• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI UNDANG UNDANG NOMOR 4 TAHUN 1990 TERHADAP KOLEKSI DEPOSIT SUMATERA UTARA PADA DINAS PERPUSTAKAAN DAN ARSIP PROVINSI SUMATERA UTARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "IMPLEMENTASI UNDANG UNDANG NOMOR 4 TAHUN 1990 TERHADAP KOLEKSI DEPOSIT SUMATERA UTARA PADA DINAS PERPUSTAKAAN DAN ARSIP PROVINSI SUMATERA UTARA"

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI UNDANG – UNDANG NOMOR 4 TAHUN 1990 TERHADAP KOLEKSI DEPOSIT SUMATERA UTARA

PADA DINAS PERPUSTAKAAN DAN ARSIP PROVINSI SUMATERA UTARA

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan studi untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos) dalam bidang studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi

ROKHIMAYA SARI NASUTION 130723029

PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2018

(2)

ABSTRAK

Nasution, Rokhimaya Sari. 2018. Implementasi Undang – Undang Nomor 4 Tahun 1990 Terhadap Koleksi Deposit Sumatera Utara Pada Dinas Perpustakaan Dan Arsip Provinsi Sumatera Utara. Medan: Program Studi Ilmu Perpustakaan, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui mengenai Implementasi Undang – Undang Nomor 4 Tahun 1990 terhadap koleksi deposit Sumatera Utara pada Dinas Perpustakaan dan Arsip Provinsi Sumatera Utara. Penelitian yang dilakukan di Dinas Perpustakaan, Arsip Provinsi Sumatera Utara yang beralamat di jalan Brigjend. Katamso No.45 - K Medan, Sumatera Utara.

Metode Penelitian menggunakan metode deskriptif dengan menggunakan metode wawancara. Analisa deskriptif yang disajikan dalam penelitian ini yaitu dalam rangkuman hasil penelitian dari wawancara yang dilakukan kepada informan - informan.

Hasil penelitian menunjukan bahwa Dinas Perpustakaan dan Arsip Provinsi Sumatera Utara telah melakukan berbagai prosedur dalam melaksanakan Undang – Undang No. 4 Tahun 1990, berbagai prosedur mulai dari sosialisasi, pemberian format dan tindakan yang dilakukan oleh Dinas Perpustakaan dan Arsip Provinsi Sumatera Utara apabila penerbit tidak melaksanakan Undang – Undang No. 4 Tahun 1990.

Dinas Perpustakaan dan Arsip Provinsi Sumatera Utara dalam pelaksanaan Undang – Undang No. 4 Tahun 1990 belum dilakukan secara maksimal. Penerbit juga kurang memberikan kontribusinya dalam pelaksanaan Undang – Undang Serah Simpan Karya Cetak .

Kata Kunci : Koleksi Deposit, Undang – Undang No. 4 Tahun 1990, Dinas Perpustakaan dan Arsip Provinsi Sumatera Utara

(3)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... .ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ...v

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ...1

1.2 Rumusan Masalah ...7

1.3 Tujuan Penelitian ...7

1.4 Manfaat Penelitian ...8

1.5 Ruang Lingkup Penelitian ...8

BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Perpustakaan ...9

2.2 Pengertian Perpustakaan Umum ...10

2.2.1.1 Tujuan Perpustakaan Umum ...12

2.2.1.2 Fungsi Tugas Perpustakaan Umum ...14

2.2.1.3 Tugas Perpustakaan Umum ...16

2.3 Jenis – Jenis Layanan ...17

2.3.1 Layanan Deposit ...18

2.3.1.1 Fungsi dan Tujuan Layanan Deposit ...20

2.4. Koleksi Perpustakaan ...21

2.4.1 Koleksi Deposit ...22

2.5. Implementasi ...24

2.5.1 Tahap Implementasi ...25

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian ...28

3.2 Lokasi Penelitian ...28

3.3 Proses Penelitian ...29

3.4 Teknik Pengumpulan Data ...30

3.5 Instrumen Penelitian ...31

3.6 Jenis dan Sumber Data ...32

3.7 Keabsahan Data ...33

(4)

3.8 Kisi Kisi Wawancara ...33

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Informan ...37

4.2 Kategori ...38

4.2.1 Sosialisasi Undang – Undang No. 4 Tahun 1990 ...38

4.2.2 Format Serah Simpan Karya Cetak ...40

4.2.3 Realisasi Undang – Undang No. 4 Tahun 1990 ...41

4.2.4 Tindakan Dinas Perpustakaan dan Arsip Provinsi Sumatera Utara Melaksanakan Undang – Undang Nomor 4 Tahun 1990 ...43

4.3 Rangkuman Hasil Penelitian ...45

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ...47

5.2 Saran ...48

DAFTAR PUSTAKA ...49

LAMPIRAN... 51

(5)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur penulis ucapkan kepada Allah Swt yang telah memberikan banyak nikmat, rahmat dan kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ Implementasi Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1990 Terhadap Koleksi Deposit Sumatera Utara pada Dinas Perpustakaan dan Arsip Provinsi Sumatera Utara”. Skripsi ini merupakan tugas akhir untuk menyelasaikan pendidikan pada Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis mendapat banyak bimbingan, dorongan serta bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat :

1. Bapak Dr. Budi Agustono, M.S selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Ishak, SS., M. Hum selaku Ketua Program studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Nazaruddin, SH,MA selaku Dosen Pembimbing yang senantiasa meluangkan waktu untuk memberikan masukan, saran dan bimbingan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Ishak, SS,M.Hum selaku Dosen Penguji I yang telah memberikan saran dan masukan dalam penulisan skripsi ini.

5. Bapak Drs. Dirmansyah, MA selaku Dosen Penguji II yang senantiasa meluangkan waktu untuk memberikan masukan, saran dan bimbingan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

6. Seluruh staf Pengajar yang telah memberikan ilmu kepada penulis dan pegawai administrasi di Departemen Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

7. Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Provinsi Sumatera Utara beserta jajaran yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.

8. Teristimewa untuk Suami, Anakku Rais, Kedua Orang Tua,Ibu Mertua, Abang2,Kakak2, serta Adik2 penulis yang selalu memberikan dukungan moril dan materil serta do`anya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

9. Teman - teman seperjuangan stambuk 2013 ekstensi khususnya Irma Lubis, Rika Sebayang dan Yurifta Amelia yang saling memberikan motivasi serta semangatnya.

(6)

10.Seluruh Kakanda Senior dan Rekan2 di DPA Provsu yang telah banyak memberikan dukungan dan motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan semangat, dukungan, bantuan dan doa selama ini.

Penulis menyadari masih ada kekurangan dalam penulisan skripsi ini, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak dalam rangka penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Januari 2018 Penulis

Rokhimaya Sari Nasution Nim : 130723029

(7)

LEMBAR PERSETUJUAN

Judul Skripsi : Implementasi Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1990 Terhadap Koleksi Deposit Sumatera Utara Pada Dinas Perpustakaan dan Arsip Provinsi Sumatera Utara

Oleh : Rokhimaya Sari Nasution

NIM : 130723029

Pembimbing I : Drs. Nazaruddin, SH, MA

Tanda Tangan :

Tanggal :

(8)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Skripsi : Implementasi Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1990 Terhadap Koleksi Deposit Sumatera Utara Pada Dinas Perpustakaan dan Arsip

Provinsi Sumatera Utara

Oleh : Rokhimaya Sari Nasution NIM : 130723029

DEPARTEMEN ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI

Ketua : Ishak, SS., M. Hum

Tanda Tangan :

Tanggal :

FAKULTAS ILMU BUDAYA

Dekan : Dr. Budi Agustono, M.S

Tanda Tangan :

Tanggal :

(9)

PERNYATAAN ORISINALITAS

Karya ini adalah karya orisinil dan belum pernah disajikan sebagai suatu tulisan untuk memperoleh suatu klasifikasi tertentu atau dimuat pada media publikasi lain.

Penulis membedakan dengan jelas antara pendapat atau gagasan penulis dengan pendapat atau gagasan yang bukan berasal dari penulis dengan mencantumkan tanda kutip.

Medan, Januari 2018

Rokhimaya Sari Nasution Nim 130723029

(10)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Perpustakaan merupakan unit kerja tempat dikumpulkan, dikelola, dan disimpannya bahan pustaka dengan menggunakan sistem tertentu untuk dapat digunakan dan disebarkan kepada masyarakat dalam memenuhi kebutuhan informasi. Perpustakaan tidak hanya sebagai sarana tempat mengumpulkan, mengolah dan menyebarluaskan serta melestarikan bahan pustaka, tapi fungsi perpustakaan juga meningkatkan kemampuan dan pengembangan kualitas sumber daya manusia (SDM). Selain perpustakaan berfungsi sebagai tempat rekreasi bagi masyarakat, perpustakaan berfungsi sebagai tempat melaksanakan pendidikan masyarakat yaitu proses belajar mandiri dalam pembentukan karakter pribadi, mendapatkan keterampilan, mengenal berbagai macam perkembangan sosial, politik dan kebudayaan yang berkembang di masyarakat.

Perkembangan perusahaan penerbitan dan rekaman di daerah yang semakin berkembang dengan semakin majunya teknologi informasi sehingga memudahkan perusahaan penerbitan dan rekaman membuat karya cetak. Karya – karya tersebut seharusnya dikelola dan disimpan dengan baik agar dapat dipergunakan di kemudian hari. Perpustakaan merupakan salah satu pengelola karya seperti karya cetak, karya rekam dan karya elektronik tersebut. Sehingga karya – karya tersebut dapat dilestarikan untuk digunakan di kemudian hari. Karya cetak dan karya rekam merupakan contoh bahan pustaka yang perlu diterima, dikelola, disimpan, digunakan dan, dilestarikan perpustakaan. Kedua bahan pustaka tersebut ditujukan untuk kepentingan dunia pendidikan, penelitian, penyebaran informasi dan pelestarian terhadap hasil budaya disetiap daerah.

(11)

Pada visi dan misi yang dimiliki oleh perpustakaan nasional antara lain mewujudkan koleksi nasional yang lengkap dan mutakhir, dan mengembangkan perpustakaan yang menjangkau masyarakat luas yang bertujuan mengembangkan keragaman dan pelestarian koleksi nasional dalam mendukung masyarakat pembelajar sepanjang hayat sesuai dengan karakter bangsa sehingga sangat dibutuhkan dalam melestarikan karya cetak dan karya rekam. Pepustakaan Nasional merupakan salah satu perpustakaan negara yang mengumpulkan karya cetak dan karya rekam untuk dilestarikan berdasarkan Undang - Undang No 4 Tahun 1990 tentang Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam. Selanjutnya dalam Undang - Undang No 4 Tahun 1990 tentang Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam, Bab I Pasal I ayat 1 dinyatakan “Karya cetak adalah semua terbitan dari setiap karya intelektual dan/atau artistik yang dicetak digunakan seperti buku, majalah, surat kabar, peta, brosur, dan jenis lainnya yang diperuntukkan untuk umum”. Selanjutnya Pasal I ayat 2 menjelaskan mengenai karya rekam “Semua jenis rekaman dari setiap karya intelektual dan atau artistik yang direkam dan digandakan dalam bentuk pita, piringan, dan bentuk lain sesuai dengan perkembangan teknologi yang diperuntukkan bagi umum”. Pada Pasal I ayat 6 tersebut juga dijelaskan mengenai “Perpustakaan Daerah adalah perpustakaan yang berkedudukan di ibu kota propinsi yang diberi tugas untuk menghimpun, menyimpan, melestarikan dan mendayagunakan semua karya cetak dan karya rekam yang dihasilkan di daerah”.

Dinas Perpustakaan dan Arsip Provinsi Sumatera Utara merupakan salah satu perpustakaan daerah. Awal mulanya bernama Perpustakaan Negara Departemen Pendidikan dan Kebudayaan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 09103/S/1956 Tentang Perpustakaan Nasional tanggal 23 Mei 1956. Pada tanggal 23 Mei 1978 berganti nama menjadi Perpustakaan Wilayah pada berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No.

(12)

0199/0/1978 Tentang Perpustakaan Nasional yang dipimpin oleh pejabat Eselon IV/A.

Setelah 10 tahun, Perpustakaan Wilayah mengganti nama lagi menjadi Perpustakaan Daerah Sumatera Utara yang berlaku di seluruh Indonesia menurut daerah masing - masing sesuai dengan Keppres Nomor 11 Tahun 1989 Tentang Perpustakaan Nasional pada tanggal 8 Maret 1989 dan Keputusan Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia Nomor 001/ORG/9/1990 tanggal 21 September 1990. Kembali menjadi Perpustakaan Daerah berdasarkan Keppres Nomor 50 Tahun 1997 Tentang Perpustakaan Nasional yang dikeluarkan pada tanggal 29 Desember 1997 dan Keputusan Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia Nomor 44 tahun 1998 tanggal 23 Juli 1998 sampai diberlakukannya Otonomi Daerah. Dengan diberlakukannya Otonomi Daerah, berganti nama menjadi Badan Perpustakaan, Arsip Daerah Provinsi Sumatera Utara sesuai Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2001 tanggal 31 Juli 2001. Bertambah fungsi untuk mengelola dokumentasi sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 9 tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Provinsi Sumatera Utara, sehingga bernama Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Provinsi Sumatera Utara (BPAD-SU). Pada tahun 2014 diterbitkan Undang – Undang No. 23 tentang Pemerintah Daerah, dimana pada Pasal 12 ayat 2 menjelaskan bahwa perpustakaan merupakan urusan wajib pemerintah yang tidak berkaitan dengan pelayanan dasar. Pada Pasal 209 ayat 1, Undang – Undang No. 23 tentang Pemerintah Daerah dijelaskan mengenai perangkat daerah yang terdiri dari, Sekretariat Daerah, Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Inspektorat, Dinas, dan Badan. Dan diperkuat dengan diterbitkan Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 2016 pada Pasal 15 ayat 4 yang menjelaskan bahwa perpustakaan merupakan salah satu urusan wajib pemerintah yang tidak berkaitan dengan pelayanan dasar. Pada Pasal 15 ayat 6 dijelaskan bahwa “Masing-masing Urusan Pemerintahan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), ayat (4), dan ayat (5) diwadahi dalam bentuk dinas Daerah Provinsi yang dipimpin oleh Kepala Dinas Daerah Provinsi yang

(13)

berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah Provinsi. Hal ini diperkuat dengan Peraturan Kepala Perpustakaan Nasional No. 10 Tahun 2016 mengenai Pedoman Nomeklatur Dinas Perpustakaan Daerah dan di dukung dengan dikeluarkannya Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor 6 Tahun 2016 Tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Sumatera Utara, sehingga peran Dinas Perpustakaan Daerah dalam membantu kegiatan pemerintah untuk melaksanakan Undang – Undang Nomor 4 Tahun 1990 dan Peraturan Pemerintah Nomor 70 Tahun 1991 tentang pelaksanaan Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam dalam rangka “Indonesia gemar membaca 2019”. Nama Perpustakaan dan Arsip menyatu/ bergabung sejak diberlakukannya otonomi daerah menjadi Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Provinsi Sumatera Utara, dalam pangajuan perpustakaan dan arsip berbeda namun oleh Pemerintah Provinsi Sumatera Utara disatukan, begitu juga dengan terbitnya Nomenklatur SOTK baru sesuai PP No18 Tahun 2016 pada pasal 18 ayat (3) dan (4) bahwa penggabungan urusan pemerintahan dalam 1 (satu) Dinas Daerah Provinsi didasarkan pada perumpunan dengan kriteria kedekatan karakteristik urusan pemerintahan; dan/atau keterkaitan antar penyelenggaraan urusan pemerintahan. Perumpunan yang dimaksud dianataranya dapat dilihat pada ayat (13) huruf g yaitu perpustakaan dan kearsipan diperkuat dengan terbitnya Perda Provinsi Sumatera Utara Nomor 6 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Sumatera, dalam Perda No. 6 Tahun 2016 ini jelas disebutkan dalam Bab II pasal (3) huruf (d) angka (21) bahwa Dinas Perpustakaan dan Arsip, Tipe A, menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perpustakaan dan arsip.

Dinas Perpustakaan dan Arsip Provinsi Sumatera Utara merupakan salah satu perpustakaan umum provinsi yang memiliki misi yaitu mengumpulkan dan menyelamatkan karya cetak, karya rekam, karya tulis, dan naskah – naskah dokumen sebagai hasil karya budaya bangsa yang berasal dari daerah Provinsi Sumatera Utara. Hal ini sesuai dengan yang diamanatkan

(14)

dalam peraturan Undang – Undang Nomor 4 Tahun 1990 dan Peraturan Pemerintah Nomor 70 Tahun 1991 tentang pelaksanaan Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam, harus memberikan informasi mengenai Undang – Undang tersebut kepada penerbit dan perusahaan rekaman yang ada di Provinsi Sumatera Utara. Dinas Perpustakaan dan Arsip Provinsi Sumatera dan penerbit idealnya harus memiliki kerjasama yang baik dalam melestarikan karya cetak dan karya rekam yang dimiliki oleh penerbit dan perusahaan rekaman. Pada Peraturan Pemerintah Nomor 70 Tahun 1991 Tentang Pelaksanaan Undang - Undang No 4 Tahun 1990 tentang Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam Pasal 2 dijelaskan mengenai pihak yang wajib menyerahkan adalah penerbit wajib menyerahkan hasil karya cetak atau karya rekamnya kepada Perpustakaan Nasional dan/atau Perpustakaan Daerah, atau Badan sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah. Dinas Perpustakaan dan Arsip Provinsi Sumatera Utara sampai dengan tahun 2016 memiliki koleksi sebanyak 114.419 judul buku dengan 719.289 eksemplar. Sedangkan data koleksi deposit dalam rentang waktu 2014 s/d 2016 yang dimiliki Dinas Perpustakaan dan Arsip Provinsi Sumatera Utara sebanyak 546 judul dengan total 613 eksemplar. Berdasarkan Keputusan Gubernur Sumatera Utara No. 261.293.K/Tahun 2002 tanggal 31 Mei 2002 tentang tugas, fungsi dan tata kerja Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Sumatera Utara sebelum berganti nama menjadi Dinas Perpustakaan dan Arsip Provinsi Sumatera Utara, mempunyai tugas pokok, diantaranya menyelenggarakan penyimpanan dan pelestarian karya intelektual dan karya artistik tercetak maupun terekam, pemantauan realisasi serah simpan karya cetak dan karya rekam, penerapan sanksi hukum, hunting koleksi deposit serta penerbitan Bibliografi daerah dan daftar karya cetak dan karya rekam.

Dalam hal ini Ikatan Penerbit Indonesia merupakan organisasi yang menaungi seluruh penerbit memiliki andil dalam kerjasama dengan Dinas Perpustakaan dan Arsip Provinsi Sumatera untuk mewujudkan Undang – Undang No 4 Tahun 1990, IKAPI Sumut khususnya.

(15)

Berdasarkan data yang diperoleh Ikatan Penerbit Indonesia Sumatera Utara pada tahun 2014, ada 29 penerbit yang terdaftar sebagai anggota IKAPI Provinsi Sumatera Utara.

Namun pada pelaksanaanya, para penerbit tidak terlalu banyak/ tidak aktif dalam menerbitkan karya cetak pada tahun 2014 -2015. Data tersebut diperoleh dari isbn.perpusnas.go.id, namun tidak semua koleksi yang diberikan dimiliki oleh Dinas Perpustakaan dan Arsip Provinsi Sumatera Utara .

Dari data di atas, Dinas Perpustakaan dan Arsip Provinsi Sumatera, belum memperoleh karya cetak yang telah diterbitkan oleh para penerbit tersebut, karena penerbit masih kurang mengetahui dan memahami mengenai Undang – Undang Nomor 4 tahun 1990 sehingga pelaksanaan Undang – Undang Nomor 4 tahun 1990 belum optimal, sehingga sesuai fungsinya Dinas Perpustakaan dan Arsip Provinsi Sumatera dalam rangka melestarikan karya cetak belum maksimal.

Dari uraian di atas, penulis tertarik meneliti mengenai “Implementasi Undang – Undang Nomor 4 Tahun 1990 Terhadap Koleksi Deposit Sumatera Utara Pada Dinas Perpustakaan dan Arsip Provinsi Sumatera Utara”.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana Implementasi Undang – Undang Nomor 4 Tahun 1990 Terhadap Koleksi Deposit Sumatera Utara Pada Dinas Perpustakaan dan Arsip Provinsi Sumatera Utara?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Implementasi Undang – Undang Nomor 4 Tahun 1990 Terhadap Koleksi Deposit Sumatera Utara Pada Dinas Perpustakaan dan Arsip Provinsi Sumatera Utara.

(16)

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain :

a. Bagi Dinas Perpustakaan dan Arsip Provinsi Sumatera Utara, sebagai masukan bagi Dinas Perpustakaan dan Arsip Provinsi Sumatera Utara dalam peningkatan perannya sebagai pemantau dan pelaksana Undang – Undang No 4 Tahun 1990. .

b. Bagi Penerbit dan Pengusahan Rekam, mengetahui kewajiban mengenai Undang – Undang No. 4 Tahun 1990 dalam membantu melestarikan karyanya.

c. Bagi Penulis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pengalaman mengenai pelaksanaan Undang – Undang No 4 Tahun 1990 secara maksimal di Dinas Perpustakaan dan Arsip Provinsi Sumatera Utara, sebagai masukan bagi Dinas Perpustakaan, dan Arsip Provinsi Sumatera Utara serta dapat melakukan perbandingan antara teori dan kenyataan pada masalah yang ada.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah, penelitian ini membahas tentang Implementasi Undang – Undang Nomor 4 Tahun 1990 Terhadap Koleksi Deposit Sumatera Utara pada Dinas Perpustakaan dan Arsip Provinsi Sumatera Utara, maka ruang lingkup studi yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah Implementasi Undang – Undang No 4 Tahun 1990 mengenai Serah Simpan Karya Cetak.

(17)

BAB II

KAJIAN TEORITIS 2.1 Perpustakaan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata perpustakaan berasal dari kata pustaka, yang berarti: “(1) kitab, buku-buku, (2) kitab primbon. Kemudian kata pustaka mendapat awalan per dan akhiran an, menjadi perpustakaan. Perpustakaan mengandung arti: (1) kumpulan buku-buku bacaan, (2) bibliotek, dan (3) buku-buku kesusastraan “ (2008, 1235).

Secara umum perpustakaan mempunyai arti sebagai “suatu tempat yang didalamnya terdapat kegiatan penghimpunan, pengolahan, dan penyebarluasan (pelayanan) segala macam informasi, baik yang tercetak maupun yang terekam dalam berbagai media seperti buku, majalah, surat kabar, film, kaset, tape recorder, video, komputer, dan lain – lain “(Yusuf, 2005, 1)

Perpustakaan juga dapat diartikan sebagai :suatu unit kerja yang berupa tempat menyimpan koleksi bahan pustaka yang diatur secara sistematis dengan cara tertentu untuk digunakan secara berkesinambungan oleh pemakainya sebagai sumber informasi” (Membina Perpustakaan Sekolah, 1994, 17).

Selanjutnya menurut Darmono (2007: 1) “perpustakaan adalah salah satu bentuk organisasi sumber belajar yang menghimpun organisasi dalam bentuk buku dan bukan buku yang dapat dimanfaatkan oleh pemakai (guru, siswa, dan masyarakat) dalam upaya mengembangkan kemampuan dan kecakapannya”.

Dalam Undang - Undang No. 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan, menjelaskan secara ringkas bahwa “Perpustakaan merupakan institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi pemustaka”.

(18)

Dari pendapat di atas maka dapat diambil makna bahwa perpustakaan adalah suatu unit kerja atau institusi yang mengelola informasi baik buku maupun bukan buku agar dapat dimanfaatkan oleh penggunanya.

2.2 Pengertian Perpustakaan Umum

Perpustakaan umum merupakan institusi yang menyediakan berbagai informasi untuk keperluan masyarakat umum. Dimana perpustakaan memberikan peran melalui layananya, sehingga masyarakat dapat memanfaatkan perpustakaan untuk memenuhi kebutuhan informasinya serta pada akhirnya tercipta masyarakat yang terinformasi dengan baik, berkualitas dan demokrasi.

Menurut Reitz yang dikutip Hasugian (2009, 77) menyatakan bahwa “A library or library system that provides unrestricted access to library resources and service free of charge to all the resident of a given community, district, or geographic region, supported wholly or in part by publics funds”. Maksudnya adalah perpustakaan atau sistem perpustakaan menyediakan berbagai sumber daya yang dapat digunakan atau diakses secara gratis untuk semua masyarakat dalam suatu komunitas tertentu, kabupaten, atau wilayah geografis, dimana keseluruhan atau sebagian layanan didukung oleh dana umum. Selain itu Hermawan dan Zen (2006, 30) juga menyatakan bahwa “Perpustakaan umum adalah perpustakaan yang melayani seluruh masyarakat tanpa membedakan latar belakang, status sosial, agama, suku pendidikan dan sebagainya”. Menurut Sulistyo-Basuki (1993, 46) bahwa “Perpustakaan umum adalah perpustakaan yang diselenggarakan oleh dana umum dengan tujuan melayani umum”. Ketiga pengertian tersebut memiliki kesamaan yaitu bahwa perpustakaan umum merupakan layanan umum yang memberikan dan melayani kebutuhan masyarakat secara gratis dalam memenuhi kebutuhan informasinya yang menggunakan dana umum.

(19)

Dalam Undang – Undang Nomor 43 Tahun 2007, Perpustakaan Umum adalah “perpustakaan yang diperuntukkan bagi masyarakat luas sebagai sarana pembelajaran sepanjang hayat tanpa membedakan umur, jenis kelamin, suku, ras,agam dan status sosial –ekonomi”.

Sedangkan Sudarsono (2006, 159) menyatakan bahwa “Perpustakaan umum adalah pusat informasi yang menyediakan pengetahuan dan informasi siap - akses bagi para penggunanya”.

Menurut manifesto UNESCO 1972 yang dikutip pada Jonner (2011, 77), Perpustakaan umum harus terbuka bagi semua orang tanpa membeda – bedakan warna kulit, jenis kelamin, usia, kepercayaan, ras.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa, perpustakaan umum merupakan perpustakaan yang diselenggarakan oleh dana umum untuk memberikan layanan kepada penggunanya tanpa memperhatikan status sosial, latar belakang, suku, agama, warna kulit, jenis kelamin, usia, kepercayaan, ras dan pendidikan yang dapat siap akses terhadap informasi yang dimiliki oleh perpustakaan diberikan secara gratis untuk semua masyarakat.

Menurut Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2014, (2014, 3) Perpustakaan Provinsi adalah

“perpustakaan daerah yang berfungsi sebagai perpustakaan pembina, perpustakaan rujukan, perpustakaan deposit, perpustakaan penelitian, dan perpustakaan pelestarian yang berkedudukan di ibukota provinsi”.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 70 Tahun 1991 Tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1990 Tentang Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam (1991, 2), penerbit; pengusaha rekaman; warga negara Indonesia yang hasil karyanya diterbitkan/direkam di luar negeri; orang atau badan usaha yang memasukkan karya cetak dan/atau karya rekam mengenai Indonesia wajib menyerahkan hasil karya cetak atau karya rekamnya kepada Perpustakaan Nasional dan/atau Perpustakaan Daerah, atau badan sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah ini.

(20)

Dari pendapat tersebut dapat diketahui bahwa, status perpustakaan daerah dalam melaksanakan Undang – Undang No. 4 Tahun 1990 Tentang Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam memiliki kedudukan yang sama dalam melaksanakan serah simpan karya cetak dari penerbit yang ada di daerah dan diteruskan informasinya kepada Perpustakaan Nasional.

2.2.1 Tujuan, Fungsi dan Tugas Perpustakaan Umum 2.2.1.1 Tujuan Perpustakaan Umum

Pada Buku Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Umum (1992, 6) terdapat tiga jenis tujuan perpustakaan umum yakni :

1. Tujuan umum

Membina dan mengembangkan kebiasaan membaca dan belajar sebagai suatu proses yang berkesinambungan seumur hidup serta kesegaran jasmani dan rohani masyarakat yang berada dalam jangkauan layanannya, sehingga terkembang daya kreasi dan inovasinya bagi peningkatan martabat dan produktivitas setiap warga masyarakat secara menyeluruh dan menunjang pembangunan nasional.

2. Tujuan fungsional

Tujuan fungsional dan tujuan khusus perpustakaan umum adalah:

a. Mengembangkan minat, kemampuan dan kebiasaan membaca khususnya, serta mendayagunakan budaya tulisan dalam segala sektor kehidupan

b. Mengembangkan kemampuan mencari, mengelola serta memanfaatkan informasi c. Mendidik masyarakat pada umumnya agar dapat memelihara dan memanfaatkan bahan pustaka secara tepat guna dan berhasil guna

d. Meletakkan dasar-dasar kearah belajar mandiri e. Memupuk minat dan bakat masyarakat

f. Menumbuhkan apresiasi terhadap pengalaman imajinatif

g. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan atas tanggung jawab dan usaha sendiri dengan mengembangkan kemampuan membaca masyarakat

h. Berpartisipasi aktif dalam menunjang pembangunan nasional yang menyediakan bahan pustaka yang dibutuhkan dalam pembangunan sesuai kebutuhan seluruh lapisan masyarakat

3. Tujuan operasional

Tujuan operasional perpustakaan umum merupakan pernyataan formal yang terperinci tentang sasaran yang harus dicapai serta cara mencapainya, sehingga tujuan tersebut dapat dimonitor, diukur dan dievaluasi keberhasilannya.

Menurut Hermawan dan Zen (2006, 31) tujuan perpustakaan umum yang harus dicapai adalah:

1. Memberikan kesempatan kepada warga masyarakat untuk menggunakan bahan pustaka dalam meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kesejahteraan

2. Menyediakan informasi yang murah, mudah cepat dan tepat yang berguna bagi masyarakat dalam kehidupan sehari-hari

(21)

3. Membantu dalam pengembangan dan pemberdayaan komunitas melalui penyediaan bahan pustaka dan informasi

4. Bertindak sebagai agen kultural sehingga menjadi pusat utama kehidupan budaya bagi masyarakat sekitar

5. Memfasilitasi masyarakat untuk belajar sepanjang masa.

Selanjutnya tujuan perpustakaan umum pada Manifesto UNESCO yang dikutip dari Jonner (2011, 77) :

1. Memberikan kesempatan bagi umum untuk membaca bahan pustaka yang dapat membantu meningkatkan mereka ke arah kehidupan yang lebih baik.

2. Menyediakan sumber informasi yang cepat, tepat dan murah bagi masyarakat, terutama informasi mengenai topik yang berguna bagi mereka dan yang sedang hangat dalam kalangan masyarakat.

3. Membantu warga untuk mengembangkan kemampuan yang dimilikinya sehingga akan bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya, sejauh kemampuan tersebut dapat dikembangkan dengan bantuan bahan pustaka yang berkesinambungan.

4. Bertindak selaku agen kultural, artinya perpustakaan umum merupakan pusat utama kehidupan budaya bagi masyarakat sekitarnya. Dengan demikian Perpustakaan umum bertugas menumbuhkan apresiasi budaya masyarakat sekitarnya dengan cara menyelenggarakan pameran budaya, ceramah, pemutaran film budaya dan penyediaan informasi yang dapat meningkatkan keikutsertaan, kegemaran dan apresiasi masyarakat terhadap segala bentuk seni budaya.

Dari ketiga uraian tersebut dapat diketahui bahwa tujuan perpustakaan umum adalah memberikan kesempatan kepada warga masyarakat untuk menggunakan bahan pustaka serta informasi yang murah, mudah cepat dan tepat dalam meningkatkan pengetahuan, dan keterampilan sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan serta pusat utama kehidupan budaya bagi masyarakat. Selain itu perpustakaan umum juga memiliki tujuan menyediakan informasi, mengembangkan kemampuan mencari, mengelola serta memanfaatkan informasi, mendidik masyarakat pada umumnya agar dapat memelihara dan memanfaatkan bahan pustaka secara tepat guna dan berhasil guna, memupuk minat dan bakat masyarakat, dan berpartisipasi aktif dalam menunjang pembangunan nasional yang menyediakan bahan pustaka yang dibutuhkan masyarakat.

2.2.1.2 Fungsi Perpustakaan Umum

(22)

Untuk mencapai tujuannya, perpustakaan umum harus dapat melaksanakan fungsinya dengan baik dan kualitas yang baik juga. Dalam Buku Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Umum (2011, 6) dinyatakan bahwa fungsi perpustakaan umum adalah sebagai berikut : 1. Pengkajian kebutuhan pemakai dalam hal informasi dan bahan bacaan

2. Penyediaan bahan pustaka yang diperkirakan diperlukan melalui pembelian, langganan, tukar menukar, dan lain – lain

3. Pengolahan dan penyiapan setiap bahan pustaka 4. Penyimpanan dan pemeliharaan koleksi

5. Pendayagunaan koleksi

6. Pemberian layanan kepada warga masyarakat baik yang datang langsung ke perpustakaan maupun yang menggunakan telepon, faximili, dan lain – lain

7. Pemasyarakatan perpustakaan

8. Pengkajian dan pengembangan semua aspek kepustakawanan

9. Pelaksanaan koordinasi dengan perpustakaan lain dalam rangka pemanfaatan koleksi mitra kerja lainnya

10. Menjalin kerjasama dengan perpustakaan lain dalam rangka pemanfaatan koleksi bersama dan sarana atau prasarana, dan

11. Pengolahan dan ketatausahaan perpustakaan.

Sedangkan menurut hasil dari penelitian yang dilakukan oleh University of Minnessota dan Gallup Organization di Amerika Serikat pada tahun 1994 yang dikutip Siregar (2004, 77) menunjukan bahwa peran utama perpustakaan umum adalah :

(1) Sebagai pusat dukungan pendidikan bagi siswa semua umur (88%);

(2) Sebagai pusat belajar bagi orang dewasa (85%);

(3) Sebagai pusat belajar dan penemuan bagi anak-anak pra-sekolah(83%);

(4) Sebagai pusat penelitian bagi ilmuan dan peneliti (68%);

(5) Sebagai pusat untuk informasi masyarakat (66%);

(6) Sebagai suatu pusat informasi untuk masyarakat bisnis (55%);

(7) Sebagai suatu tempat yang menyenangkan untuk membaca, berfikir atau berkerja (52%);

(8) Sebagai pusat membaca yang bersifat rekreasi (51%).

Dari kedua uraian di atas dapat diketahui bahwa perpustakaan berfungsi sebagai sarana pendidikan, pusat belajar untuk semua kalangan, serta sebagai pusat penelitian, pusat informasi bagi masyarakat, dapat juga sebagai tempat yang menyenangkan untuk membaca yang bersifat rekreasi dan sebagai pusat penyedia bahan-bahan hasil budaya yang dapat dimanfaatkan masyarakat umum dalama meningkatkan pengetahuan dan kesejahteraan masyarakat.

(23)

Selain kedua uraian di atas, Siregar (2004, 76) juga menjelaskan bahwa fungsi utama perpustakaan umum adalah:

1. Untuk membantu orang (terutama orang-orang muda dan anak-anak) menjadi melek informasi.

2. Memberi tahu mereka bagaimana informasi dan juga untuk mengembangkan kebiasaan membaca.

3. Membantu orang dewasa untuk belajar seumur hidup dan belajar kembali untuk perubahan karir.

4. Mempelihara dan mempromosikan kebudayaan”

Dari pendapat di atas dapat diketahui bahwa fungsi perpustakaan umum yaitu untuk membantu seluruh masyarakat dari segala kalangan umur terutama orang muda dan anak- anak agar mereka mengetahui apa itu informasi, selain itu dengan adanya perpustakaan umum juga dapat membangun kebiasaan membaca masyarakat dan membangun kembali kegiatan belajar orang dewasa serta untuk memelihara dan mempromosikan kebudayaan.

2.2.1.3 Tugas perpustakaan Umum

Dalam melaksanakan kegiatannya, perpustakaan umum mempunyai tugas yang harus dilaksanakan. Sutarno (2006, 13) mengemukakan tugas perpustakaan umum adalah :

“Memberikan layanan kepada seluruh lapisan masyarakat, sebagai pusat informasi, pusat sumber belajar, tempat rekreasi, penelitian dan pelestarian koleksi bahan pustaka yang dimiliki”. Beberapa tugas pokok perpustakaan umum adalah:

1. Perpustakaan umum disediakan oleh pemerintah dan masyarakat untuk melayani kebutuhan bahan pustaka untuk masyarakat

2. Perpustakaan umum menyediakan bahan pustaka yang dapat menumbuhkan kegairahan masyarakat untuk belajar dan membaca sedini mungkin

3. Mendorong masyarakat untuk terampil memilih bacaan yang sesuai dengan kebutuhannya dalam meningkatkan pengetahuan untuk menunjang pendidikan formal, nonformal dan informal

4. Menyediakan aneka ragam bahan pustaka yang bermanfaat untuk dibaca agar dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat yang layak sehingga dapat berpartisipasi dalam pembangunan nasional”.

Dari pendapat di atas dapat diketahui bahwa tugas perpustakaan umum adalah untuk melayani kebutuhan bahan pustaka bagi seluruh lapisan masyarakat, sebagai pusat informasi, pusat sumber belajar, tempat rekreasi, penelitian dan pelestarian koleksi bahan pustaka yang

(24)

dimiliki. Sehingga melalui pelayanan tersebut, perpustakaan dapat menumbuhkan keinginan masyarakat untuk memingkatkan kemampuan belajar dan membaca serta dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat yang layak dan dapat berpartisipasi dalam pembangunan nasional.

2.3 Jenis –Jenis Layanan

Perpustakaan berupaya untuk menyediakan berbagai layanan yang sesuai dengan kebutuhan pengguna. Pada umumnya pelayanan yang diselenggarakan perpustakaan umum adalah pelayanan sirkulasi, pelayanan referensi, pelayanan audiovisual, pelayanan terbitan berseri, pelayanan anak, pelayanan deposit. Dari keenam jenis layanan tersebut, penulis hanya menguraikan mengenai layanan deposit.

Menurut Saputro (2008, 1) salah satu tugas dan fungsi Perpustakaan Nasional adalah

“sebagai pusat deposit terbitan nasional dalam melaksanakan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1990 tentang serah simpan karya cetak dan karya rekam”. Berdasarkan undang- undang tersebut, Perpustakaan Nasional dan Perpustakaan Nasional Provinsi mendapat tugas untuk melakukan penghimpunan, penyimpanan, dan pelestarian bahan karya cetak dan karya rekam yang dihasilkan di wilayah Indonesia. Hal tersebut sesuai dengan salah satu misi Dinas Perpustakaan dan Arsip Provinsi Sumatera yaitu mengumpulkan dan menyelamatkan karya cetak, karya rekam, karya tulis, dan naskah – naskah dokumen sebagai hasil karya budaya bangsa.

2.3.1 Layanan Deposit

Salah satu fungsi perpustakaan umum adalah sebagai pusat deposit. Layanan deposit berfungsi menyimpan hasil karya yang diterbitkan suatu daerah. Menurut Buku Panduan Koleksi Perpustakaan Daerah (1992, 30), “Koleksi deposit adalah pusat penyimpanan bahan pustaka yang diterbitkan di wilayah propinsi dimana perpustakaan daerah berdominasi : bahan perpustakaaan yang berisi tentang aspek-aspek di wilayah tersebut”.

(25)

Sedangkan Hasmaniah (1998, 15), “Deposit yaitu pusat penyimpanan bahan pustaka yang menyangkut suatu daerah baik yang diterbitkan disuatu daerah maupun di tempat lain”.

Kedua pendapat di atas menyatakan bahwa yang dimaksud dengan koleksi deposit adalah tempat kumpulan bahan perpustakaan yang diterbitkan oleh suatu daerah atau suatu instansi.

Adapun dasar hukum penyelenggaraan layanan deposit adalah : Undang-Undang Nomor 4 tahun 1990 tentang Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam pada Pasal 1 menyebutkan

“Perpustakaan Daerah adalah perpustakaan yang berkedudukan di ibukota Propinsi yang diberikan tugas untuk menghimpun, menyimpan, melestarikan, dan mendayagunakan semua karya cetak dan karya rekam yang dihasilkan Daerah”. (Peraturan Pemerintah RI Nomor 70 Tahun 1991, 5). Sedangkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 70 tahun 1991 dinyatakan bahwa:

(1) Setiap penerbit yang berada di wilayah Negara Republik Indonesia yang menghasilkan karya cetak, wajib menyerahkan karya cetaknya sebanyak 2 (dua) buah setiap judulnya kepada Perpustakaan Nasional dan sebuah kepada Perpustakaan Daerah yang bersangkutan.

(2) Setiap warga negara Indonesia yang hasil karyanya diterbitkan di luar negeri, wajib menyerahkan 2 buah setiap judul kepada Perpustakaan Nasional.

(3) Penyerahan hasil karya cetak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) selambat-lambatnya 90 (sembilan puluh) hari setelah diterbitkan.

Salah satu jenis dari koleksi deposit merupakan hasil serah-simpan yang dilaksanakan sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia No 4 Tahun 1990. Dalam Pasal 2 Undang- Undang Republik Indonesia No 4 Tahun 1990 dinyatakan bahwa :

(1) Setiap pengusaha rekaman yang berada di wilayah negara Republik Indonesia wajib menyerahkan sebuah rekaman dari setiap judul karya rekam yang dihasilkan kepada Perpustakaan Nasional, dan sebuah kepada Perpustakaan Daerah yang bersangkutan selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan setelah proses rekaman selesai.

(2) Dalam hal karya rekam tersebut menggunakan bahan baku yang memerlukan penyimpanan secara khusus, maka kewajiban menyerahkan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dilakukan kepada Perpustakaan Nasional atau badan lain yang ditetapkan oleh Pemerintah.

(3) Ketentuan mengenai badan penyimpanan hasil rekaman sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

(26)

Dari ketiga dasar hukum penyelenggaraan layanan deposit di atas dapat disimpulkan bahwa perpustakaan daerah mempunyai tugas untuk menghimpun, menyimpan, melestarikan, dan mendayagunakan semua karya cetak dan karya rekam yang dihasilkan daerah. Selain itu penerbit dan pengusahan rekaman berkewajiban menyerahkan hasil karya cetak dan karya rekam kepada Perpustakaan Nasional dan Perpustakaan Daerah.

2.3.1.1 Fungsi dan Tujuan Layanan Deposit

Layanan yang dimiliki perpustakaan mempunyai fungsi dan tujuan masing-masing, sehingga layanan tersebut dapat dimanfaatkan oleh pengguna. Dalam Buku Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Nasional Propinsi (1999, 49), “Bahan pustaka hasil pelaksanaan deposit diwujudkan sebagai koleksi deposit nasional luas tanpa membahayakan kelestarian dokumen pustaka yang asli sebagai khasanah atau wawasan budaya bangsa”.

Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1999 dinyatakan bahwa

“Kewajiban Serah Simpan Karya Rekam film ceritera atau film dokumenter bertujuan untuk mewujudkan koleksi nasional dan melestarikannya sebagai hasil budaya bangsa dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa”.

Dalam Pedoman Teknis Penyelenggaraan Penerbitan Pemerintah (1982, 211) menyatakan

“Deposit bertujuan untuk melestarikan budaya bangsa, yang bersifat nasional dengan mengumpulkan, mencatat dan menyimpan seluruh hasil karya cetak suatu bangsa”.

Pemerintah Republik Indonesia melalui Keputusan Presiden RI Nomor 11 tahun 1989 Tentang Perpustakaan Nasional pada Pasal 13 (1994, 10) menyebutkan bahwa tugas dari deposit adalah : “Pusat deposit dan konservasi mempunyai tugas melaksanakan

(27)

pengumpulan, penyimpanan dan pelestarian terbitan Nasional dan Internasional baik yang tercetak maupun terekam serta melakukan konservasi”.

Sedangkan menurut Nasution (1990, 2) dinyatakan bahwa tujuan koleksi deposit daerah adalah :

1. Agar perpustakaan wilayah menjadi pusat informasi yang lengkap tentang daerahnya sehingga setiap perpustakaan wilayah mampu memberikan jawaban dan informasi tentang daerah dimana perpustakaan itu berada.

2. Agar perpustakaan wilayah dapat melakukan pengumpulan, pelestarian dan pengorganisasian semua jenis bahan pustaka yang bersifat kedaerahan dari daerahnya masing-masing baik yang sudah pernah terbit, terekam ataupun dalam bentuk manuskrip dan lain-lain.

3. Agar perpustakaan wilayah dapat meningkatkan penelitian dan penginventarisasian terhadap bahan pustaka yang sudah pernah dipublikasikan dengan bekerja sama dengan semua instansi dan masyarakat yang relevan.

4. Agar perpustakaan wilayah dapat menimbulkan usaha menggali dan meneliti sumber- sumber informasi daerah yang potensial untuk menunjang pembangunan bangsa.

5. Meningkatkan upaya penerbitan bibliografi dan penyebaran informasi tentang daerahnya masing-masing

6. Menyempurnakan sarana untuk pelaksanaan layanan bahan pustaka dan informasi daerah secara regional dan nasional.

Dari pendapat di atas dapat diketahui bahwa fungsi dan tujuan dari layanan deposit adalah agar dapat melestarikan hasil budaya bangsa dan sumber informasi mengenai setiap daerah sehingga dapat mencerdaskan kehidupan bangsa.

2.4 Koleksi Perpustakaan

Koleksi perpustakaan adalah salah satu faktor utama dalam mendirikan suatu perpustakaan.

Dengan adanya paradigma baru dapat dinyatakan bahwa, salah satu kriteria dalam penilaian layanan perpustakaan adalah melalui koleksinya.

Menurut Yusuf (2007, 9) mengemukakan bahwa koleksi perpustakaan “koleksi perpustakaan adalah sejumlah bahan atau sumbersumber informasi, baik berupa buku ataupun bahan bukan buku, yang dikelola untuk kepentingan proses belajar dan mengajar”.

Sedangkan Ade Kohar (2003, 6) menjelaskan bahwa, “Koleksi perpustakaan adalah yang mencakup berbagai format bahan sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan alternatif para pemakai perpustakaan terhadap media rekam informasi”.

(28)

Dari uraian di atas dapat dinyatakan bahwa koleksi perpustakaan merupakan semua bahan pustaka dalam bentuk atau format apapun yang dikumpulkan, di olah dan disimpan untuk disajikan kepada pengguna sesuai dengan kebutuhan informasi dan perkembangan ilmu pengetahuan.

2.4.1 Koleksi Deposit

Koleksi deposit diperoleh dari hasil serah simpan karya cetak dan karya rekam. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 70 tahun 1991 , membuat 10 jenis karya cetak yang wajib diserahkan kepada Perpustakaan Nasional dan/atau Perpustakaan Umum Daerah (Propinsi) terdiri dari:

a. Buku fiksi;

b. Buku non fiksi;

c. Buku rujukan d. Karya artistik

e. Karya ilmiah yang dipublikasikan;

f. Majalah;

g. Surat kabar;

h. Peta;

i. Brosur;

j. Karya cetak lain yang ditetapkan oleh Kepala Perpustakaan Nasional.

Pendapat lain yang dikemukan dalam Buku Pedoman Teknis Penyelenggaraan Penerbitan Pemerintah (1982, 214) jenis karya cetak yang diwajibkan dikirim kepada perpustakaan yang berfungsi sebagai pusat deposit adalah :

1. Buku, yaitu penerbitan berkala yang terdiri dari 25 halaman atau lebih

2. Monograf, yaitu penerbitan tentang sesuatu subyek yang sistematis, lengkap serta terperinci

3. Mimeograf, yaitu penerbitan dalam bentuk stensilan

4. Laporan bersejarah (annals), yaitu penerbitan yang memuat peristiwa peristiwa dalam satu tahun, transaksi satu organisasi atau kemajuankemajuan bidang tertentu

5. Laporan tahunan (annual), yaitu penerbitan tahunan yang berisi tinjauan tentang satu tahun, kadang-kadang terbatas pada suatu biang tertentu

6. Bulletin, yaitu penerbitan berkala yang diterbitkan oleh Instansi Pemerintah, yang biasanya bernomor urut

7. Majalah, yaitu penerbitan berkala untuk bacaan umum, yang berisi artikel tentang berbagai pokok masalah oleh berbagai pengarang.

8. Surat kabar atau koran, yaitu penerbitan berkala yang memuat laporan laporan kejadian mutakhir dan berita hangat

(29)

9. Atlas, yaitu buku-buku yang memuat peta-peta, gambar-gambar, sebagainya dengan atau tanpa keterangan-keterangan tercatat

10. Pamflet, yaitu penerbitan yang jumlah halamannya paling banyak halaman

11. Lembaran(leaflet), yaitu penerbitan yang terdiri dari 1 (satu) lembar,yang dapat dilipat dua atau empat tanpa dijilid atau dijahit.

Menurut Nasution yang dikutip oleh Huda (2007, 18) jenis koleksi deposit adalah :

a. Terbitan pemerintah sendiri seperti peraturan daerah, surat-surat keputusan, pidato- pidato resmi, lembaran negara, statistik, dan laporan tahunan;

b. Hasil-hasil penelitian dari segala bidang yang dilaksanakan di daerah, hasil seminar, lokakarnya, temukarya, dan bahan lain yang serupa baik dari intansi pemerintah dan swasta;

c. Hasil terbitan perpustakaan daerah seperti laporan tahunan dan tengah tahunan, bibliografi daerah, katalog induk, accesion list, majalah majalah yang diterbitkan perpustakaan daerah ; d. Buku-buku dokumen langka tentang daerah, peta bahan kartografis daerah dan perjalanan;

e. Tulisan dan ringkasan lengkap atau rekaman lengkap tentang kepariwisataan dan hal-hal yang lain yang berkaitan dengan turisme, tentang sejarah daerah, tentang silsilah keturunan suatu bangsa disuatu daerah kemudian tentang hasil-hasil penelitian sejarah dan tentang kebudayaan, kesusasteraan dan bahasa daerah;

f. Rekaman musik tradisonal dan ciptaan-ciptaan baru di daerah rekaman kegiatan penelitian sejarah lisan baik berupa kaset, slide, film, video, dan rekaman tarian daerah serta permainan rakyat;

g. Cerita-cerita rakyat dalam berbagai bentuk, dan bahan pustaka tentangorganisasi atau swasta di daerah ;

h. Direktori tentang :

- Rumah-rumah ibadah - Biro perjalanan umum

- Kegiatan olahraga dan sarananya

- Perusahaan dan perdagangan seperti bank, pabrik, pusat dagang di daerah - Badan penerangan di masyarakat di TV, radio, kantor pos dan telekomunikasi - Real estate, perkebunan dan pertambangan

- Pelayanan masyarakat seperti kepolisian, angkatan bersenjata, rumah sakit dan puskesmas, apotik dan klinik .

Dari keempat uraian di atas dapat dinyatakan bahwa jenis koleksi deposit adalah buku fiksi, buku non fiksi, buku rujukan, karya artistik, karya ilmiah yang dipublikasikan, majalah, surat kabar, peta, brosur, dan karya rekam yang terdiri atas karya intelektual dan/atau artistik yang direkam dan digandakan dalam bentuk media karya rekam, pita, piringan, dan bentuk media karya rekam lain sesuai dengan perkembangan teknologi.

2.5 Implementasi

Implementasi merupakan tindakan-tindakan untuk mencapai tujuan yang telah digariskan dalam keputusan kebijakan. Tindakan tersebut dilakukan baik oleh individu,

(30)

pejabat pemerintah ataupun swasta. Dunn mengistilahkannya implementasi secara lebih khusus, menyebutnya dengan istilah implementasi kebijakan dalam bukunya yang berjudul Analisis Kebijakan Publik. Menurutnya implementasi kebijakan adalah “pelaksanaan pengendalian aksi-aksi kebijakan di dalam kurun waktu tertentu “(Dunn, 2003, 132).

Berkaitan dengan faktor yang mempengaruhi implementasi kebijakan suatu program, Subarsono dalam bukunya yang berjudul Analisis Kebijakan Publik (Konsep, Teori dan Aplikasi), mengutip pendapat G. Shabbir Cheema dan Dennis A. Rondinelli mengemukakan bahwa terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi implementasi kebijakan program-program pemerintah yang bersifat desentralistis. Faktor-faktor tersebut di antaranya :

1. Kondisi lingkungan

Lingkungan sangat mempengaruhi implementasi kebijakan, yang dimaksud lingkungan ini mencakup lingkungan sosio kultural serta keterlibatan penerima program.

2. Hubungan antar organisasi

Dalam banyak program, implementasi sebuah program perlu dukungan dan koordinasi dengan instansi lain. Untuk itu diperlukan koordinasi dan kerjasama antar instansi bagi keberhasilan suatu program.

3. Sumberdaya organisasi untuk implementasi program

Implementasi kebijakan perlu didukung sumberdaya baik sumber daya manusia (human resources) maupun sumber daya non-manusia (non human resources).

4. Karakteristik dan kemampuan agen pelaksana

Yang dimaksud karakteristik dan kemampuan agen pelaksana adalah mencakup struktur birokrasi, norma-norma, dan pola-pola hubungan yang terjadi dalam birokrasi, yang semuanya itu akan mempengaruhi implementasi suatu program. Dengan demikian, implementasi kebijakan dimaksudkan untuk memahami apa yang terjadi setelah suatu program dirumuskan, serta apa dampak yang timbul dari program kebijakan itu.

Dari kesimpulan di atas diketahui bahwa implementasi merupakan pengendalian aksi – aksi kebijakan yang dibuat oleh suatu organisasi.

2.5.1 Tahap Implementasi

Perencanaan sebaik apapun tidak akan berarti dan tidak akan berdampak apapun bila tidak diimplementasikan dengan baik. Akibatnya tujuan dari Undang – Undang No 4 Tahun 1990 Tentang Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam secara keseluruhan tidak akan tercapai, masyarakat tidak merasakan manfaat yang optimal. Oleh karenanya perlu

(31)

disusun strategi untuk menjalankan rencana yang telah dirancang. Dalam memulai implementasi pada dasarnya ada tiga pertanyaan yang harus dijawab. Siapa orang yang akan menjalankannya, apa yang harus dilakukan, dan bagaimana cara melakukan sekaligus alat apa yang diperlukan, dalam istilah manajemen popular, pertanyaan tersebut diterjemahkan menjadi:

a. Pengorganisasi (organizing) sumber daya yang diperlukan

b. Penyusunan (staffing) untuk menempatkan orang sesuai dengan jenis tugas atau pekerjaan yang harus dilakukannya

c. Penghargaan (directing) yang terkait dengan bagaimana cara melakukan tindakan d. Pengawasan atau koreksi (controlling) terhadap pelaksanaan

e. Pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana

f. Penilaiaan (evaluating) untuk mengetahui tingkat pencapaain tujuan

Tahap Implementasi terdiri atas tiga langkah utama yakni,sosialisasi, pelaksanaan, dan internalisasi.

1. Sosialisasi

Sosialisasi diperlukan untuk memperkenalkan kepada komponen perusahaan mengenai berbagai aspek yang terkait dengan implementasi Undang – Undang No 4 Tahun 1990 Tentang Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam khususnya mengenai pedoman penerapan Undang – Undang No. 4 Tahun 1990 Tentang Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam. Agar efektif, upaya ini perlu dilakukan dengan suatu tim khusus yang dibentuk untuk itu, langsung berada dibawah pengawasan Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Provinsi Sumatera Utara yang ditunjuk sebagai pelaksana kebijakan. Tujuan utama sosialisasi ini adalah agar Undang – Undang No 4 Tahun 1990 Tentang Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam yang akan di implementasikan mendapat dukungan penuh dari

(32)

seluruh komponen perusahaan, sehingga dalam perjalanannya tidak ada kendala serius yang dapat dialami oleh unit penyelenggara .

2. Pelaksanaan

Kegiatan yang dilakukan pada dasarnya harus sejalan dengan pedoman Dinas Perpustakaan dan Arsip Provinsi Sumatera Utara yang ada, berdasarkan kebijakan yang telah disusun.

3. Internalisasi

Internalisasi adalah tahap jangka panjang, internalisasi mencakup upaya upaya untuk memperkenalkan Undang – Undang No 4 Tahun 1990 Tentang Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam.

(33)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk melakukan penelitian dan mendapatkan data dengan tujuan tertentu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif. “Penelitian kualitatif merupakan salah satu prosedur penelitian yng menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku orang-orang yang diamati”.(Bogdan & Taylor 1999, 21 - 22).

Pendekatan kualitatif diharapkan mampu menghasilkan uraian yang mendalam tentang ucapan, tulisan, dan atau perilaku yang dapat diamati melalui individu, kelompok, masyarakat, dan atau organisasi tertentu dalam suatu setting konteks tertentu yang dikaji dari sudut pandang yang utuh, komprehensif, dan holistik. Penelitian kualitatif bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang sifatnya umum terhadap kenyataan sosial dari perpektif partisipan.

3.2 Lokasi Penelitian

Lokasi Penelitian berada di Dinas Perpustakaan dan Arsip Provinsi Sumatera Utara yang beralamat di Jalan Brigjend. Katamso No.45 - K Medan, Sumatera Utara

3.3 Proses Penelitian

Langkah – langkah yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Mengidentifikasi Informan

(34)

Pemilihan informan dilakukan dengan cara purposive sampling, yaitu teknik penentuan informan melalui beberapa pertimbangan tertentu. Informan penelitian ini adalah pihak yang terlibat dalam implementasi UU No 4 tahun 1990 tentang Serah Simpan Karya Cetak Dan Karya Rekam, sebanyak 5 orang

2. Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data, peneliti memakai metode wawancara mendalam (depth interview) dan kuesioner, dimana data dari wawancara tersebut direkam dengan memakai media tertentu dan juga dibantu dengan alat tulis lainnya dan kuesioner dibuat dalam betuk pertanyaan. Hasil rekaman wawancara yang telah dilakukan selanjutnya dibuat dalam bentuk tertulis, yang kemudian dibaca dan diteliti ulang untuk mendapatkan data yang benar.

Wawancara dan kuesioner dilakukan secara langsung dengan informan yang memiliki keterkaitan dengan implementasi Undang - Undang No. 4 tahun 1990 tentang Serah Simpan Karya Cetak Dan Karya Rekam Dinas Perpustakaan dan Arsip Provinsi Sumatera Utara.

3. Analisis Data

Data hasil wawancara penulis, observasi dan catatan di lapangan maupun dari berbagai sumber ditelaah dan dipahami, kemudian disusun menjadi satu kesatuan yang akan ditarik kesimpulan dari interpretasi yang sudah dilakukan. Dalam hal ini penulis menganalisis data yang didapat berdasarkan pemahaman terhadap hal – hal yang diungkapkan oleh informan yaitu pengguna perpustakaan yang memiliki keterkaitan dengan implementasi Undang - Undang No. 4 tahun 1990 tentang Serah Simpan Karya Cetak Dan Karya Rekam Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Sumatera Utara.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan:

1. Wawancara

(35)

Wawancara adalah “percakapan yang dilakukan dengan maksud tertentu dan dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (interviuwer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviuwe) yang memberikan jawaban pertanyaan itu” Moleong (2002, 135).

Tujuan wawancara adalah untuk mengumpulkan data dan informasi yang lengkap, akurat, dan adil (fair). Wawancara dilakukan kepada informan yaitu pihak yang terkait dengan implementasi Undang – Undang No 4 tahun 1990 tentang Serah Simpan Karya Cetak Dan Karya Rekam Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Sumatera Utara.

2. Observasi

Berdasarkan Arikunto (2002, 146) bahwa observasi adalah “kegiatan yang meliputi pemusatan terhadap objek yang menggunakan seluruh aspek indera”. Kegiatan observasi dilakukan pada lokasi penelitian yang sebenarnya dalam rangka untuk memperoleh data yang diinginkan. Observasi dilakukan di implementasi Undang - Undang No. 4 tahun 1990 Dinas Perpustakaan dan Arsip Provinsi Sumatera Utara.

3. Studi Dokumentasi

Selain melakukan teknik wawancara dan kuesioner, peneliti juga melakukan studi dokumentasi demi menunjang kelengkapan data yaitu melalui buku laporan, majalah, jurnal, artikel yang tersedia dalam media online.

3.5 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian terdiri dari beberapa hal yang berhubungan dengan penelitian. Sugiyono (2010, 312) “instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati, secara spesifik fenomena ini disebut variabel penelitian”. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan wawancara dan kuesioner sebagai instrumen penelitian. Setiap wawancara dan kuesioner berisi pertanyaan yang memuat berbagai indikator variabel penelitian.

(36)

Instrumen penelitian untuk melakukan penelitian ini adalah peneliti sendiri, dengan menggunakan alat bantu :

1. Pedoman Wawancara

Pedoman ini berisikan hal-hal pokok yang akan ditanyakan pada saat melakukan wawancara.

Pedoman wawancara disusun berdasarkan dengan masalah yang diteliti yang didukung oleh teori.

(37)

2. Perekam Suara

Perekam suara ini digunakan untuk merekam hasil wawancara. Perekaman wawancara diperlukan karena catatan atau ingatan yang dimiliki peneliti ketika melakukan wawancara terbatas.

3. Kuesioner

Kuesioner langsung yaitu dimana pertanyaan langsung diberikan kepada responden. Dalam penelitian ini, kuesioner disusun dalam bentuk pertanyaan.

3.6 Jenis dan Sumber Data

Sumber dan jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder : 1. Data Primer

Data primer penelitian ini adalah hasil dari wawancara dan kuesionerserta pengamatan penulis berupa kata-kata, sikap dan pemahaman dari subjek yang diteliti sebagai dasar utama melakukan interpretasi data dari responden.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah berbagai sumber tertulis yang memungkinkan untuk dimanfaatkan dalam penelitian ini dan akan digunakan semaksimal mungkin demi mendorong keberhasilan penelitian ini, diantaranya buku-buku literatur, internet, majalah atau jurnal ilmiah, dan dokumen lain yang berhubungan dengan penelitian ini.

(38)

3.7 Keabsahan Data

Untuk menjaga keabsahan data dalam penelitian ini, maka penulis menggunakan beberapa metode triangulasi, yaitu teknik yang dilakukan dengan meminta penjelasan lebih lanjut. Data diperoleh dengan mencari informasi lebih dari satu orang. Adapun teknik triangulasi yang digunakan adalah :

1. Triangulasi Data

Menggunakan berbagai sumber data seperti dokumen, hasil wawancara dan hasil kuesioner serta hasil observasi.

2. Triangulasi Teori

Penggunaan berbagai teori yang berlainan untuk memastikan bahwa data yang dikumpulkan sudah memenuhi syarat. Pada penelitian ini, berbagai teori telah dijelaskan pada Bab II untuk dipergunakan dan menguji terkumpulnya data tersebut.

3. Triangulasi Metode

Penggunaan berbagai metode untuk meneliti masalah, seperti metode wawancara metode observasi, dan kuesioner . Dalam penelitian ini, peneliti melakukan metode wawancara yang ditunjang dengan metode observasi pada saat wawancara dilakukan serta pembagian kuesioner.

3.8 Kisi – Kisi Wawancara

Menurut (Arikunto 2006, 178), “mengadakan identifikasi terhadap variable yang ada dalam merumuskan judul penelitian, kemudian menjabarkan variable menjadi sub variable”.

Oleh karena itu, untuk mempermudah penyusunan pertanyaan wawancara dan kuesioner, maka penulis menyajikan kisi - kisi sebagai berikut:

Tabel 3.1 Kisi – Kisi Wawancara

No Kisi - Kisi

(39)

1 Sosialisasi terhadap UU Nomor 4 Tahun 1990 terhadap Penerbit 2 Format tanda serah simpan karya cetak dan karya rekam

3 Realisasi UU Nomor 4 Tahun 1990 terhadap penerbit

4 Tindakan Dinas Perpustakaan dan Arsip Provinsi Sumatera Utara terhadap UU Nomor 4 Tahun 1990 kepada penerbit

(40)

Kisi – Kisi Pedoman Pertanyaan Wawancara

1. Apakah anda mengetahui selaku kepala bidang mengenai Undang – Undang Nomor 4 tahun 1990 tentang Serah Simpan Karya Cetak Dan Karya Rekam ?

2. Sejauh mana tindakkan anda selaku pelaksanaan kebijakan, dalam melakukan sosialisasi Undang – Undang Nomor 4 tahun 1990 tentang Serah Simpan Karya Cetak Dan Karya Rekam kepada penerbit ?

3. Apakah para penerbit mengetahui mengenai Undang – Undang Nomor 4 tahun 1990 tentang Serah Simpan Karya Cetak Dan Karya Rekam?

4. Apabila para penerbit telah mengetahui Undang – Undang Nomor 4 tahun 1990 tentang Serah Simpan Karya Cetak Dan Karya Rekam, apakah ada format tanda serah simpan karya cetak dan karya rekam yang diberikan kepada penerbit ?

5. Bagaimanakah bentuk format tanda serah simpan karya cetak dan karya rekam yang diberikan penerbit ?

6. Dalam kenyataannya, apakah pelaksanaan Undang – Undang Nomor 4 tahun 1990 tentang Serah Simpan Karya Cetak Dan Karya Rekam telah berjalan dengan baik ?

7. Mengapa pelaksanaan Undang – Undang Nomor 4 tahun 1990 tentang Serah Simpan Karya Cetak Dan Karya Rekam belum berjalan dengan maksimal ?

8. Apa saja yang menjadi kendala pada Dinas Perpustakaan dan Arsip dalam melaksanakan Undang – Undang Nomor 4 tahun 1990 tentang Serah Simpan Karya Cetak Dan Karya Rekam ?

9. Apa saja kebijakan dari Dinas Perpustakaan dan Arsip dalam mengatasi kendala dalam melaksanakan Undang – Undang Nomor 4 tahun 1990 tentang Serah Simpan Karya Cetak Dan Karya Rekam ?

10. Apakah ada kendala yang terjadi pada penerbit dalam melaksanakan Undang – Undang Nomor 4 tahun 1990 tentang Serah Simpan Karya Cetak Dan Karya Rekam ?

(41)

11. Apakah menurut anda semua penerbit mengetahui Undang – Undang Nomor 4 tahun 1990 tentang Serah Simpan Karya Cetak Dan Karya Rekam ??

12. Apa saja tindakkan dari Dinas Perpustakaan dan Arsip yang diberikan kepada penerbit apabila tidak melaksanakan Undang – Undang Nomor 4 tahun 1990 tentang Serah Simpan Karya Cetak Dan Karya Rekam ?

13. Sanksi apa saja yang diberikan kepada penerbit apabila tidak melaksanakan Undang – Undang Nomor 4 tahun 1990 tentang Serah Simpan Karya Cetak Dan Karya Rekam ?

14. Apakah ada hadiah yang diberikan dari Dinas Perpustakaan dan Arsip kepada penerbit apabila melaksanakan Undang – Undang Nomor 4 tahun 1990 tentang Serah Simpan Karya Cetak Dan Karya Rekam ?

(42)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Informan

Informan dalam penelitian ini adalah pihak – pihak yang terkait dengan pelaksanaan Undang – Undang No. 4 tahun 1990 tentang Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam koleksi deposit pada Dinas Perpustakaan dan Arsip Provinsi Sumatera Utara. Peneliti melakukan wawancara dengan 5 orang informan. Wawancara dilakukan melalui pendekatan dan perkenalan terlebih dahulu dengan informan. Kemudian diminta waktunya untuk bersedia diwawancarai, dengan menjelaskan terlebih dahulu maksud dan tujuan dilakukannya wawancara tersebut. Berikut adalah daftar karakteristik informan :

Tabel 4.1 Daftar Karakteristik Informan

Kode Sumber Pekerjaan

I1 Informan I Kepala Bidang Pengolahan Bahan Pustaka dan Deposit Daerah

I2 Informan II Kepala Subbid. Deposit Daerah I3 Informan III Pustakawan Layanan Deposit

I4 Informan IV Penerbit yang pernah menyerahkan koleksi I5 Informan V Penerbit yang belum pernah menyerahkan koleksi

Informan pertama, kedua, dan ketiga (I1, I2, I3) adalah pustakawan pada Dinas Perpustakaan dan Arsip Provinsi Sumatera Utara. Sedangkan I4 dan I5, adalah penerbit dari kota Medan, bedanya adalah I4 pernah menyerahkan hasil terbitannya sedangkan I5 belum pernah menyerahkan hasil terbitannya kepada Dinas Perpustakaan dan Arsip Provinsi Sumatera Utara.

(43)

Wawancara berlangsung secara informal. Wawancara dilakukan berdasarkan pada pedoman wawancara dan wawancara mendalam. Pelaksanaan wawancara dilakukan secara substantif, artinya tidak diharuskan pada suatu tempat tertentu. Apabila penulis kurang jelas dengan hasil wawancara sebelumnya serta masih perlu penambahan data, maka dilakukan wawancara ulang.

4.2 Kategori

Berdasarkan hasil wawancara, peneliti menyusun kerangka awal analisis sebagai acuan dan pedoman untuk melakukan coding. Dengan pedoman tersebut, peneliti membaca kembali transkrip wawancara lalu melakukan coding, memilih data yang relevan dengan judul penelitian sehingga menghasilkan beberapa kategori. Seperti diuraikan berikut ini :

4.2.1 Sosialisasi UU Nomor 4 Tahun 1990

Kategori pertama yang diperoleh dari hasil wawancara dengan kelima informan adalah sosialisasi UU No. 4 Tahun 1990 telah dilaksanakan sebagai tugas pokok. Seperti yang diungkapkan informan – informan berikut ini :

I1 : “Sosialisasi UU No. 4 Tahun Dinas Perpustakaan dan Arsip Provinsi Sumatera Utara merupakan salah satu tugas pokok yang harus dilakukan selalu.

I2 : “Kegiatan sosialisasi UU No. 4 Tahun 1990 yang diberikan kepada penerbit dilakukan secara berkesinambungan .”

I3 : “Sosialisasi kepada penerbit, menjadikan koleksi deposit yang berasal dari penerbit lokal semakin meningkat.”

I4 :“Sosialisasi UU No. 4 Tahun 1990 kepada penerbit telah dilakukan dan diberikan melalui surat resmi kepada penerbit .”

I5 : “Undang – undang No. 4 Tahun 1990 telah disosialisasikan Dinas Perpustakaan dan Arsip Provinsi Sumatera Utara kepada semua penerbit.”

Berdasarkan jawaban kelima informan di atas, dapat dinyatakan bahwa kegiatan sosialisasi oleh Dinas Pepustakaan dan Arsip Provinsi Sumatera Utara telah dilakukan kepada penerbit, hal tersebut dapat dilihat dari jawaban dari kelima informan.

Melihat hal tersebut, Dinas Perpustakaan dan Dinas Provinsi Sumatera Utara melaksanakan sosialisasi kepada penerbit. Seperti yang diungkapkan informan kesatu (I1) berikut ini :

“Sosialisasi UU No. 4 Tahun 1990 dilakukan 1 kali dalam setahun kepada penerbit agar penerbit melaksanakan UU No. 4 tahun 1990 tersebut.”

Gambar

Tabel 4.1 Daftar Karakteristik Informan
Tabel 4.2 Rangkuman Hasil Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Teknologi proses yang banyak digunakan untuk pembuatan mikrosensor atau mikrodevices adalah silicon-based microfabrication yang dapat menghasilkan struktur yang berukuran

Lokasi 042B merupakan lokasi yang memiliki pertumbuhan vegetatif terbaik dibanding lokasi lainnya terutama pada parameter berat tanaman, jumlah daun, panjang daun,

Ada enam ciri-ciri nilai sosial dalam kehidupan sehari-hari yaitu: (1) Diterapkan melalui proses interaksi antar manusia yang terjadi secara intensif dan bukan perilaku yang

Strategi pengembangan koleksi deposit pada Perpustakaan Nasional Republik Indonesia dan Dinas Perpustakaan dan Arsip Provinsi Sumatera Utara hanya berpatok pada

Jika calon perawat khusus lansia EPA mengubah status izin tinggal menjadi “aktivitas khusus” (misalnya mempunyai pasangan orang Jepang) dan ingin mengikuti ujian nasional

Analisa Data Menggunakan Metode Simple Additive Weighting ( SAW ): Analisa data dalam penelitian ini menggunakan metode Simple Additive Weighting ( SAW ). Penelitian

Masalah yang teridentifikasi dalam penelitian ini adalah karyawan tidak puas atas insentif yang diberikan oleh perusahaan, besarnya insentif yang diberikan bukan

Hasil pengembangan Perangkat Pembelajaran Ipa Terpadu Tipe Webbed Berorientasi Inkuiri Terbimbing Dengan Tema Rainbow Cake menunjukkan bahwa kelayakan perangkat pembelajaran