BAB IV. PENGOLAHAN DATA DAN PEMBAHASAN
4.4. Tahap Improve
Desain Eksperimen yang digunakan dalam skripsi ini adalah DOE Satu Faktor, yaitu ANOVA (Analysis of Variance) dan Perbandingan Berpasangan. Variabel input (faktor) yang digunakan adalah Radius Bending dan Diameter Nominal, sedang variabel output (respon) adalah Ovality.
a. Desain Eksperimen Radius Bending dengan Ovality
Minitab Project Report One-way ANOVA: Ovality versus Radius Bending Source DF SS MS F P Radius Bending 3 103.355 34.452 89.73 0.000 Error 44 16.895 0.384
Total 47 120.250
S = 0.6197 R-Sq = 85.95% R-Sq(adj) = 84.99%
Individual 95% CIs For Mean Based on Pooled StDev
Level N Mean StDev ---+---+---+---+ 80 12 5.2967 1.0805 (--*--) 160 12 3.6583 0.5793 (--*--) 300 12 1.8350 0.1294 (--*--) 500 12 1.7292 0.1270 (--*--) ---+---+---+---+ 2.4 3.6 4.8 6.0 Pooled StDev = 0.6197
Dunnett's comparisons with a control Family error rate = 0.05
Individual error rate = 0.0191 Critical value = 2.43
Control = level (300) of Radius Bending
Intervals for treatment mean minus control mean
Level Lower Center Upper ---+---+---+---+--- 80 2.8462 3.4617 4.0771 (----*----) 160 1.2079 1.8233 2.4388 (----*----)
500 -0.7213 -0.1058 0.5096 (----*----)
---+---+---+---+--- 0.0 1.2 2.4 3.6 Fisher 95% Individual Confidence Intervals
All Pairwise Comparisons among Levels of Radius Bending Simultaneous confidence level = 80.20%
Radius Bending = 80 subtracted from: Radius
Bending Lower Center Upper +---+---+---+--- 160 -2.1482 -1.6383 -1.1285 (--*-)
300 -3.9715 -3.4617 -2.9518 (--*-) 500 -4.0773 -3.5675 -3.0577 (-*--)
+---+---+---+--- -4.0 -2.0 0.0 2.0
Radius Bending = 160 subtracted from: Radius
Bending Lower Center Upper +---+---+---+--- 300 -2.3332 -1.8233 -1.3135 (--*-)
500 -2.4390 -1.9292 -1.4193 (-*--)
+---+---+---+--- -4.0 -2.0 0.0 2.0 Radius Bending = 300 subtracted from:
Radius
Bending Lower Center Upper +---+---+---+--- 500 -0.6157 -0.1058 0.4040 (-*--)
+---+---+---+--- -4.0 -2.0 0.0 2.0
Pembahasan:
ANOVA
Pada desain eksperimen di atas, nilai α yang digunakan adalah 5 % (0,05). Kemudian, analisis di atas menunjukkan bahwa value adalah sebesar 0. Karena
p-value < α, maka dapat disimpulkan bahwa variabel faktor (radius bending)
berpenga-ruh terhadap variabel respon (ovality). Selain itu, nilai F ternyata sebesar 89,73, sedangkan apabila dilihat dari Tabel Lampiran 4, nilai F(α; a-1, N-a) atau F(0,05; 11, 36)
adalah 2,08. Jadi F > F(0,05; 11, 36), sehingga hipotesis awal ditolak atau dengan kata lain radius bending memiliki pengaruh yang cukup signifikan terhadap ovality pipa yang di-bending.
Perbandingan Berpasangan Uji Dunnett
Uji ini menggunakan level kontrol radius bending 300 mm dan tingkat kesalahan 5 %. Output menunjukkan nilai kritis sebesar 2,43. Apabila perbedaan rata-rata antara level faktor dengan rata-rata level kontrol berada di atas nilai kritis, maka kesimpulannya adalah ada perbedaan rata-rata ovality yang cukup signifikan antara level faktor dengan level kontrol.
Level faktor Perbedaan dgn level kontrol 300 mm Keterangan 80 3,4617 Perbedaan rata-rata ovality
cukup signifikan. 160 1,8233
500 -0,1058
Antarlevel tidak memiliki perbedaan rata-rata ovality yang berarti.
Selain itu jika dilihat dari interval rata-rata (antara nilai lower dan upper) maka terdapat interval yang memuat nilai nol yaitu pada level faktor 500 mm. Sedangkan pada level faktor 80 mm dan 160 mm tidak mencakup nilai nol. Hal ini berarti level faktor di atas mempunyai perbedaan dengan rata-rata ovality pada level kontrol radius 300 mm. Kesimpulannya adalah radius bending berpengaruh terhadap perubahan ovality dari pipa.
Uji Fisher
Aturan keputusan dalam menginterpretasikan Uji Fisher ini tidak berbeda jauh dengan Uji Dunnett, yaitu apabila interval rata-rata untuk sepasang level faktor yang dibandingkan memuat bilangan nol maka keputusannya adalah ke-duanya memiliki rata-rata ovality yang sama.
Hasil Uji Fisher menunjukkan bahwa dari ketiga perbandingan berpasangan yang telah dilakukan, hanya antara level 300 mm dengan 500 mm yang memiliki rata-rata ovality yang sama. Sedangkan antara 300 mm dengan 80 mm dan 160 mm rata-rata ovality-nya berbeda. Jadi dapat disimpulkan bahwa variabel radius
bending berpengaruh terhadap variabel ovality.
Kesimpulan:
Hasil dari dua pengujian di atas (ANOVA dan Perbandingan Berpasangan) menunjukkan bahwa radius bending ternyata cukup berpengaruh terhadap ovality pipa.
b. Desain Eksperimen Diameter Nominal dengan Ovality
Minitab Project Report
One-way ANOVA: Ovality by Dn versus Diameter Nominal Source DF SS MS F P Diameter Nominal 3 106.758 35.586 106.36 0.000 Error 44 14.722 0.335
Total 47 121.480
Individual 95% CIs For Mean Based on Pooled StDev
Level N Mean StDev ---+---+---+---+ 38.1 12 5.2967 1.0805 (--*--) 50.8 12 1.7033 0.1722 (--*--) 63.5 12 2.2267 0.3538 (--*-) 76.2 12 1.7292 0.1270 (-*--) ---+---+---+---+ 2.4 3.6 4.8 6.0 Pooled StDev = 0.5784
Dunnett's comparisons with a control Family error rate = 0.05
Individual error rate = 0.0191 Critical value = 2.43
Control = level (38.1) of Diameter Nominal Intervals for treatment mean minus control mean
Level Lower Center Upper ---+---+---+---+--- 50.8 -4.1679 -3.5933 -3.0188 (---*---)
63.5 -3.6445 -3.0700 -2.4955 (---*---) 76.2 -4.1420 -3.5675 -2.9930 (---*---)
---+---+---+---+--- -4.00 -3.50 -3.00 -2.50 Fisher 95% Individual Confidence Intervals
All Pairwise Comparisons among Levels of Diameter Nominal Simultaneous confidence level = 80.20%
Diameter Nominal = 38.1 subtracted from: Diameter
Nominal Lower Center Upper ---+---+---+---+-- 50.8 -4.0693 -3.5933 -3.1174 (--*--)
63.5 -3.5459 -3.0700 -2.5941 (---*--) 76.2 -4.0434 -3.5675 -3.0916 (--*--)
---+---+---+---+-- -3.0 -1.5 0.0 1.5 Diameter Nominal = 50.8 subtracted from:
Diameter
Nominal Lower Center Upper ---+---+---+---+-- 63.5 0.0474 0.5233 0.9993 (--*---) 76.2 -0.4501 0.0258 0.5018 (--*--)
---+---+---+---+-- -3.0 -1.5 0.0 1.5 Diameter Nominal = 63.5 subtracted from:
Diameter
Nominal Lower Center Upper ---+---+---+---+-- 76.2 -0.9734 -0.4975 -0.0216 (--*--)
---+---+---+---+-- -3.0 -1.5 0.0 1.5
Pembahasan:
ANOVA
Pada desain eksperimen di atas, nilai α yang digunakan adalah 5 % (0,05). Kemudian, analisis di atas menunjukkan bahwa value adalah sebesar 0. Karena
p-value < α, maka dapat disimpulkan bahwa variabel faktor (diameter nominal)
ber-pengaruh terhadap variabel respon (ovality). Selain itu, nilai F ternyata sebesar 106,36, sedangkan apabila dilihat dari Tabel Lampiran 4, nilai F(α; a-1, N-a) atau F(0,05; 11, 36) adalah 2,08. Jadi F > F(0,05; 11, 36), sehingga hipotesis awal ditolak atau dapat diinterpretasikan bahwa diameter nominal berpengaruh terhadap ovality pipa bending. Perbandingan Berpasangan
Uji Dunnett
Uji ini menggunakan level kontrol diameter nominal 38,1 mm dan tingkat kesalahan 5 %. Output menunjukkan nilai kritis sebesar 2,43.
Level faktor Perbedaan dgn level kontrol 38,1 mm Keterangan 50,8 -3,5933
63,5 -3,07 76,2 -3,5675
Tidak melampaui nilai kritis: Antarlevel tidak memiliki perbedaan rata-rata ovality yang berarti.
Selain dilihat dari nilai center, dari interval rata-rata (antara nilai lower dan
upper) terlihat bahwa ketiganya tidak mencakup nilai nol. Hal ini berarti semua
level faktor di atas tidak memiliki perbedaan yang cukup signifikan dengan rata-rata ovality pada level kontrol diameter nominal 38,1 mm. Kesimpulannya adalah diameter nominal tidak berpengaruh terhadap perubahan ovality dari pipa.
Uji Fisher
Hasil Uji Fisher menunjukkan bahwa dari ketiga perbandingan berpasangan yang telah dilakukan, salah satu pasangan—yaitu 50,8 dan 76,2—ternyata memuat nilai nol. Berarti antara keduanya tidak memiliki perbedaan rata-rata
ovality yang mencolok. Selanjutnya hasil Uji Fisher di atas dapat diringkas
Kesamaan Rata-rata Ovality
A B C
38,1 63,5 50,8
76,2
Jadi dapat disimpulkan bahwa diameter nominal tidak terlalu berpengaruh terhadap variabel ovality.
Kesimpulan:
Hasil dari dua pengujian di atas (ANOVA dan Perbandingan Berpasangan) menunjukkan bahwa diameter nominal ternyata pengaruhnya sangat kecil terhadap
ovality pipa.