UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
MEDAN
SKRIPSI
PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP PROFITABLITAS PADA PERUSAHAAN GO PUBLIC
DI INDONESIA
OLEH:
NAMA : IBNU AUSTRINDANNEY SINA AZHAR NIM : 060503043
DEPARTEMEN : AKUNTANSI
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul ”Pengaruh Penerapan
Good Corporate Governance Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Go public
di Indonesia” adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul yang dimaksud
belum pernah dimuat, dipublikasikan, atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam
konteks penulisan skripsi untuk Program Reguler S-1 Departemen Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi
yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas dan benar adanya. Apabila di
kemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang
ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.
Medan, 20 Mei 2010 Yang membuat pernyataan,
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan
nikmat dan kemudahannya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat
waktu guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Sumatera Utara.
Shalawat beriring salam penulis hadiahkan kepada Rasulullah SAW yang
safa’atnya diharapkan di akhirat kelak.
Sepanjang proses penyusunan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak bantuan,
dukungan, serta do’a dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini
penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, MEc. selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, MSi, Ak selaku Ketua Departemen
Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak selaku Sekretaris
Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, MSi, Ak selaku Dosen Pembimbing.
Terima kasih atas semua waktu, bimbingan dan arahan yang telah
diberikan kepada penulis selama proses penyusunan dan penyelesaian
skripsi ini.
4. Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak selaku Dosen Pembanding/ Penguji I dan
telah banyak membantu penulis melalui saran dan kritik yang diberikan
demi kesempurnaan skripsi ini.
5. Kedua orang tua penulis, H. Azhar Maksum dan Hj. Siti Hasanah. Terima
kasih atas semua kasih sayang, do’a, dukungan, didikan, dan semangat
yang sangat berarti. Semoga penulis dapat menjadi anak yang dapat
dibanggakan. Terima kasih kepada seluruh saudara dan kerabat yang
peneliti miliki atas semua do’a dan semangat yang telah mewarnai
hari-hari penulis.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan dari para pembaca
untuk penulisan selanjutnya. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini
bermanfaat bagi para pembacanya.
Medan, 20 Mei 2010 Yang membuat pernyataan,
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan good corporate governance (GCG) terhadap kinerja keuangan perusahaan khususnya terhadap prifitabilitas. Variabel skor penerapan GCG digunakan sebagai indikator GCG, sedangkan Return on Assets (ROA) digunakan sebagai indikator kinerja keuangan perusahaan.
Penelitian ini merupakan penelitian eksplanatif asosiatif yang variabelnya bersifat kausalitas. Sampel penelitian ini adalah perusahaan yang termasuk dalam pemeringkatan CGPI yang dipilih dengan metode purposive sampling. Data yang digunakan bersifat pooling (data series dan cross sectional) dan diambil dari laporan CGPI dan laporan keuangan tahunan dari tahun 2007–2009. Pengujian hipotesis dilakukan dengan metode statistik melalui analisis regresi sederhana. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa GCG tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan secara parsial. ROA tidak dapat dijelaskan oleh penerapan GCG.
ABSTRACT
The main objective of this research was to determine the effect of implementation of good corporate governance (GCG) to the financial performance of the company to profitability in particular. Variable scores used as indicators of the implementation of GCG, while Return on Assets (ROA) is used as an indicator of corporate financial performance. This research is explanatory variable associative nature of causality. Samples are included in the rating companies CGPI selected by purposive sampling method. The data used are pooling (data series and cross sectional) and taken from CGPI reports and annual financial statements from year 2007 to 2009. Hypothesis testing is done by statistical methods through simple regression analysis.
The results of this study show that GCG has no effect on the financial performance partially. ROA can not be explained by the GCG.
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... i
KATA PENGANTAR ... ii
ABSTRAK ... iv
ABSTRACT ... v
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Perumusan Masalah Penelitian ... 6
C. Tujuan Penelitian ... 6
D. Manfaat Penelitian ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Good Corporate Governance ... 8
1. Pengertian Good Corporate Governance ... 8
2. Sejarah Good Corporate Governance... 10
3. Prinsip Good Corporate Governance ... 11
a. Keadilan (Fairness)... 11
b. Transparansi (Tranparency)... ... ...13
d. Akuntabilitas (Accountability) ... 15
e. Pertanggungjawaban (Responsibility)... 17
4. Tujuan Penerapan Good Corporate Governance ... 19
5. Manfaat Penerapan Good Corporate Governance... 19
6. The Indonesian Insitute of Corporate Governance... 21
B. Profitabilitas Perusahaan ... 25
1. Pengertian Profitabilitas... 25
2. Indikator Dalam Perhitungan Profitabilitas ... 25
3. Pengaruh GCG Terhadap Profitabilitas Perusahaan...28
C. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 29
1. Yudha Pranata (2007) ... 29
2. Diah Kusuma Wardani (2008) ... 30
3. Ridwan Frediawan(2008) ... 31
D. Kerangka Konseptual ... 32
E. Hipot esis Penelitian ... 33
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 34
B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 34
C. Jenis dan Sumber Data ... 35
D. Teknik Pengumpulan Data ... 36
E. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 37
F. Metode Analisis Data ... 38
1. Uji Asumsi Klasik ... 39
2. Pengujian Hipotesis ... 42
H. Jadwal dan Waktu Penelitian ... 43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hasil Penelitian ... 44
1. Hasil Uji Asumsi Klasik... 44
a. Hasil Uji Normalitas Data... 44
b. Hasil Uji Autokorelasi ... 48
c. Hasil Uji Heterokedastisitas... . 50
2. Hasil Analisis Regresi Sederhana ... 51
3. Hasil Uji Signifikan Parsial (Uji – t) ... 53
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 54
B. Keterbatasan Penelitian ... 55
C. Saran ... 56
DAFTAR PUSTAKA ... 57
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
Tabel 2.1 Tahapan dan Bobot Penilaian Riset dan Pemeringkatan CGPI ... 22
Tabel 2.2 Kategori Pemeringkatan CGPI ... 24
Tabel 2.3 Daftar Penelitian Terdahulu ... 29
Tabel 3.1 Daftar Populasi dan Sampel Penelitian ... 35
Tabel 3.2 Definisi Operasional ... 38
Tabel 3.3 Jadwal dan Waktu Penelitian ... 43
Tabel 4.1 Uji Normalitas ... 45
Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Setelah Transformasi Logaritma Natural .... 46
Tabel 4.3 Hasil Uji Autokorelasi ROA ... 49
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 32
Gambar 4.1 Grafik Histogram ... 47
Gambar 4.2 Normal P-P Plot ... 48
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul Halaman
Lampiran i Data Penelitian Variabel X (GCG) ... 60
Lampiran ii Data Penelitian Variabel Y (ROA) dari Perusahaan yang Menjadi Sampel ... 61
Lampiran iii Descriptives ... 62
Lampiran iv Regression ... 63
Lampiran v Histogram ... 65
Lampiran vi One Sample Kolmogorov Smirnov Test ... 66
Lampiran vii Scatterplot ... 67
Lampiran viii Autokorelasi ... 68
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan good corporate governance (GCG) terhadap kinerja keuangan perusahaan khususnya terhadap prifitabilitas. Variabel skor penerapan GCG digunakan sebagai indikator GCG, sedangkan Return on Assets (ROA) digunakan sebagai indikator kinerja keuangan perusahaan.
Penelitian ini merupakan penelitian eksplanatif asosiatif yang variabelnya bersifat kausalitas. Sampel penelitian ini adalah perusahaan yang termasuk dalam pemeringkatan CGPI yang dipilih dengan metode purposive sampling. Data yang digunakan bersifat pooling (data series dan cross sectional) dan diambil dari laporan CGPI dan laporan keuangan tahunan dari tahun 2007–2009. Pengujian hipotesis dilakukan dengan metode statistik melalui analisis regresi sederhana. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa GCG tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan secara parsial. ROA tidak dapat dijelaskan oleh penerapan GCG.
ABSTRACT
The main objective of this research was to determine the effect of implementation of good corporate governance (GCG) to the financial performance of the company to profitability in particular. Variable scores used as indicators of the implementation of GCG, while Return on Assets (ROA) is used as an indicator of corporate financial performance. This research is explanatory variable associative nature of causality. Samples are included in the rating companies CGPI selected by purposive sampling method. The data used are pooling (data series and cross sectional) and taken from CGPI reports and annual financial statements from year 2007 to 2009. Hypothesis testing is done by statistical methods through simple regression analysis.
The results of this study show that GCG has no effect on the financial performance partially. ROA can not be explained by the GCG.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Krisis keuangan yang melanda Asia khususnya Indonesia di tahun
1997-1998 telah meruntuhkan perusahaan-perusahaan yang mendominasi dunia bisnis
di Indonesia. Banyak perusahaan yang terpaksa ditutup (dilikuidasi) karena
kelangsungan usahanya tidak dapat dipertahankan. Hal ini dapat dibuktikan
dengan fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing khususnya terhadap
dolar Amerika Serikat yang disebabkan oleh kurangnya landasan tata kelola pada
perusahaan tersebut.
Banyaknya perusahaan yang tutup memaksa pemerintah melakukan
restrukturisasi dan rekapitalasi. Tindakan restrukturisasi dan rekapitalasi ini
menunjukkan bahwa minimnya kemampuan perusahaan dalam hal
mempertahankan kelangsungan usahanya. Buruknya kinerja dan rendahnya daya
saing perusahaan-perusahaan milik pemerintah atau Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) juga diidentifikasi menjadi akar krisis keuangan yang melanda
Indonesia.
Pada akhir tahun 2006 perekonomian Indonesia mulai menunjukkan
tanda-tanda menuju ke arah perbaikan. Kondisi perekonomian Indonesia yang membaik
tersebut ditandai dengan turunnya BI rate dibawah 10,75%. Diharapkan dengan
menurunnya BI rate maka akan memicu turunnya suku bunga kredit perbankan,
perekonomian Indonesia. Pemerintah juga mengharapkan terjadinya pertumbuhan
pada perusahaan sektor publik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang
tentunya akan memiliki pengaruh yang besar terhadap perbaikan perekonomian
Indonesia.
Era globalosasi dan pasar terbuka saat ini menuntut diciptakannya iklim
lingkungan organisasi yang kondusif, sehingga dapat meningkatkan kepercayaan
investor terhadap sektor bisnis di Indonesia. Jika kepercayaan investor berkurang
maka akan berakibat terhadap turunnya tingkat pertumbuhan pasar modal yang
menjadi jaminan berjalannya perekonomian.
Good Corporate Governance (GCG) atau yang lebih dikenal dengan tata
kelola perusahaan yang baik muncul sebagai pilihan yang bukan saja menjadi
formalitas, namun suatu sistem nilai yang sangat berpengaruh terhadap
peningkatan nilai perusahaan. Iskander dan Chamlo (2000) menyampaikan
pendapat bahwa krisis ekonomi yang terjadi di kawasan Asia Tenggara dan
negara-negara lain terjadi bukan hanya akibat faktor ekonomi makro namun juga
karena lemahnya tata kelola perusahaan yang ada di negara-negara tersebut.
Faktor-faktor itu meliputi, lemahnya penegakan hukum(low enforcement), standar
akuntansi dan pemeriksaan (audit) yang belum mapan, pasar modal yang masih
under-regulated, serta lemahnya pengawasan dan terabaikannya hak minoritas.
Melihat fenomena ini, maka menjadi suatu keharusan bagi
perusahaan-perusahaan untuk menerapkan dan melaksanakan GCG agar tujuan perusahaan-perusahaan
dapat tercapai. Melalui Keputusan Menteri BUMN Nomor:
wajib menerapkan GCG secara konsisten dan atau menjadikan GCG sebagai
landasan operasionalnya. Manfaat perusahaan menerapkan GCG adalah resources
yang dimiliki pemegang saham perusahaan dapat dikelola dengan baik, efisien
dan dapat digunakan semata-mata untuk kepentingan pertumbuhan (nilai)
perusahaan. Hal ini berarti bahwa Good Corporate Governance tidak hanya
berakibat positif bagi pemegang saham namun juga bagi masyarakat luas berupa
pertumbuhan perekonomian nasional.
Good Corporate Governance merupakan suatu sistem yang mengatur
bagaimana organisasi dioperasikan dan dikontrol dengan baik. Good Corporate
Governance dapat diartikan sebagai sarana interaksi yang mengatur antar struktur
dan mekanisme yang menjamin adanya control dan accountability, namun tetap
mendorong efisiensi dan kinerja perusahaan (Salowe, 2002). Good Corporate
Governance terdiri atas beberapa prinsip, yaitu transparansi (transparency),
kemandirian (independency), akuntabilitas (acountability), pertanggungjawaban
(responsibility), dan kewajaran (fairness). Jadi sistem ini mengatur dengan jelas
dan tegas apa yang menjadi hak dan kewajiban pihak-pihak yang terkait dengan
pelaksanaan suatu korporasi bisnis.
Perusahaan perlu menerapkan strategi-strategi yang sesuai dengan kondisi
dan iklim ekonomi untuk meningkatkan kinerja perusahaan dan mempertahankan
kinerja yang telah dicapai. Untuk mengetahui kinerja suatu perusahaan perlu
dilakukan pengukuran atau penilaian. Fungsi dari penilaian atau pengukuran
keputusan, juga untuk memperlihatkan kepada investor maupun \pihak-pihak yang
berkepentingan bahwa perusahaan memiliki kredibilitas yang baik.
Dalam menilai kinerja perusahaan, investor cenderung mengacu kepada
hasil laporan keuangan. Ukuran yang digunakan perusahaan berbeda antara
perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lain. Ukuran yang biasa digunakan
adalah rasio keuangan perusahaan seperti rasio likuiditas (current Rasio), rasio
profitabilitas (return on equity, return on asset), serta rasio solvabilitas (rasio
modal dengan aktiva dan rasio dengan modal utang sendiri).
Laporan keuangan yang bermutu merupakan sarana dasar untuk
mengungkapkan konsidi operasi bisnis dan keuangan perusahaan. Selain itu,
laporan keuangan merupakan sarana utama berupa informasi keuangan yang
dikomunikasikan kepada pihak luar. Dalam menilai kinerja perusahaan, investor
harus senantiasa berusaha untuk dapat menganalisis kemampuan keuangan
perusahaan, sehingga investor mendapatkan informasi yang penting dalam
pengambilan keputusan ekonominya. Bagi sebahagian besar investor institusional
ataupun kreditur, laporan keuangan yang akurat dan transparan merupakan bahan
masukan yang penting untuk keputusan investasinya sehingga saat ini banyak
perusahaan khususnya perusahaan go public yang membuat laporan pelaksanaan
Good Corporate Governance pada setiap laporan keuangan tahunannya.
Riset The Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG) tahun
2002, menemukan bahwa alasan utama perusahaan menerapkan GCG adalah
kepatuhan terhadap peraturan. Perusahaan meyakini bahwa implementasi GCG
menjadi komitmen perusahaan, dan implementasi GCG berhubungan dengan
peningkatan citra perusahaan. Perusahaan yang mempraktikkan GCG akan
mengalami perbaikan citra, dan peningkatan nilai perusahaan. Oleh karena itu,
maka dalam penelitian ini akan dianalisis apakah praktik corporate governance
dapat mempengaruhi kinerja perusahaan khususnya profitabilitas perusahaan
tersebut.
Beberapa penelitian terdahulu yang digunakan sebagai acuan penelitian ini
antara lain, penelitian Ridwan Frediawan (2008) yang bertujuan mengukur
pengaruh penerapan Good Corporate Governance terhadap kinerja keuangan pada
PT. Jamsostek Kantor Cabang II Bandung yang memperoleh hasil yaitu
terdapatnya pengaruh Good Corporate Governance terhadap kinerja keuangan
perusahaan yang diukur dengan menggunakan ROI. Penelitian berikutnya
dilakukan oleh Yudha Pranata (2007) dengan pengukuran kinerja keuangan
perusahaan menggunakan NPM dan Diah Kusuma Wardani (2008) yang
menggunakan ROE sebagai pengukuran atas kinerja perusahaan. Hasil yang
diperoleh tidak konsisten antara kedua penelitian tersebut. Hasil penelitian Yudha
Pranata yaitu terdapat pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja
keuangan perusahaan atas diterapkannya Good Corporate Governance, sedangkan
hasil penelitian Diah Kusuma Wardani menunjukkan tidak ada pengaruh langsung
Good Corporate Governance terhadap kinerja keuangan perusahaan. Berdasarkan
uraian tersebut, maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul
”Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance terhadap Profitabilitas pada
B. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan uraian dan penjelasan dari latar belakang yang telah
dikemukakan sebelumnya, maka dirumuskanlah masalah yang menjadi dasar
dalam penyusunan skripsi, yaitu: “apakah terdapat pengaruh penerapan Good
Corporate Governance terhadap Profitabilitas pada perusahaan go public di
Indonesia?”
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah, tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh penerapan
prinsip Good Corporate Governance terhadap Profitabilitas pada perusahaan go
public di Indonesia .
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini selain bermanfaat bagi peneliti, penelitian ini
diharapkan dapat bermanfaat terhadap perusahaan-perusahaan yang diteliti dan
bagi akademisi.
1. Bagi peneliti, penelitian ini bermanfaat untuk mengembangkan wawasan
dan pemahaman yang mendalam berkaitan dengan Good Corporate
Governance serta pengaruhnya terhadap profitabilitas perusahaan.
2. Bagi perusahaan-perusahaan yang diteliti, hasil penelitian ini diharapkan
bermanfaat sebagai bahan referensi akan pendalaman mengenai prinsip
besarnya pengaruh yang dapat ditimbulkan atas pelaksanaan Good
Corporate Governance terhadap profitabilitas perusahaan.
3. Bagi akademisi, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan
referensi untuk penelitian selanjutnya yang lebih mendalam dan
BAB –II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Good Corporate Governance (GCG)
1. Pengertian Good Corporate Governance (GCG)
Good Corporate Governance merupakan suatu aturan mengenai
pengelolaan perusahaan yang perlu diterapkan pada setiap perusahaan terutama
perusahaan publik (BUMN). Menurut Forum for Corporate Governance in
Indonesia (FCGI) (2001:3) pengertian corporate governance adalah:
Seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara pemegang saham, pengurus, pihak kreditur,pemerintah, karyawan serta para pemegang kepentingan intern dan ekstern lainnya sehubungan dengan hak-hak dan kewajiban mereka, atau dengan kata lain suatu sistem yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan. Tujuan corporate governance ialah untuk menciptakan pertambahan nilai bagi semua pihak pemegang kepentingan.
Menurut Hirata dalam Frediawan (2003) , pengertian GCG yaitu hubungan
antara perusahaan dengan pihak-pihak terkait yang terdiri atas pemegang saham,
karyawan, kreditur, pesaing, pelanggan, dan lain-lain. GCG merupakan
mekanisme pengecekan dan pemantauan perilaku manajemen puncak. Good
Corporate governance didefinisikan oleh Monks dan Minow dalam Darmawati
(2005) adalah sebagai hubungan partisipan dalam menentukan arah dan kinerja.
Good Corporate governance didefinisikan oleh IICG (Indonesian institute of
Corporate Governance) sebagai proses dan struktur yang diterapkan dalam
menjalankan perusahaan, dengan tujuan utama meningkatkan nilai pemegang
stakeholders yang lain. Corporate governance juga mensyaratkan adanya struktur
perangkat untuk mencapai tujuan dan pengawasan atas kinerja.
Menurut jurnal World Bank dalam Wardani (2008). Good Corporate
Governance di defenisikan sebagai “The blend of law, regulation and appropriate
voluntary private sector practices, Which enable a corporation to attact financial
and human capital, perform efficiently and thereby prepetuale itself by generating
long term economic value for its shareholders and society of the whole”.
Sementara pengertian Good Corporate Governance yang disimpulkan dalam
GCG Workshop Kantor Meneg PM BUMN (Desember,1999)adalah:
Good Corporate Governance berkaitan dengan pengambilan keputusan yang efektif, yang bersumber dari budaya perusahaan, etika, nilai, sistem, proses, bisnis,kebijakan dan struktur organisasi yang bertujuan untuk mendorong dan mendukung pengembangan perusahaan, pengelolaan sumber daya dan risiko secara lebih efisien dan efektif dan pertanggungjawaban perusahaan terhadap pemegang saham dan stakeholder lainnya
Berdasarkan beberapa defenisi di atas, dapat disimpulkan bahwa GCG
sebagai sebuah governance system yang diharapkan dapat menumbuhkan
keyakinan investor terhadap korporasi melalui mekanisme control and balance
antar berbagai organ dalam korporasi, terutama antar Dewan Komisaris dan
Dewan Direksi (Zaini, 2003)
Dari definisi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa Good Corporate
Governance adalah suatu sistem atau pun peraturan yang mengatur, mengelola,
serta mengawasi perusahaan dalam menjalankan kegiatan perusahaan untuk
2. Sejarah Good Corporate Governance
Konsep Corporate Governance yang komprehensif mulai berkembang
setelah kejadian The New York Stock Exchange Crash pada tanggal 19 Oktober
1987 dimana cukup banyak perusahaan multinasional yang tercatat di bursa efek
New York, mengalami kerugian finansial yang cukup besar. Di kala itu, untuk
mengantisipasi permasalahan intern perusahaan, banyak para eksekutif melakukan
rekayasa keuangan yang intinya adalah bagaimana “menyembunyikan” kerugian
perusahaan atau memperindah penampilan kinerja manajemen dan laporan
keuangan. Yang dilakukan tidak hanya window dressing tetapi juga financial
engineering. Lazimnya pada situasi kondisi bisnis yang kondusif, penyimpangan
kelakuan baik oleh oknum maupun secara kolektif dalam perusahaan sangat
kabur, namun pada saat kesulitan, maka mulailah terbuka segala macam
sumber-sumber penyimpangan (irregularities) dan penyebab kerugian dan kejatuhan
perusahaan, mulai dari kelakuan profiteering, commercial crime, hingga economic
crime.
Dengan kesadaran tinggi untuk meningkatkan daya saing bangsa oleh
segenap negarawan ,cendikiawan dan usahawan, maka dimulailah gerakan untuk
meningkatkan praktik-praktik yang baik dalam perusahaan. Gerakan ini dimulai
dari tokoh-tokoh di Inggris yang dipimpin oleh Sir Adrian Cadburt, yang pada
saat itu sebagai Direktur Bank of England dan mantan COE Group Cadbury.
Sejak terbitnya Cadrury Code of Corporate Governance pada tahun 1992,
semakin banyak institusi yang terus melakukan penyempurnaan dalam
ICGN (International Corporate Governance Network) yang mendorong
Organization for Economic Cooperation and Development (OECD)
mengeluarkan OECD Principles on Corporate Governance. ICGN sangat
berkepentingan dalam implementasi GCG, karena anggota mereka terdiri dari
institusi dana pensiun dan asuransi yang mengelola dana nasabah untuk investasi
jangka panjang. Sejarah singkat GCG ini dikutip dari Yusuf dalam Ridwan
(2008).
3. Prinsip-prinsip Good Corporate Governance
Menurut FCGI terdapat lima prinsip utama yang penting dalam Corporate
Governance yaitu Keadilan (Fairness), Transparansi (Transparency),
Kemandirian (Independency), Akuntabilitas (Accountability), dan
Pertanggungjawaban (Responsibility).
a. Keadilan (Fairness)
Keadilan (Fairness) dimaksudkan untuk menjamin hak-hak
pemegang saham, termasuk pemegang saham minoritas dan para
pemegang saham asing serta menjamin terlaksananya komitmen dengan
para investor. Hak-hak pemegang saham yang harus dilindungi menurut
prinsip GCG menurut OECD yang dikutip oleh Frediawan (2008) yang
terdiri dari hak-hak dasar pemegang saham dan hak untuk berpartisipasi.
1). Hak-hak dasar pemegang saham meliputi hak untuk:
a).memastikan metode registrasi saham yang dimiliki,
c).memperoleh informasi secara teratur dan tepat waktu,
d).berpartisipasi dan memberikan suara dalam RUPS,
e).memilih anggota Komisaris dan Direksi,
f).memperoleh bagian dari keuntungan perusahaan.
2). Para pemegang saham mempunyai hak untuk berpartisipasi,
memperoleh informasi yang cukup, mengambil keputusan yang
berhubungan dengan perubahan-perubahan fundamental perusahaan
seperti perubahan otorisasi untuk penambahan saham dan transaksi yang
luar biasa untuk mempengaruhi hasil penjualan.
a). Para pemegang saham harus memiliki kesempatan untuk
berpartisipasi secara efektif dan memberikan suara dalam RUPS
serta harus diberi informasi tentang aturan-aturan termasuk
prosedur pemberian suara dalam pelaksanaan rapat-rapat
pemegang saham.
b). Struktur permodalan dan peraturannya memungkinkan pemegang
saham tertentu mendapatkan suatu tingkat pengendalian yang
tidak seimbang dengan kepemilikan sahamnya harus
diungkapkan.
c). Pasar untuk pengendalian perusahaan harus dimungkinkan untuk
berfungsi secara efisien dan transparan.
d). Para pemegang saham, termasuk investor institusi harus
Selain hak-hak dasar diatas, Good Corporate Governance juga
memastikan perlakuan yang sama terhadap semua pemegang saham,
termasuk investor asing dan pemagang saham minoritas, yakni sebagai
berikut :
e). semua pemegang saham dengan tingkatan investasi yang sama
harus mendapatkan perlakuan yang sama pula,
f). transaksi orang dalam (insider trading) dan penyalahgunaan
wewenang untuk kepentingan orang dalam sendiri harus
dilarang,
g). anggota Dewan Komisaris dan Direksi serta para menajer harus
mengungkapkan setiap kepentingan yang berbentuk hutang atas
transaksi atau juga hal-hal yang berpengaruh terhadap
perusahaan.
b. Transparansi (Tranparency)
Transparansi adalah adanya pengungkapan yang akurat dan tepat
pada waktunya serta transparansi atas hal penting bagi kinerja perusahaan,
kepemilikan, serta pemegang kepentingan. Untuk menjaga obyektivitas
dalam menjalankan bisnis, perusahaan harus menyediakan informasi yang
material dan relevan dengan cara yang mudah diakses dan dipahami oleh
pemangku kepentingan. Hak-hak para pemegang saham, yang harus diberi
informasi dengan benar dan tepat pada waktunya mengenai perusahaan,
dapat ikut berperan serta dalam pengambilan keputusan mengenai
memperoleh bagian dari keuntungan perusahaan. Pengungkapan yang
akurat dan tepat pada waktunya serta transparansi mengenai semua hal
yang penting bagi kinerja perusahaan, kepemilikan, serta para pemegang
saham (stakeholders). Prinsip ini diwujudkan antara lain dengan
mengembangkan sistem akuntansi (accounting system) yang berbasiskan
standar akuntansi dan best practices yang menjamin adanya laporan
keuangan dan pengungkapan yang berkualitas, mengembangkan
Information Technology (IT) dan Management Information System (MIS)
untuk menjamin adanya pengukuran kinerja yang memadai dan proses
pengambilan keputusan yang efektif oleh Dewan Komisaris dan Direksi,
mengembangkan enterprise risk management yang memastikan bahwa
semua risiko signifikan telah diidentifikasi, diukur, dan dapat dikelola
pada tingkat toleransi yang jelas; mengumumkan jabatan yang kosong
secara terbuka dan hal-hal yang menjadi hak pemegang saham untuk
diketahui.
c. Kemandirian (Independency)
Menurut Iman dan Amin (2002:8), kemandirian adalah sebagai
keadaan dimana perusahaan bebas dari pengaruh ataupun tekanan pihak
lain yang tidak sesuai dengan mekanisme korporasi. Prinsip ini
mengharuskan perusahaan menggunakan tenaga ahli dalam setiap divisi
atau bagian dalam perusahaannya sehingga pengelolaan perusahaan dapat
dipercaya. Prinsip ini juga mengharuskan perusahaan memiliki kebijakan
berlaku. Prinsip kemandirian harus dilaksanakan dengan baik agar
perusahaan tidak mudah terpengaruh oleh pihak-pihak dari dalam ataupun
dari luar perusahaan tidak sesuai dengan peraturan dan hukum yang
berlaku dalam mekanisme korporasi.
d. Akuntabilitas (Accountability)
Akuntabilitas (Accountability) dimaksudkan sebagai prinsip yang
mengatur peran dan tanggungjawab jawab manajemen agar dalam
mengelola perusahaan dapat mempertanggungjawabkan pekerjaannya
serta mendukung usaha untuk menjamin penyeimbangan kepentingan
manajemen dan pemegang saham sebagaimana yang diawasi oleh Dewan
Komisaris. Dewan Komisaris dalam hal ini memberikan pengawasan
terhadap manajemen mengenai kinerja dan pencapaian target return bagi
pemegang saham.
Beberapa karakteristik akuntabilitas yang berkaitan yaitu
pemegang saham, dewan direksi, dewan komisaris, senior manajemen, dan
stakeholder.
1) Pemegang Saham memiliki karakteristik sebagai berikut :
pemegang saham mayoritas yang memiliki kepentingan
pengendalian di dalam perseroan harus menyadari tanggung jawab
pada saat menggunakan pengaruhnya atas manajemen perseroan,
baik dengan menggunakan hak suara ataupun melalui cara lain.
yaitu mereka tidak boleh menyalahgunakan hak mereka menurut
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2) Dewan Direksi memiliki karakteristik sebagai berikut:
a). anggota dewan bertindak dengan dasar informasi yang lengkap,
niat yang baik, penelitian yang cermat dan lebih mementingkan
kepentingan perusahaan dan pemegang saham,
b). dewan harus memastikan ketaatan terhadap hukum dan peraturan
yang berlaku dan kepentingan stakeholder,
c). dewan harus dapat melaksanakan pertimbangan yang objektif
tentang urusan perusahaan secara independent khususnya
terhadap manajemen.
3) Dewan Komisaris memiliki karakteristik sebagai berikut:
dewan komisaris bertanggungjawab dan berwenang mengatasi
tindakan direksi dan memberi nasehat kepada direksi jika dipandang
perlu oleh dewan komisaris. Dewan komisaris juga harus memantau
efektifitas GCG yang diterapkan perseroan dan bilamana diperlukan
penyesuaian.
4) Senior Manajemen yang terdiri dari:
a) akuntan manajemen,
b) audit internal,
c) manajer,
e. Pertanggungjawaban (Responsibility)
Pertanggungjawaban (responsibility) berarti bahwa sebuah
perusahaan harus memenuhi dan mematuhi hukum dan undang-undang
yang berlaku. Termasuk di dalamnya pemeliharaan lingkungan hidup,
hak-hak konsumen, ketenagakerjaan dan sebagainya. Artinya bahwa
perusahaan merupakan bagian dari sebuah budaya sosial dan masyarakat
sehingga sebuah perusahaan tidak tegak secara terisolasi dari berbagai
kepentingan sosial-budaya dan politik kelompok-kelompok lain
(stakeholder). Sebuah perusahaan tidak hanya harus bertanggungjawab
terhadap mereka yang berhubungan langsung dengan perusahan, tetapi
mereka juga tidak berhubugan secara langsung dengannya (Bakrie,2000)
Carol dalam Zaim (2000), mengembangkan suatu konsep piramida
tanggung jawab sosial perusahaan. Piramida ini terdiri atas empat
tanggung jawab perusahaan.
1). Tanggung jawab ekonomis, yaitu sebuah perusahaan haruslah
menghasilkan laba.
2). Tanggung jawab legal, maksudnya dalam mencapai tujuan untuk
mencapai laba sebuah perusahaan harus menaati hukum.
3). Tanggung jawab etis, artinya perusahaan berkewajiban menjalankan
hak yang baik, benar dan adil.
4). Tanggung jawab filantropis, yang mensyaratkan perusahaan untuk
memberi kontribusi kepada publik. Tujuannya adalah meningkatkan
Dari prinsip-prinsip GCG di atas maka dapat disimpulkan bahwa
perusahaan yang menerapkan GCG di dalam pengelolaannya akan selalu
mengutamakan kepentingan pemegang saham, memberikan informasi yang
terbuka kepada semua pihak baik internal maupun eksternal seta mematuhi
hukum-hukum yang berlaku di negara tersebut. Prinsip-prinsip GCG ini juga
mensyaratkan adanya perlakuan yang sama atas saham-saham yang berada dalam
satu tingkatan, melarang prakrik-praktik insider trading dan self dealing, dan
mengharuskan anggota dewan komisaris untuk melakukan keterbukaan jika
menemukan transaksi-transaksi yang yang mengandung benturan kepentingan
(conflict of interest).
4. Tujuan Penerapan Good Corporate Governance
Tujuan penerapan Good Corporate Governance antara lain :
a. mengoptimalkan pemberdayaan sumber daya ekonomis dari sebuah
usaha,
b. melindungi kepentingan pemegang saham dan memperhatikan
kepentingan stakeholder lainnya,
c. meningkatkan iklim investasi nasional,
d. memperbesar keuntungan secara nasional dari sebuah usaha yang
dikelola secara baik. Pencapaian prestasi yang lebih baik dan
penghematan sumber daya dan modal secara ekonomis akan
meningkatkan produktivitas dalam negeri ketika bersaing di pasar
5. Manfaat Penerapan Good Corporate Governance
Penerapan Corporate Governance yang efektif dapat memberikan
kontribusi yang penting dalam memperbaiki kondisi perekonomian, serta
menghindari krisis dan dan kegagalan serupa di masa depan, sebaliknya
Corporate Governance yang tidak efektif merupakan penyebab terjadinya krisis
ekonomi dan kegagalan pada perusahaan-perusahaan.
Dengan melaksanakan Corporate Governance, menurut Forum of
Corporate Governance in Indonesia (FCGI) ada beberapa manfaat yang
diperoleh, antara lain :
a. meningkatkan kinerja perusahaan melalui terciptanya proses
pengambilan keputusan yang lebih baik, meningkatkan efisiensi
operasional perusahaan, serta lebih meningkatkan pelayanan kepada
stakeholder,
b. mempermudah diperolehnya dana pembiayaan yang lebih murah dan
tidak rigid (karena faktor kepercayaan) yang pada akhirnya akan
meningkatkan Corporate Value,
c. mengembalikan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya di
Indonesia,
d. pemegang saham akan puas dengan kinerja perusahaan karena
sekaligus akan meningkatkan shareholder Value dan deviden.
Dari tujuan dan manfaat di atas maka dapat disimpulkan bahwa perusahaan yang
pihak-pihak yang terkait dalam pengelolaan perusahaan dan selalu melaksanakan
kegiatan perusahaan secara efektif dan efisien untuk meningkatkan perekonomian
perusahaan dan pada akhirnya akan meningkatkan kepercayaan publik kepada
perusahaan tersebut.
6. The Indonesian Institute for Corporate Governance
The Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG) yang didirikan
pada tanggal 2 Juni 2000 adalah sebuah lembaga independen yang melakukan
kegiatan diseminasi dan pengembangan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good
Corporate Governance - GCG) di Indonesia. Kegiatan utama yang dilakukan
adalah melaksanakan riset mengenai penerapan GCG, yang hasilnya berupa
Corporate Governance Perception Index (CGPI).
CGPI adalah riset dan pemeringkatan penerapan GCG di perusahaan
publik yang tercatat di BEI. Pelaksanaan CGPI dilandasi oleh pemikiran tentang
pentingnya mengetahui sejauh mana perusahaan-perusahaan publik telah
menerapkan GCG. CGPI diselenggarakan setiap tahunnya, pertama kali yaitu
pada tahun 2001. Pada CGPI ini, selain menjalin kerja sama dengan Majalah
SWA, yang dikenal sebagai salah satu majalah bisnis yang unggul di Indonesia,
IICG juga bekerja sama dengan Komite Nasional Kebijakan Governance
(KNKG).
Cakupan penilaian dan aspek yang diukur dalam CGPI adalah
pengembangan alat ukur yang dimiliki IICG, pedoman dan prinsip GCG yang
diterbitkan OECD dan dari berbagai sumber, serta perangkat hukum yang
meliputi empat tahapan riset yang melibatkan pihak internal dan eksternal
stakeholders perusahaan.
Hasil program riset dan pemeringkatan CGPI adalah penilaian dan
pemeringkatan penerapan GCG pada perusahaan peserta dengan memberikan skor
dan pembobotan nilai berdasarkan acuan yang telah dibuat. Penilaian dilakukan
dengan menggunakan kuesioner. Aspek yang dinilai meliputi Komitmen terhadap
Tata Kelola Perusahaan, Hak Pemegang Saham dan Fungsi Kepemilikan Kunci,
Perlakuan yang Setara terhadap Seluruh Pemegang Saham, Peran Stakeholders
dalam Tata Kelola Perusahaan, Pengungkapan dan Transparansi, dan Tanggung
Jawab Dewan Komisaris dan Dewan Direksi. Tahapan riset berikutnya adalah
penyusunan makalah yang merefleksikan program dan hasil penerapan GCG
sebagai sebuah sistem di perusahaan. Penyusunan makalah dimaksudkan untuk
membantu pihak perusahaan memaparkan upayanya dalam menerapkan GCG
pada saat observasi. Tahapan observasi merupakan kegiatan peninjauan langsung
ke seluruh perusahaan peserta CGPI untuk memastikan praktek penerapan GCG
sebagai sebuah sistem pengelolaan bisnis di perusahaan tersebut. Penilaian CGPI
meliputi empat tahapan tersebut dengan bobot nilai yang berbeda. Bobot penilaian
disajikan dalam tabel 2.1 berikut ini:
Tabel 2.1
Tahapan dan Bobot Penilaian Riset dan Pemeringkatan CGPI
No Tahapan Bobot (%)
1 Self Assessment 20
2 Kelengkapan Dokumen 20
3 Makalah yang merefleksikan program dan hasil 20 penerapan good corporate governance sebagai sebuah
sistem di perusahaan yang bersangkutan
4 Observasi 40
[image:35.595.151.517.615.745.2]Pentahapan atau urutan proses riset dalam pemeringkatan penerapan GCG
dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Self-assessment
Pada tahap ini perusahaan diminta mengisi kuesioner Self-assessment
seputar penerapan konsep CG di perusahaannya.
b. Pengumpulan Dokumen Perusahaan
Pada tahap ini perusahaan diminta untuk mengumpulkan dokumen dan
bukti yang mendukung penerapan CG di perusahaannya. Bagi perusahaan
yang telah mengirimkan dokumen terkait pada penyelenggaraan CGPI
tahun sebelumnya boleh memberikan pernyataan konfirmasi pada
dokumen sebelumnya (kecuali jika terjadi perubahan, maka revisi harus
dilampirkan).
c. Penyusunan Makalah dan Presentasi
Pada tahap ini perusahaan diminta untuk membuat penjelasan kegiatan
perusahaan dalam menerapkan prinsip-prinsip GCG dalam dalam bentuk
makalah dengan memperhatikan sistematik penyusunan yang telah
ditentukan.
d. Observasi ke Perusahaan
Pada tahap ini tim peneliti CGPI akan berkunjung ke lokasi perusahaan
peserta untuk menelaah kepastian penerapan prinsip-prinsip GCG.
Nilai CGPI dihitung dengan menjumlahkan nilai akhir dari setiap tahapan
di atas. Setelah keseluruhan tahapan penilaian CGPI selesai, hasil yang diperoleh
CGPI. Forum Panel ahli terdiri dari Tim Peneliti beserta para pihak yang
kompeten dan memiliki akses informasi tentang perusahaan peserta CGPI.
Keputusan panel ahli akan menghasilkan penyusunan peringkat perusahaan publik
dan BUMN yang layak diberi penghargaan CGPI Award.
Hasil program riset dan pemeringkatan CGPI adalah penilaian dan
pemeringkatan penerapan GCG pada perusahaan peserta dengan memberikan skor
dan pembobotan nilai berdasarkan acuan yang telah dibuat. Pemeringkatan CGPI
didesain menjadi tiga kategori berdasarkan tingkat/level terpercaya yang dapat
dijelaskan menurut skor penerapan. Pemeringkatan CGPI didesain menjadi tiga
kategori berdasarkan tingkat/level terpercaya yang dapat dijelaskan menurut skor
[image:37.595.214.445.423.515.2]penerapan GCG seperti disajikan pada tabel 2.2 berikut ini:
Tabel 2.2
Kategori Pemeringkatan CGPI Skor Level Terpercaya
55-69 Cukup Terpercaya
70-84 Terpercaya
85-100 Sangat Terpercaya Sumber: Laporan CGPI, 2009
B. Profitabilitas Perusahaan 1. Pengertian Profitabilitas
Profitabilitas adalah hasil bersih dari sejumlah kebijakan dan keputusan
perusahaan. Menurut Simamora (2000:528), profitabilitas merupakan suatu
ukuran pokok keseluruhan keberhasilan perusahaan. Sedangkan menurut APB
dapat disimpulkan bahwa profitabilitas adalah ukuran keberhasilan suatu
perusahaan dalam mencapai tujuannya pada suatu periode akuntansi tertentu.
Profitabilitas merupakan faktor yang seharusnya mendapat perhatian
penting karena untuk dapat melangsungkan hidupnya, suatu perusahaan harus
berada dalam keadaan yang menguntungkan (profitable). Profitabilitas dapat
diterapkan dengan menghitung berbagai tolak ukur yang relevan. Salah satu tolak
ukurnya adalah dengan menggunakan rasio keuangan sebagai salah satu alat di
dalam menganalisa kondisi keuangan perusahaan dari hasil operasi dan profit
yang diterima perusahaan.
2. Indikator dalam Perhitungan Profitabilitas
Rasio profitabilitas merupakan aspek fundamental perusahaan, karena
selain memberikan daya tarik yang besar bagi investor yang akan menanamkan
dananya pada perusahaan juga sebagai alat ukur terhadap efektivitas dan effisiensi
penggunaan semua sumber daya yang ada di dalam proses operasional
perusahaan. Hanafi dan Halim (1996) mendefinisikan rasio profitabilitas sebagai
rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan
(profitabilitas) pada tingkat penjualan, aset, dan modal saham tertentu.
Rasio profitabilitas dapat diukur dengan beberapa indikator, yaitu profit
margin, ROA (return on assets), ROE (return on equity), ROI (return on
investment), dan EPS (earning per share).
ROA = x 100%
ROE =
Profit Margin merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
keuntungan dibandingkan dengan penjualan yang dicapai. Rumus yang
biasa digunakan adalah sebagai berikut :
Gross Profit Margin = Laba kotor / Penjualan x 100 %
Profit Margin = EBIT / Penjualan x 100 %
Net Profit Margin = EBIT / Penjualan x 100 %
b. ROA (Return on Asset)
Return on Asset juga sering disebut sebagai rentabilitas ekonomis yang
merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba
dengan semua aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. Dalam hal ini laba
yang dihasilkan adalah laba sebelum bunga dan pajak atau EBIT.
Laba Bersih Total Aktiva
c. ROE (Return on Equity)
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba
berdasarkan modal tertentu.Rasio ini merupakan ukuran profitabilitas
dari sudut pandang pemegang saham.
Rasio ROE bisa dihitung sebagai berikut:
Laba Bersih Modal Saham
d. ROI ( Return on Investment)
Return on Investment merupakan kemampuan perusahaan untuk
yang dikeluarkan. Laba yang digunakan untuk mengukur rasio ini adalah
laba bersih setelah pajak atau EAT. Formula yang digunakan untuk
menghitung ROI adalah sebagai berikut :
ROI = EAT / Total Aktiva
e. Earning Per Share (EPS)
Terkadang pemilik juga menginginkan data mengenai keuntungan yang
diperoleh untuk setiap lembar sahamnya. Keuntungan perlembar saham
biasanya merupakan indikator laba yang diperhatikan oleh para investor
yang merupakan angka dasar yang diperlukan dalam menentukan harga
saham. Earning per share atau laba per lembar saham merupakan ukuran
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan per lembar
saham pemilik. Laba yang digunakan sebagai ukuran adalah laba bagi
pemilik atau EAT.
EPS = EAT / Jumlah lembar saham
3. Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Profitabilitas Perusahaan
Kinerja perusahaan ditentukan sejauh mana keseriusannya dalam
menerapkan good corporate governance. Perusahaan yang terdaftar dalam skor
pemeringkatan corporate governance yang dilakukan oleh IICG telah menerapkan
good corporate governance dengan baik dan secara langsung menaikkan nilai
sahamnya. Semakin tinggi penerapan corporate governance yang diukur dengan
perusahaan dan menghasilkan kinerja perusahaan yang baik. Secara teoritis
praktik good corporate governance dapat meningkatkan kinerja perusahaan,
mengurangi resiko yang mungkin dilakukan oleh dewan direksi dengan keputusan
yang menguntungkan sendiri dan umumnya good corporate governance dapat
meningkatkan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya yang
berdampak terhadap kinerjanya.
C. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Tabel 2.3
Daftar Penelitian Terdahulu
no Peneliti
(tahun penelitian)
Variabel Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian
1. Yuda Pranata (2007) Variabel Independen: Prinsip Good Corporate Governance Variabel Dependen: kinerja keuangan perusahaan yang diukur memakai NPM
Analisis regresi linear sederhana (simple regression)
Hasil penelitian yang dilakukannya terdapat pengaruh yang positif dan s
kinerja keuangan perusahaan
2. Diah Kusuma Wardani (2008) Variabel Independen: Pengaruh Corporate Governance Variabel Dependen: kinerja keuangan perusahaan yang diukur memakai ROE
Analisis regresi linier berganda (multiple regression), uji signifikan parsial (t-test)
Hasil penelitian ini menunjukkan tidak terdapatnya pengaruh langsung dari penerapan corporate governance terhadap kinerja keuangan perusahaan yang terdaftar pada BEJ
3. Ridwan Frediawan (2008) Variabel Independen: Prinsip Good Corporate Governance Variabel Dependen: kinerja keuangan perusahaan yang diukur memakai ROI
Analisis regresi Berganda dan Analisis korelasi Rank Spearman
Hasil penelitisn Ridwan
beberapa penelitian terdahulu yang dijadikan acuan atas penelitian ini
secara rinci dapat dilihat sebagai berikut.
1) Yudha Pranata (2007)
Yudha Pranata melakukan penelitian untuk menguji pengaruh penerapan
Good Corporate Governance terhadap kinerja keuangan perusahaan
dengan mengambil populasi seluruh perusahaan yang berdaftar di BEJ
yang telah melaksanakan penerapan Good Corporate Governance.
Pengambilan sampel menggunakan purposive sampling, yaitu penentuan
sampel dengan target atau pertimbangan tertentu. Metode analisis data yang
digunakan yaitu analisis regresi linear sederhana (simple regression). Hasil
penelitian tersebut menunjukkan pengaruh yang positif dan signifikan
terhadap kinerja perusahaan yang menjadi sampel penelitian. Kinerja
perusahaan dalam hal ini diukur dengan NPM (Net Profit Margin) .
2) Diah Kusuma Wardani (2008)
Penelitian yang dilakukan oleh Diah berjudul “Pengaruh Corporate
Governance terhadap kinerja perusahaan di Indonesia, yang menjadi
sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan yang sudah menerapkan
corporate governance dan terdaftar di Bursa Efek Jakarta tahun 2001,
2002, 2003, 2004 dan 2005, yang masuk dalam pemeringkatan penerapan
corporate governance yang dilakukan oleh (The Indonesian Institute for
Corporate Governance (IICG) berdasarkan skor pemeringkatan CGPI
(Corporate Governance Perception Index). Metode analisis data yang
dalam penelitian ini diukur dengan memakai ROE dan memperoleh hasil
yaitu tidak terdapat pengaruh langsung dari penerapan corporate
governance terhadap kinerja keuangan perusahaan yang terdaftar pada BEJ
yang dikarenakan rendahnya kesadaran emiten menerapkan good
corporate governance. Mereka menerapkan GCG bukan karena kebutuhan,
namun lebih karena kepatuhan terhadap aturan yang ada saja.
3) Ridwan Frediawan (2008)
Penelitian yang dilakukan oleh Ridwan berjudul “Pengaruh Penerapan
Prinsip Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan
Perusahaan (Studi Kasus pada PT. Jamsostek Kantor Cabang II
Bandung)”. Variabel independen yang digunakan adalah Prinsip Good
Corporate Governance, sedangkan variabel dependen adalah kinerja
keuangan perusahaan. Metode penelitian yang digunakan yaitu analisis
regresi berganda dan analisis korelasi Rank Spearman. Hasil penelitian
yang dilakukan tersebut menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan terhadap kinerja keuangan PT. Jamsostek Kantor Cabang II
Bandung karena penerapan prinsip Good Corporate Governance
ditetapkan dan dilaksanakan dengan baik dan menggunakan ROI sebagai
pengukur kinerja keuangan PT. Jamsostek Kantor Cabang II Bandung..
Berdasarkan ketiga penelitian terdahulu, terdapat perbedaan hasil
penelitian antara penelitian Pranata dan Frediawan dengan Wardani dimana
penelitian Pranata dan Frediawan memperoleh hasil yaitu terdapatnya pengaruh
ROI yang dikarenakan diterapkan dan dilaksanakannya GCG, sedangkan
penelitian Wardani menunjukkan hasil tidak terdapatnya pengaruh GCG terhadap
kinerja perusahaan yang diukur dengan ROE.
D. Kerangka Konseptual
Berdasarkan latar belakang penelitian dan tinjauan pustaka, dapat
diketahui bahwa GCG merupakan suatu sistem yang mengatur bagaimana
organisasi dioperasikan dan dijalankan dengan baik karena GCG sebagai sarana
interaksi yang mengatur antar struktur dan mekanisme yang menjamin adanya
kontrol, namun tetap mendorong efisiensi dan kinerja perusahaan. Sebuah
perusahaan akan mengalami peningkatan kinerja jika menerapkan GCG.
Penelitian terdahulu yang menjadi acuan dalam penelitian ini mempunyai hasil
yang tidak sama yang diukur dengan memakai rasio ROE, ROI, dan NPM, oleh
karena itu peneliti tertarik untuk mengukur pengaruh GCG terhadap profitabilitas
perusahaan dengan menggunakan rasio ROA sehingga dirumuskan kerangka
konseptual penelitian ini sebagai berikut :
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Profitabiltas Perusahaan (Y)
Penerapan Good Corporate Governance
Penelitian ini menggunakan penerapan GCG sebagai variabel independen
(variabel X) dan profitabilitas perusahaan sebagai variabel dependen (variabel Y),
yang diukur dengan menggunakan rasio return on assets (ROA).
E. Hipotesis Penelitian
“Hipotesis merupakan jawaban terhadap masalah penelitian yang secara
teoritis dianggap paling mungkin dan paling tinggi tingkat kebenarannya.”
(Sumadi, 2003:21). Dalam penelitian ini, penulis menguji hipotesis sebagai
berikut:
“ terdapat pengaruh penerapan Good Corporate Governance terhadap
BAB III
METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kausal. “Penelitian Kausal
adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel
atau lebih. Hubungan yang dibentuk adalah hubungan sebab akibat” (Sugiyono,
1999:11-12). Dalam penelitian ini akan dilihat pengaruh dari penerapan GCG
terhadap profitabilitas perusahaan.
B. Populasi dan Sampel
Populasi adalah sekelompok entitas yang lengkap, dapat berupa orang,
kejadian, atau benda yang mempunyai karakteristik tertentu. Populasi yang
digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan go publik di Indonesia yang
berjumlah 407 perusahaan. Sampel adalah bagian dari populasi yang digunakan
untuk memperkirakan karakteristik populasi. Pengambilan sampel dalam
penelitian ini menggunakan teknik non Probability Sampling yaitu dengan cara
Purposive Sampling yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan suatu kriteria
tertentu. Kriteria yang digunakan dalam penentuan sampel yaitu :
1. terdaftar di BEI dari tahun 2007 – 2009,
2. terdaftar dalam pemeringkatan CGPI dari tahun 2007 – 2009,
3. menerbitkan laporan keuangan dari tahun 2007 – 2009.
Berdasarkan kriteria tersebut, maka dari 407 perusahaan go publik yang
terdaftar diperoleh 10 perusahaan yang memenuhi kriteria menjadi sampel.
Tabel 3.1
Daftar populasi dan Sampel Penelitian
NO Nama Perusahaan
kriteria
ket
1 2 3
1 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 1
2 PT CIMB Niaga Tbk 2
3 PT Bank Negara Indonesia Tbk x
4 PT Aneka Tambang (persero) Tbk 3
5 PT Telekomunikasi Indonesia Tbk x
6 PT Adhi Karya (persero) Tbk 4
7 PT United Tractor Tbk 5
8 PT Angkasa Pura (persero) x x
9 PT Bakrieland Development Tbk 6
10 Bank Dki 7
11 PT kawasan Berikat Nusantara (persero) x
12 PT Panorama Transportasi Tbk x
13 PT Indocare Citrapasific x x
14 PT BUMI Resources Tbk x
15 PT Elnusa Tbk 8
16
PT Tambang Batubara Bukit Asam (persero)
Tbk 9
17 PT jasa Marga Tbk x
18 PT Asuransi Jasa Indonesia Tbk x
19 PT Garuda Indonesia Tbk x
20 PT Indosat Tbk x
21 PT Bank NISP Tbk x
22 PT Wijaya Karya Tbk x
23 PT BFI Finance Indonesia Tbk x
24 PT Jamsostek (persero) 10
25 PT Pertamina (persero) x x x
26 PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk x
27 PT Astra Graphia Tbk x
28 PT Kalbe Farma Tbk x
29 PT Bank Permata Tbk x
30 PT Pelabuhan Indonesia II (persero) x x x
C. Jenis dan Sumber Data
Peneliti menggunakan data sekunder dalam penelitian ini. “Data sekunder
adalah data yang telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan
dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data” (Erlina, 2008:24). Data yang
sejumlah perusahaan di Indonesian Capital Market Directory (ICMD) tahun
2007–2009. Data penelitian bersifat pooling yaitu gabungan dari data time series
dan data cross sectional selama periode pengamatan tahun 2007–2009 untuk
beberapa perusahaan yang terpilih menjadi sampel penelitian.
Data penelitian berupa:
1. Data nama perusahaan yang termasuk dalam pemeringkatan CGPI yang
dilakukan oleh IICG selama tahun 2007–2009.
2. Data perusahaan berupa data besarnya nilai ROA dari masing-masing
perusahaan.
D. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang
dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Tujuan yang diungkapkan
dalam bentuk hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap pertanyaan
penelitian. Jawaban itu masih perlu diuji secara empiris, dan untuk maksud itulah
diperlukan pengumpulan data. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
data sekunder.
Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah dengan
menggunakan metode dokumentasi, yaitu pengumpulan data yan dilakukan
dengan mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang akan diteliti. Data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari Indonesian
E. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Sesuai dengan judul penelitian ini, yaitu “Pengaruh Penerapan Good
Corporate Governance terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Go Public di
Indonesia”, maka terdapat dua jenis variabel penelitian, yaitu variabel independen
dan variabel dependen. Variabel Penerapan GCG merupakan variabel independen
karena tidak dipengaruhi variabel lain. Variabel ini diukur berdasarkan niliai
Corporate Governance Perception Index yang diterbitkan oleh IICG dan
menggunakan skala interval sebagai pengukurannya, sedangkan variabel
profitabilitas perusahaan merupakan variabel dependen karena dipengaruhi
variabel lain dalam model penelitian. Profitabilitas perusahaan diukur dengan
menggunakan rasio return on assets (ROA). Skala yang digunakan adalah skala
rasio. Secara ringkas definisi operasional dan pengukuran masing-masing variabel
Tabel 3.2 Definisi Operasional Jenis Variabel Nama
Variabel
Definisi Indikator Pengukuran
Independen Penerapan GCG Penerapan sistem ataupun peraturan yang mengatur, mengelola, serta mengawasi perusahaan dalam menjalankan kegiatan perusahaan untuk mendapatkan nilai tambah bagi pemegang saham ataupun stakeholder lainnya Corporate Governance Perception Index
Skor Level Terpercaya 55-69 Cukup Terpercaya 70-84 Terpercaya 85-100 Sangat Terpercaya
Skala Interval
dependen Profitabili tas Perusahaa n penghasilan yang diinginkan oleh perusahaan dalam menjual produknya pada periode akuntansi tertentu ROA = Laba bersih setelah pajak × 100% Rata-rata total aktiva Rasio
Sumber : Peneliti
F. Metode Analisis Data
Alat uji yang dugunakan dalam menguji hipotesis adalah regresi linier
sederhana. “Regresi linier sederhana didasarkan pada hubungan fungsional
ataupun kausal satu variabel independen dengan satu variabel dependen”
(Sugiyono,2007:204). Sebelum melakukan analisis data terlebih dahulu dilakukan
1. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik yang digunakan adalah sebagai berikut:
a. Uji Normalitas
“uji ini berguna untuk tahap awal dalam metode pemilihan analisis
data. Jika data normal, gunakan statistik parametrik dan jika data tidak
normal gunakan statistik non parametrik atau lakukan treatment agar data
normal” (Erlina 2008:104).
Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal
atau tidak yaitu dengan menggunakan analisis grafik dan analisis statistik.
1) Analisis Grafik
Cara yang digunakan adalah dengan melihat normal probability plot
yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal.
Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal dan plotnya
data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi
residual normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya
akan mengikuti garis diagonalnya.
2) Analisis Statistik
Uji statistik yang digunakan untuk menguji normalitas data adalah uji
Kolmogorov-Smirnov (K-S) dengan α = 5% ketentuannya adalah:
a) Nilai Sig. < 0,05, maka data tidak normal.
b. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi akan muncul bila data yang dipakai adalah data runtut
waktu (time series). “Autokorelsi akan muncul bila data sesudahnya merupakan
fungsi dari data sebelumnya atau dat sesudahnya memiliki korelasi yang tinggi
dengan data sebelumnya pada data runtut waktu dan besaran data sangat
tergantung pada tempat data tersebut terjadi.”(Ghozali, 2005:175). Untuk
mendeteksi adanya autokorelasi bisa digunakan tes Durbin Watson (DW).
Deteksi autokorelasi dengan cara ini dimulai dengan menghitung nilai d, setelah
nilai d diketemukan maka tahapan berikutnya adalah menentukan nilai du dan
dl dengan menggunakan table Durbin Watson.
Kriteria :
du < d < 4-du = Tidak ada autokorelasi
d < dl = Terdapat autokorelasi positif
d- 4-dl = Terdapat autokorelasi negatif
dl < d < du = Tidak ada keputusan tentang autokorelasi
4-du < d < 4-dl Tidak ada keputusan tentang autokorelasi (Hadi, 2006:176)
“salah satu cara untuk mengatasi adanya masalah autokorelasi (bila ada) adalah
dengan cara menambahkan satu variabel baru, yaitu variabel lag – 1” (Hadi,
2006:176).
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah adalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan
terjadi heterokedastisitas. Menurut Ghozali (2005 : 105), cara untuk mendeteksi
ada atau tidaknya heteroskedastisitas antara lain dengan melihat grafik plot
antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residual
SRESID. Deteksi ada tidaknya heteroskedaktisitas dapat dilakukan dengan
melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan
ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah
residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di-studentized.
Dasar analisis :
a) jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola
tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit),
maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas,
b) jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik melebar di atas dan di
bawah angaka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
Selain itu, untuk mengetahui adanya masalah heteroskedastisitas ini dapat
menggunakan korelasi jenjang Spearman, maka harus menghitung nilai korelasi
untuk setiap variabel independen terhadap nilai residu, baru kemudian dicari
tingkat signifikansinya. Park dan Glejser test memiliki dasar tes yang sama
yaitu meregresikan kembali nilai residu ke variabel independen. Cara untuk
mengurangi masalah heteroskedastisitas adalah menurunkan besarnya rentang
(range) data. Cara yang bisa dilakukan untuk menurunkan rentang data adalah
melakukan transformasi (manipulasi) logaritma. Tindakan ini bisa dilakukan
2. Pengujian Hipotesis
a. Persamaan regresi linier sederhana pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
Y=a+bX+e
Keterangan:
Y = Profitabilitas Perusahaan
X = Penerapan Good Corporate Governance
a = Konstanta
b = Koefisien Regresi
e = Error (Tingkat Kesalahan)
b. Uji Signifikansi Parsial (t-test)
Pengujian ini dilakukan untuk melihat besarnya nilai variabel
dependen dengan menggunakan t-test yaitu pengujian yang dilakukan untuk
melihat ada tidaknya pengaruh secara signifikan dari variabel independen
terhadap variabel dependen. Variabel independen dikatakan memiliki
pengaruh terhadap variabel dependen apabila variabel tersebut memiliki
nilai signifikansi (sig) dibawah 0,05.
Hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut:
“terdapat pengaruh penerapan Good Corporate Governance terhadap
H. Jadwal dan Waktu Penelitian
Tabel 3.3
Jadwal dan Waktu Penelitian
BAB IV
ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Analisis Hasil Penelitian
1. Hasil Uji Asumsi Klasik
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis maka terlebih dahulu
dilakukan uji asumsi klasik. Uji ini terdiri dari uji normalitas data, uji
autokorelasi, dan uji heteroskedastisitas. Di bawah ini diuraikan hasil dari
uji-uji tersebut.
a. Hasil Uji Normalitas Data
Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah dalam
model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi
normal. Jika asumsi ini dilanggar atau tidak dipenuhi maka uji statistik
menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Cara yang digunakan
adalah dengan menggunakan analisis grafik dan analisis statistik pada
ketiga fungsi sesuai dengan jumlah variabel dependennya.
Dalam analisis grafik, dilakukan dengan melihat grafik histogram
dan normal probability plot. Sedangkan dalam analisis statistik dilakukan
dengan alat uji Kolmogorov Smirnov. Apabila nilai signifikasi lebih besar
dari 0,05 maka data itu terdistribusi normal. Jika nilai signifikansinya
Tabel 4.1 Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 30
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation .10770179
Most Extreme Differences Absolute .257
Positive .257
Negative -.223
Kolmogorov-Smirnov Z 1.410
Asymp. Sig. (2-tailed) .038
a. Test distribution is Normal.
Sumber: Hasil Olah Data SPSS oleh Penulis, 2010
Dari hasil pengolahan data pada tabel 4.1 diperoleh besarnya nilai
Kolmogorov-Smirnov adalah 1,410 dan signifikan pada 0, 038. Nilai
siginifikansi lebih kecil dari 0,05 yang berarti data residual tidak
berdistribusi normal. Data yang tidak berdistribusi normal dapat
disebabkan oleh adanya data yang outlier, yaitu data yang memiliki nilai
yang sangat menyimpang dari nilai data lainnya. Beberapa cara mengatasi
data outlier yaitu:
− lakukan transformasi data ke bentuk lainnya,
− lakukan trimming, yaitu membuang data outlier,
− lakukan winsorizing, yaitu mengubah nilai data yang outlier ke suatu nilai
Untuk mengubah nilai residual agar berdistribusi normal, telah
dilakukan transformasi data ke model logaritma natural (Ln) dari
Profitabilitas Perusahaan = f(GCG, ROA) menjadi Ln_Profitabilitas
Perusahaan = f(Ln_GCG, Ln_ROA). Setelah data menjadi normal,
kemudian data diuji ulang berdasarkan asumsi normalitas. Berikut ini hasil
pengujian dengan Kolmogorov-Smirnov setelah proses transformasi.
Berdasarkan tabel 4.2, dapat dilihat bahwa nilai signifikansi variabel
independen dan variabel dependen ROA menunjukkan data terdistribusi
secara normal, karena hasil signifikansinya adalah 0,660 yaitu di atas nilai
signifikansi 0,05 dengan kata lain variabel residual berdistribusi normal.
Hasil uji normalitas juga dapat dilihat dari grafik histogram yang disajikan
pada gambar 4.1 dan normal probability plot yang disajikan pada gambar
[image:58.595.166.513.341.480.2]4.2 berikut in