• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORITIS

2.5. Implementasi

2.5.1 Tahap Implementasi

Perencanaan sebaik apapun tidak akan berarti dan tidak akan berdampak apapun bila tidak diimplementasikan dengan baik. Akibatnya tujuan dari Undang – Undang No 4 Tahun 1990 Tentang Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam secara keseluruhan tidak akan tercapai, masyarakat tidak merasakan manfaat yang optimal. Oleh karenanya perlu

disusun strategi untuk menjalankan rencana yang telah dirancang. Dalam memulai implementasi pada dasarnya ada tiga pertanyaan yang harus dijawab. Siapa orang yang akan menjalankannya, apa yang harus dilakukan, dan bagaimana cara melakukan sekaligus alat apa yang diperlukan, dalam istilah manajemen popular, pertanyaan tersebut diterjemahkan menjadi:

a. Pengorganisasi (organizing) sumber daya yang diperlukan

b. Penyusunan (staffing) untuk menempatkan orang sesuai dengan jenis tugas atau pekerjaan yang harus dilakukannya

c. Penghargaan (directing) yang terkait dengan bagaimana cara melakukan tindakan d. Pengawasan atau koreksi (controlling) terhadap pelaksanaan

e. Pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana

f. Penilaiaan (evaluating) untuk mengetahui tingkat pencapaain tujuan

Tahap Implementasi terdiri atas tiga langkah utama yakni,sosialisasi, pelaksanaan, dan internalisasi.

1. Sosialisasi

Sosialisasi diperlukan untuk memperkenalkan kepada komponen perusahaan mengenai berbagai aspek yang terkait dengan implementasi Undang – Undang No 4 Tahun 1990 Tentang Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam khususnya mengenai pedoman penerapan Undang – Undang No. 4 Tahun 1990 Tentang Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam. Agar efektif, upaya ini perlu dilakukan dengan suatu tim khusus yang dibentuk untuk itu, langsung berada dibawah pengawasan Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Provinsi Sumatera Utara yang ditunjuk sebagai pelaksana kebijakan. Tujuan utama sosialisasi ini adalah agar Undang – Undang No 4 Tahun 1990 Tentang Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam yang akan di implementasikan mendapat dukungan penuh dari

seluruh komponen perusahaan, sehingga dalam perjalanannya tidak ada kendala serius yang dapat dialami oleh unit penyelenggara .

2. Pelaksanaan

Kegiatan yang dilakukan pada dasarnya harus sejalan dengan pedoman Dinas Perpustakaan dan Arsip Provinsi Sumatera Utara yang ada, berdasarkan kebijakan yang telah disusun.

3. Internalisasi

Internalisasi adalah tahap jangka panjang, internalisasi mencakup upaya upaya untuk memperkenalkan Undang – Undang No 4 Tahun 1990 Tentang Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam.

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk melakukan penelitian dan mendapatkan data dengan tujuan tertentu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif. “Penelitian kualitatif merupakan salah satu prosedur penelitian yng menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku orang-orang yang diamati”.(Bogdan & Taylor 1999, 21 - 22).

Pendekatan kualitatif diharapkan mampu menghasilkan uraian yang mendalam tentang ucapan, tulisan, dan atau perilaku yang dapat diamati melalui individu, kelompok, masyarakat, dan atau organisasi tertentu dalam suatu setting konteks tertentu yang dikaji dari sudut pandang yang utuh, komprehensif, dan holistik. Penelitian kualitatif bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang sifatnya umum terhadap kenyataan sosial dari perpektif partisipan.

3.2 Lokasi Penelitian

Lokasi Penelitian berada di Dinas Perpustakaan dan Arsip Provinsi Sumatera Utara yang beralamat di Jalan Brigjend. Katamso No.45 - K Medan, Sumatera Utara

3.3 Proses Penelitian

Langkah – langkah yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Mengidentifikasi Informan

Pemilihan informan dilakukan dengan cara purposive sampling, yaitu teknik penentuan informan melalui beberapa pertimbangan tertentu. Informan penelitian ini adalah pihak yang terlibat dalam implementasi UU No 4 tahun 1990 tentang Serah Simpan Karya Cetak Dan Karya Rekam, sebanyak 5 orang

2. Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data, peneliti memakai metode wawancara mendalam (depth interview) dan kuesioner, dimana data dari wawancara tersebut direkam dengan memakai media tertentu dan juga dibantu dengan alat tulis lainnya dan kuesioner dibuat dalam betuk pertanyaan. Hasil rekaman wawancara yang telah dilakukan selanjutnya dibuat dalam bentuk tertulis, yang kemudian dibaca dan diteliti ulang untuk mendapatkan data yang benar.

Wawancara dan kuesioner dilakukan secara langsung dengan informan yang memiliki keterkaitan dengan implementasi Undang - Undang No. 4 tahun 1990 tentang Serah Simpan Karya Cetak Dan Karya Rekam Dinas Perpustakaan dan Arsip Provinsi Sumatera Utara.

3. Analisis Data

Data hasil wawancara penulis, observasi dan catatan di lapangan maupun dari berbagai sumber ditelaah dan dipahami, kemudian disusun menjadi satu kesatuan yang akan ditarik kesimpulan dari interpretasi yang sudah dilakukan. Dalam hal ini penulis menganalisis data yang didapat berdasarkan pemahaman terhadap hal – hal yang diungkapkan oleh informan yaitu pengguna perpustakaan yang memiliki keterkaitan dengan implementasi Undang - Undang No. 4 tahun 1990 tentang Serah Simpan Karya Cetak Dan Karya Rekam Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Sumatera Utara.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan:

1. Wawancara

Wawancara adalah “percakapan yang dilakukan dengan maksud tertentu dan dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (interviuwer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviuwe) yang memberikan jawaban pertanyaan itu” Moleong (2002, 135).

Tujuan wawancara adalah untuk mengumpulkan data dan informasi yang lengkap, akurat, dan adil (fair). Wawancara dilakukan kepada informan yaitu pihak yang terkait dengan implementasi Undang – Undang No 4 tahun 1990 tentang Serah Simpan Karya Cetak Dan Karya Rekam Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Sumatera Utara.

2. Observasi

Berdasarkan Arikunto (2002, 146) bahwa observasi adalah “kegiatan yang meliputi pemusatan terhadap objek yang menggunakan seluruh aspek indera”. Kegiatan observasi dilakukan pada lokasi penelitian yang sebenarnya dalam rangka untuk memperoleh data yang diinginkan. Observasi dilakukan di implementasi Undang - Undang No. 4 tahun 1990 Dinas Perpustakaan dan Arsip Provinsi Sumatera Utara.

3. Studi Dokumentasi

Selain melakukan teknik wawancara dan kuesioner, peneliti juga melakukan studi dokumentasi demi menunjang kelengkapan data yaitu melalui buku laporan, majalah, jurnal, artikel yang tersedia dalam media online.

3.5 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian terdiri dari beberapa hal yang berhubungan dengan penelitian. Sugiyono (2010, 312) “instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati, secara spesifik fenomena ini disebut variabel penelitian”. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan wawancara dan kuesioner sebagai instrumen penelitian. Setiap wawancara dan kuesioner berisi pertanyaan yang memuat berbagai indikator variabel penelitian.

Instrumen penelitian untuk melakukan penelitian ini adalah peneliti sendiri, dengan menggunakan alat bantu :

1. Pedoman Wawancara

Pedoman ini berisikan hal-hal pokok yang akan ditanyakan pada saat melakukan wawancara.

Pedoman wawancara disusun berdasarkan dengan masalah yang diteliti yang didukung oleh teori.

2. Perekam Suara

Perekam suara ini digunakan untuk merekam hasil wawancara. Perekaman wawancara diperlukan karena catatan atau ingatan yang dimiliki peneliti ketika melakukan wawancara terbatas.

3. Kuesioner

Kuesioner langsung yaitu dimana pertanyaan langsung diberikan kepada responden. Dalam penelitian ini, kuesioner disusun dalam bentuk pertanyaan.

3.6 Jenis dan Sumber Data

Sumber dan jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder : 1. Data Primer

Data primer penelitian ini adalah hasil dari wawancara dan kuesionerserta pengamatan penulis berupa kata-kata, sikap dan pemahaman dari subjek yang diteliti sebagai dasar utama melakukan interpretasi data dari responden.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah berbagai sumber tertulis yang memungkinkan untuk dimanfaatkan dalam penelitian ini dan akan digunakan semaksimal mungkin demi mendorong keberhasilan penelitian ini, diantaranya buku-buku literatur, internet, majalah atau jurnal ilmiah, dan dokumen lain yang berhubungan dengan penelitian ini.

3.7 Keabsahan Data

Untuk menjaga keabsahan data dalam penelitian ini, maka penulis menggunakan beberapa metode triangulasi, yaitu teknik yang dilakukan dengan meminta penjelasan lebih lanjut. Data diperoleh dengan mencari informasi lebih dari satu orang. Adapun teknik triangulasi yang digunakan adalah :

1. Triangulasi Data

Menggunakan berbagai sumber data seperti dokumen, hasil wawancara dan hasil kuesioner serta hasil observasi.

2. Triangulasi Teori

Penggunaan berbagai teori yang berlainan untuk memastikan bahwa data yang dikumpulkan sudah memenuhi syarat. Pada penelitian ini, berbagai teori telah dijelaskan pada Bab II untuk dipergunakan dan menguji terkumpulnya data tersebut.

3. Triangulasi Metode

Penggunaan berbagai metode untuk meneliti masalah, seperti metode wawancara metode observasi, dan kuesioner . Dalam penelitian ini, peneliti melakukan metode wawancara yang ditunjang dengan metode observasi pada saat wawancara dilakukan serta pembagian kuesioner.

3.8 Kisi – Kisi Wawancara

Menurut (Arikunto 2006, 178), “mengadakan identifikasi terhadap variable yang ada dalam merumuskan judul penelitian, kemudian menjabarkan variable menjadi sub variable”.

Oleh karena itu, untuk mempermudah penyusunan pertanyaan wawancara dan kuesioner, maka penulis menyajikan kisi - kisi sebagai berikut:

Tabel 3.1 Kisi – Kisi Wawancara

No Kisi - Kisi

1 Sosialisasi terhadap UU Nomor 4 Tahun 1990 terhadap Penerbit 2 Format tanda serah simpan karya cetak dan karya rekam

3 Realisasi UU Nomor 4 Tahun 1990 terhadap penerbit

4 Tindakan Dinas Perpustakaan dan Arsip Provinsi Sumatera Utara terhadap UU Nomor 4 Tahun 1990 kepada penerbit

Kisi – Kisi Pedoman Pertanyaan Wawancara

1. Apakah anda mengetahui selaku kepala bidang mengenai Undang – Undang Nomor 4 tahun 1990 tentang Serah Simpan Karya Cetak Dan Karya Rekam ?

2. Sejauh mana tindakkan anda selaku pelaksanaan kebijakan, dalam melakukan sosialisasi Undang – Undang Nomor 4 tahun 1990 tentang Serah Simpan Karya Cetak Dan Karya Rekam kepada penerbit ?

3. Apakah para penerbit mengetahui mengenai Undang – Undang Nomor 4 tahun 1990 tentang Serah Simpan Karya Cetak Dan Karya Rekam?

4. Apabila para penerbit telah mengetahui Undang – Undang Nomor 4 tahun 1990 tentang Serah Simpan Karya Cetak Dan Karya Rekam, apakah ada format tanda serah simpan karya cetak dan karya rekam yang diberikan kepada penerbit ?

5. Bagaimanakah bentuk format tanda serah simpan karya cetak dan karya rekam yang diberikan penerbit ?

6. Dalam kenyataannya, apakah pelaksanaan Undang – Undang Nomor 4 tahun 1990 tentang Serah Simpan Karya Cetak Dan Karya Rekam telah berjalan dengan baik ?

7. Mengapa pelaksanaan Undang – Undang Nomor 4 tahun 1990 tentang Serah Simpan Karya Cetak Dan Karya Rekam belum berjalan dengan maksimal ?

8. Apa saja yang menjadi kendala pada Dinas Perpustakaan dan Arsip dalam melaksanakan Undang – Undang Nomor 4 tahun 1990 tentang Serah Simpan Karya Cetak Dan Karya Rekam ?

9. Apa saja kebijakan dari Dinas Perpustakaan dan Arsip dalam mengatasi kendala dalam melaksanakan Undang – Undang Nomor 4 tahun 1990 tentang Serah Simpan Karya Cetak Dan Karya Rekam ?

10. Apakah ada kendala yang terjadi pada penerbit dalam melaksanakan Undang – Undang Nomor 4 tahun 1990 tentang Serah Simpan Karya Cetak Dan Karya Rekam ?

11. Apakah menurut anda semua penerbit mengetahui Undang – Undang Nomor 4 tahun 1990 tentang Serah Simpan Karya Cetak Dan Karya Rekam ??

12. Apa saja tindakkan dari Dinas Perpustakaan dan Arsip yang diberikan kepada penerbit apabila tidak melaksanakan Undang – Undang Nomor 4 tahun 1990 tentang Serah Simpan Karya Cetak Dan Karya Rekam ?

13. Sanksi apa saja yang diberikan kepada penerbit apabila tidak melaksanakan Undang – Undang Nomor 4 tahun 1990 tentang Serah Simpan Karya Cetak Dan Karya Rekam ?

14. Apakah ada hadiah yang diberikan dari Dinas Perpustakaan dan Arsip kepada penerbit apabila melaksanakan Undang – Undang Nomor 4 tahun 1990 tentang Serah Simpan Karya Cetak Dan Karya Rekam ?

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Informan

Informan dalam penelitian ini adalah pihak – pihak yang terkait dengan pelaksanaan Undang – Undang No. 4 tahun 1990 tentang Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam koleksi deposit pada Dinas Perpustakaan dan Arsip Provinsi Sumatera Utara. Peneliti melakukan wawancara dengan 5 orang informan. Wawancara dilakukan melalui pendekatan dan perkenalan terlebih dahulu dengan informan. Kemudian diminta waktunya untuk bersedia diwawancarai, dengan menjelaskan terlebih dahulu maksud dan tujuan dilakukannya wawancara tersebut. Berikut adalah daftar karakteristik informan :

Tabel 4.1 Daftar Karakteristik Informan

Kode Sumber Pekerjaan

I1 Informan I Kepala Bidang Pengolahan Bahan Pustaka dan Deposit Daerah

I2 Informan II Kepala Subbid. Deposit Daerah I3 Informan III Pustakawan Layanan Deposit

I4 Informan IV Penerbit yang pernah menyerahkan koleksi I5 Informan V Penerbit yang belum pernah menyerahkan koleksi

Informan pertama, kedua, dan ketiga (I1, I2, I3) adalah pustakawan pada Dinas Perpustakaan dan Arsip Provinsi Sumatera Utara. Sedangkan I4 dan I5, adalah penerbit dari kota Medan, bedanya adalah I4 pernah menyerahkan hasil terbitannya sedangkan I5 belum pernah menyerahkan hasil terbitannya kepada Dinas Perpustakaan dan Arsip Provinsi Sumatera Utara.

Wawancara berlangsung secara informal. Wawancara dilakukan berdasarkan pada pedoman wawancara dan wawancara mendalam. Pelaksanaan wawancara dilakukan secara substantif, artinya tidak diharuskan pada suatu tempat tertentu. Apabila penulis kurang jelas dengan hasil wawancara sebelumnya serta masih perlu penambahan data, maka dilakukan wawancara ulang.

4.2 Kategori

Berdasarkan hasil wawancara, peneliti menyusun kerangka awal analisis sebagai acuan dan pedoman untuk melakukan coding. Dengan pedoman tersebut, peneliti membaca kembali transkrip wawancara lalu melakukan coding, memilih data yang relevan dengan judul penelitian sehingga menghasilkan beberapa kategori. Seperti diuraikan berikut ini :

4.2.1 Sosialisasi UU Nomor 4 Tahun 1990

Kategori pertama yang diperoleh dari hasil wawancara dengan kelima informan adalah sosialisasi UU No. 4 Tahun 1990 telah dilaksanakan sebagai tugas pokok. Seperti yang diungkapkan informan – informan berikut ini :

I1 : “Sosialisasi UU No. 4 Tahun Dinas Perpustakaan dan Arsip Provinsi Sumatera Utara merupakan salah satu tugas pokok yang harus dilakukan selalu.

I2 : “Kegiatan sosialisasi UU No. 4 Tahun 1990 yang diberikan kepada penerbit dilakukan secara berkesinambungan .”

I3 : “Sosialisasi kepada penerbit, menjadikan koleksi deposit yang berasal dari penerbit lokal semakin meningkat.”

I4 :“Sosialisasi UU No. 4 Tahun 1990 kepada penerbit telah dilakukan dan diberikan melalui surat resmi kepada penerbit .”

I5 : “Undang – undang No. 4 Tahun 1990 telah disosialisasikan Dinas Perpustakaan dan Arsip Provinsi Sumatera Utara kepada semua penerbit.”

Berdasarkan jawaban kelima informan di atas, dapat dinyatakan bahwa kegiatan sosialisasi oleh Dinas Pepustakaan dan Arsip Provinsi Sumatera Utara telah dilakukan kepada penerbit, hal tersebut dapat dilihat dari jawaban dari kelima informan.

Melihat hal tersebut, Dinas Perpustakaan dan Dinas Provinsi Sumatera Utara melaksanakan sosialisasi kepada penerbit. Seperti yang diungkapkan informan kesatu (I1) berikut ini :

“Sosialisasi UU No. 4 Tahun 1990 dilakukan 1 kali dalam setahun kepada penerbit agar penerbit melaksanakan UU No. 4 tahun 1990 tersebut.”

Dari jawaban informan di atas, dapat dikemukakan bahwa Dinas Perpustakaan dan Dinas Provinsi Sumatera Utara telah melakukan sosialisasi UU No. 4 Tahun 1990 kepada penerbit berdasarkan amanat yang diberikan oleh Perpustakaan Nasional.

Meskipun telah melakukan kegiatan sosialsasi, kegiatan tersebut masih belum dilakukan secara maksimal oleh Dinas Perpustakaan dan Dinas Provinsi Sumatera Utara. Hal tersebut diungkapkan informan – informan berikut ini :

I1 : “Sosialiasi yang dilakukan kurang mendapat respon positif dari penerbit.

I2 : “Kegiatan sosialisasi UU No. 4 Tahun 1990 yang dilakukan kurang berjalan secara maksimal .”

I3 : “Sosialisasi UU No.4 Tahun 1990 belum mendapatkan perhatian dari penerbit dikarenakan kurangnya sambutan dari penerbit.”

Berdasarkan jawaban kelima informan di atas, dapat dinyatakan bahwa kegiatan sosialisasi yang dilakukan Dinas Pepustakaan dan Arsip Provinsi Sumatera Utara belum berjalan secara maksimal, hal tersebut dapat dilihat dari jawaban dari ketiga informan

Sedangkan menurut penerbit, sosialisasi kurang mendapat respon dikarenakan beberapa hal. Hal tersebut diungkapkan informan – informan berikut ini :

I4 :“Meskipun merupakan kewajiban bagi penerbit, UU No. 4 Tahun 1990 dari Dinas Perpustakaan dan Arsip Provinsi Sumatera, tidak berjalan dengan maksimal karena terbentur dengan waktu dari pihak penerbit .”

I5 : “UU No. 4 Tahun 1990 memang kewajiban yang harus di patuhi namun dampak yang diberikan tidak terlalu positif bagi penerbit .”

Berdasarkan jawaban tersebut, dapat diketahui bahwa penerbit kurang memberikan respon mengenai sosialisasi meskipun kewajiban yang harus dipatuhi sesuai peraturan yang diatur pada Undang - Undang No. 4 Tahun 1990 dikarenakan kurang memberikan dampak dan hasil yang positif kepada penerbit.

Dari hal tersebut, Dinas Perpustakaan dan Arsip Provinsi Sumatera Utara harus memberikan kepastian atas keuntungan yang didapatkan bagi penerbit pada sosialisasi diberikan, sehingga penerbit ingin melaksanakan Undang - Undang No. 4 Tahun 1990 secara maksimal.

4.2.2 Format Serah Simpan Karya Cetak

Kategori kedua yang diperoleh dari hasil transkrip wawancara dengan ke-5 informan adalah mengenai format serah simpan karya cetak. Dinas Perpustakaan dan Arsip Provinsi Sumatera Utara memberikan format serah simpan karya cetak yang memudahkan penerbit untuk melaksanakan Undang - Undang No. 4 Tahun 1990. Hal tersebut diungkapkan para Tahun 1990 sesuai dengan peraturan baku yang berasal dari Perpustakaan Nasional .”

I3 : “Format serah simpan karya cetak yang berasal dari Perpustakaan Nasional memudahkan penerbit dalam melaksanakan Undang – undang No. 4 Tahun 1990 .”

I4 : “Format serah simpan karya cetak yang diberikan Dinas Perpustakaan dan Arsip Provinsi Sumatera memudahkan bagi penerbit dalama melaksanakan Undang – undang No.

4 Tahun 1990.”

I5 : “Bagi penerbit, format serah simpan karya cetak, cukup memudahkan penerbit dalam melaksanakan Undang – undang No. 4 Tahun 1990 .”

Berdasarkan beberapa jawaban di atas, informan – informan menyatakan bahwa, format serah simpan karya cetak pada Dinas Perpustakaan dan Arsip Provinsi Sumatera Utara memberikan kemudahan penerbit dalam melaksanakan Undang – undang No. 4 Tahun 1990, dikarenakan format tersebut sesuai dengan peraturan dari Perpustakaan Nasional.

4.2.3 Realisasi Undang Undang Nomor 4 Tahun 1990

Kategori ketiga yang diperoleh dari hasil wawancara dengan para informan adalah Realisasi Undang Undang Nomor 4 Tahun 1990 terhadap penerbit. Menurut informan Dinas Perpustakaan dan Arsip Provinsi Sumatera Utara belum merealisasikan Undang – Undang

Nomor 4 Tahun 1990 secara maksimal. Hal tersebut diungkapkan oleh infoman I1, I2, I3

sebagai berikut :

I1 : “Pelaksanaan Undang – undang No. 4 Tahun 1990 belum terealisasi secara maksimal karena masih banyak penerbit yang belum memberikan karya cetak yang diterbitkan oleh para penerbit ”

I2 : “Realisasi Undang – undang No.

4 Tahun 1990, sulit terlaksana karena masih ada miskomunikasi dengan penerbit dalam pelaksanaanya.”

I3 : “Undang – undang No. 4 Tahun

1990, tidak memberikan sanksi yang kuat bagi penerbit, sehingga realisasinya tidak tercapai secara maksimal.”

Dari beberapa jawaban di atas dapat diketahui bahwa realisasi Undang – Undang No.

4 Tahun 1990 belum terlaksanan secara maksimal dikarenakan miskomunikasi dan sanksi yang tidak tegas dari Dinas Perpustakaan dan Arsip Provinsi Sumatera Utara.

Sedangkan menurut informan I4, I5, realisasi Undang – Undang No. 4 Tahun 1990 sulit terlaksana secara maksimal dikarenakan penerbit belum mendapatkan timbal balik yang setimpal apabila melaksanakan Undang – Undang No. 4 Tahun 1990 tersebut. Hal tersebut diungkapkan sebagai berikut :

I4 :“Menurut kami selaku penerbit, realisasi ini memang merupakan kewajiban bagi penerbit dalam melaksanakan Undang – undang No. 4 Tahun 1990, namun kami sedikit sulit melaksanakannya dikarenakan tidak jelasnya regulasi yang dibuat Dinas Perpustakaan dan Arsip Provinsi Sumatera Utara .”

I5 : “Penerbit ragu atas pengaruh positif yang didapat apabila melaksanakan Undang – undang No. 4 Tahun 1990 meskipun merupakan kewajiban bagi penerbit.”

Dari kedua jawaban tersebut, dapat diketahui bahwa, penerbit belum merealisasikan Undang – undang No. 4 Tahun 1990 dikarenakan timbal balik yang didapatkan para penerbit tidak sesuai dengan harapan yang diinginkan oleh penerbit, sehingga penerbit ragu untuk melaksanakan kegiatan tersebut.

Hal lainnya yang menyebabkan realisasi belum berjalan dikarenakan penerbit merasa tidak mendapat keuntungan apabila melaksanakan Undang – undang No. 4 Tahun 1990, hal tersebut diungkapkan oleh informan I4 sebagai berikut :

I4 : “beberapa penerbit berpendapat bahwa tidak mendapatkan keuntungan yang terlalu signifikan atas dilaksanakannya Undang – Undang No. 4 Tahun 1990, buku – buku terbitannya tidak terlalu laris di pasaran meskipun telah memberikan buku terbitannya sesuai dengan Undang – Undang No. 4 Tahun 1990”

Dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa, penerbit kurang memberikan respon dikarenakan keuntungan dari pelaksanaan Undang – Undang No. 4 Tahun 1990 yang diperoleh untuk penerbit tidak telalu berdampak atas keuntungan bagi para penerbit.

4.2.4 Tindakan Dinas Perpustakaan dan Arsip Provinsi Sumatera Utara Melaksanakan Undang – Undang Nomor 4 Tahun 1990

Kategori selanjutnya, atau kategori keempat yang diperoleh dari hasil wawancara dengan para informan adalah tindakan Dinas Perpustakaan dan Arsip Provinsi Sumatera Utara dalam melaksanakan Undang – Undang No. 4 Tahun 1990. Menurut informan Dinas Perpustakaan dan Arsip Provinsi Sumatera UtaraI1, I2, I3 sebagai berikut :

I1 : “Tindakan Dinas Perpustakaan dan Arsip Provinsi Sumatera Utara dalam melaksanakan Undang – Undang No. 4 Tahun 1990 sesuai dengan peraturan dan ketetapan yang ada pada Undang - Undang No. 4 Tahun 1990”

I2 : “Dinas Perpustakaan dan Arsip

Provinsi Provinsi Sumatera Utara menjalankan sesuai dengan prosedur yang berasal dari Undang – Undang No. 4 Tahun 1990, namun bila ada perubahan, secara teknis akan diperbaiki.”

I3 : “Undang – Undang No. 4 Tahun 1990, mengatur mengenai Serah Simpan koleksi, sesuai Undang – Undang tersebut kami melaksanakan kegiatan tersebut.”

Dari ketiga informan tersebut, tindakan dalam melaksanakan Undang – Undang No. 4 Tahun 1990 telah sesuai dengan prosedur, ketetapan dan peraturan yang berasal dari Undang – Undang No. 4 Tahun 1990, disesuaikan dengan Dinas Perpustakaan dan Arsip Provinsi Sumatera Utara bila ada perubahan yang dibutuhkan.

Informan I1 juga menjelaskan mengenai tindakan yang dilakukan Dinas Perpustakaan dan Arsip Provinsi Sumatera Utara, apabila penerbit tidak melaksanakan Undang – Undang No. 4 Tahun 1990, yaitu sebagai berikut :

I1 : “Apabila penerbit tidak melaksanakan Undang – Undang No. 4 Tahun 1990, penerbit akan diberikan sanksi sesuai dengan peraturan yang terdapat di dalam Undang – Undang tersebut”

Dari jawaban tersebut, dapat diketahui bahwa sanksi yang diberikan kepada penerbit disesuaikan dengan peraturan Undang – Undang No. 4 Tahun 1990 tersebut, dengan harapan penerbit melaksanakan Undang – Undang No. 4 Tahun 1990.

Sedangkan menurut informan I2, I3 sanksi yang diberikan kepada penerbit tidak memberikan efek kepada penerbit, hal tersebut diungkapkan sebagai berikut :

I2 : “Sanksi yang diberikan tidak

memberikan efek apa – apa bagi penerbit sehingga pelaksanaan Undang – Undang No. 4

memberikan efek apa – apa bagi penerbit sehingga pelaksanaan Undang – Undang No. 4

Dokumen terkait