiatan pembelajaran. Jumlah siswa yang mengikuti kegiatan pembelajaran yaitu 22 anak (hadir semua).
Kegiatan awal pembelajaran digunakan untuk membahas latihan soal pada pertemuan sebelumnya. Siswa mengerjakan kegiatan dan menyelesaikan pertanyaan-pertanyaan pada LKS secara berkelompok. Setiap kelompok berjumlah 3-4 anak yang dipilih secara acak oleh siswa. Kegiatan
134
mengomunikasikan penyelesaian masalah berjalan dengan baik. Penyampaian penyelesaian dimulai dari perwakilan kelompok 2 yang kemudian ditanggapi oleh kelompok 1 dengan cara penyelesaian yang berbeda.
Gambar 42. Perwakilan Kelompok Menyampaikan Penyelesaian Masalah di Depan Kelas
Gambar 47 menunjukkan perwakilan kelompok sedang menuliskan jawaban dari penyelesaian masalah dalam LKS 2. Kelompok yang lain tampak memerhatikan jawaban dan penjelasan dari kelompok 2 dan kelompok 1 yang disampaikan di depan kelas. Soal latihan tidak dapat diselesaikan dan dibahas semua karena waktu pelajaran yang sudah selesai.
b. Pertemuan Ketiga
Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Sabtu, 18 Februari 2017 dengan materi mengenai diskon dan pajak. Pada pertemuan tersebut, siswa mengumpulkan tugas kelompok dan tugas individu dalam LKS 2. Setelah itu, guru membagikan LKS 3 kepada siswa dan siswa membentuk kelompok baru.
Setiap kelompok berdiskusi dan mengerjakan penyelesaian masalah dalam kegiatan di LKS 3. Kegiatan pembelajaran dimulai dengan siswa
135
mengamati Kegiatan 5. Dalam Kegiatan 5 siswa mengamati permasalahan dan diminta memberikan saran terkait dengan permasalahan tersebut.
Berdasarkan diskusi dari masing-masing kelompok ada dua saran yang diberikan. Saran pertama yaitu memilih Toko Sukses karena toko tersebut memberikan diskon terlebih dahulu kemudian pajak dan saran kedua yaitu Toko Laris dengan alasan pembayaran yang dikenakan pajak terlebih dahulu kemudian diskon akan lebih sedikit dalam pembayaran. Diskusi mengenai hal tersebut menjadi menarik di dalam kelas karena masing-masing kelompok memiliki alasan tersendiri. Tidak jarang ada kelompok yang berubah jawaban karena mendengar alasan dari kelompok yang lain. Jumlah kelompok yang terbentuk yaitu 6 kelompok. Berdasarkan jumlah tersebut, lima kelompok sepakat dengan saran yang pertama dan satu kelompok berpendapat pada saran kedua.
Gambar 43. Diskusi Siswa Mengenai Diskon dan Pajak
Gambar 48 menunjukkan diskusi siswa dalam kelompok mengenai materi diskon dan pajak. Siswa menyelesaikan permasalahan dalam LKS untuk menyelidiki saran terbaik yang dapat diberikan pada Kegiatan 5 dan
136
mengerjakan kegiatan dalam LKS. Kegiatan pembelajaran tidak lepas dari peran guru, guru membimbing siswa dalam menyelesaikan permasalahan, memberikan beberapa penekanan, dan membantu dalam penarikan kesimpulan. Pertemuan ketiga ditutup dengan latihan soal yang dikerjakan oleh siswa. Namun, pengerjaan latihan soal tidak dapat diselesaikan semua dikarenakan jam pembelajaran yang habis. Guru meminta siswa untuk menyelesaikan latihan soal di rumah dan dikumpulkan pada pertemuan selanjutnya.
c. Pertemuan Keempat
Pertemuan keempat dilaksanakan pada hari Kamis, 23 Februari 2017 dengan materi yang dipelajari yaitu bruto, neto, dan tara. Kegiatan pada pertemuan keempat dimulai dengan siswa mengumpulkan tugas di LKS 3.
Jumlah siswa yang hadir pada pertemuan keempat sejumlah 21 siswa dengan 1 anak tidak masuk dikarenakan sakit.
Siswa mengerjakan kegiatan mengenai penyelesaian masalah dalam LKS dengan berdiskusi secara berkelompok. Kegiatan pembelajaran berlangsung dengan lancar. Hal tersebut ditunjukkan dengan siswa dapat menyelesaikan permasalahan yang diberikan, dapat menyampaikan hasil diskusi mereka, dan menyimpulkan mengenai materi yang telah dipelajari.
Pada akhir pertemuan, guru menginformasikan beberapa hal yaitu siswa diminta menyelesaikan latihan soal di LKS 4 yang dikumpulkan pada pertemuan selanjutnya dan memberitahukan bahwa hari Sabtu tanggal 25 Februari akan dilaksanakan ulangan harian dengan materi aritmatika sosial.
137
Gambar 44. Siswa Berdiskusi Menyelesaikan LKS 4 d. Pertemuan Kelima
Pertemuan kelima dilaksanakan pada hari Sabtu, 25 Februari 2017.
Kegiatan yang dilakukan pada pertemuan kelima yaitu tes kemampuan berpikir tingkat tinggi. Tes kemampuan berlangsung dengan lancar dan dihadiri oleh semua siswa sejumlah 22 anak.
Gambar 45. Siswa Melaksanakan Tes Kemampuan
138 5. Tahap Evaluasi (Evaluation)
Tahap evaluasi dalam penelitian adalah tahap terakhir setelah tahap implementasi dari perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan. Tahap evaluasi dilakukan dalam rangka untuk memperbaiki perangkat pembelajaran sesuai dengan masukan dan saran yang telah diberikan. Masukan dan saran berasal dari pengguna perangkat pembelajaran yaitu guru dan siswa. Perbaikan perangkat pembelajaran cenderung dilakukan pada LKS, sedangkan RPP tidak ada masukan dari guru. Perbaikan dalam perangkat pembelajaran yaitu ada penulisan yang salah ketik.
Dalam tahap evaluasi dilakukan analisis kualitas perangkat pembelajaran yang mencangkup kriteria kevalidan, kepraktisan, dan keefektifan. Berikut ini uraian dari hasil analisis kualitas perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan.
a. Analisis Kevalidan Perangkat Pembelajaran
Analisis kevalidan bertujuan untuk mengetahui kevalidan dari produk yang dikembangkan dari penilaian validator. Hasil analisis berasal dari penilaian 3 validator yaitu dua dosen ahli dan satu guru matematika. Berikut ini adalah hasil uraian penilaian perangkat pembelajaran.
1) Kevalidan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Hasil penilaian RPP oleh 3 validator dapat dilihat pada Lampiran D.1. Secara umum hasil penilaian RPP pada setiap aspek yang dinilai tertera pada Tabel 20 berikut.
139
Tabel 8. Hasil Analisis Penilaian RPP Aspek Penilaian Skor
Maksimal
Skor
Rata-rata Klasifikasi
Identitas RPP 5,00 5,00 Sangat Baik
Alokasi Waktu 5,00 4,50 Sangat Baik
Rumusan Indikator Pencapaian dan Tujuan Pembelajaran
5,00 4,67 Sangat Baik
Materi Pembelajaran 5,00 4,27 Sangat Baik
Pemilihan Pendekatan
Pembelajaran 5,00 4,33 Sangat Baik
Media dan Sumber Belajar 5,00 4,00 Baik Kegiatan Pembelajaran 5,00 4,22 Sangat Baik
Penilaian Hasil Belajar 5,00 4,07 Baik
Kesimpulan 4,38 Sangat Baik
Berdasarkan Tabel 20 dapat diperoleh bahwa RPP yang dikembangkan memperoleh skor penilaian rata-rata yaitu 4,38 berarti RPP masuk dalam kategori sangat baik sesuai dengan kalsifikasi penilaian RPP. Hal tersebut menunjukkan RPP valid dan dinyatakan layak untuk digunakan dalam proses pembelajaran.
2) Kevalidan Lembar Kegiatan Siswa (LKS)
Hasil penilaian LKS oleh 3 validator dapat dilihat pada Lampiran D.2. Secara umum hasil penilaian LKS pada setiap aspek yang dinilai tertera pada Tabel 21 berikut.
Tabel 9. Hasil Analisis Penilaian LKS Aspek Penilaian Skor
Maksimal
Skor
Rata-rata Klasifikasi
Kesesuaian Materi 5,00 4,54 Sangat Baik
Kesesuaian dengan Syarat
Didaktik 5,00 4,12 Baik
Kesesuaian dengan Syarat
Konstruksi 5,00 4,39 Sangat Baik
Kesesuaian dengan Syarat
Teknik 5,00 4,30 Sangat Baik
Kesimpulan 4,34 Sangat Baik
140
Berdasarkan Tabel 21 dapat diperoleh bahwa LKS yang dikembangkan memperoleh skor penilaian rata-rata yaitu 4,34 berarti LKS masuk dalam kategori sangat baik sesuai dengan klasifikasi penilaian LKS. Hal tersebut menunjukkan LKS valid dan dinyatakan layak untuk digunakan dalam proses pembelajaran.
b. Analisis Kepraktisan Perangkat Pembelajaran
Penilaian kepraktisan perangkat pembelajaran dalam penelitian ini didasarkan pada angket respon guru dan angket respon siswa. Angket tersebut diberikan pada guru dan siswa sebagai pengguna dari perangkat pembelajaran.
Berikut ini uraian dari hasil analisis kepraktisan perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan.
1) Kepraktisan berdasarkan angket respon guru
Guru sebagai pengguna perangkat pembelajaran diminta untuk mengisi angket respon. Angket respon tersebut digunakan untuk mengetahui kepraktisan dari perangkat pembelajaran yang dikembangkan.
Aspek yang terdapat dalam angket respon tersebut yaitu materi, RPP, dan LKS. Dalam angket tersebut terdapat 20 pernyataan yang harus dipilih oleh guru. Tabel 22 berikut merupakah hasil analisis penialian angket respon guru.
Tabel 10. Hasil Analisis Angket Respon Guru Aspek Penilaian Skor
Maksimal
Skor
Rata-rata Klasifikasi
Materi 4,00 4,00 Sangat Baik
RPP 4,00 3,40 Sangat Baik
LKS 4,00 3,70 Sangat Baik
Kesimpulan 3,70 Sangat Baik
141
Berdasarkan Tabel 22 diperoleh informasi bahwa rata-rata angket respon guru menunjukkan angka 3,70 yang berarti masuk dalam klasifikasi sangat baik. Hal tersebut menunjukkan perangkat pembelajaran yang dikembangkan dinyatakan praktis dengan kriteria kepraktisan sangat baik.
Penilaian data hasil angket respon guru dapat dilihat dalam Lampiran D.6.
2) Kepraktisan berdasarkan angket respon siswa
Siswa sebagai pengguna LKS diminta untuk mengisi angket respon siswa setelah menggunakan perangkat yang dikembangkan dalam pembelajaran. Angket tersebut digunakan untuk mengukur kepraktisan perangkat pembelajaran dari aspek kemudahan dan keterbantuan siswa.
Aspek yang terdapat dalam angket respon tersebut yaitu kemudahan dan keterbantuan. Dalam angket tersebut terdapat 15 pernyataan yang harus dipilih oleh siswa. Tabel 23 berikut merupakah hasil analisis penilaian angket respon siswa.
Tabel 11. Hasil Analisis Angket Respon Siswa
Aspek Penilaian Skor Maksimal
Skor
Rata-rata Klasifikasi
Kemudahan 4,00 3,54 Sangat Baik
Keterbantuan 4,00 3,42 Sangat Baik
Kesimpulan 3,48 Sangat Baik
Berdasarkan Tabel 23 diperoleh informasi bahwa rata-rata angket respon siswa menunjukkan angka 3,48 yang berarti masuk dalam klasifikasi sangat baik. Hal tersebut menunjukkan perangkat pembelajaran yang dikembangkan dinyatakan praktis dengan kriteria kepraktisan sangat
142
baik. Sampel pengisisan angket respon siswa dapat dilihat dalam Lampiran C.7. Penilaian data hasil angket respon siswa dapat dilihat dalam Lampiran D.7.
3) Analisis Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran
Dalam penelitian ini dilakukan observasi keterlaksanaan pembelajaran oleh 2 orang sebagai observer yaitu peneliti dan mahasiswa jurusan pendidikan matematika. Tabel 24 merupakan hasil analisis observasi keterlaksanaan pembelajaran menggunakan perangkat pembelajaran yang dikembangkan.
Tabel 12. Hasil Analisis Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran
Pertemuan
ke- Observer 1 Observer 2 Skor Rata-
rata Klasifikasi
1 94,12% 94,12% 94,12% Sangat Baik
2 100% 100% 100% Sangat Baik
3 94,12% 94,12% 94,12% Sangat Baik
4 100% 100% 100% Sangat Baik
Kesimpulan 97,06% Sangat Baik
Berdasarkan Tabel 24 diperoleh informasi bahwa keterlaksanaan pembelajaran menunjukkan persentase rata-rata yaitu 97,06%, berarti keterlaksanaan pembelajaran berjalan baik. Oleh karena itu, dapat ditarik kesimpulan bahwa keterlaksanaan pembelajaran berjalan baik dengan kriteria sangat baik. Hal tersebut menunjukkan pembelajaran yang dilaksanakan sudah sesuai dengan perangkat pembelajaran yang dikembangkan. Namun, ada beberapa catatan dalam pelaksanaan pembelajaran yaitu waktu yang diperlukan untuk latihan soal kurang
143
cukup sehingga latihan soal menjadi tugas di rumah. Hasil observasi keterlaksanaan pembelajaran dan analisis data hasil observasi keterlaksanaan pembelajaran dapat dilihat dalam Lampiran D.9.
c. Analisis Keefektifan Perangkat Pembelajaran
Keefektifan perangkat pembelajaran yang dikembangkan diperoleh dari hasil tes kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa. Tes kemampuan berpikir tinggi siswa dilaksanakan di akhir kegiatan pembelajaran dengan menggunakan perangkat pembelajaran yang dikembangkan. Hasil tes digunakan untuk mengukur tingkat pemahaman siswa mengenai materi aritmatika sosial ditinjau dari kemampuan berpikir tingkat tinggi. Hasil analisis kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa dan analisis tiap indikator kemampuan berpikir tingkat tinggi dapat dilihat dalam Tabel 25 dan 26 berikut.
Tabel 13. Hasil Analisis Tes Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi
No Aspek Penilaian Hasil
1 Perolehan Nilai Siswa
a. Nilai Tertinggi 100,00
b. Nilai Terendah 41,67
c. Rata-rata Nilai Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi 76,86 2 Ketuntasan Siswa
a. Banyak Siswa Tuntas 18
b. Banyak Siswa Tidak Tuntas 4
c. Persentase Ketuntasan 81,82%
d. Kriteria Sangat Baik
Pembelajaran dikatakan efektif jika banyak siswa yang mencapai KKM lebih dari 75% dan rata-rata perolehan nilai lebih dari sama dengan nilai KKM untuk berpikir tingkat tinggi yaitu 70. Berdasarkan Tabel 25 diperoleh hasil bahwa analisis nilai tes kemampuan berpikir tingkat tinggi memiliki nilai
144
persentase ketuntasan siswa yaitu 81,82% yang berarti mempunyai kriteria sangat baik. Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa banyak siswa yang mencapai KKM sudah lebih dari 75% sehingga kriteria keefektifan yang pertama terpenuhi. Persentase pencapaian kemampuan berpikir tingkat tinggisiswa disajikan dalam Tabel 26 berikut.
Tabel 14. Hasil Analisis Butir Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Kemampuan
Berpikir Aspek Penilaian Hasil Tiap Butir
Rata-Rata Nilai
Menganalisis
a. Kemampuan menyelesaikan
soal tidak rutin 63,64%
73,11%
b. Kemampuan melakukan
pembuktian matematis 89,77%
c. Kemampuan menemukan hubungan antarkonsep atau fakta matematis
65,91%
Mengevaluasi
a. Kemampuan memberikan justifikasi dengan merujuk pada fakta secara matematis
88,64%
78,98%
b. Kemampuan memberikan
argumen yang matematis 69,32%
Mencipta
a. Kemampuan menyajikan informasi dalam berbagai bentuk secara kreatif
68,18%
73,86%
b. Kemampuan membuat hubungan antarinformasi dan membuat keterkaitan antargagasan matematis
79,55%
Berdasarkan Tabel 26 diperoleh hasil bahwa persentase tiap aspek kemampuan berpikir tingkat tinggi sudah mencapai minimal kategori baik.
Persentase aspek kemampuan berpikir tingkat tinggi yang paling tinggi adalah kemampuan mengevaluasi sebesar 78,98% dan paling rendah adalah kemampuan menganalisis sebesar 73,11%. Sampel hasil pengerjaan siswa
145
disajikan dalam Lampiran C.8 dan analisis data hasil tes kemampuan berpikir tingkat tinggi disajikan dalam Lampiran D.8.
Tingkat keefektifan untuk kriteria kedua dari perangkat pembelajaran yang dikembangkan diuji dengan melakukan perhitungan uji normalitas dan uji t. Pengujian keefektifan dari perangkat pembelajaran yang dikembangkan adalah sebagai berikut.
1) Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui data berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak dengan hipotesis sebagai berikut.
𝐻0: data berasal dari populasi yang berdistribusi normal 𝐻1: data berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal Pengujian dilakukan menggunakan SPSS statistic dengan uji one- sampel kolmogrov-smirnov test. Kriteria keputusannya, 𝐻0 diterima jika signifikasinya >𝛼 = 0,05. Tabel 27 menunjukkan hasil uji normalitas
sebagai berikut.
Tabel 15. Hasil Uji Normalitas Data Hasil Tes Kemampuan Berpikir One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
nilai_tes
N 22
Normal Parametersa,b Mean 76,1355
Std. Deviation 12,93354 Most Extreme Differences
Absolute ,217
Positive ,217
Negative -,159
Kolmogorov-Smirnov Z 1,017
Asymp. Sig. (2-tailed) ,252
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
146
Berdasarkan Tabel 27 diperoleh bahwa data nilai hasil tes kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa kelas VII A SMP Negeri 1 Galur memiliki nilai signifikansi 0,252 > 𝛼 = 0,05 yang berarti data yang digunakan berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
2) Uji Hipotesis Keefektifan Perangkat Pembelajaran
Keefektifan perangkat pembelajaran yang dikembangkan diuji menggunakan uji one sampel t-test dengan bantuan software SPSS.
Perangkat pembelajaran dikatakan efektif jika rata-rata nilai kelas lebih dari sama dengan 70. Berikut hipotesis dan hasil analisis data tersebut sebagai berikut.
a) Hipotesis
𝐻0: 𝜇 < 70 (Nilai rata-rata tes kemampuan berpikir tingkat tinggi tidak lebih dari 70)
𝐻1: 𝜇 ≥ 70 (Nilai rata-rata tes kemampuan berpikir tingkat tinggi lebih dari sama dengan 70)
b) Hasil Pengujian
Tabel 28 menunjukkan hasil pengujian yang dilakukan dengan menggunakan SPSS.
Tabel 16. Hasil Analisis Nilai Tes Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi dengan One-Sampel T-Test
One-Sample Statistics
N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
nilai_tes 22 76,1355 12,93354 2,75744